KEJANG DEMAM
Disusun oleh :
Preceptor:
Elly Noer Rochmah, dr., SpA., M.Kes
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
RS DUSTIRA / FAKULTAS KEDOKTERAN UNJANI
CIMAHI
2014
STATUS RESPONSI
I. ANAMNESIS (Heteroanamnesis tanggal 20 November 2014)
A. KETERANGAN UMUM
Nama Penderita : An. HH
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat/Tanggal Lahir : Cimahi, 18 Maret 2013 ( umur 1 th 8 bln )
Partus : Spontan Oleh : Bidan
Alamat : Kp. Sukawangi, Jelegong RT/RW 03/05
Soreang Bandung
Kiriman dari : UGD RS Dustira
Dengan diagnosis : Kejang Demam Kompleks
AYAH : Nama : Tn. AM
Umur : 37 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasilan : Rp 2.000.000/bulan
Alamat : Kp. Sukawangi, Jelegong RT/RW 03/05
Soreang Bandung
IBU : Nama : Ny. I
Umur : 37 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh pabrik
Alamat : Kp. Sukawangi, Jelegong RT/RW 03/05
Soreang Bandung
Jumlah Anak :2
Anak Yang Hidup :2
1. DK 17 Tahun/Laki-laki/Sehat
2. HH 1 Tahun/Laki-laki/Sakit
Tgl. Masuk : 19 November 2014
Tgl. Pemeriksaan : 20 November 2014
B. KELUHAN UTAMA
Kejang
C. ANAMNESIS KHUSUS
Ibu pasien mengatakan pasien kejang 30 menit SMRS. Kejang terjadi
sebanyak 5 kali dalam 1 hari, masing-masing selama 15 menit dan anak tidak sadar
diantara kejang. Kejang didahului oleh demam 3 jam sebelumnya. Saat kejang anak
tidak sadarkan diri dan kejang diawali dengan mata terbelalak ke atas, diikuti dengan
kejang pada kedua sisi tubuh anak. Setelah kejang, anak tidak sadarkan diri dan
mengompol.
D. ANAMNESIS UMUM
Keluhan seperti ini baru pertama kali terjadi pada pasien. Ibu pasien
mengatakan kakak pasien juga pernah mengalami kejang yang didahului demam saat
berusia 2 tahun. Riwayat kejang tanpa demam di keluarga disangkal. Riwayat trauma
kepala sebelumnya, luka di tubuh, tertusuk paku, sukar membuka mulut, kaku tubuh
disangkal. Menurut ibu pasien, 3 hari sebelum demam pasien mengalami batuk dan
pilek dengan sekret yang berwarna kehijauan. Keluhan tidak disertai dengan suara
menangis serak.
E. ANAMNESIS TAMBAHAN
1. RIWAYAT IMUNISASI
Hepatitis B 0 1 6
BCG 1
DTP 2 4 6
Polio 0 2 4 6
Campak 9
Imunisasi dasar lengkap
2. KEADAAN KESEHATAN
Ayah : Sehat
Ibu : Sehat
Saudara : Sehat
3. KEPANDAIAN
Berbalik : 4 bulan
Duduk tanpa bantuan : 6 bulan
Duduk tanpa pegangan : 7 bulan
Bicara 1 kata : 12 bulan
Bicara 1 kalimat : 15 bulan
Berjalan 1 tangan dipegang : 13 bulan
Berjalan tanpa dipegang : 18 bulan
4. GIGI GELIGI
- Pertama : 9 bulan Gigi Tetap : 7654321 1234567
7654321 1234567
- Sekarang : 20 buah Keterangan :
X : Gigi tanggal
O : Gigi karies
5. MAKANAN
KUALITAS
UMUR JENIS MAKANAN KUANTITAS
-ASI eksklusif On Demand Baik
0 4 Bulan
Tetanus Kejang
1. PENGUKURAN
Umur : 1 tahun 8 bulan
Berat Badan : 10,6 Kg
Panjang Badan : 85 cm
Lingkar Kepala : 49 cm
Status Gizi : BB/U = Presentil 0 s/d -1
TB/U = Presentil 0
BB/TB = Presentil -1
LK/U = Presentil 1s/d 2
2. PEMERIKSAAN KHUSUS
1. Kepala : Simetris, Normochepal
Rambut : Tidak ada kelainan
Mata : Sklera : Ikterik : -/-
Konjungtiva : Anemis : -/-
Pupil : Bulat isokhor
THT : Hidung : PCH (-) Rhinorea -/-
Telinga : Tidak ada kelainan
Tenggorokan : Hiperemis (-)
Tonsil : T1 T1, tenang, hiperemis (-)
Faring : hiperemis (-)
Bibir : Basah
Mulut : Lidah : Tidak ada kelainan
Gusi : Tidak ada kelainan
Gigi : Tidak ada kelainan
2. Leher
Kelenjar Getah Bening : Tidak teraba
Kaku Kuduk : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
3. Thorax
a. Dinding Dada
Depan
R L
Inspeksi : Bentuk dan gerak simetris
Palpasi : Vokal fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor kanan = kiri
Auskultasi : VBS kanan = kiri
Ronkhi -/- Wheezing -/-
b. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
R L
Palpasi : Ictus cordis teraba ICS 5 Linea
Midclavicularis Sinistra
Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Auskultasi : Bunyi Jantung I dan II murni reguler
Bunyi Jantung tambahan tidak ada
4. Abdomen
Inspeksi : Datar, supel
Palpasi : Lembut, Nyeri tekan (+) a/r epigastrium
Hepar : Tidak teraba
Lien : Tidak teraba
Perkusi : Thympani
Auskultasi : Bising usus (+)
5. Genitalia
Jenis Kelamin : Laki-laki
Maturitas : Tanner I
Kelainan : Tidak ada kelainan
6. Anggota Gerak
Atas
Kulit : Tidak ada kelainan
Sendi : Tidak ada kelainan
Otot : Tidak ada kelainan
Refleks : Tidak ada kelainan
Bawah
Kulit : Tidak ada kelainan
Sendi : Tidak ada kelainan
Otot : Tidak ada kelainan
Refleks : Tidak ada kelainan
8. Pemeriksaan Saraf
GCS : 15 5 5
Kekuatan otot :
KPR/APR : +/+
5 5
Atrofi otot: (-)
Fungsi vegetatif: (+)
Sensorik : t.a.k
Motorik : t.a.k
Hb (gr/dl) 9,6
Leukosit (sel/mm3) 17.000
Ht (gr/dl) 29,6
Trombosit (sel/mm3) 260.000
Eritrosit (sel/mm3) 4,3 juta
V. DIAGNOSIS
Diagnosis Differential :
- Kejang demam kompleks e.c rhinofaringitis
- Kejang demam kompleks e.c. Tonsilofaringitis
Diagnosis Kerja :
- Kejang demam kompleks e.c rhinofaringitis
tahun 8 bulan datang dengan keluhan kejang sebanyak 5x dengan durasi masing-
masing 15 menit. Kejang didahului panas badan. Kejang demam terjadi suatu proses
ekstrakranial yaitu suatu kenaikan suhu tubuh (suhu rectal > 38 C ), kejang disertai
demam pada anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam tidak termasuk dalam
kejang demam. Kejang demam biasanya terjadi pada anak umur 6 bulan sampai 5
tahun dengan puncak pada usia 18 bulan. Sebagian besar kejang demam adalah tonik
klonik, orang tua sering melaporkan bentuk kejang adalah kaku kedua sisi tubuh,
klojotan, pucat, dan ngompol, diikuti oleh periode tidur. Berdasarkan manifestasi
parsial
3. Kejang berlangsung 2 kali atau lebih dalam 24 jam
Kejang demam sederhana
Kejang demam yang tidak memenuhi kriteria kejang demam kompleks disebut
Keluhan didahului dengan febris dan rhinitis sejak 3 hari SMRS. Berdasarkan
dan reflex patologis (-). Hal ini menunjukkan bahwa pada os tidak terjadi kejang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah tepi lengkap
Dapat dilakukan untuk membantu mengetahui etiologi demam
b. Pemeriksaan elektrolit dan glukosa darah
Dilakukan bila anak mengalami diare, muntah atau hal lain yang dapat
meningitis. Bila pasti bukan meningitis tidak perlu dilakukan pungsi lumbal.
kemungkinan kejadian epilepsi pada pasien kejang demam. Oleh karena itu
Patofisiologi
membran sel neuron terhadap Na+. Dalam waktu singkat akan terjadi peningkatan
natrium ke dalam sel melalui membran tersebut. Akibatnya timbul potensial aksi.
Potensial aksi dihantarkan ke seluruh sel saraf melalui sinap dengan perantara
yang lebih dari 15 menit akan menigkatkan kebutuhan oksigen dan energi untuk
hiperkapnia, asidosis laktat, hipotensi arterial disertai denyut jantung yang tidak
peningkatan natrium
Demam ke dalam sel
tinggi
Kejang
Umum
berbahaya
- Jelaskan pada orangtua cara menangani kejang demam di rumah.
a. Antipiterik
Pemberian antpiretik pada saat demam dianjurkan, dosis 10-
Prognosis
Sekitar 1/3 anak dapat mengalami kejang demam berulang, 10% dapat
terjadi > 3x. faktor risiko yang tetap yaitu adanya riwayat kejang
demam di keluarga, usia saat kejang demam pertama kali < 18bulan,
tingginya suhu tubuh saat kejang, dan lamanya demam hingga terjadi
kemudian hari.
faktor (+) berisiko 3-5% dan 2-3 faktor (+) berisiko 13-15%. Jenis
kompleks).