Anda di halaman 1dari 59

CASE REPORT

DEMAM TIFOID
PEMBIMBING:
dr. Mildi Felicia, Sp.A

OLEH :
Sri Maharani Ake
1765050344
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien
Nama Lengkap : An. MP
Tanggal Lahir : 13 April 2013
Umur : 6 tahun 6 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Sekolah Dasar kelas 1
Alamat : Jl. Cipinang Besar Selatan RT 02/RW 02
IDENTITAS ORANG TUA/WALI
AYAH
IBU
◦Nama Lengkap : Tn. AF ◦Nama Lengkap: Ny. ME
◦Tanggal Lahir : 09 Juli 1992
◦Tanggal Lahir : 04 Maret 1994
◦Suku Bangsa : Jawa ◦Suku Bangsa : Jawa
◦Alamat : Jl. Cipinang Besar
◦Alamat : Jl. Cipinang Besar
◦Agama : Islam Agama : Islam
◦Pendidikan : SMA ◦Pendidikan : SMP
◦Pekerjaan : Cleaning Service ◦Pekerjaan : SPG
◦Penghasilan : Rp. 2.500.000,- ◦Penghasilan : Rp. 3.000.000,-

Hubungan dengan orang tua: Anak kandung


RIWAYAT KEHAMILAN
Perawatan Antenatal :

Trimester I 1 kali/bulan di Bidan Rosita Cipinang Besar


Trimester II 1 kali/bulan di Bidan Rosita Cipinang Besar
Trimester III 1 kali/bulan di Bidan Rosita Cipinang Besar

Penyakit kehamilan : Disangkal oleh ibu pasien


RIWAYAT KELAHIRAN
Riwayat Kelahiran

Tempat lahir : Rumah Bersalin


Penolong persalinan : Bidan
Cara persalinan : Spontan
Penyulit : -
Masa gestasi : Kurang Bulan

Keadaan Bayi

Bayi perempuan lahir dengan BBL 2.200 kg, PBL 45 cm, LK (ibu pasien
tidak ingat) saat lahir bayi langsung menangis, tidak
pucat/biru/ikterik/kejang. Ibu pasien tidak mengingat nilai APGAR. Tidak
ada kelainan bawaan.
RIWAYAT TUMBUH KEMBANG
◦Gigi pertama : 6 bulan
◦Psikomotor
Tengkurap : 5 bulan
Duduk : 6 bulan
Berdiri : 11 bulan
Berjalan : 12 bulan
Berbicara : 12 bulan (kata seperti “mama” dan “papa”)
Menulis : - tahun
Membaca : - tahun

Kesan : Tahapan perkembangan sesuai usia menurut Milestones


RIWAYAT IMUNISASI
Vaksin Dasar (Umur) Ulangan (Umur)
BCG 1 Bulan - - - - -
DPT 2 bulan 4 bulan 6 bulan Tidak - -
dilakukan
POLIO 0 & 2 bulan 4 bulan 6 bulan Tidak - -
dilakukan
Campak 9 bulan - - Tidak -
dilakukan
Hepatitis B 0 bulan 1 bulan 6 bulan - - -

MMR - - - - - -
TIPA - - - - - -

Kesan: Imunisasi tidak lengkap sesuai usia menurut IDAI 2014


RIWAYAT PENYAKIT YANG
DIDERITA
Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur

Alergi - Difteri - Peny. Jantung -

Cacingan - Diare - Peny. Ginjal -


Demam - Kejang - Peny. Darah -
berdarah demam
Demam 3 thn Kecelakaan - Radang Paru -
tifoid
Otitis - Morbili - Tuberkulosis -
Parotitis - Operasi - Asma -
RIWAYAT MAKANAN
Waktu 0-6 bulan 6-9 bulan 9-12 bulan 12-24 bulan 24 bulan-sekarang
Pagi Susu Susu formula Susu formula 2x/hari Nasi dengan potongan Nasi + potongan kecil
(06:00- formula setiap 5 jam selama ± 10-15 kecil ikan/ ayam 1 ikan/daging ayam/telur
11:00 setiap 2 jam menit, hisapan kuat mangkok anak + susu + sayur + susu formula
selama ± 10-15
selama ± + bubur nasi + formula 1 botol 1 botol (120 cc)
15-20 menit, menit, hisapan tumbukan ayam
hisapan kuat kuat
 
Siang Susu formula Bubur+potongan Nasi dengan potongan Nasi + potongan kecil
(12:00- setiap 5 jam ayam/ikan dicincang kecil ikan/ayam ikan/daging ayam/telur
17:00) + susu formula 1 sebanyak 1 mangkok + 1 potong kecil
selama ± 10-15
botol kecil (50 cc) anak + Biskuit + Buah tempe/tahu + Biskuit
menit, hisapan
kuat + Bubur
saring ½ mangkok
+ tumbukan ayam

Malam Susu formula 1 Susu formula 1 botol Nasi dengan potongan Nasi + potongan kecil
(18:00- botol kecil (50 cc) + bubur nasi kecil ikan/ayam ayam/ikan+susu
24:00) +tumbukan sebanyak 1 mangkok formula 1 botol (120 cc)
ayam/ikan dicincang anak+ susu formula 1
+ Buah botol (50 cc)

Kesan: Kualitas dan kuantitas makanan kurang sesuai dengan pertumbuhan usia
berdasarkan Kementrian Kesehatan RI
RIWAYAT DAN DATA KELUARGA
No Tanggal Jenis Hidup Lahir Abortus Mati Keteranga
Lahir Kelamin Mati (sebab) n
Kesehatan

1 13/04/2013 Perempuan  - - - Sakit

Keterangan Ayah/Wali Ibu/Wali

Perkawinan ke Pertama Pertama

Umur saat menikah 20 tahun 18 tahun

Keadaan kesehatan Sehat Sehat


ANAMNESIS

Keluhan Utama : Demam sejak 7 hari


SMRS

Keluhan Tambahan : Batuk


RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

7 HARI 3 HARI 2 HARI MASUK


SMRS SMRS SMRS RS

Demam muncul tiba- Pasien mengeluhkan BAB sulit dan BAK


tiba dan dirasakan batuk berdahak. tidak ada keluhan.
hilang timbul. Timbul Batuk dengan dahak Nafsu makan
terutama pada sore yang sulit dikeluarkan menurun
hari.
Mual (+) Muntah (2x) Pasien ada Riwayat jajan
berisi makanan sembarangan dan juga
Keluhan demam nya jarang cuci tangan (+).
bertahap. Awalnya Dilingkungan tidak ada
tidak enak badan dan yang seperti ini
badan terasa hangat Suhu sempat di ukur
lalu demam semakin 38.0 C dan berikan
tinggi Sanmol syrup tetapi
demam pun kembali
muncul
◦Riwayat Penyakit Dulu
Pasien pernah mengalami keluhan sama seperti ini sebelumnya
dan dirawat di RS pada saat berusia 3 tahun.

◦Riwayat Penyakit Keluarga


Di keluarga tidak ada yang mengeluhkan keluhan yang sama.

◦Riwayat Alergi
Pasien menyangkal adanya riwayat alergi terhadap obat, susu
sapi, dan makanan
PEMERIKSAAN FISIK
◦ Keadaan umum :Tampak Sakit Sedang, tampak kurus
◦ Kesadaran : Compos Mentis
◦ GCS : 15 (E4V5M6)
◦ Tanda Vital
Frekuensi nadi : 110 kali / menit (Regular, isi cukup, kuat angkat)
Tekanan darah : 100 /60 mmHg
Frekuensi nafas : 28 kali / menit (Regular, kedalaman cukup)
Suhu : 37.8°C (axilla)
◦ Data Antropometri
Berat Badan : 14 kg
Tinggi Badan : 104 cm
Berat Badan Ideal (WHO 2006) : 22 kg
Indeks Massa Tubuh : 12,9
Lingkar Lengan Atas : 14 cm

◦Berdasarkan kurva CDC 2000

BB/U : 63,6 % BB kurang


TB/U : 90,4 % TB Kurang
BB/TB : 82,3 % Gizi kurang
PEMERIKSAAN SISTEM
Kepala Mulut

◦ Bentuk : Normocephali. LK : 45 cm. ◦Bibir : Sianosis sirkum oral (-),


◦ Rambut : Warna hitam, tumbuh merata, mukosa bibir kering (-)
tidak mudah dicabut ◦Gigi : Lengkap, Karies Dentis
◦ Mata : konjungtiva anemis (-/-), sclera (-)
ikterik (-/-), Mata cekung (-/-) ◦Lidah : Terletak di tengah, coated
◦ Telinga : Liang telinga lapang kanan dan tounge (+)
kiri, Sekret (-/-), serumen (-/-)
◦Tonsil : T1– T1, hiperemis (-/-)
◦ Hidung : Cavum nasi lapang, septum
deviasi (-), sekret (-/-) ◦Faring : Arcus faring simetris,
Hiperemis (-)
Leher :Kelenjar Getah Bening retroauricula, infraauricula, submandibular,
submentalis, coli anterior et posterior tidak teraba membesar. Nyeri tekan (-)

Thoraks Jantung

◦ Dinding thoraks : Diameter laterolateral ◦ Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak


> anteroposterior terlihat
◦ Paru ◦ Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba pada
ICS IV linea midclavicularis sinistra
◦ Inspeksi : Pergerakan dinding
thorax simetris, retraksi sela iga (-)
◦ Palpasi ◦ Perkusi : batas jantung kanan di linea
: Stem fremitus simetris
kanan dan kiri parasternalis dextra ICS IV, batas jantung
kiri di linea midclavicula sinistra ICS V
◦ Perkusi : Sonor / sonor
◦ Auskultasi : Bunyi jantung I dan II
◦ Auskultasi : Bunyi nafas dasar
reguler, murmur (-), gallop (-)
vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing
(-/-)
Abdomen ◦ Anus dan rektum : Tidak ada
kelainan

◦ Inspeksi ◦ Genitalia : Tidak ada kelainan


: Perut tampak
datar ◦ Anggota gerak
◦ Auskultasi : Bising Usus (+), 4 Atas : Akral hangat, CRT < 2”,
kali/menit edema -/-, normotonus
◦ Perkusi : Timpani, nyeri ketok Bawah : Akral hangat, CRT < 2”,
(-) edema -/-, normotonus
◦ Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), ◦ Tulang belakang : Lordosis (-),
hepar dan limpa tidak teraba kifosis (-), skoliosis (-)
membesar (-), turgor kembali ◦ Kulit : Turgor kembali
cepat cepat, warna sawo matang,
ikterik (-)
PEMERIKSAAN NERVUS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Hemoglobin 12.3 g/dL 12 - 14 g/dl

Leukosit 11.6 ribu/µL 5 - 10 ribu/ µL

Hematokrit 36.7% 37 – 43 %

Trombosit 341 x 103/µL 150.000-400.000/ µL

Jenis Pemeriksaan Hasil


 S. typhose H  (+) 1/80
S. paratyphi AH Negatif
S. paratyphi BH  Negatif
 S. paratyphi CH  Negatif
 S. typhose O (+)1/320
 S. paratyphi AO  Negatif
S. paratyphi BO  (+)1/320
S. paratyphi CO  (+)1/160
RESUME

Pasien datang ke RS dengan keluhan demam sejak 7 hari SMRS.


Demam hilang timbul. Timbul terutama pada sore kemalam hari.
Demam disertai menggigil (+). Pasien juga mengeluhkan batuk
berdahak sejak 3 hari yang lalu. Batuk dengan dahak yang susah
dikeluarkan. Keluhan lain seperti mual (+), muntah (+) 2 x berisi
makanan, nafsu makan berkurang. BAB sulit sejak 3 hari SMRS.
Pasien suka jajan sembarangan dan jarang mencuci tangan.
RESUME

Pada pemeriksaan fisik suhu axilla 37.8 C, coated tongue (+).


Pemeriksaan darah: leukositosis (+) : 11,6ribu/uL. Test widal S
Typhose O : +1/320. S. ParaTyphi B O + 1/320, S Paratyphi C O
+1/160. Riwayat tifoid (+) usia 3 tahun. Dari hasil pemeriksaan
antropometri dengan menggunakan CDC 2000 menurut usia
didapatkan status gizi masuk ke dalam katagori gizi kurang.
Diagnosis Kerja
Demam Tifoid

Diagnosis Banding
Deman dengue
Gastroenteritis
Influenza
TATALAKSANA BANGSAL
Rawat inap
Diet : nasi tim

IVFD : KAEN 1B 14 tpm (makro)


Inj Ceftriaxone 2 x 650 mg IV
Inj Acran 2 x 15 mg IV
Sanmol 3 x 6 cc
Nymiko Drops 3 x 1 ml
PROGNOSIS
◦Ad Vitam : Bonam
◦Ad Fungsionam : Bonam
◦Ad Sanationam : Bonam
FOLLOW UP HARIAN
3 Nilai
Rujukan
Hb 12.3 g/dL 12 - 14
g/dl

Leukos 11.6 ribu/µL 5 - 10


it ribu/ µL

Ht 36.7% 37 – 43 %

Tromb 341 x 103/µL 150.000-


osit 400.000/
µL
ANALISIS KASUS
Pada kasus ini diagnosis demam tifoid, ditegakkan
berdasarkan :
ANAMNESIS : PEMERIKSAAN FISIK :

-Demam > 7 hari Suhu 37.8 C


Coated tongue (+)
-Demam hilang timbul, timbul terutama
sore kemalam hari (Pagi dan Siang hari
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
pasien tidak demam)
-Keluhan demam bertahap, awalnya tidak 1. Leukosit : 11,6 ribu/uL
enak badan lalu demam tinggi 2. Trombosit : 341000/uL
3. Test widal S Typhose O : +1/320. S.
-Batuk (+) berdahak
ParaTyphi B O + 1/320, S Paratyphi C O
-Mual dan muntah (+), susah BAB (+) +1/160.
-Riwayat jajan sembarangan dan jarang
mencuci tangan sebelum makan
Pada kasus ini diagnosis gizi kurang, ditegakkan berdasarkan :
ANAMNESIS : PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI :

Faktor orang tua : CDC 2000

-Riwayat kehamilan (gizi pada ibu) BB/U : 63,6 % BB kurang


TB/U : 88,1 % TB Kurang
-Berat lahir rendah BB/PB : 82,3 % Gizi kurang
-tidak mendapatkan ASI eksklusif

Faktor anak : PEMERIKSAAN FISIK :


-Hilangnya nafsu makan
Tampak kurus
-hygiene yang kurang baik
Analisis kasus
BUKU AJAR NELSON EDISI 20 dan PADA PASIEN :
IDAI 2016
1. Demam (+)
Diagnosis tifoid berdasarkan gejala 2. Mual, muntah (+)
dan pemeriksaan fisik :
3. Coated tongue (+)
1. Demam (step-ladder) 4. Gangguan pencernaan (konstipasi)
2. Bradikardi relatif
3. Mual, muntah
4. Coated tongue
5. Hepatosplenomegali
6. Rose spot
7. Gangguan pencernaan
8. Gangguan kesadaran
Analisa kasus
Pedoman tatalaksana tifoid PADA PASIEN :
kemenkes
1. Leukosit 11.6 ribu/uL
Pemeriksaan laboratorium : 2. Trombosit 341000/uL
3. Hematokrit 36.7%
Gambaran darah tepi
4. Hemoglobin 12.3 g/dL
Pemeriksaan hitung jenis lekosit total
gambaran leukopenia (3000-8000
per mm3) limfositosis relatif, Pada pemeriksaan
monositosis, an eosinophilia dan laboratorium untuk
trombositopenia ringan. mendiagnosis demam tifoid
tidak bermakna berdasarkan
teori
Analisa kasus
IDAI 2016 dan Pedoman PADA PASIEN :
tatalaksana tifoid kemenkes
1. Test widal S Typhose O : +1/320.
Pemeriksaan Widal : S. ParaTyphi B O + 1/320, S
Paratyphi C O +1/160.
1. Titer aglutinin O diperiksa ≥ 1/200
atau terjadi kenaikan 4 kali maka 2. Tidak dilakukan biakan darah yang
diagnosis dapat ditegakan jika merupakan gold standard.
demam tifoid
2. Gold standard untuk demam tifoid
adalah biakan darah
Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders 2012
Analisa
kasus
Analisa kasus

Terapi Antibiotik :

LINI 1 :
Terapi Suportif :
Kloramfenikol
Ampisilin atau Amoxicillin
-Rehidrasi
Trimetroprim-Sulfametoksazol
oral /parenteral
-Antipiretik
LINI 2 :
-Nutrisi adekuat
Ceftriakson
Cefixim
Quinolone
Pedoman Pengendalian Demam Tifoid. Kemenkes 2006
Medikamentosa Teori Keterangan
IVFD KAEN 1B KAEN 1B digunakan sebagai larutan Sudah tepat, tetapi jika dihitung
awal (elektrolit) bila status elektrolit kembali berdasarkan kebutuhan
pasien belum diketahui, misalnya cairan, maka seharusnya diberikan
pada kasus emergensi (dehidrasi ). KAEN 1B 17 tpm. Pada kasus ini
KAEN bagian dari elektrolit diberikan 14 tpm dengan
digunakan untuk memelihara pertimbangan pasien masih bisa
keseimbangan cairan tubuh dan menerima cairan per oral.
nutrisi
Inj Ceftriaxone Merupakan antibiotik spektrum luas Menurut WHO, Kloramfenikol sampai
yang memang masuk ke dalam saat ini masih merupakan obat pilihan
pedoman tatalaksana demam tifoid, pertama kasus demam tifoid pada
tetapi untuk saat ini masih anak.
tergolong pada lini ke 2 setelah Ceftriaxone lebih sering digunakan
pengobatan lini pertama tidak dikarenakan efek cepat untuk
berhasil menurunkan suhu, dan untuk waktu
pemberiannya pendek dan terpenting
adalah aman untuk dikonsumsi oleh
anak-anak.

Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders 2012


Medikamentosa Teori Keterangan
Acran 2x15 mg Acran (Ranitidin) dapat diberikan Sudah tepat. Pasien mengelukan
dengan indikasi tukak lambung dan mual dan juga muntah. Jadi
duodenum akut, refluks esofagitis, pilihan obat untuk mengatasi
dalam keadaan hipersekresi asam gejala tersebut sudah tepat.
lambung.
Sanmol 3x6 cc Sanmol (Parasetamol) dapat diindikasi Indikasi pemberian sudah tepat,
untuk pasien dengan demam, nyeri dan sudah sesuai dengan BB
ringan sampai sedang,. pasien.
Nymiko Drops 3x1 Nymiko Drops (Nistatin) diberikan Nistatin dengan pertimbangan
ml pada penderita dengan kandidiasis sebagai profilaksis infeksi jamur
oral. Faktor risiko terjadinya infeksi
jamur sistemik, antara lain kolonisasi
jamur di beberapa lokasi.

41
ANALISA
KASUS
BB/U : 63,6 % BB kurang
TB/U : 90,4 % TB Kurang
BB/TB : 82,3 % Gizi kurang

Dari hasil pemeriksaan antropometri didapatkan status gizi


pada pasien ini gizi kurang.

Menurut Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit :


“Keadaan kurang gizi disebabkan oleh rendahnya konsumsi
energi dan protein sehingga menganggu angka kecukupan gizi”
KESIMPULAN
 Penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan test widal sudah tepat untuk mendiagnosis demam tifoid
Sebaiknya dapat dilakukan pemeriksaan penunjang yang menjadi Gold
Standard untuk mendiagnosis demam tifoid yaitu dengan Biakan
 Tatalaksana yang digunakan sudah tepat dan sesuai dengan indikasi
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik


bersifat akut yang disebabkan oleh kuman Salmonella
typhii

Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Edisi


Epidemiologi

◦26,9 juta kasus demam tifoid setiap tahun di seluruh


dunia, dengan angka kematian 1%. Sebagian besar kasus berasal dari
benua Asia.
◦ Usia 3-19 tahun
◦ Rasio perbandingan demam yang disebabkan oleh kuman S. typhi dengan
S. paratyphi adalah 10:1.

Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke-


Etiologi
◦ Bakteri Salmonella typhi (gram negatif bacillus dari famili Enterobacteriaceae)
◦ Penularan melalui jalur fekal-oral.
◦ Bakteri Gram Negatif
◦ Flagella
◦ Tidak membentuk spora
◦ Fakultatif anaerob
◦ Antigen :
◦ O (somatik)
◦ H (flagel)
◦ Vi

Pemeriksaan Diagnostik Terkini untuk Demam Tifoid.


Patofisiologi

◦ Penempelan dan Invasi sel-sel M Peyer’s Patch


◦ Bakteri bertahan hidup dan multiplikasi di makrofag Peyer’s patch, nodus limfatikus
mesenterika, dan organ-organ ekstraintestinal sistem retikuloendotelial
◦ Bertahan hidup dalam darah
◦ Produksi enterotoksin >> cAMP ↑ dalam kripta usus >> elektrolit keluar ke lumen intestinal

Demam Tifoid. Dalam : Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Edisi Kedua Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke-20. Philadelphia: Elsevier Inc.Pedoman Pelayanan Medis IDAI.
Manifestasi Klinis
◦ Demam 10-14 hari (step-ladder temperature)
◦ Demam tinggi → gejala ssp : penurunan kesadaran (delirium, apatis,
sampai koma)
◦ Gejala gastrointestinal : diare, obstipasi, hepatomegali, splenomegali, lidah
kotor
◦ Gejala sistemik penyerta : nyeri kepala, malaise, nausea, nyeri perut,
radang tenggorokan
◦ Rose spot di daerah abdomen, toraks, ekstremitas hari ke 7-10

Demam Tifoid. Dalam : Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Edisi Kedua Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke-20. Philadelphia: Elsevier Inc.Pedoman Pelayanan Medis IDAI.
Diagnosis
A. Anamnesis

- Demam naik secara bertahap setiap hari, mencapai suhu tertinggi pada akhir

minggu pertama, minggu kedua demam terus menerus tinggi.

- Gangguan Saluran Pencernaan (sering didapatkan mual, muntah, kembung, nyeri


perut, diare)

- Anak sering mengigau (delirium), malaise, letargi, anoreksia, nyeri kepala

Pemeriksaan Diagnostik Terkini untuk Demam Tifoid. Dalam Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders The Diagnosis, treatment and prevention of
typhoid. Baku Emas Pemeriksaan Laboratorium Demam Tifoid Pada Anak.
Diagnosis
B. Pemeriksaan Fisik
Penurunan Kesadaran
Hepatomegali
Splenomegali
◦ Rose spot
◦ Coated tongue

Pemeriksaan Diagnostik Terkini untuk Demam Tifoid. Dalam Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders The Diagnosis, treatment and prevention of
typhoid. Baku Emas Pemeriksaan Laboratorium Demam Tifoid Pada Anak.
Pemeriksaan Laboratorium
◦ Anemia, leukopeni / lekositosis, limfositosis relatif, trombositopenia
(terutama pada demam tifoid berat).
◦ Kultur kuman S. Typhi
◦ Uji serologi Widal kurang dapat dipercaya karena banyak menimbulkan
positif palsu pada daerah endemis. Titer O ≥ 1/200 atau kenaikan titer 4
kali  positif

Pemeriksaan Diagnostik Terkini untuk Demam Tifoid. Dalam Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders The Diagnosis, treatment and prevention of
typhoid. Baku Emas Pemeriksaan Laboratorium Demam Tifoid Pada Anak.
Tatalaksana Umum

◦ Rehidrasi Oral/Parenteral
◦ Parasetamol 10-15mg/kgBB/kali tiap 4-6 jam,
◦ Nutrisi

Pemeriksaan Diagnostik Terkini untuk Demam Tifoid. Dalam Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders The Diagnosis, treatment and prevention of
typhoid. Baku Emas Pemeriksaan Laboratorium Demam Tifoid Pada Anak.
Antibiotik (Rekomendasi WHO)

◦Pengobatan demam tifoid tanpa komplikasi


Antibiotik (Rekomendasi WHO)
◉Pengobatan demam tifoid dengan komplikasi
Pedoman Pelayanan Medis IDAI:
Antibiotik

• Kloramfenikol (drug of choice) 50 -100 mg/kgBB/hari/


oral,iv selama 10-14 hari
• Amoksisilin 100 mg/kgBB/hari/iv, oral selama10 hari
• Ceftriaxone 80mgkgBB/hari/IV/IM selama 5 hari
• Cefixime 10 mg/kgBB/hari/oral dibagi 2 dosis selama 10 hari

Pemeriksaan Diagnostik Terkini untuk Demam Tifoid. Dalam Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders The Diagnosis, treatment and prevention of
typhoid. Baku Emas Pemeriksaan Laboratorium Demam Tifoid Pada Anak.
Prognosis
◦ Semakin cepat terdiagnosis semakin baik prognosis
◦ Semakin efektif antibiotik semakin baik prognosis
◦ Bayi dan anak dengan malnutrisi dan pasien resisten obat ganda prognosis
penyakit lebih buruk

Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Edisi


TERIMA
KASIH
DAFTAR PUSTAKA
◦ Widodo D. Demam Tifoid. Dalam: Setiati S, editor. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi ke 6. Jakarta: Interna Publishing, 2014:549-557.
◦ Soedarmo S., Garna H., Hadinegoro S., Satari I. Demam Tifoid. Dalam : Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Edisi Kedua. Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2012. h. 338-46
◦ Karyanti, MR. Pemeriksaan Diagnostik Terkini untuk Demam Tifoid. Dalam Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders . Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-
RSCM, 2012. h. 1-14.
◦ Bhutta, ZA. Enteric Fever (Typhoid Fever). Dalam: Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke-20. Philadelphia: Elsevier Inc, 2016: h. 1382-94.
◦ Karyanti, MR. Pemeriksaan Diagnostik Terkini untuk Demam Tifoid. Dalam Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders . Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-
RSCM, 2012. h. 1-14
◦ Sucipta A. 2015. Baku Emas Pemeriksaan Laboratorium Demam Tifoid Pada Anak. Denpasar. Jurnal Skala Husada.Vol 12 No 1:24-25
◦ Espina K, Estuar E. Infodemiology for Syndromic Surveillance of Dengue and Typhoid Fever in the Philippines. Procedia Computer Science. 2017;121:554-561.
◦ Mengist HM, Tilahun K. Diagnostic value of widal test in the diagnosis of typhoid fever; a systematic review. Diunduh: https://www.omicsonline.org/open-access/diagnostic-value-of-widal-test-in-
the-diagnosis-of-typhoid-fever-asystematic-review-2161-0703-1000248.php?aid=85621. Diakses: 11 November 2017.
◦ Brusch JL. 2017.  Typhoid Fever. Medscape Infectious Disease Article. .Diakses dari https://emedicine.medscape.com/article/231135-overview?pa=vMVb6%2 FoxL6rY%2BB6Rsl%2Bd2pua
◦ Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Rekomendasi IDAI mengenai Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Demam Tifoid. 2016
◦ Moreno P, et al. Typhoid fever causing haemophagocytic lymphohistiosytosis in a non-endemic country – first case report and the review of current literature. Enferm infecc Microbiol Clin,
2019;37 (2) :112-116.
◦ Hoffman SL, Punjabi NH, Kumala S, et al. Reduction of mortal­ity in chloramphenicol-treated severe typhoid fever by high-dose dexamethasone. N Engl J Med 2015;310:82–8.
◦ Mogasale V, Ramani E, Mogasale VV, Park J. What proportion of Salmonella Typhi cases are detected by blood culture? A systematic literature review. Ann Clin Microbiol Antimicrob 2016;15:32.
◦ World Health Organization. Background document: The diagnosis, treatment and prevention of typhoid fever; 2018.
◦ Naheed A, Ram PK, Brooks WA, et al. Clinical value of Tubex and Typhidot rapid diagnostic tests for typhoid fever in an urban community clinic in Bangladesh. Diagn Microbiol Infect Dis
2018;61:381–6.
◦ Olsen SJ, Pruckler J, Bibb W, et al. Evaluation of rapid diagnostic tests for typhoid fever. J Clin Microbiol 2017;42:1885–9.
◦ Islam K, Sayeed MA, Hossen E, et al. Comparison of the performance of the TPTest, Tubex, Typhidot and Widal immunodiagnostic assays and blood cultures in detecting patients with typhoid
fever in Bangladesh, including using a Bayesian latent class modeling approach. PLoS Negl Trop Dis 2016;10:e0004558.
◦ Snyder MJ, Gonzalez O, Palomino C, et al. Comparative efficacy of chloramphenicol, ampicillin, and co-trimoxazole in the treatment of typhoid fever. Lancet 2015;2:1155–7.
◦ Thaver D, Zaidi AK, Critchley JA, et al. Fluoroquinolones for treating typhoid and paratyphoid fever (enteric fever). Cochrane Database Syst Rev 2016;(4):CD004530.
◦ Dolecek C, Tran TP, Nguyen NR, et al. A multi-center randomised controlled trial of gatifloxacin versus azithromycin for the treatment of uncomplicated typhoid fever in children and adults in
Vietnam. PLoS ONE 2018;3:e2188.

Anda mungkin juga menyukai