Anda di halaman 1dari 19

DOSIS OBAT

Sri Maharani Anastasia Ake


1765050344

KEPANITERAAN KLINIK ILMU FARMAKOLOGI DAN FARMASI TERAPAN


PERIODE 05 Juli 2021 – 17 JULI 2021
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
• Dosis obat merupakan takaran jumlah obat yang dapat menghasilkan
efek terapi pada fungsi tubuh yang terkena gangguan. 
• Dosis obat haruslah tepat dengan tingkat keparahan serta kondisi
pasien, jika dosis berlebihan efek yang ditimbulkan obat akan berubah
menjadi efek toksik, sedangkan jika dosis terlalu kecil, obat tidak akan
efektif.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI DOSIS OBAT
Pemberian yang melebihi dosis terapeutik bisa terjadi keracunan (dosis toxica)
Faktor faktor yang mempengaruhi dosis obat :

Sifat Fisika : daya larut obat Sifat kimiawi : asam, basa,


dalam air/lemak, kristal/ garam, ester,pH.
amorf, dan lain lain

Toksisitas obat
Usia, Berat Badan, Jenis
Kelamin, Luas Permukaan
Badan,Berat Penyakit.
Dosis Obat
Dosis Awal / 02 Dosis Lazim
01 • Dosis yang secara
Loading Dose
•Dosis yang dibutuhkan umum digunakan
guna tercapainya untuk terapi.
konsentrasi obat yang
diinginkan di dalam darah
dan kemudian untuk
selanjutnya dengan dosis
perawatan.
04 Dosis Maksimal
03 Dosis Pencegahan • Dosis obat maksimal yang
• Jumlah yang dapat digunakan untuk
dibutuhkan untuk pengobatan penyakit, yang
melindungi agar bila dosis maksimal ilampaui
pasien tidak akan menimbulkan efek yang
terkenapenyakit. tidak diinginkan.
05 Dosis Toxic 06 Dosis Lethal
• Dosis (takaran) obat • Dosis (takaran) obat
yang  melebihi dosis yang  melebihi dosis
terapi dan  menyebabkan terapi dan 
keracunan mengakibatkan efek
yang  tidak
diinginkan yang
pada  akhirnya dapat
menyebabkan
kematian.
• Dokter bisa menulis dosis diatas maksimal pada
pasien yang berulang yang telah mencapai toleransi
diatas maksimal.
• Pada penulisan resep, di bagian belakang dosis
diberikan tanda “!” – artinya: dengan sadar mau
memberikan dosis diatas maksimal, benar-benar
dibawah pantauan dokter.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Bahan Ajar Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK) Farmakologi. 2017. Jakarta:
KEMENKES RI
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Farmakope Indonesia V. ed. V. 2014. Jakarta: KEMENKES RI
Cara perhitungan dosis obat
Berdasarkan:

Umur
Berat
Badan

luas permukaan tubuh


DOSIS BERDASARKAN USIA
Rumus Fried (anak Rumus Clark (anak
< 2 tahun) > 2 tahun)

   
DA = DA =

luas permukaan Rumus Dilling


tubuh (anak < 15 tahun)

   
DA = DA =
DOSIS OBAT UNTUK PASIEN LANSIA
GERIATRI > 65 Tahun
•Beberapa yang perlu diperitmbangkan ketika menghitung dosis obat untuk geriatri
antara lain:

1. Tingkatkan sensifitas tubuh dan organ pada lansia lebih meningkat daripada pasien
usia dewasa. Hal ini terjadi dikarenakan menurunnya kualitas dan fungsi sirkulasi
darah pada pasien dengan usia lanjut.
2. Menurunnya jumlah albumin dalam darah
3. Menurunnya fungsi hati dan ginjal sehingga sisa obat yang bersifat toksin tidak
dapat disaring dengan baik oleh ginjal dan hepar
4. Kecepatan eliminasi obat menurun, sehingga memungkinkan residu obat terendap di
tubuh
5. Penggunaan banyak obat dapat menyebabkan interaksi obat
6. Pada umumnya geriatri memiliki penyakit multipel
•Dosis untuk orang dengan usia lanjut (geriatri) akan lebih kecil jika
dibandingkan orang dengan usia dewasa biasa.

1. Orang dengan usia dengan usia 65-74 tahun akan mendapatkan


dosis 90% dosis biasa.
2. Orang dengan usia 75-84 tahun akan mendapatkan dosis 80% dosis
biasa.
3. Orang dengan usia 85 tahun keatas akan akan mendapatkan
dosis obat 70% dari dosis biasanya.

Selain penurunan dosis obat dapat juga dilakukan pemberian obat yang hanya betul - betul
diperlukan. Dapat juga digunakan efek plasebo, sehingga zat kimia berbahaya yang masuk ke
dalam tubuh lansia dapat diminimalisir
Normogram
Normogram digunakan apabila luas
permukaan tubuh tidak diketahui, tetapi TB
dan BB diketahui.

CONTOH KASUS :

Tn. E, mempunyai BB : 75 kg dan TB : 175


cm

Luas Permukaan Tubuh = 1,90 m2

  BSA = = = 1,90 m2

Suprapti T. Praktikum Farmasetika Dasar. 2016. Jakarta: KEMENKES RI


Normogra
m
CONTOH KASUS :

An. E, mempunyai BB : 6 kg dan TB : 80 cm

Luas Permukaan Tubuh = 0,36 m2


RUMUS MENGHITUNG DOSIS ANAK
BERDASARKAN
BSA (BODY SURFACE AREA)

DOSIS berdasarkan BSA = 


Luas permukaan tubuh (m2) / 1,73 m2 x DD

*Keterangan: 1,73 m2 = luas permukaan tubuh orang dewasa rata-rata*


RUMUS MENGHITUNG VOLUME SEDIAAN
YANG DIBUTUHKAN BERDASARKAN BSA

Jumlah mL yang digunakan = Jumlah dosis yang dibutuhkkan (mg) x sediaan (ml)
Sediaan (mg)

Suprapti T. Praktikum Farmasetika Dasar. 2016. Jakarta: KEMENKES RI


Berdasarkan Berat Badan

Cara paling ideal karena sesuai dengan


kondisi pasien sebenarnya dibandingkan
perhitungan berdasarkan umur yang tidak
sesuai dengan berat badan pasien.

 
Dosis Obat = BB Pasien x
Pemberian bentuk sediaan obat padat dan cair

X=

Keterangan:
X = Jumlah obat yang harus diberikan
D = dosis obat yang diberikan atau diminta
T = sediaan yang ada
BAHAN SEDIAAN OBAT CAIR

Tn. J harus mengkonsumsi sucralfate


dengan dosis 4 x 1000 mg.
Sediaan yang tersedia adalah 500 mg/5 mL.

D = 1000 mg
T = 500 mg
X = 1000/500 x 5 mL = 2 x 5 mL = 10 mL (2
sendok teh)

Suprapti T. Praktikum Farmasetika Dasar. 2016. Jakarta: KEMENKES RI


BAHAN SEDIAAN OBAT PADAT

Ny. C harus mengkonsumsi amoxicillin dengan


dosis 3 x 500 mg.
Sediaan yang tersedia adalah 250 mg.

D = 500 mg
T = 250 mg
X = 500/250 = 2 tablet
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai