Anda di halaman 1dari 43

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (ASN), ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
yang bekerja pada instansi pemerintah. Fungsi pegawai ASN adalah
melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina
kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil, dalam memenuhi kebutuhan
tersedianya Pegawai Negeri Sipil demi pelayanan publik, maka
dilakukan perencanaan dalam manajemen PNS untuk fungsi
manajemen kepegawaian yang berisikan mengenai sistematis tentang
penyusunan, pengadaan sampai dengan perlindungan pegawai.
Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara
(LAN) RI Nomor 12 tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar (Latsar)
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), maka penyelenggaraan Latsar
CPNS diharapkan dapat membentuk Calon Pegawai Negeri Sipil yang
profesional sehingga mampu melaksanakan tugas jabatannya secara
efektif dan efisien. Pelatihan Dasar CPNS ini dilaksanakan dalam
rangka pembentukan karakter PNS dan membentuk kemampuan
bersikap dan bertindak profesional mengelola tantangan dan masalah
keragaman sosial kultural dengan menggunakan perspektif whole of
government atau one government yang didasari nilai-nilai dasar PNS
berdasarkan kedudukan dan peran PNS dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) pada setiap pelaksanaan tugas jabatannya
sebagai pelayan masyarakat berlandaskan dengan nilai-nilai dasar

Kegiatan
2

Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti


Korupsi (ANEKA).

Masyarakat dewasa ini semakin cerdas dan kritis dalam


memberikan tuntutan terhadap mutu pelayanan khususnya pelayanan
kesehatan agar semakin meningkat, baik yang bersifat preventif,
promotif, kuratif, maupun rehabilitatif. Pelayanan kesehatan yang
bermutu memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas.
Sebagai dokter yang bekerja di Puskesmas, tugas utama adalah
memberikan pelayanan medis rawat jalan secara baik dan
komprehensif. Salah satu tugas dan fungsi seorang dokter adalah
mampu memberikan pelayanan gizi.
Pelayanan gizi dilakukan untuk mewujudkan perbaikan gizi pada
seluruh siklus kehidupan dengan prioritas kepada kelompok yang
rawan gizi. Salah satu kelompok rawan gizi adalah bayi dan balita.
Pelayanan gizi selain di fasilitas kesehatan juga biasa dilakukan di
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang merupakan salah satu
bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang
dikelola dari, oleh, untuk, dan bermasyarakat, guna memberdayakan
masyarakat, dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar.
Seribu hari pertama kehidupan sejak janin masih dalam
kandungan hingga anak berusia dua tahun adalah periode penting
dalam menentukan kesehatan pertumbuhan dan perkembangan saraf
yang optimal. Pada manusia, pertumbuhan otak paling cepat terjadi
pada dua tahun pertama kehidupan, itulah sebabnya nutrisi berperan
penting dalam periode ini. Gizi yang cukup menjamin kesehatan,
pertumbuhan,dan perkembangan anak sesuai potensi mereka.
Kekurangan gizi dapat meningkatrkan risiko penyakit, menghambat
perkembangan mental dan pertumbuhan fisik. Kekurangan gizi
berkepanjangan di periode ini juga akan menyebabkan stunting.
3

Masalah gizi utama yang dihadapi Indonesia adalah kejadian


balita stunting. Stunting didefinisikan sebagai kondisi anak usia 0 – 59
bulan, dimana tinggi badan menurut umur berada di bawah minus 2
Standar Deviasi (<-2SD) dari standar median WHO. Lebih lanjut
dikatakan bahwa stunting akan berdampak dan dikaitkan dengan
proses kembang otak yang terganggu, dimana dalam jangka pendek
berpengaruh pada kemampuan kognitif. Jangka panjang mengurangi
kapasitas untuk berpendidikan lebih baik dan hilangnya kesempatan
untuk peluang kerja dengan pendapatan lebih baik. Balita stunting
termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor
seperti kondisi kurangnya gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan
bayi tidak mendapatkan gizi terbaik : ASI (Air Susu Ibu) ekslusif dan
MPASI (Makanan Pendamping ASI) yang tepat.
Pada tahun 2017 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia
mengalami stunting, berasal dari Asia (55%) sedangkan lebih dari
sepertiganya (39%) tinggal di Afrika. Dari 83,6 juta balita stunting di
Asia, proporsi terbanyak berasal dari Asia Selatan (58,7%) dan
proporsi paling sedikit di Asia Tengah (0,9%). Prevalensi balita pendek
di Indonesia cenderung statis. Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan prevalensi balita pendek di
Indonesia sebesar 36,8%. Pada tahun 2010, terjadi sedikit penurunan
menjadi 35,6%. Berdasarkan hasil PSG tahun 2015, prevalensi balita
pendek di Indonesia adalah 29%. Angka ini mengalami penurunan
pada tahun 2016 menjadi 27,5%. Namun prevalensi balita pendek
kembali meningkat menjadi 29,6% pada tahun 2017
Di Puskesmas Bintang Ara, angka stunting pada tahun 2017
masih cukup tinggi yaitu sebesar 31,6%. Angka ini melebihi dari target
nasional, dimana angka stunting per tahunnya tidak boleh lebih dari
30%. Tingginya angka stunting disebabkan beberapa faktor, seperti
kurangnya pengetahuan orang tua tentang stunting dan
4

pencegahannya, kondisi perekonomian keluarga serta belum


optimalnya pelayanan gizi di fasilitas kesehatan.
Salah satu indikator baiknya pelayanan gizi yang ada di
Posyandu adalah cakupan D/S (Datang per Sasaran) yang akan
menentukan tingkat kehadiran sasaran bayi dan balita yang terpantau
status gizinya di posyandu.
Pada bulan Agustus 2019 didapatkan data 543 balita yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Bintang Ara, namun hanya 369 balita yang
datang ke Posyandu. Dari 369 balita yang datang, sebanyak 133
orang balita mengalami stunting. Jika dilihat dari data ini, cakupan D/S
masih rendah, yaitu hanya sebesar 63% dari sasaran 97%. Padahal,
dengan balita rutin ditimbang ke posyandu adalah salah satu bentuk
pelayanan gizi untuk mendeteksi terjadinya malnutrisi termasuk
stunting sehingga bisa di cegah ataupun ditatalaksana dengan cepat.
Oleh karena itu, peningkatan mutu pelayanan gizi harus selalu
ditingkatkan. Peningkatan ini harus melibatkan dokter, perawat, bidan,
petugas gizi, dan tenaga kesehatan lainnya.
Peran dokter umum sebagai ujung tombak di pelayanan
kesehatan primer menjadi sangat penting, karena pelayanan tidak
hanya bersifat kuratif tetapi juga harus bersifat promotif, preventif dan
rehabilitatif. Namun, pengelolaan stunting juga memerlukan peran
serta tenaga kesehatan lain. Pasien dan keluarga juga mempunyai
peran yang penting, sehingga perlu mendapatkan edukasi untuk
memberikan pemahaman mengenai perjalanan penyakit,
pencegahan, penyulit, dan komplikasi dari stunting. Pemahaman yang
baik akan sangat membantu meningkatkan keikutsertaan keluarga
dalam upaya pencegahan stunting guna mencapai hasil yang lebih
baik.
5

B. Tujuan dan Manfaat


1) Tujuan umum
Tujuan umum dari penulisan Aktualisasi Nilai Dasar ini
andalah untuk memahami, memaknai, mengaktualisasikan dan
melayani masyarakat dengan baik dan maksimal dengan memiliki
nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi.
2) Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan Aktualisasi Nilai Dasar ini
adalah untuk mengoptimalkan pelayanan gizi di posyandu wilayah
kerja Puskesmas Bintang Ara dalam upaya pencegahan stunting.
3) Manfaat
1. Manfaat bagi penulis
Dalam hal ini manfaat yang dapat diberikan dari penulisan
laporan rancangan aktualisasi adalah penulis akan dapat
mengidentifikasikan nilai-nilai dasar profesi ASN pada setiap
kegiatan yang dilakukan di Puskesmas Bintang Ara. Sehingga
penulis bisa memberikan output yang berkualitas bagi instansi dan
masyarakat.
2. Manfaat bagi Organisasi
Organisasi yang berhasil dapat dinilai dari tercapainya visi
misi organisasi. Dengan adanya laporan rancangan aktualisasi ini,
maka penulis berharap akan terlaksananya tata kelola organisasi
yang baik yang bersumber dari nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi).
Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat membantu terwujudnya
visi dan misi Puskesmas Bintang Ara.
3. Manfaat bagi Masyarakat
Dengan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
6

Mutu, dan Anti Korupsi) dalam setiap kegiatan atau pekerjaan


yang dilakukan maka dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Selain itu, penulis berharap dengan adanya
kegiatan ini, pelayanan gizi di posyandu wilayah kerja Puskesmas
Bintang Ara dapat dioptimalkan agar kunjungan balita ke
posyandu dapat meningkat hingga pada akhirnya deteksi dini dan
pencegahan stunting dapat dilakukan.
C. Isu Aktual
Berdasarkan tugas pokok sebagai seorang dokter umum untuk
memberikan pelayanan kesehatan secara komprehensif baik bersifat
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan untuk meningkatkan
pelayanan publik serta hasil konsultasi dengan mentor, didapatkan
bahwa pelayanan gizi di posyandu wilayah kerja Puskesmas Bintang
Ara masih belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya cakupan
D/S sehingga menyebabkan tidak diketahuinya angka stunting secara
pasti. Berdasarkan hal tersebut, isu aktual yang akan diangkat penulis
adalah belum optimalnya pelayanan gizi dalam upaya mencegah
stunting di Posyandu.
Dari isu tersebut, maka diambil judul aktualisasi “Optimalisasi
Pelayanan Gizi Melalui Pojok Konseling Tepat MPASI dalam Upaya
Pencegahan Stunting di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Bintang Ara
Kabupaten Tabalong.”.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi akan
dilaksanakan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Bintang Ara,
Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan pada bulan
November 2019.
Kegiatan aktualisasi ini saya terapkan dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsi sebagai Dokter dengan menerapkan nilai –
nilai dasar ASN yaitu: nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, dan anti korupsi.
7

Adapun pelayanan yang diberikan meliputi tupoksi dokter


umum, penugasan oleh atasan maupun inisiatif dari Dokter umum itu
sendiri, dengan rencana kegiatan:
1. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita. (tupoksi)
2. Melakukan pojok “KOPASI” (Konseling Tepat MPASI) yang
terintegrasi dengan kegiatan pos pelayanan terpadu (posyandu).
(inisiatif)
3. Melakukan Penyuluhan Medik “Tepat MPASI Cegah Stunting”
(tupoksi)
4. Melakukan demo masak “Tepat MPASI” (inisiatif)
5. Membuat Booklet Resep MPASI (inisiatif)
6. Membuat kelompok kader asuh bayi dan balita (inisiatif)
7. Melakukan home visit pada bayi dan balita yang tidak datang ke
posyandu tiga kali berturut-turut (inisiatif)
8

BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Profil Puskesmas Bintang Ara

1. Identitas Puskesmas
Puskesmas Bintang Ara terletak di Jl. Simpang Tiga Rantau Jari Desa
Bintang Ara berjarak + 45 km dari kota Tanjung/ Dinas Kesehatan
Kabupaten, berjarak + 42 km dari RSU Badaruddin Tanjung, dan + 280
-an Km dari RSU Ulin Banjarmasin. Berdasarkan SK Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Tabalong nomor 063 tahun 2007 tanggal 01 Mei
2007 tentang penetapan Puskesmas Bintang Ara sebagai unit pelayanan
Kesehatan di wilayah kerja Kecamatan Bintang Ara Kabupaten Tabalong.

Gambar 2.1 Gambar Puskesmas Bintang Ara

Secara geografis wilayah kerja Puskesmas di sepanjang Jalur sungai


Tabalong dengan batas-batas wilayah

- Sebelah utara : Kecamatan Muara Uya dan Provinsi


Kalimantan Tengah
- Sebelah timur : Kecamatan Haruai
- Sebelah selatan : Kecamatan Haruai dan Kecamatan Tanjung
9

- Sebelah barat : Propinsi Kalimantan Tengah

Luas wilayah kerja Puskesmas Bintang Ara adalah 147,5 Km2.


Wilayah kerja Puskesmas Bintang Ara terdiri dari 6 Desa yaitu Waling,
Usih, Bintang Ara, Argo Mulyo, Burum dan Bumi Makmur. Wilayah kerja
terluas adalah desa Bintang Ara 37,5 km2, desa Burum 30.0 km2 dan
wilayah terkecil adalah Desa Argo Mulyo dan Desa Bumi Makmur 12,5
km2.

Grafik 2.1

Luas Wilayah Puskesmas Bintang Ara

2. Data Kepegawaian
Tabel 2.1
Data Kepegawaian Puskesmas Bintang Ara
N Jenis Ketenagaan/ Status Kepegawaian Jumlah
PNS PTT TKS Kontrak
o Profesi (orang)
Dokter Umum 2 2
Dokter Gigi 1 1
Sarjana 1 1 2
Kesehatan/SKM
Apoteker -
Tenaga Gizi
a. SPAG
b. D3 Gizi 1 1
c. D4/S1
Tenaga
Keperawatan
1. SPK 1 1
2. D3
10

Perawat 6 1 1 8
3. S1 Perawat
a.
4 1 5
D3/S1 Perawat 1 1 2
Gigi
D3 Asisten 1 1
Apoteker
Tenaga Kebidanan
a. D3 5 1 1 7
Kebidanan
b. D4/S1
2 2
Kebidanan
Tenaga Kesling
a. SPPH
b. D3 Kesling
1 1
c. D4/S1
Kesling
Tenaga
Laboratorium
a. SMAK
b. D3 Analis
1 1
c. D4/S1
Analis
Perekam Medik 2 2
Sopir 1 1
Prakarya 1 1
Total 26 5 4 3 38

B. Visi, Misi dan Nilai


1. Visi
Kecamatan Bintang Ara Sehat

2. Misi
a) Meningkatkan sarana dan prasarana untuk mencapai standar
pelayanan kesehatan dasar yang bermutu.
11

b) Mendorong Menggerakan kemandirian masyarakat untuk berprilaku


hidup bersih dan sehat.
c) Meningkatkan kerjasama dalam mendukung tercapainya
Kecamatan Bintang Ara sehat.
d) Meningkatkan kompetensi staff dan administrasi.
3. Tata Nilai Puskesmas Bintang Ara adalah BERSERI yaitu
a) BERsahaja.
b) BerSEmangat.
c) Ramah.
d) Ikhlas.

C. Struktur Organisasi

D. Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan


Tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) jabatan sebagai Dokter
pertama, yaitu:
a. Tugas pokok Dokter adalah memberikan pelayanan kesehatan
pada sarana pelayanan kesehatan yang meliputi promotif,
12

preventif, kuratif, dan rehabilitative untuk meningkatkan derajat


kesehatan masyarakat, serta membina peran serta masyarakat
dalam rangka kemandirian di bidang kesehatan kepada
masyarakat.
b. Unsur dan sub unsur kegiatan Dokter yang dinilai angka kreditnya
terdiri dari:
1) Pendidikan, meliputi:
a) Pendidikan formal dan memperoleh ijazah/gelar;
b) Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang kesehatan
dan memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan
Pelatihan (STTPL) atau sertifikat.
2) Pelayanan Kesehatan, meliputi:
a) Penyembuhan penyakit;
b) Pemulihan kesehatan akibat penyakit;
c) Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan
pencegahan penyakit;
d) Pembuatan catatan medik untuk pasien rawat jalan dan
rawat inap;
e) Pelayanan kesehatan lainnya untuk masyarakat;
3) Pengabdian pada masyarakat, meliputi:
a) Pelaksanaan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan
b) Pelaksanaan tugas lapangan dibidang kesehatan.
c) Pelaksanaan penanggulangan penyakit/wabah tertentu.
4) Pengembangan profesi, meliputi:
a) Pembuatan karya tulis/karya ilmiah di bidang kesehatan;
b) Penerjemahan/penyaduran buku dan bahan lainnya di
bidang kesehatan;
c) Pembuatan buku pedoman/petunjuk
pelaksanaan/petunjuk teknis di bidang kesehatan;
d) Penemuan teknologi tepat guna di bidang kesehatan
5) Penunjang tugas Dokter, meliputi:
a) Pengajar/pelatih dalam bidang kesehatan.
13

b) Peran serta dalam kegiatan seminar/lokakarya dibidang


kesehatan.
c) Keanggotaan dalam organisasi profesi Dokter
d) Keanggotaan dalam Tim Penilai Jabatan Fungsional
Dokter.
e) Perolehan gelar kesarjanaan lainnya
f) Perolehan piagam kehormatan.
14

E. Sasaran Kinerja Pegawai


Sasaran Kerja Pegawai (SKP) adalah rencana kerja dan target
yang akan dicapai oleh seorang PNS. Jabatan fungsional Dokter dan
angka kreditnya diatur dalam KEPMENPAN NO:
139/KEP/M.PAN/11/2003, dimana rincian kegiatan Dokter sesuai
dengan jenjang jabatan Dokter Pertama meliputi:
1. Melakukan pelayanan medik umum.
2. Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama
3. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh Dokter umum
4. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh Dokter umum
5. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana
6. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang
7. Melakukan tindakan darurat medik/P3K sederhana
8. Melakukan visite pasien rawat inap
9. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana
10. Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat I
11. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana
12. Melakukan pemulihan fisik komplek tingkat I
13. Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu
14. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
15. Melakukan pemeliharaan kesehatan anak
16. Melakukan pelayanan keluarga berencana
17. Melakukan pelayanan imunisasi
18. Melakukan pelayanan gizi
19. Melakukan penyuluhan medik
20. Membuat catatan medik rawat jalan
21. Membuat catatan medik rawat inap
22. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar
23. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam
24. Menguji kesehatan individu
25. Menjadi Tim Penguji Kesehatan
26. Melakukan Visum et Repertum tingkat sederhana
27. Melakukan Visum et Repertum kompleks tingkat I
28. Menjadi saksi ahli
29. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan
30. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium
31. Melakukan tugas jaga panggilan / on call
32. Melakukan tugas jaga di tempat/Rumah Sakit
33. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat
sederhana.
34. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien.
15

35. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat


sederhana.

BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Landasan Teori

1. Nilai Dasar PNS

Pada saat memulai dalam melaksanakan tugas pekerjaan, ASN


harus memahami terlebih dahulu wewenang dan tanggung jawab
yang dibebankan kepadanya, kemudian menguasai standar mutu
layanan yang melekat pada wewenang tersebut. Pelayanan publik
yang bermutu tidak saja dibebankan pada pemerintah tetapi juga
semua elemen yang terdapat dalam sistem pelayanan publik.
Berdasarkan pada prinsip pelaksanaan aktualisasi yang
memuat tentang nilai dasar ANEKA, yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang harus ditetapkan
dan ditanamkan pada Aparatur Sipil Negara maka perlu penulis
uraikan indikator-indikator dari kelima kata dasar tersebut yaitu:
16

a) Akuntabilitas
Terdapat beberapa pengertian dan pemahaman tentang
akuntabilitas. Untuk memudahkan pemahaman perlu dijabarkan
bahwa akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi uLntuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi amanahnya. Aspek Akuntabilitas terdapat beberapa aspek
dalam akuntabilitas, antara lain:
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a
relationship)
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is result
oriented)
3) Akuntabilitas memerlukan adanya laporan (Accountability
requires reporting)
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is
meaningless without consequences)
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves
performance)
Adapun jenis akuntabilitas terbagi menjadi dua, yaitu
akuntabilitas vertikal (vertical accountability) berupa
pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang
lebih tinggi dan akuntabilitas horizontal (horizontal accountability)
berupa pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. Nilai-nilai
dasar akuntabilitas memiliki beberapa indikator, antara lain:

1) Kepemimpinan
2) Transparansi
3) Integritas
4) Responsibilitas
5) Keadilan
6) Kepercayaan
17

7) Keseimbangan
8) Kejelasan
9) Konsisten

b) Nasionalisme
Nasionalisme adalah pandangan atau paham kecintaan
terhadap bangsa dan tanah air Indonesia yang didasarkan pada
Pancasila. Nilai-nilai Nasionalisme sesuai dengan 5 (lima) sila
Pancasila, yaitu:

Sila Pertama: Ketuhanan yang Maha Esa


1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaanya dan
ketakwaanya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Menghormati sikap hormat menghormati dan bekerjasama
antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang
berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia
dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaanya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhada
Tuan Yang Maha Esa Kepada orang lain.

Sila Kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab


18

1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat


dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban
asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku,
keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembang sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6) Menjungjung tinggi nilai nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh
umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.

Sila Ketiga: Persatuan Indonesia


1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan
golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan
negara apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka
Tunggal Ika.
19

7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Sila Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat


kebijaksanaan dan pemusyawaratan perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang
sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan
hati nurani yang luhur.

9) Keputusan yang diambil harus dapat menjunjung tinggi harkat


dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercaya
untuk melaksanakan pemusyawaratan.

Sila Kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


1) Mengembangkan perbutan yang luhur, yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
20

5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat


berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan besama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

c) Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagai tercantum dalam
Undang-undang ASN, yakni sebagai berikut:
1) Memegang teguh ideologi Pancasila

2) Setia dan mempertahankan Undang-undang Dasar Negara


Republik Indonesia tahun 1945 serta pemerintahan yang sah

3) Mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia

4) Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak

5) Mebuat keputusan berdasrkan prinsip keahlian

6) Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif


21

7) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur

8) Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada


publik

9) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan


program pemerintah

10) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,


cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun

11) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi

12) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama

13) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja


pegawai

14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan.

d) Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik
dengan berorientasi pada kualitas dari hasil pelayanan. Bidang
apapun yang menjadi tanggung jawab ASN, semua harus
dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada
stakeholders. Aspek utama yang menjadi target stakeholders
adalah layanan yang komitmen pada mutu, melalui
penyelenggaraan pada tugas secara efektif, efisien, dan inovatif.
Efektifitas menunjukan ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah, mutu maupun hasil kerja.
Efisisensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan
sumber daya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga
tidak terjadi pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur danmekanisme yang keluar alur. Inovasi
muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi perusahaan
22

untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahanyang terjadi


disekitarnya.
Nilai-nilai dasar dari komitmen mutu adalah sebagai berikut:
1) Efektifitas dan efisiensi

2) Inovasi

3) Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan


customers/clients

4) Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga


dan memelihara customers/clients tetap setia

5) Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi tanpa cacat,


tanpa kesalahan, dan tidak ada pemborosan

6) Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan


dengan pergeseran tuntutan kebutuhan customers/clients
maupun perkembangan teknologi

7) Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam


pemecahan masalah dan pengambilan keputusan

8) Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui


berbagai cara, antara lain: pendidikan, pelatihan,
pengembangan ide kreatif, kolaborasi, dan benchmark.

e) Anti Korupsi
Korupsi berasal dari kata latin corruptio yang artinya secara
harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran,
dapat disuap, tidak bermoral dan penyimpangan dari kesucian.
Langkah untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah
internalisasi integritas pada diri sendiri dan hidup/bekerja dalam
23

lingkungan yang menjalankan integritas dengan baik. Adapun nilai-


nilai dasar anti korupsi adalah:
1) Kejujuran

2) Kepedulian

3) Kemandirian

4) Kedisiplinan

5) Tanggung jawab

6) Kerja keras

7) Sederhana

8) Keberanian

9) Keadilan

2. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Sesuai Perkalan No. 21 Tahun 2016, pada pelatihan dasar
CPNS Tahun 2017, ditambahkan satu agenda pelatihan yaitu
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI yang terbagi dalam 3 (tiga)
mata pelatihan, yaitu Manajemen ASN (Aparatur Sipil Negara), Whole
of Government dan Pelayanan Publik.

a) Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Manajemen ASN
lebih menekankan kepada profesi pegawai sehingga diharapkan
agar selalu tersedia sumber daya ASN yang unggul selaras
dengan perkembangan jaman.
Berdasarkan jenisnya pegawai ASN terdiri atas:
1) Pegawai Negeri Sipil (PNS)
24

PNS merupakan warga Negara Indonesia yang


memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN
secara tetap oleh pejabat Pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan dan memiliki nomor induk
pegawai secara nasional.
2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
PPPK adalah warga Negara Indonesa yang memenuhi
syarat tertentu yang diangkat oleh pehabat Pembina
kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu
dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan
pelayanan publik yang profesional. Pelayanan publik merupakan
pelayanan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara
dan penduduk atas barang dan jasa dan/atau pelayanan
administrative yang diselenggarakan oleh penyelenggara
pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelaggan.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan
hak sesuai amanat Undang - undang. Setelah mendapatkan
haknya maka ASN uga berkewajiban sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya.
b) Whole of Government
Whole of Government atau yang disingkat WoG adalah
sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih
luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG
juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan
25

yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan


urusan-urusan yang relevan.
c) Pelayanan Publik
Penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana termuat
dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik. Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan
publik, yaitu organisasi penyelenggara pelayanan publik,
penerima layanan dan kepuasan yang diberikan oleh penerima
layanan.

Pelayanan publik yang baik didasarkan pada prinsip-


prinsip yang digunakan untuk merespon berbagai kelemahan
yang melekat pada tubuh birokrasi. Prinsip pelayanan publik yang
baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
1) Partisipatif
2) Transparan
3) Responsif
4) Tidak diskriminatif
5) Mudah dan murah
6) Efektif dan efisien
7) Aksesibel
8) Akuntabel
9) Berkeadilan

3. Gizi Pada Balita


26

Gizi atau nutrisi adalah substansi organik yang diperlukan


organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan dan
pemeliharaan kesehatan.
Pelayanan gizi adalah rangkaian kegiatan untuk memenuhi
kebutuhan gizi perorangan dan masyarakat melalui upaya
pencegahan, peningkatan, penyembuhan, dan pemulihan yang
dilakukan di masyarakat dan fasilitas pelayanan kesehatan. Oleh
karena itu setiap orang harus memiliki akses terhadap pelayanan gizi
yang baik, baik itu berupa pelayanan asuhan gizi, konseling gizi
ataupun rujukan dan tatalaksana gizi..
Pelayanan gizi dilakukan untuk mewujudkan perbaikan gizi
pada seluruh siklus kehidupan sejak dalam kandungan sampai
dengan lanjut usia dengan prioritas kepada kelompok yang rawan gizi.
Salah satu kelompok rawan gizi adalah bayi dan balita.
Seribu hari pertama kehidupan sejak janin masih dalam
kandungan hingga anak berusia dua tahun adalah periode penting
dalam menentukan kesehatan pertumbuhan dan perkembangan saraf
yang optimal. Pada manusia, pertumbuhan otak paling cepat terjadi
pada dua tahun pertama kehidupan, itulah sebabnya gizi berperan
penting dalam periode ini. Gizi yang cukup menjamin kesehatan,
pertumbuhan,dan perkembangan anak sesuai potensi mereka.
Kekurangan gizi dapat meningkatkan risiko penyakit, menghambat
perkembangan mental dan pertumbuhan fisik. Kekurangan gizi
berkepanjangan di periode ini juga akan menyebabkan stunting.
Stunting didefinisikan sebagai kondisi anak usia 0 – 59 bulan,
dimana tinggi badan menurut umur berada di bawah minus 2 Standar
Deviasi (<-2SD) dari standar median WHO. Lebih lanjut dikatakan
bahwa stunting akan berdampak dan dikaitkan dengan proses
perkembangan otak yang terganggu, dimana dalam jangka pendek
berpengaruh pada kemampuan kognitif. Jangka panjang mengurangi
kapasitas untuk berpendidikan lebih baik dan hilangnya kesempatan
untuk peluang kerja dengan pendapatan lebih baik.
27

Masalah gizi utama yang dihadapi Indonesia adalah kejadian


balita stunting. Hingga saat ini, Indonesia masih menempati posisi
lima besar stunting di seluruh dunia, dan salah satu faktor
penyebabnya adalah kurangnya asupan gizi terbaik untuk bayi:
pemberian kualitas MPASI yang rendah. MPASI yaitu makanan
tambahan yang diberikan pada bayi selain ASI, ketika ASI saja tidak
dapat mencukupi kebutuhan nutrisi anak untuk tumbuh kembang yang
optimal. Pemberian MPASI yang optimal menurut WHO harus
diberikan tepat waktu, adekuat, aman dan responsif..
MPASI harus diberikan tepat waktu, yaitu saat ASI ekslusif
sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, baik zat gizi
makro maupun zat gizi mikro. Seiring dengan bertambahnya usia,
anak akan tumbuh lebih besar dan juga aktif. Hal ini membuat
kebutuhan nutrisi anak semakin meningkat. MPASI harus diberikan
adekuat, artinya MPASI harus dapat memenuhi kebutuhan gizi makro
maupun mikro seperti zat besi, seng, dan vitamin A untuk mencapai
tumbuh kembang optimal dengan mempertimbangkan jumlah,
frekuensi, konsistensi, dan variasi makanan. Jika kekurangan energi
pada bayi tidak dapat dipenuhi oleh MPASI, bayi akan mengalami
keterlambatan pertumbuhan atau bahkan gagal tumbuh. MPASI harus
aman,hal ini berarti proses persiapan dan pembuatan MPASI harus
menggunakan cara, bahan, alat yang aman dan bersih untuk bayi.
MPASI diberikan secara responsif, artinya MPASI diberikan dengan
konsisten sesuai dengan sinyal lapar atau kenyang dari anak.
Salah satu indikator baiknya pelayanan gizi yang ada di
Posyandu adalah D/S (Datang per Sasaran) yang menentukan
tingkat kehadiran sasaran bayi dan balita yang terpantau
pertumbuhan dan status gizinya di posyandu. Pemantauan
pertumbuhan dan status gizi sangat penting dan erat kaitannya
dengan status kesehatan bayi dan balita. Pelayanan gizi, terutama
konseling gizi menjadi hal yang penting bagi masyarakat, sebab
dengan dilakukannya konseling gizi yang baik maka diharapkan
28

masyarakat menjadi mengerti akan pentingnya pemberian nutrisi yang


tepat bagi bayi dan balita, serta meningkatkan kesadaran orang tua
untuk datang ke posyandu memeriksakan bayi dan balita nya untuk
dipantau pertumbuhan dan status gizinya, agar jika ditemukan
malnutrisi akan segera dapat di deteksi dan di tatalaksanai oleh
petugas kesehatan sehingga pada akhirnya bayi dan balita dapat
terbebas dari stunting.

B. Rancangan Kegiatan Aktualisasi


Kegiatan aktualisasi ini saya terapkan dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsi sebagai Dokter dengan menerapkan nilai –
nilai dasar ASN yaitu: nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, dan anti korupsi.
Adapun pelayanan yang diberikan meliputi tupoksi dokter
umum, penugasan oleh atasan maupun inisiatif dari Dokter umum itu
sendiri
29

Rancangan Aktualisasi (formulir 1)


Nama : dr. Dhia Raihana Rahdi
Kelas : Angkatan XXI
Coach : Hj. Rini Setiasih, S.H, M.H
Mentor : Sapnah, S.K.M
Penguji :

Tabel 3.1 Rancangan Isu Aktualisasi


Profesi : Dokter Ahli Pertama
Unit Kerja : Puskesmas Bintang Ara

Isu yang Diangkat : Belum Optimalnya Pelayanan Gizi dalam Upaya Pencegahan Stunting di Posyandu
Optimalisasi Pelayanan Gizi Melalui Pojok “KOPASI” dalam Upaya Pencegahan Stunting di Posyandu Wilayah
Judul :
Kerja Puskesmas Bintang Ara
1. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita (tupoksi)
2. Melakukan pojok “KOPASI” (Konseling Tepat MPASI ) yang terintegrasi dengan kegiatan pos pelayanan
terpadu (posyandu) (inisiatif)
Gagasan 3. Melakukan Penyuluhan Medik “Tepat MPASI Cegah Stunting” (tupoksi)
:
Pemecahan Isu 4. Membuat kelompok kader asuh bayi dan balita (inisiatif)
5. Melakukan demo masak “Tepat MPASI” (inisiatif)
6. Membuat Booklet Resep MPASI (inisiatif)
7. Melakukan home visite pada bayi dan balita yang tidak datang ke posyandu 3 kali berturut-turut (inisiatif)

Tabel 3.2 Rancangan Kegiatan Aktualisasi


30

Kontribusi
Keterkaitan
N terhadap Visi Penguatan Nilai
Kegiatan Tahap Kegiatan Output/ Hasil Kegiatan Substansi Mata
o Misi Organisasi
Pelatihan
Organisasi

1 Melakukan 1. Mempersiapkan Dengan melalukan pemeriksaan Akuntabilitas Dengan Ikhlas dalam


pemeliharaa pasien mendaftar di kesehatan bayi dan balita akan Saya akan layanan yang memberikan
n kesehatan meja pendaftaran mempermudah dalam mendeteksi bertanggung jawab profesional, pelayanan
bayi dan 2. Melakukan kejadian stunting pada balita. terhadap hasil dan kepada
balita pemeriksaan dan 1. Register pendaftaran pemeriksaan dan mengutamakan masyarakat
penilaian 2. Catatan hasil di buku KMS pasien penilaian gizi yang di kepuasan sesuai
status gizi di kurva 3. Catatan hasil pemeriksaan dan lakukan. pasien, hal ini dengan prosedur
WHO penilaian status gizi di buku register sesuai dengan yang berlaku
3. Melakukan Nasionalisme visi
pencatatan di buku Saya tidak akan Puskesmas
registrasi membeda-bedakan Bintang Ara
latar belakang, suku, yaitu
adat istiadat dan mewujudkan
keadaan ekonomi masyarakat
pasien dalam Kecamatan
melakukan Bintang Ara
pemeliharaan yang sehat.
kesehatan bayi dan Dan misi
balita. puskesmas
meningkatkan
Etika publik sarana dan
Saya akan prasarana
melakukan untuk
pelayanan dengan mencapai
menjunjung tinggi standar
standar etika luhur pelayanan
agar pasien merasa kesehatan
nyaman dasar yang
bermutu.
31

Komitmen mutu
Saya akan
mengedepankan
komitmen terhadap
kepuasan pasien
sehingga proses
pemeriksaan
kesehatan dapat
berjalan dengan
efektif dan efisien.

Anti Korupsi
Saya akan
melakukan penilaian
gizi dengan jujur dan
tidak mengada-
ngada sesuai
dengan hasil
pemeriksaan yang
dilakukan tanpa
adanya perbuatan
curang.

2 Melakukan 1. Berkoordinasi Dengan Melakukan Pojok “KOPASI” Akuntabilitas Dengan Pojok Komunikasi yang
pojok dengan Konseling Tepat MPASI) yang Saya akan “KOPASI” didasari dengan
“KOPASI” pemegang terintegrasi dengan kegiatan posyandu melaksanakan pojok diharapkan sikap yang ramah
(Konseling program maka masyarakat dapat berkonsultasi “KOPASI” dengan dapat kepada pasien
Tepat posyandu, langsung masalah pemberian MPASI tujuan dan hasil yang memberikan dalam
MPASI ) petugas gizi dan yang tepat dan kaitannya dengan jelas, yakni sebagai pelayanan memberikan
yang kader pencegahan. Hasil kegiatan ini dapat fasilitator kegiatan, kepada penjelasan akan
terintegrasi dilihat dari: bekerja sama masyarakat mendapatkan
dengan 2. Menyiapkan surat 1. Surat tugas dengan pemegang secara kepuasan dari
kegiatan pos tugas 2. Daftar hadir program posyandu, menyeluruh pasien sehingga
32

pelayanan 3. Menyusun jadwal 3. Dokumentasi petugas gizi, aparat dan terwujudnya


terpadu kegiatan desa dan kader. berkelanjutan tujuan kegiatan
(posyandu) 4. Menyiapkan daftar dan diharapkan
hadir Nasionalisme pelayanan
5. Penyuluhan singkat, Saya akan semakin dekat
motivasi, melakukan kegiatan dan terjangkau
pengarahan dan KOPASI dengan serta
sharing tentang mencerminkan sikap mendorong
MPASI. dan suasana peran serta
kekeluargaan serta masyarakat.
prinsip gotong Hal ini sesuai
royong dengan visi
Puskesmas
Etika publik Bintang Ara
Saya akan yaitu
melakukan mewujudkan
komunikasi yang masyarakat
efektif dan Kecamatan
memberikan Bintang Ara
konsultasi kepada yang sehat.
orang tua balita yang Dan misi
melakukan konseling puskesmas
sehingga terjalin mendorong
kerjasama dalam menggerakan
mencapai mutu kemandirian
pelayanan yang baik masyarakat
untuk
Komitmen mutu berperilaku
Saya akan hidup bersih
melakukan inovasi dan sehat.
dengan dibuatnya
pojok konseling ini,
sehingga diharapkan
optimalisasi
33

pelayanan gizi dapat


tercapai

Anti korupsi
Saya akan berusaha
keras meningkatkan
pengetahuan dan
kemandirian orang
tua balita untuk rutin
menimbang BB
anaknya di
Posyandu tanpa
diiming-imingi
hadiah
3 Melakukan 1. Mencari materi dari Dengan melaksanakan penyuluhan Akuntabilitas Dengan Dalam
Penyuluhan sumber panduan medik, diharapkan orang tua balita Saya akan melakukan melakukan
Medik “Tepat terpercaya mengerti pentingnya membawa menyampaikan penyuluhan penyuluhan ini,
MPASI 2. Menyiapkan materi anaknya ke posyandu untuk dipantau segala materi maka nilai yang dapat
Cegah dan media status gizinya dan juga memperhatikan penyuluhan dengan diharapkan diambil adalah
Stunting” penyuluhan berupa ketepatan dalam pemberian MPASI. jelas agar para pengetahuan bersemangat
leaflet/powerpoint 1. Leaflet peserta penyuluhan dan dalam
3. Memberikan 2. Power Point mengerti kesadaran melakukan
penyuluhan 3. Dokumentasi kegiatan masyarakat tugas dan
4. Melakukan tanya Nasionalisme semakin mengutamakan
jawab dengan orang Saya akan bertambah kepentingan
tua balita. melakukan kegiatan sehingga masyarakat.
dengan tujuan meningkatka
memberi pertolongan n kepedulian
kepada orang lain dan
agar dapat berdiri kemandirian
sendiri. masyarakat
untuk hidup
sehat. Hal ini
sesuai
34

Etika Publik dengan visi


Saya akan puskesmas
menghargai yaitu
komunikasi dan mewujudkan
konsultasi orang tua masyarakat
pasien serta Kecamatan
bekerjasama dalam Bintang Ara
menjaga kesehatan yang sehat.
bayi dan balita Dan misi
puskesmas
Komitmen Mutu mendorong
Saya akan menggerakan
melakukan kemandirian
penyuluhan medik masyarakat
dengan efektif, untuk
sehingga tercapainya berperilaku
pelayanan gizi yang hidup bersih
optimal dan sehat.

Anti Korupsi
Saya akan
melakukan
penyuluhan secara
adil dan merata
karena saya peduli
akan kesehatan bayi
dan balita tanpa
adanya benturan
kepentingan.

4 Membuat 1. Melakukan koordinasi Pembuatan kelompok kader asuh Akuntabilitas Upaya Kegiatan ini
kelompok dengan Kepala diharapkan dapat memfasilitasi dan Saya akan peningkatan mengandung nilai
kader asuh Puskesmas dan memastikan bahwa anak asuhnya bertanggung jawab kunjungan bersahaja,
bayi dan petugas gizi datang ke posyandu setiap bulan untuk terhadap balita ke berupaya untuk
35

balita 2. Membuat surat tugas diberikan konseling dan dipantau status pembentukan posyandu mendayagunaka
3. Melakukan koordinasi gizinya sehingga akan menurunkan kelompok kader dengan n pemikiran,
dengan kader kejadian stunting di wilayah kerja asuh. pembentukan kemampuan,
posyandu Puskesmas Bintang Ara. kelompok keahlian untuk
4. Melakukan pendataan Nasionalisme kader asuh menghasilkan
balita untuk 1. Surat Tugas Saya akan bayi dan balita pembaharuan
pembagian kader 2. Notulen rapat membentuk ini merupakan yang lebih baik
5. Membentuk kelompok 3. Daftar Hadir kelompok kader asuh hal yang dan bermutu bagi
kader asuh dengan 4. SK Kepala Desa bayi dan balita agar selaras dengan masyarakat.
jumlah bayi dan balita 5. Dokumentasi kegiatan menjadi sarana visi
yang ada di posyandu pemersatu puskesmas
dibagi dengan 10 masyarakat yaitu
kader. berkumpul, mewujudkan
6. Melakukan koordinasi berkomunikasi dan masyarakat
dengan ketua kader menempatkan Kecamatan
dan petugas gizi untuk kepentingan Bintang Ara
memantau jalannya bersama di atas yang sehat
kelompok kader asuh. kepentingan pribadi dan misi
puskesmas
Etika Publik yaitu
Saya akan meningkatkan
melaksanakan kerjasama
kegiatan ini sesuai dalam
dengan peraturan, mendukung
yaitu berkoordinasi tercapainya
dengan pemegang Kecamatan
program posyandu, Bintang Ara
petugas gizi, kader, Sehat.
dan aparat desa
sesuai peraturan
yang berlaku
36

Komitmen Mutu
Saya akan
membentuk
kelompok kader asuh
dengan efektif dan
efisien agar
optimalisasi
pelayanan gizi dapat
tercapai.

Anti korupsi
Saya akan tetap
melakukan
pemantauan agar
kelompok kader asuh
tersebut dapat
digunakan sesuai
dengan fungsinya
tanpa adanya
benturan
kepentingan pribadi
ataupun golongan.
5 Melakukan 1. Melakukan koordinasi Dengan Melakukan demo masak “Tepat Akuntabilitas Dengan Kegiatan ini
Demo Masak dengan kepala MPASI” diharapkan orang tua balita Saya akan kegiatan yang terkait dengan
“Tepat puskesmas, petugas mengerti terhadap pengolahan MPASI melakukan kegiatan mengutamakan nilai-nilai
MPASI” gizi, dan pemegang yang benar, murah namun bernutrisi secara seimbang, kepuasan organisasi yaitu
program posyandu tinggi untuk bayi dan balitanya. yang mana kegiatan pasien di standar dalam
2. Menetapkan salah 1.Daftar hadir peserta pelayanan gizi tidak wilayah kerja bertindak, ramah
satu resep makanan 2.Dokumentasi hanya secara teori puskesmas. dalam layanan,
yang mengandung tetapi juga dengan Hal ini sesuai dan loyalitas
nutrisi tinggi memberikan praktik dengan visi
3. Mencari bahan untuk pengolahan MPASI Puskesmas
memasak MPASI sehingga tercapai Bintang Ara
4. Melakukan demo pelayanan yang yaitu
37

masak di Posyandu bermutu mewujudkan


Wilayah Kerja masyarakat
Puskesmas Bintang Kecamatan
Ara Nasionalisme Bintang Ara
Saya akan yang sehat.
melaksanakan Dan misi
kegiatan dengan puskesmas
mengutamakan meningkatkan
kepentingan publik sarana dan
dan masyarakat luas. prasarana
untuk
Etika Publik mencapai
Saya akan standar
menjalankan pelayanan
kegiatan dengan kesehatan
professional dan dasar yang
tidak memihak bermutu.

Komitmen Mutu
Saya akan
melakukan kegiatan
ini dengan ide kreatif
dan efisien,
menggunakan
bahan-bahan yang
relatif murah namun
tetap memiliki nutrisi
yang tinggi.

Anti korupsi
Saya akan
melaksanakan
kegiatan ini dengan
sederhana, agar
38

tidak merugikan
keuangan negara

6. Membuat 1. Mencari referensi Dalam membuat Booklet Resep Akuntabilitas Dengan Kegiatan ini
Booklet resep MPASI yang MPASI dapat membantu orang tua Saya akan kegiatan yang mengandung nilai
Resep sesuai standar balita untukmemberikan MPASI yang mengutamakan bersahaja,
membuat booklet
MPASI 2. Mendesain booklet bervariasi namun tetap bernutrisi kepuasan walaupun
3. Mencetak booklet yang berisi pasien di sederhana
tinggi
penjelasan tentang wilayah kerja namun
1. Booklet Resep MPASI
cara pengolahan puskesmas. menghasilkan
Hal ini sesuai pembaharuan
MPASI yang tepat
dengan visi yang lebih baik
beserta dengan Puskesmas dan bermutu bagi
varian menu yang Bintang Ara masyarakat.
bisa dicoba yaitu
mewujudkan
dimasak oleh orang
masyarakat
tua balita. Kecamatan
Bintang Ara
Nasionalisme yang sehat.
Saya akan bagikan Dan misi
puskesmas
Booklet Resep meningkatkan
MPASI secara sarana dan
gratis bagi bayi dan prasarana
balita yang untuk
mencapai
menderita gizi standar
kurang, gizi buruk pelayanan
dan stunting tanpa kesehatan
memandang status dasar yang
bermutu.
sosial, ras, suku
dan agama.
39

Etika publik
Saya akan membuat
booklet secara
professional, tidak
berpihak dan
berdasarkan prinsip
keahlian

Komitmen mutu)
Saya akan
membuat booklet
ini dengan cepat,
sederhana dan
berdasarkan
referensi yang
tepat sebagai
wujud efektivitas
dan efisiensi,
sehingga dihasilkan
sebuah booklet
yang berorientasi
pada mutu.

Anti Korupsi
Saya akan
membagikan
booklet ini secara
gratis sehingga
tidak ada unsur
40

pemerasan di
dalamnya.
7 Melakukan 1. Menyiapkan surat Melakukan home visite pada bayi dan Akuntabilitas Kegiatan ini Kegiatan ini
home visite tugas dari Kepala balita yang tidak datang ke posyandu Saya akan sesuai dengan mengandung nilai
pada bayi Puskesmas tiga kali berturut-turut diharapkan bertanggung jawab visi bersemangat
dan balita 2. Berkoordinasi dengan mampu memberikan edukasi dan memantau keadaan Puskesmas dalam
yang tidak petugas gizi dan para pelayanan gizi pada orang tua yang bayi dan balita yang Bintang Ara mengembangkan
datang ke kader asuh memiliki keterbatasan membawa kesulitan datang ke yaitu peran dokter agar
posyandu 3 3. Mencari data pasien anaknya keposyandu, kegiatan ini dapat posyandu dengan mewujudkan lebih variatif,
kali berturut- 4. Menyiapkan alat dilihat dari: melaksanakan masyarakat sehingga
turut kesehatan 1. Surat tugas kunjungan ke rumah. Kecamatan masyarakat
5. Mengunjungi pasien 2. Buku register Bintang Ara tertarik untuk
6. Melakukan 3. Dokumentasi kegiatan yang sehat. mengikuti secara
pencatatan hasil Nasionalisme Dan misi rutin.
pemeriksaan di buku Saya akan puskesmas
registrasi melakukan meningkatkan
pelayanan dengan sarana dan
adil tanpa membeda- prasarana
bedakan pasien untuk
karena latar mencapai
belakang, suku, standar
agama. pelayanan
kesehatan
Etika publik dasar yang
Saya akan bermutu.
melakukan
pelayanan home
visite kepada pasien
secara jujur, tanggap,
cepat,tepat, akurat,
berdaya
guna,berhasilguna,
dan santun.
41

Komitmen mutu
Saya akan
melakukan home
visite sebagai
upaya perbaikan
pelayanan gizi
secara
berkelanjutan
melalui berbagai
cara, antara lain:
ide kreatif dan
kolaborasi dengan
berbagai pihak.

Anti korupsi
Saya akan tetap
melakukan
kunjungan walaupun
berjarak jauh tanpa
iming-iming hadiah
42

C. Jadwal dan Matrik Rencana Kegiatan

1. Jadwal Rencana Kegiatan

Tabel 3.3 Rincian Jadwal Kegiatan Aktualisasi

No. Kegiatan Jadwal Kegiatan


1 Melakukan pemeliharaan kesehatan 31 Oktober 2019 s.d 31 November
bayi dan balita 2019
2 Melakukan pojok “KOPASI” (Konseling 20 November 2019 dan
Tepat MPASI ) yang terintegrasi
dengan kegiatan pos pelayanan
terpadu (posyandu)

3 Melakukan Penyuluhan Medik “Tepat 20 November 2019


MPASI Cegah Stunting”
4 Membuat kelompok kader asuh bayi 4 November 2019 s.d 8 November
2019
dan balita
5 Melakukan demo masak “Tepat 20 November 2019
MPASI”
6 Membuat Booklet Resep MPASI 2 November 2019 s.d 9 November
2019
7 Melakukan home visit kerumah bayi 21 November 2019
dan balita yang tidak datang ke
43

posyandu tiga kali berturut-turut

2. Matrix Rencana Kegiatan

Tabel 3.4 Matrik Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

Jadwal Pelaksanaan
No Kegiatan Oktober November
II III IV V I II III IV V
1 Persiapan Konsultasi dengan coach dan mentor
Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
Melakukan pojok “KOPASI” (Konseling Tepat MPASI )
yang terintegrasi dengan kegiatan pos pelayanan
terpadu (posyandu)
Melakukan Penyuluhan Medik “Tepat MPASI Cegah
Stunting”
2 Pelaksanaan
Membuat kelompok kader asuh bayi dan balita
Melakukan demo masak “Tepat MPASI”
Membuat Booklet Resep MPASI
Melakukan home visit pada bayi dan balita yang tidak
datang ke posyandu tiga kali berturut-turut
Evaluasi Pelaksanaan Aktualisasi
3 Evaluasi
Penyusunan Laporan

Anda mungkin juga menyukai