Riswenty Ariyani
Fernanda Rizky Maulidy
Azka Lutfiah Wafa Lahdimawan
Tasya Radhia Salsabila
Fajar Satria Rahman
Rosalia Tiara Lesmana
Siti Arika Bulan Shabhana
Nur Miftahul Jannah
Puspita Aisyiyah
Ana Chairunnisa
Helda Pareang
Pembimbing :
PENYEBAB
DBD
virus dengue Anamnesis
ditularkan melalui
nyamuk betina ; Pemeriksaan Fisik
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
Aedes
Aedes Albopictus
Kasus DBD di Indonesia tercatat sebanyak 138.127 kasus
Aegipty pada tahun 2019. Terjadi peningkatan kasus dari tahun
sebelumnya yang cukup signifikan yaitu 65.602 kasus.
Selain peningkatan insidensi terjadi peningkatan pada case
fatality rate (CFR) dari 0,65 menjadi 0,94. Sedangkan
hingga Juli 2020 jumlah kasus mencapai 71.633 kasus. 3
3
STATUS KESEHATAN INDIVIDU
Data Pasien
● Nama : Tn. J
● Usia : 19 tahun
● JK : Laki-laki
● Alamat : Jl. Pembantanan RT 002, Kecamatan Sungai Tabuk
● Agama : Islam
● Pekerjaan : Pelajar
ANAMNESIS 4
Autoanamnesis & Alloanamnesis 16/02/24
Keluhan utama : Demam
• Pasien juga mengeluh gusi berdarah sejak 6 hari SMRS, muncul tiba-tiba namun untuk
saat ini gusi sudah tidak berdarah.
• Pasien mengaku nyeri perut bagian bawah saat BAK, BAK merah atau keruh/seperti teh (-),
BAK berbusa/terasa berpasir (-)
• pasien mengeluh adanya BAB cair sejak 5 hari SMRS, frekuensi 3-4 kali sehari, tidak ada
BAB hitam atau kemerahan.
• Keluhan mimisan (-), muncul ruam-ruam merah seperti digigit nyamuk(-), pembengkakan
sendi (-), sesak nafas (-), batuk/pilek (-)
• riwayat batuk lama (-), berkeringat dingin pada malam hari (-), pusing (-), sakit tenggorokan
(-), mata atau kulit tampak kuning (-), perut membesar (-), kejang (-)
• pasien awalnya dibawa ke RSI sultan agung dan sudah mendapatkan pengobatan dan
sempat tambah darah 1 kantong darah merah dan 8 kantong trombosit, kemudian pasien
dirujuk untuk dilakukan tatalaksana lebih lanjut. selama perawatan di RSI pasien tidak
mengeluhkan kencing tidak tuntas ataupun nyeri perut bagian bawah , tidak ada nyeri saat
BAK maupun kencing darah.
6
ANAMNESIS
RPD RPK
Leher
Thorax Jantung
Paru
Palpasi :Tidak teraba adanya masa ataupun Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
benjolan, tidak terdapat nyeri tekan,
Perkusi : Batas jantung kanan ICS V linea midclavicula
fremitus vokal dan taktil simetris kanan
dextra, Batas jantung kiri ICS VI linea midclavicula sinistra, Batas
dan kiri
pinggang jantung ICS III linea parasternal sinistra
Perkusi :Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni regular, Gallop (-),
dextra et sinistra, anterior et posterior
Murmur (-)
Auskultasi :Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing
(-/-)
PEMERIKSAAN FISIK 12
ABDOMEN
Atrofi otot (-/-), motorik (+5/+5), sensorik (+/+), Akral hangat, turgor cepat kembali, CRT < 2
detik. Pemeriksaan Rumple leed (-), petekie (-)
13
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Thorax PA di RSUD Ulin (17/02/24)
· Tulang skeletal normal
· Trakea ditengah
· Cor: ukuran dan bentuk normal
· Pulmo: tampak infiltrat dengan modul perihiler kanan,
corakan bronchovaskuler normal, hilus tak melebar
· Sinus tajam
· Diafragma normal
Kesan:
Kesimpulan:
· Anemia mikrositik hipokromik
. Trombositopenia
· Transaminitis
· Hipoalbuminemia
· Hipokalemia
Kesan:
Bisitopenia
Saran:
Kesimpulan
• Proteinuria
• Hematuria
• Leukosituria
• Bakteriuria
Keluhan utama Keluhan Pemeriksaan Fisik
RESUME 17
Demam: disertai • Mulut : stomatitis (<)
• Abdomen : nyeri tekan suprapubik (+)
Demam sejak 6 hari • Menggigil
SMRS, demam muncul • Mual dan muntah Pemeriksaan darah lengkap
mendadak secara • Badan terasa lemas
• • Anemia mikrositik hipokromik
terus menerus. Suhu Nyeri ulu hati
• Trombositopenia
• Nyeri sendi
tertinggi tidak di ukur. • Transaminitis
• Gusi berdarah • Hipoalbuminemia
Demam turun dengan • Nyeri perut bagian
obat penurun panas • Hipokalemia
bawah sat BAK • Infeksi lampau virus dengue
namun kemudian naik • BAB cair
lagi.
Pemeriksaan Ro Thorax
DIAGNOSIS KERJA
GENOGRAM
21
STATUS KESEHATAN KELUARGA
• Penghasilan <Rp1.000.000,-
• Tinggal ber-3 dalam satu rumah perbulan
• 2 orang dewasa 🡪 ayah pasien Tidak ada permasalahan
• Penghasilan berasal dari ayah
bekerja sebagai petani, ibu psikososial dalam
merupakan ibu rumah tangga pasien yang sehari hari
keluarga
• 1 orang anak 🡪 pelajar paket c menjadi petani, terkadang
menjadi tukang urut
PERUMAHAN 22
Pembuangan Limbah
✔ Kebiasaan keluarga BAK/BAB: Sungai(jenis jamban
cemplung)
✔ Pembuangan air limbah: Resapan
✔ Kondisi saluran pembuangan: Langsung
24
PENGAMATAN KONDISI RUMAH
Bagian depan PAUD Merpati. Bagian ruang depan sekolah dan bagian
samping sekolah.
PENGAMATAN KONDISI PAUD
33
● Demam <7 hari (demam pendek) : tanda lokal yang jelas, diagnostik etiologi dapat
ditegakan secara anamnesis, pemeriksaan fisik, dengan atau tanpa bantuan
laboratorium, misalnya tonsillitis, demam dengue.
● Demam >7 hari : tanpa tanda lokal, diagnosis etiologi tidak dapat ditegakan dengan
anamnesis, pemeriksaan fisik, namun dapat ditelusuri dengan tes laboratorium,
misalnya demam tifoid.
● Demam yang tidak diketahui penyebabnya, sebagian besar adalah sindrom virus
Berdasarkan klasifikasi demam pasien termasuk kedalam kategori demam kurang 7 hari
(demam pendek)
37
KASUS TEORI
• Nyeri kepala bagian atas kepala • Berdasarkan petunjuk klinis dibuat kriteria diagnostik klinis,
terdiri atas demam dengue (DD), demam berdarah dengue
hingga ke bagian belakang leher dan
(DBD), demam berdarah dengue dengan syok (sindrom syok
sekitar mata dengue/SSD), dan expanded dengue syndrome (unusual
• Seluruh badan terasa lemas dan manifestation)
tidak mampu berjalan karena merasa a. Demam dengue→ Demam tinggi mendadak (biasanya ≥
kaki terasa lemah 390C) ditambah 2 atau lebih gejala/tanda penyerta
• Nyeri ulu hati sejak 5 hari SMRS.
Nyeri terasa saat muntah
• Nyeri sendi, terutama bagian tangan
dan kaki sejak 5 hari SMRS
• Gusi berdarah sejak 6 hari SMRS,
muncul tiba-tiba namun saat ini tidak
berdarah lagi
TEORI 38
b. Demam Berdarah Dengue Karakteristik gejala dan tanda utama DBD
- Peningkatan
hematokrit/hemokonsentrasi ≥ 20% dari nilai baseline
atau penurunan sebesar itu pada fase konvalesens.
Memenuhi kriteria demam dengue atau demam berdarah dengue baik yang disertai syok maupun tidak, dengan
manifestasi klinis komplikasi infeksi virus dengue atau dengan manifestasi klinis yang tidak biasa, seperti tanda
dan gejala: kelebihan cairan, gangguan elektrolit, ensefalopati, ensefalitis, perdarahan hebat, gagal ginjal akut,
haemolytic uremic syndrome, gangguan jantung: gangguan konduksi, miokarditis, pericarditis, Infeksi ganda dan
multiple organ failure.
40
KASUS TEORI
Pada pasien ini juga ditemukan adanya keluhan berupa nyeri pada
• Nyeri perut bagian bagian suprapubik → keluhan mengarah ISK.
bawah saat BAK Disarankan dilakukan pemeriksaan penunjang. Namun tantangan
yang timbul adalah menentukan apa jenis pemeriksaan yang akan
dilakukan, karena kecurigaan ISK tersebut bisa ISK berat ataupun
ISK berulang. Sehingga harus dipastikan dari klinis pasien,
keluhan yang muncul, adanya atau tidak adanya riwayat ISK atau
keluhan serupa lebih dari 7 hari, sehingga bisa ditentukan
penanganannya apakah dilakukan secara radiologi, urologi,
medikasi, ataupun pembedahan.
TEORI 41
Indonesia merupakan negara dengan angka infeksi virus dengue tinggi di dunia. WHO
mengklasifikasikan sebagai salah satu negara endemis.
Proses penularan dengue → satu nyamuk betina mengisap darah manusia yang mengalami viremia
dengue, → dalam tubuh nyamuk selama 8-12 hari. Apabila virus dengue sudah berada di kelenjar
ludah, dan nyamuk mengisap darah orang yang sehat, nyamuk akan melepaskan kelenjar ludah untuk
mencegah koagulasi darah manusia tersebut. Akibatnya virus ini berpindah dari nyamuk ke manusia,
dan terjadilah penularan agen penyakit yang menyebabkan orang menjadi sakit. Proses penularan ini
dipengaruhi oleh tiga faktor, yakni aktivitas nyamuk mengisap darah manusia, siklus gonotrofik dan
umur nyamuk
TEORI 42
Ae. aegypti bersifat diurnal atau aktif mengisap darah pada pagi (10.00-11.00) dan sore menjelang
terbenam matahari (16.00-17.00). Namun Ae aegepty dapat pula bersifat nokturnal atau aktif mengisap darah
sepanjang malam (18.00-05.50), baik di dalam rumah maupun di luar rumah → day bitting mosquito.
Penyebaran nyamuk betina dewasa → jarak 100 meter.
Penelitian terbaru di Puerto Rico menunjukan bahwa nyamuk Aedes aegepty dapat menyebar lebih dari 400
meter terutama untuk mencari tempat bertelur.
Aedes aegepty memiliki kelangsungan hidup dewasa rerata hanya delapan hari. Selama musim hujan,
kelangsungan hidupnya bisa lebih lama sehingga risiko penularan virus lebih besar.
Masa inkubasi dengue antara 3-15 hari, rerata 5-8 hari. Virus memasuki tubuh manusia melalui gigitan nyamuk
yang menembus kulit. Setelah itu disusul oleh periode tenang selama kurang lebih 4 hari, dimana virus
melakukan replikasi secara cepat dalam tubuh manusia. Apabila jumlah virus sudah cukup maka virus akan
memasuki sirkulasi darah (viraemia), dan pada saat ini manusia yang terinfeksi akan mengalami gejala demam.
Dengan adanya virus dengue dalam tubuh manusia, maka tubuh akan memberi reaksi. Bentuk reaksi tubuh
terhadap virus ini antara manusia yang satu dengan manusia yang lain dapat berbeda, dimana perbedaan reaksi
ini akan menimbulkan perbedaan manifestasi tampilan gejala klinis dan perjalanan penyakit
TEORI 43
1. Fase febril → demam, mialgia, sakit kepala, artralgia, ruam kulit dan seringkali tidak dapat dibedakan dari
penyakit demam akut lainnya. Manifestasi perdarahan ringan seperti perdarahan gusi dan epistaksis. Pengenalan
progres ke bentuk parah mungkin sulit selama fase ini. Untuk menentukan apakah perkembangan penyakit lebih
parah terjadi, warning sign harus diobservasi Durasi fase ini umumnya 2-7 hari.
2. Fase kritis → bukti klinis dan laboratorium tentang disfungsi sel endotel yang disebabkan oleh infeksi virus,
yang mengakibatkan peningkatan permeabilitas kapiler dan kebocoran plasma ke ruang ekstravaskular. Fase ini
ditandai dengan perubahan defervensi, peredaran darah dan perfusi yang mendadak (hipotensi dan syok
hipovolemik), efusi serosa (pleura dan asites) dan disfungsi organ, seperti gagal hati, ensefalitis, miokarditis dan
gangguan pembekuan darah. Leukopenia progresif dan penurunan jumlah platelet mendadak mendahului
kebocoran plasma, dan peningkatan hematokrit progresif mencerminkan besarnya volume yang hilang ke
kompartemen ekstravaskular. Namun, perlu dicatat bahwa disfungsi organ berat mungkin ada, termasuk hepatitis,
ensefalitis, miokarditis dan pendarahan klinis yang signifikan, tanpa tanda klinis kebocoran plasma. Fase kritis, yang
terbukti pada 10-15% kasus demam berdarah, mengungkapkan perkembangan penyakit berat. Durasi fase ini
adalah 1-3 hari.
3. Fase pemulihan → peningkatan fungsi endotel secara progresif dengan resorpsi cairan bertahap dari ruang
ekstravaskular, stabilisasi hematokrit dan pemulihan platelet progresif. Ruam bisa terjadi bersamaan dengan
pruritus dan bradikardia. Selama fase ini, karena pemulihan fungsi endotel secara progresif, pemberian cairan (dan
akhirnya diuretik) harus diresepkan dengan hati-hati untuk mencegah kelebihan volume, gagal jantung kongestif dan
pelepasan gagal napas dan efusi serous. Durasi fase ini adalah 1-3 hari
TEORI 44
TEORI 45
TEORI 46
Diagnosis Kriteria
Pasien memiliki riwayat tinggal atau Nyeri perut atau bengkak, Muntah
sehabis bepergian ke daerah endemis persisten, Akumulasi cairan, Pendarahan
Dengue. Kriteria nya meliputi demam dan mukosa, Letargi, Kelelahan, Pembesaran
diikuti oleh kriteria berikut : Mual, muntah, liver > 2 cm, Lab : peningkatan Hematokrit
Ruam, Nyeri sendi, Tes Torniquet (+), dengan penurunan jumlah platelet
Leukopenia, Tanda Warning sign
Severe bleeding:
Kerusakan organ
KASUS
• Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya,
dalam satu rumah pasien tinggal bersama 2 orang yaitu ibu dan
ayah,
• Pasien juga memiliki sepupu yang merupakan tetangga pasien
memiliki keluhan serupa dengan pasien dan telah dinyatakan
meninggal dunia.
• Di rumah pasien, tidak adanya penampungan air di rumah,
sehari-hari pasien dan orang tua mandi di Sungai.
• Riwayat lingkungan sekitar rumah di desa dekat bantaran
Sungai. Disekitar rumah tidak banyak pot kembang yang
tertutup.
• Sumber air minum merupakan air yang direbus, sementara
untuk keperluan MCK menggunakan air Sungai.
• Berdasarkan kepengetahuan pasien dan keluarga, masih belum
pernah adanya dilakukan fogging atau pemberi bubuk abate
disekitar tempat tinggalnya
TEORI 48
Spesies nyamuk tersebut mempunyai sifat antropofilik, artinya lebih memilih menghisap
darah manusia, disamping itu juga bersifat multiple feeding → meningkatkan risiko
penularan DD/DBD di wilayah yang lebih padat
49
KASUS TEORI
• Pemeriksaan fisik pada pasien ini tidak ditemukan
• Pemeriksaan fisik
adanya tanda- tanda dehidrasi, tanda-tanda
kebocoran plasma dan terdapat nyeri tekan di regio
KU baik kesadaran compos mentis,
epigastrium.
tanda vital dalam batas normal, TD
• Sesuai dengan teori demam dengue WHO tahun
120/80 mmHg, nadi 100 x/mnt,
2009 bahwa warning sign pada pasien demam
pernapasan 24 kali/menit, suhu,
dengue adalah nyeri tekan epigastrium menjadi
36.7 C
salah satu indikasi pasien di rawat inap
Tidak ditemukan adanya tanda
tanda dehidrasi seperti mata
cekung, bibir kering, dan CRT < 2
detik. Tidak ada perdarahan aktif,
pembesaran organ, edema dan
asites.
Namun pada palpasi abdomen
terdapat nyeri pada regio
epigastrium
50
KASUS TEORI
• Tuberkulosis → Mycobacterium Tuberkulosis, yang
• Pemeriksaan Penunjang
bersifat aerob sehingga kuman ini akan banyak
ditemukan di daerah apeks paru-paru.
pemeriksaan rontgen thorax • TB paru → penyakit infeksi pada saluran
adanya kecurigaan ke arah pernapasan, dimana penyakit ini akan ditularkan
tb paru melalui udara secara langsung dari penderita ke
orang lain.
• Gejala yang muncul juga biasanya akan menyerupai
penyakit lainnya, ada gejala respiratorik seperti batuk
lebih dari 3 minggu, batuk bercampur darah, sesak
nafas, nyeri dada. Kemudian ada gejala sistemik
berupa demam yang khas timbul pada sore hari dan
malam hari, hilang timbul.
• Jika dari beberapa gejala diatas tidak ditemukan
pada pasien maka bisa disingkirkan kemungkinan
pasien mengalami tuberkulosis paru.
KASUS TEORI 51
Leukosit 10.8rb/uL
neutrofil% 57,2%. leukopenia disebabkan karena adanya penekanan
sumsum tulang akibat dari proses infeksi virus
secara langsung ataupun karena mekanisme tidak
langsung melalui produksi sitokin-sitokin proinflamasi
yang menekan sumsum tulang.
Trombosit 20rb/uL
Trombosit 46rb/uL(13/02/24) Trombositopenia yang terjadi pada demam berdarah
dengue dapat dikarenakan adanya kebocoran plasma.
Trombosit 86rb/uL(14/02/24) disebabkan oleh gangguan fungsi dan jumlah trombosit
akibat terbentuknya kompleks imun sebagai reaksi dari
antigen yaitu virus dengue.
Agregasi trombosit terjadi karena melekatnya kompleks
antigen-antibodi pada membran trombosit yang
menyebabkan pelepasan adenosine diphosphate (ADP),
sehingga trombosit saling melekat satu sama lain. Hal
ini menyebabkan penghancuran trombosit oleh sistem
retikuloendotelial dan terjadilah trombositopenia
55
TEORI
Pada hari ke 6 demam adalah 20rb/ul Nilai termasuk kedalam kelompok dengan
kategori indikasi tanda bahaya syok pada demam dengue.Pada fase awal syok, sering
terjadi peningkatan monosit. Peningkatan jumlah limfosit dan monosit relatif dibanding
netrofil disebut shift to the right, yang menandakan terjadinya suatu proses infeksi virus.
Analisis hitung jenis monosit dan limfosit menunjukkan bahwa sel tersebut terlibat dalam
patogenesis infeksi dengue pada tahap awal; berbeda dengan jenis leukosit lainnya yang
lebih banyak berperan pada fase kritis dan konvalesen.
Pasien demam berdarah dengue tanpa syok akan mengalami penurunan jumlah
trombosit pada hari ke-3 sampai hari ke-7 tampak ringan sampai sedang namun akan
kembali normal pada hari ke-8 atau hari ke-9. Peningkatan jumlah trombosit merupakan
tanda dari proses penyembuhan.
TEORI 56
Hematokrit normal pada fase awal demam. Peningkatan
KASUS kecil dapat terjadi karena demam tinggi, anoreksia dan
muntah. Peningkatan hematokrit secara tiba-tiba terlihat
setelah jumlah platelet berkurang.
Pemeriksaan Laboratorium:
Hematokrit -> Waktu tromboplastin (PPT) sebagian dan waktu
26.4% (12/02/2024) protrombin (PT) memanjang pada sepertiga sampai
24.9% (13/02/2024) setengah kasus DBD. Waktu trombin juga memanjang di
33.9% (15/02/2024) kasus yang berat.
peningkatan nilai hematokrit akibat
hemodelusi, karena penurunan kadar seluler darah atau
peningkatan kadar plasma darah, seperti pada anemia.
Namun penurunan kadar hematokrit tersebut belum
memenuhi kriteria hemokonsentrasi pada demam
berdarah dengue.
TEORI 57
● Fase demam
Tatalaksana DBD fase demam bersifat simptomatik dan suportif yaitu pemberian cairan oral untuk
mencegah dehidrasi. Apabila cairan oral tidak dapat diberikan oleh karena tidak mau minum, muntah atau nyeri
perut yang berlebihan, maka cairan intravena rumatan perlu diberikan. Antipiretik terkadang diperlukan, tetapi
perlu diperhatikan bahwa antipiretik tidak dapat mengurangi lama demam pada DBD.
64
TEORI
Tatalaksana DBD tanpa syok
● Fase Kritis
Periode kritis adalah waktu transisi, yaitu saat suhu turun pada umumnya hari ke 3-5 fase demam. Pasien
harus diawasi ketat terhadap kejadian syok yang mungkin terjadi. Pemeriksaan kadar hematokrit berkala
merupakan pemeriksaan laboratorium yang terbaik untuk pengawasan hasil pemberian cairan yaitu
menggambarkan derajat kebocoran plasma dan pedoman kebutuhan cairan intravena.
Hemokonsentrasi pada umumnya terjadi sebelum dijumpai perubahan tekanan darah dan tekanan nadi.
Hematokrit harus diperiksa minimal satu kali sejak hari sakit ketiga sampai suhu normal kembali. . Untuk
puskesmas yang tidak ada alat pemeriksaan Ht, dapat dipertimbangkan dengan menggunakan Hb Sahli dengan
estimasi nilai Ht=3x kadar Hb.
65
TEORI
Tatalaksana DBD tanpa syok
Dasar patogenesis DBD adalah perembesan plasma, yang terjadi pada fase penurunan suhu (fase afebris,
fase krisis, fase syok) maka dasar pengobatannya adalah penggantian volume plasma yang hilang. Walaupun
demikian, penggantian cairan harus diberikan dengan bijaksana dan berhati-hati. Kebutuhan cairan awal dihitung
untuk 2-3 jam pertama, sedangkan pada kasus syok mungkin lebih sering (setiap 30-60 menit).
a. Kristaloid
Larutan ringer laktat (RL), ringer asetat (RA), NaCl, Dekstrosa 5% dalam larutan ringer laktat (D5/RL),
Dekstrosa 5% dalam larutan ringer asetat (D5/RA), Dekstrosa 5% dalam 1/2 larutan NaCl (D5/1/2NS).
Untuk resusitasi syok dipergunakan larutan RL atau RA, tidak boleh larutan yang mengandung dekstrosa
b. Koloid
● Fase Penyembuhan
Pada fase penyembuhan, ruam konvalesen/sekunder akan muncul pada daerah esktremitas.
Perembesan plasma berhenti ketika memasuki fase penyembuhan, saat terjadi reabsorbsi cairan ekstravaskular
kembali ke dalam intravaskuler. Apabila pada saat itu cairan tidak dikurangi, akan menyebabkan edema
Cairan resusitasi awal adalah larutan kristaloid 20 ml/kgBB secara intravena dalam 30 menit. Pada
anak dengan berat badan lebih, diberi cairan sesuai berat BB ideal dan umur, bila tidak ada perbaikan
pemberian cairan kristaloid ditambah cairan koloid. Apabila syok belum dapat teratasi setelah 60 menit,
berikan cairan koloid 10-20 ml/kg BB secepatnya dalam 30 menit
Pemberian cairan harus tetap diberikan walaupun tanda vital telah membaik dan kadar hematokrit
turun. Tetesan cairan segera diturunkan menjadi 10 ml/kgBB/jam dan kemudian disesuaikan tergantung
dari kehilangan plasma yang terjadi selama 24-48 jam
69
TEORI
Tatalaksana DBD syok
Hiponatremia dan asidosis metabolik sering menyertai pasien DBD/SSD, maka analisis gas darah dan
kadar elektrolit harus selalu diperiksa pada DBD berat
d. Pemberian oksigen
Terapi oksigen 2 liter per menit harus selalu diberikan pada semua pasien syok. Dianjurkan pemberian
oksigen dengan mempergunakan masker
e. Tranfusi darah
Pemeriksaan golongan darah cross-matching harus dilakukan pada setiap pasien syok, terutama pada
syok yang berkepanjangan (prolonged shock). Pemberian transfusi darah diberikan pada keadaan
manifestasi perdarahan yang nyata
70
TEORI
Tatalaksana DBD syok
f. Monitoring
-Tanda vital dan kadar hematokrit harus dimonitor dan dievaluasi secara teratur untuk menilai hasil
pengobatan. Hal-hal yang harus diperhatikan pada monitoring adalah: Nadi, tekanan darah,
respirasi, dan temperatur harus dicatat setiap 15-30 menit atau lebih sering, sampai syok dapat teratasi.
-Kadar hematokrit harus diperiksa tiap 4-6 jam sekali sampai keadaan klinis pasien stabil
-Setiap pasien harus mempunyai formulir pemantauan, mengenai jenis cairan, jumlah dan tetesan, untuk
menentukan apakah cairan yang diberikan sudah mencukupi.
Pada pengobatan syok, kita harus yakin benar bahwa penggantian volume intravaskuler telah benar-
benar terpenuhi dengan baik
71
TEORI
Tatalaksana DBD syok
Untuk mendapatkan tatalaksana DBD lebih efektif, maka pasien DBD seharusnya dirawat di ruang rawat
khusus, yang dilengkapi dengan perawatan untuk kegawatan. Ruang perawatan khusus tersebut
dilengkapi dengan fasilitas laboratorium untuk memeriksa kadar hemoglobin, hematokrit dan trombosit
yang tersedia selama 24 jam
(1) Tampak perbaikan secara klinis (2) Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik (3) Tidak dijumpai
distres pernafasan (disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis) (4) Hematokrit stabil (5) Jumlah trombosit
>50.000/μl dan menunjukan kecenderungan meningkat (6) Tiga hari setelah syok teratasi (hemodinamik
stabil) (7) Nafsu makan membaik
TEORI 72
TEORI 73
Pemberian cairan pada pasien demam dengue
KASUS disesuaikan dengan derajat dehidrasi dan diasumsikan
sebagai dehidrasi derajat sedang. Penting untuk
penilaian awal dan montoring untuk menyesuaikan
Tatalaksana: jumlah cairan yang masuk
● IVFD RL 2000 cc/24 jam
● Drip KCL 25 Meq (dalam NS Lansoprazole bekerja dengan cara menghambat pompa
500cc) proton di lapisan lambung. Pompa ini, juga dikenal sebagai
● Inj. Albumin 20% 100cc enzim H+/K+ ATPase → Dengan memblokir enzim ini →
mengurangi sekresi asam lambung → penurunan keasaman
● Inj. Lansoprazole 1x30mg lambung.
● Inj. Metokloperamid 3x10mg
● Inj. Ceftriaxone 2x1gr Metoklopramid adalah antagonis dopamine, mirip dengan
● Inj. Antrain 3x1gr prokainamid sebagai anti emetik yang bekerja secara
● PO HP Pro 3x1 sentral didaerah Chemoreceptor Trigger Zone dan perifer
dengan menurunkan kepekaan saraf viseral yang
● PO VIP Albumin 3x1 menghantarkan impuls aferen dari saluran cerna ke pusat
muntah.
TEORI 74
Pasien tidak menunjukkan gejala alarm symptom seperti
KASUS muntah persisten, melena, penurunan berat badan tanpa
sebab, dan anemia sehingga hanya dilakukan
pengobatan simptomatis saja tidak diindikasikan untuk
Tatalaksana: melakukan pemeriksaan endoskopi.
● IVFD RL 2000 cc/24 jam
● Drip KCL 25 Meq (dalam NS
500cc) Pasien juga diberikan HP Pro 3x1 tab untuk membantu
● Inj. Albumin 20% 100cc menjaga fungsi hati dikarenakan dari hasil lab ditemukan
● Inj. Lansoprazole 1x30mg peningkatan enzim hepar
● Inj. Metokloperamid 3x10mg
● Inj. Ceftriaxone 2x1gr Pada hari ke 5 perawatan pasien diperbolehkan pulang
● Inj. Antrain 3x1gr karena tampak perbaikan klinis yang bermakna, pasien
● PO HP Pro 3x1 tidak ada demam selama 24 jam tanpa antipiretik,
● PO VIP Albumin 3x1 keadaan umum pasien baik, tanda vital dalam batas
normal
75
FAKTOR RISIKO INTERNAL
Lingkungan
Lingkungan Biologi
Rumah
01 Jarak antar rumah pasien dengan tetangga
sekitar 2 meter, semi permanen, terdapat
02 Banyaknya tanaman hias dan tanaman
pekarangan, yang mempengaruhi
jendela dan ventilasi, dengan pencahayaan kelembaban dan pencahayaan didalam
yang cukup yang memungkinkan rumah
mudahnya penyebaran nyamuk
Lingkungan Sosial
03 Kebiasaan menggantung baju, kebiasaan tidur siang, kebiasaan membersihkan TPA, kebiasaan
membersihkan halaman rumah dan juga partisipasi masyarakat khususnya dalam rangka
pembersihan sarang nyamuk masih tidak ada di lingkungan tempat tinggal pasien seperti
dilakukan fogging atau pemberi bubuk abate di sekitar rumahnya.
SEGITIGA EPIDEMIOLOGI 77
Pada kasus ini penyakit pasien disebabkan oleh agen virus dengue
• Agen → ditularkan melalui vektor nyamuk
• Hasil 🡪trombositopenia,anti dengue IgG (+) IgM (-)
Agent
Pada kasus ini, faktor risiko yang dapat meningkatkan infeksi pada
pasien adalah faktor biologis dan perilaku pasien.
Lingkungan Kimia
Sumber air minum pasien berasal dari air galon isi ulang. Air untuk Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai
4.
memasak, mencuci, mencuci dan mandi menggunakan air sungai penggunaan air bersih.
Body function & Body
structure
DIAGNOSIS FUNGSIONAL
• Impairing haematological system function (b4300)
Personal Factors
• Impairing thermoregulatory function (b5500)
• Impairing digestive system sensation (b5359.1)
• Impairing neuromusculoskeletal and movement related
• Memiliki kebiasaan menggantung baju
function, unspecified (b799)
• Pengetahuan keluarga yang kurang
mengenai penyakit demam dengue dan
gerakan 4M Plus
Activity limitation
• Perilaku 4M Plus sedang
85
87
MEDIA INTERVENSI BERUPA POSTER DAN LEAFLET
88
MEDIA INTERVENSI BERUPA POSTER DAN LEAFLET
DOKUMENTASI KEGIATAN
89
Terima
Kasih
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, and includes icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik