Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS

Sindroma Nefrotik + Acute Kidney Injury + Edema Anasarka +


Hypoalbuminemia + Hiperkolesterolemia + Parenkimal kidney
disease

Oleh :
FITRATUNNISAH (H1A015027)

Pembimbing : dr. Nur Nailul, Sp. A


Pendahuluan

o Gangguan ginjal ditemukan cukup banyak pada


anak.  Sindrom nefrotik (SN) adalah penyakit ginjal
o Di dunia, insiden gangguan ginjal pada anak dan yang sering ditemukan pada anak.
mendapatkan perawatan di rumah sakit yaitu  Kumpulan gejala klinis yang ditandai dengan
sekitar 33,7% dengan angka kematian sebesar adanya proteinuria masif, hipoalbuminemia,
13,8% edema, dan hiperkolesterolemia.
o Indoneisa : dikatakan 212 anak menderita gagal  Kelainan tersebut didasari karena adanya
ginjal pada tahun 2017 gangguan pada proses filtrasi glomerulus.
o Rentan gusia : 8-15 tahun, puncak 13 tahun
o Penyebab gagal ginjal paling sering : Sindroma
nefrotik (16 %) dan glomerulonephritis (14,6%)
Pendahuluan

 Dampak dari gangguan ginjal apabila diderita


pada anak akan sangat fatal.  Hal ini menunjukkan pentingnya mengetahui
 Berupa : gangguan tumbuh kembang, kejadian penyakit ginjal yang sering menyerang usia anak,
penyakit kardivaskuler dini, anemia, gangguan yaitu salah satunya sindrom nefrotik.8,9
hormon, dan bahkan kematian.
 Anak dengan gangguan ginjal kronik dapat
memiliki risiko kematian 30 kali lebih besar
dibandingkan anak pada umumnya.
LAPORAN KASUS
 Identitas orang tua
Identitas pasien
  Ibu Ayah

 Nama : An. N Nama Ny. R Tn. S


 Jenis kelamin : Laki-laki
 Tanggal lahir : 01-07-2007 Usia 45 tahun 52 tahun
 Usia : 12 th 5 bulan
 Alamat : Bayan, KLU
Pendidikan SD SD
 Nomor RM : 062070 terakhir
 Tanggal MRS : 16 Januari 2020 Pekerjaan Petani Petani
 Tanggal Pemeriksaan : 25 Januari 2020
Anamnesis

 Keluhan Utama : Bengkak


 Riwayat penyakit sekarang :
 Pasien laki – laki 12 tahun datang ke IGD RSUD Provinsi NTB dan
merupakan rujukan dari RSUD KLU dengan keluhan bengkak diseluruh tubuh.
 Bengkak pertama kali dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. 2 minggu sebelum
MRS bengkak disadari pertama kali pada bagian mata, saat pasien bangun
tidur dipagi hari pasien merasakan mata sudah bengkak.
 Setelah dimata, bengkak dirasakan semakin lama semakin memberat dan
menyebar, dirasakan di perut hingga dikaki, dirasakan semakin memberat
terutama saat bangun pagi
Keluhan demam disangkal oleh pasien,
mual muntah, dan diare disangkal pasien.
Anamnesis [RPS] Kencing berwarna merah dan riwayat
kencing merah sebelumnya disangkal oleh
pasien.

15-1-2020
 Dilakukan pemeriksaan dan
didiagnosis dengan
hipoalbuminemia berat + anuria 24
 Ketika bengkak di kaki pasien merasakan semakin
memberat hingga akhirnya dibawa ke RSUD KLU jam + AKI failure.
 Di RSUD KLU pasien datang denagn keluhan  Di RSUD KLU pasien ditatalaksanai
bengkak, pasien juga mengeluhan tidak BAK sejak 1
dengan O2 NK 2 lpm dan terpasang
hari yang lalu, 2 hari sebelum dibawa ke RSUD KLU
pasien selain mengeluhkan tidak kencing meskipun IVFD NS 0,9 % 3 tpm, pasien
sudah minum cukup banyak, pasien juga kemudian dirujuk ke RSUD NTB
mengeluhkan nyeri pada bagian perut dan terasa
pada 15 Januari 2020
berat saat bernapas
16-1-2020

 Di IGD RSUD Provinsi NTB


RPS
pasien dilakukan pemeriksaan
laboratorium dan USG
abdomen.
 Pasien mulai rawat inap pada 17 Januari 2020.
 Hasil pemeriksaan laboratorium  Saat dirawat inap, pasien masih mengeluhkan
hb 11,3 mg.dl, protein +2 mg/dl Bbengkak (+), demam (-), batuk pilek (-), mual
muntah (-).
dan darah +2 /ul.
 Pasien mengeluhkan kencing berwarna gelap
 Pasien lalu didiagnosis nefrotik seperti teh.
syndrome + AKI failure +  Saat di rawat hari ke 8 (saat dianamnesis), pasien
anemia ec susp Destruksi mengaku sudah mulai keluar kencing, dalam
jumlah cukup banyak dan sering.
saluran kemih
Anamnesis

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


 Menurut keterangan keluarga dan pasien, keluhan  Menurut keterangan keluarga dan pasien, keluhan
bengkak seperti ini pertama kali ini dirasakan pasien. bengkak seperti ini pertama kali ini dirasakan pasien.
 Riwayat keluhan demam sebelumnya juga disangkal  Riwayat keluhan demam sebelumnya juga disangkal
oleh pasien . oleh pasien .
 Riwayat batuk lama dan nyeri tenggorokan  Riwayat batuk lama dan nyeri tenggorokan
sebelumnya disangkal. sebelumnya disangkal.
 Riwayat opname sebelumnya (-), riwayat operasi (-),  Riwayat opname sebelumnya (-), riwayat operasi (-),
riwayat alergi makanan maupun obat (-) disangkal riwayat alergi makanan maupun obat (-) disangkal
pasien. pasien.
DM
Anamnesis

Riwayat melahirkan
Riwayat Kehamilan
 Pasien dikandung ketika ibu pasien berusia 23 tahun. Selama  Pasien lahir dari ibu 23 tahun dengan G4P3A0H3.
hamil, ibu pasien tidak rutin memeriksakan kehamilan per
bulannya.
 Pasien lahir secara normal di rumah dan dibantu oleh dukun
pada usia kandungan 38 minggu.
 ibu pasien hanya melakukan pemeriksaan 3 x selama kehamilan di
Puskesmas, tidak pernah melakukan USG.  Saat lahir pasien langsung menangis, tidak ada riwayat
 Keluarga pasien tidak mengetahui apakah selama hamil ibu pasien
kebiruan saat lahir.
mendapatkan vaksin.  Pasien lahir dengan berat badan 3.500 gram dan panjang
 Selama hamil tidak pernah mengidap suatu penyakit berat apapun, badan tidak diketahui namun dikatakan normal.
 ibu mengaku tidak memiliki keluhan apapun terhadap  Ibu pasien mengaku langsung melakukan inisiasi menyususi
kehamilannya. dini sesaat setelah pasien lahir.
 Tidak ada riwayat mengkonsumsi obat tertentu. Ibu pasien  Pemberian vitamin K, vaksin hepatitis B dan salep mata
mengaku mengonsumsi zat besi yang diberikan setiap pergi tidak langsung diberikan sesaat setelah pasien lahir karena
kontrol dan selalu habis selama mengandung. pasien lahir di rumah.
Anamnesis

Riwayat Imunisasi
Riwayat Nutrisi
 ASI ekslusif diberikan 8 bulan . ASI diberikan
sebanyak 8-10x per hari dengan durasi 5 sampai 10
menit per kali minum ASI
 Bubur nasi/nasi lembek dengan lauk diberikan mulai  Keluarga pasien mengatakan pasien mendapatkan
usia 8 bulan sebanyak 3-4 kali sehari sebanyak 1 imunisasi lengkap dan rutin mengunjungi posyandu.
mangkuk kecil untuk bayi dan sesekali diberikan buah  Pasien juga mengatakan sempat mendapat imunisasi
yang dihaluskan
di sekolah saat pasien SD.
 Nasi putih biasa dengan lauk pauk dengan frekuensi 3
kali sehari sebanyak setengah hingga 1 piring sehari
mulai diberikan saat usia 1 tahun hingga saat ini.
Tidak ada perubahan nafsu makan sebelum maupun
saat sakit.
Anamnesis

Sosial ekonomi dan Lingkungan


 Rumah tempat tinggal pasien saat ini merupakan
rumah pribadi yang terletak di sebuah perkampungan
 Pasien dan keluarga pasien mengaku aktif bersosialisi padat penduduk
dan memiliki hubungan baik dengan tetangga dan  Pasien mengaku lingkungan tempat tinggalnya
lingkungan di sekitar rumah, pasien dan keluarga termasuk lingkungan yang kurang bersih.
tidak pernah mengalami konflik dengan tetangga
sekitar.  Rumah yang ditempati saat ini oleh 6 orang, yaitu
pasien,kedua orangtuanya dan kakak-kakaknya.
 Pasien tinggal bersama kedua orang tua dan kakaknya. Rumah pasien berukuran kurang lebih 6 x 6 m2
 Ibu dan ayah pasien saat ini merupakan seorang petani  Ventilasi rumah kurang baik dengan masing-masing
dan dari menjadi petani mendapatkan penghasilan 2 ruangan memiliki jendela namun tidak rutin dibuka
juta – 3 juta/ bulan. setiap harinya. Lantai rumah menggunakan keramik
 Penghasilan kedua orang tuanya dikatakan cukup dan atap berplavon.
untuk memenuhi kebutuhan keluarga
 Sistem urogenital : BAK (+),
Anamnesis system warna kemerahan keruh
 Sistem integumentum :
kemerahan (+), benjolan (-)
 Thermoregulasi : Demam (-)
 Sistem muskuloskeletal : lemah
 Sistem serebrospinal : kejang (-), penurunan
(-), lumpuh (-), keterbatasan
kesadaran (-) gerak (-)
 Sistem kardiovaskular : kebiruan (-)
 Sistem respirasi : tarikan dinding dada (-) sesak (-)
riwayat batuk pilek (-)
 Sistem gastrointestinal : BAB (+), diare (-), perut
kembung (+),
Pemeriksaan Fisik

 Penilaian Status Gizi


 Keadaan umum : sedang
 Berat Badan : 43 kg
 Tanda vital
 Tinggi Badan : 148 cm
 - Tekanan darah : 100/70 mmHg
 Lingkar Kepala: 54 cm
 - Nadi : 88x/menit, isi dan tegangankuat
angkat, irama teratur  Lingkar Dada: 56 cm
 - Suhu tubuh : 37 oC  Lingkar Lengan Atas: 16 cm
 - Frekuensi nafas : 20 kali/menit  IMT : BB (kg) / PB (m)2 = 43 /
1,482 = 19,6
 - Saturasi : 98% dengan udara ruang
 
 BB/U dan TB/U (kurva CDC 2000)
 TB/U: persentil 50 : normoheight
 BB/U : persentil 50 : normal
Status gizi :
 43 kg / 44 kg x 100 % = 97,7 %  Gizi Baik
(normal)
Wajah Simetris, wajah dismorfik (-)

Pemeriksaan Mata Inspek Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema palpebra (+/+)

Fisik Telinga
si
Inspek Bentuk normal, deformitas (-), serumen (-/-), simetris

STATUS LOKALIS si
Hidung Inspek Simetris, deformitas (-), napas cuping hidung (-), rhinorrhea (-), perdarahan (-), deviasi
si septum (-)
Kepala
 
Mulut Inspek Sianosis sentral (-), mukosa bibir lembab (+), perdarahan (-)
Inspeksi Normocephali, massa (-),
si
persebaran rambut merata dan Leher Inspek Massa (-), peningkatan JVP (-)
berwarna hitam, edema (-), si
Pembesaran kelenjar getah bening (-)
hematoma (-) Palpasi

Palpasi Massa (-), nyeri tekan (-) Thoraks


Inspeksi Normochest, pergerakan dinding dada simetris (+/+), Retraksi (-/-)
Palpasi Pengembangan dinding dada simetris (+/+), massa (-), nyeri tekan (-), thrill (-)

Perkusi Sonor di seluruh lapang paru


Auskultasi Cor: S1 S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)

Pulmo: vesikuler (+/+) menurun di lapang paru basal dextra dan sinistra, rhonki (-/-),
Pemeriksaan Fisik
STATUS LOKALIS

Abdomen   Ekstremitas superior Ekstremitas inferior

Inspeksi Distensi (+), Asites (+)   Dextra Sinistra Dextra Sinistra

Palpasi Turgor kulit normal, hepar dan limpa tidak teraba, Akral Hangat Hangat Hangat Hangat
tidak teraba ballotement, undulasi (+) Deformi (-) (-) (-) (-)
tas
Perkusi Timpani seluruh kuadran abdomen

Auskultas Bising usus (+) normal 10x/menit Edema (+) (+) (+) (+)

i pitting pitting Pitting Pitting

Anogenita anus (+) Ikterik (-) (-) (-) (-)


lia
Sianosis (-) (-) (-) (-)
Kulit Ikterus (-), pustula (-), ruam (-), ptekie (-), striae (-), CRT < 2 detik < 2 detik < 2 detik < 2 detik
nodul (-)
Pemeriksaan penunjang

komponen 20/1/2020 24/1/2020 Nilai Rujukan

HB 14,3 14,8 12.0 – 16.0


(g/dl) Neutrofil 75,1 (↑) 82,1 37,0 – 72,0 (%)  

RBC 5.73 5.34 4.10-5.30


Limfosit 17,6 (↓) 11,0 20,0 – 50,0 (%)
(106/uL)
 

HCT 46 42 26.0-50.0 (%) Ureum 53 54 10 – 50 (mg/dL)  

Kreatinin 0,6 0,4 0,6 – 1,1 (mg/dL)  

MCV 80,8 (↓) 78,8 86.0-110.0 (fL)


Albumin 1,8 1,9 3,8-5,4 (g/dl)  

MCH 25,0 (↓) 27,7 26.0-38.0 (pg)


Kolesterol - 634 <200,00 mg/ dL
 
total
MCHC 30,9 35,2 31.0-37.0 (g/dL)
HDL - 55 >45 mg/dL
WBC 12800 (↑) 16750 5000-12000 Kolesterol  

(uL)
PLT 446000 (↑) 357000 150-400 Trigliserida - 561 <200.00 mg/dL
(10 /uL)
3
Usg
SGOT 84 (↑) - 0-40 U/I

SGPT 255 (↑) - 0-41 U/I  Hasil pemerikaan USG abdomen (16-1-
Natrium 135 134 135 – 146 2020)
(mmol/L)
1. Ascites
Kalium 3,0 4,1 3,4 – 5,4 (mmol/L)
2. Efusi pleura bilateral
Klorida
109 106 95 – 108 (mmol/L) 3. Parenchymal kidney disease bilateral
kalsium 4. Hepar, Gall bledder, pancreas, Lien dalam
7,80 7,50 8.60 – 10.30
(mg/Dl) batas normal
Urinalisa
Resume

Subjektif
Pasien laki-laki 12 tahun dengan keluhan bengkak seluruh badan sejak 1 bulan yang lalu sebelum MRS, nyeri perut dan sesak
napas (+), tidak BAK sejak 2 hari SMR, BAK saat ini berwarna seperti teh, (gelap). Demam (-), diare (-). Riwayat demam, batuk,
dan pilek sebelumnya disangkal. Sesak (-), nyeri dada (-).

Objektif
Tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 80x/menit, suhu tubuh 37oC, frekuensi nafas 20 kali/menit, saturasi 98% dengan udara ruang.
Gizi baik (kurva CDC),
K/L : Edema palpebral (+/+)
Thoraks : Vesikuler (+/+) menurun di lapang paru basal dextra dan sinistra
Abdomen : Distensi (+), Asites (+)
Ekstresmitas : Edema (+/+), pitting (+)
Laboratorium : hypoalbumin, hematuria, hiperkolesterolemia, proteinuria, hematuria, hipokalemi, hipokalsemi
USG abdomen : ascites, efusi pleura, parenkymal kidney disease
Diagnosis Kerja Planning

Diagnostik : Terapi :
 Sindroma nefrotik
Monitoring vital sign Infus D5 ½ NS 6 lpm
 AKI st Failure (membaik)
Balance cairan/24 jam Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr
 Hypoalbuminemia Captopril 2 x 12,5 mg
PO
 Edema anasarka Prednisone tab 6-5-5
 Hipokalemia Inj. Furosemide 2 x 20
mg iv
 Hipokalsemia Transfusi albumin
KSR tab 1 x 1
PEMBAHASAN DAN REFLEKSI KASUS
Masalah

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaaan diatas, permasalahan


yang didapatkan pada pasien tersebut yaitu :
 Sindroma nefrotik
 AKI st Failure (membaik)
 Hypoalbuminemia
 Edema anasarka
 Hipokalemia
 Hipokalsemia
Sindroma nefrotik

 Sindrom nefrotik (SN) merupakan kumpulan gejala klinis yang ditandai dengan adanya proteinuria
masif, hipoalbuminemia, edema, dan hiperkolesterolemia. Kelainan tersebut didasari karena adanya
gangguan pada proses filtrasi glomerulus.

 Diagnosis SN berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Keluhan


yang sering ditemukan yaitu bengkak pada kelopak mata dan tungkai, pada pasien didapatkan
keluhan ini.

 Pada kondisi yang lebih berat dapat ditemukan asites, efusi pleura, dan edema genitalia, pada pasien
berdasarkan hasil pemeriksaan USG abdomen didapatkan ascites dan efusi pleura, namun pembengkakan

pada edema genitalia disangkal oleh pasien.


 Pada pasien dengan sindrom nefrotik dapat ditemukan kelainan minimal seperrti hematuria
mikroskopik 22%, hipertensi 15-20%, dan peningkatan kadar kreatinin dan ureum darah
yang bersifat sementara 32%. 5
 Pada pemeriksaan urinalisis didapatkan proteinuria masif (> 40 mg/m2 LPB/jam atau 50
mg/kg/hari atau rasio protein/kreatinin pada urin sewaktu > 2 mg/mg atau dipstick ≥ 2+).
 Pada pemeriksaan darah ditemukan hipoalbuminemia (<2,5g/dL), hiperkolesterolemia
(>200mg/dL). Kadar ureum dan kreatinin biasanya ditemukan normal kecuali jika terdapat
penurunan fungsi ginjal.
 Pada pasien berdasarkan hasil pemeriksaan lab, didapatkan tanda hematuria, proteinuria dan
peningkatan jumlah sel darah putih sebagai tanda infeksi. Pada pasien juga didapatkan kadar
kolesterol yang tinggi berdasarkan pemeriksaan laboratorium.
Etiologi Menurut etiologinya SN dibedakan SN Primer atau Skunder kongenital
menjadi 3, yaitu kongenital, primer/idiopatik, dan sekunder Idiopatik
yang mengikuti penyakit sistemik.
Sekitar 90% anak- SN dapat terjadi SN kongenital
anak dengan SN sebagai akibat didefinisikan
menderita SN sekunder seperti sebagai SN yang
primer/idiopatik. pada GNAPS, terjadi setelah lahir
SN idiopatik nefritis pada atau dalam 3 bulan
sendiri merupakan penyakit lupus, pertama
suatu penyakit dan nefritis pada kehidupan. SN tipe
 Penyebab sindroma nefrotik pada pasien lebih glomerulus primer Henoch-Schonlein ini memiliki
mengarah kepada SN primer / idiopatik, karena pada tanpa adanya bukti purpura prognosis yang
penyebab sistemik lebih jelek
pasien tidak didapatkan tanda klinis atau kelainan tertentu dibandingkan
sekunder yang mendasari, dan untuk sindrom nefrotik dengan SN yang
kongenital, dengan karakteristik muncul dari usia baru yang muncul pada
lahir hingga 3 bulan. usia kanak-kanak

 Berdasarkan anamensis pada pasie, keluhan ini


merupakan pertama kali dirasakan pasien.
Tatalaksana SN  Diit protein normal sesuai dengan
RDA (recommended daily
allowances) yaitu 1,5-2 g/kgbb/hari.
 Diit rendah garam (1-2 g/hari) hanya
diperlukan selama pasien menderita
edema
 Anak dengan manifestasi klinis SN pertama kali,
sebaiknya dirawat di rumah sakit dengan tujuan untuk
mempercepat pemeriksaan dan evaluasi pengaturan
diit, penanggulangan edema, memulai pengobatan
steroid, dan edukasi orangtua.
 Perawatan di rumah sakit pada SN relaps hanya
dilakukan bila terdapat edema anasarka yang berat
atau disertai komplikasi muntah, infeksi berat, gagal
ginjal, atau syok.
 diberikan loop diuretic seperti furosemid 1-3
mg/kgbb/hari, bila perlu dikombinasikan dengan
spironolakton (antagonis aldosteron, diuretik hemat
kalium) 2-4 mg/kgbb/hari.
 Bila pemberian diuretik tidak berhasil (edema
refrakter), biasanya terjadi karena hipovolemia atau
hipoalbuminemia berat (≤ 1 g/dL), dapat diberikan
infus albumin 20-25% dengan dosis 1 g/kgbb
selama 2-4 jam untuk menarik cairan dari jaringan
interstisial
 Terapi inisial pada anak dengan sindrom nefrotik
idiopatik tanpa kontraindikasi steroid adalah diberikan
prednison 60 mg/m2 LPB/hari atau 2 mg/kgbb/hari
(maksimal 80 mg/hari) dalam dosis terbagi, untuk
menginduksi remisi.
 Dosis prednison dihitung sesuai dengan berat badan
ideal (berat badan terhadap tinggi badan).
Acute Kidney Injury

 Acute Kidney Injury (AKI) adalah penurunan cepat (dalam jam hingga 6 minggu) laju filtrasi glomerulus
(LFG) yang umumnya berlangsung reversibel, diikuti kegagalan ginjal untuk mengekskresi sisa
metabolisme nitrogen, dengan/ tanpa gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
 Cedera ginjal akut didefinisikan ketika salah satu dari kriteria berikut terpenuhi :
• Serum kreatinin naik sebesar ≥ 0,3 mg/dL atau ≥ 26μmol /L dalam waktu 48 jam
atau
• Serum kreatinin meningkat ≥ 1,5 kali lipat dari nilai referensi, yang diketahui atau dianggap telah terjadi
dalam waktu satu minggu
atau
• Output urine <0.5ml/kg/hr untuk> 6 jam berturut-turut
Hipokalsemia

Pada SN dapat terjadi hipokalsemia karena : Penggunaan steroid jangka panjang yang menimbulkan
 osteoporosis dan osteopenia
 Kebocoran metabolit vitamin D2.

Oleh karena itu pada pasien SN yang mendapat terapi steroid jangka lama (lebih dari 3 bulan) dianjurkan
pemberian suplementasi kalsium 250-500 mg/hari dan vitamin D (125-250 IU). Bila telah terjadi tetani, diobati
dengan kalsium glukonas 10% sebanyak 0,5 mL/kgbb intravena.
Kesimpulan
Sindroma nefrotik merupakan kumpulan gejala klinis berupa proteinuria masif, hipoalbuminemia, edema,
dan hiperkolesterolemia yang paling sering ditemukan pada anak. Diagnosis SN berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pasien masuk dengan keluhan bengkak sejak 1 bulan yang lalu.
pasien juga dikeluhkan kencing yang pekat, dan susah kencing. Pada pemeriksaan fisik dan penunjang
didapatkan berbagai manifestasi klinis yang mengarah pada sindroma nefrotik beserta bentuk komplikasinya.
Sebagai komplikasi, pasien sindrom nefrotik sangat rentan terhadap infeksi, bila terdapat infeksi perlu
segera diobati dengan pemberian antibiotik. Infeksi yang terutama adalah selulitis dan peritonitis primer. Infeksi
lain yang sering ditemukan pada anak dengan SN adalah pnemonia dan infeksi saluran napas atas karena virus.
Edukasi terhadap pasien dan keluarga juga penting terkait efek samping pengobatan, dan kemungkinan-
kemungkinan dampak yang dapa terjadi karena sindroma nefrotik seperti infeksi, resistensi obat, dan
sebagainya.
Daftar Pustaka

 Satinder Kakar, Vishal Kumar, Ramandeep Singh. Latest research progress on acute nephrotic syndrome. J Acute Dis 2017; 6(6): 255-259.
 Mallory L. Downie, Claire Gallibois, Rulan S. Parekh & Damien G. Noone
(2017) Nephrotic syndrome in infants and children: pathophysiology and management, Paediatrics and International Child Health, 37:4, 248-258, DOI:
10.1080/20469047.2017.1374003
 Tapia C., Bashir K., Nephrotic Syndrome. Statpearls Publishing. 2019. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470444/
 Kopač M. Nephrotic Syndrome in Children – Present State and Future Perspectives. Journal of Nephrology Research 2018; 4(1): 139-145 Available from:
URL: http: //www.ghrnet.org/index.php/jnr/article/view/2289
 Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2012. Konsensus Tata Laksana Sindrom Nefrotik Idiopatik pada Anak. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
 Kliegman R.M., et al. 2011. Nelson Textbook of Pediatrics. 19th Ed. Elsevier Saunders.
 Rubin R., Strayer. D.S., 2012. Pathology: Clinicopathologic Foundations of Medicine. 6th ed. Lippincott Williams & Wilkins
 Symons, M.S., Eddy A.A. 2003. Nephrotic Syndrome in Childhood. The Lancet, vol. 362, pp. 629-639. [pdf] Available at:
<http://med.stanford.edu/content/dam/sm/pednephrology/documents/secure/Nephrotic-syndrome-Children.pdf> [Accessed on Januari 2020].
 Vinen, C.S., dan Oliveira, D.B.G. 2003. Acute glomerulonephritis. Postgraduate Medical Journal, vol. 79, pp. 206-213. [pdf] Available at: <
https://pmj.bmj.com/content/postgradmedj/79/930/206.full.pdf> [Accessed at Januari 2020].
TERIMA KASIH
Questions ?

Anda mungkin juga menyukai