Anda di halaman 1dari 14

Journal Reading

Effect of Vitamin D Supplementation


on Moderate to Severe Bronchial Asthma

Anum Sasmita (1102012025 )

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


FK Universitas YARSI Jakarta
Periode 24 April – 2 Juli 2017
RS Bhayangkara TK. I R. Said Sukanto
Pendahuluan
Dengan
Asma adalah Terjadi
terjadinya
suatu penyakit peningkatan
peningkatan
inflamasi prevalensi
prevalensi
kronik saluran asma di
membuat suatu
pernapasan seluruh dunia
peningkatan
dimana yang
beban penyakit
terdapat dilaporkan
dalam
banyak sel dan dalam
morbiditas,
elemen selular beberapa tahun
mortalitas, dan
yang terlibat. terakhir.
kualitas hidup.
Vitamin D adalah suatu Diketahui terjadi suatu efek
regulator sistem imun yang protektif pada anak-anak
memiliki peran penting bila dilakukan peningkatan
dalam berbagai penyakit asupan vitamin D selama
alergi. kehamilan

Beberapa penelitian terakhir


dilakukan untuk mengevaluasi
efikasi dari suplemen vitamin D
pada pasien dengan asma juga
menunjukkan hasil yang
menjanjikan
Materi dan metode

Penelitian dilakukan di departemen Diagnosis dibuat berdasarkan anamnesis dan Pengacakan dilakukan menggunakan
anak-anak, Pt. BD Sharma University of pemeriksaan klinis. Suatu inform konsen metode sealed opaqe envelope. Pasien
Health Sciences, Rohtak, pada 100 anak didapatkan dari orang tua pasien asma yang yang memenuhi kriteria inklusi
ikut serta pada penelitian ini. Pasien yang
dengan asma untuk semua jenis dimasukkan ke dalam kelompok A dan B.
dianggap layak, dilakukan anamnesis detail
kelamin yang memenuhi kriteria dan pemeriksaan klinis untuk usia, onset
Blinding dilakukan dengan memasukkan
inklusi, mengunjungi klinik respirasi penyakit, progesifitas, durasi penyakit, nama ke dalam kelompok A dan B
dan asma mulai dari bulan Mei 2012 gejala, faktor yang memicu, riwayat terapi, dengan pasien dan peneliti tidak
sampai Desember 2013 tingkat kontrol mengetahui tentang komponen A dan B
Anak-a nak diberikan t erapi se suai kel ompok
Pemeriksaan lanjutan setiap bulan
me re ka. Satu ke lompok me ndapa tka n
dilakukan
vit ami n D3 orapada setiap
l (Chol ec alpasien
c ife rol) dan
60. 000pada
IU
setiap
per bulakunjungan, perubahan
n sel am a 6 bula n. Ke masan dalam
vit ami n
D di da pa keparahan
tingkat tkan da ri Cadil a da ndan
dinilai kema sa n opa k
dicatat
dibuat di bagia n pasien
pada proforma farmasi sesuai
ruma h sa ki t da n
panduan
kel ompok la in me nda pa tkan bubuk pl ac e bo
GINA
dal a m bentuk ke ma sa n glukosa.

Hasi
l
peng
ukur
an :
juml
ah
eksa
serb
asi
sela
ma
peri
ode
terap
i,
peru
baha
n
PEF
R,
peru
baha
n
pada
dosi
s
stero
id,
ting
kat
kont
rol,
kunj
unga
n
emer
gens
i
Hasil

Total 51 pasien, 25 kelompok placebo


dan 26 kelompok vitamin D
mendapatkan beberapa bentuk terapi
untuk asma. Tidak terdapat perbedaan
yang bermakna antara keparahan,
tingkat kontrol, dan tehnik terapi pada
kedua kelompok.
Terdapat sedikit peningkatan pada keparahan asma dari kelompok placebo hingga 5 bulan pemeriksaan
lanjutan yang terutama disebabkan oleh peningkatan kebutuhan steroid, sementara tidak terjadi peningkatan
keparahan asma pada kelompok vitamin D, namun perbedaan ini tidak bermakna secara statistik (Tabel 2).
Pada 6 bulan pemeriksaan lanjutan, perbaikan untuk keparahan asma bermakna secara statistik pada
kelompok vitamin D (p = 0,016) (Tabel 2).
Episode eksaserbasi akut selama periode terapi kurang bermakna pada kelompok vitamin
D dibandingkan dengan kelompok placebo (Tabel 3)
Terdapat peningkatan dosis steroid yang
dibutuhkan pada kedua kelompok karena
Terdapat peningkatan yang bermakna pada
kontrol yang inadekuat, namun penurunan
PEFR pada kedua kelompok pada
dosis steroid jauh lebih tinggi pada
kunjungan pemeriksaan lanjutan selama 6
kelompok vitamin D dibandingkan dengan
bulan (p = 0,000) (Gambar 2).
kelompok placebo. (p = 0,013) (Gambar
3).
Kontrol asma dicapai oleh semua pasien dari
kedua kelompok setelah 4 bulan terapi. Pada Tidak ada pasien dalam penelitian ini yang
bulan pertama, 21 pasien kelompok placebo membutuhkan kunjungan emergensi setelah 3
mengalami kontrol asma, dibandingkan bulan terapi. Rerata jumlah kunjungan
dengan 35 pasien pada kelompok vitamin D emergensi menunjukkan perbedaan yang
(p = 0,005). Jadi, kontrol dicapai lebih cepat bermakna secara statistik pada kelompok
pada kelompok vitamin D dibandingkan vitamin D (p = 0,015) (Tabel 5).
dengan kelompok placebo (Tabel 4).
Diskusi
Berdasarkan informasi yang tersedia tentang peran dan manfaat terapi vitamin D pada asma, merupakan suatu terapi standar
tambahan pada anak-anak dengan asma.

Pada bulan ke-6 tingkat keparahan lebih berkurang pada vitamin D bila dibandingkan dengan kelompok placebo. Terdapat efek terhadap jalan napas. Jadi,
dosis vitamin D setiap bulan dapat mengurangi tingkat keparahan dari pasien asma. Kadar vitamin D yang rendah berhubungan dengan penurunan fungsi paru

Pasien yang diterapi dengan vitamin D memiliki eksaserbasi yang lebih jarang selama periode terapi. Pada penelitian, yang dilakukan oleh Maak et al., anak-anak
mendapatkan suplemen vitamin D 500 IU.hari mengalami penurunan risiko eksasebasi asma yang dipicu oleh infeksi virus respirasi akut
Peningkatan PEFR pada kelompok vitamin D jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelompok placebo yang membuktikan vitamin D memiliki efek terhadap jalan
napas. Menurut penelitian Alyasin et al. Terdapat suatu hubungan langsung dan bermakna antara kadar vitamin D dan hasil uji fungsi paru pada anak-anak dengan asma.

Terdapat penurunan yang bermakna pada dosis steroid yang dibutuhkan pada kedua kelompok tetapi penurunan pada kelompok vitamin D jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan kelompok placebo. Jadi, dosis bulanan vitamin D memiliki suatu kemampuan untuk mengurangi dosis steroid yang dibutuhkan untuk kontrol asma.

Jumlah pasien yang terkontrol dengan baik jauh lebih tinggi pada kelompok vitamin D bila dibandingkan dengan kelompok placebo setelah 1 bulan terapi. Kontrol asma
dicapai lebih cepat pada kelompok vitamin D. Menurut penelitian Chinellato et al. kontrol asma yang lebih baik berhubungan dengan kadar vitamin D yang tinggi.

Terapi yang diberikan berdasarkan keparahan asma mampu mengurangi kunjungan emergensi hingga bulan ke-3. Namun, penurunan jumlah kunjungan emergensi pada
kelompok vitamin D jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok placebo. Jadi, dosis bulanan vitamin D efektif mengurangi jumlah kunjungan emergensi pada pasien asma
derajat sedang sampai berat. Menurut Brehm et al. menunjukkan bahwa kunjungan emergensi lebih sering terjadi di antara anak-anak yang mengalami defisiensi vitamin D
Kesimpulan
Pasien pada indeks penelitian
PEFR meningkat secara
yang mendapatkan dosis vitamin
bermakna dan kebutuhan steroid
D bulanan mengalami
menurun secara statistik.
eksaserbasi yang lebih jarang
Kunjungan emergensi juga
dan mencapai kontrol asma yang
berkurang.
lebih baik dan lebih cepat.

Vitamin D memiliki peran


penting dalam tatalaksana asma
bronkial derajat sedang hingga
berat sebagai suatu terapi
standar tambahan.

Anda mungkin juga menyukai