Anda di halaman 1dari 3

Ruang ICU (intensive care unit) adalah ruangan khusus yang disediakan

rumah sakit untuk merawat pasien dengan kondisi yang membutuhkan


pengawasan ketat. Ruangan ini dilengkapi dengan peralatan medis khusus
yang digunakan untuk menunjang proses pengobatan dan pemulihan pasien.
Selama berada di dalam ruang ICU, pasien akan dipantau selama 24 jam oleh
dokter spesialis, dokter jaga, dan perawat yang sudah kompeten. Untuk memantau
kondisi pasien secara lebih detail, tubuh pasien akan terhubung dengan berbagai
peralatan medis melalui selang atau kabel.

Kapan Pasien Harus Masuk Ruang ICU?


Sebenarnya, tidak ada yang dapat memprediksi kapan pasien harus dirawat di ruang
ICU. Namun, pada sebagian besar kasus yang terjadi, pasien akan dirujuk ke ruang
ICU saat mengalami koma atau gagal napas.
Selain itu, ada pula beberapa kondisi lain yang membuat pasien harus masuk ruang
ICU, yaitu:

 Kecelakaan parah, misalnya mengalami luka bakar atau cedera parah di


kepala
 Pascaoperasi besar, seperti transplantasi jantung
 Infeksi parah, seperti pneumonia atau sepsis
 Serangan jantung, stroke, atau gagal ginjal

Apa Saja Peralatan Medis yang Ada Ruang ICU?


Bagi sebagian orang, ruang ICU terasa sangat menakutkan karena di dalamnya
terdapat banyak peralatan medis yang terhubung dengan pasien. Meski begitu,
peralatan medis tersebut sangat membantu dalam proses menstabilkan kondisi
pasien.
Berikut ini adalah beberapa peralatan medis yang umumnya terdapat di dalam ruang
ICU:

1. Monitor
Digunakan untuk memonitor kinerja organ tubuh, misalnya detak jantung, kadar
oksigen dalam darah, atau tekanan darah.

2. Ventilator
Ventilator dapat membantu pasien untuk bernapas. Alat ini dihubungkan dengan
selang yang bisa dimasukkan melalui hidung, mulut, atau tenggorokan.

3. Defibrilator
Defibrilator atau alat kejut jantung digunakan untuk memulihkan detak jantung
normal jika tiba-tiba detak jantung berhenti. Alat ini bekerja dengan cara
mengirimkan kejutan listrik ke jantung agar jantung bisa berfungsi kembali.
4. Selang makanan
Selang makanan digunakan untuk memasukkan nutrisi yang dibutuhkan tubuh
selama pasien dalam kondisi kritis dan tidak bisa makan sendiri. Alat ini biasanya
dimasukkan melalui hidung dan diarahkan menuju lambung.

5. Infus
Infus berfungsi untuk memasukkan cairan, nutrisi, serta obat-obatan melalui
pembuluh darah vena.

6. Kateter
Kebanyakan pasien yang berada di ICU tidak bisa buang air kecil sendiri. Pada
sebagian pasien, jumlah cairan yang keluar dari tubuh, termasuk jumlah urine, juga
harus dihitung sebagai bagian dari pemantauan kondisi pasien.
Dalam hal ini dibutuhkan alat yang disebut kateter, yaitu selang elastis yang
dimasukkan melalui lubang kencing untuk membuang urine dari dalam tubuh pasien.
Sejumlah peralatan medis ruang ICU di atas dibutuhkan untuk menunjang pasien
agar tetap bertahan hidup dan segera pulih. Meski terlihat mengerikan dan berisiko,
pemasangan alat-alat ini dilakukan berdasarkan pertimbangan yang dapat
memberikan manfaat bagi pasien.
Selain itu, pasien juga akan selalu berada dalam pengawasan selama 24 jam penuh
selama berada di ruang ICU. Pasien juga akan akan diberi obat pereda sakit dan
obat sedatif agar tertidur. Hal ini dilakukan agar pasien tidak terganggu oleh suara
dan keberadaan peralatan medis di ruang ICU.

Aturan Khusus Kunjungan ke Ruang ICU


Penjagaan di ruang ICU sangat ketat agar kondisi pasien dapat dipantau dengan
baik dan bisa beristirahat dengan tenang. Ruang ICU juga dijaga agar selalu steril
untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi. Oleh karena itu, ditetapkan beberapa
aturan saat berkunjung ke ruang ICU, yaitu:

 Jam kunjungan ke ruang ICU umumnya sangat terbatas, begitu pula dengan
jumlah pengunjung yang diizinkan untuk menjenguk pasien.
 Pengunjung yang ingin masuk ke ruang ICU harus mencuci tangan terlebih
dulu untuk mencegah penularan infeksi. Pengunjung juga tidak diizinkan
untuk membawa benda-benda dari luar ruangan, misalnya bunga.

Pada kondisi tertentu, pengunjung bisa saja diizinkan untuk berinteraksi langsung
dengan pasien, bahkan membawakan barang-barang tertentu yang diinginkan
pasien di ruang ICU. Hal ini bertujuan untuk menemani, menghibur, dan membantu
proses penyembuhan pasien secara psikologis.
Jika kondisi pasien di ruang ICU sudah mulai stabil, pasien bisa dipindahkan ke
ruang perawatan untuk pemulihan. Namun, jika kondisi pasien kembali memburuk
setelah keluar, pasien akan kembali menjalani perawatan di ruang ICU.
Pasien yang keluar dari ruang ICU umumnya bisa pulih dengan baik. Meski begitu,
selama pemulihan, mungkin saja muncul keluhan-keluhan seperti badan kaku dan
lemah, susah tidur, nafsu makan berkurang, serta berat badan menurun. Jika hal
tersebut terjadi, sampaikan kepada dokter saat sedang kontrol.
Jika keluarga atau kerabat dekat Anda masuk ruang ICU, perlu dimengerti bahwa
Anda memang tidak bisa berada di sisi pasien setiap saat. Namun, sebaiknya Anda
tetap siaga selama 24 jam di luar ruangan.
Selain itu, segala sesuatu yang terjadi di ruang ICU biasanya membutuhkan
keputusan yang cepat. Keputusan ini sering kali membutuhkan persetujuan keluarga
sebelum dilakukan. Nantinya, dokter atau perawat akan menghubungi pihak
keluarga untuk menentukan keputusan terbaik bagi pasien.

Anda mungkin juga menyukai