Anda di halaman 1dari 102

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGANASUPAN SANTAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA


MASYARAKAT SUKU SERAWAI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
RATU AGUNG KOTA BENGKULU

DISUSUN OLEH :

NURUL HUDA HEKMUTIAR


NIM : P05130115020

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES BENGKULU
JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI
DIPLOMA III GIZI
2018
HUBUNGANASUPAN SANTAN TERHADAPTEKANAN DARAH PADA
MASYARAKAT SUKU SERAWAI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
RATU AGUNGKOTA BENGKULU

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Ahli Madya Gizi

DISUSUN OLEH :

NURUL HUDA HEKMUTIAR


NIM : P05130115020

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES BENGKULU
JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI
DIPLOMA III GIZI
2018
Prodi DIII, Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu Karya Tulis Ilmiah, 25
Juni 2018Nurul Huda Hekmutiar
HUBUNGAN ASUPAN SANTAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA
MASYARAKAT SUKU SERAWAI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RATU
AGUNG KOTA BENGKULU
X+57 Halaman, 11 Tabel, 10 Lampiran

ABSTRAK

Kebiasaan makan yang dilakukan masyarakat suku serawai di Bengkulu masih


kurang untuk dalam hal kesehatan.Hal ini berkaitan dengan hidangan lauk hewani
yang biasanya dimasak dengan menggunakan santan kental sebagai pelengkapnya,
dan kebiasaan lainnya yang sering mengkonsumsi makanan goreng-
gorengan.Dalam seminggu masyarakat suku serawai biasanya memasak makanan
menggunakan santan 3-4 kali.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan santan terhadap
tekanan darah pada masyarakat Suku Serawai Wilayah Kerja Puskesmas Ratu
Agung Kota Bengkulu.
Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross-sectional
dengan menggunakan uji korelasi pada 64 sampel yang berusia 18-65
tahun.Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data Asupan
santandiperoleh melalui food recall 24 jam dan data tekanan darah diperoleh
melalui pemeriksaan dengan tensimeter.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata asupan santan yang dikonsumsi
masyarakat Suku Serawai berlebih yaitu 70,32 g/hr, tekanan darah sistolik 129.20
mmHg termasuk dalam klasifikasi prehpertensi, tekanan darah diastolik 85,48
mmHg juga termasuk dalam klasifikasi prehipertensi. Hasil penelitian ini
menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara asupan santan terhadap
tekanan darah pada masyarakat Suku Serawai wilayah kerja Puskesmas Ratu
Agung Kota Bengkulu dengan nilai p value sistolik = 0,000 dan p value diastolik =
0,035 dengan hubungan kekuatan sedang dan arah positif (r = 0,425) sistolik dan (r
= 0,264) diastolik artinya semakin tinggi asupan santan semakin tinggi tekanan
darah.

Kata Kunci :Asupan Santan, Tekanan Darah


Daftar Pustaka :1995-2016
Prodi DIII, Nutrition Department of Ministry of Health polytechnic Bengkulu
Essay, June 25, 2018 Nurul Huda Hekmutiar
MILK INTAKE RELATIONSHIP OF BLOOD PRESSURE IN PEOPLE
SERAWAI PUSKESMAS RATU AGUNG CITY OF BENGKULU
X + 57 pages, 11 tables, 10 Appendix

ABSTRACT

Eating habits do people in Bengkulu Serawai are lacking in terms of health. This
relates to the animal side dish dish usually cooked using coconut milk as
complementary, and other habits that often consume fried foods. Within a week of
community Serawai usually cook food using coconut milk 3-4 times.
This study aims to determine the relationship of milk intake on blood pressure in
people Serawai Puskesmas Ratu Agung City of Bengkulu.
This research is an analytic survey with cross-sectional approach using correlation
test on 64 samples were aged 18-65 years. Sampling using purposive sampling.
Milk intake data obtained through a 24-hour food recall and blood pressure data
obtained through examination with tensimeter.
The results showed that the average intake of milk consumed by people Serawai
excess namely 70.32 g / hr, 129.20 mm Hg in systolic blood pressure were
categorized prehpertensi, 85.48 mmHg diastolic blood pressure are also included in
the classification of prehypertension. The results showed a significant relationship
between the intake of milk on blood pressure in people Serawai Puskesmas Ratu
Agung City of Bengkulu with p value of systolic = 0.000 and p value diastolic =
0.035 with power relations being and the positive direction (r = 0.425) systolic (r =
0.264) diastolic means higher milk intake the higher the blood pressure.

Keywords : Coconut milk intake, Blood Pressure


Bibliography :1995-2016
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayahNya sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat

diselesaikan. Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

dalam menempu ujian akhir ahli madya gizi (DIII) pada Poltekkes Kemenkes

Bengkulu judul “Hubungan Asupan Santan Terhadap Tekanan Darah Pada

Mayarakat Suku Serawai Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota

Bengkulu” Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini peneliti banyak mendapat

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penelitian ingin mengucapkan banyak

terima kasih kepada :

1. Bapak Darwis,S.Kp.,M.Kes sebagai direktur Politeknik Kesehatan

Bengkulu.

2. Ibu Kamsiah, SST.,M.Kes, selaku Kajur Gizi Politeknik Kemenkes

Bengkulu sekaligus pembimbing I dalam Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

ini.

3. Ibu Miratul Haya, SKM., M.Gizi Sebagai dosen Pembimbing II dalam

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

4. Ibu Dr. Demsa Simbolon,SKM,.MKM, selaku dosen Penguji I dalam

Penyusun Karya Tulis Ilmiah.

5. Ibu Desri Suryani, SKM, M.Kes selaku dosen penguji II dalam penyusunan

Karya Tulis Ilmiah.

6. Para dosen dan seluruh Staf pengajar di Ahli Madia Gizi (DIII) gizi yang

telah memberikan bimbingan,dan nasehat selama menempuh pendidikan.


7. Papa dan Mama tercinta serta adikku tersayang terimakasih atas do’anya

untuk penulis

8. Sahabat-sahabat terdekat dan teman seperjuangan dalam memberi semangat

serta dorongan untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penyusun mengharapkan adanya

kritik dan saran agar dapat membantu perbaikan selanjutnya, Terima kasih.

Semoga amal kebaikan Anda semua mendapat imbalan yang luar biasa dari

Allah SWT, dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.

Bengkulu, 25 Juni 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... ii
ABSTRAK ........................................................................................................... iii
ABSTRACT .......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................... 6
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................. 6
1.3.2 Tujuan Khusus.................................................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................... 7
1.4.1 Bagi Mahasiswa ............................................................................... 7
1.4.2 Bagi Masyarakat ............................................................................... 7
1.4.3 Bagi Instansi Pendidikan .................................................................. 7
1.4.4 Bagi Peneliti ..................................................................................... 7
1.5 Keaslian Penelitian .................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tekanan Darah ......................................................................................... 10


2.1.1 Pengertian Tekanan Darah ............................................................... 10
2.1.2 Mekanisme Tekanan Darah .............................................................. 12
2.2 Hipertensi ................................................................................................. 13
2.2.1 Pengertian Hipertensi ....................................................................... 13
2.2.2 Klasifikasi Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi ..................... 14
2.2.3 Penyebab Hipertensi ......................................................................... 15
2.2.4 Faktor Resiko Pemicu Hipertensi ..................................................... 18
2.2.5 Penatalaksanaan Diet Hipertensi ................................................... 22
2.3 Kelapa (Cocoa nucifera) ......................................................................... 23
2.4 Daging Buah Kelapa ............................................................................... 25
2.5 Pengertian Santan Kelapa........................................................................ 25
2.6 Hubungan Santan Kelapa dengan Kejadian Tekanan Darah .................. 26
2.7 Suku Serawai ........................................................................................... 29
2.8 Metode Food Recall 24 Jam .................................................................... 31
2.8.1 Pengertian Food Recall 24 Jam ........................................................ 31
2.8.2 Tujuan Food Recall 24 Jam .............................................................. 31
2.8.3 Keunggulan Metode Recall 24 Jam ................................................. 32
2.8.4 Langkah-langkah pelaksanaan Food Recall 24 Jam ..................... 33
2.9 Kerangka Teori ........................................................................................ 34

2.10 Hipotesis .............................................................................................. 34

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ...................................................................................... 35


3.2 Kerangka Konsep ..................................................................................... 35
3.3 Definisi Operasional .................................................................................. 36
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 36
3.5 Populasi Penelitian .................................................................................... 36
3.6 Sampel Penelitian ...................................................................................... 37
3.7 Teknik Pengambilan Sampel ..................................................................... 39
3.8 Teknik Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisis Data ............................. 39
3.8.1 Jenis Data dan Cara Pengolahan Data .............................................. 39
3.8.2 Pengolahan Data ............................................................................... 40
3.8.3 Analisis Data .................................................................................... 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian........................................................................................... 43
4.1.1 Proses Penelitian .............................................................................. 43
4.1.2 Analisis Univariat ............................................................................. 45
4.1.3 Analisa Bivariat ................................................................................ 46
4.2 Pembahasan ................................................................................................ 49
4.2.1 Keterbatasan Penelitian .................................................................... 49
4.2.2 Univariat ........................................................................................... 50
4.2.3 Bivariat ............................................................................................. 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 56
5.2 Saran ............................................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

1.1 Keaslian Penelitian ......................................................................................... 8

2.1 Derajat Hipertensi untuk Usia ≥ 18 Tahun ..................................................... 14

2.2 Beberapa Penyebab Hipertensi Sekunder ....................................................... 16

2.3 Bahan Makanan Pemicu Penyakit Hipertensi ................................................. 21

2.4 Tabel Komposisi Santan Kelapa ..................................................................... 26

3.1 Definisi Operasional........................................................................................ 36

4.1 Distribusi Asupan Santan ............................................................................... 45

4.2 Distribusi Tekanan Darah (Sistolik dan Diastolik) pada Masyarakat Suku

Serawai Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu .................. 46

4.3 Hubungan Asupan Santan dengan Tekanan Darah (Sistolik dan Diastolik) pada

Masyarakat Suku Serawai .............................................................................. 47


DAFTAR BAGAN

2.1 Kerangka Teori.......................................................................................... 34

3.1 Kerangka Konsep ...................................................................................... 35


DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pengantar Responden


2. Lembar Kesedian Responden
3. Formulir Food Recall 24 Jam
4. Kandungan Zat Gizi Santan Kelapa
5. Menu Makanan Bersantan Suku Serawai
6. Master Data
7. Hasil Olah Data
8. Lembar Surat Izin Penelitian
9. Lembar Surat Selesai Penelitian
10. Dokumentasi Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tekanan darah merupakan kekuatan yang dihasilkan oleh darah terhadap

seluruh bagian dinding pembuluh darah. Hipertensi merupakan kelainan yang

sering terjadi karena tekanan aliran darah pada dinding arteri yang tinggi dan

terjadi secara konsisten (Appel LJ,2009) serta adanya peningkatan tekanan

darah sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik sama atau diatas

90 mmHg (WHO, 2014)

Peningkatan tekanan darah dalam jangka waktu lama di dalam arteri dapat

menyebabkan meningkatnya risiko penyakit jantung, stroke, aneurisma, gagal

jantung, dan kerusakan ginjal (Kemenkes RI, 2013).Penderita hipertensi tidak

mengetahui bahwa dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan

tekanan darahnya dan biasanya tanpa ada keluhan yang khas sehingga penyakit

ini disebut silent killer (Ridwan, 2009).

Pravelensi penderita hipertensi terus meningkat dari tahun ke tahun

dikarenakan meningkatnya usia harapan hidup, jumlah populasi obesitas dan

meningkatnya kesadaran masyarakat akan penyakit ini, hipertensi merupakan

faktor risiko terbesar penyebab terjadinya penyakit kardiovaskular sebesar 54%

dan 47% terjadinya stroke dan penyakit jantung iskemia. Penyakit penyerta

yang ditimbulkan oleh hipertensi akan meningkatkan mortalitas dan morbiditas,

sehingga keadaan ini menjadi masalah dibidang kesehatan (Mohani, 2014).

Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika yang

berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5

juta jiwa, namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya
(Infodatin,2014). Hasil data Riskesdas 2013 menunjukkan Pravelensi

hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur diatas 18

tahun tertinggi di provinsi Bangka Belitung 30,9%, dan provinsi Bengkulu

berada di nomor 26 dengan persentase sebesar 21,6% (Kemenkes RI,2013).

Pada tahun 2016 Pravelensi hipertensi di Provinsi Bengkulu mengalami

peningkatan dari hasil pengukuran pada umur diatas 18 tahun yang mengidap

hipertensi sebanyak 20.664 orang dengan persentase sebanyak 26,48% dan di

Kota Bengkulu pada tahun 2016 yang mengidap hipertensi mencapai 5.204

orang dengan persentase sebesar 14,78% (Dinkes Provinsi, 2016). Pravelensi

hipertensi Kota Bengkulu di Kecamatan Muara Bangkahuluyang tertinggi

yaitu puskesmas Ratu Agung dari 3 puskesmas yang berada diwilayah kerja

kecamatan Muara Bangkahulu dengan jumlah penderita hipertensi sebesar 499

orang pada tahun 2015 dan mengalami peningkatan pada tahun 2016 sebesar

689 orang (Dinkes Kota, 2015&2016).

Salah satu yang menyebabkan terjadinya hipertensi yaitu penimbunan

lemak pada dinding pembuluh darah hal ini dapat terjadi karena dalam

kehidupan sehari-hari lemak digunakan sebagai sumber energi, disamping itu

lemak digunakan sebagai isolasi dalam menjaga keseimbangan temperature

tubuh, pelarut dalam vitamin A,D,E, dan K agar dapat diserap oleh tubuh, dan

lemak yang tinggi akan menyebabkan berbagai penyakit (Mujib,2006).

Penelitian epidemiologi yang melibatkan 600 subyek di Jakarta

menunjukkan bahwa asupan lemak SFA, MUFA merupakan factor determinan

yang mempengaruhi tekanan darah baik sistolik maupun diastolic.Asupan


lemak jenuh/SFA yang berlebih dapat memicu terjadinya aterosklerosis yang

merupakan salah satu faktor risiko hipertensi terkait dengan peningkatan

resistensi dinding pembuluh darah (Lidiyawati, 2014).

Hasil SDT 2014 menunjukkan rerata konsumsi dan proporsi penduduk yang

mengkonsumsi kelompok minyak, lemak dan olahannya sebesar 37,4 gram per

orang perhari. Kelompok minyak, lemak dan olahannya terdiri dari minyak

kelapa sawit dan minyak kelapa, kelapa dan olahannya meliputi santan cair,

kelapa, daging kelapa muda, santan instan cair, santan instan bubuk, kelapa

hutan, bungkil kelapa (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2014).

Penggunaan kelapa dalam masakan Indonesia sudah berlangsung sangat

lama dan masih digunakan sampai sekarang.Umumnya masyarakat Indonesia

mengkonsumsi kelapa untuk dijadikan santan kelapa.Masyarakat Indonesia

sangat umum menggunakan santan kelapa sebagai bahan dasar yang

dicampurkan kedalam masakan (Maulina,2015).Santan sering dianggap

penyebab penyakit pembuluh darah karena banyak mengandung asam lemak

jenuh.(Tuminah & Sihombing, 2015)

Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi lemak

dengan peningkatan tekanan darah atau hipertensi. Penelitian yang dilakukan

oleh Sugiharto (2007) di Kabupaten Karanganyar menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara konsumsi lemak dengan hipertensi dibuktikan

dengan nilai p=0,024. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Fathina

(2007) di Klinik Rawat Jalan di RSU Kodia Semarang bahwa terdapat

hubungan yang signifikan (p=0,00) antara asupan lemak dengan hipertensi,


asupan lemak dapat meningkatkan kadar tekan darah diastolik dan sislotik

(Fathina,2007).

Menurut penelitian Idham (2003) di daerah pantai Kalimantan Selatan

menunjukkan bahwa proporsi kasus dan 150 responden yang terbiasa

mengkonsumsi santan kelapa sebesar 56,2% dan pada kasus control sebesar

43,8%. Pada penelitian tersebut , proporsi kasus yang terbiasa mengkonsumsi

santan kelapa atau produk olahannya lebih banyak mengidap hipertensi

dibandingkan dengan control,dan penelitian yang dilakukan (Mujib,2006)

menunjukkan bahwa proporsi kasus dan 39 responden yang sering

mengkonsumsi santan kelapa, risiko terjadinya hipertensi 3,8 kali lebih besar

dibanding dengan responden yang tidak sering mengkonsumsi santan kelapa,

serta penelitian yang dilakukan (Tuminah & Sihombing, 2015) bahwa asupan

santan sering (≥ 3 kali / minggu) meningkatkan risiko penyakit pembuluh darah,

yang salah satunya adalah penyakit hipertensi, sehingga hal tersebut dapat

disimpulkan bahwa kebiasaan mengkonsumsi santan kelapa berhubungan

dengan kejadian hipertensi.

Masyarakat suku serawai adalah salah satu suku bangsa melayu yang

tinggal di Kota Bengkulu, populasi masyarakat suku serawai yang tinggal

dikota Bengkulu semakin tahun semakin bertambah, menurut data BPS (2000)

persentase jumlah masyarakat suku Serawai di Kota Bengkulu mencapai angka

13% dari total penduduk diperkirakan saat ini terdapat ≥ 27000 masyarakat

suku serawai yang menetap di Kota Bengkulu, salah satu kecamatan yang

terdapat dikota Bengkulu adalah Kecamatan Muara Bangkahulu yang memiliki


luas wilayah 2329,3 ha. Jumlah penduduk dikecamatan Muara Bangkahulu

adalah 50611 jiwa yang terdiri dari berbagai suku diantaranya Suku Serawai.

Salah fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Muara Bangkahulu adalah

Puskesmas Ratu Agung yang merupakan unit pelaksana teknis Dinas

Kesehatan Kota Bengkulu yang mempunyai fungsi utama sebagai

penyelenggara pelayanan kesehatan dasar, salah satu cakupan pelayanan

kesehatan Puskesmas Ratu Agung adalah Kelurahan Pematang Gubenur (BPS,

2017).

Kebiasaan makan yang dilakukan masyarakat Suku Serawai di Bengkulu

masih kurang untuk dalam hal kesehatan.Hal ini berkaitan dengan hidangan

lauk hewani yang biasanya dimasak dengan menggunakan santan kental sebagai

pelengkapnya, dan kebiasaan lainnya yang sering mengkonsumsi makanan

goreng-gorengan.Dalam seminggu masyarakat suku serawai biasanya memasak

makanan menggunakan santan 3-4 kali/ minggu (Melalatoa, 1995). Hal ini

diperkuat dengan hasil observasi awal yang dilakukan oleh penulis melalui

wawancara langsung terhadap 10 orang masyarakat suku serawai 6 responden

mengatakan bahwa mereka mengkonsumsi makanan yang mengandung santan

lebih dari 5 kali dalam 1 minggu, sedangkan 4 responden mengkonsumsi santan

3-5 kali dalam seminggu.

Sehingga hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk meniliti hubungan

asupan santan pada masyarakat Suku Serawai Wilayah kerja Puskesmas Ratu

Agung, karena masyarakat Suku Serawai sangat suka mengonsumsi santan


kelapa serta mencampurkannya dengan bahan makanan lainnya yang banyak

berdampak padakejadian penyakit pembuluh darah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dirumuskan masalah dalam

penelitian ini adalah hubungan asupan santan terhadap kejadian tekanan darah

pada masyarakat Suku Serawai wilayah kerja puskesmas Ratu Agung Kota

Bengkulu Tahun 2018

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum

Diketahui hubungan asupan santan terhadap tekanan darah pada

masyarakat Suku Serawai, wilayah kerja Puskesmas Ratu Agung Kota

Bengkulu.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahui gambaran asupan santan pada masyarakat Suku Serawai

wilayah kerja Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu.

2. Diketahui gambaran tekanan darah (sistolik dan diastolik)pada

masyarakat Suku Serawai wilayah kerja Puskesmas Ratu Agung

Kota Bengkulu.

3. Diketahui Hubungan asupansantan terhadap tekanan darah pada

masyarakat Suku Serawai wilayahkerja Puskesmas Ratu Agung Kota

Bengkulu.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Mahasiswa

Hasil Penelitian ini diharapkan untuk menambah pengetahuan,

wawasan, literatur serta mengetahui hubungan asupansantan terhadap

kejadian tekanan darah pada masyarakat Suku Serawai, Wilayah Kerja

puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu.

1.4.2 Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

tambahan pengetahuan bagi masyarakat untuk mengatur pola asupan

santan yang berlebih.

1.4.3 Bagi Instansi Pendidikan


Sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian

selanjutnyatentang ilmu kesehatan masyarakat khususnya tentang

kejadian penyakit pembuluh darah.

1.4.4 Bagi Peneliti


Sebagai sarana pembelajaran melakukan penelitian sekaligus

mengaplikasi ilmu yang sudah didapat selama perkuliahan.


1.4 Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No Nama Judul Perbedaan Persamaan Kesimpulan
penelitian penelitian penelitian
1. Hannan Hubungan Penelitian Santan Ada hubungan
Mujib Pola ini pola konsumsi
(2006) Konsumsi membahas santan dan
Santan tentang Pola minyak kelapa
Kelapa dan Konsumsi terhadap
Minyak santan dan kejadian
kelapa Minyak hipetensi
dengan Kelapa
Kejadian Sedangkan
Hipertensi penelitian
di ini
Puskesmas membahas
Pulau tentang
Masalembu santan
Kab.
Sumenep
2. Tuminah & Asupan Penelitian Santan Ada hubungan
Sihombing Santan yang ini asupan santan
2015 Sering membahas sering ( ≥ 3
meningkatk tentang kali / minggu)
an penyakit asupan meningkatkan
pembuluh santan yang risiko penyakit
darah pada sering pembuluh
orang meningkatk darah, tetapi
dewasa an penyakit besarnya risiko
pembuluh masih lebih
darah rendah dari
sedangkan faktor risiko
penelitian lain seperti
ini usia, jenis
membahas kelamin,
konsumsi hipertensi dan
santan diabetes
dengan mellitus
kejadian
hipertensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tekanan Darah

2.1.1 Pengertian Tekanan Darah

Tekanan darah didefinisikan sebagai tekanan yang terjadi didalam

pembuluh arteri manusia ketika darah dipompa oleh jantung keseluruh

anggota tubuh.Alat ukur tekanan darah disebut tensi darah.Angka yang

ditunjukkan oleh alat ukur ini biasanya dua kategori yaitu tekanan sistolik

dan diastolic (Ridwan, 2009).Tekanan darah membantu mengalirkan

darah didalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena, sehingga

terbentuklah suatu aliran darah yang menetap (Anggara, 2013).

Tekanan darah yang dibutuhkan untuk mengalirkan darah melalui

sistem sirkulasi dilakukan oleh aksi memompa oleh jantung (cardiac

output)dan dukungan dari arteri (peripheral resistance).Fungsi kerja dari

masing-masing penentu tekanan darah ini dipengaruhi oleh interaksi dari

berbagai faktor yang kompleks.Hipertensi merupakan abnormalitas dari

factor-faktor tersebut, yang ditandai dengan peningkatan curah jantung

atau ketahanan peripheral (Wahyuningsih, 2013).Kelainan tekanan darah

terbagi menjadi dua macam, yaitu hipertensi (tekanan darah tinggi) dan

hipotensi (tekanan darah rendah).Hipertensi merupakan penyakit yang

menjadi perhatian dibanyak Negara karena merupakan penyakit yang

tidak menular (Anggara, 2013).


Tekanan darah tinggi merupakan gangguan pembuluh darah yang

mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah

terhambat sampai kejaringan tubuh yang membutuhkan.Hipertensi

disebut silent killer (membunuh secara diam-diam), karena termasuk

penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya terlebih

dahulu sebagai peringatan bagi penderitanya (Ridwan, 2009).Hipertensi

merupakan peningkatan tekanan darah sistolik yang lebih dari 140

mmHg dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHg (WHO,

2014).Tekanan darah sistolik terjadi pada saat jantung menguncup

sementara itu, tekanan darah diastolik terjadi pada saat jantung

mengembang (Triyanto, 2014).

Hipertensi dapat membunuh penderitanya secara pelan-pelan.

Hipertensi juga dapat mengakibatkan munculnya penyakit berat lainnya

seperti serangan jantung, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal.

Sebagaimana diketahui penyebab dari munculnya penyakit ini akibat

gaya hidup dan pola makan yang kurang tepat seperti makan fast food

dan junk food yang kaya lemak, makanan asinan, ditambah malas

berolahraga serta stress ( Ridwan, 2009).

2.1.2 Mekanisme Tekanan Darah

Tekanan darah dapat meningkat melalui beberapa mekanisme,

Pertama, jantung memompa lebih kuat sehingga darah mengalir dengan

kecepatan tinggi setiap detiknya. Kedua, arteri besar mengalami

kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, hal ini mengakibatkan


ketika jantung berdenyut darah harus mengalir melalui pembuluh darah

yang lebih sempit daripada biasanya sebingga menyebabkan naiknya

tekanan darah. Ketiga, kelainan fungsi ginjal dimana ginjal tidak dapat

membuang sejumlah garam dan cairan dari dalam tubuhnyasehingga

meningkatnya volume darah, hal ini dapat memicu terjadinya tekanan

darah tinggi (Ridwan,2009).

Tubuh manusia memiliki suatu regulasi dalam mengendalikan

tekanan darah yang dinamakan rennin-angiostensin. Mekanisme ini

terjadi pada ginjal yaitu melalui pelepasan hormon rennin jika tekanan

darah di dalam glomerulusginjal menurun, didalam darah renninakan

bergabung dengan suatu protein membentuk angiotensinyang dapat

meningkatkantekanan darah. Tekanan darah yang tinggi akan kembali

diturunkan ketika rennindilepaskan kembali oleh ginjal sampai tekanan

darah mencapai titik yang normal (Ridwan, 2009).

Secara garis besar, orang yang menderita hipertensi diakibatkan oleh

pukulan jantung (cardiac output)yaitu jumlah volume darah yang

terdapat pada setiap kontraksi ketika dipompa keluar jantung. Semakin

tinggi cardiac outputakan meningkatkan emungkinan terkena hipertensi

(Ridwan, 2009).

2.2 Hipertensi

2.2.1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi merupakan penyakit yang berhubungan dengan tekanan

darah manusia. Tekanan darah itu sendiri didefinisikan sebagai tekanan


yang terjadi didalam pembuluh arteri manusia ketika darah dipompa oleh

jantung keseluruh anggota tubuh. Alat ukur tekanan darah disebut tensi

darah. Angka yang ditunjukkan oleh alat ukur ini biasanya dua kategori

yaitu angka tekanan sistolik dan diastolik. Misalnya seseorang yang

memiliki tekanan darah pada pembuluh arteri ketika jantung

berkonstraksi (systole). Sedangkan angka 80 menunjukkan tekanan darah

ketika jantung sedang berelaksasi (diastolic) (Ridwan,2009).

Apabila seseorang memiliki tekanan darah mencapai 140 mmHg

(systole) atau lebih yang diukur ketika kita sedang duduk dan tekanan

darah diastole 90 mmHg atau lebih, maka orang tersebut dikategorikan

memiliki tekanan darah tingi atau diatas rata-rata. Seseorang dapat juga

dikategorikan hipertensi jika tekanan darahnya sekitar 160/90 mmHg

yang diukur sebanyak tiga kali pengukuran dan tekanan darah tersebut

bertahan selama dua bulan (Ridwan,2009).

Penyakit hipertensi lebih akrab disebut sebagai penyakit darah

tinggi. Penyakit ini sebenarnya sebuah hipertensi arteri yang diakibatkan

tekanan darah yang meningkat secara kronis. Penyakit ini terjadi tanpa

gejala yang dapat meningkatkan resiko seseorang terkena penyakit

storoke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung sampai kerusakan

ginjal (Ridwan,2009).

Pengukuran tekanan darah pertama kali dialkukan oleh Reverend

Stephen Hales yang mengukur tekanan darah kuda pada tahun 1711.

Percobaan Hales ini agak sadis juga dengan menelentangkan serta


mengikat kuda agar dapat memasukkan tabung tembaga kedalam arteri

crusinya. Percobaan berikutnya dilakukan oleh Jean Pisevielle pada

tahun 1928. Ia mengukur tekanan darah tikus menggunakan monometer

mercury. Orang pertama yang melakukan pengukuran tekanan darah

pada tubuh manusia adalah Riva Rocci pada permulaan abad ke-20.

Rocci menggunakan Sphymomanometer yang mirip dengan alat

pengukur tekanan darah dipekenalkan oleh Korotoff pada tahun 1905

(Ridwan, 2009).

2.2.2 Klasifikasi Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi


Menurut The Sevent Report of The Joint National Committee on

Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Boold

Preasure (JNC VII) tekanan darah seseorang dapat dikelompokkan

sebagai berikut

Tabel 2.1 Derajat Hipertensi Untuk Usia ≥ 18 Tahun


Klasifikasi Tekanan sistolik Tekanan Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Normal <120 dan 80
Prehipertensi 120-139 atau 80-89
Hipertensi Stadium 1 140-159 atau 90-99
Hipertensi Stadium 2 >160 atau > 100
Sumber : The Sevent Report of The Joint National Committee on

Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High

Boold Preasure (JNC VII)

Berdasarkan tabel diatas, tekanan darah normal seseorang berkisar

antara <120 mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk diastolic atau

biasa ditulis 120/80 mmHg. Adapun seseorang dikatakan menderita


hipertensi jika tekanan darahnya selalu terbaca diatas 140/90 mmHg

(Ridwan,2009).

2.2.3 Penyebab Hipertensi


Hipertensi ternyata tidak saja diakibatkan oleh tekanan darah yang

abnormal namun dapat juga diakibatkan oleh komplikasi penyakit dan

kelainan pada organ target terutama organ vital. Selain itu adanya sidrom

X atau Reaven pada orang yang mengalami hipertensi yang diikuti

dengan gangguan toleransi glukosa atau diabetes mellitus, dislipedimia,

serta obesitas. Oleh karena itu, orang yang menderita hipertensi biasanya

akan diikuti dengan penyakit lainnya (Ridwan, 2009).

Hipertensi terdapat dua jenis yaitu hipertensi primer dan sekunder.

Hipertensi primer sekalipun tidak diketahui penyebabnya namun diduga

bahwa munculnya hipertensi ini berkaitan dengan peningkatan tekanan

darah dari waktu ke waktu, yang mempengaruhi perubahan pada jantung

dan pembuluh darah lainnya. Penderita hipertensi ekitar 90% merupakan

hipertensi primer. Pada hipertensi sekunder, diperkirakan sekitar 5%-

10% disebabkan oleh penyakit ginjal, kemudian sekitar 1%-2%

diakibatkan oleh kelainan hormonal atau dapat juga diakibatkan oleh

pemakaian obat tertentu seperti pil KB. Selain itu, tumor pada kelenjar

adrenalin yang menghasilkan hormo epineprin (adrenalin) atau

norepineprin (nonadrenalin) yang sering disebut feokromositoma, juga

memberikan andil terhadap munculnya hipertensi sekunder (Ridwan,

2009).

Tabel 2.2 Beberapa Penyebab Hipertensi Sekunder (Ridwan,2009)


Penyebab Hipertensi sekunder Jenis
 Stenosis arteri renalis
 Pielonefritis
 Glomerulonefritis
 Tumor – tumor ginjal
Penyakit Ginjal  Penyakit ginjal polikista
(dapat diturunkan)
 Trauma pada ginjal
 Terapi penyinaran
 Hiperaldosteronisme
Kelainan Hormonal  Sindroma cushing
 Feokromositoma
 Pil KB
 Kortikosteroid
 Siklosporin
Obat-obatan  Kokain
 Penyalangunaan Alkhol
 Kayu manis dalam
jumlah besar
Penyebab Lainnya  Koartosio aorta
 Preeklamsi pada
kehamilan
 Porfiria intermeiten akut
 Kerancunan timbale akut

Mengonsumsi makanan berkadar garam tinggi juga dapat memicu

terjadinya hipertensi. Jika kadar garam dalam makanan diatas 5,8 gram

setiap hari sudah cukup meningkatkan tekanan darah seseorang. Di

Amerika Serikat sekitar 75 juta penduduk Amerika Serikat mengidap

hipertensi. Selain itu terdapat korelasi antara hipertensi dengan usia yang

semakin lanjut, obesitas , keturunan Afrika-Amerika merupakan orang

yang memiliki prevalensi tinggi pengidap hipertensi dalam konteks ini

factor genetic memiliki pengaruh signifikan terhadap penyakit

hipertensi. (Ridwan,2009).
Secara garis besar, orang yang menderita hipertensi diakibatakan

oleh volume pukulan jantung (cardiac output) yaitu jumlah volume darah

yang terdapat pada setiap kontraksi ketika dipompa keluar jantung.Selain

cardiac output yang semakin tinggi, penyebab munculnya hipertensi

dapat diakibatkan oleh pengendapan kolesterol dan lemak

(arteriosclerosis) yang menyebakan tekanan darah semakin tinggi. Oleh

karena itu, pola makan yang kurang sehat dengan tidak memperhatikan

menu sehat dengan gizi seimbang cenderung memicu penumpukkan

lemak dan kolesterol di dalam pembuluh darah (Ridwan, 2009).

2.2.4 Faktor Resiko Pemicu Hipertensi


Faktor resiko pemicu penyakit hipertensi yaitu :

1. Faktor Keturunan

Pada 70-80% kasus hipertensi esensial, didapatkan riwayat

hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan

pada kedua orang tua, maka kemungkinan hipertensi esensial lebih

besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar

monozigot (satu telur), apabila salah satu menderita hipertensi

(Rina,2015).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar

responden mempunyai riwayat keturunan hipertensi dari hasil uji

statistik Chi-Square didapatkan nilai p= 0,00 yang artinya terdapat

hubugan yang bermakna antara adanya riwayat keturunan dengan

kejadian hipertensi dan didapatkan nilai OR 7,86 kali berisiko

menderita hipertensi (Fitriana, Lipoeto, & Triana, 2012). Hasil


penelitian menunjukkan bahwa riwayat keluarga merupakan factor

resiko kejadian hipertensi Dari hasil uji Chi-Square didapatkan nilai

p = 0,000 yang artinya terdapat hubugan yang bermakna antara

adanya riwayat keturunan dengan kejadian hipertensi (Rina,2015).

2. Usia
Umumnya tekanan darah pada seseorang akan bertambah

secara perlahan dengan bertambahnya usia seseorang. Risiko untuk

menderita hipertensi pada penderita usia ≥ 55 tahun penderita

hipertensi lebih banyak diderita oleh laki-laki dibandingkan dengan

perempuan. Sedangkan pada saat usia 55-74 tahun. Populasi pada

lansia yang berusia ≥ 60 tahun akan meningkatkan hipertensi yaitu

sebesar 65,4% (Joint National Commite VII,2003)

3. Obesitas
Berat badan adalah salah satu yang paling erat kaitannya

dengan hipertensi. Dibanding dengan orang kurus, orang yang

gemuk lebih besar peluangnya terkena hipertensi. Kegemukan

merupakan ciri khas dari populasi hipertensi. Di perkirakan

sebanyak 70% kasus baru penyakit hipertensi adalah orang dewasa

yang berat badannya sedang bertambah. Dugaannya adalah jika

berat badan seseorang bertambah, volume darah akan bertambah

pula, sehingga beban jantung untuk memompah darah juga

bertambah. Sering kali kenaikan volume darah dan beban pada

tubuh yang bertambah berhubungan dengan hipertensi, karena

semakin besar bebannya, semakin berat juga kerja jantung Dalam


memompah darah keseluruh tubuh. Kemungkinan lain adalah dari

faktor produksi insulin, yakni suatu hormon yang diproduksi oleh

pangkreas untuk mengatur kadar gula darah. Jika berat badan

rertambah, terdapat kecenderungan pengeluaran insulin yang

bertambah. Dengan bertambahnya inrulin, penyerapan natrium

dalam ginjal akan berkurang. Dengan bertambahnya natrium dalam

tubuh, volume cairan dalam tubuh juga akán bertambah. Semakin

banyak cairan termasuk darah yang ditahan, tekanan darah akan

semakin tinggi (Rina, 2015).

4. Stres
Hubungan stress dengan hipertensi melalui aktivitas saraf

simpatis, dalam kondisi stress adrenalin ka dalam aliran darah,

sehingga menyebabkan kenaikan tekanan darah sehingga siap untuk

bereaksi (Rina,2015).

5. Faktor Rokok
Merokok dapat mempermudah terjadinya penyakit jantung.

Selain itu, merokok dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan

darah. Hal ini disebabkan pengaruh nikotin dalam peredaran darah.

kerusakan pembuluh darah juga diakibatkan oleh pengendapkan

kolesterol pada pembuluh darah, sehingga jantung bekerja lebih

cepat. (Rina,2015)

6. Faktor Pola Makan yang Salah


Makanan yang diawetkan dan komsumsi garam dapur serta bumbu

penyedap dalam jumlah yang tinggi seperti monosodium glutamat

(MSG), dapat menaikkan tekanan darah karena mengandung natrium

dalam jumlah yang berlebih, sehingga dapat menahan air (retensi)

sehinggameningkatkan jumlah volume darah, akibatnya jantung

harus bekerja lebih keras untuk memompanya dan tekanan darah

menjadi naik, selain itu natrium yang berlebihan akan menggumpal

pada dinding pembuluh darah, dan natrium akan terkelupas sehingga

akibatnya menyumbat pembuluh darah (Rina,2015).

Salah satu faktor pemicu munculnya penyakit hipertensi adalah

asupan bahan makanan yang kurang memenuhi syarat sebagai

makanan sehat.Makanan yang dapat memicu munculnya penyakit

hipertensi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.3 Bahan Makanan Pemicu Penyakit


Hipertensi
Klasifikasi Bahan Makanan Contoh Bahan Makanan
dan Minuman
Makanan dengan kadar lemak Otak, ginjal, paru,
jenuh tinggi minyak,kelapa, dan gajih
Makanan olahan berbahan dasar Biscuit, craker, keripik, serta
garam natrium makanan kering yang diasinkan
Makanan dan minuman kaleng Sarden, sosis, korned, sayuran
dan buah-buahan yang
dikalengkan, dan minuman soft
drink
Makanan yang diawetkan Dendeng, udang kering,asinan
sayur buah, abon, ikan asin,
pindang, telur asin, dan selai
kacang
Susu full cream Mentega, margarin, keju
mayonnaise, daging merah (sapi
kambing), kuning telur, dan kulit
ayam
Penyedap rasa Kecap, magi, terasi, saus tomat,
saus sambal, tauco serta bumbu
penyedap dengan kandungan
garam natrium dosis tinggi
Alkhol dan makanan hasil Tape, minuman keras, dan bahan
fermentasi makanan serta minuman
berbahan dasar Alkhol
Selain kadar garam yang dapat meningkatkan tekanan darah

seseorang, timbunan kadar kolesterol didalam darah juga dapat memicu

munculnya hipertensi. Sehingga orang yang memimiliki kadar kolesterol

tinggi merupakan orang yang sangat beresiko terkena hipertensi. Tinggi

kadar kolesterol didalam darah dapat diakibatkan asupan makanan yang

kekurangan asupan asam amino esensial, antioksidan, biotin, karnitin dan

asam lemak esensial (Ridwan,2009).

2.2.5 Penatalaksanaan Diet Hipertensi

1. Diet Garam Rendah

Tujuan diet garam rendah adalah membantu menghilangkan retensi

garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah

pada pasien hipertensi (Almatsier,2006).

2. Syarat Diet

Syarat-syarat Diet Garam Rendah adalah :

1. Cukup energi, protein, mineral, dan vitamin

2. Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit


3. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam

atau air (Almatsier,2006)

3. Macam Diet dan Indikasi Pemberiannya

Diet Garam Rendah diberikan kepada pasien dengan edema atau

asites atau hipertensi seperti yang terjadi pada penyakit

dekompensasio kordis, sirosis hati, penyakit ginjal tertentu, toksemia

pada kehamilan, dan hipertensi esensial. Diet ini mengandung cukup

at-zat gizi. Sesuai dengan keadaan penyakit dapat diberikan berbagai

tingkat Diet Garam Rendah.

a. Diet Garam Rendah I (200-400 mg N


Diet Garam Rendah I diberikan kepada pasien dengan
edema, asites, dan hipertensi berat. Pada pengolahannya tidak
ditambahkan garam dapur.

b. Diet Garam Rendah II (600-800 mg Na)


Diet Garam Rendah II diberikan kepada Paien dengan

edema, asites, dan hipertensi tidak terlalu berat. Pemberian

makanan sehari sama denga Diet Garam Rendah I. Pada

pengolahan makanannya boleh menggunakan ½ sdt garam dapur

(2 g)

c. Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na)


Diet Garam Rendah III diberikan kepada pasien dengan

edema dan hipertensi. Pemberian makanan sehari sama dengan


Diet Garam Rendah I. Pada pengolahan boleh menggunakan 1 sdt

(4 g) garam dapur (Almatsier,2006)

2.3 Kelapa (Cocoa Nucifera)

Tanaman ini mulai berbuah pada umur 6 sampai 7 tahun, tapi pada beberapa

daerah tertentu sudah mulai berbuah pada umur 5 tahun. Bunga betina tanaman

kelapa akan dibuahi pada waktu 13 sampai 24 hari setelah berkembang dan

buah akan menjadi rusak setelah 12 bulan (Muchtadi,2010).

Tanda-tanda buah kelapa yang cukup masak untuk dipungut yaitu : kulit

luar (epicarp) berwarna merah kehitam-hitaman atau kecoklat-coklatan,

apabila buah tersebut diguncang maka air di dalamnya berbunyi, berat rata-rata

telah menurun. Jika kelapa yang dipetik terlalu tua akan memberikan hasil

kopra yang kurang baik, meskipun kadar minyaknya tinggi (dry basis kira-kira

75%). Berdasarkan hal ini maka lebih baik memetik kelapa yang sedikit lebih

muda daripada terlalu tua, karena selain menghasilkan kopra yang kurang baik

tetapi kelapa yang sudah tua juga muda berkecambah terdapat enzim-enzim

yang menghancurkan dan melunakkan bagian-bagian daging buah, kelapa yang

berkecambah ini akan menghasilkan kopra yang tidak berwarna putih

melainkan berwarna kelabu dan kopranya sukar kering, dan juga serabut kelapa

tua ini kasar serta sukar dilepaskan dari tempurung (Muchtadi,2010).

Daging buah kelapa yang sudah masak dapat dijadikan kopra dan bahan

makanan, daging buah kelapa merupakan sumber protein yang penting dan

sudah dicerna. Daging buah kelapa yang sudah masak dapat diolah menjadi
santan (juice extract), dimana santan kelapa ini dapat dijadikan bahan

pengganti susu atau dijadikan minyak. Kandungan gula pada santan daging

buah kelapa kurang dari 1%. Karena itu santan kelapa tidak dapat dijadikan

alkhol. Selain itu telah dapat diisolasi komponen rafinosa, sukrosa, fruktosa,

galaktosa dan glukosa. (Muchtadi,2010).

Daging buah kelapa juga terdapat enzim-enzim seperti peroksidase,

dehydrogenase, katalase, dan pospatase. Enzim ini pada buah yang sudah

dipetik akan mempercepat proses hidrolisa minyak sehingga terbentuk asam

lemak bebas dan mempercepat oksidasi pada asam lemak tidak jenuh yang

menghasilkan peroksida, dimana peroksida ini kemudian pecah menjadi

aldehid dan keton (Muchtadi,2010).

2.4 Daging Buah Kelapa

Daging buah pada tanaman kelapa merupakan simpanan kalori atau

makanan yang digunakan untuk pertumbuhan tunas sebagai bibit kelapa.

Daging ini, sebagaimana banyak dietahui, berwarna putih bersih dengan

lapisan kulit ari tipis berwarna cokelat disisi luarnya yang bersentuhan dengan

tempurung kelapa. Ada banyak produk turunan yang dapat dihasilkan dari

daging buah kelapa antara lain minyak kelapa mentah (crude coconut oil),

bungkil kelapa (copra cake), virgin coconut oil (VCO), kelapa parut
(desiccated coconut), dan produk penting lainnya yang dihasilkan dari daging

buah kelapa adalah santan (coconut milk) (Mawardin, 2015).

Santan dihasilkan dari daging buah kelapa segar yang telah diparut,

dicampur 15%-25% air, kemudian diperas. Kandungan nutrisi yang ada pada

santan membuatnya tidak hanya sebagai penyedap rasa masakan, namun juga

sebagai penambah zat gizi makanan (Mawardin, 2015).

2.5 Pengertian Santan Kelapa

Santan kelapa merupakan suatu cairan berwarna putih seperti susu yang

diperoleh dari hasil pengepresan atau pemerasan dari buah kelapa yang telah

diparut dengan penambahan atau tanpa air. Dengan adanya penambahan air

tersebut maka akan mempengaruhi komposisi dari santan kelapa itu sendiri.

Komposisi santan kelapa dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.4 Komposisi Santan Kelapa

Komposisi Satuan Satuan Murni Satuan dengan


penambahan air
Kalori Kal 324 122
Protein G 4.2 2
Lemak G 34.3 10
Karbohidrat G 5.6 7.6
Kalsium Mg 14 25
Phosphor Mg 1.9 0.1
Vitamin A 0 0
Thiamin 0 0
Air G 54.9 80
Bagian yang G 100 100
dapat dimakan
(Prihatini, 2008)
2.6 Hubungan Santan Kelapa dengan Tekan Darah

Menurut direktorat Gizi Masyarakat Santan kelapa merupakan olahan dari

buah kelapa dan ini adalah lemak jenuh yang perlu dihindari karena dalam

lemak ini dianggap sebagai penyebab terjadinya arteroskelorosis yang

selanjutnya merupakan salah satu pencetus terjadinya hipertensi (Mujib,2006).

Lemak kelapa telah banyak mendapat perhatian dalam bidang kesehatan.

Lemak kelapa terdiri dari 90% asam lemak jenuh. Asupan lemak jenuh ini

mempengaruhi kadar kolesterol darah yang dapat menyebabkan

ateroskelorosis yang selanjutnya menjadi pencetus terjadinya hipertensi. Asam

lemak yang utama didalam lemak kelapa adalah asam lemak laurat (12:0)

dengan persentase 46%, asam miristat (14:0) dengan persentase 17% dan asam

palmitat (16:0) dengan persentase 9% dan 10% terdiri dari asam lemak tak

jenuh. Hal ini berbeda dengan minyak zaitun yang terdiri dari 87% asam lemak

tak jenuh. Bahkan ketika membandingkan lemak kelapa dengan makanan lain

yang tinggi lemak jenuh, seperti mentega, lemak kelapa memiliki proporsi

yang lebih tinggi yaitu 90% lemak jenuh dan mentega hanya sebesar 66%.

(Farhikhtah & Grahn, 2013)

Menurut Rekomendasi Nutrisi Nordik (NNR), asupan lemak jenuh

termasuk lemak trans harus dibatasi maksimal 10 E%. Telah ditemukan bahwa

pengurangan konsumsi lemak jenuh dapat menurukan kadar kolesterol darah,

karena asupan lemak jenuh adalah salah satu factor yang mempengarhi kadar

kolesterol paling tinggi. Kolesterol dalam darah dapat diukur dalam TC, LDL,
HDL,VLDL. LDL biasanya disebut sebagai kolesterol jahat karena fakta yang

ada bahwa LDL ini dapat terakumulasi dalam dinding pembuluh darah dan

membentuk plak yang dapat menyebabkan hipertensi dan pada gilirannya dapat

menyebabkan penyempitan pembuluh darah, konsekuensi utama dari proses ini

adalah bahwa kecepatan aliran darah berkurang serta menyebabkan

peningkatan risiko CVD(Farhikhtah & Grahn, 2013).

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi lemak

dengn peningkatan tekanan darah hipertensi, penelitian yang dilakukan oleh

Sugiharto (2007) dikabupaten karanganyar menunjukkan adanya hubungan

yang signifikan antara konsumsi lemak dengan hipertensi dibuktikan dengan

nilai p= 0,024. Hasil Penelitian yang dilakukan Fathina (2007) di Klinik Rawat

Jalan RSU Kodia Semarang bahwa terdapat hubungan yang signifikan dengan

nilai p= 0,00 antara asupan lemak dengan hipertensi yang artinya asupan lemak

dapat menigkatkan hipertensi. Hasil Penelitian Idham (2003) didaerah pantai

Kalimantan Selatan menunjukkan bahwa proporsi kasus dan 150 responden

yang terbiasa mengkonsumsi santan kelapa sebesar 56,25 % pada kasus kontrol

sebesar 43,8%. Pada penelitian Idham tersebut, proporsi kasus yang terbiasa

mengkonsumsi santan kelapa atau produk olahannya lebih banyak mengidap

hipertensi dibandingkan dengan kontrol. Hasil Peneitian Mujib (2006) didaerah

Masalembu Kab.Sumenep menunjukkan bahwa proporsi kasus 39 responden

sering mengkonsumsi santan kelapa yang menderita hipertensi lebih banyak

mengidap hipertensi dibandingkan dengan yang jarang mengkonsumsi santa

kelapa. Dalam penelitian Mujib ini dapat disimpulkan bahwa risiko terjadinya
hipertensi pada responden yang sering mengkonsumsi santan kelapa 3.8 kali

lebih besar disbanding dengan responden yang tidak sering mengkonsumsi

santan kelapa. . Hasil penelitian yang dilakukan (Tuminah & Sihombing, 2015)

bahwa asupan santan (≥ 3 kali/minggu) meningkatkan risiko penyakit

pembuluh darah , yang salah satunya adalah penyakit hipertensi.

Menurut sumbernya lemak dapat berasal dari makanan yang kita konsumsi

sehari-hari, baik dari sumber nabati maupun hewani. Secara umum (kecuali

santan kelapa dan berbagai produk olahannya), lemak nabati mengandung

asam lemak tak jenuh ganda dan asam lemak jenuh tunggal, sebaliknya lemak

yang berasal dan hewani kebanyakan mengandung asam lemak jenuh

(Mujib,2006)

2.6 Suku Serawai


Suku serawai adalah salah satu suku bangsa yang bermukim di Provinsi

Bengkulu tepatnya di Bengkulu bagian Selatan. Adapun pusat penyebaran suku

Serawai di Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu yaitu Kecamatan

Sukaraja, Kecamatan talo, Kecamatan Pino, Kecamatan kelutum, Kecamatan

Manna dan Kecamatan Seginim. Karena semua daerah tersebut termasuk

bagian dari wilayah Bengkulu bagian Selatan maka orang suku serawai sering

menyebut diri mereka “ Orang Selatan” (Melalatoa, 1995).

Ada tiga pendapat mengenai asal usul kata Serawai, diantaranya :


1. Kata Serawai berasal dari kata Sawai yang berarti cabang. Cabang disini

maksudnya adalah cabang dua buah sungai yaitu sungai Musi dan sungai

Seluma yang dibatasi oleh bukit Campang.

2. Kata Serawai berasal dari kata Seran. Kata Seran sendiri diartikan celaka,

hal ini dihubungkan dengan legenda anak raja dari hulu yang dibuang

karena terkena penyakit menular. Anak raja ini dibuang ke sungai dan

terdampar di muara, kemudian disitulah anak raja tersebut membangun

negeri.

3. Kata Serawai berasal dari kata Selawai yang berarti gadis atau perawan.

Pendapat ini berdasarkan pada cerita yang mengatakan bahwa suku Serawai

adalah keturunan sepasang suami-istri. Sang suami berasal dari Rejang

Sebah (penduduk asli pesisir pantai Bengkulu) dan istrinya adalah seorang

puteri atau gadis yang berasal dari Lebong. Dalam bahasa Rejang dialek

Lebong, puteri atau gadis disebut Selawai. Kedua suami-istri inikemudian

beranak-pinak dan mendirikan kerajaan kecil yang oleh orang Lebong

dinamakan Serawai.

Dari tiga pendapat diatas belum dapat dipastikan apa sebenarnya arti

kata Serawai tersebut., ada sebagian orang yang mengatakan bahwa Serawai

berarti “satu keluarga”, hal ini tidak mengherankan apabila dilihat rasa

persaudaraan atau kekerabatan antar sesame masyarakat suku Serawai

sangat kuat (Direktorat Jenderal Kebudayaan RI, 2014).

Mata pencaharian utama bagi masyarakat suku Serawai adalah

bercocok tanam padi di sawah. Tidak jarang masyarakat suku Serawai juga
mengusahakan tanaman perkebunan seperti cengkeh, kopi, kelapa dan karet.

Bagi masyarakat Suku Serawai pohon kelapa merupakan tanaman yang

biasa ditanam di perkarangan halaman depan rumah. Masyarakat Serawai

sendiri hari-hari didalam satu bulan mempunyai symbol tersendiri misalnya

hari umbi yang memiliki arti bahwa pada hari itu adalah hari yang baik bagi

masyarakat suku Serawai untuk menanam umbi-umbian karena dipercaya

memperoleh hasil yang banyak. Kemudian hari buah, yaitu diatikan baik

bagi masyarakat suku Serawai untuk menanam buah –buahan seperti

jagung, kelapa, papaya dan lain-lain (Melalatoa, 1995).

Suku serawai dalam pengolahan makanan sehari-hari sering sekali

menggunakan bahan seperti santan kental. Setiap harinya selalu ada

makanan yang diolah menggunakan santan. Adapun campuran dalam

masakan itu sendiri adalah bahan makanan yang tinggi kandungan

lemaknya seperti daging sapi atau ayam. Adapun beberapa makanan khas

Kabupaten Bengkulu Selatan yang merupakan pusat masyarakat Suku

Serawai antara lain : gulai rebung asam dengan kepala ikan, gulai umbut

rotan dan bunga kembaang, gulai umbut lipai, gulai kacang panjang dan

terong, gulai daun pakis, serta gulai remis. Gulai sendiri bagi masyarakat

Suku Serawai adalah masakan yang diolah dengan menggunakan santan.

Hal ini dikarenakan pohon kelapa yang dijadikan tanaman pekarangan lah

yang membuat suku Serawai hampir setiap hari mengolah bahan makanan

dengan menggunakan santan (Melalatoa, 1995).


2.7 Metode Food Recall 24 Jam
2.7.1 PengertianFood Recall 24 Jam
Metode recall 24 jam adalah salah satu metode survei konsumsi

yang menggali atau menanyakan apa saja yang dimakan dan diminum

responden selama 24 jam yang berlalu baik yang berasal dari dalam

rumah maupun di luar rumah. Metode Recall ini paling sering digunakan

dalam suatu penelitian karena cukup akurat, cepat pelaksanaannya,

murah, mudah, dan tidak perlu memerlukan peralatan yang mahal

(Kusharta&Supariasa 2014).

2.7.2 TujuanFood Recall 24 jam


Tujuan metode recall 24 jam adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendapatkan informasi tentang makanan yang sebenarnya

dimakan 24 jam yang lalu. Makanan dapat berupa makanan utama dan

makanan selingan serta minumanyang nyata dimakan 24 jam yang lalu.

2. Untuk mengetahui rata-rata asupan dari masyarakat dengan catatan

sampel harus betul-betul mewakili suatu populasi

3. Untuk mengetahui tingkat konsumsi energi dan zat-zat gizi tertentu. Zat

gizi yang umum diketahui yaitu yang dapat menggambarkan kuantitas

dan kualitas makanan seperti Energi (Karbohidrat) dan protein.

Disamping itu pula dapat ditentukan konsumsi lemak, vitamin dan

mineral.

4. Perbandingan internasional hubungan antara asupan zat gizi dengan

kesehatan dan golongan rawan gizi(Kusharta & Supariasa 2014)

2.7.3 Keunggulan Metode Recall 24 Jam


1. Akurasi data dapat diandalkan
2. Murah, tidak memerlukan biaya tinggi

3. Sederhana, mudah, dan praktis dilaksanakan di masyarakat

4. Waktu pelaksanaan relative cepat, sehingga mencakup banyak

responden

5. Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi

individu sehingga dapat dihitung asupan energy dan zat gizi sehari

6. Memberikan gambaran kualitatif Dari pola makan seperti asupan zat

gizi

7. Sangat berguna untuk mengukur rata-rata asupan untuk populasi

besar, oleh karena itu sering digunakan untuk survey konsumsi

makanan.

8. Dapat digunakan bagi orang yang buta huruf maupun yang melek

huruf

9. Responden tidak perlu mendapat pelatihan

10. Tidak membahayakan

11. Memungkinkan jumlah sampel yang besar

12. Lebih objektif dari metode riwayat makan

13. Sangat berguna dalam hal klinis.(Kusharta & Supariasa, 2014)

2.7.4 Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Recall 24 Jam


1. Responden mengingat semua makanan dan minuman yang dimakan

24 jam lalu

2. Responden menguraikan secara mendetail masing-masing bahan

makanan yang dikonsumsi seperti bahan makanan atau makanan


jadi. Mulai dari makan Pagi, makan siang , makan malam, dan

berakhir sampai akhir hari tersebut

3. Responden mmperkirakan ukuran porsi yang dimakan, sesuai

dengan ukuran rumah tangga yang biasa digunakan, antara lain

dengan menggunakan food model atau foto-foto, bahan makanan

asli dan alat-alat makan.

4. Pewawancara dan responden mengecek/mengulangi kembali apa

yang dimakan dengan cara mengingat kembali

5. Pewawancara mengubah ukuran porsi setara ukuran gram(Kusharta

& Supariasa, 2014)

2.8 Kerangka Teori


Bagan Kerangka Tori 2.8

Suku Serawai

Tekanan Darah

Pola Hidup

Faktor Resiko Pemicu Hipertensi

Konsumsi Santan Kelapa (Coconut


Pola Makanan yang Salah Milk)

Keturunan
Lemak Jenuh

Usia

Obesitas

Stress

Faktor Rokok
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti

Sumber : Modifikasi Notoatmodjo,2012

2.9 Hipotesis

1. Ha : Ada hubungan Asupan Santan dengan Tekanan Darah

2. Ho : Tidak Ada hubungan AsupanSantan dengan Tekanan Dara


BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah survei analitik. Survei Analitik

merupakan survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan

mengapa fenomena kesehatan itu terjadi (Notoatmodjo,2012). Dalam

penelitian survei analitik ini, penelitian tidak dilakukan terhadap seluruh objek

yang diteliti (populasi), tetapi hanya mengambil sebagian dari populasi.

Rancangan penelitian ini yaitu cross-sectional karena variable yang

termasuk independen (Asupan Santan) dengan variable dependen (Tekanan

Darah) diambil sekaligus pada waktu yang bersamaan

(Notoatmojo,2012).Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif.

3.2 Kerangka Konsep

Penelitian ini melihat kajian hubungan asupan santan (Variabel Independen)

dengaan tekanan darah (variabel dependen) pada masyarakat Suku Serawai,

wilayah kerja puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu.

Bagan 3.2 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Asupan Santan Tekanan Darah


3.3 Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Hasil Skala


Ukur
Asupan Jumlah santan Wawancara Formulir Food …gr/hari Rasio
Santan yang Recall 3x24 jam
dikonsumsi
responden setiap
makan
Tekanan Pengukuran Mengukur Sfigmomanometer ….mmHg Rasio
Darah tekanan darah Tekanan Darah
responden
dengan
menggunakan
alat tensimeter

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan diwilayah kerja Puskesmas Ratu Agung. Adapun

pelaksanaan penelitian ini adalah pada bulan April 2018.

3.5 Populasi Penelitian


Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo,2012). Populasi dalam penelitian inimasyarakat suku serawai

yangmenetap di wilayah kerja puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu pada

Tahun 2018.

3.6 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili suatu populasi

(Notoatmodjo,2012).

Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian inidihitung dengan

menggunakan rumus Sudigdo Sastroasmoro (1995) sebagai berikut :


𝑧𝑎+z 𝛽
n =[0,5 𝐼𝑛 [(1+𝑟)/(1−𝑟)]]² + 3

2,53+1,85
=[ 0,5 𝐼𝑛 [(1+0,53)/(1−0,53)]]² + 3

4,38
= [0,5901]² + 3

=[7,42]²+3

=58.05 + 10%

=58,05 + 5,80

= 63,85= 64 sampel

Keterangan :

1. Perkiraan koefisien korelasi , r (dari pustaka)

2. Tingkat kemaknaan, 𝛼 (ditetapkan peneliti)

3. Power, atau z 𝛽 (ditetapkan peneliti)

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus tersebut diperoleh

sampel minimal sebesar 58,05 sampel. Sampel yang akan digunakan adalah

besar sampel minimal ditambah 10% jumlah sampel minimal, sehingga

sampel yang akan digunakan adalah 64 orang untuk menghindari drop out.

3.7 Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel menggunakan cara non probability sampel dengan

menggunakan teknikpurposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel


berdasarkan pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri

atau sifat populasi yang diketahui sebelumnya (Notoatmodjo,2012)

Adapun kriteria sampel inklusi dalam penelitian ini yaitu :

1. Responden bersedia diambil menjadi sampel

2. Responden berasal dari Suku Serawai

3. Responden bisa berkomunikasi secara baik

4. Responden menetap di wilayah kerja Puskesmas Ratu Agung Kota

Bengkulu.

5. Responden berusia 18-65 tahun.

6. Responden sedang tidak mengkonsumsi obat penurun tekanan darah

Kriteria Eksklusi merupakan sebagian atau beberapa subjek yang

tidak memenuhi kriteria inklusi dan tidak diambil atau harus dikeluarkan dari

studi atau penelitian. Adapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini antara lain :

1. Responden tidak berada dirumah saat pengambilan data

3.8 Teknik Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data


3.8.1 Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data
a. Data Primer

Data Primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari

sampel meliputi identitas sampel, tekanan darah, Asupan

santan.Identitas sampel meliputi data umur dan jenis kelamin

dikumpulkan melalui wawancara. Data Santan dikumpulkan dengan

cara wawancara menggunakan form food recall 3x24 jam, dan data

kejadian hipertensi diambil dengan menggunakan pengukur tekanan

darah digital.
b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh peneliti secara tidak langsung yaitu data

dari Dinas Kesehatan Kota dan buku sistem Pencatatan dan Pelaporan

Terpadu Puskesmas (SP2TP) pasien hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu.

c. Alat Pengumpulan data

Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah :

1. Formulir Food Recall 3x24 jam

2. Pengukur Tekanan Darah Digital (Tensimeter)

3. Food model

4. Gambar Foto Makanan

5. Formulir identitas sampel

3.8.2 Pengolahan Data


Data yang sudah dikumpulakan akan dilakukan proses pengolahan.

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam pengolahan data adalah

sebagai berikut :

a. Editing (Pemeriksaan Data)

Kegiatan ini meliputi pemeriksaan dan melengkapi serta

memperbaiki data yang telah ada secara keseluruhan.

b. Coding (Pengkodean Data)

Data-data yang sudah diedit dilakukan pengkodean guna untuk

memudahkan dalam pengolahan data.


c. Tabulating (Tabulasi Data)

Data-data yang sudah di coding kemudian disusun dan

dikelompokkan kedalam tabel-tabel agar mudah dipahami.

d. Entry (Memasukkan Data)

Memasukkan data yang telah dilakukan editing, coding, dan

tabulating tersebut kedalam computer

e. Cleaning (Pembersih Data)

Setelah data disusun dan selesai maka dilakukan pemeriksaan

kembali untuk memastikan apakah semua data sudah benar dan siap

dianalisis.

3.8.3 Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat merupakan analisis yang dilakukan tiap variable

dalam hasil penelitian.Analisis univariat ini mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian.Pada umumnya dalam analisis

ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel

(Notoatmodjo, 2012).Hasil analisis univariat akan disajikan dalam

bentuk tabeldan narasi.

Variabel yang akan dilakukan analisis univariat dalam penelitian ini

adalah variabel Asupan Santan dan Tekanan Darah. Dari analisis

univariat ini akan diketahui gambaran distribusi dan frekuensi setiap

variabel.
b. Analisis Bivariat
Analisis Bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

variabel independen asupan santan dengan kejadian hipertensi

(variabel dependen) yang masing-masing variabel berskala rasio maka

digunakan uji korelasi.Dengan keputusan :

Interprestasi nilai koefisien korelasi (r) adalah sebagai berikut :

r = 0,00- 0,25 menunjukkan hubungan lemah

r = 0,26 - 0,50 menunjukkan hubungan sedang

r = 0,56 - 0,75 menunjukkan hubungan kuat

r = 0,76 - 1 menunjukkan hubungan sangat kuat

Adapun hubungan pearson correlation:

1. Hubungan Direct = Korelasi positif, jika nilai r positif (+)

Semakin besar nilai X (asupan santan)

Semakin besar nilai Y (tekanan darah)

2. Hubungan Inverse= Korelasi negative, jika nilaai r negative (-)

Semakin besar nilai X (asupan santan)

Semakin Kecil nilai Y (tekanan darah)


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Proses Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Ratu Agung

Kota Bengkulu untuk melihat hubungan antara variabel independen

(Asupan Santan) dan dependen (Tekanan Darah). Pengambilan data

dilakukan dengan menggunakan formulir Food Recall 3x24 jam untuk

mengetahui hubungan asupan santan terhadap tekanan darah di wilayah

kerja Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu.

Pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap

persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap persiapan meliputi penetapan

judul, survei awal yang dilakukan pada bulan November 2017 dan

ditetapkan sampel 64 responden, maka dilakukan penelitian di wilayah

kerja puskesmas Ratu Agung dengan pengambilan sampel secara

purposive samplingyaitu pengambilan sampel dilakukan dengan

mengambil kasus atau responden yang sesuai dengan kriteria atau

pertimbangan tertentu oleh peneliti.

Selanjutnya merumuskan masalah penelitian, menyiapkan

instrument penelitian, ujian proposal, dan mengurus surat izin

penelitiandari institusi pendidikan yaitu Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

Setelah mendapatkan surat izin kemudian mengurus surat izin penelitian

di Kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(DPM-PTSP) Kota Bengkulu. Kemudian peneliti menyerahkan surat


penelitian dari DPM-PTSP ke Dinas Kesehatan Kota Bengkulu setelah

surat terbit peneliti menyerahkan surat penelitian ke Puskesmas Ratu

Agung Kota Bengkulu yang kemudian ditindaklanjuti dan diberikan izin

untuk melakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Ratu Agung .

Setelah mendapatkan izin, maka peneliti langsung melaksanakan

penelitian yaitu dengan pencatatan data awal nama, jenis kelamin, alamat

rumah, usia, tekanan darah, serta wawancara menggunakan formulir food

recall 24 jam, Responden diwawancara sebanyak 3 kali dalam seminggu,

Setelah itu data asupan makan yang didapat diolah menggunakan

nutrisurvey.

Adapun SOP dalam pengukuran tekanan darah menggunakan

tensimeter yaitu yang pertama jelaskan prosedur pada responden, cuci

tangan, atur posisi responden, letakkan lengan responden yang hendak

diukur pada posisi terlentang, lengan baju dibuka, pasang manometer

pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm diatas fossa cubiti (siku lengan

bagian dalam) jangan terlalu ketat atau terlalu longgar, setelah itu tekan

tombol START/ STOP, lalu tunggu alat memompa secara otomatis,

selanjutnya lihat angka yang tertera pada monitor tensimeter (tekanan

darah, nadi/ heart rate), kemudian catat hasilnya dan dokumentasikan.

Pengambilan data dilakukan dari Bulan April 2018. Pada penelitian

ini, data yang dikumpulkan data primer. Data Primer yaitu data yang

diperoleh dari responden dengan mewawancarai tentang identitas

responden, asupan makan responden, data yang diperoleh ini terdiri dari
laki-laki sebanyak 19 responden, dan perempuan sebanyak 45 responden,

usia responden pada penelitian ini didapatkan umur 18 tahun- 64 tahun.

Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan pengolahan data melalui

tahap pengolahan data antara lainediting, coding, tabulating, cleaning,

entry data setelah itu data diolah dengan menggunakan program

komputer.

Data yang telah diperoleh diolah dan dianalisis dengan

menggunakan statistic descriptive untuk melihat distribusi frekuensi

masing-masing variabel.Data asupan santan dan tekanan darah berskala

numerik.Uji korelasi yang digunakan untuk melihat hubungan asupan

santan dengan tekanan darah.

4.1.2 Kelemahan Penelitian

Keterbatasan peneliti dalam penelitian ini adalah penggunaan Food

Recall 24 Jam dalam pengumpulan data untuk mengetahui asupan santan

sangat tergantung pada daya ingat responden, responden juga bisa

menambahkan makanan yang tidak dimakan, adanya the flat slope

syndrome (kecenderungan bagi responden yang kurus melaporkan

asupannya lebih banyak “over estimate” dan bagi responden yang gemuk

cenderung melaporkan lebih sedikit “under estimate”), cenderung

terjadinya kesalahan dalam memperkirakan ukuran porsi yang

dikonsumsi (responden bisa saja memberikan perkiraan yang lebih atau

kurang dari seharusnya), data yang diperoleh oleh peneliti dalam

pengukuran tekanan darah juga mungkin terjadi kesalahan, peneliti juga


kesulitan dalam penentuan estimasi santan dikarenakan tidak ada rumus

baku seperti penetapan estimasi minyak, penetapan estimasi santan ini

dilakukan dari penelurusan resep yang dimasak oleh responden. Dalam

penelitian ini terdapat beberapa faktor resiko dan hanya beberapa yang

diteliti.Sehingga tidk semua faktor yang dianggap berhubungan secara

teori dengan kejadian tekanan darah yang diteliti. Beberapa variabel yang

berhubungan dengan kejadian tekanan darah tetapi tidak masuk dalam

analisis yaitu seperti obat-obatan (pil kb, kortikosteroid, siklosporin,

kokain, alkhol, kayu manis dalam jumlah besar), kelainan hormonal

(Hiperaldosteronisme, Sindroma Cushing), faktor keturunan, usia,

obesitas, faktor rokok.

Dalam penelitian ini mungkin ada kesalahan dalam pengukuran

tekanan darah

4.1.3 Analisis Univariat

Analisa univariat untuk mengetahui distiribusi frekuensi yang

diteliti dari variabel independen (asupan santan) dan variabel dependen

(tekanan darah).

1. Gambaran asupan santan


Asupan santan pada responden selama 3 kali recall didapat

rata-rata asupan energi di masyarakat suku serawai wilayah kerja

puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu


Tabel 4.1 Distribusi Asupan Santan pada Masyarakat Suku
Serawai Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung Kota
Bengkulu

Variabel Mean Median SD Min Maks


(g) (g) (g) (g) (g)
Asupan Santan 70,32 60,59 57,64 0 234
Sumber : Data Terolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh hasil bahwa rata-rata asupan santan

adalah 70,32 g/hari.Dengan asupan santan terendah yaitu 0 g/hari

dan tertinggi untuk asupan santan yaitu 234 g/hr.

2. Gambaran tekanan darah (sistolik dan diastolik)


Hasil pengukuran tekanan darah selama 3 hari kepada

responden rata tekanan darah (sistolik dan diastolik) di masyarakat

suku Serawai wilayah kerja puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu.

Tabel 4.2 Distribusi Tekanan Darah (Sistolik dan Diastolik)


pada Masyarakat Suku Serawai Wilayah Kerja
Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu

Variabel Mean Median SD Min Maks


(g) (g) (g) (g) (g)
Sistolik 129,20 129,00 9,01 104 156
Diastolik 85,48 85,00 13,51 70 112
Sumber : Data Terolah, 2018
Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil bahwa rata-rata

tekanan darah sistolik adalah 129,20 mmHg termasuk dalam

klasifikasi prehipertensi, dan rata-rata tekananan darah diastolik

85,48 mmHg juga termasuk dalam klasifikasi prehipertensi. Dengan

tekanan darah sistolik terendah yaitu 104 mmHg dan tertingi yaitu

156 mmHg, serta dengan tekanan darah diastolic terendah yaitu 70

mmHg dan tertinggi 112 mmHg.


4.1.4 Analisa Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara asupan

santan dengan tekanan darah (sistolik dan diastolik) pada masyarakat

suku Serawai wilayah kerja Puskesmas Ratu Agung

a. Hubungan Asupan Santan Dengan Tekanan Darah (sistolik dan


diastolik)
Tabel 4.3Hubungan Antara Asupan Santan dengan Tekanan
Darah (Sistolik dan Diastolik) pada Masyarakat
Suku Serawai wilayah Kerja Puskesmas Ratu
Agung

Variabel n r p value
Asupan santan terhadap 64 0,425 0,000
tekananan darah sistolik
Asupan santan terhadap 64 0,264 0,035
tekanan darah diastolik

Berdasarkan tabel 4.3 dari uji statistik didapatkan p value =

0,000 (sistolik) dan p value 0,035(diastolik)yang berarti bahwa ada

hubungan yang signifikan antara asupan santan terhadap tekanan

darah pada masyarakat suku Serawai wilayah kerja puskesmas Ratu

Agung kota Bengkulu. Hal ini ditunjukan nilai p value (sistolik) =

0,000 (p<0,05) dan nilai p value (diastolik) = 0,035 (p<0,05) dengan

hubungan kekuatan sedang dan arah positif (r=0,425) sistolik dan

(r=0,264) diastolik artinya semakin tinggi asupan santan semakin

tinggi tekanan darah.


4.2 Pembahasan
4.2.1 Univariat
a. Gambaran Asupan Santan Pada Masyarakat Suku Serawai
Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung

Santan kelapa merupakan cairan putih kental hasil ekstraksi dari

kelapa yang dihasilkan dari kelapa yang diparut dan kemudian diperas

bersama air.Santan mempunyai rasa lemak dan digunakan sebagai perasa

yang menyedapkan masakan menjadi gurih.Didalam santan kelapa

terdapat lemak jenuh, lemak ini dianggap sebagai penyebab

terjadinya arteroskelorosis yang selanjutnya merupakan salah satu

pencetus terjadinya penyakit tekanan darah (Tuminah & Sihombing,

2015).

Asam lemak jenuh yang terdapat dalam lemak kelapa yaitu

90%.Asam lemak utama yang ada didalam lemak santan kelapa

adalah asam lemak laurat (12:0) dengan prsentase 46%, asam

miristat (14:0) dengan persentase 17% dan asam palmitat. (16:0)

dengan persentase 9% dan 10% terdapat didalam asam lemak tak

jenuh. Ketika membandingkan lemak kelapa dengan makanan lain

yang tinggi lemak jenuh misalnya mentega, lemak kelapa memiliki

proporsi yang lebih tinggi asam lemak jenuh (90%) dari pada

mentega yang hanya 66% (Farhikhtah & Grahn, 2013).

Pada penelitian ini, rerata asupan santanpada masyarakat

suku serawai wilayah kerja puskesmas Ratu Agung berlebih dari

anjuran yang diberikan oleh Rekomendasi Nutrisi Nordik (NRR)

asupan lemak jenuh termasuk lemak trans harus dibatasi maksimal


10% dari kalori total, hal ini dapat tergambarkan bahwa didalam 1

sendok makan santan sekitar 15 gram menyumbang sekitar 3,2 g

lemak jenuh.

b. Gambaran Tekanan Darah (Sistolik dan Diastolik) Pada


Masyarakat Suku Serawai Wilayah Kerja Puskesmas Ratu
Agung Kota Bengkulu

Tekanan darah merupakan kekuatan yang dihasilkan oleh

darah terhadap seluruh bagian dinding pembuluh darah.Hipertensi

merupakan kelainan yang sering terjadi karena tekanan aliran darah

pada dinding arteri yang tinggi dan terjadi secara konsisten (Appel

LJ, 2009).Alat ukur tekanan darah disebut tensimeter.Angka yang

ditunjukkan oleh alat ukur ini biasanya dua kategori yaitu tekanan

sistolik dan diastolik (Ridwan, 2009).

Tekanan darah dapat meningkat melalui beberapa

mekanisme yaitu jantung memompa darah lebih kuat sehingga darah

mengalir dengan kecepatan tinggi setiap detiknya, selanjutnya arteri

besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, hal ini

mengakibatkan ketika jantung berdenyut, darah harus mengalir

melalui pembuluh darah yang lebih sempit daripada biasanya

sebingga menyebabkan naiknya tekanan darah. Selain itu, kelainan

fungsi ginjal juga dapat meningkatnya volume darah, hal ini dapat

memicu terjadinya tekanan darah tinggi (Ridwan, 2009).

Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh hasil bahwa rata-rata

tekanan darah sistolik adalah 129,20 mmHg termasuk dalam


klasifikasi Prehipertensi, dan rata-rata tekananan darah diastolik

85,48 mmHg juga termasuk dalam klasifikasi Prehipertensi. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan Tuminah dan Sihombing

(2015) dimana asupan santan 3 kali/minggu secara sigifikan

meningkatkan risiko penyakit pembuluh darah 1,3 kali lipat karena

lemak yang berasal dari santan kelapa mengandung asam lemak

jenuh yang dianggap sebagai penyebab terjadinya arteroskelorosis

yang selnjutnya merupakan salah satu dari pencetus kelainan dari

tekanan darah.

Prehipertensi ini tidak meningkatkan mortalitas, namun

secara signifikan dapat meningkatkan kematian terhadap faktor

risiko lain seperti penyakit jantung. Penderita prehipertensi berisiko

mengalami hipertensi klinis 19% pada waktu 4 tahun yang akan

mendatang dan penyakit kardiovaskuler di kemudian hari. Setiap

peningkatan tekanan darah sistolik (TDS) atau tekanan darah

diastolik (TDD) (20/10 mmHg) berisiko dua kali lipat untuk

terjadinya penyakit kardiovaskular(chuniawarti,Martini& Wahyuni,

2014)

4.2.2 Bivariat
a. Hubungan Asupan Santan Terhadap Tekanan Darah (Sistolik
dan Diastolik) pada Masyarakat Suku Serawai Wilayah Kerja
Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu.
Analisis menggunakan uji statistik korelasi

pearsondikarenakan data berdistribusi normal, yang dilakkan pada

responden yang berjumlah 64 orang untuk melihat ada hubungan


asupan santan terhadap tekanan darah. Hasil menunjukkan hasil p

value <0,05 yang artinya ada hubungan antara asupan santan

terhadap tekanan darah, dengan kekuatan sedang yang menunjukan

arah korelasi positif. Semakin tinggi asupan santan yang dikonsumsi

semakin tinggi tekanan darah pada masyarakat suku serawai wilayah

kerja puskesmas Ratu Agung kota Bengkulu.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Mujib (2006), adanya

hubungan antara pola konsumsi santan kelapa dan minyak kelapa

dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Pulau Masalembu Kab.

Sumenep. (p=0,001).

Dari hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang sesuai

dengan pendapat Tuminah & Sihombing(2015) yang menyatakan

bahwa konsumsi santan kelapa perlu dihindari karena lemak yang

berasal dari santan kelapa mengandung asam lemak jenuh yang

dianggap sebagai penyebab terjadinya arteroskelorosis yang

selanjutnya merupakan salah satu dari pencetus kelainan dari

tekanan darah.

Dewasa ini pola makan penduduk berubah fast food dan

makanan kaya lemak menjadi bagian yang dikonsumsi sehari-

hari.lemak yang berlebihan ini akan menempel pada permukaan

sebelah dalam dinding pembuluh darah yang sudah terluka akibat

gesekan tekanan darah pada hipertensi. Proses penumpukan ini

disebut proses aterosklerosis (Mujib,2006).


Sesuai dalam penelitian Idham (2003), menjelaskan bahwa

terdapat hubungan konsumsi santan kelapa dengan kejadian

hipertensi yang mana penderita hipertensi lebih banyak pada orang

yang sering atau terbiasa mengkonsumsi santan kelapa.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Tuminah & Sihombing(2015) dimana asupan santan > 3 kali/

minggu secara signifikan meningkatkan risiko penyakit pembuluh

darah 1,3 kali lipat dibandingkan dengan asupan santan dengan

frekuensi <2 kali/ minggu. Ini menandakan bahwa asupan santan ≥3

kali/minggu sudah prediktif, yaitu meningkatkan resiko penyakit

pembuluh darah, setelah faktor-faktor lain seperti usia, jenis

kelamin, diabetes mellitus, dan stress.

Hal ini sesuai dengan kebiasaan masyarakat Suku Serawai

yaitu mempunyai pola kebiasaan dalam mengkonsumsi santan

kelapa serta sering menambahkan pada makanan, kuah, sayur, dan

dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa rata-rata responden

yang menderita prehipertensi, hipertensi stadium I dan hipertensi

stadium II adalah responden yang banyak dan sering dalam

mengkonsumsi santan kelapa. Sesuai dengan pendapat Farhiktah &

Grahn (2013) menjelaskan bahwa makan makanan yang

mengandung lemak dalam jumlah berlebihan akan mengakibatkan

kadar kolesterol darah meningkat dan mengendap didalam


pembuluh darah arteri, sehingga dapat menyebabkan kelainan pada

pembuluh darah misalnya hipertensi.

Sesuai dengan pendapat Peter Hans (2006) bahwa lemak

atau yang dikenal sebagai lipid, memasok tubuh dengan energi dan

bahan pembangun. Sebagian lemak diperoleh dari makanan yang

kita konsumsi dan sebagian lagi diciptakan oleh tubuh sendiri, jika

sebagai akibat makanan yang buruk, tubuh menerima lebih banyak

lemak daripada yang dibutuhkan, kadar lemak tubuhpun akan

meningkat. Suatu kondisi lemak darah tinggi bisa memicu dan

mempercepat proses perusakan dinding arteri (arterosklerosis) dan

faktor risiko utamanya adalah hipertensi.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hubungan asupan santan

terhadap tekanan darah pada masyarakat suku serawai wilayah kerja

Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu maka dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Masyarakat Suku Serawai wilayah kerja Puskesmas Ratu Agung Kota

Bengkulu memiliki asupan santan dengan rerata asupan santan 70,32 g/hari

2. Masyarakat Suku serawai wilayah kerja Puskesmas Ratu Agung Kota

Bengkulu memiliki tekanan darah (sistolik dan diastolic) dengan rerata

tekanan darah sisitolik 129,20 mmHg dan rerata tekanan darah diastolik

85,48 mmHg.

3. Terdapat Hubungan yang bermakna antara asupan santan dengan tekanan

darah (sistolik dan diastolik) pada masyarakat Suku Serawai wilayah kerja

Puskesmas Ratu Agung Kota Bengkulu

6.2 Saran

Meningkatkan promosi dan pendidikan kesehatan terhadap masyarakat

untuk melakukan pengurangan frekuensi dan jumlah dalam mengkonsumsi

santan kelapa, agar tidak dapat meningkatkan risiko terjadinya tekanan darah

tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, F. 2017. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi
pada Suku Serawai di Wilayah Kerja Puskesmas Basuki Rahmad Kota
Bengkulu.Skripsi.Poltekkes Kemenkes Bengkulu. Bengkulu.

Almatsier, S. 2006. Penuntun Diet. PT Ikrar Mandiriabadi.Jakarta.

Appel, LJ. 2009. On Behalf of the American Society of Hypertension Writing


Group ASH Position Paper Dietary Approachex to Lower Blood Pressure. The
Journal of Clinical Hypertension 11 (7) : 358-368

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2014. Buku Studi Diet Total :
Survei Konsumsi Makanan Individu Indonesia.Kemenkes. Jakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 2013.


Riset Kesehatan Dasar. Kemenkes. Jakarta.

Churniawati, L., Martini, S., & Wahyuni, C. 2014. Prehipertensi pada Obesitas
Abdominal.Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional 9 (4) : 293-299.

Dinas Kesehatan Kota Bengkulu.2015. Profil Kesehatan Kota


Bengkulu.Dinkes.Bengkulu.

Dinas Kesehatan Kota Bengkulu.2016. Profil Kesehatan Kota


Bengkulu.Dinkes.Bengkulu.

Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. 2016. Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu.


Dinkes.Bengkulu.

Direktorat Jendral Kebudayaan Republik Indonesia.2014. Kebudayaan Indonesia


“Suku Serawai”. Kemendikbud. Jakarta.

Fathina, UA. 2007. Hubungan Asupan Sumber Lemak dan Indeks Massa Tubuh
(IMT) dengan Tekanan Darah Penderita Hipertensi.Skripsi.Universitas
Diponegoro. Semarang.

Farhikhtah, A., & Grahn, E. 2013. Does coconut fat have beneficial effects on
blood cholesterol in healthy adults ? - a systematic review.Essay.University
of Gothenburg. Swedia.
Fitriana, R., Lipoeto, N., & Triana, V. 2012. Faktor risiko kejadian hipertensi pada
remaja di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Kota Pekanbaru.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 7 (1) :10–15.

Idham. 2003. Studi Tentang Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Hambawang.


Skripsi. Universitas Airlangga. Surabaya.
Lidiyawati, Katini A. 2014. Hubungan Asupan Lemak Jenuh , Asam Lemak Tidak
Jenuh dan Natrium dengan Kejadian Hipertensi pada wanita menopause
dikelurahan Bojong Salaman. Journal of Nutrition College,3 (4) : 612-619.

Kartikasari, AN. 2012. Faktor Risiko Hipertensi pada masyarakat di desa Kabongan
Kidul Kabupaten Rembang.Skripsi.Universitas Diponegoro. Semarang.

Kusama, A,.& Simpala, M. 2015. Save The Tree Of Life Potensi Sektor Kelapa
Indonesia. Bypass. Bogor.

Kusharto, C,.& Supriasa. 2014. Survei Konsumsi Gizi. Graha Ilmu.Yogyakarta.

Notoatmodjo,S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Melalatoa,J.1995.Ensikopedia Suku Bangsa Di Indonesia.Proyek Pengkajian dan


Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional
Direktorat Jendral Kebudayaan. Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 Pedoman


Gizi Seimbang.24 Juli 2014.Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 1110. Jakarta.

Mohani, C. 2014. Buku AjarIlmu Penyakit Dalam Hipertensi Primer.Internal


Publishing.Jakarta Pusat.

Muchtadi, T., Sugiyono.,&Ayustaningwarno, F. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan


Pangan.Alfabeta.Bandung.

Mujib, H. 2006 .Hubungan Pola Konsumsi Santan Kelapa dan Minyak Kelapa
dengan Kejadian Hipertensi di Pusksmas Pulau Masalembu
Kab.Sumenep.Skiripsi.Universitas Airlangga. Surabaya.

Peter, H. 2006. Hipertensi Mendeteksi dan Mencegah.PT Buana Populer. Jakarta.

Proverawati A, Wati EK. 2011. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan dan Gizi
Kesehatan.Nuha Medika. Yogyakarta.

Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI .2014.Hipertensi.Infodatin.


Jakarta.

Ridwan, M. 2009. Mengenal, Mencegah, Mengatasi Silent Killer Hipertensi.


Pustaka Widyamara. Jawa Tengah.

Rina,P. 2015. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi Pada


Penderita Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara.Jurnal Ilmiah
Keperawatan1 (1) : 67-68.
Sugiharto, A. 2007.Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat
(Studi Kasus di Kabupaten Karanayar).Tesis.Universitas Diponegoro.
Semarang.

Tunjangsari M, Haryono D, Lestari DAH. 2015. Kepuasan dan Loyalitas


Konsumen Ibu Rumah Tangga dalam Mengonsumsi Santan Sun Kara di
Kota Bandar Lampung.Jurnal IIA 3 (3) : 322–328.

Tuminah, S., & Sihombing, M. 2015. Frequent coconut milk intake increases the
risk of vascular disease in adults. Universa Medicina34(2) : 149–158.
USDA. 2004. USDA National Nutrient Database for Standard Reference, 32.
World Health Organization. 2014. World Health statistics 2014. World Health
Organization.
LAMPIRAN
Lampiran 1

SURAT PENGANTAR RESPONDEN

Kepada Yth
Calon Responden
Di tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nurul Huda Hekmutiar


Nim : P0 5130115020
Semester : VI (Enam)
Adalah mahasiswa jurusan gizi poltekkes bengkulu yang sedang melaksanakan
penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul “Hubungan Asupan SANTAN
TERHADAP KEJADIAN TEKANAN DARAH PADA MASYARAKAT
SUKU SERAWAI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RATU AGUNG KOTA
BENGKULU TAHUN 2018”. sehubung dengan hal diatas, sata mohon pada
saudara untuk bersedia menjadi responden dalam penelitian tersebut. Kerahasiaan
atas semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk
penelitian yang tidak akan menimbulkan akibat bagi responden. Apabila saudara
menyetujui maka saya mohon kesediannya untuk menandatangani lembar
persetujian yang akan saya berikan. Atas perhatikan, kerjasama dan kebersedian
menjadi responden, saya ucapkan terima kasih.
Bengkulu, April 2018
Hormat Saya

NURUL HUDA HEKMUTIAR


Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, setelah membaca dan memahami

surat pengantar responden, manyatakan bersedia menjadi responden untuk

penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa jurusan gizi poltekkes kemenkes

bengkulu dengan judul “Hubungan Asupan SANTAN TERHADAP

KEJADIAN TEKANAN DARAH PADA MASYARAKAT SUKU SERAWAI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS RATU AGUNG KOTA BENGKULU

TAHUN 2018”

Kebersediaan saya menjadi responden atas kemauan saya sendiri dan tanpa

ada paksaan dari pihak maupun karena saya memahami bahwa data dan informasi

yang saya berikan akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk

keperluan demi pengembangan ilmu gizi serta tidak akan merugikan bagi saya

Bengkulu, April 2018

Responden

(.................................)
Lampiran 3
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM
Nama Lengkap :……………………………………………..
Alamat Rumah : ……………………………………………..
Jenis Kelamin : ……………………………………………..
Suku : ……………………………………………..
Tanggal : ……………………………………………..
Hari ke (Minggu) : I/II/III/IV/V/VI/VII
Usia : ……………………………………………..
TD (Tekanan Darah): ……………………………………………..

Waktu Makan Menu Bahan Makanan URT Gram

Makan Pagi

Snack Pagi

Makan Siang

Snack Siang
Makan Malam

Snack Malam
Lampiran 4
Tabel Kandungan Zat Gizi Santan Kelapa

Nutrisi Satuan Nilai per 100 Jumlah Standar


gram porsi data per Error
yang dapat point
dimakan
Air G 67.62 3 3.495
Energi Kcal 230 0 0
Energi Kj 962 0 0
Protein G 2.29 2 0
Total lipid (lemak/fat) G 23.84 2 0
Abu (Ash) G 0.72 2 0
Karbohidrat dengan G 5.54 0 0
perbedaan
(carbohydrate, by
difference)

Total Serat (Fiber, total G 2.2 0 0


dietary)
Total gula G 3.34 0 0
(Sugars,total)
Minerals
Calcium, Ca Mg 16 1 0
Iron, Fe Mg 1.64 1 0
Magnesium, Mg Mg 37 1 0
Fosfor Mg 100 1 0
Potassium, K Mg 263 0 0
Sodium, Na Mg 15 1 0
Zinc, Zn Mg 0.67 0 0
Copper, Cu Mg 0.266 0 0
Manganese, Mn Mg 0.916 0 0
Selenium, Se Mcg 6.2 0 0
Vitamins
Vitamin C, total Mg 2.8 1 0
ascorbic acid
Thiamin Mg 0.026 1 0
Riboflavin Mg 0.000 1 0
Niacin Mg 0.760 1 0
Pantothenic acid Mg 0.183 0 0
Vitamin B-6 Mg 0.033 0 0
Folate, total Mcg 16 0 0
Folic acid Mcg 0 0 0
Folate, food Mcg 16 0 0
Folate, DFE mcg, 16 0 0
DFE
Vitamin B-12 Mcg 0.00 0 0
Vitamin A, IU IU 0 1 0
Vitamin A, RAE Mcg, 0 0 0
RAE
Retinol Mcg 0 0 0
Vitamin E (alpha- Mg 0.15 0 0
tocopherol)
Vitamin K Mcg 0.1 0 0
(phylloquinone)
Lipids
Fatty acids, total G 21.140 0 0
saturated
4:0 G 0.000 0 0
6:0 G 0.136 0 0
8:0 G 1.670 0 0
10:0 G 1.327 0 0
12:0 G 10.576 0 0
14:0 G 4.176 0 0
16:0 G 2.021 0 0
18:0 G 1.234 0 0
Fatty acids, total G 1.014 0 0
monounsaturated
16:1 undifferentiated G 0.000 0 0
18:1 undifferentiated G 1.014 0 0
20:1 G 0.000 0 0
22:1 undifferentiated G 0.000 0 0
Fatty acids, total G 0.261 0 0
polyunsaturated
18:2 undifferentiated G 0.261 0 0
18:3 undifferentiated G 0.000 0 0
18:4 G 0.000 0 0
20:4 undifferentiated G 0.000 0 0
20:5 n-3 G 0.000 0 0
22:5 n-3 G 0.000 0 0
22:6 n-3 G 0.000 0 0
Cholesterol Mg 0 0 0
Phytosterols Mg 1 0 0
Amino Acids
Tryptophan G 0.027 0 0
Threonine G 0.083 0 0
Isoleucine G 0.090 0 0
Leucine G 0.170 0 0
Lysine G 0.101 0 0
Methionine G 0.043 0 0
Cystine G 0.045 0 0
Phenylalanine G 0.116 0 0
Tyrosine G 0.071 0 0
Valine G 0.139 0 0
Arginine G 0.376 0 0
Histidine G 0.053 0 0
Alanine G 0.117 0 0
Aspartic acid G 0.224 0 0
Glutamic acid G 0.524 0 0
Glycine G 0.108 0 0
Proline G 0.095 0 0
Serine G 0.118 0 0
Lainnya
Alcohol, ethyl G 0.0 0 0
Caffeine Mg 0 0 0
Theobromine Mg 0 0 0
Carotene, beta Mcg 0 0 0
Carotene, alpha Mcg 0 0 0
Cryptoxanthin, beta Mcg 0 0 0
Lycophene Mcg 0 0 0
Lutein+zeaxanthin Mcg 0 0 0
(USDA, 2004)
Lampiran 6

CONTOH RESEP MASAKAN SUKU SERAWAI

Nama Masakan Resep


Masakan Lemang Bahan Pokok Dalam Membuat
Lemang :
 Beras Ketan
 Kelapa
 Lebe
 Bawang Merah
 Garam
 Kince
Bahan Untuk Membuat Air Kince
:
 Gula Merah
 Santan
 Garam
 Bawang
Masakan Gelamai  Tepung Beras 5 kg
 Tepung pulut 3 kg
 Santan Kelapa 20 buah

Masakan Jambar  1 ekor ayam kampung


 2 liter santan kental
 Bumbu gule ayam
 1 ½ beras ketan putih
 Kunyit secukupnya
 Garam
 Bawang merah

Masakan Serabi Bahan Utama


 1 kg beras dijadikan tepung
 ½ butir kelapa diparut
 ½ liter air panas
 ¼ garam sendok teh
Bahan Kuah
 Santan Secukupnya tidak
kental dan tidak terlalu encer
dari 2 butir kelapa
 Gula merah secukupnya
 2 lembar daun pandan
 Garam seujung Sendok teh

Masakan Kelicuk  1 ½beras ketan putih


 2 butir kelapa yang sudah tua
untuk dijadikan santan
 Bawang merah
 Garam secukupnya

Gulai Tempoyak Campur Udang dan  Tempoyak ½ kg


Petai  Udang ½ kg
 Petai 5 Papan
 Santan ½ kg
 Bawang Merah 6 butir
 Cabe 250 g
 Garam Secukupnya
 Gula 4 Sdm

Gulai Umbut Kelapa  Umbut Kelapa 1 kg


 Santan ½ kg
 Lengkuas diiris
 Jahe Diiris
 Serai diiris
 Cabe Merah diiris
 Bawang Merah 6 butir
 Bawang Putih 2 Butir
Gulai Tebu Telur dan Terong  Tebu Telur 10 pucuk
Campur Ikan Gabus Panggang  Terong ¼ kg
 Ikan Gabus 1 kg
 Santan Kental ½ kg (2 butir
kelapa)
 Lengkuas
 Jahe
 Kunyit
 Asam Kandis
 Bawang Merah
 Bawang Putih
 Serai
 Garam
 Cabe
Gulai Unji dan Jamur Gerigit Ikan  Unji 2 ons
kakap  Jamur 2 canting (1/4 kg)
 kakap 1 kg
 Santan Kental ½ kg (2 butir)
 Lengkuas
 Kunyit
 Bawang merah
 Bawang putih
 Cabe
 Garam
Gulai Nangka campur Ceker Ayam  Nangka ½ kg
 Ceker Ayam 1 kg
 Santan Kental ½ kg (2 butir)
 Kunyit
 Jahe
 Ketumbar
 Merica
 Pala
 Daun Salam
 Daun Jeruk
 Bawang Merah
 Bawang Putih
 Cabe
 Garam
Gulai buah Lumai campur Ikan Tri  Lumai 2 canting (1/2 kg)
 Ikan Tri (1/4 kg)
 Santan 300 g
 Cabe
 Kunyit
 Jahe
 Lengkuas
 Serai
 Bawang merah
 Bawang putih
 Kelapa Parut Giling
 Garam
Gulai Jantung Pisang campur Ikan  Jantung 2 Buah
sepat dan betok panggang  Ikan betok dan sepat ½ kg
 Santan 4 ons
 Cabe
 Kunyit
 Lengkuas
 Serai
 Bawang merah
 Bawang putih
 Garam

Gulai Rebung Asam campur Ikan  Rebung Asam ½ kg


liling  Liling 1 kg
 Santan ½ kg
 Jahe
 Lengkuas
 Bawang merah
 Cabe
 Garam
Gulai Rebung Manis  Rebung Manis 1 kg
 Santan ½ kg
 Cabe
 Bawang merah
 Bawang putih

Gulai Rendang Jengkol  Jengkol 1 kg


 Santan ½ kg
 Cabe
 Bawang Merah
 Bawang Putih
 Jahe
 Lengkuas
 Serai
 Kunyit
 Buah pala
 Merica
 Ketumbar
 Garam
 Daun Jeruk
Gulai Ikan Mungkus Campur petai  Ikan Mungkus 1 kg
asam tomat ceri  Petai 4 papan
 Tomat ceri 1 ons
 Santan ½ kg
 Kunyit
 Jahe
 Lengkuas
 Bawang merah
 Bawang putih
 Bawang Rambut
 Garam
Gulai kentang dan terong  kentang 3 ons
 Terong 2 ons
 Santan ½ kg
 Bawang Merah
 Bawang Putih
 Jahe
 Lengkuas
 Garam
 Kunyit
 Cabe

Gulai Pendap  Ikan Gabus ½ kg


 Daun Talas 20 lembar
 Santan ½ kg
 Bawang Merah
 Bawang Putih
 Jahe
 Lengkuas
 Kunyit
 Serai
 Cabe
 Asam Knadis
 Kelapa Parut Giling
Gulai Kembaang campur terasi  Kembaang 10 batang
(direbus)
 Santan `1/2 kg
 Terasi 3 bungkus
 Rendang kelapa 1 ons
 Bawang merah
 Bawang putih
 Jahe
 Lengkuas
 Kunyit
 Serai
 Cabe

Gulai Bunga Pepaya  Bunga Pepaya ½ kg


 Santan 4 ons
 Cabe
 Kunyit
 Lengkuas
 Serai
 Bawang merah
 Bawang putih
 Garam

Gulai Timun Masak  Bunga timun masak ½ kg


 Santan ½ kg
 Cabe
 Kunyit
 Lengkuas
 Serai
 Bawang merah
 Bawang putih
 Garam

Gulai Kijing  Kijing 1 kg


 Santan ½ kg
 Jahe
 Lengkuas
 Bawang merah
 Cabe
 Garam

Gulai Ikan Gabus  Kijing 1 kg


 Santan ½ kg
 Jahe
 Lengkuas
 Bawang merah
 Cabe
 Garam

Gulai Sayur Pakis  Kijing 1 kg


 Santan ½ kg
 Jahe
 Lengkuas
 Bawang merah
 Cabe
 Garam
Gulai Labu Kuning  Labu Kuning ½ kg
 Santan ½ kg
 Jahe
 Lengkuas
 Bawang merah
 Cabe
 Garam

Gulai Kemumu  Kemumu 10 batang (direbus)


 Santan `1/2 kg
 Terasi 3 bungkus
 Rendang kelapa 1 ons
 Bawang merah
 Bawang putih
 Jahe
 Lengkuas
 Kunyit
 Serai
 Cabe

Gulai Kepah  Kijing 1 kg


 Santan ½ kg
 Jahe
 Lengkuas
 Bawang merah
 Cabe
 Garam
Lampiran 7
DOKUMENTASI

Pengecekan tekanan darah menggunakan tensi meter

Pencatatan makanan yang dimakan responden

Anda mungkin juga menyukai