Disusun Oleh :
1. Adetia Krisna H2A008002
2. Amalia Isnaini H2A010003
3. Dienia Nop R. H2A010010
4. Diskta Winza R. H2A010013
5. Fiska R. H2A010017
6. Indah Nurul M. H2A010025
7. Maria Ulfah H2A010032
8. Nuzulia Nimatina H2A010037
9. Reza Adityas T. H2A010043
10. Sandhy Hapsari A. H2A010046
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2014
0
DAFTAR MASALAH
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
1
I. IDENTITAS
Nama anak : An. Tia
Umur : 19 bulan
Agama : Islam
No RM :
Tgl masuk Pusk : 01 April 2014
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara Alloanamnesa dari Ibu Pasien tanggal 01 April
2014 jam 08.30 WIB.
A. Keluhan utama : Benjolan di leher kanan dan kiri
B. RPS :
Seorang ibu dengan anaknya usia 19 bulan datang dengan keluhan
benjolan di leher sejak dua bulan yang lalu. Benjolan berukuran
sebesar kelereng berjumlah dua, ditemukan masing-masing satu di
leher kanan dan kiri. Benjolan awalnya sebesar biji kacang tanah
2
kemudian bertambah besar menjadi sebesar kelereng. Bentuk benjolan
bulat, permukaan halus, konsistensi kenyal dan dapat digerakan. Ibu
pasien merasa bahwa tidak ada faktor yang membuat benjolan
membesar dan mengkecil.
Anak juga batuk disertai dahak selama dua bulan dan sering
kambuh, batuk darah disangkal. Demam nglemeng dua bulan demam
malam hari dan berkeringat dingin.
Berat badan mengalami penurunan, diare disangkal, mual muntah
disangkal. Sesak napas disangkal, BAK normal, BAB normal, pilek
disangkal.
C. RPD :
Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini dan belum
pernah dilakukan pengobatan sebelumnya.
Riwayat rawat inap : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat batuk lama : disangkal
D. RPK :
Riwayat darah tinggi : disangkal
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat sakit jantung : disangkal
Riwayat batuk lama : nenek (belum diperiksa dan belum
dilakukan pengobatan)
Riwayat asma : disangkal
Riwayat alergi obat atau makanan: disangkal
DATA KHUSUS
1. Riwayat Kehamilan/Pre Natal :
An.T adalah anak pertama dari Ny.W saat berusia 23 tahun. Ibu
rutin periksa kehamilan lebih dari 4 kali di bidan. Waktu hamil tidak
pernah sakit, mengkonsumsi obat-obatan Vitamin dan Zat Besi dari
bidan,tidak mengkonsumsi alkohol, maupun rokok. Suntik TT sebanyak
dua kali. kehamilan cukup bulan (39 minggu)
2. Riwayat persalinan/natal :
3
Lahir spontan dengan bantuan bidan, langsung menangis kuat, dan
segera dilakukan inisiasi menyusui dini. Berat badan saat lahir sekitar 3,2
kg, panjang badan tidak ingat.
3. Riwayat pasca persalinan/ post natal :
Tidak ada perdarahan post partum
4. Riwayat Imunisasi :
4
5 7 bulan ASI Semau anak Semau anak
Susu formula 2 sdm diencerkan 2 kali/ hari
60 cc air matang
Selalu habis
Nasi tim, sayur 2kali /hari
1 piring kecil
wortel,bayam, + buah Selalu habis
(pisang, pepaya)
7 bulan ASI Semau anak Semau anak
Nasi tim, sayur 1 piring kecil 2kali /hari
sekarang
Selalu habis
wortel,bayam, + buah
(pisang, pepaya)
5
7. Riwayat lingkungan dan sosial ekonomi :
Orangtua pasien merokok, tidak mengkonsumsi minuman
beralkohol dan obat-obatan. Pasien tinggal bersama kedua orangtua dan
neneknya. Ventilasi rumah kurang, lantai rumah masih berupa ubin,
keadaan rumah lembab dan pencahayaan kurang. Nenek tinggal serumah
menderita batuk lama dan belum sembuh. Tetangga sekitar ada yang
mengalami batuk-batuk namun jarak rumah dengan tetangga agak jauh.
Kesan : Keadaan sosial dan ekonomi kurang
8. Riwayat KB
Riwayat KB suntik 3 bulan.
Status Interna
Kepala : Mesocepal, UUB menutup
Mata : Conjungtiva palpebra anemis (-/-), Sklera Ikterik(-/-),
reflek cahaya direct (+/+), reflek cahaya indirect (+/+)
edem palpebra (-/-), pupil isokor 2,5 mm/ 2,5 mm.
Hidung : nafas cuping (-), deformitas (-), secret (-)
Telinga : serumen (-), nyeri mastoid (-), nyeri tragus (-)
Mulut : lembab (+), sianosis (-),faring tidak hiperemis,Tonsil T1-1
tidak hiperemis.
Leher : Tiroid (N), Pembesaran limfonodi leher kanan dan kiri
Kanan kiri
Jumlah 1 1
Ukuran :2cm :2cm
Mobilitas (+) (+)
Nyeri tekan (-) (-)
6
Warna sama dengan kulit sekitar (+) (+)
Konsistensi keras keras
Thorax
Cor
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis (teraba tidak kuat angkat), thrill (-)
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : bunyi jantung I dan II murni, Gallop (-),murmur(-)
Pulmo
Tampak Depan Tampak Belakang
SD Vesikuler SD Vesikuler
Wheezing (-), ronki (-) Wheezing (-), ronki (-)
7
Paru Dextra Sinistra
Depan
Inspeksi Normochest, simetris, Normochest, simetris,
kelainan kulit (-), sudut kelainan kulit (-), sudut
arcus costa dalam batas arcus costa dalam batas
normal, SIC dalam batas normal, SIC dalam batas
normal normal
Palpasi Pengembangan pernafasan Pengembangan pernafasan
paru normal paru normal
Simetris, Nyeri tekan (-), Simetris, Nyeri tekan (-),
SIC dalam batas normal, SIC dalam batas normal,
taktil fremitus normal. taktil fremitus normal.
Perkusi
Auskultasi Gerak dada tidak ada yang Gerak dada tidak ada yang
tertinggal, massa (-) tertinggal, massa (-)
Sonor seluruh lapang paru Sonor seluruh lapang paru
Suara dasar vesicular, Suara dasar vesicular,
Wheezing (-), ronki (-) Wheezing (-), ronki (-)
Belakang
Normochest, simetris, Normochest, simetris,
Inspeksi
kelainan kulit (-), kelainan kulit (-)
Pengembangan pernafasan Pengembangan pernafasan
Palpasi paru normal paru normal
Simetris, Nyeri tekan (-), Simetris, Nyeri tekan
SIC dalam batas normal, (-), SIC dalam batas
taktil fremitus normal, normal, taktil fremitus
Gerak dada tidak ada yang normal, Gerak dada
Perkusi
tertinggal, massa (-) tidak ada yang
Auskultasi
tertinggal, massa (-)
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tamp
8
Abdomen
Extremitas
Superior Inferior
Pembengkakan - -
9
Sendi Lutut, falang
Parameter 0 1 2 3 Jumlah
Laporan
keluarga
Tidak (BTA
Kontak TB - BTA (+) 2
jelas negative
atau tidak
jelas)
Positif
(10mm, atau
Uji
Negatif - - 5mm pada -
tuberkulin
keadaan
imunosupresi)
10
<80% <60%
Demam yang
tidak 2
- - - 1
diketahui minggu
penyebabnya
3
Batuk kronik - - - 1
minggu
Pembesaran
1 cm,
kelenjar
jumlah
limfe kolli, - - - 1
>1, tidak
aksila,
nyeri
inguinal
Pembengkak
an Ada
tulang/sendi - pembeng - - -
panggul, kakan
lutut, falang
Normal / Gambara
kelainan n
Foto toraks - -
tidak sugestif
jelas TB*
Jumlah 6
RESUME/KESIMPULAN :
11
Seorang anak usia 19 bulan dengan ibunya dengan keluhan dua
bulan yang lalu terdapat benjolan di colli anterior dextra dan sinistra.,
asimetris, bentuk bulat, diameter 2 cm, permukaan halus, konsistensi
kenyal, bisa digerakkan, dan tidak nyeri tekan. Benjolan semakin lama
semakin membesar. Nafsu makan menurun. Berat badan tidak bertambah.
Selama 2 bulan ini suhu anak subfebris. Batuk lebih dari 1 bulan. Dua bula
ini berkeringat dingin malam hari. Nenek batuk lama belum periksa dan
belum diobati tinggal satu rumah dengan pasien.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan suhu aksila 37,8o C, nadi
110x/menit, RR 40x/menit. Pemeriksaan Z-skor didapatkan kesan gizi
kurang. Skor TB Anak didapatkan nilai 6.
V. DAFTAR MASALAH
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
12
1. TB paru 1. Bapak merokok
2. Curiga Kontak dengan 2. Ekonomi kurang
nenek
3. Gizi Kurang
INISIAL PLAN
Ip.Dx : TB paru primer
Ip.Tx Medikamentosa
a. KDT (R75/H50/Z150) 1 tablet sehari selama 2 bulan
b. KDT (R75/H50) 1 tablet sehari selama 4 bulan
c. Vitamin B6
d. Parasetamol syrup 5ml (10-15mg/kgBB/hari syrup 125mg/5ml) tiap 8
jam jika anak febris.
Ip.Tx Non-Medikamentosa
a. Asupan gizi TKTP (Tinggi Karbohidrat dan Tinggi Protein)
b. Menganjurkan nenek diperiksa dan diobati
Ip.Monitoring
a. Monitoring konsumsi obat
b. Monitoring Keadaan Klinis (benjolan, batuk, febris)
c. Monitoring keadaan umum, tanda vital, BB dan TB sesuai umur
d. Monitoring Efek Samping Obat
Ip.Edukasi
a. Dari hasil wawancara dan pemeriksaan fisik anak ibu mengalami batuk
lama yang disebabkan oleh bakteri, bisa jadi ditularkan oleh neneknya
yang mengalami gejala sama. Penyakitnya biasa disebut flek paru atau TB
paru.
b. Pengobatan harus rutin tidak boleh terlambat atau lupa minum obat. Jika
tidak ditangani penyakit dapat menyebar ke tulang dan otak. Jangan takut
jika air kencing anak menjadi warna merah, itu efek dari konsumsi obat.
c. Kontrol rutin tiap seminggu, dan jika ada keluhan atau anak sakit segera
bawa ke dokter.
d. Beri anak makanan yang bergizi, makanan tinggi protein (tempe, tahu,
telor, ikan)
e. Bawa nenek yang menderita batuk kronik untuk memeriksakan diri dan
berobat.
f. Bapak hentikan merokok, atau merokok tetapi tidak di dekat anak atau
anggota keluarga yang lain.
13
PEMBAHASAN
1. DEFINISI
Tuberkulosis merupakan penyakit yang sudah sangat lama dikenal oleh
manusia terbukti dengan penemuan relief orang dengan gibbus pada
peninggalan Mesir kuno. Tuberkulosis di sebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis dan Mycobacterium bovis. Tuberkulosis paling sering mengenai
paru-paru, tetapi dapat juga mengenai organ-organ lain seperti selaput otak,
tulang kelenjar superfisialis, dan lain-lain. Seseorang yang terinfeksi
Mycobacterium tubercolosis tidak selalu menjadi sakit aktif. Beberapa
minggu (2-12 minggu) setelah terinfeksi Mycobacterium tubercolosis terjadi
respon imunitas selular yang dapat di tunjukkan dengan adanya indurasi
setelah dilakukan uji tuberkulin.
Tuberkulosis pada anak memiliki gejala yang tidak khas. Diagnosis pasti
ditegakkan dengan menemukan kuman tuberkulosis namun pada anak sulit
diperoleh spesimen diagnosis yang dapat dipercaya karena mikroorganisme
penyebab jarang ditemukan pada sediaan langsung dan kultur. Hal ini
menyebabkan penderita tuberkulosis anak sulit terdiagnosis dan ditangani.1
2. EPIDEMIOLOGI
14
juga di negara maju. Tuberkulosis tetap merupakan salah satu penyebab
tingginya angka morbiditas dan mortalitas, baik di negara berkembang
maupun di negara maju dengan jumlah penderita yang semakin meningkat.
Peningkatan jumlah kasus tuberkulosis diberbagai tempat ini diduga
disebabkan oleh berbagai hal yaitu diagnosis yang tidak tepat, pengobatan
tidak adekuat, program penanggulangan tidak dilaksanakan dengan tepat,
infeksi endemik HIV, migrasi penduduk, mengobati sendiri, meningkatnya
kemiskinan dan pelayanan kesehatan yang kurang memadai.2
3. PATOGENESIS
15
Setelah dihancurkan oleh makrofag, mikobakteri terus bertambah banyak
perlahan, dengan pembelahan terjadi setiap 25-32 jam. Terlepas dari apakah
infeksi menjadi terkontrol atau tetap berlangsung, pengembangan awal
melibatkan produksi enzim proteolitik dan sitokin oleh makrofag dalam
upaya untuk menurunkan bakteri. Sitokin dilepaskan menarik limfosit T ke
situs, sel-sel yang membentuk imunitas diperantarai sel. Makrofag kemudian
menyajikan antigen mikobakteri pada permukaan mereka ke sel T. Proses
kekebalan awal ini berlanjut selama 2 sampai 12 minggu, mikroorganisme
terus tumbuh sampai mereka mencapai jumlah yang cukup untuk sepenuhnya
mendapat respon kekebalan yang dimediasi sel, yang dapat dideteksi dengan
tes kulit.7,8
16
kemudian dapat mengalir ke dalam bronkus atau pembuluh darah di dekatnya,
meninggalkan rongga berisi udara pada situs asli. Pada pasien yang terinfeksi
dengan M. tuberkulosis, droplet kemudian dikeluarkan melalui mekanisme
batuk dan menginfeksi orang lain. Basil juga dapat mengalir ke sistem
limfatik dan mengumpulkan dalam kelenjar getah bening tracheobronchial
paru-paru yang terkena dampak, di mana organisme dapat membentuk
granuloma caseous baru.
4. FAKTOR RISIKO11
17
a. Jumlah kuman pada tuberkulosis anak biasanya sedikit (paucibacillary),
tetapi karena imunitas anak masih lemah jumlah yang sedikit tersebut
sudah mampu menyebabkan sakit.
c. Sedikitnya atau tidak ada produksi sputum dan tidak terdapatnya reseptor
batuk di daerah parenkim menyebabkan jarangnya gejala batuk pada
tuberkulosis anak.
a. Usia
18
b. Infeksi baru yang ditandai dengan adanya konversi uji tuberkulin
(dari negatif menjadi positif) dalam 1 tahun terakhir.
5. MANIFESTASI KLINIK12
19
multiple, tidak nyeri tekan, warna kulit sama seperti sekitarnya, ulkus,
bridging dan berwarna livide.
Parameter 0 1 2 3 Jumlah
Laporankeluar
Tidak ga (BTA
Kontak TB - BTA (+) 2
jelas negative atau
tidak jelas)
Positif (10
mm, atau 5
Uji tuberkulin Negatif - - mm pada -
keadaan
imunosupresi)
Klinis gizi
BB/TB
Berat badan buruk atau
<90% atau
atau keadaan - BB/TB <70% - 1
BB/U
gizi atau BB/U
<80%
<60%
Demam yang
2
tidak diketahui - - - 1
minggu
penyebabnya
3
Batukkronik - - - 1
minggu
Pembesaran
1 cm,
kelenjar limfe
- jumlah>1, - - 1
kolli,aksila,ing
tidaknyeri
uinal
Pembengkakan
Ada
tulang/sendipa
- pembengk - - -
nggul, lutut,
akan
falang
Normal / Gambaran
Fototoraks kelainanti sugestif - -
dakjelas TB*
Jumlah 6
Anamnesis12,13
1. Sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan diri, jelaskan maksud Anda
2. Tanyakan keluhan utama:
20
a. penurunan nafsu makan, berat badan turun atau sulit naik (penurunan
berat badan 2 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas atau gagal
tumbuh)
b. demam tanpa sebab yang jelas, terutama bila berlanjut sampai 2
minggu
c. batuk kronis lebih dari sama dengan 3 minggu dengan atau tanpa
wheeze
d. benjolan di leher, benjolan di punggung
e. perut membesar atau benjolan di perut, pincang atau pembengkakan
sendi, kejang
3. kontak dengan pasien TB dewasa
4. imunisasi BCG
Pemeriksaan Fisik12,13
1. Terangkan bahwa akan dilakukan pemeriksaan fisik
2. Lakukan pemeriksaan berat badan dan tinggi/panjang badan
3. Tentukan keadaan sakit ringan, sedang atau berat
4. Lakukan pengukuran tanda vital:
a. Kesadaran
b. Tekanan darah
c. Laju nadi
d. Laju pernafasan
e. Suhu tubuh
5. Apakah ada dispneu
6. Periksa sklera, apakah ikterik?
7. Periksa konjungtiva palpebra, apakah anemis? Funduskopi?
8. Periksa leher, ada pembesaran kelenjar getah bening? Adakah tanda
rangsang meningeal?
9. Periksa jantung, bunyi jantung redup/tidak?
10. Periksa paru, adakah ronchi? Tanda-tanda atelektasis? Tanda-tanda efusi
pleura?
11. Periksa abdomen, ada distensi? Sakit daerah abdomen yang difus? Asites?
Benjolan?
12. Periksa hati, apakah ada hepatomegali?
13. Periksa lien, adakah splenomegali?
14. Ekstremitas, adakah kelainan neurologis? Pembengkakan? Deformitas?
Pemeriksaan Penunjang12,13
21
4. Periksa uji tuberkulin
5. Periksa foto thoraks AP dan lateral, foto sendi/tulang
6. Pemeriksaan BTA/Kultur (biasanya bilas lambung)
7. Bila ada cairan pleura/asites, pemeriksaan sitologi, BTA, dan kultur M.TB
8. Pemeriksaan histopatologi
9. Bila dicurigai meningitis, lakukan pemeriksaan pungsi lumbal.
6. TATALAKSANA14
a. Medikamentosa
Obat TB utama (first line, lini pertama) saat ini adalah (R) rifampisin, (H)
isoniazid, (Z) pirazinamid, (E) etambutol, (S) streptomisin
Rifampisin dan isoniazid merupakan pilihan obat pilihan utama dan
ditambah dengan pirazinamid, etambutol, dan streptomisin.
Obat TB lain (second line, lini kedua) adalah para-aminosalicylic acid
(PAS), cycloserin terizidone, ethionamide, prothionamide, ofloxacin,
levofloxacin, moxiflokxacin, gatifloxacin, ciprofloxacin, kanamycin,
amikacin, dan capreomycin, yang digunakan jika terjadi MDR.
22
toksisitas hati,
atralgia,
gastrointestinal
Pada kasus An. T (BB = 9 kg ) dosis terapi yang diberikan yaitu KDT RHZ
1 tablet sehari selama 2 bulan, di lanjutkan KDT RH 1 tablet sehari 4
bulan dan vitamin B6 1 kali sehari selama terapi.
b. Non medikamentosa
1. Pendekatan DOTS :
23
Komitmen politis dari para pengambil keputusan, termasuk
dukungan dana
Diagnosis TB dengan pemeriksaan sputum secara mikroskopis
Pengobatan dengan paduan OAT jangka pendek dengan
pengawasan langsung oleh pengawas menelan obat (PMO)
Kesinambungan persediaan OAT jangka pendek dengan mutu
terjamin
Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan
pemantauan dan evaluasi program penanggulangan TB
2. Sumber penularan dan case finding :dicari sumber penularannya yang
menyebabkan anak tertular. Pelacakan sumber infeksi dilakukan
dengan cara pemeriksaan radiologis dan BTA sputum. Bila sudah
ditemukan, perlu pula dilakukan pelacakan sentrifugal, yaitu mencari
lainnya yang mungkin juga tertular dengan cara uji tuberkulin.
3. Aspek edukasi dan sosial ekonomi : Hygienitas, penanganan gizi yang
baik, meliputi cakupan asupan makanan, vitamin, dan mikronutrien.
Edukasi ditujukan kepada pasien dan keluarganya agar mengetahui
mengenai TB.
24
RINGKASAN
Pada tulisan ini dilaporkan kasus seorang anak dengan benjolan di leher
kanan dan kiri disertai demam selama 2 bulan dan batuk berdahak selama 1
bulan dengan pembahasan diagnosis, pengelolaan dan terapinya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi 110 x/menit (isi dengan tegangan
cukup), frekuensi nafas 40 x/menit, suhu 37,8 0C axiller. Pada pemeriksaan fisik
25
didapatkan mata cekung (-), nafas cuping (-), sekret (-), pembesaran kelenjar limfe
(+). Pada pemeriksaan dada tidak didapatkan kelainan. Pada auskultasi paru
didapatkan suara dasar vesikuler dan tidak ditemukan suara tambahan
Status gizi menurut Z score didapatkan kesan gizi kurang (BB/TB = -2,1 ;
BB/U = -1,67 ; PB/U = -0,19.
DAFTAR PUSTAKA
6. van Crevel R, Ottenhoff THM, van der Meer JWM. Innate immunity to
Mycobacterium tuberculosis. Clin Microbiol Rev. 2002;15: 294309.
26
7. Porth CM. Alterations in respiratory function: respiratory tract infections,
neoplasms, and childhood disorders. In: Porth CM, Kunert
MP.Pathophysiology: Concepts of Altered Health States. Philadelphia, PA:
Lippincott Williams & Wilkins; 2002:615619.
8. Nicod LP. Immunology of tuberculosis. Swiss Med Wkly. 2007;137(25
26):357362.
9. Li Y, Petrofsky M, Bermudez LE. Mycobacterium tuberculosis uptake by
recipient host macrophages is influenced by environmental conditions in
the granuloma of the infectious individual and is associated with impaired
production of interleukin-12 and tumor necrosis factor alpha. Infect
Immun.2002;70:62236230.
10. Dheda, K, Booth H, Huggett JF, et al. Lung remodeling in pulmonary
tuberculosis. J Infect Dis. 2005;192:12011210.
11. Zain, MS., Dadiyanto, DW.,Anam, MS. Tuberkulosis dalam Buku Ajar
Ilmu KesehatanAnak. Semarang: DepartemenIlmuKesehatanAnak FK
UNDIP, 2011. Hal: 178-192.
12. WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Pedoman
bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama Di Kabupaten/Kota. Jakarta:
DepartemenKesehatan RI, 2008. Hal: 113-19.
27