Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL PELATIHAN

KADER “PENGISIAN KMS


BALITA”

Oleh: Kelompok 12

AZALYA LOVINA NARETA PUTRI (NIM. 162110080)

DEVI MONICA (NIM. 162110084)

EGGA SHENTYA APRIWARRIZA (NIM. 162110124)

ENSI ROSE FEBRIANTI (NIM. 162110087)


FITRIANI DELFI (NIM. 162110126)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI


JURUSAN GIZI
PADANG
2019I. PENDAHULUAN

Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan pembangunan


manusianya. Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan yang lebih
diarahkan pada upaya menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan
angka kelahiran, tergantung pada keberhasilan dalam membina masyarakat agar
mampu untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dalam bentuk peran serta.
Hal yang perlu dilakukan adalah mengembangkan pengertian kesadaran,
kemampuan dan prakarsa masyarakat, yang berarti bahwa masyarakat berperan
serta aktif dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kesehatan. Secara
operasional, ditingkat desa atau kelurahan, upaya untuk menurunkan angka
kematian bayi, balita dan angka kelahiran salah satunya dilakukan melalui
Posyandu.

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan pusat pelayanan


kesehatan masyarakat dimana masyarakat dapat melakukan konsultasi kesehatan
dan memperoleh pelayanan kesehatan. Posyandu sebagai suatu forum
komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan
untuk masyarakat mempunyai nilai strategis untuk mengembangkan sumber
daya manusia sejak dini. Posyandu yang merupakan kegiatan oleh dan untuk
masyarakat, akan menimbulkan komitmen masyarakat, terutama para ibu dalam
menjaga kelestarian hidup serta tumbuh kembang anak.

Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat, sehingga


masyarakat sendiri yang aktif membentuk, menyelenggarakan dan
memanfaatkan posyandu sebaik- baiknya. Peran serta masyarakat sangat
diperlukan dalam pemanfaatan posyandu. Upaya meningkatkan peran serta
masyarakat antara lain melalui sistem pengkaderan. Peran serta kader dalam
upaya peningkatan status gizi balita merupakan hal yang sangat penting guna
mendukung program pemerintah untuk mengatasi agar gizi buruk pada anak
tidak bertambah melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan revitalisasi
posyandu.
Dalam melaksanakan tugasnya, kader kesehatan sebelumnya akan
diberikan pelatihan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan
peningkatan status gizi balita. Pelatihan ini biasanya diadakan dua kali dalam
setahun. Pelatihan yang didapatkan oleh kader berhubungan dengan peran kader
sesuai dengan sistem 5 meja yang terdapat di dalam posyandu. Kader harus
terlebih dahulu memiliki pengetahuan tentang status gizi balita dan bagaimana
cara meningkatkan status gizi balita pada keadaan gizi buruk. Namun,
sering sekali pelatihan diberikan pada kader yang sama atau dengan kata
lain kader-kader yang sering mengikuti pelatihan yang selalu diikutkan
kembali dalam pelatihan, sehingga kader- kader lain tidak mendapat
kesempatan. Hal inilah yang memicu kurangnya peran serta kader setiap
posyandu diadakan. Kurangnya ilmu dan minimnya pengalaman adalah pemicu
utama kurang aktifnya peran kader kesehatan. Pemicu lainnya adalah kesibukan
para kader dalam urusan rumah tangganya.

Kurangnya pemahaman dan keterampilan pelayanan, menyebabkan


kader kurang mandiri sehingga sangat tergantung pada petugas kesehatan dan
puskesmas. Oleh karena itulah, pada saat posyandu dilaksanakan, peran
kader sering sekali tidak berjalan sebagaimana mestinya. Padahal upaya
penanggulangan status gizi buruk memerlukan upaya yang tepat, cepat dan
menyeluruh.

II. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan, diharapkan para kader posyandu dapat
melaksanakan kegiatan pengisian KMS dengan benar.
2. Tujuan Khusus
a. Kader dapat melakukan pengisian dan membaca Kartu Menuju
Sehat (KMS).
b. Kader mengetahui cara memantau pertumbuhan balita
berdasarkan catatan KMS balita.
c. Kader dapat melakukan tindakan segera berdasarkan catatan KMS
balita.
d. Kader dapat memberikan nasehat dan pesan-pesan tentang
makanan balita sesuai dengan hasil penimbangan.
III. PESERTA PELATIHAN
Peserta pelatihan adalah Kader-kader yang ada di Nagari Batu Bajanjang

IV. PELATIH ATAU NARASUMBER

Pelatih atau narasumber yang akan melatih peserta pelatihan adalah


mahasiswa jurusan gizi Poltekkes Kemenkes RI Padang

V. WAKTU DAN TEMPAT

PELATIHAN (Rencana

Pelaksanaan Kegiatan Terlampir)

Waktu : Sabtu, 30 Maret 2019


Pukul : 13.30 – selesai
Tempat : Mesjid Nurul Islam Nagari
Batu Bajanjang
Alamat : Jorong Atas Mesjid Nagari
Batu Bajanjang
Rencana Pelaksanaan Kegiatan : (Terlampir)

VI. MATERI PELATIHAN


A. Pengertian KMS
Kartu Menuju Sehat untuk Balita (KMS-Balita) adalah alat yang sederhana
dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan
anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus
selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan
kesehatan, termasuk bidan dan dokter.
KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga
untuk memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau
ketidakseimbangan pemberian makan pada anak. KMS-Balita juga dapat
dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan untuk menentukan
jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk
mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan kesehatannya.
KMS balita berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan
anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi
kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI,
pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/RS. KMS balita juga
berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita
tentang kesehatan anaknya.

B. Manfaat KMS
Manfaat KMS-Balita adalah:
· Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan
balita secara lengkap, meliputi: pertumbuhan, perkembangan,
pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul
vitamin A, kondisi kesehatan anak pemberian ASI eksklusif, dan
Makanan Pendamping ASI.
· Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak.

· Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk


menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
KMS - Balita dapat berguna, apabila memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
· Penimbangan dan deteksi tumbuh kembang balita dilakukan setiap bulan.

· Semua kolom isian diiisi dengan benar.

· Semua keadaan kesehatan dan gizi anak dicatat.

· Orang tua selalu memperhatikan catatan dalam KMS-Balita.

· Kader dan petugas kesehatan selalu memperhatikan hasil penimbangan.

· Setiap ada gangguan pertumbuhan anak, dicari penyebabnya dan


dilakukan tindakan yang sesuai.
· Penyuluhan gizi dalam bentuk konseling dilakukan setiap kali anak
selesai ditimbang dan hasil penimbangannya dicatat dalam KMS.
· KMS - Balita disimpan oleh ibu balita dan selalu dibawa setiap
mengunjungiposyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk
bidan/dokter.
C. Cara memantau pertumbuhan Balita
Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil
penimbangan dicatat di KMS, dan antara titik berat badan KMS dari hasil
penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini dihubungkan
dengan sebuah garis. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut
membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat
badannya akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan
umurnya (Depkes RI, 2000).
a) Balita naik berat badannya bila:
· Garis pertumbuhan-nya naik mengikuti salah satu pita warna ,atau
· Garis pertumbuhan-nya naik pindah ke pita warna diatasnya

Gambar a. Indikator KMS bila balita naik berat badannya b) Balita tidak naik
berat badannya bila:
· Garis pertumbuhan-nya turun, atau

· Garis pertumbuhan-nya mendatar, atau

· Garis pertumbuhan-nya naik, tetapi pindah ke pita warna dibawahnya


Gambar b. Indikator KMS bila balita tidak naik
berat badannya c)
Berat badan balita dibawah garis merah:
Artinya pertumbuhan balita mengalami gangguan pertumbuhan dan
perlu perhatian khusus, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah
Sakit.

Gambar c. Indikator KMS bila berat badan balita dibawah garis merah
d) Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T), artinya
balita mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk
ke Puskesmas/ Rumah Sakit.
Gambar d. Indikator KMS bila berat badan balita tidak stabil
e) Balita tumbuh baik bila: Garis berat badan anak naik setiap bulannya.
Gambar e. Indikator KMS bila berat badan balita naik setiap bulan
f) Balita sehat, jika: Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita
warna atau pindah ke pita warna diatasnya.

D. Cara Pengisian KMS-Balita


Selain terdapat grafik pertumbuhan dan pesan-pesan penyuluhan, dalam
KMS balita terdapat juga kolom-kolom yang harus diisi yaitu tentang
identitas anak, imunisasi, pemberian kapsul vitamin A, kondisi
infeksi/infestasi cacing/ISPA/Anemia/TBC paru/penyakit lain, pemberian ASI-
eksklusif, MP-ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas.
Agar KMS -Balita dapat dipakai untuk melakukan tindak lanjut pelayanan
kesehatan dan gizi secara tepat, maka KMS harus diisi secara benar dengan
mempertimbangkan beberapa masalah yang sering timbul, yaitu :
1. Ketidak-akuratan pencatatan umur anak.
2. Kesulitan memperoleh informasi tanggal/bulan lahir.
3. Kesalahan menimbang.
4. Kesalahan penempatan titik berat badan pada grafik.
5. Kesulitan memahami arti pita warna pertumbuhan.
6. Kesulitan menginterpretasikan grafik pertumbuhan anak.
7. Kesulitan melakukan tindakan yang efektif
Agar tidak terjadi kesalahan dalam mengisi KMS, setiap petugas
puskesmas diharapkan dapat mempelajari secara seksama petunjuk pengisian
KMS.
· Pada Penimbangan Pertama

Pada penimbangan pertama, sebelum anak ditimbang, kolom-kolom


pada KMS yang berkaitan dengan identitas anak dan orang tua diisi lebih
dahulu, sesuai dengan Langkah pertama, Langkah kedua, dan Langkah ketiga.
Langkah pertama: Mengisi nama anak dan nomor pendaftaran. Pada
halaman muka KMS, isilah nama anak dan nomor
pendaftaran sesuai dengan nomor registrasi yang ada
di posyandu.
Langkah kedua: Mengisi kolom identitas yang tersedia pada halaman
dalam KMS Balita.
1. Kolom "posyandu" diisi nama posyandu tempat dimana anak didaftar.
2. Kolom "Tanggal pendaftaran" diisi tanggal, bulan dan tahun anak
didaftar pertama kali.
3. Kolom "Nama anak" diisi nama jelas anak, sama seperti halaman depan
KMS.
4. Kolom "Laki-laki" diisi tanda apabila anak tersebut laki-laki dan
demikian pula bila perempuan.
5. Kolom "anak yang ke" diisi nomor urut kelahiran anak dalam
keluarga (termasuk anak yang meninggal).
6. Kolom “Tanggal lahir” diisi bulan dan tahun lahir anak. *)
7. Kolom "Berat Badan Lahir" diisi angka hasil penimbangan berat
badan anak saat dilahirkan, dalam satuan gram. "Berat Badan Lahir" ini
kemudian dicantumkan dalam grafik KMS pada bulan "0".
8. Kolom "Nama ayah" dan "Nama Ibu" beserta pekerjaannya diisi nama
dan pekerjaan ayah dan ibu anak tersebut.
9. Kolom "alamat" diisi alamat
anak menetap. Catatan *)
· Bila ada kartu kelahiran, catat bulan lahir anak dari kartu tersebut.
· Bila tidak ada kartu kelahiran, tetapi ibu ingat, catat tanggal lahir anak
sesuai jawaban ibu.
· Bila ibu ingat bulan Hijriah/Jawa, perkirakan bulan nasional / masehi-nya
dan catat.
· Bila ibu tidak ingat bulan lahir, tuntun untuk mengingat umur anak
(dalam bulan), kemudian perkirakan bulan lahir anak, dan catat.

Langkah ketiga: Mengisi kolom bulan lahir.


Selanjutnya cantumkan bulan lahir anak pada kolom 0, kemudian isilah
semua kolom bulan secara berurutan. Misalnya: Bulan lahir anak Agustus
2000, maka cantumkan bulan Agustus 2000 di kolom tersebut. Kemudian isi
semua kolom bulan September 2000, Oktober
2000, dan seterusnya.
Langkah keempat: Meletakkan titik berat badan pada grafik KMS-Balita.
Setelah anak ditimbang, letakkan titik berat badannya pada titik temu
garis tegak (sesuai dengan bulan penimbangan) dan garis datar (berat badan).
Contoh: Rudi dalam penimbangan bulan Mei 2000 berat badannya 7,5 kg.
Karena baru satu kali ditimbang, maka hanya ada satu titik berat badan dan
tidak bisa dibuat.
Langkah kelima: Mencatat keadaan kesehatan, makanan dan keadaan
lainnya.
Catat juga semua kejadian yang dialami anak yang dapat mem-
pengaruhi kesehatannya, pada garis tegak (lihat contoh), sesuai bulan
bersangkutan. Misal:
· Anak tidak mau makan

· Anak sakit panas

· Anak diare

· Anak diberi nasi tim

· Ibu meninggal

· Ayah di-PHK

· Anak dikirim ke Puskesmas


Langkah keenam: Mengisi kolom pemberian imunisasi.
Kolom ini diisi langsung oleh petugas imunisasi setiap kali setelah
imunisasi diberikan.
Langkah ketujuh: Mengisi kolom pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi.
Kolom ini digunakan oleh kader untuk mencatat tanggal pemberian
kapsul vitamin A yang diberikan kepada bayi 6-11 bulan (warna biru) dan
anak 12-59 bulan (warna merah) pada setiap bulan Februari dan Agustus.
Langkah kedelapan: Mengisi kolom Periode Pemberian ASI Ekslusif.
Kolom-kolom ini terdapat di bawah kolom-kolom nama bulan 0,1,2,3,4.
Apabila bayi mendapat ASI saja sampai usia 3 bulan, maka kolom 0, 1, 2 dan 3
diisi E0, E1, E2 dan E3. Sedangkan kolom 4 diisi dengan tanda kurang (-)
· Pada Penimbangan Kedua dan Seterusnya

1. Lakukan langkah keempat


Jika bulan lalu anak ditimbang, hubungkan titik berat badan bulan ini
dengan bulan lalu dalam bentuk garis lurus. Jika jarak antara penimbangan
bulan ini dan penimbangan sebelumnya lebih dari satu bulan, maka titik berat
badan bulan ini tidak dapat dihubungkan dengan titik berat badan sebelumnya.
2. Lakukan langkah kelima
Catat juga semua kejadian yang dialami anak pada garis tegak sesuai
bulan bersangkutan.
· Apabila anak mendapat imunisasi, lakukan langkah keenam.

· Apabila anak ditimbang pada bulan kapsul vitamin A (Februari atau


Agustus), maka jika anak diberi kapsul vitamin A, lakukan langkah
ketujuh.
· Apabila umur bayi masih dibawah 5 bulan, lakukan langkah kedelapan.

E. Tindakan Berdasarakan Catatan Dalam KMS


Berdasarkan catatan hasil penimbangan, perkembangan, serta keadaan
kesehatan anak dalam KMS-Balita, kader/petugas kesehatan dapat melakukan
konseling atau dialog dengan ibu balita tentang pertumbuhan anaknya serta
membantu ibu dalam memecahkan masalah pertumbuhan anaknya. Konseling
tersebut dilakukan setelah mencatat hasil penimbangan anak pada KMS-
Balita.
Sebelum melakukan konseling, kader/petugas kesehatan dapat menggali
secara mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan hasil penimbangan
bulan ini, sesuai dengan arah grafik.
Beberapa kemungkinan dari hasil pencatatan berat badan balita pada KMS
adalah:
· Grafik pertumbuhan anak naik berkaitan dengan nafsu makan
anak yang baik/meningkat berarti ibu telah cukup memberikan
makanan dengan gizi seimbang.
· Grafik pertumbuhan tidak naik bisa dikaitkan dengan nafsu makan
anak menurun karena sakit, atau karena ibunya sakit (pola asuh tidak
baik), atau sebab lain yang perlu digali dari ibu.
Dengan demikian isi atau pesan-pesan yang diberikan disesuaikan dengan
grafik pertumbuhan anak tersebut dan disesuaikan dengan penjelasan ibunya
tentang keadaan kesehatan anaknya.
Penjelasan : Alur tindakan berdasarkan hasil penimbangan.
Setiap anak Balita yang datang ke Posyandu/fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya harus ditimbang berat badannya. Selanjutnya hasil penimbangan
tersebut dicatat dalam KMS- Balita,dan membuat garis pertumbuhannya (jika
bulan lalu juga ditimbang). Dengan membandingkan berat badan bulan ini
dengan bulan lalu dapat diketahui hasil penimbangan saat ini garis
pertumbuhan naik, tIdak naik atau di bawah garis merah (BGM). Setelah
diketahui hasil penimbangan anak tersebut, dilakukan tindakan sebagai berikut:
1. Jika garis pertumbuhan naik, diberikan pujian serta nasehat agar
meneruskan cara pemberian makanan kepada anaknya, namun
dianjurkan agar makan lebih banyak lagi karena anak akan terus
tumbuh dan diupayakan berat badannya bulan depan naik lagi..
2. Jika garis pertumbuhan tidak naik :
a. Timbangan tidak naik 1 kali (1T), tanyakan riwayat makanan
dan penyakitnya, kemudian berikan nasehat makanannya.
Berikan motivasi agar bulan depan naik BB nya.
b. Timbangan tidak naik 2 kali (2T), tanyakan riwayat makanan
dan penyakit kemudian berikan nasehat makanannya. Apabila
anak kelihatan sakit segera dikirim ke puskesmas/fasilitas
pelayanan kesehatan lain.
c. Timbangan tidak naik 3 kali (3T), anak dirujuk ke
puskemas /fasilitas pelayanan kesehatan lain.
3. Jika garis pertumbuhan di bawah garis merah (BGM), anak harus
segera dirujuk ke puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lain
a. Jika tanda klinis (-), berikan Makanan Tambahan
Pemulihan (PMT- Pemulihan).
b. Jika tanda klinis (+), lakukan 10 langkah Tata laksana Gizi
Buruk dan obati jika ada penyakit penyerta.

F. Nasehat Makan Bayi dan Anak Sesuai Hasil Penimbangan


Konseling tentang nasehat makanan bayi dan anak dibedakan menurut
umur anak, yaitu
0- 4 bulan, 4 - 6 bulan, 6 -12 bulan, 12 - 24 bulan, 24 bulan ke atas.

BAYI UMUR 0 – 4 BULAN


1. Berat badan bayi naik
· Beri pujian kepada Ibu.
· Berikan ASI sesuai keinginan bayi, paling sedikit 8 kali
sehari, pagi, siang maupun malam.
· Jangan diberikan makanan atau minuman lain selain ASI.
2. Berat badan bayi satu bulan tidak naik (1T)
· Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari
sakit, atau telah terjadi sesuatu yang dapat mengakibatkan
pertumbuhannya terganggu.
· Tanyakan kemungkinan hambatan pembe-rian ASI. Beri
nasehat sesuai
masalah ibu.
· Berikan ASI kepada bayi setiap hari 3 – 5 kali lebih sering dari
biasanya.
· Tiap hari ibu perlu makan 1-2 piring makan-an sehat lebih
banyak dibanding sebelum hamil dan menyusui, serta minum 3
kali 2 gelas air putih disamping jumlah yang biasa diminumnya
sehari-hari.
· Apabila ada jamu yang manjur untuk melan-carkan ASI,
anjurkan ibu meminumnya.
3. Berat badan bayi dua bulan berturut-turut tidak naik (2T)
· Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.

· Kalau belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya, dan


beri nasehat sesuai masalahnya. Ulangi nasehat yang diberikan
bulan lalu.
· Kalau sudah, beri nasehat agar ibu tiap hari makan 2 piring lebih
banyak dari
biasanya.
· Jika ada penyakit konsultasikan ke petugas kesehatan/puskesmas.

4. Berat badan bayi tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)


· Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan
anaknya.

· Rujuklah ke puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan


lainnya untuk pemeriksaan lebih lanjut.
5. Bayi dibawah garis merah (BGM)
· Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan
anaknya.

· Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan


anaknya ke Puskesmas/Rumah Sakit.

BAYI UMUR 4 – 6 BULAN


1. Berat badan bayi naik
· Beri pujian kepada ibu.

· Lanjutkan pemberian ASI sesuai keinginan anak, paling sedikit 8


kali sehari
(pagi, siang maupun malam).
· Beri Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) 2 kali sehari, tiap kali
2 sendok makan.
· Pemberian MP-ASI dilakukan secara bergantian sesuai dengan
jadwal makan
bayi.
· MP-ASI adalah Makanan Pendamping ASI dan bukan Makanan
Pengganti ASI, dan dapat berupa: bubur tim lumat ditambah hati
ayam / ikan / tempe / tahu / daging sapi / wortel / bayam / kacang
hijau dan tambahkan sedikit santan/minyak
2. Berat badan bayi satu bulan tidak naik (1T)
· Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit,
atau telah terjadi sesuatu yang dapat mengakibatkan pertumbuh-
annya terganggu.
· Konsultasikan dengan petugas kesehtan/puskesmas.

· Lanjutkan pemberian ASI sesuai keinginan anak, paling sedikit 8


kali sehari
(pagi, siang maupun malam).
· Beri MP-ASI 3 kali sehari, tiap kali 1 piring sedang.

· Pemberian ASI dan MP-ASI dilakukan secara bergantian sesuai


dengan jadwal makan bayi.
3. Berat badan bayi dua bulan berturut-turut tidak naik (2T)
· Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.

· Kalau belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya, dan


beri nasehat sesuai masalahnya. Ulangi nasehat yang diberikan
bulan lalu, dengan memberikan kepada anak MP-ASI 3 x sehari, tiap
kali satu piring sedang.
· Kalau sudah dilaksanakan, berikan MP-ASI 1 piring lebih banyak
dari bulan lalu.
· Jika anak sakit, segera rujuk ke puskesmas
4. Berat badan bayi tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)
· Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.
· Tulis Surat Pengantar rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit untuk
pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.

5. Bayi di bawah garis merah (BGM)


· Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan
anaknya.

· Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan


anaknya ke
Puskesmas/Rumah Sakit.

BAYI UMUR 6 – 12 BULAN


1. Berat badan bayi naik
· Beri pujian kepada ibu.

· Lanjutkan pemberian ASI sesuai keinginan anak.

· Berikan nasi lunak ditambah telur / ayam / ikan / tempe / tahu /


daging / wortel
/ bayam / kacang hijau dan sedikit santan/minyak.
· Makanan tersebut diberikan 3 kali sehari.

2. Berat badan bayi satu bulan tidak naik (1T)


· Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari
sakit, atau telah terjadi sesuatu yang dapat mengakibatkan
pertumbuh-annya terganggu. Konsultasikan dengan petugas
kesehatan.
· Berikan ASI sesuai keinginan anak.

· Berikan MP-ASI 5 kali sehari satu piring sedang.

· Berikan 2 kali nasi dengan lauk-pauk yang dihaluskan.

3. Berat badan bayi dua bulan berturut-turut tidak naik (2T)


· Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.

· Kalau belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya. Beri


nasehat sesuai masalahnya. Ulangi nasehat yang diberikan bulan
lalu.
· Jika sudah dilaksanakan, disamping makanan sehari-hari,
anak perlu diberi tambahan penganan atau kudapan.
· Jika masih sakit, konsultasikan dengan petugas kesehatan.
4. Berat badan bayi tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)
· Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan
anaknya.

· Tulis Surat Pengantar rujukan ke Puskesmas/Rumah Sakit


untuk pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.
5. Berat badan bayi dibawah garis merah (BGM)
· Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan
anaknya. · Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan
kesehatan anaknya ke Puskesmas/Rumah Sakit.

ANAK UMUR 12 – 24 BULAN


1. Berat badan naik
· Berikan ASI sesuai keinginan anak.

· Anak sudah bisa diberi makanan orang dewasa.

· Berikan makanan dewasa tersebut 3 x sehari.

· Berikan juga makanan selingan 2 x sehari di antara waktu makan


seperti bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari dsb.
2. Berat badan anak satu bulan tidak naik (1T)
· Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari
sakit, atau telah terjadi sesuatu yang dapat mengakibatkan
pertumbuh-annya terganggu. Konsultasikan ke petugas
kesehatan.
· Berikan ASI sesuai keinginan anak.

· Berikan makanan orang dewasa 5 kali sehari.

3. Berat badan anak dua bulan berturut0turut tidak naik (2T)


· Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.

· Kalau belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya. Beri


nasehat sesuai masalahnya. Ulangi nasehat yang diberikan bulan
lalu.
· Jika sudah dilaksanakan, tambah-kan porsi/frekuensi makan,
perbaiki nafsu makan anak dengan jalan mengganti-ganti
hidangannya.
· Jika sakit, periksakan ke petugas kesehatan/puskesmas
4. Berat badan anak tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)
· Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan
anaknya.

· Tulis Surat Pengantar rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit


untuk pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.
5. Berat badan anak dibawah garis merah
· Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan
anaknya.

· Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan


anaknya ke Puskesmas/Rumah Sakit.
ANAK UMUR 24 BULAN KEATAS
1. Berat badan anak naik
· Berikan makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari.

· Berikan juga makanan yang bergizi sebagai selingan 2 kali


sehari seperti bubur kacang hijau, biskuit.
· Pemberian makanan selingan dilakukan antara waktu makan
makanan pokok.

2. Berat badan anal satu bulan tidak naik (1T)


· Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari
sakit, atau telah terjadi sesuatu yang dapat mengakibatkan
pertumbuh-annya terganggu. Konsultasikan ke petugas
kesehatan.
· Berikan makanan setengah bagian dari jumlah yang dimakan
ayahnya.

3. Berat badan anak dua bulan berturut-turut tidak naik (2T)


· Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.

· Kalau belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya. Beri


nasehat sesuai masalahnya. Ulangi nasehat yang diberikan bulan
lalu.
· Jika sudah dilaksanakan, tambah-kan porsi/frekuensi makan,
usahakan sekali
dalam sehari anak makan bersama anak-anak lainnya.
· Jika sakit, periksakan ke petugas kesehatan/puskesmas.

4. Berat badan anak tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)


· Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan
anaknya.

· Tulis Surat Pengantar rujukan ke Puskesmas/Rumah Sakit


untuk pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.
5. Berat badan anak di bawah garis merah (BGM)
· Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan
anaknya.

· Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan


anaknya ke
Puskesmas/Rumah
G. Nasehat Perkembangan Anak
1. Gambar-gambar anak di atas grafik pertumbuhan menunjukkan
sebagian kemampuan perkembangan yang harus dicapai semua anak
pada rentang umur yang ada (misalnya pada umur 3 - 6 bulan anak dapat
mengangkat kepala dengan tegak, pada posisi telungkup).
2. Yang harus dianjurkan oleh petugas kesehatan kepada ibu balita ialah
sebagai berikut:
a. Umum:
Ibu yang baik adalah ibu yang:
· Merasa percaya diri sebagai ibu.

· Peka dan selalu menanggapi perilaku anak dalam kata-kata dan


perasaan.
· Menyediakan alat mainan sesuai umur dan menyempatkan
diri bermain dengan anaknya.
· Memperkenalkan lingkungan hidup (orang dan barang) kepada
anaknya.
b. Khusus
· Bila umur anak yang sesuai kemampuan (seperti gambar)
pada KMS, ibu harus diberi tahu agar melatih anaknya
melakukan kemampuan tersebut.
· Bila umurnya sudah lewat (misalnya pada umur 6 bulan
belum dapat
mengangkat kepala) ibu harus membawa anaknya ke Puskesmas.

VII. METODE PELATIHAN


Metode pelatihan pada pelatihan kader dalam pencatatan KMS yang
digunkan adalah ceramah, diskusi, dan simulasi. Metode ceramah adalah suatu
cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan
secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi
tentang kesehatan. Metode diskusi adalah pembicaraan yang direncanakan dan
telah dipersiapkan tentang suatu topik pembicaraan diantara peserta (sasaran)
dengan seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk. Materi tentang KMS
beserta cara pengisian KMS akan disampaikan secara ceramah oleh narasumber
dan didalam diskusi akan di praktekan secara langsung pengisian dari KMS
tersebut. Simulasi adalah suatu kegiatan dan proses yang dikondisikan sama
dengan keadaan aslinya.

VIII. PROSES PELATIHAN KADER


a. Persiapan
Adapun persiapan dalam proses pelatihan
kader ini adalah :
· Menyiapkan tempat pelatihan.

· Menyiapkan kader yang akan dilatih

· Menyiapkan pelatih yang terlatih dan mampu


· Menyiapkan alat bantu, media, dan metode yang akan digunakan.

· Menyiapkan materi yang akan dibawakan pada saat pelatihan kader.

· Menyiapkan transportasi.
· Menyiapkan snack untuk konsumsi.

Rencana Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan Kader

No Kegiatan Pelatihan Kegiatan Pelatih Kegiatan Kader Waktu Media


Kader
1 Kegiatan awal pembukaan Mendengar 3 menit Form
absen
Menjelaskan Mendengar dan 3 menit
tujuan dan pokok menyimak
bahasan
Menggali Menjawab 3 menit
permasalahan pertanyaan dan
memberi
informasi
Menyimpulkan Mendengar dan 5 menit
permasalahan menyimak
sementara
Melakukan pretest Mengisi KMS 8 menit KMS
dengan menguji sesuai kasus yang
keterampilan diberikan
kader dalam
mengisi KMS
2 Kegiatan inti Menjelaskan Menyimak dan 20 menit KMS
materi penyuluhan memperhatikan
yang meliputi :
a. Pengertian
KMS
b. Manfaat
KMS
c. Cara
memantau
pertumbuhan
balita
d. Cara
pengisian
KMS balita
e. Tindakan
berdasarkan
catatan dalam
KMS
f. Nasehat
makan bayi
dan anak
sesuai hasil
penimbangan
g. Nasehat
perkembanga
n anak
Melakukan Mengisi KMS 8 menit KMS
simulasi (pretest)
pengisian KMS
dengan kasus-
kasus yang telah
dipersiapkan oleh
pelatih dengan alat
peraga asli KMS
Melakukan Menyimak dan 5 menit
evaluasi mengenai memperhatikan
simulasi
Memberi Bertanya 5 menit
kesempata kader
bertanya
Menyimpulkan Menyimak dan 3 menit
memperhatikan
3 Penutup Memberikan Mendengar dan 5 menit
ucapan terima menjawab
kasih dan salam
penutup

IX. Alat Bantu

Adapun alat bantu yang digunakan dalam proses perencanaan pelatihan


kader ini adalah :

· KMS
· Soft copy materi

X. SUSUNAN
KEPANITIAAN
(terlampir)

XI. RANCANGAN
ANGGARAN BIAYA
(terlampir)

XII.
PENUT
UP
Kartu menuju sehat (KMS), sangat diperlukan dan tidak hanya
bermanfaat bagi balita, tetapi juga bagi ibu-ibu, dan staf kesehatan. Dengan
KMS kita dapat memantau pertumbuhan balita dengan baik., Dengan
dilaksanakannya pelatihan pengisian KMS, kader diharapkan dapat lebih tau
mana yang benar tentang bagaimana cara memantau pertumbuhan balita,
bagaimana cara mengisi dan membaca KMS balita dengan benar, bagaimana
melakukan tindakan segera berdasarkan catatan KMS balita dan bagaimana
cara memberikan nasehat dan pesan-pesan tentang makanan balita sesuai
dengan hasil penimbangan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Terdapat pada: http://re-


shanez.blogspot.com/2009/03/pengisian-kms.html Diakses pada tanggal: 25
Mei 2015.

Anonim. Terdapat pada: http://www.slideshare.net/Sukistinah/metode-


promosi-kesehatan Diakses pada tanggal: 25 Mei 2015.

Tersedia pada : http://www.academia.edu/9347479/Modul_Pelatihan_Posyandu


diakses pada tanggal 25 Mei 2015

Tersedia pada : http: //www. academia. Edu /9983979 /Pedoman _pelatihan


_kader_posyanduPresentation_ Transcript diakses pada tanggal 25 Mei 2015
Lampiran
Tersedia pada : https://gizimu. wordpress. com/download /pelatihan-kader-
posyandu-2/ diakses pada tanggal 25 Mei 2015
SUSUNAN KEPANITIAAN

Ketua : Egga Shentya Apriwarriza

Sekretaris : Azalya Lovina Nareta Putri

Bendahara : Ensi Rose

Pebrianti

Seksi-Seksi

1. Sie Acara : Monica Putri


2. Sie Demontrasi : Fitriani Delfi

3. Sie Dokumentasi : Egga Shentya Apriwarriza

4. Sie Perlengkapan

Koordinator : Ensi Rose Pebrianti

Anggota : Fitrani Delfi

5. Sie Konsumsi

Koordinator : Monica Putri


Anggota : Azalya Lovina Nareta PutriLampiran

RANCANGAN

ANGGARAN

BIAYA

PENGISIAN KMS

1. Sie Sekretariat
a. Biaya print dan foto copy proposal Rp. 50.000
2. Sie Demontrasi
a. Biaya print dan foto copy KMS Rp. 10.000
3. Sie Perlengkapan
a. Alat tulis : 1 buah Rp. 15.000
4. Sie Konsumsi
8. a. Snack : 25 bungkus Rp. 150.000
b. Aqua : 1 dus @18.000 Rp. 18.000
-----------------
TOTAL : Rp. 243.000

Anda mungkin juga menyukai