Anda di halaman 1dari 56

Kejang Demam Kompleks Ec.

Suspek Morbili

Penyusun : dr. Riando Firmansyah Sapoan


Pembimbing : dr. Hj. Jumilarita, Sp.A., M.Kes
Pendamping : dr. Ageng Lara Ayu

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

KEMENTERIAN REPUBLIK INDONESIA

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA JAYAPURA

PAPUA, 2021

 
Pendahuluan

• Kejang demam adalah kejang disertai demam (>38ºC) yang terjadi pada usia 6 bulan – 60 bulan tanpa
adanya infeksi intrakranial, gangguan metabolik atau riwayat kejang tanpa demam. Infeksi akibat virus
paling sering dikaitkan dengan kejang demam dibandingkan diakibatkan oleh bakteri.

• Campak juga dikenal dengan nama morbili atau morbillia dan rubeola, Campak merupakan salah
satu penyakit infeksi yang sangat menular yang disebabkan oleh Paramixovirus yang menyerang anak-
anak bahkan juga orang dewasa.

• Di Indonesia, kejadian luar biasa campak pada tahun 2015-2017 di hampir setiap provinsi dengan
jumlah provinsi melaporkan KLB meningkat dari 27 provinsi tahun 2015 menjadi 30 provinsi tahun
2017.

TREY 2
research
Insert or Drag and Drop your Photo Here

BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : An. N

• Umur : 9 bulan

• Jenis Kelamin : Laki-laki

A. • BB

• Agama
: 8 kg

: KP

• Alamat : Prumanas I Waena

• Tanggal MRS : 5 September 2021

• Tanggal KRS : 9 September 2021

Add a footer TREY 4


research
ANAMNESIS Anamnesis diperoleh melalui alloanamnesis (ibu kandung pasien).
KELUHAN UTAMA

 Kejang

RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG

B.  Pasien datang ke IGD RS Bhayangkara diantar oleh orang tuanya dengan keluhan
Kejang sejak ± 15 menit SMRS.

 Disertai Demam sejak 4 hari yang lalu.

 Ruam kemerahan di wajah dan badan

 Mencret 2x dengan Ampas

 Keluhan lain seperti, batuk, pilek, muntah disangkal oleh ibu pasien.

Add a footer TREY 5


research
Kronologi…

Awalnya demam sejak 4 hari yang lalu. 3 jam SMRS, Kejang 2x

Demam hilang timbul Kejang 1: jam 18.30 WIT

Hilang dengan obat penurun panas Kejang 2: Jam 21.15 WIT

1 hari sebelum MRS pasien


mendadak demam tinggi

Timbul ruam kemerahan yang


diawali pada wajah dan menyebar
ke badan.

Add a footer Disertai mencret 2x. TREY 6


research
• Kelonjotan terjadi seluruh tubuh, disertai mata

Kejang 1 mendelik ke atas lamanya ± 5 menit. Setelah kejang


berhenti pasien terbangun dan menangis.

• Kejang muncul Kembali dengan sifat dan durasi yang

Kejang 2 sama dengan kejang yang pertama diantara kejang


pasien sadar dan menangis.

Add a footer TREY 7


research
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU:
•Riwayat kejang: disangkal.

•Riwayat terjatuh dengan kepala terbentur sebelum demam: disangkal

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

•Keluarga dikatakan tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.

B. RIWAYAT SOSIAL/LINGKUNGAN

• Riwayat kontak dengan pasien campak: Disangkal.

• Riwayat berpergian keluar daerah 14 hari terakhir: Disangkal.

•Ayah pasien seorang pegawai swasta dan ibu pasien sebagai ibu rumah tangga.

Add a footer TREY 8


research
RIWAYAT PERSALINAN

Pasien lahir dengan cara sectio caesarea di RS Bhayangkara dengan umur kehamilan
38 minggu.

•Berat badan lahir 3300 gram, Panjang badan ibu pasien lupa

•Ketika lahir pasien segera langsung menangis dan tidak ditemukan adanya
kelainan.

B. RIWAYAT IMUNISASI

• Sudah mendapatkan imunisasi dasar, yaitu, BCG sebanyak 1 kali, polio sebanyak
4 kali, Hepatitis B sebanyak 4 kali, dan DPT sebanyak 3 kali.

• Namun pasien belum mendapat imunisasi campak.

TREY 9
research
RIWAYAT NUTRISI

 Pasien mendapatkan ASI ekslusif selama 6 bulan.

 Makanan pelengkap ASI seperti bubur susu mulai saat pasien berumur 7 bulan,
dan buah pisang dan papaya diselingi diberikan sampai sekarang.

B.

TREY 10
research
PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan umum : Tampak sakit sedang

• Tanda vital :

- HR (Nadi) : 122x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup

- RR (Laju Nafas) : 24x/menit

C. - Suhu : 38,9 oC

- Status gizi : cukup

- BB : 8,8kg

- TB : 73 cm

TREY 11
research
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS GENERALIS

Kepala/Leher :

Kepala : Normocephal.

Mata : Conjuntiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), Sekret (-).

C. Hidung : Jejas(-/-), deformitas (-/-), nafas cuping hidung (-),

sekret (-).

Mulut : Sianosis (-), sariawan (-), bibir kering (-).

Telinga : Sekret (-/-).

Leher : Pembesaran kelenjar limfe (-).

TREY 12
research
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS GENERALIS

• Thoraks :
-Inspeksi : Simetris, ikut gerak nafas, retraksi subcostal (-).
-Palpasi : Gerak dinding dada simetris.
-Perkusi : Sonor pada kedua paru

C. • Cor :
-Auskultasi: Suara napas bronkovesikuler, Rhonki: -/-, wheezing -/-.

- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak.


- Palpasi : Ictus cordis teraba
- Perkusi : Batas jantung dalam batas normal.
- Auskultasi : BJ I/II Reguler, Murmur (-), Gallop (-).

TREY 13
research
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS GENERALIS

• Abdomen :
- Inspeksi : Tampak datar, jejas (-).
- Auskultasi : Bising Usus (+)
- Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), Hepar tidak teraba, lien
tidak teraba, tugor kulit kembali cepat.
C. - Perkusi : Timpani.
• Ekstremitas : Akral teraba hangat, edema (-).

• Kulit : Tampak ruam maculopapular eritema; Wajah, badan dan


ekstremitas.

TREY 14
research
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS NEUROLOGIS

•Kesadaran: GCS 15 (E4V5M6), Kesan: Compos mentis.

•Motorik : Koordinasi baik, kekuatan.

•Sensorik : Belum dapat dinilai

C. • Reflek Fisiologis :

• Reflek Patologis :
+/+

-/-

• Meningeal Sign : Kaku kuduk : (-)

Brudzinsky I : (-)

Brudzinsky II : (-)

Kernig sign : (-)

TREY 15
research
•  
STATUS GIZI BERDASARKAN ANTROPOMETRI

• BB : 8 kg

• TB : 73 cm

STATUS GIZI

C. •BB/U : : -1 (-2 SD < BB/U < 2 SD)

•TB/U : : +1,09 (-2 SD < TB/U < 2SD)

•Kesan : Gizi baik secara antropometri.

TREY 16
research
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan

Hemoglobin 13,1 12 - 16 g/dL

Jumlah Lekosit 6.9 5 - 10 Ribu/uL

Eosinofil 0,3 2.0 - 4,0 %

Basofil 0,6 0 - 1.0 %

Neutrofil 39.8 50,0 - 70,0 %

Limfosit 45.8 25,0 - 40,0 %

Monosit 13 2,0 – 8,0 %

Hematokrit 41,1 37 - 48 %

Jumlah Trombosit 210 150 - 450 Ribu/uL

DDR Negative Negative  

GDS 117 <200 mg/dl

Add a footer TREY 17


research
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Faeces analysis Hasil Nilai Rujukan

bakteri Positif 12 - 16

Warna Kuning kehijauan 5 - 10

Lendir Positif Negatif

Darah Negatif Negatif

Amuba Negatif Negatif

Telur cacing Negatif Negatif

Lemak Negatif Negatif

Add a footer TREY 18


research
DIAGNOSA KERJA

Kejang Demam Kompleks Ec. Morbili

TATALAKSANA

• IVFD NaCl 0,9 % 15 tpm (micro)


• Inj. Cefotaxime 2 x 400 mg iv
• Inj. Phenytoin 2 x 40 mg iv
• Inj. Paracetamol 3 x 120 mg iv
• Zinc syrup 1 x 5 ml (PO)
• Liprolac Sachet 2 x 1 (PO)
• Vitamin A 1 x 200.000 (SD) (PO)

Add a footer TREY 19


research
Prognosis

• Quo ad vitam : ad bonam


• Quo ad functionam: ad bonam
• Quo ad Sanationam : ad bonam

Add a footer TREY 20


research
Anamnesa
,
• Pasien bernama An. N, jenis kelamin laki-laki, berusia 9 bulan. Datang dengan keluhan Kejang 2x.
• Kejang 1 jam 18.30 WIT, didahului demam sifat tonik klonik, mata mendelik ke atas durasi 5 menit.
Diantara kejang pasien sadar dan menangis. Kejang ke 2 muncul Kembali dengan sifat dan durasi yang
sama dengan kejang yang pertama diantara kejang pasien sadar dan menangis.
• 4 Hari SMRS Pasien demam, hilang timbul.
• 1 Hari SMRS timbul ruam kemerahan yang diawali di daerah wajah yang kemudian menyebar ke
badan dan mencret 2x dengan ampas.
RESUME • Pasien diketahui belum mendapatkan imunisasi campak, Riwayat kontak dengan pasien campak dan
riwayat berpergian keluar daerah 14 hari terakhir: disangkal.
Pemeriksaan Fisik
• KU: TSS, KES: Compos Mentis
• TTV: Suhu Badan: 38.9 oC
• Status Neurologis: Dalam Batas Normal.
• KULIT: Tampak ruam maculopapular eritema yang terdapat pada wajah, badan, tangan dan kaki.

Pemeriksaan Penunjang
• Limfositosis
Add a footer • Neutrofilia TREY 21
research
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

TREY 22
research
KEJANG DEMAM

Kejang demam adalah kejang disertai demam (>38ºC) atau 100,4oF yang terjadi
pada usia 6 bulan – 60 bulan tanpa adanya infeksi intrakranial, gangguan
metabolik atau riwayat kejang tanpa demam.

IDAI, 2016 TREY 23


research
EPIDEMIOLOGI KEJANG DEMAM

Di Amerika Serikat dan Eropa prevalensi kejang demam berkisar 2-5%.

Di Asia prevalensi kejang demam meningkat dua kali lipat bila


dibandingkan dengan di Eropa dan di Amerika Serikat.

Kejang demam terjadi pada 2-5% anak berumur 6 bulan – 5 tahun.


Data kejadian kejang demam di Indonesia masih terbatas.

IDAI, 2016 TREY 24


research
ETIOLOGI KEJANG DEMAM

.
Tidak ada penyebab spesifik demam yang lebih mungkin menyebabkan kejang demam

Infeksi virus dari pada bakteri paling sering dikaitkan dengan kejang demam. Virus tertentu Seperti
HHV-6, paling sering dikaitkan dengan kejang demam di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.
Di negara-negara Asia, virus influenza A sering dikaitkan dengan kejang demam.

Kondisi yang menyebabkan kejang demam antara lain: infeksi yang mengenai jaringan ektrakranial
seperti tonsilitis, otitis media akut, bronchitis.

Kathryn et al., 2020, Purba 2018 TREY 25


research
KLASIFIKASI KEJANG DEMAM

KEJANG DEMAM SEDERHANA KEJANG DEMAM KOMPLEKS

Kejang demam yang berlangsung singkat (kurang


Kejang lama (>15 menit).
dari 15 menit).

Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang


Bentuk kejang umum (tonik dan atau klonik). umum didahului kejang parsial.

Berulang atau lebih dari 1 kali dalam waktu 24 jam.


Tidak berulang dalam waktu 24 jam.

IDAI, 2016 TREY 26


research
ANAMNESA

Keluhan utama berupa kejang

Riwayat perjalanan penyakit sampai terjadi kejang, meliputi tipe kejang, frekuensi, lama, dan
kesadaran paska kejang

Riwayat kejang sebelumnya, kondisi medis yang berhubungan, obat-obatan, trauma, dan gejala
infeksi

Keluhan neurologi, nyeri dan cedera pasca kejang

Riwayat keluarga yang menderita kejang demam

PPK, 2017. TREY 27


research
Pemeriksaan Fisik

• Pemeriksaan Status Generalis


• Pemeriksaan Status neurologis

Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan laboratorium Darah perifer, Elektrolit, dan Gula darah Sewaktu

• Pungsi lumbal Rangsangan Meningeal (+)/ Tanda Infeksi SSP.


• Elektroensefalografi (EEG) Kejang Demam (-)/ Kejang Fokal (+).
• Radiologi (CT Scan/MRI)
hemiparesis /Paresis nervus kranialis

Sumber: IDAI, 2016 TREY 28


research
TATALAKSANA KEJANG DEMAM

ALOGARITMA STATUS EPILEPTIKUS

IDAI, 2016 TREY 29


research
Add a footer TREY 30
research
Antikonvulsan Antikonvulsan
Antipiretrik
intermiten rumatan

• Kejang berulang 4 kali atau lebih dalam • Kejang fokal.


setahun.
• Kejang lama >15 menit.
• Usia <6 bulan.
• Terdapat kelainan neurologis
• Pada saat kejang suhu tubuh <39ºC.
yang nyata sebelum atau sesudah
• Bila pada kejang demam sebelumnya,
kejang
suhu tubuh meningkat dengan cepat.

Parasetamol 10-15 mg/kg/kgbb Diazepam oral 0,3 mg/kgBB Fenobarbital atau Asam
Ibuprofen adalah 5-10 atau rektal valproat
mg/kgbb

IDAI 2016
TREY 31
research
MORBILI

Add a footer TREY 32


research
MORBILI

Penyakit campak dikenal juga sebagai morbili atau measles, merupakan penyakit
yang sangat menular (infeksius) disebabkan oleh Morbilivirus yang merupakan
virus RNA. Virus campak menyebabkan penyakit akut pada anak yang dimulai
dari traktus respiratorius bagian atas menyebar ke organ dan jaringan sehingga
mengakibatkan berbagai gejala klinis

WHO 2020, CDC, 2019 TREY 33


research
EPIDEMIOLOGI KEJANG DEMAM

Kasus campak di seluruh dunia meningkat menjadi 869.770 pada 2019,


jumlah tertinggi yang dilaporkan sejak 1996 dengan peningkatan di semua
wilayah WHO. 

Kematian akibat campak global meningkat hampir 50 persen sejak 2016,


merenggut sekitar 207.500 nyawa pada 2019
Angka penemuan kasus dan kematian karena campak di Indonesia pada
tahun 2014-2018 yang dilaporkan adalah 89.127 kasus suspek campak
dengan 22 kematian, sedangkan hasil laboratorium adalah 19.392 positif
campak.

WHO 2020, CDC, 2020 TREY 34


research
ETIOLOGI

Penyakit campak adalah merupakan penyakit akut yang sangat menular disebabkan oleh virus
RNA dari genus Morbillivirus dari keluarga Paramyxoviridae.

Virus campak ditularkan melalui droplet yang keluar dari hidung, mulut atau tenggorokan
orang yang terinfeksi virus campak pada saat bicara, batuk, bersin atau melalui sekresi hidung
DAN Dapat bertahan 2 jam di ruangan yang tertutup

Masa inkubasi penyakit campak adalah 7 – 18 hari, rata-rata 10 hari.

CDC, 2019 TREY 35


research
PATOGENESIS

PEDOMAN KEMENKES MORBILI, 2019


TREY 36
research
PEDOMAN KEMENKES MORBILI, 2019 TREY 37
research
TANDA DAN GEJALA MORBILI

• Demam tinggi biasanya > 38o C atau 104° F).


• Batuk
7 – 14 hari setelah terinfeksi
• Pilek (coryza), dan
• Mata merah dan berair ( konjungtivitis ).

• Tanda khas (patognomonis) ditemukan Koplik’s spot


atau bercak putih keabuan dengan dasar merah di pipi 2 - 3 hari setelah gejala

bagian dalam (mucosa bucal).

• Bercak kemerahan/rash/ruam , dimulai dari belakang


3 - 5 hari setelah gejala telinga berbentuk makulopapular dan menyebar ke
seluruh tubuh.
WHO 2019, CDC, 2020 TREY 38
research
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan
Serologi
Virologi
Bertujuan mendeteksi adanya antibodi spesifik dari virus
campak.
Antibodi tersebut akan terbentuk optimal dalam waktu 4
– 28 hari timbulnya rash (ruam). Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi
adanya virus dalam spesimen. Metode
pemeriksaan yang dilakukan adalah molekuler
dan isolasi virus. Jumlah virus campak yang
diekresikan tertinggi oleh penderita pada hari 1
– 5 setelah timbulnya rash

1. Serum
Digunakan untuk pemeriksaan serologi ELISA IgM.
2. Usap Tenggorok
Digunakan untuk pemeriksaan deteksi molekuler (RT-PCR)
dan atau isolasi virus.
3. Urine (Air Kemih)
Digunakan untuk pemeriksaan deteksi molekuler (RT-PCR)
dan atau isolasi virus.
WHO 2020, CDC, 2019
TREY 39
research
TATALAKSANA
  Umur Dosis Segera Dosis hari ke 2

Penderita 0 - 6 bln * 50.000 IU 50.000 IU (*) : Bagi penderita yang tidak mendapat ASI.

  6 - 11 bln 100.000 IU 100.000 IU

  ≥ 12 bln 200.000 IU 200.000 IU

 Komplikasi pada mata atau penderita dengan gizi buruk (+), vitamin A dosis ketiga, 2 minggu
kemudian, sesuai dosis diatas.

 Bagi penderita campak yang berumur < 6 bulan yang mendapatkan ASI dari ibu pada masa nifas
mendapatkan vitamin A, tidak perlu diberikan vitamin A, karena kebutuhan vitamin A sudah terpenuhi
melalui ASI.

 Jika ibu pada masa nifas tidak mendapat vitamin A, maka penderita berumur < 6 bulan tetap diberikan
vitamin A sesuai tabel diatas.
Sumber: WHO, 2020 TREY 40
research
TATALAKSANA
Terapi supportif…

Conjungtivitis
Demam
• Bersihkan mata dengan air bersih.
Antipretrik • Tanda Infeksi (+): Pertimbangkan antibiotic
salep Tetrasiklin 3 x 1 (7 hari)

Ulkus Mulut
Skin Care
• Bersihkan mulut dengan air bersih.
Pastikan kulit tetap bersih
• Bila curiga infeksi bakteri, pertimbangkan
pemberian antibiotik

Sumber: WHO, 2019 TREY 41


research
KOMPLIKASI

Komplikasi Umum: Diare Otitis media


Bronkopneu
Ensefalitis
monia

SSPE (Subacute
Komplikasi Sclerosing
Jangka Panjang: PanEncepluilitis)

Sumber: CDC 2019 TREY 42


research
PENCEGAHAN

1. menghindari kontak dengan


penderita campak.
2. Imunisasi campak pada usia 9
bulan dan imunisasi MMR
pada usia 15 bulan.

Kemenkes, 2019, CDC, 2020. TREY 43


research
PEMBAHASAN

Add a footer TREY 44


research
PEMBAHASAN
DIAGNOSA KEJANG DEMAM KOMPLEKS

TEORI KASUS
Kejang disertai demam (>38ºC atau 100,4ºF) pada usia Ibu pasien mengatakan:
6 – 60 bulan tanpa adanya infeksi intrakranial, gangguan
• Px pasien mendadak demam tinggi, suhu tubuh pasien
metabolik atau riwayat kejang tanpa demam.
38.9oC.
Kejang Demam Kompleks: • Pasien mengalami kejang, lamanya ± 5 menit.
• Kejang disertai demam (>38ºC) atau 100,4ºF yang • Kelonjotan terjadi seluruh tubuh, disertai mata mendelik
terjadi pada usia 6 bulan – 60 bulan . ke atas. Setelah kejang berhenti pasien terbangun dan
• Kejang lama (>15 menit). menangis.
• Pasien mengelami kejang ke 2x dalam 3 jam 30 menit.
• Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum
Diantara kejang pasien sadar.
didahului kejang parsial.
• Berulang atau lebih dari 1 kali dalam waktu 24 jam.

TREY
45
research
PEMBAHASAN
DIAGNOSA MORBILI

TEORI KASUS
• Demam > 38o C selama 4 hari atau lebih, disertai salah
• Pasien mengalami demam dengan suhu badan 38,9 oC,
satu atau lebih gejala batuk, pilek, mata merah atau
mata berair, sejak 4 Hari SMRS, hilang timbul.
• Bercak kemerahan/rash/ruam yang dimulai dari • 1 Hari SMRS timbul ruam kemerahan yang diawali di
belakang telinga berbentuk makulopapular selama 3
hari atau lebih, beberapa hari kemudian (4-7 hari) akan daerah wajah yang kemudian menyebar ke badan dan
menyebar ke seluruh tubuh. disertai mencret 2x dengan ampas.
• Tanda khas Koplik’s spot atau bercak putih keabuan
dengan dasar merah di pipi bagian dalam mucosa
buccal.

TREY
46
research
PEMBAHASAN
DIAGNOSA MORBILI

TEORI KASUS
• Suspek campak
• Pasien mengalami demam dengan suhu badan 38,9 oC,
Setiap kasus dengan gejala minimal demam dan ruam
sejak 4 Hari SMRS, hilang timbul.
maculopapular, kecuali sudah terbukti secara laboratorium
disebabkan oleh penyebab lain.
• 1 Hari SMRS timbul ruam kemerahan yang diawali di
• Kasus Campak Pasti secara laboratorium
daerah wajah yang kemudian menyebar ke badan dan
Suspek campak yang telah dilakukan konfirmasi laboratorium
disertai mencret 2x dengan ampas.
dengan hasil positif terinfeksi virus Campak (IgM Campak positif)

Bukan kasus Campak

Suspek campak yang setelah dilakukan pemeriksaan IgM campak


maupun IgM rubela hasilnya negatif.

TREY
47
research
PEMBAHASAN
DIAGNOSA Kejang Demam Kompleks + MORBILI

TEORI KASUS
Pemeriksaan Fisik:
• Pemeriksaan Fisik: Status Generalis dan Status
• KU: TSS, KES: Compos Mentis
Neurologis
• TTV: Suhu Badan: 38.9 oC
• Pemeriksaan laboratorium: Darah perifer, Elektrolit, • Status Neurologis: Dalam Batas Normal.
dan Gula darah Sewaktu. • KULIT: Tampak ruam maculopapular eritema yang
terdapat pada wajah, badan, tangan dan kaki.
• Pemeriksaan serologi Pemeriksaan laboratorium:

• Pemeriksaan Virologi • Neutrofil: 39.8


• Limfosit: 45.8
Analisis Feses: Dalam Batas Normal

TREY
48
research
PEMBAHASAN
TATALAKSANA

TEORI KASUS

• Terapi cairan rumatan bertujuan untuk memelihara


keseimbangan cairan tubuh dan nutrisi. • IVFD NaCl 0,9 % 15 tpm (micro)

• Kebutuhan Cairan anak: “Holiday Segar”


(8 kg x 100 ml/kgBB) = 800 ml/hari. Suhu Badan 38.9o C.

Kebutuhan cairan (800 + (20%x800)) = 960 ml/hari.


10 Kg x 100 ml/kgbb
10 kg x 50 ml/kgbb meningkat 10 % setiap 960 x 60 (tetes/menit)
= 40 tpm (Mikro)
10 kg x 20 ml/kgbb 1 C kenaikan suhu.
o 24 (jam) x 60 (detik)

TETES MAKRO: 20
TETES MIKRO: 60

TREY
49
research
PEMBAHASAN
TATALAKSANA KEJANG DEMAM

TEORI KASUS

Antikonvulsan • Diazepam oral 0,3 mg/kgBB • IVFD NaCl 0,9 % 15 tpm (micro)
atau rektal
intermiten • Midazolam intranasal • Inj. Cefotaxime 2 x 400 mg iv
• Inj. Phenytoin 2 x 40 mg iv

• Berulang 4 kali atau lebih dalam setahun. • Inj. Paracetamol 3 x 120 mg iv

• Usia <6 bulan. • Zinc syrup 1 x 5 ml (PO)


• Pada saat kejang suhu tubuh <39ºC. • Liprolac Sachet 2 x 1 (PO)
• Bila pada kejang demam sebelumnya, • Vitamin A 1 x 200.000 (SD) (PO)
suhu tubuh meningkat dengan cepat.

TREY
50
research
PEMBAHASAN
TATALAKSANA KEJANG DEMAM

TEORI KASUS
• Antipiretik, Dosis parasetamol yang digunakan 10-15
• IVFD NaCl 0,9 % 15 tpm (micro)
mg/kg/kali diberikan setiap 4-6 jam. Dosis ibuprofen
• Inj. Cefotaxime 2 x 400 mg iv
adalah 5-10 mg/kg/kali diberikan 3-4 kali sehari
• Inj. Phenytoin 2 x 40 mg iv
• Inj. Paracetamol 3 x 120 mg iv
• Zinc syrup 1 x 5 ml (PO)
• Liprolac Sachet 2 x 1 (PO)
• Vitamin A 1 x 200.000 (SD) (PO)

TREY
51
research
PEMBAHASAN
TATALAKSANA

TEORI KASUS

• IVFD NaCl 0,9 % 15 tpm (micro)


• Inj. Cefotaxime 2 x 400 mg iv
Umur Dosis Segera Dosis hari ke 2

• Inj. Phenytoin 2 x 40 mg iv
0 - 6 bln * 50.000 IU 50.000 IU

• Inj. Paracetamol 3 x 120 mg iv


6 - 11 bln 100.000 IU 100.000 IU
• Zinc syrup 1 x 5 ml (PO)
≥ 12 bln 200.000 IU 200.000 IU
• Liprolac Sachet 2 x 1 (PO)
• Vitamin A 1 x 200.000 (SD) (PO)

TREY
52
research
PEMBAHASAN
TATALAKSANA

TEORI KASUS

 Pada pengobatan Morbili tidak dianjurkan • IVFD NaCl 0,9 % 15 tpm (micro)

menggunakan antibiotik jika tidak terdapat komplikasi. • Inj. Cefotaxime 2 x 400 mg iv


• Inj. Phenytoin 2 x 40 mg iv
 Pemberian antibiotik untuk semua pasien campak
• Inj. Paracetamol 3 x 120 mg iv
sebagai tindakan pencegahan infeksi tidak dianjurkan.
• Zinc syrup 1 x 5 ml (PO)
 Komplikasi: Infeksi Saluran nafas bawah, Sepsis, Syok
• Liprolac Sachet 2 x 1 (PO)
septik. Antibiotik yang digunakan mulai dengan
• Vitamin A 1 x 200.000 (SD) (PO)
Ampisillin atau penisilin G + gentamisin <48
jam Perbaikan (-), ke Sefalosporin generasi ketiga
(misalnya, Cefotaxime atau Ceftriaxone).
TREY
53
research
PEMBAHASAN
TATALAKSANA

TEORI KASUS

• IVFD NaCl 0,9 % 15 tpm (micro)


Terapi diare tanpa dehidrasi • Inj. Cefotaxime 2 x 400 mg iv

• Pemberian cairan lebih banyak dari biasanya. • Inj. Phenytoin 2 x 40 mg iv


• Inj. Paracetamol 3 x 120 mg iv
• Pemberian zinc sulfat untuk anak usia > 6 bulan 20 mg.
• Zinc syrup 1 x 5 ml (PO)
• Liprolac Sachet 2 x 1 (PO)
• Vitamin A 1 x 200.000 (SD) (PO)

TREY
54
research
KESIMPULAN

• Telah dilaporkan sebuah kasus pasien Bernama An. N, usia 8 bulan, laki-laki, dengan Kejang Demam
Kompleks dengan Suspek Morbili, pasien mendapatkan terapi, NaCl 0,9 % 15 tpm mikro, Cefotaxime 2
x 400 mg secara intravena selama 5 hari. Vitamin A 1 x 200.000 IU, Paracetamol 3 x 120 mg, Zinc syrup
1 x 10 mg, Liprolac Sachet 2 x 1.

• Diagnosis kejang demam kompleks dan morbili ditentukan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik
dan Pemeriksaan penunjang.

• Sampai saat ini tidak tersedia obat antivirus khusus untuk campak. Komplikasi berat akibat campak dapat
dicegah melalui tindakan suportif dengan memastikan asupan nutrisi dan cairan adekuat, mengatasi
dehidrasi bila terjadi.

Add a footer TREY 55


research
TERIMA KASIH

TREY 56
research

Anda mungkin juga menyukai