Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DOSIS DAN PERHITUNGAN DOSIS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas :

Mata Kuliah : Farmakologi Keperawatan


Dosen Pengampu : Apt.Recta Olivia Umboro,M.Sc

Disusun Oleh Kelompok :IX

1. Mariska Dwi Naning Cahyani (108STYC22)


2. Muhammad Taufikkurahman (118STYC22)
3. Lady Dita Wulan Ramadhani (087STYC22)
4. Nurul faiga (136STYC22)
5. jeti sarlina (079STYC22)
6. M.Aditya (096STYC22)

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM PROGRAM STUDI S1
KEPERAWATAN TAHYUM AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang”Dosis dan perhitungan dosis”. Adapun
tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen mata kuliah
FARMAKOLOGI KEPERAWATAN selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Dosis dan perhitungan dosis obat bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Apt.Recta Olivia Umboro,M.Sc selaku dosen
mata kuliah farmakologi keperawatan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuan
nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari makalah yang
kelompok kami buat ini masih jauh dari kata sempurna, sebab itu, kritikan dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 17 Maret 2023

Kelompok IX
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dosis Obat ialah suatu ukuran bahan atau paduan ukuran bahan-
bahanyangdimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah,
mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit,
lukaatau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk
memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia termasukobat
tradisional.
Karna seperti yang telah kita ketahui, hal yang pertama kali kita
lakukanjikakita sedang sakit atau ada bagian tubuh, anggota tubuh, atau ada yang
tidak beresdengan tubuh kita pasti kita akan buru-buru kedokter dan mencari obat
untukmengobati sakit yang kita derita.
Namun apakah kita tahu bagaimana cara obat bekerja didalamtubuhkitaitu?
Oleh karenanya paling tidak, kita harus tahu dulu bagaimana sebenarnya
perjalananpanjang obat di dalam tubuh, sampai kemudian menimbulkan efek yaitu
mengurangi rasa cemas, menghilangkan rasa sakit, menyembuhkan penyakit dan
membuat rasanyaman, atau bahkan membuat “fly” alias terbang ke angkasa.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dan macam-macam dosis obat ?
2. Bagaimana cara perhitungan dosis?
3. bagimana cara penentuan & pemberian dosis obat?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi dan macam -macam dosis obat.
2. Untuk memahami cara perhitungan obat.
3. Untuk mengetahui cara -cara penentuan dan pemberian dosis obat.
BAB II
PEMMBAHASAN
2.1 Pengertian Dosis
Dosis merupakan kadar dari sesuatu (kimiawi, fisik, biologis) yang dapat
mempengaruhi suatu organisme secara biologis; makin besar kadarnya,
makinbesarpula dosisnya. Di bidang kedokteran, istilah ini biasanya diperuntukkan
bagi kadar obat atau agen lain yang diberikan untuk tujuan terapi.
Dalamtoksikologi, dosisdapat merujuk kepada jumlah agen berbahaya (seperti
racun, karsinogen, mutagen, ataupun teratogen), yang dipajankan kepada
organisme.
Bahan kimia merupakan zat paling umum diukur dosisnya, namun adapulalainnya,
seperti pajanan radiasi. Untuk manusia, sebagian besar dosis mikronutriendan
pengobatan diukur dalam miligram (mg.), dan lainnya kadang-kadang diukur dalam
mikrogram karena potensinya.
2.1.1 Pengertian Dosis Obat
Dosis obat adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita
dalamsatuanberat (gram, milligram,mikrogram) atau satuan isi (liter,
mililiter) atau unit-unit lainnya (Unit Internasional). Kecuali bila
dinyatakan lain maka yang dimaksuddengandosis obat yaitu sejumlah
obat yang memberikan efek terapeutik pada penderitadewasa, juga
disebut dosis lazim atau dosis medicinalis atau dosis terapeutik. Biladosis
obat yang diberikan melebihi dosis terapeutik terutama obat yang
tergolongracun ada kemungkinan terjadi keracunan, dinyatakan sebagai
dosis toxic. Dosistoxic ini dapat sampai mengakibatkan kematian, disebut
sebagai dosis letal.
Obat-obat tertentu memerlukan dosis permulaan (initial dose)
atau dosisawal (loading dose) yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan
(maintenance dose). Dengan memberikan dosis permulaan yang lebih
tinggi dari dosis pemeliharaan(misalnya dua kali), kadar obat yang
dikehendaki dalam darah dapat dicapai lebihawal. Hal ini dilakukan
antara lain pada pemberian oral preparal Sulfa (Sulfisoxazole,Trisulfa
pyrimidines), diberikan dosis permulaan 2 gramdan diikuti dengan dosis
pemeliharaan 1 gram tiap 6 jam.
2.1.2 Macam Macam Dosis
Ilmu Farmasi : Dosis adalah takaran obat yang menimbulkan
efek farmakologi (khasiat) yang tepat dan aman bila dikonsumsi oleh
pasien. adapun jenis jenisDOSIS, antara lain dosis lazim, dosis terapi,
dosis minimum, dosis maksimum, dosistoksik, dan dosis letal (dosis
letal50 dan dosis letal100) :

1. Dosis lazim adalah dosis yang diberikan berdasarkan petunjuk umum


pengobatan yang biasa digunakan, referensinya bisa berbeda-beda, dan
sifatnya tidak mengikat, selagi ukuran dosisnya diantara dosis
maksimum dan dosis minimum obat.Dosis terapi
2. Dosis terapi adalah dosis yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat
menyembuhkan pasien.
3. Dosis minimum adalah takaran dosis terendah yang masih dapat
memberikan efek farmakologis (khasiat) kepada pasien apabila
dikonsumsi.
4. Dosis maksimum adalah takaran dosis tertinggi yang masih boleh
diberikan kepada pasien dan tidak menimbulkan keracunan.
5. Dosis toksik adalah takaran dosis yang apabila diberikan dalam
keadaan biasa dapat menimbulkan keracunan pada pasien. (takaran
melebihi dosis maksimum).
6. Dosis letalis adalah takaran obat yang apabila diberikan dalam keadaan
biasa dapat menimbulkan kematian pada pasien, dosis letal dibagi
menjadi 2 :
1) Dosis letal50 : takaran dosis yang bisa menyebabkan kematian
50% hewan percobaan.
2) Dosis letal100 : takaran dosis yang bisa menyebabkan kematian
100% hewan percobaa .
2.2 CARA PERHITUNGAN DOSIS OBAT
Dosis maksimum
Kecuali dinyatakan lain, dosis maksimum adalah dosis maksimum dewasa (20-60
tahun) untuk pemakaian melalui mulut, injeksi subkutan dan rektal. Untuk orang
lanjut usia karena keadaan fisik sudah mulai menurun. Pemberian dosis harus lebih
kecil dari dosis maksimum.
1. Menurut buku Obat-Obat penting .
- 65- 74 tahun, dosis biasa - 10%
- 75-84 tahun, dosis biasa - 20% - Diatas 85 tahun, dosis biasa – 30%
2. Menurut buku ilmu resep
- 60 -70 tahun 4/5 dosis dewasa - 70- 80 tahun 3/4 dosis dewasa
- 80-90 tahun 3 dosis dewasa
- 90 tahun ke atas s ½ dosis dewasa .

3. Perhitungan dosis anak berdasarkan usia:


1) Rumus Young: n× dosis dewasa n+12 (n dalam tahun untuk
anak usia di bawah 8 tahun).
2) Rumus Dilling: n×dosis dewasa 20 (n dalam tahun anak di
atas 8 tahun)
3) Rumus Fried : n×dosis dewasa 150 (n dalam bulan)
4) Rumus Cowling: n×dosis dewasa 24 (n adalah satuan tahun
yang digenapkan ke atas)
5) Rumus Gaubius : Berupa pecahan yang dikalikan dengan dosis
dewasa.
0-1 tahun =1/12x dosis dewasa.
1-2 tahun = 1/8 x dosis dewas.
2-3 tahun = 1/6 x dosis dewasa.
3-4 tahun = 1/4 x dosis dewasa.
4-7 tahun = 1/3 x dosis dewasa.
7-14 tahun = ½ x dosis dewasa.
14-20 tahun = 2/3 x dosis dewasa.
21-60 tahun = dosi sdewasa.
4. Perhitungan dosis berdasarkan bobot badan:
a) Rumus Clark (amerika) Bobot badan anak (pon) x dosis dewasa 150
b) Rumus Themich Fier (Jerman) Bobot badan anak (kg) x dosis
dewasa
c) Rumus black (Belanda) Bobot badan anak (kg) x dosis dewasa 62
5. Perhitungan dosis berdasarkan luas permukaan tubuh:
1) UI Jakarta Luas permukaan tubuh anak x dosis dewasa. 1,75
2) Rumus Catzel Luas permukaan tubuh anak x dosis dewasa Luas
permukaan tubuh dewasa.
6. Dosis maksimum gabungan (DM sinergis)
1) Jika dalam satu resep terdapat dua atau lebih zat aktif (bahan
obat) yang kerjanya pada reseptor atau tempat yang sama maka
jumlah obat yang digunakan tidak boleh melampaui jumlah
dosis obat-obat yang berefek sama tersebut.
2) Baik sekali pakai ataupun dosis sehari.
Contoh obat yang memiliki efek yang sama
- Atropin sulfat dengan ekstrak belladonae
- Pulvis opii dengan pulvis overi o Kofein dan aminofilin
- Arsen trioxida dan Natrii arsenas
7. Dosis obat untuk anak (Pediatrik),katagori anak :
- Anak premature : lahir kurang 35 minggu
- Anak baru lahir : Neonatus s/d 28 hari - Bayi : infant s/d 1 tahun
- Balita : 1-5 tahun - Anak : 6-12 tahun.
2.3 PENENTUAN DOSIS ANAK
Dalam menentuklan dosis anak, ada beberapa masalah yang harus kita
perhatikan. Organ (hepar, ginjal, SSP) belum berfungsi secara sempurna,
metabolisme obat belum maksimal Distribusi cairan tubuh berbeda dengan orang
dewasa
- Neonatus >29,7% dari dewasa - Bayi 6 bulan >20,7% dari dewasa
- Anak s/d 7 th. >5,5% dari dewasa Rumus perhitungan dosis anak
- Menurut perbandingan umur orang dewasa ;
- Rumus Young : untuk anak 1-8 tahun kebawah
Da = n x Dd n + 12
2.4 CARA PEMBERIAN OBAT
1) Bentuk Oral
Bentuk oral adalah obat yang masuk melalui mulut. Pada umumnya cara ini
lebih disukai karena paling murah dan paling nyaman untuk diberikan. Bentuk
oral ini adalah bentuk tablet, kapsul, dan lozengez. Bentuk sediaan oral.
2) Obat Cair (liquid)
- Solutio, Larutan dari sebuah zat dalam suatu cairan / pelarut, dimana zat
pelarutnya adalah air, bila bukan air maka harus dijelaskan dalam
namanya, misalnya :minyak kamfer, Nitrogliserin dalam spiritus.
- Suspensi, Sediaan cairan yang mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair (cairan pembawa), zat yang terdispersi harus
halus dan tidak boleh cepat mengendap dan dapat mengandung zat
tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi serta tidak boleh terlalu
kental agar sediaan mudah dikocok dan dituang
- Sirup,Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi.
- Elixir, Larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven.
- Emulsi, Adalah dua fase cairan dalam sistim dispersi (tetesan) dimana fase
cairan yang satu terdispersi sangat halus dalam merata dalam fase cairan
lainnya dan umumnya dimantapkan oleh zat pengemulsi (Emulgator)
- Emulsi O/W, Emulsi minyak dalam air, dimana minyak yang merupakan
fase terdispersi dan larutan air merupakan fase pendispersi / pembawa
(emulsi ini dapat dicernakan dengan air). Emulgatornya larut dalam air.
Contoh : susu (emulgatornya putih telur) Scott Emultion.
- Emulsi W/O, Emulsi air dalam minyak, dimana air atau larutan air
yang merupakan fase terdispersi dan minyak atau bahan seperti minyak
merupakan pembawa atau pendispersi (Emulsi ini dapat diencerkan
dengan minyak). Emulgatornya larut dalam minyak. contoh : Mentega,
Ianolin.
- Netralisasi atau penetralan, obat minum yang di buat dengan jalan
mencampurkan suatu asam dengan suatu basa (yang dipergunakan
adalah suatu Carbonat) dan tidak mengandung CO2 (karena CO2 yang
terbentuk selalu dihilangkan seluruhnya dengan cara pemanasan sampai
larutannya jernih), yang termasuk Netralisasi.
- Suatu asam dinetralkan dengan NH4CL
- Suatu asam yang tidak larut dinetralkan dengan suatu HCO3 / CO3,
dapat juga dengan NaOH .

3) Capsulae / capsul
Adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut, dimana didalamnya dapat diisi dengan obat
serbuk, butiran atau granul, cair, semi padat Jenis – jenis kapsul:
- Capsulae gelatinosae (dibuat dari gelatin) terdiri dari : Soft Capsulae /
Capsulae Mollesà lunak, Hard Capsulae / Capsulae Durae à keras.
- Capsulae Amylaceas (dibuat dari amylum).
- Capsulae Metilsellulos.

4) Absorpsi sediaan oral :


A. Mulut
Mulut adalah rongga lonjong pada permukaan saluran penceranaan. Terdiri
atas dua bagian, bagian luar yang sempit, yaitu ruang di antara gusi serta gigi
dengan bibir dan pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi di sisi-
sisinya oleh tulang maxilaris dan semua gigi, dan di sebelah belakang dengan
awal faring.
Di dalam mulut terdapat tiga kelenjar ludah, yaitu: kelenjar parotis, kelenjar
submandibularis, kelenjar sublingualis. kelenjar ludah berfungsi mengeluarkan
saliva. Saliva memiliki pH 6,7-7,8 mengandung enzim ptyalin, fungsinya untuk
membebaskan zat aktif dari obat.
B. Tenggorokan (Esofagus)
Esofagus adalah suatu organ silindris berongga dengan panjang sekitar 25 cm
dengan garis tengah 2 cm. Esophagus terutama berfungsi untuk menghantarkan
makanan dan obat dari faring ke lambung, dengan gerakan peristaltic. Dinding
esophagus seperti juga bagian lain dari saluran cerna, terdiri dari empat lapisan:
mukosa, sub mukosa, muskularis, dan serosa.
C. Lambung
Panjang sekitar 25 cm dan lebar 10 cm dan memiliki kapasitas volume 1- 1
½ liter. Secara anatomis lambung dibagi atas fundus, korpus dan antrum
pilorikum atau pilorus. Lambung terdiri dari empat lapisan, yaitu lapisan tunika
serosa atau lapisan luar, muskularis, submukosa,dan mukosa. Kandungan
lambung adalah asam lambung, mucus, polisakarida, protein mineral, dan cairan
lambung yang memiliki pH 1,9. Hormone gastrin diproduksi oleh sel G yang
terletak pada daerah pylorus lambung.
Gastrin merangsang kelenjar gastric untuk menghasilkan asam hidroklorida
dan pepsinogen. Subtansi lain yang diseksresi oleh lambung adalah enzim dan
berbagai elektrolit, terutama ion-ion kalium, natrium dan klorida.
Fungsi lambung dibagi menjadi dua yaitu fungsi motorik dan fungsi
pencernaan dan sekresi. Fungsi motorik dibagi menjadi tiga yaitu fungsi
reservoir (menyimpan makanan sampai mekanan tersebut sedikit demi sedikit
dicernakan dan bergerak pada saluran cerna.), fungsi mencampur (memecah
makanan menjadi partikel-partikel kecil dan mencampurnya dengan getah
lambung melalui kontraksi otot yang mengelilingi lambung.), fungsi
pengosongan lambung.
D. Usus halus
Usus halus memiliki panjang kira-kira enam meter dan diameternya 2-3 cm.
Terdiri dari duodenum memiliki pH 4-6 dan waktu transit selama 15 menit,
jejunum memiliki pH 6-7dan waktu transit 2-3 ½ jam, ileum memiliki pH 6-8.
Berfungsi untuk sekresi (untuk duodenum dan bagian pertama jejunum) dan
absorpsi (bagian akhir jejunum dan ileum).
Bagian pertama dari usus halus steril sedangkan bagian akhir yang
menghubungkan secum (bagian awal dari usus besar) mengandung beberapa
bakteri. Usus adalah tempat absorpsi makanan dan obat yang sangat besar karena
usus halus memiiki mikrovilli usus halus yang memberikan luas permukaan yang
sangat besar untuk absorpsi obat dan makanan.
Konsistensi usus halus berupa cairan kental seperti bubur. Waktu
transit untuk makanan dari mulut ke secum memerlukan waktu sekitar 4-6 jam,
sedangkan waktu transit sediaan padat dari 95% populasi sekitar 3 jam atau
kurang.
Dua cairan pencerna masuk duodenum, yaitu cairan ampedu melalui hati dan
getah prankeas dari prankeas. sekresi prankreas berupa enzim amilasi, lipase,
proteolitik. Sekresi empedu berupa musin, garam empedu. Ada tiga gerakan
yang terjadi pada usus halus, yaitu: segmentasi, peristaltic, pendule.
E. Usus besar
Usus besar atau kolon yang kira-kira 1 ½ meter panjangnya adalah
merupakan sambungan dari usus halus. Usus besar dibagi menjadi tiga bagian
yaitu kolon asendens,
kolon transverses dan kolon desendens. Fungsi usus besar tidak untuk
absorpsi, tetapi sebagai organ dehidrasi dan saluran untuk mengeluarkan feses
(defekasi).
Isi kolon memiliki pH 7,5-8. Antibiotic yang tidak diabsorpsi tidak
sempurna akan mempengaruhi flora normal bakteri dalam kolon. Usus besar
tidak ikut serta dalam pencernaan atau absorpsi makanan.
Bila isi usus halus mencapai sekum maka semua zat telah diabsorpsi dan
bersifat cair. Selama perjalanan di dalam kolon isinya menjadi makin padat
karena terjadi reabsorpsi air dan ketika mencapai rectum feses bersifat padat.
Gerakan peristaltic dalam kolon sangat lamban dan diperlukan waktu
kira-kira enam belas sampai dua puluh jam bagi isinya untuk mencapai flexura
sigmoid.
Bentuk Topikal Bentuk obat ini dipakai untuk permukaan luar badan dan
berfungsi melindungi atau sebagai vehikel untuk menyampaikan obat. Bentuk
paling penting adalah salep dan krim. Salep dipakai untuk lesi kering dan
bertahan di kulit lebih lama. Krim umumnya dipakai untuk lesi basah.
Bentuk Supositoria Supositoria adalah obat dalam bentuk mirip peluru dan
akan mencair pada suhu badan. Supositoria adalah cara memberi obat melalui
rectum untuk lesi setempat atau agar di serap sis

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dosis Obat ialah suatu ukuran bahan atau paduan ukuran bahan-bahan yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan
badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau
memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional.
3.2 Saran
Semoga dari makalah yang telah kelompok kami buat, dapat bermanfaat dan bisa
di aplikasikan pada masyarakat nanti. Juga dapat menjadi bahan referensi untuk tugas
berikutnya yang berhubungan dengan komunikasi juga untuk mahasiswa lain yang
membutuhkan informasi mengenai materi komunikasiefektif.
DAFTAR PUSTAKA
Des W. Connel & Gregory J. Miller. 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia E.J. Ariens, E. Mutschler & A.M. Simonis. 1987. Toksikologi Umum, Penganta.

Terjemahan oleh Yoke R.Wattimena dkk. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Frank C. Lu. 1995.
Toksikologi Dasar. Terjemahan oleh Edi Nugroho. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.
H.J. Mukono. 2005. Toksikologi Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press. J. H. Koeman.
1987.

Pengantar Umum Toksikologi. Terjemahan oleh R.H. Yudono. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press. http://pharmacyindonesia.blogspot.com/2011/06/dosis

Anda mungkin juga menyukai