Anda di halaman 1dari 21

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LAPPAE
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)
PROGRAM GIZI PUSKESMAS LAPPAE
KABUPATEN SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN

A. PENDAHULUAN

Masalah gizi kesehatan telah menjadi isu masyarakat dunia, karena kehidupan

manusia mendatang sangat ditentukan oleh gizi pangan yang dikonsumsi. Komitmen

pemerintah untuk mensejahterakan rakyat nyata dalam peningkatan kesehatan termasuk

gizinya. Hal ini terbukti dari penetapan perbaikan status gizi yang merupakan salah satu

prioritas Pembangunan Kesehatan 2010-2014. Tujuannya adalah untuk menurunkan

prevalensi kurang gizi sesuai dengan Deklarasi World Food Summit 1996 yang dituangkan

dalam Milenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015, yang menyatakan setiap

negara menurunkan kemiskinan dan kelaparan separuh dari kondisi 1990. Sebagaimana

disebutkan di dalam undang-undang No 36 tahun 2009 bertujuan untuk meningkatkan mutu

gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan,

perbaikan perilaku sadar gizi dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan

sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknolog

B. LATAR BELAKANG

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010- 2014 telah

menetapkan empat sasaran pembangunan kesehatan, yaitu; 1) Meningkatkan Umur Harapan

Hidup menjadi 72 tahun; 2) Menurunkan Angka Kematian Bayi menjadi 24 per 1000

kelahiran hidup; 3) Menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 228 per 100.000 kelahiran

hidup; dan 4) Menurunkan prevalensi balita gizi kurang menjadi 15% serta menurunkan

prevalensi balita pendek menjadi 32%. Dan rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan 2008-2013 diarahkan untuk mengurangi jumlah

penduduk kurang pangan dan gizi, Yang dicerminkan oleh prevalensi gizi kurang pada anak

balita < 20% dan gizi buruk < 5%. Salah satu tantangan di bidang gizi yang kita hadapi

adalah masih tingginya prevalensi anak gizi buruk, Kasus gizi buruk hingga saat ini masih
merupakan masalah nasional karena dampak selanjutnya apabila tidak ditangani secara

serius akan berujung

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

a. Tujuan Umum

Tujuan umum Program Perbaikan Gizi Masyarakat adalah untuk mencegah dan

menanggulangi masalah gizi buruk dan meningkatkan status gizi masyarakat.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus sasaran dan target RPJMN dan renstra 2015-2019 kegiatan

pembinaan gizi yang dimonitor dan dievaluasi melalui kegiatan surveilans Gizi adalah

sebagai berikut:

1. Persentase Kasus balita Gizi Buruk mendapat perawatan

2. Persentase balita yang ditimbang berat badannya

3. Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif,

4. Persentase rumah tangga mengonsumsi garam beryodium,

5. Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A,

6. Persentase Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet selama masa kehamilan

7. Persentase Bumil KEK mendapat makanan tambahan

8. Persentase balita kurus mendapat makanan tambahan

9. Persentase remaja putri mendapat TTD

10. Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A

11. Persentase bayi baru lahir yang mendapat IMD

12. Persentase Bayi BBLR (BB <2500 gram)

13. Persentase balita mempunyai buku KIA/ KMS

14. Persentase balita ditimbang yang naik berat badannya

15. Persentase balita ditimbang yang tidak naik Berat Badannya(T)

16. Persentase balita ditimbang yang tidak naik Berat Badannya dua kali berturut turut

(2T)

17. Persentase balita di Bawah Garis Merah (BGM)

18. Persentase ibu hamil anemia


D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Kegiatan Rutin yaitu perawatan kasus gizi buruk,dan pemantauan status gizi

kurang,penimbangan (D/S),pemantauan balita kurus ,balita yang Naik Berat Badannya,Balita

yang Turun Berat Badannya, Balita dua kali berturut turut tidak naik Berat Badannya

(2T),Bayi BBLR,Bayi mendapat IMD,Pemberian ASI ekslusif,Balita mempunyai

KIA/KMS,distribusi kapsul Vitamin A dan ibu nifas,pemantauan bumil KEK,dan kegiatan

survey khusus,pemantauan konsumsi garam beryodium,pemantauan status Gizi.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

A. Pemantauan Kasus Gizi buruk Ketika ada kasus

B. Posyandu rutin tiap bulan dilaksanakan di posyandu ,pemantauan D/S

C. Pemberian vitamin A bulan Pebruari Agustus umur 6-59 bulan

D. Pemantauan Garam beryodium Pebruari Agustus di tingkat masyarakat

E. Penanganan pada balita yang di dapatkan 2 bulan berturut turut yang tidak naik Berat

Badannya dengan pemeriksaan fisik dan pengukuran BB/TB.

F. Penanganan Balita Gizi kurang dengan cara pemberian PMT,konseling pemberian

makanan

G. Pemberian PM ASI

H. Pemantauan Pemberian ASI ekslusif dan konseling ibu menyusui

I. Malaporkan Bayi baru lahir yang BBLR dan bayi mendapat IMD

F. SASARAN
Mencakup seluruh siklus kehidupan manusia yakni sejak hamil ,ibu menyusui,bayi

(6-11) bulan ,Balita (1-5 Tahun),usia sekolah remaja usia produktif dan usia lanjut.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Sesuai dengan jadwal pelayanan luar gedung dan dalam gedung

2. Terintegrasi dengan lintas program dan lintas sector

H. EVALUASI KEGIATAN DAN PELAPORAN


Sasaran dapat terlayani dengan baik

I. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Dilaksanakan sesuai dengan format dan pedoman penyelenggaraan program Gizi
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LAPPAE
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)

PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DI POSYANDU

A. PENDAHULUAN

Pemantauan pertumbuhan dengan menggunakan KMS untuk balita adalah alat yang

sederhana dan murah yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan

anak, oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu Balita di rumah dan harus selalu dibawa

setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan termasuk Bidan dan

Dokter.

B. LATAR BELAKANG

KMS Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk

memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidakseimbangan

pemberian makan pada anak.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

a. Tujuan Umum

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan mendukung perbaikan perilaku

keadaan Gizi dan kesehatan keluarga

b. Tujuan Khusus

Pemantauan pertumbuhan Balita di posyandu melalui KMS dapat dilakukan dengan

mencatat dan memantau riwayat kesehatan Balita secara lengkap meliputi

npertumbuhan,dan perkembangan Balita.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

NO KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN


1 Pelayanan Balita di posyandu Pemantauan pertumbuhan D/S
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Memastikan data sasaran seperti jumlah Bayi Baru Lahir , Bayi, Balita , Ibu hamil dan

Ibu menyusui, PUS dan WUS.

2. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai hari buka posyandu,dapat melalui

pertemuan warga setempat,sarana ibadah dll.

3. Pelaksanaan posyandu

4. Evaluasi setelah posyandu menilai hasil kegiatan apakah ada kasus T,2T ,atau BGM.

5. Merujuk ke puskesmas ketika ada kasus T,2T atau BGM

F. SASARAN

Mencakup seluruh siklus kehidupan manusia yakni sejak hamil, ibu menyusui 0-6

bulan-bayi (6-11) bulan, Balita (1-5 Tahun), usia sekolah remaja usia produktif dan usia

lanjut.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pemantauan
1
Pertumbuhan D/S

H. EVALUASI KEGIATAN DAN PELAPORAN

Sasaran dapat terlayani dengan baik

I. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Dilaksanakan sesuai dengan format dan pedoman penyelenggaraan program Gizi

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Lappae

Haerul Baria, S.Kep, NS, M.MKes


Nip. 19780814 200604 2 027
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LAPPAE
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)

PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA

A. PENDAHULUAN

Pemberian Vitamin A adalah suatu kegiatan rutin yang dilaksanakan pada bulan

Pebruari dan Agustus, pemberian kapsul vitamin A pada bayi (6-11 Bulan) yang berwarna

biru (100.000 IU) dan pemberian kapsul vitamin A pada anak balita (12-59 Bulan) berwarna

merah (200.000 IU ).

B. LATAR BELAKANG

Kekurangan Vitamin A dapat mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh terhadap

penyakit. Pada tingkat lanjut dapat menimbulkan kekeringan pada mata yang disebut

Xerophthalmia dan berisiko menjadi buta.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

a. Tujuan Umum

Vitamin A merupakan salah satu Zat gizi penting yang larut dalam lemak dan

disimpan. didalam hati. Vitamin A tidak dapat dibuat oleh tubuh sehingga harus dipenuhi

dari makanan.

b. Tujuan Khusus

Vitamin A bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh melawan penyakit,

meningkatkan kesehatan mata , membantu proses pertumbuhan, meningkatkan kesehatan

kulit.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

NO KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN


1 Pemberian Vitamin A umur 6-59 Bulan Pemberian Vitamin A pada Bulan Februari dan
Agustus
Umur 6-11 bulan (Vitamin A berwarna Biru)
Umur 12-59 bulan (Vitamin A berwarna
Merah)
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Pendataan sasaran sebelum pelaksanaan pemberian Vitamin A

2. Mengecek ketersediaan Kapsul Vitamin A warna merah dan biru

3. Menghitung kebutuhan

4. Mengajukan kebutuhan kapsul Vitamin A warna biru dan merah

5. Membuat rencana distribusi

F. SASARAN

Sasaran pemberian Vitamin A yaitu Bayi umur 6-11 bulan dan balita umur 12-59 bulan.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pemberian Vitamin A
1
pada Bayi dan Balita

H. EVALUASI KEGIATAN DAN PELAPORAN

Sasaran dapat terlayani dengan baik

I. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Dilaksanakan sesuai dengan format dan pedoman penyelenggaraan program Gizi

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Lappae

Haerul Baria, S.Kep, NS, M.MKes


Nip. 19780814 200604 2 027
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LAPPAE
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)

GIZI BURUK,GIZI KURANG DAN 2T

A. PENDAHULUAN

Masalah gizi merupakan masalah yang ada ditiap-tiap Negara, baik Negara miskin,

Negara berkembang dan Negara maju. Negara miskin cenderung dengan masalah gizi

kurang, Negara maju cenderung dengan masalah gizi lebih (Soekirman,2000). Saat ini

didalam era globalisasi dimana terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan, Indonesia

mengalami permasalahan gizi ganda, disatu pihak masalah gizi kurang yang pada umumnya

di sebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas

lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi.

B. LATAR BELAKANG

Pelacakan balita gizi buruk merupakan rangkaian kegiatan penyelidikan epidemologi

terhadap balita gizi buruk.surat edaran Menkes No.1209 tanggal 19 oktober 1998

mengintruksikan agar memperlakukan setiap kasus gizi buruk sebagai Kejadian Luar Biasa

(KLB),sehingga setiap kasus baru harus ditangani.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

a. Tujuan Umum

Untuk meningkatkan status gizi dan menurunkan prevalensi gizi buruk/gizi kurang

b. Tujuan Khusus

1. Untuk mencegah kematian dan komplikasi lebih lanjut serta memperbaiki tumbuh

kembang Anak di masa mendatang.

2. Untuk mencegah agar tidak muncul kasus baru balita yang menderita gizi buruk dan

gizi kurang

3. Untuk memperbaiki status gizi buruk/kurang ke status gizi yang lebih baik.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1. Pelacakan status gizi buruk

2. Memberikan intervensi kepada Bayi/Balita gizi buruk yang di temukan

3. Pemantauan Status Gizi Kurang,T dan 2T serta kasus Gizi kurang


E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Perawatan dan pengobatan anak gizi buruk dengan komplikasi dilakukan secara bertahap

2. Melalui 4 fase yaitu : fase stabilisasi, fase transisi, fase rehabilitasi, dan fase tindak lanjut.

3. Penanganan balita gizi buruk tanpa komplikasi karena tidak disertai penyakit sehingga

penanganan berupa PGBM (Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat) di tingkat Rumah

Tangga seperti PMT pemulihan, penyuluhan gizi dan konseling.

4. Penanganan balita gizi kurang dilakukan di tingkat masyarakat dengan, oleh dan dari

masyarakat dengan cara pemberian PMT, pemberian MP-ASI untuk balita gizi kurang

umur 6-24 bulan, penyuluhan gizi, konseling pemberian makanan , pemantauan Berat

Badan, Stimulasi tumbuh kembang anak.

5. Apabila Berat Badan tidak naik dalam 2 bulan berturut-turut segera lakukan konfirmasi

status gizi dengan pengukuran Berat Badan /Tinggi Badan dan pemeriksaan fisik.

F. SASARAN

Sasaran kegiatan adalah Bayi Balita Umur 0-59 Bulan

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penangana Kasus Gizi
1 Buruk, Gizi kurang
BGM, T dan 2 T

H. EVALUASI KEGIATAN DAN PELAPORAN

Sasaran dapat terlayani dengan baik

I. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Dilaksanakan sesuai dengan format dan pedoman penyelenggaraan program Gizi

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Lappae

Haerul Baria, S.Kep, NS, M.MKes


Nip. 19780814 200604 2 027
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LAPPAE
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)

PEMBERIAN ASI EKSLUSIF

A. PENDAHULUAN

ASI merupakan cairan hidup yang diciptakan Tuhan khusus bagi bayi, kerena

mengandung sel darah putih, zat kekebalan, enzim, hormon dan protein yang cocok untuk

bayi. Ibu yang melahirkan bayi lahir prematur (kurang bulan) akan memproduksi ASI dengan

kandungan Gizi berbeda dibandingkan dengan ASI yang diproduksi oleh ibu yang

melahirkan yang cukup bulan.

B. LATAR BELAKANG

ASI, susu sapi dan susu kambing, ketiganya mengandung gula susu (laktosa) sebagai

sumber energi. Hewan tumbuh lebih cepat dari pada manusia sehingga hewan memerlukan

susu dengan kandungan protein lebih tinggi, sehingga apabila bayi di beri susu hewan maka

protein sulit dicerna karena bayi memiliki organ ginjal yang belum sempurna. Pada ASI

kandungan protein lebih sedikit dan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi sesuai

dengan usianya. Berikan ASI saja karena ASI dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi sejak

baru lahir sampai umur 6 bulan.

C. TUJUAN

a. Tujuan Umum

ASI dapat bermanfat bagi Bayi dan bagi ibu menyusui

b. Tujuan Khusus

1. Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi seluruh kebutuhan pertumbuhan bayi

sampai usia 6 bulan.

2. Meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung berbagai zat anti kekebalan

sehingga akan lebih jarang sakit.

3. ASI meningkatkan jalinan kasih sayang antara bayi dan Ibu.

4. Lebih ekonomis, praktis, higienis, dan hemat waktu serta murah dibanding susu

formula.
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Memantau pemberian ASI Ekslusif

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Cara melaksanakan kegiatan dengan memperhatikan Butir butir kunci cara menyusui

yang baik sebagai berikut:

a. Posisi Badan Ibu dan Bayi yang baik

1. Ibu harus duduk dengan nyaman, santai, terlihat tanda kasih sayang (bonding)

2. Hadapkan keseluruh tubuh bayi menghadap keperut ibu.

3. Ibu memeluk badan bayi dekat dengan badan ibu

b. Pelekatan Bayi pada payudara yang baik.

1. Saat bayi mulai menyusu sentuhkan putting susu pada pipi atau bibir bayi bagian atas

untuk merangsang agar mulut bayi terlihat lebar.

2. Putting mengarah kelangit-langit mulut bayi sehingga dapat merangsang bayi

mengisap.

3. Dagu bayi menempel ke payudara dan kepala bayi agak menengadah

4. Ibu merasa kesakitan terutama pada puting susu

F. SASARAN

Ibu Nifas, Ibu menyusui dan Bayi 0-6 Bulan

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pemantauan ASI
1
Ekslusif

H. EVALUASI KEGIATAN DAN PELAPORAN

Sasaran dapat terlayani dengan baik

I. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Dilaksanakan sesuai dengan format dan pedoman penyelenggaraan program Gizi

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Lappae

Haerul Baria, S.Kep, NS, M.MKes


Nip. 19780814 200604 2 027
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LAPPAE
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)

PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM\

A. PENDAHULUAN

Upaya pemerintah dalam menanggulangi masalah gangguan akibat kekurangan

yodium (GAKY) adalah melalui upaya jangka pendek dan upaya jangka panjang. Upaya

jangka pendek berupa suplementasi kapsul minyak beryodium pada daerah endemik berat

dan sedang. sedangkan upaya jangka panjang adalah berupa peningkatan konsumsi garam

beryodium pada masyarakat.

Upaya pemerintah selama ini walaupun telah dapat menurunkan GAKY baik secara

nasional melalui peningkatan konsumsi garam beryodium sejak tahun 1975. Namun

pelaksanaan masih ditemukan kendala yaitu rendahnya mutu garam dan belum memadai

serta proporsi masyarakat mengkonsumsi garam beryodium.

B. LATAR BELAKANG
Pemantauan garam beryodium ditingkat Masyarakat di anggap penting untuk

dilaksanakan dan merupakan kegiatan rutin setiap bulan Pebruari dan Agustus karena upaya

ini diharapkan dapat meningkatkan pemakaian garam beryodium dan menurungkan

prevalensi gangguan akibat kekurangan yodium.Peningkatan konsumsi garam beryodium

dapat melalui Pemeriksaan garam yang dilakukan disekolah maupun diposyandu yang

dilakukan oleh petugas puskesmas

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pemakaian Garam beryodium di masyarakat.

b. Tujuan Khusus

Diharapkan semua masyarakat mengkonsumsi garam beryodium


D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

NO KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN


1 melaksanakan pemantauan garam Melakukan pemeriksaan garam beryodium di
beryodium masyarakat pada bulan Februari dan Agustus

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Pemberian informasi kepada masyarakat.

F. SASARAN
Masyarakat

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pemantauan Garam
1
Beryodium

H. EVALUASI KEGIATAN DAN PELAPORAN

Sasaran dapat terlayani dengan baik

I. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Dilaksanakan sesuai dengan format dan pedoman penyelenggaraan program Gizi

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Lappae

Haerul Baria, S.Kep, NS, M.MKes


Nip. 19780814 200604 2 027
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LAPPAE
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)

PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI)

A. PENDAHULUAN

Pemenuhan gizi merupakan hak dasar anak. Salah satu upaya untuk meningkatkan

kesehatan dan gizi anak sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar tahun 1945

dan kesepakatan internasional seperti Konveksi Hak Anak (Komisi Hak Azasi Anak PBB

,1989, Pasal 24 ), adalah memberikan makanan yang terbaik bagi anak usia dibawah 2 tahun.

Untuk mencapai hal tersebut, Strategi Nasional Peningkatan Pemberian ASI dan MP-ASI

Merokomendasikan pemberian makanan yang baik dan tepat bagi bayi dan anak 0-24 bulan

adalah (1) mulai menyusu dalam 1 jam setelah lahir, (2) Pemberian ASI secara ekslusif

sampai usia 6 bulan. (3) Memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) mulai usia 6

bulan, (4) meneruskan pemberian ASI sampai usia 2 tahun atau lebih.

B. LATAR BELAKANG

Pada usian 6 bulan bayi mulai diberikan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-

ASI), sebagian besar anak tidak mendapat MP-ASI dalam jumlah yang cukup baik dari segi

kualitas maupun kuantitas. Jika bayi dan anak usia 6-24 bulan tidak memperoleh cukup gizi

dari MP-ASI, maka akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan kurang gizi. Oleh

karena itu untuk mengatasi masalah kekurangan gizi perlu perbaikan pada kuantitas dan

kualitas MP-ASI.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

a. Tujuan Umum

Untuk mempertahankan dan memperbaiki status gizi bayi dan anak usia 6-24 Bulan .

b. Tujuan Khusus

Untuk memberikan contoh kepada masyarakat khususnya ibu balita yang datang ke

posyandu tentang contoh makanan MP-ASI

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan pokok dengan pemberian MP-ASI di posyandu dengan rincian kegiatan Tiap bulan

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Dengan memberi informasi kepada kader posyandu


F. SASARAN
Bayi Balita

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Pemberian MP-ASI

H. EVALUASI KEGIATAN DAN PELAPORAN


Sasaran dapat terlayani dengan baik

I. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Dilaksanakan sesuai dengan format dan pedoman penyelenggaraan program Gizi.

Mengetahui,

Kepala Puskesmas Lappae

Haerul Baria, S.Kep, NS, M.MKes


Nip. 19780814 200604 2 027
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LAPPAE
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)
STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK)

A. PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia

seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini

mungkin sejak anak masih didalam kandungan. Upaya kesehatan ibu yang dilakukan

sebelum dan semasa hamil hingga melahirkan, ditujukan untuk menghasilkan keturunan

yang sehat dan lahir dengan selamat. Upaya kesehatan yang dilakukan sejak anak masih

dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehIdupannya, ditujukan untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar

mencapai tumbuh kembang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta

memiliki inteligensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya.

B. LATAR BELAKANG

Mengingat jumlah balita di indonesia sangat besar, maka sebagai calon generasi

penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita di Indonesia perlu mendapat perhatian

serius yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh

pelayanan kesehatan yang berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini penyimpangan

tumbuh kembang. Selain hal-hal tersebut, berbagai faktor lingkungan juga yang dapat

menganggu tumbuh kembang anak.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

a. Tujuan Umum

Agar semua balita umur 0-5 tahun dan anak prasekolah umur 5-6 tahun tumbuh

dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya sehingga berguna bagi

nusa dan bangsa serta mampu bersaing diera global melalui kegiatan stimulasi, deteksi

dan intervensi dini.

b. Tujuan Khusus

1. Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada semua balita dan anak

pra-sekolah diwilayah kerja puskesmas


2. Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang pada semua

balitadan anak prasekolah diwilayah kerja puskesmas

3. Terselenggaranya intervensi dini pada emua balita dan anak prasekolah dengan

penyimpangan tumbuh kembang

4. Terselenggaranya rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak bisa ditangani di

puskesmas

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan pokok dengan pengukuran Berat Badan, tinggi badan dan lingkar Kepala dan

Stimulasi dan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Dengan memberi informasi kepada Kader posyandu dan Kepala sekolah PAUD dan TK

F. SASARAN

Bayi Balita Apras

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Kegiatan SDIDTK

H. EVALUASI KEGIATAN DAN PELAPORAN

Sasaran dapat terlayani dengan baik

I. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Dilaksanakan sesuai dengan format dan pedoman penyelenggaraan program Gizi.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Lappae

Haerul Baria, S.Kep, NS, M.MKes


Nip. 19780814 200604 2 027
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LAPPAE
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)
PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH PADA REMAJA PUTRI

A. PENDAHULUAN

Bagi kaum perempuan, hamil dan melahirkan merupakan bagian dari kehidupan,

normalnya perhatian akan kesehatan terutama kesehatan yang berkaitan dengan proses

reproduksi menjadi sangat penting. Dalam hal ini remaja putri harus memperhatikan masalah

anemia atau sering disebut dengan penyakit kurang darah. Perempuan yang menderita

anemia berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan rendah (kurang dari 2,5 kg) dan juga

dapat mengakibatkan kematian, baik ibu maupun bayi pada waktu proses persalinan.

B. LATAR BELAKANG

Anemia adalah kekurangan kadar hemoglobin dalam darah yang disebabkan karena

kekurangan zat gizi (zat besi dan asam folat) yang diperlukan untuk pembentukan

hemoglobin tersebut. Remaja putri adalah masa peralihan dari anak menjadi dewasa, ditandai

dengan perubahan fisik dan mental. Perubahan fisik bisa ditandai dengan berfungsinya alat

reproduksi seperti menstruasi Umur 10-19 tahun.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

a. Tujuan Umum

Remaja putri lebih rentan anemia dibanding laki-laki karena kebutuhan zat besi

pada perempuan 3 kali lebih besar dari pada laki-laki. Diketahui bahwa perempuan setiap

bulan mengalami menstruasi Itulah sebabnya perempuan membutuhkan zat besi untuk

mengembalikan kondisi tubuhnya ke keadaan semula.

b. Tujuan Khusus
Untuk mencegah terjadinya Anemia pada remaja putri
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Pemberian tablet tambah darah yaitu diberikan pada anak remaja putri umur 10-19 tahun

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Cara melaksanakan kegiatan dengan kunjungan Kesekolah SMP dan SMA/sederajat usia

umur 10-19 tahun dengan mengadakan kerja sama dengan penanggung jawab UKS.
F. SASARAN

Remaja Putri umur 10-19 tahun

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pemberian TTD pada
1
remaja putri

H. EVALUASI KEGIATAN DAN PELAPORAN

Sasaran dapat terlayani dengan baik

I. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Dilaksanakan sesuai dengan format buku yang sesuai dengan Pedoman Penyelenggaraan

Progran Gizi. Dan kerja sama dengan program UKS

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Lappae

Haerul Baria, S.Kep, NS, M.MKes


Nip. 19780814 200604 2 027
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS LAPPAE
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)
PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH MNIMAL 90 TABLET
SELAMA KEHAMILAN
A. PENDAHULUAN

Bagi kaum perempuan,hamil dan melahirkan merupakan bagian dari kehidupan

normalnya perhatian akan kesehatan terutama kesehatan yang berkaitan dengan proses

reproduksi menjadi sangat penting.Dalam hal ini ibu hamil harus memperhatikan masalah

anemia atau sering disebut dengan penyakit kurang darah.Perempuan yang menderita

anemia berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan rendah (kurang dari 2,5 kg) dan juga

dapat mengakibatkan kematian, baik ibu maupun bayi pada waktu proses persalinan.

B. LATAR BELAKANG

Anemia adalah kekurangan kadar hemoglobin dalam darah yang disebabkan karena

kekurangan zat gizi(zat besi dan asam folat) yang diperlukan untuk pembentukan Hb

tersebut. Remaja putri adalah masa peralihan dari anak menjadi dewasa, ditandai dengan

perubahan fisik dan mental. Perubahan fisik ditandai dengan berfungsinya alat reproduksi

seperti menstruasi Umur 10-19 tahun) sampai pada ibu hamil. Anemia tidak sama dengan

darah rendah. Secara medis jika kita ingin mengetahui apakah kita menderita anemia adalah

dengan melakukan pemeriksaan haemoglobin (Hb).

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

a. Tujuan Umum

Remaja putri lebih rentan anemia dibanding laki-laki karena kebutuhan zat besi

pada perempuan 3 kali lebih besar dari pada laki-laki. Diketahui bahwa perempuan setiap

bulan mengalami menstruasi Itulah sebabnya perempuan membutuhkan zat besi untuk

mengembalikan kondisi tubuhnya ke keadaan semula.

b. Tujuan Khusus
Untuk mencegah terjadinya kekurangan Zat besi pada ibu hamil
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan pokok dan rincian pemantauan kegiatan pemberian tablet tambah darah pada ibu

Hamil yang dilakukan oleh KIA


E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Cara melaksanakan kegiatan dengan bekerja sama dengan Bidan desa dan poli KIA

F. SASARAN

Ibu hamil

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pemberian TTD pada
1
Ibu hamil

H. EVALUASI KEGIATAN DAN PELAPORAN

Sasaran dapat terlayani dengan baik

I. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Dilaksanakan sesuai dengan format buku yang sesuai dengan Pedoman Penyelenggaraan

Progran Gizi.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Lappae

Haerul Baria, S.Kep, NS, M.MKes


Nip. 19780814 200604 2 027

Anda mungkin juga menyukai