Oleh:
Pembimbing :
dr. Pande Putu Januraga, M.Kes, DrPH
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Promosi Kesehatan Masyarakat dengan judul “Upaya Peningkatan
Pengetahuan dan Keterampilan Kader tentang Antropometri melalui Penyegaran
pada Kader Posyandu di Desa Kesiut, Kabupaten Tabanan” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan
dan informasi dari berbagi pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. dr. Pande Putu Januraga, M.Kes, DrPH selaku pembimbing, yang telah
meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, saran serta masukan dalam
penyelesaian proposal promosi kesehatan ini.
2. dr. Made Sukamertha, SH, M.Kes selaku Kepala UPTD Puskesmas Kerambitan
I dan pembimbing lapangan, yang telah meluangkan waktu dan memberikan
bimbingan dalam penyelesaian proposal promosi kesehatan ini.
3. Para pemegang program di Puskesmas Kerambitan I, Tabanan, atas segala
informasi dan kerja sama terkait dengan penyusunan laporan ini.
Diharapkan hasil laporan ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca
dan dapat menjadi inspirasi dalam perencanaan kegiatan dalam pembangunan
kesehatan di Indonesia dan khususnya di Bali.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PKM DI PUSKESMAS............................................................................3
2.1 Identifikasi Masalah ..................................................................................3
2.2 Analisis Masalah .......................................................................................4
2.3 Tujuan Penyegaran....................................................................................5
2.4 Kelompok Sasaran ....................................................................................5
2.5 Strategi Pelaksanaan .................................................................................6
2.5.1 Persiapan Penyegaran ...................................................................6
2.5.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ...................................................6
2.5.3 Pelaksanaan Penyegaran ...............................................................6
2.6 Isi Penyegaran ...........................................................................................7
2.7 Metode Penyuluhan...................................................................................7
2.8 Rencana Evaluasi ......................................................................................8
2.8.1 Penilaian Proses ............................................................................8
2.8.2 Penilaian Hasil ..............................................................................8
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN..............................................................9
3.1 Waktu dan Tempat Penyegaran ................................................................9
3.2 Peserta Penyegaran ...................................................................................9
3.3 Pelaksanaan Penyegaran ...........................................................................9
3.4 Proses Pelaksanaan Penyegaran................................................................9
BAB IV EVALUASI KEGIATAN......................................................................12
4.1 Evaluasi Penyegaran ...............................................................................12
4.2 Hambatan Penyegaran.............................................................................13
4.3 Manfaat Penyegaran................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
LAMPIRAN .........................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Stunting atau kerdil adalah keadaan balita yang memiliki panjang atau tinggi
badan kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi balita stunting jika hasil
pengukuran panjang atau tinggi badan dibandingkan umur kurang dari minus dua
standar deviasi pertumbuhan anak berdasarkan World Health Organization (WHO)
(Kemenkes RI, 2018). Kejadian stunting merupakan salah satu masalah kesehatan
global, terutama di negara berkembang yang sampai saat ini masih menjadi
perhatian dalam dunia kesehatan. Pada tahun 2017, prevalensi balita stunting di
Indonesia sebesar 29,6%. Prevalensi stunting di Bali diketahui sebesar 19,0%
(Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2019) dan berdasarkan laporan
kinerja instansi pemerintahan Dinas Pemerintahan Provinsi Bali prevalensi stunting
pada tahun 2017 di Kabupaten Tabanan tercatat sebesar 16,2%. Akan tetapi, pada
tahun 2018 prevalensi stunting kembali meningkat menjadi 30,8% di Indonesia dan
di Bali sebesar 21,9% (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2019).
Dalam proses pendataan tersebut, pihak-pihak yang berperan penting adalah
posyandu dan kader posyandu. Kader posyandu berperan penting dalam memantau
tumbuh kembang balita. Kader posyandu secara teknis bertugas antara lain untuk
mendata balita, melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan balita serta
mencatatnya secara berkala tiap bulan dalam Kartu Menuju Sehat (KMS).
Hambatan kemajuan pertumbuhan berat badan anak dapat segera terlihat pada
kurva pertumbuhan hasil pengukuran periodik yang tertera dan dicatat pada KMS
tersebut (Nurainun, Ardiani, & Sudaryati, 2015).
Keterampilan kader posyandu salah satu diantaranya meliputi kemampuan
melakukan tahapan-tahapan penimbangan, dimana kader posyandu biasanya
melakukan kegiatan penimbangan belum sesuai dengan prosedur-prosedur
pengukuran antropometri, sehingga hasil yang diperoleh dari penimbangan kurang
tepat (Hida & Mardiana, 2011). Ketelitian, pengetahuan dan keterampilan kader
posyandu dalam melakukan pengukuran antropometri sangatlah penting, karena hal
ini menyangkut dengan pertumbuhan balita. Keterampilan kader yang kurang dapat
menyebabkan interpretasi status gizi yang salah dan dapat berakibat pula pada
1
kesalahan dalam mengambil keputusan dan penanganan masalah tersebut
(Handarsari, Syamsianah, Astuti, 2015).
2
BAB II
PKM DI PUSKESMAS
3
A lmatsier, 2000). Tingkat kemampuan, ketelitian dan akurasi data yang
dikumpulkan kader masih rendah, serta 90% kader membuat kesalahan. Salah satu
kesalahan kader yang paling sering dijumpai adalah teknik penimbangan yang
kurang tepat (Sukiarko,2007). Apabila kader salah menginterpretasikan hasil
penimbangan dalam menilai pertumbuhan balita berdampak pada kesimpulan hasil
yang salah, menghasilkan informasi yang salah dan bermuara pada keputusan yang
salah dalam upaya kebijakan program selanjutnya (Rosphita,2007). Salah satu
upaya untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan kader dalam pengukuran
antropometri yaitu dengan pemberian pelatihan antropometri (Sukiarko, 2007).
Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan peningkatan
pengetahuan dan keterampilan kader posyandu tentang antropometri melalui
pelatihan pengukuran antropometri pada kader posyandu balita di Desa Kesiut,
Tabanan.
4
posyandu balita. Beberapa kader yang ditemui saat pelaksanaan posyandu
menunjukkan kurangnya keterampilan pada kegiatan penimbangan dan pengukuran
tinggi badan anak, misalnya dalam menggunakan dacin saat penimbangan posisi
bandul dacin pada saat diseimbangkan tidak tepat pada posisi “nol‟. Kader juga
tidak mengusahakan anak ditimbang dengan pakaian yang seminimal mungkin dan
untuk tidak memakai alas kaki. Pada pengukuran tinggi badan balita, alas kaki
balita tidak dilepas, dan pengukuran dilakukan tanpa memperhatikan posisi kaki.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tersebut, penulis memilih untuk
memberikan penyegaran kepada kader posyandu balita di Desa Kesiut mengenai
pengukuran antroponetri. Penyegaran ini diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan para kader posyandu balita di Desa Kesiut.
5
antara lain untuk mendata balita, melakukan pengukuran berat badan dan tinggi
badan balita serta mencatatnya secara berkala tiap bulan dalam Kartu Menuju
Sehat (KMS). Pertimbangan lainnya adalah data-data pertumbuhan balita
selanjutnya akan diberikan ke Puskesmas dan diterskan ke Dinas Kesehatan.
Hal ini tentu saja sangat penting untuk menggambarkan profil kesehatan
Kabupaten Tabanan khususnya kecamatan Kerambitan, sehingga diperlukan
data yang benar-benar akurat.
6
4. Sebelum penyuluhan, para kader posyandu di Desa Kesiut, diberikan
pre-tes
5. Memberikan penjelasan awal tentang jenis kegiatan yang akan
dilakukan
6. Tim memberi penjelasan tentang pengetahuan pengukuran antropometri
serta keterampilan yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab
7. Post-tes tentang materi yang diberikan
8. Penutup
7
2.8 RENCANA EVALUASI
2.8.1 PENILAIAN PROSES
Penilaian proses penyegaran terdiri dari beberapa bagian antara lain:
1. Indikator penilaian
- Dukungan dari pihak UPTD. Puskesmas Kerambitan I dan Desa
Kesiut
- Ketepatan waktu pelaksanaan
- Sarana yang dipergunakan untuk penyegaran
- Jumlah cakupan peserta yang datang
- Keseriusan peserta dalam mengikuti penyegaran
2. Waktu penilaian
Penilaian dilakukan sebelum, selama, dan sesudah pelaksanaan
3. Cara penilaian
Dengan mengamati pelaksanaan
4. Penilai
Dokter muda FK UNUD.
8
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
9
kebutuhan yang diperlukan untuk kegiatan tersebut. Kami mempersiapkan materi
yang dibuat di file power point tentang cara pengukuran antropometri, lembaran
pre dan post test mengenai pertanyaan untuk mengevaluasi pengetahuan peserta
tentang cara pengukuran antropometri, serta konsumsi yang disediakan untuk ibu-
ibu yang hadir.
Pada hari Rabu, 12 Juni 2018 kami bertemu dengan bidan Desa Kesiut dan
membicarakan tentang kegiatan promosi kesehatan, kami juga mengonfirmasi
kegiatan yang akan berlangsung ke Perbekel Desa Kesiut, serta meminta bantuan
untuk mengumpulkan para kader-kader posyandu nantinya. Kami diterima dengan
baik oleh bidan Desa Kesiut dan beliau sangat antusias dengan kegiatan penyegaran
yang akan kami lakukan dengan harapan dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan kader-kader posyandu dalam melakukan pengukuran antropometri.
Pada hari Selasa, 18 Juni 2018 kami datang ke Kantor Desa Kesiut pada pukul
08.00 untuk menyiapkan materi terlebih dahulu. Saat pukul 08.45 para peserta
penyegaran masih sedikit yang datang ke lokasi. Setengah jam kemudian kader-
kader posyandu Desa Kesiut sudah berkumpul dan menempati tempat yang
disediakan di ruang pertemuan di Kantor Desa Kesiut. Kegiatan diawali dengan
sambutan dari Kepala Desa Kesiut sekaligus membuka kegiatan. Selanjutnya hal
pertama yang kami lakukan adalah memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan
secara umum pada penyegaran yang dilakukan. Setelah perkenalan diri kami
membagikan soal pre-test yang berjumlah 30 buah pertanyaan benar salah dan
dijawab dalam waktu 15 menit. Setelah semua peserta selesai menjawab, kami
kemudian memulai pemberian materi terlebih dahulu mengenai cara pengukuran
antropometri. Materi penyegaran berisikan tentang definisi pengukuran
antropometri dan fungsinya, pentingnya ketepatan pengukuran antropometri, tahap-
tahap pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar kepala serta pengukuran
lingkar lengan atas dan sekilas tentang stunting.
Materi telah disiapkan dalam bentuk slide yang ditampilkan di layar disertai
dengan pemutaran video tentang cara-cara pengukuran antropometri. Sesi tanya
jawab dimulai setelah pemberian materi dan dilanjutkan dengan post-test selama 15
menit. Pada akhir kegiatan, kami memberikan kesempatan kepada perwakilan kader
posyandu untuk memberikan masukan maupun kesan dan pesan terhadap
10
penyegaran yang kami berikan. Selanjutnya, sebagai penutup kegiatan, kami
sempat memberikan pesan untuk mengingat materi yang telah diberikan, serta agar
para kader-kader posyandu Desa Kesiut mampu memberikan informasi yang telah
didapat kepada kader-kader lainnya yang berhalangan hadir dan juga mampu
menerapkan cara pengukuran antropometri yang benar selama pelaksanaan
posyandu.
11
BAB IV
EVALUASI KEGIATAN
12
Tabel 4.1.Hasil Pre-Test para kader posyandu Desa Kesiut
Skor Jumlah %
≥ 70 8 53,3%
<70 7 46,6%
Total 15 100%
≥ 70 15 100 %
<70 - -
Total 15 100%
Berdasarkan dua tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan
jumlah kader posyandu yang mendapat skor ≥ 70 yaitu dari 8 orang (53,3%)
menjadi 15 orang (100%) dan terjadi penurunan jumlah kader posyand yang
mendapat skor <70 yaitu dari 7 orang (46,6%) menjadi tidak ada (100%). Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman peserta terhadap
materi penyegaran yang diberikan mengenai antropometri.
Pendapat kader posyandu peserta penyuluhan tentang pemberian
antropometri adalah bagus dan menambah ilmu. Kepala Desa Kesiut juga
memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini.
13
sehingga waktu selesainya penyegaran lebih dari yang di rencanakan, juga sada atu
dusun yang berhalangan hadir dikarenakan waktu pelaksanaan penyegaraan
bersamaan dengan kegiatan adat di dusun tersebut, dan ada peserta penyegaran
kurang fokus karena ada peserta yang membawa anaknya.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
LAMPIRAN
16
Gambar 3. Pemberian materi penyegaran tentang cara pengukuran antropometri
17
18