Anda di halaman 1dari 53

Presentasi Kasus

Human Immunodeficiency Virus

Moderator : dr. Yenny Purnama, Sp.A. M.Kes. MARS


 Tutor : dr. Huiny Tjokrohusada Sp. A. MH. Kes

Disusun oleh : Anum Sasmita ( 1102012025 )

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO
PERIODE 06 AGUSTUS – 12 OKTOBER 2018
BAB I
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN

Nama : An. Z.S


Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir/Usia : 28 januari 2014 / 4 tahun 7 bulan
Alamat : Asrama Denarhanud Rudal Tangerang
No Rekam Medis : 8350xx
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 06 agustus 2018
Datang Sendiri / Rujukan : Datang sendiri
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
ANAMNESIS

Keluhan • Diare
Utama

Keluhan • Demam
Tambaha • Batuk
n
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

2 tahun sebelum masuk rumah 1 bulan sebelum masuk rumah sakit


sakit
• Demam yang hilang timbul, • Berat badan pasien turun
dengan penyebab yang tidak sebanyak 3 kg
jelas • Pasien merasa kurang nafsu
• Saat itu demam disertai dengan
makan, hanya menghabiskan ½
sesak nafas porsi makanan
• Terdapat sariawan yang sulit
hilang.
• Berat badan turun sebanyak 5 kg
dalam 2 bulan.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
lanjutan

3 hari sebelum masuk rumah sakit


7 hari sebelum masuk rumah sakit
• Buang air besar cair > 5 kali dalam sehari
• Pasien mengalami batuk tidak
• Terdapat lendir dan berbau busuk
berdahak
• Setiap kali diare sebanyak ± ½ gelas,
• Pasien merasakan nyeri
terkadang terdapat ampas.
menelan.
• Diare sudah dirasakan hilang timbul dan
sering berulang sejak 2 tahun yang lalu.
• Tidak ditemukan kemerahan dan lecet di
dubur, buang air kecil tidak ada keluhan.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
lanjutan

Orangtua pasien di diagnosa HIV sejak tahun 2015

Pengobatan tablet ARV dan tidak teratur diminum

Orangtua merasa khawatir dengan keluhan yang dirasakan pasien

Pasien dilakukan pemeriksaan laboratorium dan dikatakan pasien


menderita penyakit HIV.

Pasien diberikan pengobatan ARV diminum 2 kali sehari selama


seumur hidup
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Pasien terdiagnosis HIV positif sejak • Riwayat HIV pada ayah dan ibu pasien.
tahun 2016 dan minum obat teratur. • Tidak terdapat riwayat batuk yang lama pada
orang dewasa disekitar pasien.

RIWAYAT PENGOBATAN

Pasien mengonsumsi obat ARV sejak


tahun 2016
RIWAYAT KEHAMILAN :

• Morbiditas Kehamilan : Keluhan mual muntah hebat tidak ada


• Perawatan antenatal : Selama kehamilan ibu melakukan pemeriksaan sebanyak 3
kali

RIWAYAT KELAHIRAN :

• Tempat lahir : Rumah sakit, Penolong persalinan : Bidan, Cara persalinan :


Spontan, Berat badan lahir : 3800 gram, Panjang badan lahir : 40 cm, Usia
gestasi : cukup bulan, Keadaan bayi setelah lahir : langsung menangis, tidak
kebiruan, tidak pucat, tidak ada kuning, tidak ada kejang, Kelainan bawaan tidak ada
RIWAYAT PERKEMBANGAN

Motorik kasar
• Tengkurap : pada usia 5 bulan
• Duduk : pada usia 7 bulan
• Berdiri : pada usia 13 bulan
• Berjalan : pada usia 20 bulan

Bahasa
• Bicara : pada usia 24 bulan

Motorik halus dan kognitif


• Menulis : manggambar orang
• Membaca : -
• Prestasi belajar : -

Kesimpulan : Perkembangan anak normal sesuai usia


RIWAYAT NUTRISI

Susu Makanan
USIA ASI Bubur susu Nasi Tim
Formula Keluarga

0-2 bulan - + - - -

2-4 bulan - + - - -

4-6 bulan - + - - -

6-8 bulan - + - - -

8-10 bulan - + + - -

10-12 bulan - + + + -

12-24 bulan - + + + +

24-34 bulan - + - - +
Di atas usia 1 tahun
Jenis Makanan Frekuensi
Nasi 7 hari dalam seminggu @ 3 kali sehari @ setengah centong nasi
Sayur 3 hari dalam seminggu @ 1 kali sehari @ 1 sendok sayur / 1 kali makan
Daging 2 hari dalam seminggu @ 1 kali sehari @ 1 potong / 1 kali makan
Telur 4 hari dalam seminggu @ 2 kali sehari @ 1 butir / 1 kali makan
Ikan 3 hari dalam seminggu @ 1 kali sehari @ 1 potong / 1 kali makan
Tahu 3 hari dalam seminggu @ 2 kali sehari @ 1 potong / 1 kali makan
Tempe 3 hari dalam seminggu @ 2 kali sehari @ 1 potong / 1 kali makan
Susu formula 7 hari dalam seminggu @ 3 kali dalam sehari

Kesulitan makan : pasien mengalami kesulitan makan , hanya menghabiskan ½ porsi


makanan.
Kesimpulan : Kualitas makan pasien baik dan Kuantitas pemberian makanan kurang.
RIWAYAT IMUNISASI

Jenis Ulangan
Dasar (Umur)
Imunisasi (Umur)

Hepatitis B 0 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan  

Polio 0 bulan 1 bulan 2 bulan 3 bulan 2 tahun


BCG 1 bulan        
DTP 2 bulan 3 bulan 4 bulan   2 tahun
HiB 2 bulan 3 bulan 4 bulan   2 tahun
Campak 9 bulan        
Imunisasi Lain : Tidak diberikan

Kesimpulan : Imunisasi dasar lengkap, tidak diberikan imunisasi tambahan seperti influenza, MMR, rotavirus.
RIWAYAT KELUARGA

  Ayah Ibu
Usia 35 tahun 33 tahun
Pernikahan ke Pertama Pertama
Usia saat menikah 29 tahun 27 tahun
Pendidikan Sekolah menengah atas Sekolah menengah atas
Pekerjaan TNI AD Ibu rumah tangga
Agama Islam Islam
Suku bangsa Jawa Jawa
Riwayat penyakit HIV HIV
Konsanguinitas Tidak ada Tidak ada

RIWAYAT SOSIAL EKONOMI : Tempat tinggal keluarga pasien adalah rumah milik
sendiri yang tidak terlalu padat penduduk, menurut pasien lingkungan rumah cukup bersih
dan sumber air tanah untuk keperluan sehari-hari, sumber air minum mineral dari galon.
Jumlah yang tinggal dirumah 3 orang.
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM : Tampak sakit sedang
KESADARAN : GCS : E4, M6, V5 , Kompos Mentis
STATUS MENTAL : Tenang
Tinggi Badan : 103 cm
Berat Badan : 13 kg
Tanda vital
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Laju nadi : 90 x/menit reguler, ekual di keempat ekstremitas, isi cukup
Laju nafas : 24 x/menit reguler, tipe pernafasan abdominothorakal
Suhu : 38,6 0 c di axilla sinistra
Lingkar kepala: 51 cm
Lingkar lengan atas : 15 cm
STATUS GIZI : Menurut grafik WHO untuk anak laki-laki usia 0-5 tahun
BB : 13 kg
TB : 103 cm
LLA : 15 cm
BB/U : 13 kg/4,7 th : (-3 < Z-score < -2) = Berat badan kurang
TB/U : 103 cm/4,7 th : (-2 < Z-score < 0) = Tinggi badan normal
BB/TB : 13 kg/103 cm : (-3 < Z-score < -3) = Gizi kurang
LLA/U: 15 cm/4,7 th : (-1) = Gizi kurang
Kesimpulan : Tinggi badan normal, Gizi kurang
KEPALA
• Bentuk : Bulat, simetris, normosefali
• Rambut : Warna hitam, distribusi merata, tidak mudah
dicabut
• Kulit kepala : Tidak ada kelainan

WAJAH
• Tidak ada nyeri tekan sinus
MATA
• Simetris, mata tidak cekung
• Palpebra : Tidak edema
• Konjungtiva : Tidak anemis, tidak terdapat konjungtiva fliktenularis
• Sklera : Tidak ikterik
• Pupil : Bulat, isokor kiri dan kanan
• Lensa : Jernih
• Bola mata : Baik kesegala arah
• Refleks cahaya langsung dan tidak langsung : positif pada kedua mata
TELINGA
• Bentuk : Normotia, simetris
• Lubang telinga : Liang lapang, Tidak hiperemis
• Gendang telinga : Intak, tepi tidak hiperemis, refleks cahaya pasitif dikedua telinga
• Perdarahan/sekret : Tidak terdapat perdarahan maupun sekret
HIDUNG
• Bentuk normal
• Septum : Tidak deviasi
• Konka : Tidak edema
• Mukosa : Tidak hiperemis
• Tidak terdapat sekret pada hidung
MULUT
• Bibir : Tidak pucat, tidak sianosis, tidak kering
• Lidah : Tidak ada atropi papil, lidah simetris
• Tonsil : T1-T1 tidak hiperemis
• Faring : Hiperemis, tidak terdapat sekret
• Mukosa : Lembab, tidak terdapat sariawan
LEHER

• Bentuk : Normal
• Trakhea : Di tengah
• KGB : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar getah bening colli
• Tiroid : Simetris, tidak ada pembesaran
• JVP : Tidak meningkat
TORAKS
Bentuk : Normal
Pulmonal :

  ANTERIOR POSTERIOR
  KANAN KIRI KANAN KIRI
Tidak ada jaringan Tidak ada jaringan Tidak ada jaringan Tidak ada jaringan
Inspeksi parut, tidak ada parut, tidak ada parut, tidak ada parut, tidak ada
retraksi sela iga retraksi sela iga retraksi sela iga retraksi sela iga
Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada
simetris, tidak ada simetris, tidak ada simetris, tidak ada simetris, tidak ada
krepitasi, tidak ada krepitasi, tidak ada krepitasi, tidak ada krepitasi, tidak ada
Palpasi benjolan, tidak ada benjolan, tidak ada benjolan, tidak ada benjolan, tidak ada
massa, tidak ada massa, tidak ada massa, tidak ada massa, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pelebaran sela iga pelebaran sela iga pelebaran sela iga pelebaran sela iga
Perkusi Sonor Sonor Sonor Sonor
Suara nafas Suara nafas Suara nafas Suara nafas
vesikular, tidak ada vesikular, tidak ada vesikular, tidak ada vesikular, tidak ada
Auskultasi
rhonki, tidak ada rhonki, tidak ada rhonki, tidak ada rhonki, tidak ada
wheezing wheezing wheezing wheezing
Jantung :

• Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak


• Palpasi :Iktus cordis teraba pada sela iga IV linea midclavicularis sinistra, kuat angkat, tidak
teraba adanya thrill.
• Perkusi : Batas Jantung kanan di linea parasternalis dextra pada sela iga IV, batas jantung kiri di
linea midclavicularis sinistra pada sela iga IV, batas atas jantung di linea parasternalis sinistra
pada sela iga II
• Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni normal, tidak ada murmur, tidak ada gallop

Abdomen :

• Inspeksi : Cembung, simetris, tidak ada jaringan parut


• Auskultasi : Bising usus positif normal
• Palpasi : Lembut, tidak ada nyeri tekan diseluruh lapang abdomen, hepar tidak teraba, lien
tidak teraba, ginjal tidak teraba, tidak teraba massa, tidak ada ascites.
• Perkusi : Timpani diseluruh lapang abdomen
Genitalia :

• Penis (+), fimosis (-), Testis (+/+), Skrotum (+)

Anus : (+), tidak terdapat lecet dan kemerahan di dubur

Ekstremitas :

• Superior : Bentuk normal, akral hangat, tidak edema di kanan dan kiri, tidak sianosis
dikanan dan kiri, tidak deformitas kanan dan kiri, capillary refill time < 3 detik
• Inferior : Bentuk normal, akral hangat, tidak edema di kanan dan kiri, tidak sianosis dikanan
dan kiri, tidak deformitas kanan dan kiri, capillary refill time < 3 detik

Kulit : Warna sawo matang


PEMERIKSAAN PENUNJANG

  HEMATOLOGI
Jenis Pemeriksaan 16 April 2018 6 Agustus 2018 Nilai Rujukan
Hemoglobin 9,5 g/dL 10,6 g/dL 11,5 – 13,5 g/dL
Hematokrit 31 % 30 % 34 – 40 %
Eritrosit 4.2 juta/uL 4.0 juta/uL 3.9 – 5.3 juta/uL
Leukosit 1890 /uL 4930 /uL 5.500 – 15.500 /uL
Trombosit 450000 /uL 623000/uL 150.000 – 400.000 /uL
MCV 74 fL 76 fL 75 – 87 fL
MCH 23 pg 25 pg 24 – 30 pg
MCHC 31 g/dL 32 g/dL 31 – 37 g/dL
 
IMUNOSEROLOGI
Jenis Pemeriksaan 16 April 2018 6 Agustus 2018 Nilai Rujukan
CD 4 %   4.75 % 31-60 %
CD 4 53 63 410 – 1590 Cell/uL

FESES RUTIN (7 Agustus 2018)


  Hasil Nilai Rujukan
Makroskopik Cair Lunak
Darah -/negatif Nagatif
Lendir -/negatif Negatif
Eritrosit 0-0-1 Negatif
Leukosit 2-4-2 Negatif
Amoeba -/negatif Negatif
Telur cacing -/negatif Negatif
Serat -/negatif Negatif
Dua tahun yang lalu pasien dengan keluhan buang air besar cair yang yang terus-menerus, sering berulang.
Diare disertai dengan lendir dan berbau busuk. Diare yang dialami pasien setiap kali sebanyak ± ½ gelas
dengan buang besar cair dan terkadang terdapat ampas.

Pasien juga merasakan demam yang terus menerus, sering berulang, demam pada pasien ini terkadang
dengan penyebab yang tidak jelas, tiga hari pasien mengalami demam kemudian demam bisa sembuh
sendiri, tanpa diberikan obat penurun panas.
R Pasien disertai dengan sesak nafas dan disertai dengan sariawan di mulut yang tidak sembuh-sembuh
E lalu dibawa ke RSPD Gatot Soebroto dilakukan pemeriksaan laboratorium dikatakan pasien
mengalami Human Immunideficiency Virus.
S
U
Pasien kurang nafsu makan, terkadang hanya menghabiskan ½ porsi makanan. berat badan pasien
M turun sebanyak 5 kg dalam 2 bulan, kini berat badan pasien 13 kg.
E
Pemeriksaan Fisik : Tekanan darah : 100/60 mmHg, Laju nadi : 90 x/menit, irama reguler, ekual di
keempat ekstremitas, isi cukup kuat, Laju napas : 24 x/menit, reguler, abdominothorakal, Suhu : 38,6 0 c
di axilla, Lingkar kepala : 51 cm, Lingkar lengan atas : 15 cm, faring hiperemis, pada pasien terdapat
status gizi kurang.

Hasil pemeriksaan penunjang : Hb : 10.6 g/dL, Ht : 30%, Eritrosit : 4.0 juta/uL, Leukosit : 4930 /uL, Trombosit
: 623000 /uL, MCV : 76 fL, MCH : 25 pg, MCHC : 32 g/dL, CD4 : 63cell/uL.
• Human Immunodeficiency Virus
DIAGNOSIS • Imflammatory bowl disease
BANDING • Faringitis
• Gizi kurang

• Human Immunodeficiency Virus


DIAGNOSIS KERJA • Faringitis
• Gizi kurang

• Photo thoraks
RENCANA • Sputum BTA
PEMERIKSAAN • Mantoux test
• Darah samar
PENATALAKSANAAN

• Non Medikamentosa : Diet : MB 1500 kkal/hari


• Medikamentosa :
Atasi diare : Zinc Syrup 1x20 mg
Atasi demam : Paracetamol syrup 3x7.5 mg
Obat ARV : Zidovudin 2x105 mg
Neviropin 2x105 mg
Lamivudin 2x60 mg
Atasi batuk : Ambroxol 3x8 mg
Cetirizine 3x1.5 mg
PERJALANAN PENYAKIT SELANJUTNYA
Tanggal Subyektif Obyektif Assesment Planning
07 Agustus 2018 Pasien demam masih naik turun, Tampak sakit sedang, kesadaran composmentis,  HIV on ARV  Diet : MB 1500 kkal/hari
Jam 07.00 buang air besar masih cair 3 kali TD : 90/60 mmHg, Nadi : 88 x/menit, reguler,  Faringitis  Atasi diare : Zinc syrup
Hari perawatan ke 2 dalam sehari sebanyak ½ gelas, Pernapasan : 22 x/menit, reguler,  Gizi kurang 1x20 mg
masih terdapat batuk, tidak ada abdominothorakal, Suhu : 37,8 0 C diaxilla.  Atasi demam : paracetamol
mual, tidak ada muntah, makan KEPALA : normosefali syrup 3x7.5 ml
dan minum mau namun sedikit. MATA : Simetris, mata tidak cekung.  Obat ARV :
Konjungtiva : Tidak anemis, Sklera : Tidak Zidovudin 2x105 mg
ikterik. Neviropin 2x105 mg
TELINGA : Bentuk : Normotia, simetris Lamivudin 2x60 mg
HIDUNG : Bentuk normal, Septum tidak  Atasi batuk : Ambroxol 3x8
deviasi, Konka tidak edema mg, Cetirizine 3x1,5 mg.
MULUT :Bibir tidak pucat, tidak sianosis, tidak
kering, tidak terdapat sariawan, faring
hiperemis
LEHER : Trakhea di tengah, tidak teraba
pembesaran KGB.
THORAKS : simetris, tidak ada retraksi dada.
Pulmonal : suara nafas vesikular, tidak ada
rhonki, tidak ada wheezing. Cor : Bunyi jantung
I dan II murni normal, tida ada murmur, tidak
ada gallop.
ABDOMEN : datar, bising usus positif normal,
timpani di lapang abdomen, tidak ada nyeri
tekan.
EKSTREMITAS : akral hangat, tidak ada
edema, CRT < 2 detik
Tanggal Subyektif Obyektif Assesment Planning
08 Agustus 2018 Pasien sudah tidak merasa Tampak sakit sedang, kesadaran composmentis,  HIV on ARV  Diet : MB 1500 kkal/hari
Jam 07.00 demam, batuk sudah berkurang, TD : 90/60 mmHg, Nadi : 88 x/menit, reguler,  Faringitis  Atasi diare : Zinc syrup
Hari perawatan ke 3 buang air besar sudah terdapat Pernapasan : 24 x/menit, reguler,  Gizi kurang 1x20 mg
ampas 2 kali sehari, makan dan abdominothorakal, Suhu : 36,7 0 C diaxilla.  Atasi demam : paracetamol
minum sudah mau, BAK tidak KEPALA : normosefali syrup 3x7.5 ml
ada keluhan MATA : Simetris, mata tidak cekung.  Obat ARV :
Konjungtiva : Tidak anemis, Sklera : Tidak Zidovudin 2x105 mg
ikterik. Neviropin 2x105 mg
TELINGA : Bentuk : Normotia, simetris Lamivudin 2x60 mg
HIDUNG : Bentuk normal, Septum tidak  Atasi batuk : Ambroxol 3x8
deviasi, Konka tidak edema mg, Cetirizine 3x1,5 mg.
MULUT :Bibir tidak pucat, tidak sianosis, tidak
kering, tidak terdapat sariawan, faring tidak
hiperemis
LEHER : Trakhea di tengah, tidak teraba
pembesaran KGB.
THORAKS : simetris, tidak ada retraksi dada.
Pulmonal : suara nafas vesikular, tidak ada
rhonki, tidak ada wheezing. Cor : Bunyi jantung
I dan II murni normal, tida ada murmur, tidak
ada gallop.
ABDOMEN : datar, bising usus positif normal,
timpani di lapang abdomen, tidak ada nyeri
tekan.
EKSTREMITAS : akral hangat, tidak ada
edema, CRT < 2 detik
Tanggal Subyektif Obyektif Assesment Planning
09 Agustus 2018 Pasien sudah merasa tidak Tampak sakit sedang, kesadaran composmentis,  HIV on ARV  Diet : MB 1500 kkal/hari
Jam 07.00 demam, buang air besar sudah TD : 100/60 mmHg, Nadi : 84 x/menit, reguler,  Faringitis  Atasi diare : Zinc syrup
Hari perawatan ke 4 terdapat ampas, bab sekali Pernapasan : 24 x/menit, reguler,  Gizi kurang 1x20 mg
sehari, sudah tidak batuk. Bak abdominothorakal, Suhu : 36,3 0 C diaxilla.  Atasi demam : paracetamol
tidak ada keluhan, makan dan KEPALA : normosefali syrup 3x7.5 ml
minum sudah mau. MATA : Simetris, mata tidak cekung.  Obat ARV :
Konjungtiva : Tidak anemis, Sklera : Tidak Zidovudin 2x105 mg
ikterik. Neviropin 2x105 mg
TELINGA : Bentuk : Normotia, simetris Lamivudin 2x60 mg
HIDUNG : Bentuk normal, Septum tidak  Atasi batuk : Ambroxol 3x8
deviasi, Konka tidak edema mg, Cetirizine 3x1,5 mg.
MULUT :Bibir tidak pucat, tidak sianosis, tidak
kering, tidak terdapat sariawan, faring tidak
hiperemis
LEHER : Trakhea di tengah, tidak teraba
pembesaran KGB.
THORAKS : simetris, tidak ada retraksi dada.
Pulmonal : suara nafas vesikular, tidak ada
rhonki, tidak ada wheezing. Cor : Bunyi jantung
I dan II murni normal, tida ada murmur, tidak
ada gallop.
ABDOMEN : datar, bising usus positif normal,
timpani di lapang abdomen, tidak ada nyeri
tekan.
EKSTREMITAS : akral hangat, tidak ada
edema, CRT < 2 detik
PROGNOSIS

• Quo ad Vitam : Dubia ad Malam


• Quo ad Functionam : Dubia ad Malam
• Quo ad Sanationam : Dubia ad Malam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

• HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang menyerang


sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome).

EPIDEMIOLOGI

• Penularan HIV sekitar 50-80% lebih sering terjadi akibat infeksi perinatal
(vertical), yaitu baik intrauterine melalui plasenta, selama persalinan melalui
pemaparan dengan darah atau sekret jalan lahir, maupun yang terjadi setelah
lahir (pasca natal) yaitu melalui air susu ibu (ASI).
ETIOLOGI
• Virus penyebab defisiensi imun yang dikenal dengan
nama Human Immunodeficiency Virus (HIV), suatu
virus RNA dari famili Retrovirus dan
subfamili Lentiviridae. Dikenal dua serotype HIV yaitu
HIV-1 dan HIV-2
• Sel target virus ini terutama sel Limfosit T, karena
mempunyai reseptor untuk virus HIV yang disebut CD-
4. Didalam sel Limfosit T, virus dapat berkembang,
hidup lama dalam sel dengan keadaan inaktif
PATOFISIOLOGI
Infeksi HIV terjadinya dengan adanya reseptor molekul CD4,
Sel limfosit T memiliki CD4 paling banyak
Provirus dapat
memicu
DNA pindah terjadinya
kesitoplasma replika dengan
Seuntai DNA ke dalam inti kecepatan
mengalami sel limfosit T tinggi
RNA dari virus polimerasi dan menyisip
mengalami menjadi dua ke dalam DNA
Diskontinyuita transkripsi untai DNA sel pejamu
s dari membran menjadi dengan enzim dengan enzim
Penempelan sel limfosit T seuntai DNA polimerasi integrase
virus pada sel dengan (provirus)
limfosit T bantuan enzim
reverse
transcriptase
Anak yang terinfeksi HIV memiliki perubahan dalam sistem
imunitas tubuhnya seperti halnya pada orang dewasa yang terinfeksi
HIV. Penurunan sel CD4 mungkin tidak terlalu drastis karena
biasanya bayi memiliki limfositosis relative.
Kontak
seksual

Transmisi TRANSMISI Transfusi


vertikal

Jarum
terkontaminasi
Faktor cara penularan :
• Menular saat persalinan melalui percampuran darah ibu dan darah bayi.
• Bayi menelan darah ataupun lendir ibu.
• Persalinan yang berlangsung lama.
• Ketuban pecah lebih dari 4 jam.
• Penggunaan elektrode pada kepala janin, penggunaan vakum atau
forceps, dan tindakan episiotomi.
• Bayi yang lebih banyak mengonsumsi makanan campuran daripada ASI
MANIFESTASI KLINIK

Pembengkakan parotid uni-


Infeksi berulang (seperti Thrush: eritema
atau bi-lateral selama ≥ 14
pneumonia, meningitis, pseudomembran putih di
hari, dengan atau tanpa
sepsis, selulitis) pada 12 langit-langit mulut, gusi,
diikuti rasa nyeri atau
bulan terakhir dan mukosa pipi
demam

Demam yang menetap


Pembesaran kelenjar getah
dan/atau berulang : demam
bening pada dua atau lebih
Hepatomegali tanpa (>38 C) berlangsung lebih
daerah ekstrainguinal tanpa
penyebab yang jelas dari 7 hari, atau terjadi
penyebab jelas yang
lebih dari sekali dalam
mendasarinya
waktu 7 hari

Ruam yang eritematus dan


Kelainan neurologis:
papuler meliputi infeksi
kerusakan neurologis yang
jamur yang ekstensif pada
progresif, mikrosefali,
kulit, kuku dan kulit
perkembangan terlambat,
kepala, dan moluscum
hipertonia, atau bingung
contagiosum yang ekstensif
Gejala yang umum ditemukan pada anak dengan infeksi HIV :
• Otitis media kronik: keluar cairan/nanah dari telinga dan berlangsung ≥ 14
hari
• Diare persisten: berlangsung ≥ 14 hari
• Gizi kurang atau gizi buruk
DIAGNOSIS
Kategori Tes yang diperlukan Tujuan Aksi
Bayi sehat, ibu Uji virologi umur 6
Mendiagnosis HIV Mulai ARV bila terinfeksi HIV
terinfeksi HIV minggu
Untuk identifikasi atau
1. Anamnesis Bayi-pajanan HIV
Serologi ibu atau bayi memastikan pajanan
Memerlukan tes virologi bila terpajan
tidak diketahui HIV
HIV
Untuk mengidentifikasi Hasil positif harus diikuti dengan uji
Bayi sehat
Serologi pada imunisasi bayi yang masih virologi dan pemantauan lanjut, hasil
terpajan HIV,
9 bulan memiliki antibodi ibu negatif harus dianggap tidak terinfeksi,
umur 9 bulan
atau seroreversi ulangi tes bila masih mendapat ASI
2. Gejala klinis pada Bayi atau anak

bagian manifestasi dengan gejala dan


Serologi Memastikan infeksi
Lakukan uji virologi bila umur < 18
tanda sugestif bulan
klinis. infeksi HIV
Bayi umur >9 -
Bila positif segara masuk ke
<18 bulan dengan Virologi Mendiagnosis HIV
tatalaksana HIV dengan terapi ARV
uji serologi positif
Ulangi uji serologi atau
Untuk mengeksklusi Anak <5 tahun terinfeksi HIV harus
3. Pemeriksaan Bayi yang sudah virologi, bila sudah
infeksi HIV setelah segera mendapatkan tatalaksana HIV
berhenti ASI berhenti minum ASI 6
Laboratorium minggu
pajanan dihentikan termasuk ARV
PENATALAKSANAAN

Penanggulangan infeksi bakteri

• Anak dengan HIV mudah terjangkit bakteri, pada anak yang


berat dapat terjadi sepsis. Selain dengan pemberian antibiotik
yang sesuai, pemberian imunoglobulin dapat menurunkan
kemungkinan infeksi bakter.
Pemberian ARV
Paduan lini pertama yang direkomendasikan adalah 2 Nucleoside reverse
transcriptase inhibitor (NRTI) + 1 Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor
(NNRTI)
Pilih 1 NNRTI
Pemantauan
PROGNOSIS
Infeksi HIV pada umumnya berjalan progresif akibat belum ditemukannya cara yang
efektif untuk menangulanginya, maka pada umumnya penyakit berjalan progresif
hingga prognosisnya umumnya buruk
PENCEGAHAN

Penatalaksanaan selama kehamilan

• Center for Disease Control and Prevention (1998) menganjurkan untuk


menawarkan terapi antiretrovirus (ARV) kombinasi pada wanita hamil

Penatalaksanaan persalinan

• Sectio caesarea
Pedoman WHO mengenai penularan dari ibu terhadap bayi :
• ART untuk semua ibu hamil yang HIV-positif dengan jumlah CD4 di bawah 350 atau
penyakit WHO stadium 3 atau penyakit HIV stadium 4, tidak menunda mulai pengobatan
AZT dan 3TC atau tenofovir dan dengan 3TC atau FTC.
• Penyediaan antiretroviral profilaksis yang lebih lama untuk ibu hamil yang HIV-positif
yang membutuhkan ART untuk kesehatan ibu.
• Bayi menerima profilaksis nevirapine selama enam minggu setelah lahir apabila ibunya
menyusui, dan profilaksis dengan nevirapine atau AZT selama enam minggu apabila ibu
tidak menyusui.
• Pemberian ART kepada ibu atau bayi selama masa menyusui, dengan anjuran bahwa
menyusui dan profilaksis harus dilanjutkan hingga bayi berusia 12 bulan apabila status
bayi adalah HIV-negatif atau tidak diketahui.
• Apabila ibu dan bayi adalah HIV-positif, menyusui harus didorong untuk paling sedikit
dua tahun hidup, sesuai dengan anjuran bagi populasi umum.
BAB III
ANALISA KASUS
Diare hilang
timbul dan
sering Pada pemeriksaan
berulang fisik : Status Gizi
kurang
Demam hilang
timbul dan
sering
berulang
Pemeriksaan
Sariawan immunoserologi
Human Immunodeficiency
disekitar
Virus
mulut

Gizi kurang Paduan lini pertama 2


Nucleoside reverse transcriptase
inhibitor (NRTI) + 1 Non-
nucleoside reverse transcriptase
inhibitor (NNRTI) Zidovudin
Penurunan 2x105 mg, Neviropin 2x105 mg,
berat badan Lamivudin 2x60 mg.

Anda mungkin juga menyukai