Anda di halaman 1dari 89

Laporan Kasus

Kepaniteraan Klinik Terintegrasi

DENGUE HEMORRHAGIC FEVER GRADE II WITH


WARNING SIGNS DENGAN INFEKSI SALURAN
KEMIH
Oleh :
Batch I, Kelompok XXXII-A

Riswenty Ariyani
Fernanda Rizky Maulidy
Azka Lutfiah Wafa Lahdimawan
Tasya Radhia Salsabila
Fajar Satria Rahman
Rosalia Tiara Lesmana
Siti Arika Bulan Shabhana
Nur Miftahul Jannah
Puspita Aisyiyah
Ana Chairunnisa
Helda Pareang

Pembimbing :

1. dr. Yulia Syarifa, Sp.PD


2. dr. Farida Heriyani, MPH
3. Dr. dr. Dewi Indah Noviana P, M. Kes., Sp.PK(K)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER PROGRAM PROFESI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
RINGKASAN 2

PENYEBAB

DBD
virus dengue Anamnesis
ditularkan melalui
nyamuk betina ; Pemeriksaan Fisik
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
Aedes
Aedes Albopictus
Kasus DBD di Indonesia tercatat sebanyak 138.127 kasus
Aegipty pada tahun 2019. Terjadi peningkatan kasus dari tahun
sebelumnya yang cukup signifikan yaitu 65.602 kasus.
Selain peningkatan insidensi terjadi peningkatan pada case
fatality rate (CFR) dari 0,65 menjadi 0,94. Sedangkan
hingga Juli 2020 jumlah kasus mencapai 71.633 kasus. 3
3
STATUS KESEHATAN INDIVIDU

Data Pasien
● Nama : Tn. J
● Usia : 19 tahun
● JK : Laki-laki
● Alamat : Jl. Pembantanan RT 002, Kecamatan Sungai Tabuk
● Agama : Islam
● Pekerjaan : Pelajar
ANAMNESIS 4
Autoanamnesis & Alloanamnesis 16/02/24
Keluhan utama : Demam

Riwayat penyakit sekarang :


• Pasien datang ke IGD RSUD ulin dengan keluhan demam sejak 6 hari SMRS, demam
muncul mendadak secara terus menerus. Suhu tertinggi tidak diukur. Demam turun
dengan obat penurun panas namun kemudian naik lagi.
• Pasien juga mengeluh menggigil saat menjelang sore.
• Pasien juga mengeluh mual dan muntah sejak 6 hari SMRS yang bertambah parah 1
hari SMRS. muntah 3-4 kali sehari. awalnya muntah hanya berisi air sekitar 3 kali saat
hari pertama, saat demam muncul pasien merasa muntah dan mual semakin sering dan
banyak yang berisi makanan dan air. muntah dirasakan setiap kali mencoba makan,
sekitar ±600 cc (2 gelas belimbing)
• Pasien mengeluh seluruh badan terasa lemas dan tidak mampu berjalan
• Nyeri ulu hati juga dirasakan sejak 5 hari SMRS. nyeri akan terasa semakin parah saat
pasien muntah. saat ini pasien sudah mendapat makanan padat dan nyeri sudah
berkurang
• Pasien juga mengeluhkan nyeri sendi terutama dibagian tangan dan kaki sejak 5 hari
yang lalu.
ANAMNESIS 5
Autoanamnesis & Alloanamnesis 16/02/24
Keluhan utama : Demam
Riwayat penyakit sekarang :

• Pasien juga mengeluh gusi berdarah sejak 6 hari SMRS, muncul tiba-tiba namun untuk
saat ini gusi sudah tidak berdarah.
• Pasien mengaku nyeri perut bagian bawah saat BAK, BAK merah atau keruh/seperti teh (-),
BAK berbusa/terasa berpasir (-)
• pasien mengeluh adanya BAB cair sejak 5 hari SMRS, frekuensi 3-4 kali sehari, tidak ada
BAB hitam atau kemerahan.
• Keluhan mimisan (-), muncul ruam-ruam merah seperti digigit nyamuk(-), pembengkakan
sendi (-), sesak nafas (-), batuk/pilek (-)
• riwayat batuk lama (-), berkeringat dingin pada malam hari (-), pusing (-), sakit tenggorokan
(-), mata atau kulit tampak kuning (-), perut membesar (-), kejang (-)
• pasien awalnya dibawa ke RSI sultan agung dan sudah mendapatkan pengobatan dan
sempat tambah darah 1 kantong darah merah dan 8 kantong trombosit, kemudian pasien
dirujuk untuk dilakukan tatalaksana lebih lanjut. selama perawatan di RSI pasien tidak
mengeluhkan kencing tidak tuntas ataupun nyeri perut bagian bawah , tidak ada nyeri saat
BAK maupun kencing darah.
6
ANAMNESIS

RPD RPK

• Sepupu pasien memiliki keluhan yang


• Pasien tidak pernah rawat inap
sama dengan pasien.
sebelumnya • hipertensi (+) pada ayah.
• Penyakit bawaan tidak ada
• DM (-), penyakit kuning (-), dan batuk
• Riwayat penyakit kuning tidak ada
lama (-)
7
RIWAYAT PENGOBATAN

Pasien awalnya dibawa ke RSI Sultan Agung, pasien sudah mendapatkan


pengobatan dan sempat tambah darah 1 kantong darah merah dan 8 kantong trombosit,
kemudian pasien dirujuk untuk dilakukan tatalaksana lebih lanjut. selama perawatan di
RSI pasien tidak mengeluhkan kencing tidak tuntas ataupun nyeri perut bagian bawah ,
tidak ada nyeri saat BAK maupun kencing darah.
8
RIWAYAT KEBIASAAN RIWAYAT PSIKOSOSIAL
− Pasien setiap harinya beraktivitas di dalam
rumah dari pagi hingga malam, pasien
bermain hp di rumah dan membantu
pekerjaan rumah.
− Setiap hari jumat pasien sekolah Paket C dari
siang hari sampai dengan sore hari. Pasien tinggal serumah dengan 2 anggota
− Pasien keluar rumah hanya jika ingin bermain keluarga yaitu Ayah dan Ibu pasien, Ayah
dengan teman yang berada di sekolah pasien seorang yang bekerja tani di sawah
madrasah atau bermain bola voli di sekitar dan Ibu pasien bekerja sebagai ibu rumah
rumah. tangga.
− Aktivitas pasien menjadi terbatas saat sakit
karena muntah dan lemas.
− Pasien mengaku rajin cuci tangan sebelum
dan sesudah makan/minum maupun
memasak.
− Pasien memasak dengan air PDAM pasien
mengaku sering makan masakan rumah
− Pasien sehari-hari mandi di sungai
− Di rumah pasien minum air galon isi ulang
RIWAYAT LINGKUNGAN
SEKITAR 9
• Tinggal di desa dekat bantaran sungai, pasien tinggal dengan 2 anggota keluarga
• pasien memiliki penampungan air di rumah berupa ember yang digunakan untuk sehari-hari.
• di sekitar rumah pasien tidak ada yang batuk lama.
• kamar pasien cukup penuh dengan barang, pencahayaan cukup dan tempat keluar masuk udara cukup
(jendela sering dibuka ), serta banyak pakaian yang tergantung di kamar
• di sekitar rumah tidak banyak pot kembang yang tidak bertutup
• berdasarkan sepengetahuan pasien belum ada dilakukan fogging atau pemberian bubuk abate di sekitar
tempat tinggalnya

Riwayat Alergi :Riwayat alergi makanan disangkal


Riwayat Persalinan ibu :ibu tidak memiliki resiko saat kehamilan, ANC setiap bulan di bidan,
riwayat demam dan darah tinggi saat hamil disangkal. pasien dilahirkan spontan
dibidan, menangis kuat dan gerak aktif. tidak ada riwayat resusitasi/atau inkubator. BBL
3200 gram, PB 50 cm
Riwayat Imunisasi : riwayat imunisasi lengkap, vaksin covid 2x. imunisasi dengue (-), riwayat imunisasi
booster hepatitis (-)
Riwayat Nutrisi : usia 0-12 bulan asi ekslusif 8-10 kali selama 15 menit, 12-24 bulan susu formula
10-12x/hari durasi 10 menit. usia 6 bulan makan bubur saring 3xsehari, usia 9
bulan makan nasi Tim, ayam wortel, yang dihaluskan 3-5x sehri sebanyak 3-5
PEMERIKSAAN FISIK 10
KEADAAN UMUM & TANDA
KEPALA-LEHER
VITAL
Mata : Sklera ikterik (-), konjungtiva pucat (-), mata cekung (-) pupil isokor
(3 mm/3 mm), refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak
langsung (+/+).
• KU : Tampak sakit sedang Hidung : Pernapasan cuping hidung (-),
• Kesadaran : Compos Mentis epistaksis (-), sekret (-)
• GCS : E4V5M6 Telinga : Perdarahan dari liang telinga (-/-),
• TD : 120/80 mmHg sekret (-/-), gangguan pendengaran (-/-)
• Nadi : 100 x/menit Mulut : Mukosa bibir lembab, perdarahan gusi
• Suhu : 36.7 C (-), stomatitis (<)
• RR : 24 x/menit
• SpO2 : 98% on RA

Leher

Vena Jugularis : Tekanan (JVP) 5+2 cm H2O


STATUS ANTROPOMETRI
Kelenjar Tiroid : Tidak teraba pembesaran

Kelenjar Getah Bening : Tidak teraba pembesaran


• BB : 42 Kg
• TB : 165 cm
• IMT : 15,44, kg/m2 (Underweight)
PEMERIKSAAN FISIK 11

Thorax Jantung

Paru

Inspeksi :Simetris hemitorak kanan-kiri, depan- Jantung


belakang saat statis dan dinamis, dan
tidak ada kelainan kulit Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi :Tidak teraba adanya masa ataupun Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
benjolan, tidak terdapat nyeri tekan,
Perkusi : Batas jantung kanan ICS V linea midclavicula
fremitus vokal dan taktil simetris kanan
dextra, Batas jantung kiri ICS VI linea midclavicula sinistra, Batas
dan kiri
pinggang jantung ICS III linea parasternal sinistra
Perkusi :Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni regular, Gallop (-),
dextra et sinistra, anterior et posterior
Murmur (-)
Auskultasi :Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing
(-/-)
PEMERIKSAAN FISIK 12

ABDOMEN

• Inspeksi : Cembung, luka (-), sikatrik (-)


• Auskultasi : Bising usus (+) 8-9 kali
• Perkusi : Terdengar suara timpani di seluruh kuadran abdomen,
shifting dullness (-), nyeri ketok CVA (-)
• Palpasi : Terdapat nyeri tekan di regio suprapubic (+), tidak ada
pembesaran hepar, lien, ginjal, kandung kemih, undulasi (-). Turgor kulit cepat kembali,
defans muscular (-)

EKSTREMITAS SUPERIOR & INFERIOR

Atrofi otot (-/-), motorik (+5/+5), sensorik (+/+), Akral hangat, turgor cepat kembali, CRT < 2
detik. Pemeriksaan Rumple leed (-), petekie (-)
13
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Thorax PA di RSUD Ulin (17/02/24)
· Tulang skeletal normal
· Trakea ditengah
· Cor: ukuran dan bentuk normal
· Pulmo: tampak infiltrat dengan modul perihiler kanan,
corakan bronchovaskuler normal, hilus tak melebar
· Sinus tajam
· Diafragma normal

Kesan:

Cor dalam batas normal

Suspect TB paru dengan curiga tuberculoma perihiler kanan


(perlu uji lab)
14
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
DARAH LENGKAP

Kesimpulan:
· Anemia mikrositik hipokromik

. Trombositopenia

· Transaminitis

· Hipoalbuminemia

· Hipokalemia

· Infeksi lampau virus dengue


PEMERIKSAAN HAPUSAN DARAH TEPI (12 FEBRUARI 2024)
15

Eritrosit: Hipokromik mikrositik, anisopoikilositosis, cigar cell (+), teardrop (+)

Leukosit: Kesan jumlah normal, sel muda (-)

Trombosit: Kesan jumlah menurun, morfologi

Kesan:

Bisitopenia

Saran:

Retikulosit, LDH, SI, TIBI, Fentin, Anti Dengue IgG/IgM


PEMERIKSAAN 16
URINALISIS

Kesimpulan

• Proteinuria
• Hematuria
• Leukosituria
• Bakteriuria
Keluhan utama Keluhan Pemeriksaan Fisik
RESUME 17
Demam: disertai • Mulut : stomatitis (<)
• Abdomen : nyeri tekan suprapubik (+)
Demam sejak 6 hari • Menggigil
SMRS, demam muncul • Mual dan muntah Pemeriksaan darah lengkap
mendadak secara • Badan terasa lemas
• • Anemia mikrositik hipokromik
terus menerus. Suhu Nyeri ulu hati
• Trombositopenia
• Nyeri sendi
tertinggi tidak di ukur. • Transaminitis
• Gusi berdarah • Hipoalbuminemia
Demam turun dengan • Nyeri perut bagian
obat penurun panas • Hipokalemia
bawah sat BAK • Infeksi lampau virus dengue
namun kemudian naik • BAB cair
lagi.
Pemeriksaan Ro Thorax

• Suspect TB paru dengan curiga tuberkuloma perhiler


kanan (perlu uji lab)

− Pasien setiap harinya beraktivitas di dalam Pemeriksaan hapusan darah tepi


rumah dari pagi hingga malam, pasien
berolahraga dan bermain hp di rumah. • Bisitopenia
− Kamar pasien cukup penuh dengan barang,
Pemeriksaan Urinalisis
pencahayaan cukup dan tempat keluar masuk
udara cukup (jendela sering dibuka), serta • Kesan Infeksi Saluran Kemih
banyak pakaian yang tergantung di kamar
18

DIAGNOSIS KERJA

Dengue Hemorrhagic Fever Grade II with Warning Sign dd Dengue


Fever + Infeksi Saluran Kemih
TATALAKSANA 19
STATUS KESEHATAN KELUARGA 20
Hubungan Tingkat
No Nama dengan KK Usia L/P Pendidikan Pekerjaan Agama Ket
1. Tn.M Ayah 50 th L SMP Petani Islam Sehat
2 Ny. Z Ibu 45 th P Tidak Ibu Rumah Islam Sehat
Sekolah Tangga
3 Tn. A Kakak 26 thn L MTS Penjual Roti Islam Sehat
Bakar
4 Tn. J Pasien 17 th L Paket C Pelajar Islam Sakit

GENOGRAM
21
STATUS KESEHATAN KELUARGA

Anggota Keluarga Ekonomi Psikososial

• Penghasilan <Rp1.000.000,-
• Tinggal ber-3 dalam satu rumah perbulan
• 2 orang dewasa 🡪 ayah pasien Tidak ada permasalahan
• Penghasilan berasal dari ayah
bekerja sebagai petani, ibu psikososial dalam
merupakan ibu rumah tangga pasien yang sehari hari
keluarga
• 1 orang anak 🡪 pelajar paket c menjadi petani, terkadang
menjadi tukang urut
PERUMAHAN 22

• Ukuran rumah (5 x 12 m2) = terdapat 4 ruang kamar yang terdiri


dari; satu teras, satu ruang tamu, dua kamar tidur, satu dapur, satu
halaman di depan rumah, satu area cuci jemur dan satu WC yang
bergabung dengan kamar mandi. Rumah pasien merupakan rumah
panggung dengan air rawa di bawahnya.
• Terdapat jendela dan ventilasi di setiap ruangan dalam rumah
• Dinding rumah terbentuk dari papan
• Penerangan di dalam kamar kurang karena berasal dari 1 buah
lampu yang terletak diantara kamar 1 dan kamar 2.
• terdapat tempat untuk mandi dan buang air kecil yang bersifat
sementara, dan terdapat tempat penampungan air yang didapatkan
terbuka
• Jarak antar rumah di samping sekitar ± 1 m
• Terdapat tempat menanam pisang dan padi dengan ukuran 2.5x2.9 m
untuk menanam padi, dan 1.13m x 2.54m untuk menanam pisang
23
Sumber Air Pembuangan Sampah
✔ Air galon isi ulang
✔ Sumber air mandi/mencuci: Air Sungai ✔ Sampah dibuang ke sungai
✔ Jarak sumber air dengan septic tank: <10 meter ✔ Penampungan sampah sementara: Ada, terbuka
✔ Tempat penampungan air sementara: Bak ✔ Jarak TPS dengan rumah < 5m
✔ Kondisi tempat penampungan air: Terbuka
✔ Kondisi air dalam penampungan : Berwarna, Berasa
✔ Jentik nyamuk dalam penampungan air: tidak ada

Pembuangan Limbah
✔ Kebiasaan keluarga BAK/BAB: Sungai(jenis jamban
cemplung)
✔ Pembuangan air limbah: Resapan
✔ Kondisi saluran pembuangan: Langsung
24
PENGAMATAN KONDISI RUMAH

Keadaan rumah pasien


Jalanan sekitar rumah, Depan, dan Belakang rumah
PENGAMATAN KONDISI RUMAH 25

Bagian depan dan sekitar di rumah pasien yang ditumbuhi tumbuhan


PENGAMATAN KONDISI RUMAH 26

Ruang tengah di rumah pasien


PENGAMATAN KONDISI RUMAH 27

Keadaan jendela Keadaan jendela Keadaan jendela


dan ventilasi ruang dan ventilasi dan ventilasi
tamu. kamar pasien kamar orang tua
pasien
PENGAMATAN KONDISI RUMAH 28

Keadaan dapur dan penyimpanan alat makan pasien.


PENGAMATAN KONDISI RUMAH 29

Kondisi kamar orangtua pasien dan pasien


30
PENGAMATAN KONDISI RUMAH

Keadaan kamar mandi, WC dan tempat cuci


pakaian di rumah pasien.
PENGAMATAN KONDISI WC UMUM
31

WC umum yang sering digunakan pasien


tampak gelap. Tampak pada bak terdapat
kumpulan sampah dengan genangan air.
Terdapat beberapa jentik nyamuk.
PENGAMATAN KONDISI PAUD
32

Bagian depan PAUD Merpati. Bagian ruang depan sekolah dan bagian
samping sekolah.
PENGAMATAN KONDISI PAUD
33

Ruang Kelas PAUD WC PAUD


SARANA KESEHATAN 34
01 Fasilitas Kesehatan terdekat dengan rumah pasien
adalah Dokter/perawat/bidan

Jarak antara rumah pasien dengan sarana kesehatan


02 sekitar <1 km

Sarana transportasi ke pelayanan kesehatan keluarga


03 dengan jalan kaki

04 Sumber pendanaan kesehatan berasal dari lain-lain

Masalah kesehatan khusus :


Demam berdarah (+) Batuk pilek (-) Asma (-) TBC
05 (-) Thypoid (-) Infeksi Menular Seksual (-)
ANALISIS TEORI
35

Demam → akibat kenaikan set point (oleh sebab


KASUS infeksi) atau oleh adanya ketidakseimbangan
antara produksi panas dan pengeluarannya

Demam pada infeksi → akibat mikroorganisme


• Demam sejak 6 hari SMRS, merangsang makrofag atau PMN membentuk
• Dirasakan muncul mendadak, terus faktor pirogen endogenik seperti IL-1, IL-6, TNF,
menerus, menggigil saat menjelang dan INF. Zat ini bekerja pada hipotalamus dengan
bantuan enzim cyclooxygenase pembentuk
sore. prostaglandin. Prostaglandin inilah yang
• Suhu tertinggi tidak diukur, demam meningkatkan set point di hipotalamus
turun dengan obat penurun panas
namun tidak lama demam naik kembali Hal ini sesuai dengan teori demam dengue yaitu
• Mual muntah sejak 6 hari SMRS makin pada awal (fase febril) pasien akan mengalami
parah 1 hari SMRS sebanyak 3-4x/hari. kenaikan suhu tubuh, juga mengalami keluhan lain
seperti mual-muntah. nyeri perut dan nafsu makan
Muntah setiap kali mencoba makan, sekitar +- berkurang, namun tidak disertai dengan nyeri sendi
600 cc (2 gls belimbing) dan otot
• Hari ke 3 perawatan → adanya perbaikan
klinis dimana suhu tubuh mulai turun, tidak Hari ke 3 perawatan sudah membaik → hal ini
ada muntah berulang, nyeri perut hebat sesuai dengan teori fase kritis. Dimana fase kritis
ditandai dengan adanya penurunan suhu tubuh
disangkal, tidak ada perdarahan, dan yang diikuti dengan perbaikan klinis
pasien juga sudah mulai makan dan
minum
36
TEORI
Demam diklasifikasikan berdasarkan lama demam :

● Demam <7 hari (demam pendek) : tanda lokal yang jelas, diagnostik etiologi dapat
ditegakan secara anamnesis, pemeriksaan fisik, dengan atau tanpa bantuan
laboratorium, misalnya tonsillitis, demam dengue.
● Demam >7 hari : tanpa tanda lokal, diagnosis etiologi tidak dapat ditegakan dengan
anamnesis, pemeriksaan fisik, namun dapat ditelusuri dengan tes laboratorium,
misalnya demam tifoid.
● Demam yang tidak diketahui penyebabnya, sebagian besar adalah sindrom virus

Berdasarkan klasifikasi demam pasien termasuk kedalam kategori demam kurang 7 hari
(demam pendek)
37

KASUS TEORI
• Nyeri kepala bagian atas kepala • Berdasarkan petunjuk klinis dibuat kriteria diagnostik klinis,
terdiri atas demam dengue (DD), demam berdarah dengue
hingga ke bagian belakang leher dan
(DBD), demam berdarah dengue dengan syok (sindrom syok
sekitar mata dengue/SSD), dan expanded dengue syndrome (unusual
• Seluruh badan terasa lemas dan manifestation)
tidak mampu berjalan karena merasa a. Demam dengue→ Demam tinggi mendadak (biasanya ≥
kaki terasa lemah 390C) ditambah 2 atau lebih gejala/tanda penyerta
• Nyeri ulu hati sejak 5 hari SMRS.
Nyeri terasa saat muntah
• Nyeri sendi, terutama bagian tangan
dan kaki sejak 5 hari SMRS
• Gusi berdarah sejak 6 hari SMRS,
muncul tiba-tiba namun saat ini tidak
berdarah lagi
TEORI 38
b. Demam Berdarah Dengue Karakteristik gejala dan tanda utama DBD

a. Demam 2–7 hari timbul mendadak, tinggi, terus a. Demam


menerus b. Tanda-tanda perdarahan
c. Hepatomegali
b. Adanya manifestasi perdarahan baik yang spontan d. Syok
(petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan DBD dengan Syok (Sindrom Syok Dengue/SSD)
gusi, hematemesis dan atau melena; maupun berupa ditegakan jika memenuhi kriteria demam berdarah
uji tourniquet positif). dengue dan ditemukan adanya tanda dan gejala syok
hipovolemik baik yang terkompensasi maupun yang
c. Trombositopenia (Trombosit ≤ 100.000/mm 3) dekompensasi
d. Adanya kebocoran plasma (plasma leakage) akibat
dari peningkatan permeabilitas vaskular yang ditandai
salah satu atau lebih tanda berikut:

- Peningkatan
hematokrit/hemokonsentrasi ≥ 20% dari nilai baseline
atau penurunan sebesar itu pada fase konvalesens.

- Efusi pleura, asites atau


hipoproteinemia/hipoalbuminemia
TEORI 39

c. Expanded Dengue Syndrome

Memenuhi kriteria demam dengue atau demam berdarah dengue baik yang disertai syok maupun tidak, dengan
manifestasi klinis komplikasi infeksi virus dengue atau dengan manifestasi klinis yang tidak biasa, seperti tanda
dan gejala: kelebihan cairan, gangguan elektrolit, ensefalopati, ensefalitis, perdarahan hebat, gagal ginjal akut,
haemolytic uremic syndrome, gangguan jantung: gangguan konduksi, miokarditis, pericarditis, Infeksi ganda dan
multiple organ failure.
40

KASUS TEORI
Pada pasien ini juga ditemukan adanya keluhan berupa nyeri pada
• Nyeri perut bagian bagian suprapubik → keluhan mengarah ISK.
bawah saat BAK Disarankan dilakukan pemeriksaan penunjang. Namun tantangan
yang timbul adalah menentukan apa jenis pemeriksaan yang akan
dilakukan, karena kecurigaan ISK tersebut bisa ISK berat ataupun
ISK berulang. Sehingga harus dipastikan dari klinis pasien,
keluhan yang muncul, adanya atau tidak adanya riwayat ISK atau
keluhan serupa lebih dari 7 hari, sehingga bisa ditentukan
penanganannya apakah dilakukan secara radiologi, urologi,
medikasi, ataupun pembedahan.
TEORI 41

Indonesia merupakan negara dengan angka infeksi virus dengue tinggi di dunia. WHO
mengklasifikasikan sebagai salah satu negara endemis.

Proses penularan dengue → satu nyamuk betina mengisap darah manusia yang mengalami viremia
dengue, → dalam tubuh nyamuk selama 8-12 hari. Apabila virus dengue sudah berada di kelenjar
ludah, dan nyamuk mengisap darah orang yang sehat, nyamuk akan melepaskan kelenjar ludah untuk
mencegah koagulasi darah manusia tersebut. Akibatnya virus ini berpindah dari nyamuk ke manusia,
dan terjadilah penularan agen penyakit yang menyebabkan orang menjadi sakit. Proses penularan ini
dipengaruhi oleh tiga faktor, yakni aktivitas nyamuk mengisap darah manusia, siklus gonotrofik dan
umur nyamuk
TEORI 42
Ae. aegypti bersifat diurnal atau aktif mengisap darah pada pagi (10.00-11.00) dan sore menjelang
terbenam matahari (16.00-17.00). Namun Ae aegepty dapat pula bersifat nokturnal atau aktif mengisap darah
sepanjang malam (18.00-05.50), baik di dalam rumah maupun di luar rumah → day bitting mosquito.
Penyebaran nyamuk betina dewasa → jarak 100 meter.
Penelitian terbaru di Puerto Rico menunjukan bahwa nyamuk Aedes aegepty dapat menyebar lebih dari 400
meter terutama untuk mencari tempat bertelur.
Aedes aegepty memiliki kelangsungan hidup dewasa rerata hanya delapan hari. Selama musim hujan,
kelangsungan hidupnya bisa lebih lama sehingga risiko penularan virus lebih besar.
Masa inkubasi dengue antara 3-15 hari, rerata 5-8 hari. Virus memasuki tubuh manusia melalui gigitan nyamuk
yang menembus kulit. Setelah itu disusul oleh periode tenang selama kurang lebih 4 hari, dimana virus
melakukan replikasi secara cepat dalam tubuh manusia. Apabila jumlah virus sudah cukup maka virus akan
memasuki sirkulasi darah (viraemia), dan pada saat ini manusia yang terinfeksi akan mengalami gejala demam.
Dengan adanya virus dengue dalam tubuh manusia, maka tubuh akan memberi reaksi. Bentuk reaksi tubuh
terhadap virus ini antara manusia yang satu dengan manusia yang lain dapat berbeda, dimana perbedaan reaksi
ini akan menimbulkan perbedaan manifestasi tampilan gejala klinis dan perjalanan penyakit
TEORI 43
1. Fase febril → demam, mialgia, sakit kepala, artralgia, ruam kulit dan seringkali tidak dapat dibedakan dari
penyakit demam akut lainnya. Manifestasi perdarahan ringan seperti perdarahan gusi dan epistaksis. Pengenalan
progres ke bentuk parah mungkin sulit selama fase ini. Untuk menentukan apakah perkembangan penyakit lebih
parah terjadi, warning sign harus diobservasi Durasi fase ini umumnya 2-7 hari.

2. Fase kritis → bukti klinis dan laboratorium tentang disfungsi sel endotel yang disebabkan oleh infeksi virus,
yang mengakibatkan peningkatan permeabilitas kapiler dan kebocoran plasma ke ruang ekstravaskular. Fase ini
ditandai dengan perubahan defervensi, peredaran darah dan perfusi yang mendadak (hipotensi dan syok
hipovolemik), efusi serosa (pleura dan asites) dan disfungsi organ, seperti gagal hati, ensefalitis, miokarditis dan
gangguan pembekuan darah. Leukopenia progresif dan penurunan jumlah platelet mendadak mendahului
kebocoran plasma, dan peningkatan hematokrit progresif mencerminkan besarnya volume yang hilang ke
kompartemen ekstravaskular. Namun, perlu dicatat bahwa disfungsi organ berat mungkin ada, termasuk hepatitis,
ensefalitis, miokarditis dan pendarahan klinis yang signifikan, tanpa tanda klinis kebocoran plasma. Fase kritis, yang
terbukti pada 10-15% kasus demam berdarah, mengungkapkan perkembangan penyakit berat. Durasi fase ini
adalah 1-3 hari.

3. Fase pemulihan → peningkatan fungsi endotel secara progresif dengan resorpsi cairan bertahap dari ruang
ekstravaskular, stabilisasi hematokrit dan pemulihan platelet progresif. Ruam bisa terjadi bersamaan dengan
pruritus dan bradikardia. Selama fase ini, karena pemulihan fungsi endotel secara progresif, pemberian cairan (dan
akhirnya diuretik) harus diresepkan dengan hati-hati untuk mencegah kelebihan volume, gagal jantung kongestif dan
pelepasan gagal napas dan efusi serous. Durasi fase ini adalah 1-3 hari
TEORI 44
TEORI 45
TEORI 46
Diagnosis Kriteria

Dengue warning sign Probable Dengue Warning sign

Pasien memiliki riwayat tinggal atau Nyeri perut atau bengkak, Muntah
sehabis bepergian ke daerah endemis persisten, Akumulasi cairan, Pendarahan
Dengue. Kriteria nya meliputi demam dan mukosa, Letargi, Kelelahan, Pembesaran
diikuti oleh kriteria berikut : Mual, muntah, liver > 2 cm, Lab : peningkatan Hematokrit
Ruam, Nyeri sendi, Tes Torniquet (+), dengan penurunan jumlah platelet
Leukopenia, Tanda Warning sign

Severe dengue Severe plasma leakage


Syok (DSS) Akumulasi cairan
dengan distress
pernapasan

Severe bleeding:

Evaluasi dari pemeriksaan fisik

Kerusakan organ

Liver : SGOT/SGPT ≥1000

CNS : gangguan kesadaran

Gangguan jantung dan organ lain


ANALISIS 47

KASUS
• Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya,
dalam satu rumah pasien tinggal bersama 2 orang yaitu ibu dan
ayah,
• Pasien juga memiliki sepupu yang merupakan tetangga pasien
memiliki keluhan serupa dengan pasien dan telah dinyatakan
meninggal dunia.
• Di rumah pasien, tidak adanya penampungan air di rumah,
sehari-hari pasien dan orang tua mandi di Sungai.
• Riwayat lingkungan sekitar rumah di desa dekat bantaran
Sungai. Disekitar rumah tidak banyak pot kembang yang
tertutup.
• Sumber air minum merupakan air yang direbus, sementara
untuk keperluan MCK menggunakan air Sungai.
• Berdasarkan kepengetahuan pasien dan keluarga, masih belum
pernah adanya dilakukan fogging atau pemberi bubuk abate
disekitar tempat tinggalnya
TEORI 48

Aedes albopictus → ditemukan di penampungan air alami di luar rumah, seperti


lubang pohon, potongan bambu dan sejenisnya terutama di wilayah pinggiran kota
dan pedesaan, namun juga ditemukan di tempat penampungan buatan di dalam dan
di luar rumah.

Aedes aegypti → ditemukan berkembangbiak di tempat-tempat penampungan air


buatan antara lain: bak mandi, ember, vas bunga, tempat minum burung, kaleng
bekas, ban bekas dan sejenisnya di dalam rumah meskipun juga ditemukan di luar
rumah di wilayah perkotaan

Spesies nyamuk tersebut mempunyai sifat antropofilik, artinya lebih memilih menghisap
darah manusia, disamping itu juga bersifat multiple feeding → meningkatkan risiko
penularan DD/DBD di wilayah yang lebih padat
49

KASUS TEORI
• Pemeriksaan fisik pada pasien ini tidak ditemukan
• Pemeriksaan fisik
adanya tanda- tanda dehidrasi, tanda-tanda
kebocoran plasma dan terdapat nyeri tekan di regio
KU baik kesadaran compos mentis,
epigastrium.
tanda vital dalam batas normal, TD
• Sesuai dengan teori demam dengue WHO tahun
120/80 mmHg, nadi 100 x/mnt,
2009 bahwa warning sign pada pasien demam
pernapasan 24 kali/menit, suhu,
dengue adalah nyeri tekan epigastrium menjadi
36.7 C
salah satu indikasi pasien di rawat inap
Tidak ditemukan adanya tanda
tanda dehidrasi seperti mata
cekung, bibir kering, dan CRT < 2
detik. Tidak ada perdarahan aktif,
pembesaran organ, edema dan
asites.
Namun pada palpasi abdomen
terdapat nyeri pada regio
epigastrium
50

KASUS TEORI
• Tuberkulosis → Mycobacterium Tuberkulosis, yang
• Pemeriksaan Penunjang
bersifat aerob sehingga kuman ini akan banyak
ditemukan di daerah apeks paru-paru.
pemeriksaan rontgen thorax • TB paru → penyakit infeksi pada saluran
adanya kecurigaan ke arah pernapasan, dimana penyakit ini akan ditularkan
tb paru melalui udara secara langsung dari penderita ke
orang lain.
• Gejala yang muncul juga biasanya akan menyerupai
penyakit lainnya, ada gejala respiratorik seperti batuk
lebih dari 3 minggu, batuk bercampur darah, sesak
nafas, nyeri dada. Kemudian ada gejala sistemik
berupa demam yang khas timbul pada sore hari dan
malam hari, hilang timbul.
• Jika dari beberapa gejala diatas tidak ditemukan
pada pasien maka bisa disingkirkan kemungkinan
pasien mengalami tuberkulosis paru.
KASUS TEORI 51

Pemeriksaan laboratorium 13 Respon antibodi terhadap infeksi terdiri dari kemunculan


berbagai jenis imunoglobulin. IgM dan IgG merupakan
Februari 2024 : imunoglobulin memiliki nilai diagnostik pada dengue.

IgG (+), IgM(-)


Pada infeksi dengue sekunder, Antibodi IgG dapat
terdeteksi dengan kadar yang tinggi, bahkan di fase
awal, dan bertahan beberapa bulan sampai seumur
hidup. Tingkat antibodi IgM secara signifikan lebih
rendah dalam kasus-kasus infeksi sekunder.
Pemeriksaan IgM mulai terdeteksi di hari ke 4-5 dari
onset demam mencapai puncaknya pada hari ke 10-14
Waktu terbaik untuk memeriksa IgM pada kecurigaan
infeksi dengue adalah pada hari ke 10-14 sampai
minggu ketiga untuk meminimalisirkan hasil negatif
palsu.
TEORI Protein non-structural 1 (NS1) merupakan salah
satu dari tujuh protein nonstruktural yang diproduksi
oleh DENV. Protein NS1 jenis ini berperan untuk
PCR dapat digunakan untuk memunculkan respon imun dari penjamu serta
mendeteksi DENV pada lima hari terlibat dalam patogenesis infeksi. . Oleh karena itu,
pertama setelah onset penyakit. RT- pemeriksaan antigen NS1 sangat bermanfaat untuk
PCR mendeteksi infeksi dengan mendiagnosis infeksi dengue, terutama pada fase
sensitivitas 80-90% dan spesifisitas awal infeksi sebelum IgM dan IgG dapat terdeteksi.
mencapai 95%. PCR yang positif
membuktikan adanya infeksi yang
baru, Hasil PCR negatif
diinterpretasikan sebagai
“indeterminate”.
KASUS TEORI 53

Pemeriksaan laboratorium 12 Pada infeksi dengue jumlah leukosit biasanya normal


Februari 2024 : atau menurun dengan dominasi sel neutrofil.

Leukosit 10.8rb/uL
neutrofil% 57,2%. leukopenia disebabkan karena adanya penekanan
sumsum tulang akibat dari proses infeksi virus
secara langsung ataupun karena mekanisme tidak
langsung melalui produksi sitokin-sitokin proinflamasi
yang menekan sumsum tulang.

Pada saat demam, mulai terjadi pengurangan jumlah


leukosit dan netrofil disertai limfositosis relatif.
Leukopenia mencapai puncaknya sesaat sebelum
demam turun dan normal kembali pada 2-3 hari setelah
defervescence (demam turun).
KASUS TEORI 54

Jumlah trombosit pada pasien infeksi dengue


Pemeriksaan laboratorium 12 mengalami penurunan pada hari ke tiga sampai hari ke
tujuh dan mencapai normal kembali pada hari ke
Februari 2024 : delapan atau sembilan.

Trombosit 20rb/uL
Trombosit 46rb/uL(13/02/24) Trombositopenia yang terjadi pada demam berdarah
dengue dapat dikarenakan adanya kebocoran plasma.
Trombosit 86rb/uL(14/02/24) disebabkan oleh gangguan fungsi dan jumlah trombosit
akibat terbentuknya kompleks imun sebagai reaksi dari
antigen yaitu virus dengue.
Agregasi trombosit terjadi karena melekatnya kompleks
antigen-antibodi pada membran trombosit yang
menyebabkan pelepasan adenosine diphosphate (ADP),
sehingga trombosit saling melekat satu sama lain. Hal
ini menyebabkan penghancuran trombosit oleh sistem
retikuloendotelial dan terjadilah trombositopenia
55
TEORI
Pada hari ke 6 demam adalah 20rb/ul Nilai termasuk kedalam kelompok dengan
kategori indikasi tanda bahaya syok pada demam dengue.Pada fase awal syok, sering
terjadi peningkatan monosit. Peningkatan jumlah limfosit dan monosit relatif dibanding
netrofil disebut shift to the right, yang menandakan terjadinya suatu proses infeksi virus.
Analisis hitung jenis monosit dan limfosit menunjukkan bahwa sel tersebut terlibat dalam
patogenesis infeksi dengue pada tahap awal; berbeda dengan jenis leukosit lainnya yang
lebih banyak berperan pada fase kritis dan konvalesen.

Pasien demam berdarah dengue tanpa syok akan mengalami penurunan jumlah
trombosit pada hari ke-3 sampai hari ke-7 tampak ringan sampai sedang namun akan
kembali normal pada hari ke-8 atau hari ke-9. Peningkatan jumlah trombosit merupakan
tanda dari proses penyembuhan.
TEORI 56
Hematokrit normal pada fase awal demam. Peningkatan
KASUS kecil dapat terjadi karena demam tinggi, anoreksia dan
muntah. Peningkatan hematokrit secara tiba-tiba terlihat
setelah jumlah platelet berkurang.
Pemeriksaan Laboratorium:
Hematokrit -> Waktu tromboplastin (PPT) sebagian dan waktu
26.4% (12/02/2024) protrombin (PT) memanjang pada sepertiga sampai
24.9% (13/02/2024) setengah kasus DBD. Waktu trombin juga memanjang di
33.9% (15/02/2024) kasus yang berat.
peningkatan nilai hematokrit akibat
hemodelusi, karena penurunan kadar seluler darah atau
peningkatan kadar plasma darah, seperti pada anemia.
Namun penurunan kadar hematokrit tersebut belum
memenuhi kriteria hemokonsentrasi pada demam
berdarah dengue.
TEORI 57

KASUS Virus dengue masuk ke dalam tubuh manusia melalui


gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Pemeriksaan Laboratorium:
SGOT: 169U/l
Virus berkembang biak dalam sistem retikuloendotelial.
SGPT: 225 U/l Saat hepatosit terinfeksi oleh virus dengue, virus akan
menganggu sintesa RNA dan protein sel karena virus
Dengue memerlukan asam nukleat untuk bereplikasi, yang
kemudian akan mengakibatkan kerusakan hepatosit.

Enzim hepar yang dihasilkan oleh hepatosit yaitu


transaminase yang terdiri dari serum glutamic pyruvic
transaminase (SGPT) dan serum glutamic oxaloacetic
transaminase (SGOT).
58
KASUS TEORI
Pemeriksaan Laboratorium:
• SGOT: 169U/l
• SGPT: 225 U/l
59
TEORI
Berdasarkan kriteria diagnosis laboratorium infeksi dengue baik demam dengue, demam
berdarah dengue maupun expanded dengue syndrom terdiri atas:
a. Probable: apabila diagnosis klinis diperkuat oleh hasil pemeriksaan serologi antidengue
(deteksi antibodi) serum tunggal dan/atau penderita bertempat tinggal/ pernah berkunjung
ke daerah endemis DBD dalam kurun waktu masa inkubasi.
b. Confirmed: apabila diagnosis klinis diperkuat dengan sekurang kurangnya salah satu
pemeriksaan berikut:
● Isolasi virus Dengue dari serum atau sampel otopsi.
● Pemeriksaan HI Test dimana terdapat peningkatan titer antibodi 4 kali pada pasangan
serum akut dan konvalesen atau peningkatan antibodi IgM spesifik untuk virus dengue
● Positif antigen virus dengue pada pemeriksaan otopsi jaringan, serum atau cairan
serebrospinal (LCS) dengan metode imunohistokimia, immunofluoressence atau
serokonversi pemeriksaan IgG dan IgM (dari negatif menjadi positif) pada pemeriksaan
serologi berpasangan (ELISA)
● Positif pemeriksaan antigen dengue dengan PCR atau pemeriksaan NS1 dengue.
60
KASUS TEORI
• Demam 6 hari terus
menerus
• nausea et vomit 6 hari
SMRS, memberat 1 hari
SMRS
• fatigue, epigastric pain,
atralgia 5 hari SMRS
• Pemeriksaan
imunoserologi IgG
dengue (+) dan IgM
dengue (-).
61
TEORI
KASUS Pada dasarnya pengobatan infeksi
dengue bersifat simptomatis dan
Tatalaksana: suportif, yaitu mengatasi kehilangan
● IVFD RL 2000 cc/24 jam cairan plasma sebagai akibat peningkatan
● Inj. Omeprazole 2x40mg permeabilitas kapiler dan sebagai akibat
● Inj. Metokloperamid 3x10mg perdarahan.
● Inj. Dexamethasone 2xx5mg
● Inj. Ketorolac 3x30mg
● Po. Curcuma 3x1
● Drip Neurobion 1x5000
62
TEORI
Pasien demam dengue dapat berobat jalan, tidak perlu dirawat inap. Pada fase demam pasien
dianjurkan:
● Tirah baring, selama masih demam.
● Obat antipiretik atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan.
● Untuk menurunkan suhu menjadi <39°C, dianjurkan pemberian parase-
tamol.
● Asetosal/salisilat tidak dianjurkan oleh karena dapat meyebabkan gastritis, perdarahan,
atau asidosis.
● Dianjurkan pemberian cairan dan elektrolit per oral. Jus buah, sirup, susu, disamping air
putih, dianjurkan paling sedikit diberikan selama 2 hari.
● Monitor suhu, jumlah trombosit dan hematokrit sampai fase konvalesens.
● Curiga kom[likasi perdarahan bila terasa nyeri perut hebat, buang air besar hitam atau
terdapat perdarahan kulit serta mukosa seperti mimisan, perdarahan gusi, apalagi bila
disertai berkeringat dingin, hal tersebut merupakan tanda kegawatan, sehingga harus
segera dibawa segera ke rumah sakit.
63
TEORI
Tatalaksana DBD tanpa syok

● Fase demam

Tatalaksana DBD fase demam bersifat simptomatik dan suportif yaitu pemberian cairan oral untuk
mencegah dehidrasi. Apabila cairan oral tidak dapat diberikan oleh karena tidak mau minum, muntah atau nyeri
perut yang berlebihan, maka cairan intravena rumatan perlu diberikan. Antipiretik terkadang diperlukan, tetapi
perlu diperhatikan bahwa antipiretik tidak dapat mengurangi lama demam pada DBD.
64
TEORI
Tatalaksana DBD tanpa syok

● Fase Kritis

Periode kritis adalah waktu transisi, yaitu saat suhu turun pada umumnya hari ke 3-5 fase demam. Pasien
harus diawasi ketat terhadap kejadian syok yang mungkin terjadi. Pemeriksaan kadar hematokrit berkala
merupakan pemeriksaan laboratorium yang terbaik untuk pengawasan hasil pemberian cairan yaitu
menggambarkan derajat kebocoran plasma dan pedoman kebutuhan cairan intravena.

Hemokonsentrasi pada umumnya terjadi sebelum dijumpai perubahan tekanan darah dan tekanan nadi.
Hematokrit harus diperiksa minimal satu kali sejak hari sakit ketiga sampai suhu normal kembali. . Untuk
puskesmas yang tidak ada alat pemeriksaan Ht, dapat dipertimbangkan dengan menggunakan Hb Sahli dengan
estimasi nilai Ht=3x kadar Hb.
65
TEORI
Tatalaksana DBD tanpa syok

Penggantian Volume plasma

Dasar patogenesis DBD adalah perembesan plasma, yang terjadi pada fase penurunan suhu (fase afebris,
fase krisis, fase syok) maka dasar pengobatannya adalah penggantian volume plasma yang hilang. Walaupun
demikian, penggantian cairan harus diberikan dengan bijaksana dan berhati-hati. Kebutuhan cairan awal dihitung
untuk 2-3 jam pertama, sedangkan pada kasus syok mungkin lebih sering (setiap 30-60 menit).

Cairan intravena diperlukan apabila

a. Muntah terus menerus tidak mau minum


b. Nilai hematokrit meningkat pada pemeriksaan berkala
66
TEORI
Tatalaksana DBD tanpa syok

Jenis Cairan yang dapat digunakan

a. Kristaloid

Larutan ringer laktat (RL), ringer asetat (RA), NaCl, Dekstrosa 5% dalam larutan ringer laktat (D5/RL),
Dekstrosa 5% dalam larutan ringer asetat (D5/RA), Dekstrosa 5% dalam 1/2 larutan NaCl (D5/1/2NS).
Untuk resusitasi syok dipergunakan larutan RL atau RA, tidak boleh larutan yang mengandung dekstrosa

b. Koloid

Dekstran 40, Plasma, Albumin, Hidroksil etil starch 6%, gelafundin


67
TEORI
Tatalaksana DBD tanpa syok

● Fase Penyembuhan

Pada fase penyembuhan, ruam konvalesen/sekunder akan muncul pada daerah esktremitas.

Perembesan plasma berhenti ketika memasuki fase penyembuhan, saat terjadi reabsorbsi cairan ekstravaskular

kembali ke dalam intravaskuler. Apabila pada saat itu cairan tidak dikurangi, akan menyebabkan edema

palpebra, edema paru dan distres pernafasan


68
TEORI
Tatalaksana DBD syok
a. Penggantian volume plasma segera

Cairan resusitasi awal adalah larutan kristaloid 20 ml/kgBB secara intravena dalam 30 menit. Pada
anak dengan berat badan lebih, diberi cairan sesuai berat BB ideal dan umur, bila tidak ada perbaikan
pemberian cairan kristaloid ditambah cairan koloid. Apabila syok belum dapat teratasi setelah 60 menit,
berikan cairan koloid 10-20 ml/kg BB secepatnya dalam 30 menit

b. Pemeriksaan hematokrit untuk membantu penggantian volume plasma

Pemberian cairan harus tetap diberikan walaupun tanda vital telah membaik dan kadar hematokrit
turun. Tetesan cairan segera diturunkan menjadi 10 ml/kgBB/jam dan kemudian disesuaikan tergantung
dari kehilangan plasma yang terjadi selama 24-48 jam
69
TEORI
Tatalaksana DBD syok

c. Koreksi gangguan metabolik dan elektrolit

Hiponatremia dan asidosis metabolik sering menyertai pasien DBD/SSD, maka analisis gas darah dan
kadar elektrolit harus selalu diperiksa pada DBD berat

d. Pemberian oksigen

Terapi oksigen 2 liter per menit harus selalu diberikan pada semua pasien syok. Dianjurkan pemberian
oksigen dengan mempergunakan masker

e. Tranfusi darah

Pemeriksaan golongan darah cross-matching harus dilakukan pada setiap pasien syok, terutama pada
syok yang berkepanjangan (prolonged shock). Pemberian transfusi darah diberikan pada keadaan
manifestasi perdarahan yang nyata
70
TEORI
Tatalaksana DBD syok

f. Monitoring

-Tanda vital dan kadar hematokrit harus dimonitor dan dievaluasi secara teratur untuk menilai hasil
pengobatan. Hal-hal yang harus diperhatikan pada monitoring adalah: Nadi, tekanan darah,
respirasi, dan temperatur harus dicatat setiap 15-30 menit atau lebih sering, sampai syok dapat teratasi.

-Kadar hematokrit harus diperiksa tiap 4-6 jam sekali sampai keadaan klinis pasien stabil

-Setiap pasien harus mempunyai formulir pemantauan, mengenai jenis cairan, jumlah dan tetesan, untuk
menentukan apakah cairan yang diberikan sudah mencukupi.

-Jumlah dan frekuensi diuresis

Pada pengobatan syok, kita harus yakin benar bahwa penggantian volume intravaskuler telah benar-
benar terpenuhi dengan baik
71
TEORI
Tatalaksana DBD syok

g. Ruang rawat khusus untuk DBD/SSD

Untuk mendapatkan tatalaksana DBD lebih efektif, maka pasien DBD seharusnya dirawat di ruang rawat
khusus, yang dilengkapi dengan perawatan untuk kegawatan. Ruang perawatan khusus tersebut
dilengkapi dengan fasilitas laboratorium untuk memeriksa kadar hemoglobin, hematokrit dan trombosit
yang tersedia selama 24 jam

h. Kriteria memulangkan pasien

Pasien dapat dipulangkan, apabila memenuhi semua keadaan dibawah ini:

(1) Tampak perbaikan secara klinis (2) Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik (3) Tidak dijumpai
distres pernafasan (disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis) (4) Hematokrit stabil (5) Jumlah trombosit
>50.000/μl dan menunjukan kecenderungan meningkat (6) Tiga hari setelah syok teratasi (hemodinamik
stabil) (7) Nafsu makan membaik
TEORI 72
TEORI 73
Pemberian cairan pada pasien demam dengue
KASUS disesuaikan dengan derajat dehidrasi dan diasumsikan
sebagai dehidrasi derajat sedang. Penting untuk
penilaian awal dan montoring untuk menyesuaikan
Tatalaksana: jumlah cairan yang masuk
● IVFD RL 2000 cc/24 jam
● Drip KCL 25 Meq (dalam NS Lansoprazole bekerja dengan cara menghambat pompa
500cc) proton di lapisan lambung. Pompa ini, juga dikenal sebagai
● Inj. Albumin 20% 100cc enzim H+/K+ ATPase → Dengan memblokir enzim ini →
mengurangi sekresi asam lambung → penurunan keasaman
● Inj. Lansoprazole 1x30mg lambung.
● Inj. Metokloperamid 3x10mg
● Inj. Ceftriaxone 2x1gr Metoklopramid adalah antagonis dopamine, mirip dengan
● Inj. Antrain 3x1gr prokainamid sebagai anti emetik yang bekerja secara
● PO HP Pro 3x1 sentral didaerah Chemoreceptor Trigger Zone dan perifer
dengan menurunkan kepekaan saraf viseral yang
● PO VIP Albumin 3x1 menghantarkan impuls aferen dari saluran cerna ke pusat
muntah.
TEORI 74
Pasien tidak menunjukkan gejala alarm symptom seperti
KASUS muntah persisten, melena, penurunan berat badan tanpa
sebab, dan anemia sehingga hanya dilakukan
pengobatan simptomatis saja tidak diindikasikan untuk
Tatalaksana: melakukan pemeriksaan endoskopi.
● IVFD RL 2000 cc/24 jam
● Drip KCL 25 Meq (dalam NS
500cc) Pasien juga diberikan HP Pro 3x1 tab untuk membantu
● Inj. Albumin 20% 100cc menjaga fungsi hati dikarenakan dari hasil lab ditemukan
● Inj. Lansoprazole 1x30mg peningkatan enzim hepar
● Inj. Metokloperamid 3x10mg
● Inj. Ceftriaxone 2x1gr Pada hari ke 5 perawatan pasien diperbolehkan pulang
● Inj. Antrain 3x1gr karena tampak perbaikan klinis yang bermakna, pasien
● PO HP Pro 3x1 tidak ada demam selama 24 jam tanpa antipiretik,
● PO VIP Albumin 3x1 keadaan umum pasien baik, tanda vital dalam batas
normal
75
FAKTOR RISIKO INTERNAL

01 Faktor Usia 02 Status Gizi


kelompok usia berkaitan dengan kurangnya status gizi rentan untuk terkena
aktivitas dan pekerjaan infeksi virus dengue karena rendahnya
imunitas selular seperti pada pasien

Pengetahuan dan Perilaku Status Imunitas


03 pasien dan keluarga tidak pernah
mendapatkan penyuluhan mengenai
04 Berbagai hal dapat menyebabkan imunitas
tubuh pasien turun sehingga lebih mudah
demam berdarah sehingga penegathuan untuk terkena infeksi dengue terkait usia,
kurang dan melakukan kebiasaan 4M plus jenis kelamin, status gizi serta psikologi
di rumah pasien
FAKTOR RISIKO EKSTERNAL 76

Lingkungan
Lingkungan Biologi
Rumah
01 Jarak antar rumah pasien dengan tetangga
sekitar 2 meter, semi permanen, terdapat
02 Banyaknya tanaman hias dan tanaman
pekarangan, yang mempengaruhi
jendela dan ventilasi, dengan pencahayaan kelembaban dan pencahayaan didalam
yang cukup yang memungkinkan rumah
mudahnya penyebaran nyamuk

Lingkungan Sosial
03 Kebiasaan menggantung baju, kebiasaan tidur siang, kebiasaan membersihkan TPA, kebiasaan
membersihkan halaman rumah dan juga partisipasi masyarakat khususnya dalam rangka
pembersihan sarang nyamuk masih tidak ada di lingkungan tempat tinggal pasien seperti
dilakukan fogging atau pemberi bubuk abate di sekitar rumahnya.
SEGITIGA EPIDEMIOLOGI 77

Pada kasus ini penyakit pasien disebabkan oleh agen virus dengue
• Agen → ditularkan melalui vektor nyamuk
• Hasil 🡪trombositopenia,anti dengue IgG (+) IgM (-)
Agent
Pada kasus ini, faktor risiko yang dapat meningkatkan infeksi pada
pasien adalah faktor biologis dan perilaku pasien.

Faktor Keadaan imunitas dan respons imunitas pasien dengan status


gizi kurang dan suspect TBC🡪 penurunan sistem imunitas.
Host Pengetahuan yang rendah dan sikap pasien tentang demam berdarah
dengue dan pencegahannya termasuk PSN dan 4M plus masih kurang

Tindakan/perilaku pasien yang masih buruk seperti tidak


menutup rapat tempat penampungan air dan sering
menggantung/menumpuk baju di kamar.
SEGITIGA EPIDEMIOLOGI 78
Pada kasus ini, faktor risiko yang dapat meningkatkan infeksi pada pasien
adalah:
• Indikator rumah sehat → tergolong rumah tidak sehat
• lingkungan rumah yang memilki tampungan air yang tidak ditutup sehingga
memungkinkan terjadinya Water-related insect vector mechanism
menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes spp dan meningkatkan
Environment faktor risiko terjadinya infeksi dengue.

Pada kasus ini didapatkan Terjadi pergeseran kualitas


ketidakseimbangan → environment + agent lebih
bergesernya titik tumpu mudah menyerang host yang
environment → vector dan agent rentan menimbulkan penyakit
memberatkan keseimbangan
79

DIAGNOSTIK & INTERVENSI


HOLISTIK KOMPREHENSIF
80 ASPEK PERSONAL
No. Diagnosis Aspek Personal Intervensi
● Memberikan informasi pada pasien mengenai
Keluhan Utama: Demam
1. penyebab, gejala, pengobatan, pencegahan, serta
sejak 6 hari SMRS
prognosis penyakit demam berdarah dengue yang
Kekhawatiran: Pasien khawatir dialami pasien.
penyakit yang diderita ● Melakukan evaluasi terhadap keluhan, kekhawatiran,
merupakan penyakit berbahaya persepsi, dan harapan pasien.
2. sehingga mengganggu aktivitas ● Memberi penjelasan kepada pasien yang berharap
sehari-hari.
penyakitnya tidak kambuh lagi dengan menjelaskan
bahwa pasien dapat kembali tertular sehingga perlu
Persepsi: Pasien merasa sakit mendapat penjelasan pencegahan penyakit demam
yang diderita dapat disembuhkan berdarah dengue yang ditularkan oleh nyamuk
3. sehingga berkaitan dengan sanitasi lingkungan yaitu
dengan pertolongan dokter.
dengan melakukan 4M plus serta menggunakan lotion
anti-nyamuk saat beraktivitas dan kelambu saat tidur.
Harapan: Pasien berharap ● Konseling kepada pasien untuk melakukan kontrol bila
keluhan dapat membaik serta ada keluhan yang sama.
4.
tidak kambuh kembali.
ASPEK KLINIS 81
No Diagnosis Klinis Intervensi
Dokter Spesialis Penyakit Dalam memberikan terapi saat rawat inap:
▪ Inf NS 2000 cc/24 jam
▪ Drip KCL 25 Meq (dalam NS 500 cc)
▪ Inj. Lansoprazole 30 mg/24 jam
▪ Inj. Metoclropamide 10 mg/8 jam
Demam ▪ HP Pro 3x1 tab
Berdarah ▪ VIP Albumin 3x1
1. Memberikan informasi mengenai penyakit DD yang dialami, penyebab,
dengue
tanda dan gejala, pengobatan, pencegahan, serta prognosisnya.
A
S
No.
Kondisi biologis
Diagnosis Risiko Internal Intervensi
82
P ● Memberikan edukasi pada pasien dan
E keluarga pasien tentang 4M plus karena DD
merupakan penyakit yang ditularkan oleh
K vektor nyamuk dengan melakukan:
● Menguras tempat penampungan air
● Menutup tempat penampungan air
● Memantau seluruh wadah air yang
R berpotensi sebagai tempat perindukan
I nyamuk
● Mengubur barang bekas
S ● Mencegah gigitan nyamuk menggunakan
I Pengetahuan: lotion anti nyamuk
● Menggunakan obat nyamuk semprot atau
K Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga elektrik
1.
O mengenai 4M plus didapatkan dari hasil skor ● Memberikan larvasida pada penampungan
air yang susah dikuras.
kuesioner pengetahuan rendah (pasien) dan ● Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
rendah (ibu pasien) ● Gotong royong membersihkan lingkungan
● Memeriksa tempat- tempat penampungan
I air
N ● Menanam tanaman pengusir nyamuk
T ● Memperbaiki saluran dan talang air yang
tidak lancar
E ● Menggunakan kelambu saat tidur
R ● Tidak menggantung pakaian di dalam
rumah yang bisa menjadi tempat istirahat
N nyamuk
A ● Memasang kawat kasa pada lubang
jendela/ventilasi rumah
L
A
S No.
Kondisi biologis
Diagnosis Risiko Internal Intervensi
83
P
Menganjurkan kepada pasien mengenai
E
pentingnya pencegahan demam dengue
K bahwa dengan menguras dan menutup
Perilaku/ Gaya hidup: penampungan air menggunakan prinsip 4M
Bak penampungan air tidak dikuras dan tidak ditutup rapat,
plus di rumah dapat mencegah perindukan
2. pasien sering menggantung baju di rumah dan banyak
R nyamuk dan menghindari menggantung baju
tumpukan baju. Hanya menggunakan lotion anti nyamuk pada
dan meletakkan pakaian bekas pakai dalam
I malam hari saat tidur. Interprtasi kuesioner perilaku 4M plus
pasien dan keluarga buruk. wadah tertutup agar tidak menjadi tempat
S peristirahatan nyamuk. Serta menggunakan
I lotion anti nyamuk saat melakukan kegiatan
K di pagi-siang hari.
O
Memberikan KIE pada pasien tentang
underweight, Penekanan pada pentingnya
mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi,
I (protein, lemak sehat, karbohidrat kompleks,
N vitamin, dan mineral). Panduan jumlah porsi yang
sehat agar dapat mencapai kebutuhan kalori
T Kondisi biologis: status
3. harian. Menekankan pentingnya aktivitas fisik
E gizi underweight. yang sehat dan sesuai dengan kondisi tubuh
R untuk membantu pembentukan massa otot.
Informasi tentang risiko kesehatan yang terkait
N dengan berat badan kurang, termasuk gangguan
A hormonal, kelemahan otot, penurunan fungsi
L kekebalan tubuh, dan masalah lainnya.
84 ASPEK RISIKO EKSTERNAL
No. Diagnosis Risiko Eksternal Intervensi
Lingkungan Sosial
1. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga
terkait dengan demam dengue, pencegahan dan
Keluarga kurang memahami tentang penyakit pasien, namun
1. tatalaksananya.
memberikan dukungan untuk kesembuhan pasien 2. Menggalakkan aksi Gerakan 1 R dan 1 J ( 1 rumah, 1
jumantik).
Lingkungan Fisik
Menganjurkan pasien dan keluarganya untuk lebih sering
membuka jendela untuk membiarkan udara dan cahaya masuk.
Pasien tinggal dengan keadaan rumah dekat sungai dan banyak
Memberi edukasi untuk menutup penampungan air guna
genangan air. Disamping kamar pasien terdapat celah yang memiliki
2. menghindari penampungan air menjadi wadah perindukan
genangan air. Terdapat banyak nyamuk saat sore dan malam hari.
nyamuk dan menerapkan pemberantasan sarang nyamuk
Pada kamar mandi terdapat baskom untuk mandi yang tidak tertutup.
dengan 4M plus. Memfasilitasi kawat anti nyamuk untuk
dipasang di jendela rumah pasien.
Lingkungan Biologi
Rumah pasien terletak dekat sungai. Terdapat banyak genangan air
Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait sumber
3. di sekitar rumah, termasuk di samping kamar pasien. penularan dan pencegahan DHF.

Lingkungan Kimia

Sumber air minum pasien berasal dari air galon isi ulang. Air untuk Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai
4.
memasak, mencuci, mencuci dan mandi menggunakan air sungai penggunaan air bersih.
Body function & Body
structure
DIAGNOSIS FUNGSIONAL
• Impairing haematological system function (b4300)
Personal Factors
• Impairing thermoregulatory function (b5500)
• Impairing digestive system sensation (b5359.1)
• Impairing neuromusculoskeletal and movement related
• Memiliki kebiasaan menggantung baju
function, unspecified (b799)
• Pengetahuan keluarga yang kurang
mengenai penyakit demam dengue dan
gerakan 4M Plus
Activity limitation
• Perilaku 4M Plus sedang

• Selama sakit aktivitas pasien: ketergantungan sedang


(Indeks Barthel 40)
• Setelah sembuh pasien dapat beraktivitas mandiri *Indeks Environmental Factors
barthel 100)

• Lingkungan tinggal cukup padat


Participation Restriction
• Rumah pasien masuk dalam kategori rumah tidak
sehat
• Tidak dapat beraktivitas seperti berolahraga dan • Di dekat rumah terdapat sungai dan terdapat bak
bergaul dengan teman dan tetangga terbatas karena penampungan air yang tidak ditutup Kamar
sakit memiliki pencahayaan yang cukup
• Tidak ada kawat nyamuk di ventilasi

85
87
MEDIA INTERVENSI BERUPA POSTER DAN LEAFLET
88
MEDIA INTERVENSI BERUPA POSTER DAN LEAFLET
DOKUMENTASI KEGIATAN

89
Terima
Kasih
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, and includes icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai