DEMAM TIFOID
Ni Ketut Maharani
2065050121
Pembimbing :
dr. Keswari Aji Patriawati, Sp. A
Laki-laki
Perempuan
Pasien
ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 30 November
2021 di Ruang Anggrek RS UKI
Keluhan Utama
Demam Naik Turun Sejak 3 Hari
SMRS
Keluhan Tambahan
Muntah, Nyeri Pada Perut,
Nafsu Makan Berkurang
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Pasien datang ke IGD RS UKI diantar oleh orang tuanya dengan keluhan demam sejak ± 3
hari SMRS. Demam dirasakan semakin hari semakin meningkat terutama pada sore menjelang
malam hari dan pasien menggigil. Demam tidak disertai kejang. Orang tua pasien mengaku belum
mengukur demam dengan termometer sebelumnya. Pasien mengatakan keluhan demam mulai
dirasakan kurang ± 1 minggu terakhir. Ketika habis jajan diluar bersama kakaknya,dan pasien
mengalami muntah-muntah sebanyak 3 kali . Pasien sebelumnya minum obat untuk menurunkan
demamnya yaitu paracetamol namun keluhan tidak berkurang. Pasien juga merasakan keluhan
mual (+) muntah (+), nyeri pada perut (+). Pasien juga merasakan lidah terasa pahit sehingga
nafsu makan menurun, keluhan mimisan, gusi berdarah, batuk, pilek disangkal oleh pasien. BAK
seperti air teh disangkal, nyeri atau merasakan anyang-anyangan saat BAK disangkal
TIME LINE PERJALANAN PENYAKIT
21 November 23 November 25 November 26 November
2021 2021 2021 2021
Pasien
Pasien jajan Datang ke IGD RS
merasakan Pasien masih
diluar bersama UKI
demam yang demam yang
saudaranya Pasien masih
tinggi terutama semakin merasakan demam
pada sore meningkat Keluhan disertai
menjelang malam Pasien mimum pusing hilang
hari paracetamol 3x1 timbul, mual dan
Disertai dengan muntah, serta nyeri
muntah dan pada perut, nafsu
pasien menjadi makan menurun
rewel
Riwayat Penyakit
Dahulu
Orang tua pasien mengatakan sebelumnya pasien belum pernah
mengalami keluahn yang sama. Riwayat alergi makanan dan obat
disangkal, Riwayat kejang demam disangkal.
Riwayat Pola
Kebiasaan
Sehari-hari pasien makan 3 kali sehari dengan lauk ikan,telur dan sayur
serta sering makan jajanan diluar rumah bersama kakaknya
Riwayat Penyakit
Keluarga
Keluarga dan lingkungan sekitar pasien tidak ada yang
memiliki keluhan yang sama dengan pasien
RIWAYAT KEHAMILAN DAN
Perawatan Antenatal
KELAHIRANPenyakit Kehamilan
Trimester I : 2 kali / bulan di bidan
Disangkal Oleh Ibu Pasien
Trimester II : 1 kali/ bulan di bidan
Trimester III : 1 kali/ bulan di bidan
Keadaan Bayi
Penyakit Kelahiran Lahir bayi perempuan dengan BBL
3300 gram, PBL 51 cm, dengan lingkar
Tempat Lahir : Di Klinik
kepala 29 cm, saat lahir bayi langsung
Penolong persalinan : Bidan menangis, tidak ikterik, tidak sianosis,
Cara Persalinan : Spontan tidak terdapat udem, tidak pucat dan
Penyulit : Tidak Ada tidak sesak. Bayi berwarna merah muda.
Masa Gestasi : Cukup Bulan Bayi tidak memiliki kelainan bawaan.
PERKEMBANGAN DAN
MOTORIK KASAR KEPANDAIAN
MOTORIK HALUS
0-6 - Duduk tanpa pegangan 0-6 - Meraih
Bulan - Bangkit kepala tegak Bulan - Mengamati manik – manik
- Membalik - Tangan bersentuhan
BAHASA SOSIAL
0-6 - Menoleh ke arah suara 0-6 - Makan sendiri
Bulan - Berteriak Bulan - Mengamati tangannya
- Tertawa - Tersenyum spontan
6-12 bulan ASI setiap 2 jam selama 15-20 menit + MPASI (bubur
saring +wortel+ kuah kaldu ayam)
2 3/8/2020 P + Sehat
3 5/12/2014 P + Sehat
4 17/6/2010 L + Sehat
Perkawinan ke 1 1
Tanda vital :
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Komposmentis
• Tekanan darah : 110/90 mmHg
• Frekuensi nadi : 101 kali/menit
• Frekuensi nafas : 26 kali/menit
• Suhu : 39,3 ° C
• SpO2 : 98%
Data antropometri
Bera badan : 9 kg
Tinggi badan : 72 cm
Menurut kurva WHO
BB / U : Berat Badan Cukup
TB/ U : Normal
BB/ TB : Gizi Baik
PEMERIKSAAN FISIK
● KEPALA
• Bentuk : Normocephali
• Rambut : Warna hitam, tumbuh merata, tidak mudah dicabut
• Mata : Mata cekung (-/-), konjungtiva anemis (-/-), skelra ikterik (-/-)
• Telinga : Liang telinga lapang kanan dan kirim, sekret (-/-)
• Hidung : Cavum nasi lapang, septum deviasi (-), sekret (-/-)
• Bibir : Sianosis (-), mukosa bibir lembab (+)
• Gigi : Lengkap, gigi berlubang (-)
• Lidah : Terletak di tengah, coated tounge (+)
• Tonsil : T1-T1, hiperemis (-/-)
• Faring : Arcus faring simetris, hiperemis (-)
• Leher : Tidak teraba adanya pembesaran KGB
PEMERIKSAAN FISIK
● Thoraks
Paru
• Inspeksi : Dinding thoraks laterolateral > anteroposteior, pergerakkan dinding dada
simetris
• Palpasi : Vokal fremitus simetris kanan dan kiri
• Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru, peranjakan hepar 2 jari pasien
• Auskultasi : bunyi nafas dasar vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 5 linea midclavicula sinistra
• Perkusi : Sonor-redup (batas paru-jantung), nyeri ketok (-)
• Auskultasi : BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
● Abdomen
• Inspeksi : Perut tampak datar
Ekstremitas
• Auskultasi : Bising usus (+) 5 kali/ menit
• Atas : Akral hangat, CRT <2 detik, edema -/-
• Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-)
• Bawah : Akral hangat, CRT <2 detik, edema
• Palpasi : Supel, nyeri tekan (+) di regio
-/-
egigastric, hepatomegali (-), turgor baik cubitan
• Kulit : Warna sawo matang, ikterik (-)
kembali cepat
● Nervus Kranialis
• I : Normotia
• II : Visus kasar baik
• III : Pergerakkan bola mata baik kesegala arah (medial, superior, lateral)
• IV : Pergerakkan bola mata kearah medial, inferior baik
• V : Tidak dilakukan pemeriksaan
• VI : Pergerakkan bola mata ke arah lateral inferior baik
• VII : Sikap wajah simetris
• VII : Gesekan jari (+), rinne +/+, weber tidak ada lateralisasi, swabach sama dengan pemeriksa
• IX : Arkus faring simetris
• X : Disfonia (-)
• XI : Angkat bahu (+/+)
• XII : Tremor tidak ada, fasikulasi tidak ada
• Refleks fisiologis : Biceps (++/++), triceps (++/++), KPR (++/++), APR (++/++)
• Refleks patologis : Hoffman-tromner (-/-), babinski (-/-), chaddock (-/-), oppenheim (-/-), gordon (-/-),
schaffer (-/-), rosolimo (-/-), mendel (-/).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
Elektrolit
134 mmol/L 136 – 145 mmol/L
Natrium
4,5 mmol/L 3.5 – 5.1 mmol/L
Kalium
111 mmol/L
107 mmol/L
Clorida
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis pemeriksaan WIDAL Hasil
Hepatitis A
Demam Typoid
Demam dengue
TERAPI
PRO Rawat Inap
Tirah Baring
Diet Lunak
• Berat badan : 9 kg
Data • BB ideal : 8,5 kg
Antropometri
• Tinggi badan : 72 cm
PB/U
Kasus : Pd grafik, titik PB 72 cm,
Berada tepat pada garis kurva
persenitil -2SD .
BB/U
Kasus ini : Titik BB anak berada di
bawah garis kurva persentil 50
(P50)
ANAMNESIS
Pada pasien ditemukan :
• Demam ± 1 minggu
• Demam semakin hari
semakin meningkat, terutama
sore menjelang malam hari
• Muntah
• Nyeri perut
• Nafsu makan menurun
PEMERIKSAAN
FISIK
Pada pemeriksaan lidah didapatkan
coated tounge (+), pemeriksaan
abdomen dilakukan palpasi
didapatkan nyeri tekan (+) di regio
egigastric.
H.Sri Rezeki, et all. 2018. Buku Ajar Infeksi & Penyakit Tropis. Edisi Keempat. IDAI
Pemeriksaan Jenis
pemeriksaan
Hasil Nilai normal
Data dari Bagian Ilmu Sebagian besar dari penderita Demam tifoid lebih
Kesehatan Anak (80%) yang dirawat akibat demam sering menyerang anak
FKUI RSCM Jakarta tifoid berumur diatas lima tahun usia 5-15 tahun
• Diagnosis demam tifoid dengan anamnesis yang baik (gejala khas), temuan
pada pemeriksaan fisik, dan hasil pemeriksaan penunjang yang cukup
beragam
Penatalaksanaan Mencegah komplikasi dan
Diagnosis
yang cepat dan tepat prognosis menjadi baik
Definisi
• Demam tifoid disebut juga dengan Typus abdominalis atau typhoid fever
51,2/100.000 (≥16
tahun)
Beberapa terminologi lain yang erat kaitannya adalah demam paratifoid yang secara patologik maupun klinis adalah sama dengan
demam tifoid namun biasanya lebih ringan.
Penyakit ini disebabkan oleh Salmonella paratyphi A, B C.
Rasio terjadinya penyakit yang disebabkan oleh Salmonella thypi dan Salmonella parathypi adalah 10:1.
Cara Penularan Faktor Risiko
Penularan demam tifoid secara fecal-oral
melalui berbagai cara yang dikenal dengan 5F* • Higiene perorangan * *
• Higiene makanan dan minuman yang rendah
• Sanitasi lingkungan yang kumuh
• Penyediaan air bersih
1 Food • Jamban keluarga yang tidak memenuhi syarat
• Pasien atau karier tifoid yang tidak diobati secara
2 Feses sempurna
• Pengetahuan yang rendah
• Tifoid sering menyerang kelompok usia anak dan dewasa
3 Finger muda.
Pada anak-anak:
4
Fomitus o
o
kuku yang panjang dan kotor
kebiasaan mencuci tangan yang buruk
o perilaku jajan atau makan diluar
o pengetahuan ibu dan keluarga dalam mengelola makanan dan
5
Fly o
minuman serta perilaku hidup sehat
Status gizi yang kurang dapat menurunkan daya tahan tubuh anak
Patofisiologi *
Tifoid
Inflamasi
***
Nyeri perut
Patogenesis (serotipe
Bakteremia primer
invasif)
Epitel usus
Lamina propria respons inflamasi
fagositosis
endotoxin (lokal, sistemik)
10-14hari
multiplikasi Plaque Payeri Lokal: inflamasi PGE2 di
Sistemik: pengeluaran
Demam hipotalamus
Makrofag sitokin ->
Penurunan
Duktus torasikus Demam,depp SSTl mengigau SSP Pirogen Bakteremia Sekunder
Kesadaran
bakteriemi primer sirkulasi **
Nyeri tekan, Hepar
Organ target RES (hati,limpa,ss.tl) nafsu makan dan limpa
menurun
bakteriemi sekunder
**
MANIFESTAS
I KLINIS
Periode inkubasi antara 5-40 hari
dengan rata rata antara 10 – 14 hari
Keluhan dan Gejala Demam Tifoid
Rose spot
Demam
Diare / konstipasi
Coated tongue
DIAGNOSIS
Pemeriksaa Pemeriksaa
Anamnesi
n Fisik n
s
Penunjang
ANAMNE
SIS
Gejala
Demam Gejala SSP
Gastrointestinal
• Pada pemeriksaan kepala dan leher observasi tanda- tanda dehidrasi (mata
cekung dan bibir kering dan pecah-pecah dengan rasa haus yang meningkat)
yang mungkin terjadi akibat diare/mual muntah sebagai suatu symptom yang
dapat terjadi pada infeksi demam tifoid.
• Pemeriksaan intra oral evaluasi lidah apakah didapatkan Tifoid Tongue dengan
pinggir yang hiperemi (Coated Tongue) sampai tremor.
Uji Widal
• Tes ini sangat cepat, hanya membutuhkan waktu 5-10 menit,
sederhana dan akurat.
• Dasar reaksi uji Widal adalah reaksi aglutinasi antara
• Tes ini mendeteksi serum antibodi IgM terhadap antigen O9 LPS
antigen kuman Salmonella Typhi dengan antibodi
yang sangat spesifik terhadap bakteri Salmonella Typhi.
(aglutinin).
• Tes Tubex® merupakan tes yang subjektif dan semikuantitatif
• Aglutinin O dan H yang ditentukan titernya untuk diagnosis.
dengan cara membandingkan warna yang terbentuk
Secara umum, aglutinin O mulai muncul pada hari ke 6-8
• Nilai > 6 menunjukan nilai positif (indikasi kuat demam tifoid) +
dan aglutinin H mulai muncul pada hari ke 10-12 dihitung
sejak hari timbulnya demam. gejala tifoid
• Hari pemeriksaan terbaik adalah pada anak dengan demam ≥5 hari
• Diagnosis demam tifoid baru dapat ditegakkan jika pada
ulangan pemeriksaan Widal selang 1-2 minggu terdapat
kenaikan titer agglutinin O sebesar 4 kali atau 1/200
PEMERIKSAAN PENUNJANG
3. UJI SEROLOGIS 4. PCR
• Ceftriaxone :
60-80
Sefalospori mg/kgBB/hari
n generasi IV selama 7-14
ke III hari
• Cefixime : 20
mg/kgBB/hari
KOMPLIKASI DEMAM TIFOID
PERFORASI
USUS
PERDARAHAN
DI GI
PROGNOSIS
• Prognosis demam tifoid bergantung dari umur, keadaan umum, derajat kekebalan tubuh,
jumlah dan virulensi Salmonella, cepat dan tepatnya pengobatan serta ada tidaknya
komplikasi.
• Di negara maju dengan terapi antibiotic yang adekuat angka mortalitasnya <1%,
sedangkan di negara berkembang nilai mortalitasnya >10% biasanya karena
keterlambatan diagnosis, perawatan dan pengobatan, serta pencegahan