Keluhan • Diare
Utama
Keluhan • Demam
Tambaha • Batuk
n
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien terdiagnosis HIV positif sejak • Riwayat HIV pada ayah dan ibu pasien.
tahun 2016 dan minum obat teratur. • Tidak terdapat riwayat batuk yang lama pada
orang dewasa disekitar pasien.
RIWAYAT PENGOBATAN
RIWAYAT KELAHIRAN :
Motorik kasar
• Tengkurap : pada usia 5 bulan
• Duduk : pada usia 7 bulan
• Berdiri : pada usia 13 bulan
• Berjalan : pada usia 20 bulan
Bahasa
• Bicara : pada usia 24 bulan
Susu Makanan
USIA ASI Bubur susu Nasi Tim
Formula Keluarga
0-2 bulan - + - - -
2-4 bulan - + - - -
4-6 bulan - + - - -
6-8 bulan - + - - -
8-10 bulan - + + - -
10-12 bulan - + + + -
12-24 bulan - + + + +
24-34 bulan - + - - +
Di atas usia 1 tahun
Jenis Makanan Frekuensi
Nasi 7 hari dalam seminggu @ 3 kali sehari @ setengah centong nasi
Sayur 3 hari dalam seminggu @ 1 kali sehari @ 1 sendok sayur / 1 kali makan
Daging 2 hari dalam seminggu @ 1 kali sehari @ 1 potong / 1 kali makan
Telur 4 hari dalam seminggu @ 2 kali sehari @ 1 butir / 1 kali makan
Ikan 3 hari dalam seminggu @ 1 kali sehari @ 1 potong / 1 kali makan
Tahu 3 hari dalam seminggu @ 2 kali sehari @ 1 potong / 1 kali makan
Tempe 3 hari dalam seminggu @ 2 kali sehari @ 1 potong / 1 kali makan
Susu formula 7 hari dalam seminggu @ 3 kali dalam sehari
Jenis Ulangan
Dasar (Umur)
Imunisasi (Umur)
Kesimpulan : Imunisasi dasar lengkap, tidak diberikan imunisasi tambahan seperti influenza, MMR, rotavirus.
RIWAYAT KELUARGA
Ayah Ibu
Usia 35 tahun 33 tahun
Pernikahan ke Pertama Pertama
Usia saat menikah 29 tahun 27 tahun
Pendidikan Sekolah menengah atas Sekolah menengah atas
Pekerjaan TNI AD Ibu rumah tangga
Agama Islam Islam
Suku bangsa Jawa Jawa
Riwayat penyakit HIV HIV
Konsanguinitas Tidak ada Tidak ada
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI : Tempat tinggal keluarga pasien adalah rumah milik
sendiri yang tidak terlalu padat penduduk, menurut pasien lingkungan rumah cukup bersih
dan sumber air tanah untuk keperluan sehari-hari, sumber air minum mineral dari galon.
Jumlah yang tinggal dirumah 3 orang.
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM : Tampak sakit sedang
KESADARAN : GCS : E4, M6, V5 , Kompos Mentis
STATUS MENTAL : Tenang
Tinggi Badan : 103 cm
Berat Badan : 13 kg
Tanda vital
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Laju nadi : 90 x/menit reguler, ekual di keempat ekstremitas, isi cukup
Laju nafas : 24 x/menit reguler, tipe pernafasan abdominothorakal
Suhu : 38,6 0 c di axilla sinistra
Lingkar kepala: 51 cm
Lingkar lengan atas : 15 cm
STATUS GIZI : Menurut grafik WHO untuk anak laki-laki usia 0-5 tahun
BB : 13 kg
TB : 103 cm
LLA : 15 cm
BB/U : 13 kg/4,7 th : (-3 < Z-score < -2) = Berat badan kurang
TB/U : 103 cm/4,7 th : (-2 < Z-score < 0) = Tinggi badan normal
BB/TB : 13 kg/103 cm : (-3 < Z-score < -3) = Gizi kurang
LLA/U: 15 cm/4,7 th : (-1) = Gizi kurang
Kesimpulan : Tinggi badan normal, Gizi kurang
KEPALA
• Bentuk : Bulat, simetris, normosefali
• Rambut : Warna hitam, distribusi merata, tidak mudah
dicabut
• Kulit kepala : Tidak ada kelainan
WAJAH
• Tidak ada nyeri tekan sinus
MATA
• Simetris, mata tidak cekung
• Palpebra : Tidak edema
• Konjungtiva : Tidak anemis, tidak terdapat konjungtiva fliktenularis
• Sklera : Tidak ikterik
• Pupil : Bulat, isokor kiri dan kanan
• Lensa : Jernih
• Bola mata : Baik kesegala arah
• Refleks cahaya langsung dan tidak langsung : positif pada kedua mata
TELINGA
• Bentuk : Normotia, simetris
• Lubang telinga : Liang lapang, Tidak hiperemis
• Gendang telinga : Intak, tepi tidak hiperemis, refleks cahaya pasitif dikedua telinga
• Perdarahan/sekret : Tidak terdapat perdarahan maupun sekret
HIDUNG
• Bentuk normal
• Septum : Tidak deviasi
• Konka : Tidak edema
• Mukosa : Tidak hiperemis
• Tidak terdapat sekret pada hidung
MULUT
• Bibir : Tidak pucat, tidak sianosis, tidak kering
• Lidah : Tidak ada atropi papil, lidah simetris
• Tonsil : T1-T1 tidak hiperemis
• Faring : Hiperemis, tidak terdapat sekret
• Mukosa : Lembab, tidak terdapat sariawan
LEHER
• Bentuk : Normal
• Trakhea : Di tengah
• KGB : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar getah bening colli
• Tiroid : Simetris, tidak ada pembesaran
• JVP : Tidak meningkat
TORAKS
Bentuk : Normal
Pulmonal :
ANTERIOR POSTERIOR
KANAN KIRI KANAN KIRI
Tidak ada jaringan Tidak ada jaringan Tidak ada jaringan Tidak ada jaringan
Inspeksi parut, tidak ada parut, tidak ada parut, tidak ada parut, tidak ada
retraksi sela iga retraksi sela iga retraksi sela iga retraksi sela iga
Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada
simetris, tidak ada simetris, tidak ada simetris, tidak ada simetris, tidak ada
krepitasi, tidak ada krepitasi, tidak ada krepitasi, tidak ada krepitasi, tidak ada
Palpasi benjolan, tidak ada benjolan, tidak ada benjolan, tidak ada benjolan, tidak ada
massa, tidak ada massa, tidak ada massa, tidak ada massa, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pelebaran sela iga pelebaran sela iga pelebaran sela iga pelebaran sela iga
Perkusi Sonor Sonor Sonor Sonor
Suara nafas Suara nafas Suara nafas Suara nafas
vesikular, tidak ada vesikular, tidak ada vesikular, tidak ada vesikular, tidak ada
Auskultasi
rhonki, tidak ada rhonki, tidak ada rhonki, tidak ada rhonki, tidak ada
wheezing wheezing wheezing wheezing
Jantung :
Abdomen :
Ekstremitas :
• Superior : Bentuk normal, akral hangat, tidak edema di kanan dan kiri, tidak sianosis
dikanan dan kiri, tidak deformitas kanan dan kiri, capillary refill time < 3 detik
• Inferior : Bentuk normal, akral hangat, tidak edema di kanan dan kiri, tidak sianosis dikanan
dan kiri, tidak deformitas kanan dan kiri, capillary refill time < 3 detik
HEMATOLOGI
Jenis Pemeriksaan 16 April 2018 6 Agustus 2018 Nilai Rujukan
Hemoglobin 9,5 g/dL 10,6 g/dL 11,5 – 13,5 g/dL
Hematokrit 31 % 30 % 34 – 40 %
Eritrosit 4.2 juta/uL 4.0 juta/uL 3.9 – 5.3 juta/uL
Leukosit 1890 /uL 4930 /uL 5.500 – 15.500 /uL
Trombosit 450000 /uL 623000/uL 150.000 – 400.000 /uL
MCV 74 fL 76 fL 75 – 87 fL
MCH 23 pg 25 pg 24 – 30 pg
MCHC 31 g/dL 32 g/dL 31 – 37 g/dL
IMUNOSEROLOGI
Jenis Pemeriksaan 16 April 2018 6 Agustus 2018 Nilai Rujukan
CD 4 % 4.75 % 31-60 %
CD 4 53 63 410 – 1590 Cell/uL
Pasien juga merasakan demam yang terus menerus, sering berulang, demam pada pasien ini terkadang
dengan penyebab yang tidak jelas, tiga hari pasien mengalami demam kemudian demam bisa sembuh
sendiri, tanpa diberikan obat penurun panas.
R Pasien disertai dengan sesak nafas dan disertai dengan sariawan di mulut yang tidak sembuh-sembuh
E lalu dibawa ke RSPD Gatot Soebroto dilakukan pemeriksaan laboratorium dikatakan pasien
mengalami Human Immunideficiency Virus.
S
U
Pasien kurang nafsu makan, terkadang hanya menghabiskan ½ porsi makanan. berat badan pasien
M turun sebanyak 5 kg dalam 2 bulan, kini berat badan pasien 13 kg.
E
Pemeriksaan Fisik : Tekanan darah : 100/60 mmHg, Laju nadi : 90 x/menit, irama reguler, ekual di
keempat ekstremitas, isi cukup kuat, Laju napas : 24 x/menit, reguler, abdominothorakal, Suhu : 38,6 0 c
di axilla, Lingkar kepala : 51 cm, Lingkar lengan atas : 15 cm, faring hiperemis, pada pasien terdapat
status gizi kurang.
Hasil pemeriksaan penunjang : Hb : 10.6 g/dL, Ht : 30%, Eritrosit : 4.0 juta/uL, Leukosit : 4930 /uL, Trombosit
: 623000 /uL, MCV : 76 fL, MCH : 25 pg, MCHC : 32 g/dL, CD4 : 63cell/uL.
• Human Immunodeficiency Virus
DIAGNOSIS • Imflammatory bowl disease
BANDING • Faringitis
• Gizi kurang
• Photo thoraks
RENCANA • Sputum BTA
PEMERIKSAAN • Mantoux test
• Darah samar
PENATALAKSANAAN
EPIDEMIOLOGI
• Penularan HIV sekitar 50-80% lebih sering terjadi akibat infeksi perinatal
(vertical), yaitu baik intrauterine melalui plasenta, selama persalinan melalui
pemaparan dengan darah atau sekret jalan lahir, maupun yang terjadi setelah
lahir (pasca natal) yaitu melalui air susu ibu (ASI).
ETIOLOGI
• Virus penyebab defisiensi imun yang dikenal dengan
nama Human Immunodeficiency Virus (HIV), suatu
virus RNA dari famili Retrovirus dan
subfamili Lentiviridae. Dikenal dua serotype HIV yaitu
HIV-1 dan HIV-2
• Sel target virus ini terutama sel Limfosit T, karena
mempunyai reseptor untuk virus HIV yang disebut CD-
4. Didalam sel Limfosit T, virus dapat berkembang,
hidup lama dalam sel dengan keadaan inaktif
PATOFISIOLOGI
Infeksi HIV terjadinya dengan adanya reseptor molekul CD4,
Sel limfosit T memiliki CD4 paling banyak
Provirus dapat
memicu
DNA pindah terjadinya
kesitoplasma replika dengan
Seuntai DNA ke dalam inti kecepatan
mengalami sel limfosit T tinggi
RNA dari virus polimerasi dan menyisip
mengalami menjadi dua ke dalam DNA
Diskontinyuita transkripsi untai DNA sel pejamu
s dari membran menjadi dengan enzim dengan enzim
Penempelan sel limfosit T seuntai DNA polimerasi integrase
virus pada sel dengan (provirus)
limfosit T bantuan enzim
reverse
transcriptase
Anak yang terinfeksi HIV memiliki perubahan dalam sistem
imunitas tubuhnya seperti halnya pada orang dewasa yang terinfeksi
HIV. Penurunan sel CD4 mungkin tidak terlalu drastis karena
biasanya bayi memiliki limfositosis relative.
Kontak
seksual
Jarum
terkontaminasi
Faktor cara penularan :
• Menular saat persalinan melalui percampuran darah ibu dan darah bayi.
• Bayi menelan darah ataupun lendir ibu.
• Persalinan yang berlangsung lama.
• Ketuban pecah lebih dari 4 jam.
• Penggunaan elektrode pada kepala janin, penggunaan vakum atau
forceps, dan tindakan episiotomi.
• Bayi yang lebih banyak mengonsumsi makanan campuran daripada ASI
MANIFESTASI KLINIK
Penatalaksanaan persalinan
• Sectio caesarea
Pedoman WHO mengenai penularan dari ibu terhadap bayi :
• ART untuk semua ibu hamil yang HIV-positif dengan jumlah CD4 di bawah 350 atau
penyakit WHO stadium 3 atau penyakit HIV stadium 4, tidak menunda mulai pengobatan
AZT dan 3TC atau tenofovir dan dengan 3TC atau FTC.
• Penyediaan antiretroviral profilaksis yang lebih lama untuk ibu hamil yang HIV-positif
yang membutuhkan ART untuk kesehatan ibu.
• Bayi menerima profilaksis nevirapine selama enam minggu setelah lahir apabila ibunya
menyusui, dan profilaksis dengan nevirapine atau AZT selama enam minggu apabila ibu
tidak menyusui.
• Pemberian ART kepada ibu atau bayi selama masa menyusui, dengan anjuran bahwa
menyusui dan profilaksis harus dilanjutkan hingga bayi berusia 12 bulan apabila status
bayi adalah HIV-negatif atau tidak diketahui.
• Apabila ibu dan bayi adalah HIV-positif, menyusui harus didorong untuk paling sedikit
dua tahun hidup, sesuai dengan anjuran bagi populasi umum.
BAB III
ANALISA KASUS
Diare hilang
timbul dan
sering Pada pemeriksaan
berulang fisik : Status Gizi
kurang
Demam hilang
timbul dan
sering
berulang
Pemeriksaan
Sariawan immunoserologi
Human Immunodeficiency
disekitar
Virus
mulut