Anda di halaman 1dari 31

PENGGOLONGAN OBAT

DAN
BENTUK SEDIAAN OBAT PADAT

NAMA
NIM
DEFINISI OBAT

Obat merupakan suatu zat atau bahan-bahan yang


berguna dalam menetapkan diagnosa, mencegah,
mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit
atau gejala penyakit, luka atau kelainan fisik dan rohani
pada manusia atau hewan, termasuk mempercantik tubuh
atau bagian tubuh manusia.

Nuryati N. Farmakologi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. BPPSDMK. 2017
PENGGOLONGAN OBAT

Untuk memudahkan pengawasan, penggunaan dan


pemantauan, obat digolongkan sebagai berikut :

1. Penggolongan Obat Berdasarkan Penamaan

2. Penggolongan Obat berdasarkan Penandaan

3. Penggolongan Obat Berdasarkan Cara Pemakaian

4. Penggolongan Obat Berdasarkan Bentuk Sediaan


PENGGOLONGAN BERDASARKAN
NAMA

Obat Generik Obat Nama


Obat Generik
(Unbranded Dagang
Berlogo
drugs) (Branded drugs)

Obat Paten Obat Tradisional Obat Jadi

Obat Wajib
Obat Baru Obat Esensial
Apotek

Nuryati N. Farmakologi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. BPPSDMK. 2017
Obat Generik (Unbranded Drugs)
obat dengan nama generik sesuai dengan penamaan zat aktif sediaan yang
ditetapkan oleh farmakope indonesia dan INN (International non-propietary
Names) dari WHO, tidak memakai nama dagang maupun logo produsen. Contoh
amoksisilin, metformin dan lain-lain.

Obat generik berlogo


Obat generik yang mencantumkan logo produsen (tapi
tidak memakai nama dagang), misalkan sediaan obat
generik dengan nama amoksisilin (ada logo produsen
Kimia Farma).

Nuryati N. Farmakologi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. BPPSDMK. 2017
Obat Nama dagang (branded drugs)
obat dengan nama sediaan yang ditetapkan pabrik pembuat dan terdaftar di
departemen kesehatan negara yang bersangkutan, obat nama dagang disebut juga
obat merek terdaftar. Contoh: amoksan, diafac, pehamoxil, dan lain-lain.

Obat Paten
Hak paten yang diberikan kepada industri
farmasi pada obat baru yang ditemukannya
berdasarkan riset Industri farmasi tersebut
diberi hak paten untuk memproduksi dan
memasarkannya, setelah melalui berbagai
tahapan uji klinis sesuai aturan yang telah
ditetapkan secara internasional.
Nuryati N. Farmakologi. Pusat Pendidikan Sumber
Daya Manusia Kesehatan. BPPSDMK. 2017
Obat Tradisional • Obat jadi yang berasal dari tumbuhan, hewan, dan minera.

• Obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk


Obat Jadi serbuk. Emulsi, suspensi, salep, dl.

Obat Baru • Obat yang terdiri dari satu atau lebih zat.

• Obat yang paling banyak dibutuhkan untuk pelaksanaan


Obat esnsial pelayanan kesehatan masyarakat banyak.

• Obat keras yang dapat diperoleh di apotek tanpa resep


Obat wajib Apotek dokter

Nuryati N. Farmakologi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. BPPSDMK. 2017
Penggolongan Obat Berdasarkan
Penandaan

Sesuai Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993 Tentang Daftar Wajib


Obat Jadi, bahwa yang dimaksud dengan golongan obat adalah
penggolongan yang dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan
ketetapan penggunaan serta pengamanan distribusi yang terdiri dari Obat
Bebas, Obat Bebas Terbatas, Obat Wajib Apotek, Obat Keras,
Psikotropika dan Narkotika.

Nuryati N. Farmakologi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. BPPSDMK. 2017
Rahayuda IGS. Identifikasi Jenis Obat berdasarkan gambar logo pada kemasan menggunakan metode Naïve Bayes. Jurnal
sisfo.2016;06(1):17-32
Nuryati N. Farmakologi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. BPPSDMK. 2017
Rahayuda IGS. Identifikasi Jenis Obat berdasarkan gambar logo pada kemasan menggunakan metode Naïve Bayes. Jurnal sisfo.2016;06(1):17-32
CONTOH OBAT BEBAS
Obat Bebas Terbatas

Nuryati N. Farmakologi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. BPPSDMK. 2017
Dewi S. Medikolegal Pengobaatan Untuk Diri Sendiri (Swamedika) sebagai upaya penyembuhan penyakit. Hukum Dinamika Masyarakat. 2017;15(1):86-93
CONTOH OBAT BEBAS TERBATAS
CONTOH OBAT KERAS
CONTOH OBAT NARKOTIKA
Berdasarkan Cara Pemakaian
Obat Luar Obat Dalam
obat yang pemakaiannya tidak obat yang penggunaannya
melalui saluran pencernaan melalui mulut, masuk pada
(mulut). Termasuk obat luar saluran pencernaan, bermuara
adalah salep, injeksi, lotion, tetes pada lambung, dan usus halus.
hidung, tetes telinga, dan krim.. Contohnya obat-obat yang
berbentuk tablet, kapsul, dan
sirup.

Nuryati N. Farmakologi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. BPPSDMK. 2017
Berdasarkan Bentuk Sediaan

Bentuk sediaan obat dapat dibagi menjadi tiga bentuk:

• Padat

• Cair: obat yang mengandung berbagai zat kimia terlarut. Biasanya


dikonsumsi dengan melalui mulut (oral) atau secara topikal.

• gas : Obat dengan bentuk sediaan gas/uap biasanya digunakan untuk


pengobatan penyakit pernapasan dan cara pemakaiannya dengan
inhalasi.

Nuryati N. Farmakologi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. BPPSDMK. 2017
BENTUK SEDIAAN OBAT PADAT
TABLET

Berbentuk bundar atau pipih. Tablet tidak sepenuhnya berisi obat,


biasanya tablet juga dilengkapi dengan zat pelengkap atau zat
tambahan yang berguna untuk menunjang agar obat tepat sasaran.

Bentuk sediaan tablet ini dibuat untuk pemakaian obat secara oral

Nuryati N. Farmakologi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. BPPSDMK. 2017
JENIS BENTUK SEDIAAN TABLET
• dicetak tanpa diberi lapisan apapun, pada umumnya
Tablet biasa obat tablet ini akan diserap pada saluran pencernaan
sehingga efek pengobatannya pun cepat dirasakan.

• diproduksi dengan sekali tekan, biasanya terdapat zat


Tablet kompresi tambahan. Contoh: bodariexin.

Tablet kompresi • dalam proses produksinya mengalami penekanan dua


ganda. kali. Contoh: decolgen

Tablet yang • Tablet yang dicetak berbentuk silinder kecil.


dikempa
Tablet • diproduksi dengan bahan-bahan yang mudah larut dalam
hipodermik air. Contoh: atropin sulfat.

Nuryati N. Farmakologi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. BPPSDMK. 2017
Tablet salut, Tablet salut gula. Bentuk sediaan obat
berbentuk tablet yang dilapisi dengan
antara lain: lapisan gula. Contoh: Pahezon.

Tablet salut film. tablet kempa yang


disalut dengan salut tipis, berwarna atau
tidak dari bahan polimer yang larut
dalam air yang hancur cepat di dalam
saluran cerna.
Tablet salut enteric. Bentuk sediaan
tablet yang dilapisi zat sehinga tidak
hancur terkenan HCL dalam lambung
dan obat akan hancur di usus.
Contoh: Voltare 50 mg, dan lain-lain.

Nuryati N. Farmakologi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. BPPSDMK. 2017
• diminum dengan cara diletakan dibawah lidah. Contoh:
Tablet sublingual. nitrogliserin.

• diminum dengan cara meletakan obat di antara pipi dan gusi.


Tablet bukal. Contoh: progesteron.

Tablet • obat berbentuk tablet yang akan berbuih jika terkena cairan,
effervescent. Contoh: Redoxon

Tablet diwarnai • Bentuk sediaan obat yang dilapisi dengan oksida besi, warna
coklat. coklat ini didapatkan dari oksida besi. Contoh: Sangobion.

• cara pemakaiannya harus dikunyah agar meninggalkan efek


Chewable tablet. enak di rongga mulut. Contoh: Antasida, fitkom

• diminum dengan cara dihisap untuk pengobatan di rongga


Tablet hisap. mulut dan tenggorokan. Contoh: FG Troches, Ester C, dan
lain-lain.

Nuryati N. Farmakologi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. BPPSDMK. 2017
BENTUK SEDIAAN OBAT PADAT
KAPSUL

sediaan obat padat dikemas ke dalam sebuah cangkang


berbentuk tabung keras maupun lunak yang dapat larut.
Tabung kapsul in biasanya terbuat dari gelatin, pati, dan
lain-lain.

Nuryati N. Farmakologi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. BPPSDMK. 2017
BENTUK SEDIAAN OBAT PADAT
KAPLET

sediaan berbentuk tablet yang dibungkus dengan lapisan


gula dan pewarna menarik.

Lapisan warna dan gula ini bertujuan untuk menjaga


kelembaban dan menjaga agar tidak tekontaminas
dengan HCL di lambung.

Nuryati N. Farmakologi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. BPPSDMK. 2017
BENTUK SEDIAAN OBAT PADAT
PIL

Sediaan obat berbentuk bundar dengan ukuran yang


kecil.

Ada beberapa variasi dari pil, antara lain: granulae,


pilulae, dan boli.

Nuryati N. Farmakologi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. BPPSDMK. 2017
BENTUK SEDIAAN OBAT PADAT
SERBUK

berbentuk remahan yang merupakan campuran kering


obat dan zat kimia yang dihaluskan.

Serbuk terbagi menjadi serbuk granulae dan serbuk


effervescent.

Nuryati N. Farmakologi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. BPPSDMK. 2017
BENTUK SEDIAAN OBAT PADAT
Nuryati N. Farmakologi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. BPPSDMK. 2017

SUPOSITORIA

 sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk.


 diberikan melalui rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh,
melunak atau melarut pada suhu tubuh.

Tujuan pengobatan yaitu:


• Penggunaan lokal bertujuan untuk
memudahkan defekasi serta
mengobati gatal, iritasi, dan
inflamasi karena hemoroid.
• Penggunaan sistemik seperti:
aminofilin dan teofilin untuk asma,
chlorprozamin untuk anti muntah,
chloral hydariat untuk sedatif dan
hipnotif, aspirin untuk analgenik
antipiretik.
FARMAKOLOGI

FARMAKOKINETIK FARMAKODINAMIK
• proses pergerakan • efek obat terhadap
obat untuk mencapai fisiologi dan biokimia
kerja obat. selular dan
mekanisme kerja
obat.

Nuryati N. Farmakologi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. BPPSDMK. 2017
FARMAKOKINETIK

Nuryati N. Farmakologi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. BPPSDMK. 2017
• Pergerakan partikel obat dari saluran
gastrointestinal ke dalam cairan tubuh melalui
ABSORPSI absorpsi pasif, absorpsi aktif, atau pinositosis
• Dipengaruhi oleh aliran darah, rasa nyeri,
stress, kelaparan, makanan dan pH.

• Proses obat menjadi berada dalam cairan tubuh


dan jaringan tubuh.
DISTRIBUSI • Dipengaruhi oleh aliran darah, afinitas
(kekuatan penggabungan) terhadap jaringan,
dan efek pengikatan dengan protein.

• Hati merupakan tempat utama untuk


metabolisme.
METABOLISME DAN • Banyak obat yang diinaktifkan oleh enzim-enzim
BIOTRANSFORMASI hati.

• Rute utama dari eliminasi obat adalah melalui


ginjal.
EKSKRESI • Rute lain meliputi empedu, feses, paru-paru,
saliva, keringat, dan air susu.

Nuryati N. Farmakologi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. BPPSDMK. 2017
FARMAKODINAMIK
• Respons obat dapat menyebabkan
efek fisiologis primer atau sekunder
atau kedua-duanya. Efek primer
adalah efek yang diinginkan, dan
efek sekunder mungkin diinginkan
atau tidak diinginkan.

Nuryati N. Farmakologi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. BPPSDMK. 2017
RESPON OBAT DIDALAM TUBUH

Nuryati N. Farmakologi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. BPPSDMK. 2017

Anda mungkin juga menyukai