Pengantar :

APK adalah tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK
merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah
di masing-masing jenjang pendidikan.
APM adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari
jumlah penduduk di usia yang sama APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia
sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Seperti APK, APM juga merupakan indikator daya serap
penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. Tetapi, jika dibandingkan APK, APM
merupakan indikator daya serap yang lebih baik karena APM melihat ng pendidikan yang sesuai
dengan standar tersebut.
Nilai APK bisa lebih dari 100%, disebabkan karena populasi murid yang bersekolah pada suatu
jenjang pendidikan mencakup anak berusia di luar batas usia sekolah pada jenjang pendidikan
yang bersangkutan. Sebagai contoh, banyak anak-anak usia diatas 18 tahun, tetapi masih sekolah
di tingkat SMA atau juga banyak anak-anak yang belum berusia 16 tahun tetapi telah masuk
SMA. Sebaliknya, jika APK kurang dari 100%, artinya masih ada populasi murid yang tidak
terserap/atau tidak berada dalam suatu jenjang pendidikan tertentu.
Nilai APM Kurang dari 100% artinya masih ada populasi murid yang tidak bersekolah sesuai
dengan usianya pada jenjang pendidikan tertentu. Nilai APM tidak mugkin lebih dar 100%.
Analisis Tabel :
1. Nilai APK = 140, artinya ada 40 orang siswa (40%) yang bersekolah di SMA tetapi usianya
kurang dari 16 tahun ataulebih dari 18 tahun.
2. Nilai APM = 140, Tidak Mungkin. (atau ada 40 siswa SMA yang bukan penduduk asli)
3. Nilai APK = 100, artinya semua penduduk dapat terserap dalam pendidikan, sedangkan
Nilai APM = 100, artinya semua penduduk dapat trserap dalam pendidikan yang sesuai
jenjang usianya, yaitu SMA 16-18 tahun. INI ADALAH KONDISI IDEAL.
4. Nilai APK = 85, artinya ada 15 orang (15%) penduduk yang tidak bersekolah di SMA. Hal
ini bias disebabkan kurangnya jumlah sekolah atau daya tampung sekolah.
5. Nilai APM = 75, artinya ada 25 orang (25%) penduduk usia 16-18 tahun yang tidak

bersekolah di SMA. Hal ini bisa disebakan karena mereka tidak bersekolah, atau yang
berusia 16 tahun masih sekolah di SMP, atau yang berusia 18 tahun sudah tamat SMA.