Suspek Morbili
PAPUA, 2021
Pendahuluan
• Kejang demam adalah kejang disertai demam (>38ºC) yang terjadi pada usia 6 bulan – 60 bulan tanpa
adanya infeksi intrakranial, gangguan metabolik atau riwayat kejang tanpa demam. Infeksi akibat virus
paling sering dikaitkan dengan kejang demam dibandingkan diakibatkan oleh bakteri.
• Campak juga dikenal dengan nama morbili atau morbillia dan rubeola, Campak merupakan salah
satu penyakit infeksi yang sangat menular yang disebabkan oleh Paramixovirus yang menyerang anak-
anak bahkan juga orang dewasa.
• Di Indonesia, kejadian luar biasa campak pada tahun 2015-2017 di hampir setiap provinsi dengan
jumlah provinsi melaporkan KLB meningkat dari 27 provinsi tahun 2015 menjadi 30 provinsi tahun
2017.
TREY 2
research
Insert or Drag and Drop your Photo Here
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : An. N
• Umur : 9 bulan
A. • BB
• Agama
: 8 kg
: KP
Kejang
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
B. Pasien datang ke IGD RS Bhayangkara diantar oleh orang tuanya dengan keluhan
Kejang sejak ± 15 menit SMRS.
Keluhan lain seperti, batuk, pilek, muntah disangkal oleh ibu pasien.
B. RIWAYAT SOSIAL/LINGKUNGAN
•Ayah pasien seorang pegawai swasta dan ibu pasien sebagai ibu rumah tangga.
Pasien lahir dengan cara sectio caesarea di RS Bhayangkara dengan umur kehamilan
38 minggu.
•Berat badan lahir 3300 gram, Panjang badan ibu pasien lupa
•Ketika lahir pasien segera langsung menangis dan tidak ditemukan adanya
kelainan.
B. RIWAYAT IMUNISASI
• Sudah mendapatkan imunisasi dasar, yaitu, BCG sebanyak 1 kali, polio sebanyak
4 kali, Hepatitis B sebanyak 4 kali, dan DPT sebanyak 3 kali.
TREY 9
research
RIWAYAT NUTRISI
Makanan pelengkap ASI seperti bubur susu mulai saat pasien berumur 7 bulan,
dan buah pisang dan papaya diselingi diberikan sampai sekarang.
B.
TREY 10
research
PEMERIKSAAN FISIK
• Tanda vital :
C. - Suhu : 38,9 oC
- BB : 8,8kg
- TB : 73 cm
TREY 11
research
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Kepala/Leher :
Kepala : Normocephal.
sekret (-).
TREY 12
research
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
• Thoraks :
-Inspeksi : Simetris, ikut gerak nafas, retraksi subcostal (-).
-Palpasi : Gerak dinding dada simetris.
-Perkusi : Sonor pada kedua paru
C. • Cor :
-Auskultasi: Suara napas bronkovesikuler, Rhonki: -/-, wheezing -/-.
TREY 13
research
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
• Abdomen :
- Inspeksi : Tampak datar, jejas (-).
- Auskultasi : Bising Usus (+)
- Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), Hepar tidak teraba, lien
tidak teraba, tugor kulit kembali cepat.
C. - Perkusi : Timpani.
• Ekstremitas : Akral teraba hangat, edema (-).
TREY 14
research
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS NEUROLOGIS
C. • Reflek Fisiologis :
• Reflek Patologis :
+/+
-/-
Brudzinsky I : (-)
Brudzinsky II : (-)
TREY 15
research
•
STATUS GIZI BERDASARKAN ANTROPOMETRI
• BB : 8 kg
• TB : 73 cm
STATUS GIZI
TREY 16
research
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematokrit 41,1 37 - 48 %
bakteri Positif 12 - 16
TATALAKSANA
Pemeriksaan Penunjang
• Limfositosis
Add a footer • Neutrofilia TREY 21
research
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
TREY 22
research
KEJANG DEMAM
Kejang demam adalah kejang disertai demam (>38ºC) atau 100,4oF yang terjadi
pada usia 6 bulan – 60 bulan tanpa adanya infeksi intrakranial, gangguan
metabolik atau riwayat kejang tanpa demam.
.
Tidak ada penyebab spesifik demam yang lebih mungkin menyebabkan kejang demam
Infeksi virus dari pada bakteri paling sering dikaitkan dengan kejang demam. Virus tertentu Seperti
HHV-6, paling sering dikaitkan dengan kejang demam di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.
Di negara-negara Asia, virus influenza A sering dikaitkan dengan kejang demam.
Kondisi yang menyebabkan kejang demam antara lain: infeksi yang mengenai jaringan ektrakranial
seperti tonsilitis, otitis media akut, bronchitis.
Riwayat perjalanan penyakit sampai terjadi kejang, meliputi tipe kejang, frekuensi, lama, dan
kesadaran paska kejang
Riwayat kejang sebelumnya, kondisi medis yang berhubungan, obat-obatan, trauma, dan gejala
infeksi
Pemeriksaan Penunjang
Parasetamol 10-15 mg/kg/kgbb Diazepam oral 0,3 mg/kgBB Fenobarbital atau Asam
Ibuprofen adalah 5-10 atau rektal valproat
mg/kgbb
IDAI 2016
TREY 31
research
MORBILI
Penyakit campak dikenal juga sebagai morbili atau measles, merupakan penyakit
yang sangat menular (infeksius) disebabkan oleh Morbilivirus yang merupakan
virus RNA. Virus campak menyebabkan penyakit akut pada anak yang dimulai
dari traktus respiratorius bagian atas menyebar ke organ dan jaringan sehingga
mengakibatkan berbagai gejala klinis
Penyakit campak adalah merupakan penyakit akut yang sangat menular disebabkan oleh virus
RNA dari genus Morbillivirus dari keluarga Paramyxoviridae.
Virus campak ditularkan melalui droplet yang keluar dari hidung, mulut atau tenggorokan
orang yang terinfeksi virus campak pada saat bicara, batuk, bersin atau melalui sekresi hidung
DAN Dapat bertahan 2 jam di ruangan yang tertutup
Pemeriksaan
Serologi
Virologi
Bertujuan mendeteksi adanya antibodi spesifik dari virus
campak.
Antibodi tersebut akan terbentuk optimal dalam waktu 4
– 28 hari timbulnya rash (ruam). Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi
adanya virus dalam spesimen. Metode
pemeriksaan yang dilakukan adalah molekuler
dan isolasi virus. Jumlah virus campak yang
diekresikan tertinggi oleh penderita pada hari 1
– 5 setelah timbulnya rash
1. Serum
Digunakan untuk pemeriksaan serologi ELISA IgM.
2. Usap Tenggorok
Digunakan untuk pemeriksaan deteksi molekuler (RT-PCR)
dan atau isolasi virus.
3. Urine (Air Kemih)
Digunakan untuk pemeriksaan deteksi molekuler (RT-PCR)
dan atau isolasi virus.
WHO 2020, CDC, 2019
TREY 39
research
TATALAKSANA
Umur Dosis Segera Dosis hari ke 2
Penderita 0 - 6 bln * 50.000 IU 50.000 IU (*) : Bagi penderita yang tidak mendapat ASI.
Komplikasi pada mata atau penderita dengan gizi buruk (+), vitamin A dosis ketiga, 2 minggu
kemudian, sesuai dosis diatas.
Bagi penderita campak yang berumur < 6 bulan yang mendapatkan ASI dari ibu pada masa nifas
mendapatkan vitamin A, tidak perlu diberikan vitamin A, karena kebutuhan vitamin A sudah terpenuhi
melalui ASI.
Jika ibu pada masa nifas tidak mendapat vitamin A, maka penderita berumur < 6 bulan tetap diberikan
vitamin A sesuai tabel diatas.
Sumber: WHO, 2020 TREY 40
research
TATALAKSANA
Terapi supportif…
Conjungtivitis
Demam
• Bersihkan mata dengan air bersih.
Antipretrik • Tanda Infeksi (+): Pertimbangkan antibiotic
salep Tetrasiklin 3 x 1 (7 hari)
Ulkus Mulut
Skin Care
• Bersihkan mulut dengan air bersih.
Pastikan kulit tetap bersih
• Bila curiga infeksi bakteri, pertimbangkan
pemberian antibiotik
SSPE (Subacute
Komplikasi Sclerosing
Jangka Panjang: PanEncepluilitis)
TEORI KASUS
Kejang disertai demam (>38ºC atau 100,4ºF) pada usia Ibu pasien mengatakan:
6 – 60 bulan tanpa adanya infeksi intrakranial, gangguan
• Px pasien mendadak demam tinggi, suhu tubuh pasien
metabolik atau riwayat kejang tanpa demam.
38.9oC.
Kejang Demam Kompleks: • Pasien mengalami kejang, lamanya ± 5 menit.
• Kejang disertai demam (>38ºC) atau 100,4ºF yang • Kelonjotan terjadi seluruh tubuh, disertai mata mendelik
terjadi pada usia 6 bulan – 60 bulan . ke atas. Setelah kejang berhenti pasien terbangun dan
• Kejang lama (>15 menit). menangis.
• Pasien mengelami kejang ke 2x dalam 3 jam 30 menit.
• Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum
Diantara kejang pasien sadar.
didahului kejang parsial.
• Berulang atau lebih dari 1 kali dalam waktu 24 jam.
TREY
45
research
PEMBAHASAN
DIAGNOSA MORBILI
TEORI KASUS
• Demam > 38o C selama 4 hari atau lebih, disertai salah
• Pasien mengalami demam dengan suhu badan 38,9 oC,
satu atau lebih gejala batuk, pilek, mata merah atau
mata berair, sejak 4 Hari SMRS, hilang timbul.
• Bercak kemerahan/rash/ruam yang dimulai dari • 1 Hari SMRS timbul ruam kemerahan yang diawali di
belakang telinga berbentuk makulopapular selama 3
hari atau lebih, beberapa hari kemudian (4-7 hari) akan daerah wajah yang kemudian menyebar ke badan dan
menyebar ke seluruh tubuh. disertai mencret 2x dengan ampas.
• Tanda khas Koplik’s spot atau bercak putih keabuan
dengan dasar merah di pipi bagian dalam mucosa
buccal.
TREY
46
research
PEMBAHASAN
DIAGNOSA MORBILI
TEORI KASUS
• Suspek campak
• Pasien mengalami demam dengan suhu badan 38,9 oC,
Setiap kasus dengan gejala minimal demam dan ruam
sejak 4 Hari SMRS, hilang timbul.
maculopapular, kecuali sudah terbukti secara laboratorium
disebabkan oleh penyebab lain.
• 1 Hari SMRS timbul ruam kemerahan yang diawali di
• Kasus Campak Pasti secara laboratorium
daerah wajah yang kemudian menyebar ke badan dan
Suspek campak yang telah dilakukan konfirmasi laboratorium
disertai mencret 2x dengan ampas.
dengan hasil positif terinfeksi virus Campak (IgM Campak positif)
TREY
47
research
PEMBAHASAN
DIAGNOSA Kejang Demam Kompleks + MORBILI
TEORI KASUS
Pemeriksaan Fisik:
• Pemeriksaan Fisik: Status Generalis dan Status
• KU: TSS, KES: Compos Mentis
Neurologis
• TTV: Suhu Badan: 38.9 oC
• Pemeriksaan laboratorium: Darah perifer, Elektrolit, • Status Neurologis: Dalam Batas Normal.
dan Gula darah Sewaktu. • KULIT: Tampak ruam maculopapular eritema yang
terdapat pada wajah, badan, tangan dan kaki.
• Pemeriksaan serologi Pemeriksaan laboratorium:
TREY
48
research
PEMBAHASAN
TATALAKSANA
TEORI KASUS
TETES MAKRO: 20
TETES MIKRO: 60
TREY
49
research
PEMBAHASAN
TATALAKSANA KEJANG DEMAM
TEORI KASUS
Antikonvulsan • Diazepam oral 0,3 mg/kgBB • IVFD NaCl 0,9 % 15 tpm (micro)
atau rektal
intermiten • Midazolam intranasal • Inj. Cefotaxime 2 x 400 mg iv
• Inj. Phenytoin 2 x 40 mg iv
TREY
50
research
PEMBAHASAN
TATALAKSANA KEJANG DEMAM
TEORI KASUS
• Antipiretik, Dosis parasetamol yang digunakan 10-15
• IVFD NaCl 0,9 % 15 tpm (micro)
mg/kg/kali diberikan setiap 4-6 jam. Dosis ibuprofen
• Inj. Cefotaxime 2 x 400 mg iv
adalah 5-10 mg/kg/kali diberikan 3-4 kali sehari
• Inj. Phenytoin 2 x 40 mg iv
• Inj. Paracetamol 3 x 120 mg iv
• Zinc syrup 1 x 5 ml (PO)
• Liprolac Sachet 2 x 1 (PO)
• Vitamin A 1 x 200.000 (SD) (PO)
TREY
51
research
PEMBAHASAN
TATALAKSANA
TEORI KASUS
• Inj. Phenytoin 2 x 40 mg iv
0 - 6 bln * 50.000 IU 50.000 IU
TREY
52
research
PEMBAHASAN
TATALAKSANA
TEORI KASUS
Pada pengobatan Morbili tidak dianjurkan • IVFD NaCl 0,9 % 15 tpm (micro)
TEORI KASUS
TREY
54
research
KESIMPULAN
• Telah dilaporkan sebuah kasus pasien Bernama An. N, usia 8 bulan, laki-laki, dengan Kejang Demam
Kompleks dengan Suspek Morbili, pasien mendapatkan terapi, NaCl 0,9 % 15 tpm mikro, Cefotaxime 2
x 400 mg secara intravena selama 5 hari. Vitamin A 1 x 200.000 IU, Paracetamol 3 x 120 mg, Zinc syrup
1 x 10 mg, Liprolac Sachet 2 x 1.
• Diagnosis kejang demam kompleks dan morbili ditentukan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik
dan Pemeriksaan penunjang.
• Sampai saat ini tidak tersedia obat antivirus khusus untuk campak. Komplikasi berat akibat campak dapat
dicegah melalui tindakan suportif dengan memastikan asupan nutrisi dan cairan adekuat, mengatasi
dehidrasi bila terjadi.
TREY 56
research