Anda di halaman 1dari 24

(Artikel 1) Perihal Dosis Obat

Dosis obat merupakan faktor penting, karena baik kekurangan atau kelebihan

dosis akan menghasilkan efek yang tidak diinginkan, bahkan sering membahayakan.

Yang dimaksud dosis suatu obat adalah dosis pemakaian sekali, per oral untuk orang

dewasa, kalau kalau yang dimaksud bukan dosis tersebut diatas harus dengan

keterangan yang jelas. Misalnya pemakaian sehari, dosis untuk anak, dosis per injeksi,

dan seterusnya.

Macam – macam Dosis

1. Dosis Maksimum ( DM ) adalah dosis / takaran maksimum / terbanyak yang dapat

diberikan (berefek terapi) tanpa menimbulkan bahaya.

2. Dosis lazim ( DL ) adalah dosis yang tercantum dalam literatur merupakan dosis yang

lazimnya dapat menyembuhkan. Dosis lazim dan dosis maksimum terdapat dalam FI

ed III, juga Farmakope lain. Tetapi DM anak tidak terdapat dalam literatur. Maka DM

untuk anak dapat dihitung dengan membandingkan kebutuhan anak terhadap dosis

maksimum dewasa.

Pada kompetensi menerapkan pembuatan sediaan obat sesuai resep dokter di

bawah pengawasan apoteker proses perhitungan dosis lazim menjadi bagian

yang sangat penting karena semua bahan obat/ obat harus diperhitungkan Dosis

Lazimnya sesuai dengan umur pasien dan dibandingkan dengan dosis obat yang

digunakan pasien sesuai resep dokter. Pemakaian/ dosis obat untuk pasien harus

tepat atau sesuai dengan Dosis Lazim supaya efek terapi tercapai, jika pada

perhitungan dosis ternyata pemakaian obatnya kurang atau lebih dari DL maka
harus ditanyakan kepada dokter pembuat resep karena ada banyak hal yang

mempengaruhi dosis yang diberikan pada pasien, apabila dokter berkehendak

maka resep dapat diracik, sebaliknya jika dokter menghendaki supaya

pemakaiannya ditepatkan supaya efek terapi tercapai maka Apoteker/ Asisten

Apoteker harus dapat melakukan perhitungan untuk melakukan penyesuaian

dosis sehingga jumlah obat akan diganti oleh dokter supaya berefek terapi

optimal untu pasien.

3. Dosis toksik adalah takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat menyebabkan

keracunan pada penderita.

4. Dosis Letalis adalah takaran obat yang dalam keadaan biasa dapat menyebabkan

kematian pada penderita, dosis letalis terdiri dari:

a. LD 50 : takaran yang menyebabkan kematian pada 50% hewan percobaan.

b. LD 100 : takaran yang menyebabkan kematian pada 100% hewan percobaan.

2. Rumus-Rumus Untuk Menghitung Dosis Maksimum.

Berikut adalah rumus-rumus dosis yang dapat digunakan untuk menghitung

dosis anak dan bayi

Rumus berdasarkan umur:

1. Rumus Young, untuk anak berumur kurang dari 8 th :

x dosis dewasa = dosis anak

2. Rumus Dilling, untuk anak berumur lebih atau sama dengan 8 th:

x dosis dewasa

3. Rumus Fried, untuk bayi kurang dari 1 tahun:

x dosis dewasa = dosis bayi


Rumus berdasarkan berat badan:

4. Rumus berdasarkan berat badan:

Rumus Clarke

x dosis dewasa – dosis anak

Dan masih ada beberapa versi rumus perhitungan dosis maksimal obat.

Dosis-dosis maksimum tidak boleh dilampaui dalam petunjuk-petunjuk yang

dimaksudkan untuk pengobatan, kecuali jika ada tanda seru ( ! ) dibelakang angka

dari takaran yang melebihi tersebut.

3. Faktor –faktor yang Mempengaruhi Dosis Obat

Dosis suatu obat merupakan suatu jumlah yang “cukup tidak berlebihan” untuk

menghasilkan efek terapeutik obat yang optimum pada seorang pasien tertentu.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dosis obat yang tepat untuk seorang pasien

antara lain:

1. Umur

2. Berat badan

3. Jenis kelamin

4. Status patologis

5. Toleransi terhadap obat

6. Waktu penggunaan obat

7. Sifat bentuk sediaan

8. Cara penggunaan

9. Macam-macam faktor psikologis dan fisiologis.


4. Dosis Rangkap atau Dosis Kombinasi

Dosis Ganda = Dosis Rangkap = Dosis Kombinasi

Apabila dalam resep terdapat dua atau lebih obat yang mempunyai khasiat yang sama,

dapat terjadi dua hal

1. Zat-zat yang berlainan itu tidak mempunyai kerja yang bersamaan, maka untuk tiap zat

dihitung sendiri.

2. Zat-zat yang berlainan mempunyai kerja yang bersamaan, maka dalam hal ini dimiliki

dosis yang berganda

Apabila dalam resep terdapat dua atau lebih obat yang mempunyai khasiat yang sama

maka dosis-dosis yang ada dihitung sebagai berikutnya. Zat-zat yang mempunyai

bentuk kimia yang bersamaan, biasanya mempunyai kerja searah.

+ dan seterusnya ≤ 1

Atau

+ =≤1

Kerugian Kombinasi Obat

1. Pengobatan berlebihan

2. Biaya pengobatan jadi lebih mahal.

3. Efek samping obat meningkat

4. Penggunaan obat menjadi kurang efektif

5. Dapat terjadi interaksi obat, potensiasi, antagonisme.

Keuntungan Kombinasi Obat

1. Meningkatkan efektifitas obat karena efek sinergisme


2. Dalam keadaan tertentu, mengurangi terjadinya resistensi.

3. Mempermudah pemberian obat sehingga menjadi praktis, tidak terlalu sering.


(artikel 2) Dosis (Takaran Obat)
Sep 30

Posted by irsan_syarifuddin

DOSIS

Dosis merupakan banyaknya obat yang dapat dipergunakan atau diberikan kepada seorang
penderita baik untuk obat dalam maupun luar. Kecuali dinyatakan lain, dosis merupakan dosis
maksimum dewasa untuk pemakaian melalui mulut, injeksi subkutan, dan rektal.

Ada yang dikenal dengan dosis maksimum (DM) dan ada juga dosis lazim (DL). DM merupakan
dosis pemakaian sekali ataupun sehari. Untuk pemberian obat melebihi batas DM itu harus
dibubuhi tanda seru, paraf dokter, ataupun digarisbawahi nama obat tersebut. Sedangkan DL
merupakan petunjuk yang tidak mengikat tapi digunakan sebagai pedoman umum. Misalnya,
Obat CTM (4mg/tablet) dengan DM 40 mg/ hari dan DL 6-16 mg/hari, bila seseorang makan 3
kali sehari 2 tablet, berarti DM belum melampaui. Tapi ini dianggap tidak lazim karena hanya
dengan makan 3 kali 1 tablet sehari sudah mencapai efek terapi yang normal.

Macam- macam dosis

1. Dosis terapi : takaran obat yang diberikan dalam keadaan bisa dan dapat menyembuhkan
penderita.
2. Dosis minimum : takaran obat terkecil yang diberikan yang masih dapat menyembuhkan
dan tidak menimbulkan resistensi.
3. Dosis maksimum : takaran obat terbesar yang diberikan yang masih dapat
menyembuhkan dan tidak menimbulkan keracunan.
4. Dosis toksik : takaran obat yang diberikan dalam keadaan bisa yang dapat menyebabkan
keracunan penderita.
5. Dosis letalis : takaran obat yang diberikan dalam keadaan bisa yang dapat menyebabkan
kematian pada penderita.

Perhitungan dosis

1. Berdasarkan umur

Rumus Young (untuk anak < 8 th)

– Dosis = n(tahun)/n(tahun) +12 X dosis dewasa

Rumrs Fried

– Dosis = n(bulan)/150 X dosis dewasa

Rumus Gaubius (pecahan X dosis dwasa)


– 0-1th = 1/12 X dosis dws

– 1-2th = 1/8 X dosisi dws

– 2-3th = 1/6 dosis dws

– 3-4th = 1/4 X doisis dws

– 4-7th = 1/3 X dosis dws

– 7-14th = 1/2 X dosis dws

– 14-20 = 2/3 X doisis dws

– 21-60th = dosis dws

– Rumus Bastedo

– Dosis = n(tahun)/30 X doisis dewasa

Rumus Dilling

– Dosis = n(tahun)/20 X dosis dewasa

Rumus Cowling

– Dosis = n(tahun)/24 X dosis dewasa

– N = umur dalam satuan tahun yang digenapkan keatas. Misal pasien 1 tahun 1 bulan
dihitung 2 tahun.

1. Berdasarkan berat badan

Rumus Clark (Amerika)

– Dosis = bobot badan (pon)/150 X dosis dws

Rumus Thremich-Fier (Jerman)

– Dosis = bobot badan anak (kg)/70 X dosis dws

Rumus Black (Belanda)

– Dosis = bobot badan anak (kg)/62 X doisis dws

Rumus Junkker & Glaubius (paduan umur dan bobot badan)


– Dosis = % X doisi dws

1. Berdasarkan luas permukaan tubuh

Farmakologi

– Dosis = luas permukaan tubuh anak/1,75 X dosis dewasa

Rumus Catzel

– Dosis = luas permukaan tubuh anak/luas permukaan tubuh dewasa X 100 X dosis dewasa

1. Berdasarkan Jam pemakaian

FI Satu hari dihitung 24 jam sehingga untuk pemakaian sehari dihitung:

– Dosis = 24/n X

– N = selang waktu pemberian

– Tiap 3 jam = 24/3 X = 8 X sehari semalam:

Menurut Va Duin: pemakaian sehari dihitung 16 jam, kecuali antibiotik sehari dihitung 24
jam

– 16/3 +1X = 5,3 + 1 = 6,3 dibulatkan 7 X


(artikel 3) DOSIS OBAT

Dosis obat adalah jumlah atau ukuran yang diharapakan dapat menghasilkan efek terapi pada
fungsi tubuh yang mengalami gangguan. Dosis obat harus diberikan pada pasien untuk
menghasilkan efek yang diharapkan tergantung dari banyak faktor, antara lain usia, bobot badan,
kelamin, luas permukaan tubuh, berat penyakit dan keadaan daya tahan tubuh.

Penggunaan dosis obat dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok, diantaranya:


1. Dosis awal / Loading Dose : dosis awal yang dibutuhkan guna tercapainya konsentrasi obat yang
diinginkan di dalam darah dan kemudian untuk selanjutnya dengan dosis perawatan.
2. Dosis pencegahan : jumlah yang dibutuhkan untuk melindungi agar pasien tidak terkena
penyakit.
3. Dosis terapi : dosis obat yang digunakan untuk terapi jika pasien sudah terkena penyakit.
4. Dosis lazim : dosis yang secara umum digunakan untuk terapi.
5. Dosis maksimal : dosis obat maksimal yang dapat digunakan untuk pengobatan penyakit, yang
bila dosis maksimal dilampaui akan menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
6. Dosis letal : dosis yang melebihi dosis terapi dan mengakibatkan efek yang tidak diinginkan
yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.

Tujuan dari penetapan dosis obat ini adalah untuk mendapatkan efek terapeutis dari suatu obat.
Namun tidak semua obat bersifat betul-betul menyembuhkan penyakit, banyak diantaranya
hanya meniadakan atau meringankan gejalanya. Oleh karena itu, terapi obat dapat dibedakan
dalam tiga jenis pengobatan, yaitu :
1. Terapi Kausal, dimana penyebab penyakit ditiadakan, khususnya pemusnahan
mikroorganisme yang merugikan. Contoh : obat kemoterapeutika ( gol. Antibiotic, fungisida,
obat-obat malaria, dan sebagainya).
2. Terapi Simptomatis, hanya gejala penyakit yang diobati dan diringankan, misalnya kerusakan
pada suatu organ atau saraf. Contohnya : analgetik pada rematik, obat hipertensi dan obat
jantung.
3. Terapi Substitusi, obat pengganti zat yang lazim dibuat oleh organ yang sakit. Misalnya insulin
pada penderita diabetes.
Hampir semua obat pada dosis yang cukup besar menimbulkan efek toksik dan pada akhirnya
dapat mengakibatkan kematian. Dosis terapeutis adalah takaran dimana obat menghasilkan efek
yang diinginkan.

Untuk menilai keamanan dan efek dari suatu obat, makan dilakukan penelitian yang
menggunakan binatang percobaan. Yang ditentukan adalah khusus ED50 dan LD50, yaitu dosis
yang masing-masing memberikan efek atau yang mematikan 50% dari jumlah binatang.

Indek terapi merupakan perbandingan antara kedua dosis itu, yang merupakan suatu ukuran
keamanan obat. Semakin besar indeks terapi semakin aman penggunaan obat tersebut. Luas
terapi adalah jarak antara LD50 dan ED50, juga dinamakan jarak keamanan (safety margin).
Seperti indeks terapi, luas terapi berguna pula sebagai indikasi untuk keamanan obat, terutama
untuk obat yang digunakan secara kronis. Obat dengan luas terapi kecil, yaitu dengan selisih
kecil antara dosis terapi dan dosis toksiknya, mudah sekali menimbulkan keracunan bila dosis
normalnya dilampaui.

Perhitungan Dosis Maksimal (DM)


1. Berdasarkan Usia:
i. Rumus Young
Untuk umur 1-8 tahun dengan rumus :
n x DM n : umur dalam tahun
n + 12
ii. Rumus Dilling
Untuk umur anak diatas 8 tahun :
n x DM n : umur dalam tahun
20
iii. Rumus Fried
n x DM n : umur bayi dalam bulan
150
2. Berdasarkan berat badan
Rumus Clark
berat badan dalam kilogram X DM
70

3. Perhitungan Dosis sehari dengan Signature setiap jam


i. Antibiotik
Untuk pemakaian sehari :
24 kali n : jam
n
ii. Selain Antibiotik
Untuk pemakaian sehari :

16 + 1 kali n : jam

Contoh perhitungan Dosis


Bila dalam Resep terdapat lebih dari satu macam obat yang mempunyai kerja bersamaan atau
searah, maka harus dibuat dosis maksimum searahnya.
Contoh :
R/ Atropin sulfas 0,5 mg
Belld. Extr 15 mg
Lactose q.s
m.f pulv.dtd. no X
S.tdd.P.I
Pro Tn. Nazaruddin
Jawab :
Dosis Maksimum Atropin Sulfas : sekali = 1 mg, sehari = 3 mg
Persentase 1 x : 0,5/1 x 100 % = 50 %
Persentasi 1 hari : 3 x 0,5/3 x 100 % = 50 %
Dosis Maksimum Belladona Extract : sekali = 20 mg, sehari = 80 mg
Persentase 1 x : 15/20 x 100 % = 75 %
Persentase 1 hari : 3 x 15/80 x 100 % = 56,25 %
Dosis gabungan :
Sekali : 50 % + 75 % = 125 %  > 100 %
Sehari : 50 % + 56,25 % = 106,25 %  > 100 %
Maka dapat disimpulkan bahwa Dosis Maksimum dilampaui.
(artikel 4) CARA MENGHITUNG DOSIS OBAT DAN SINGKATAN BAHASA
LATIN PADA RESEP

Sebelumnya , kita haru tau arti dosis itu apa sih ?

Dosis adalah takaran obat yang diberikan kepada pasien yang dapat memberikan efek farmakologis
(khasiat) yang diinginkan. Secara umum penggunaan dosis dalam terapi dibagi menjadi :

1. dosis lazim .
Dosis lazim adalah dosis yang digunakan sebagai pedoman umum pengobatan (yang direkomendasikan
dan sering digunakan) sifatnya tidak mengikat (biasanya diantara dosis mimimum efek dan dosis
maksimum),

2. dosis maksimum/maksimal.
dosis maksimum adalah dosis yang terbesar yang masih boleh diberikan kepada pasien baik untuk
pemakaian sekali maupun sehari tanpa membahayakan (berefek toksik ataupun over dosis). Untuk terapi
sebaiknya menggunakan pedoman dosis lazim.

Takaran dosis yang ada dalam farmakope umumnya untuk dosis orang dewasa, sedangkan untuk anak-
anak memerlukan rumus perhitungan khusus.

1. Berdasarkan umur
a. Rumus young (untuk anak <8 tahun)

n : umur dalam tahun

b. Rumus dilling (untuk anak Besar-sama dengan 8 tahun)

n : umur dalam tahun

c. Rumus Fried (untuk bayi)

n : umur dalam bulan

2. Berdasarkan berat badan


Perhitungan dosis berdasarkan berat badan sebenarnya lebih tepat karna sesuai dengan kondisi pasien
ketimbang umur yang terkadang tidak sesuai dengan berat badan, bila memungkinkan hitung dosis
melalui berat badan
d. Rumus Thermich

n : berat badan dalam kilogram


3. Rumus untuk menentukan persentase DM obat

Persentase DM sekali :

Persentase DM sehari :

Daftar Singkatan Istilah bahasa Latin Resep


Obat
Istilah resep, bahasa latin resep obat, daftar Istilah singkatan Latin Resep obat, beserta artinya, bahasa
resep merupakan bahasa penulisan resep, menggunakan singkatan bahasa latin. Bahasa latin digunakan
sebagai bahasa resep karna bahasa latin merupakan bahasa yang tidak berkembang, alias statis, sehingga
makna bahasanya tidak berubah oleh waktu, baku dan kaku, sehingga bisa digunakan menjadi bahasa
standar dalam resep secara global.

Daftar singkatan latin bahasa resep obat yang umumnya ada dalam resep beserta artinya :
A
a, aa = tiap-tiap
accur. = seksama
add. = tambahkan
ad. us. ext. (ad usum externum) = dalam pemakaian luar
ad.us int. (ad usum internum) = dalam pemakaian dalam
ad. us prop. (ad usum propium) = untuk dipakai sendiri
adh. (adhibere) = gunakan
applic. (applicatur) = digunakan
alt.hor. (alternis horis) = tiap jam
apt. (aptus) = cocok
a.c. (ante coenam) = sebelum makan
aur.dext. (a.d.) (auri dextrae) = telinga kanan
aur.lev. (a.l.) (aur laevae) = telinga kiri
aut (aut) = atau
aq bisdest (aqua bidestilata) = air suling 2 kali
aq comm (aqua communis) = air biasa
B
bid. (biduum) = waktu 2 hari
b.in.d (bis in die). = 2 kali sehari
C
cito : segera
c. (cochlear) = sendok makan (15 ml)
c.th (cochlear thea) = sendok teh (5 ml)
c.p (cochlear parfum/pulvis) = sendok bubur (8 ml)
cochleat (cochleatin) = sendok demi sendok
cc = cc / centimeter kubik
c.l.q.s. = jumlah secukupnya
caps.gel.el. = kapsul gelatin dengan tutup
cav = awas
caut (caute) = hati hati
cer (cera) = malam, lilin
col (cola) = menyari
conc (concentratus) = pekat
consp. (consperge) = taburkan
clysm. (clysma) = enema, lavemen
cois.comm. (communis) = biasa
D
d (dosi/dies/dexter) = takaran/hari/kanan
d.c. (durante coenam) = pada waktu makan
d.in.dim (da in dimio) = berikan separonya
d.in.2plo (da in duplo) = berikan 2 kalinya
d.in.3plo (da in triplo) = berikan 3 kalinya
d.d (de die) = sehari
d.s. (da signa) = berikan dan tulis
d.s.s.ven (de sub signo veneni) = berikan tanda racun
det (detur) = diberikan
dim (dimidio) = separuhnya
dtd (da tales doses) = berikan sekian takaran
dext. (dexter) = kanan
dil (dilutus) = diencerkan
dim. (dimidius) = separuhnya
div.in.p.aeq (divide in partes aequales) = bagilah dalam bagian yang sama
E
E.D. (expiration date) = tanggal kadaluarsa
e.d (eyes drops) = obat tetes mata
emuls =emulsi
e.m.p = sesuai dengan yang tertulis
ext.ut (externum utendum) = untuk dipakai diluar
F
f (fac, fiat, fiant) = buat. dibuat
filtr. (filtra) = saring
f.l (flores) = bunga
fol (folia) = daun
G
g (gramma) = gram
gtt. (guttae) = tetes
gutt.ad.aur. (guttae ad aures) = tetes telinga
gutta. (guttatim) = tetes demi tetes
H
h. (hora) = jam
h.v (hora vespertina) = malam
h.m (hora matutina) = pagi pagi
haust (haustus) = diminum sekaligus
h.s (hora somni) = pada waktu mau pergi tidur
I
i.c. (inter cibus) = diantara waktu makan
i.d. (idem) = sama
I.A. (intra arterium) = suntikkan melalui pembuluh darah arteri
I.C (intra cutan) = suntikkan melalui lapisan kulit luar
I.M. (intra muscular) = suntikkan melalui bagian punggung (lumbal)
I.V. (intra venous) = suntikkan melalui pem.darah vena
in. = dalam
in.d. = dari hari ke hari
inj.subc. = injeksi dibawah kulit/subkutan
instill (instilla) = teteskan
iter (iteratio/iteretur) = diulang
L
liq. (liquid) = cair
lot. (lotus) = dicuci
M
m (mane, misce) = pagi, campur
m.f (misce fac) = campur buat
mixt. (mixtura) = campuran
N
ne iter (N.I) (ne iteretur) = jangan diulang
nedet (n.dt.) (ne detur) = tidak diberikan
O
o.u = kedua mata
o.s. = mata kiri
o.d = mata kanan
o.h (omni hora) = tiap jam
o.1/4.h (omni quarta hora) = tiap 1/4 jam
o.m. (omni mane) = tiap pagi
o.n (omni nocte) = tiap malam
opt. (optimus) = sangat baik
P
p.d.sing. (pro dosi singulari) = untuk dosis tunggal
P.I.M (periculum in mora) = berbahaya bila ditunda
part.dol (parte dolente) = pada bagian yang sakit
p.r.n. (pro re nata) = kadang kadang jika perlu
p.o. (per os) = secara oral
pil (pilula) = pil
pot. (potio) = minuman/larutan
p.c. (post coenam = stelah makan
pulv. (pulvis/pulveratus) = serbuk
Q
q. (quantitas) = banyaknya
q.s. (quantum satis) = secukupnya
R
R., Rp.,Rcp., (recipe) = ambillah
rec. (recens) = baru
reiter = dibuat ulangan baru
S
s. (signa) = tanda
ss. (semis) = separuh
sol.,solut (solutio) = larutan
solv. (solve) = larut
statim : penting
sum. (sume) = untuk diminum
sup (super) = atas
T
ter in d. (ter in die) = 3 kali sehari
ter. (tere) = gosok
tct., tinct., tra., () tinctura = tingtur
trit (tritus) = gerus
U
urgent : penting
u.c (usus cognitus) = pemakaian diketahui
u.e (usus externus) = dipakai untuk luar
u.i (usus internus) = dipakai untuk dalam
u.v (usus veterinarius) = pemakaian untuk hewan
V
vesp. (vaspere) = malam
(artikel 5) Rumus Perhitungan Dosis Obat

Ilmu Farmasi : Dosis adalah takaran obat yang diberikan kepada pasien yang dapat memberikan
efek farmakologis (khasiat) yang diinginkan. Secara umum penggunaan dosis dalam terapi
dibagi menjadi : dosis lazim dan dosis maksimum/maksimal. Dosis lazim adalah dosis yang
digunakan sebagai pedoman umum pengobatan (yang direkomendasikan dan sering digunakan)
sifatnya tidak mengikat (biasanya diantara dosis mimimum efek dan dosis maksimum),
sedangkan dosis maksimum adalah dosis yang terbesar yang masih boleh diberikan kepada
pasien baik untuk pemakaian sekali maupun sehari tanpa membahayakan (berefek toksik ataupun
over dosis). Untuk terapi sebaiknya menggunakan pedoman dosis lazim. :)
Takaran dosis yang ada dalam farmakope umumnya untuk dosis orang dewasa, sedangkan untuk
anak-anak memerlukan rumus perhitungan khusus, sperti dibawah ini:
BACA juga artikel : Perhitungan Dosis Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh
Cara menghitung dosis untuk anak-anak :
1. Berdasarkan umur
a. Rumus young (untuk anak <8 tahun)

n : umur dalam tahun

b. Rumus dilling (untuk anak Besar-sama dengan 8 tahun)

n : umur dalam tahun

c. Rumus Fried (untuk bayi)

n : umur dalam bulan

2. Berdasarkan berat badan


Perhitungan dosis berdasarkan berat badan sebenarnya lebih tepat karna sesuai dengan kondisi
pasien ketimbang umur yang terkadang tidak sesuai dengan berat badan, bila memungkinkan
hitung dosis melalui berat badan
d. Rumus Thermich

n : berat badan dalam kilogram

3. Rumus untuk menentukan persentase DM obat

Persentase DM sekali :

Persentase DM sehari :

PERHATIAN !!!
Untuk lebih memahami silahkan kunjungi CONTOH SOAL dengan mengklik link artikel
dibawah ini :

Perhitungan Dosis Untuk Anak (contoh 2)

Contoh soal sediaan Serbuk :

R/ Atropin sulfat 0,5 mg (DM sekali: 1 mg, DM sehari 3 mg)


Sacchar.lact. qs
m.f.pulv. d.t.d. no.X.
S. t.d.d. Pulv. I
Pro: Rifki (12th)

Analisa resep : dari resep diketahui untuk membuat 10 bungkus serbuk sediaan,
mengandung 0,5 mg atropin sulfat setiap bungkus, aturan pakai 3 kali sehari satu bungkus.

Jawab :

a. DM sekali pakai untuk anak 12 tahun

DM sekali pakai = (12/20) x 1 mg = 0,6 mg DM atropin sulfat sekali pakai

sedangkan untuk Persentase DM sekali :


= (0,5/0,6 mg) x 100% = 83,3% (boleh diracik dan diserahkan karna tidak lebih dari
100%)

b. DM untuk sehari untuk anak 12 tahun


DM sehari = (12/20) x 3 mg = 1,8 mg DM dosis atropin untuk sehari .

Sedangkan untuk Persentase DM searah sehari :

= (3x0,5)/1,8 x 100% = 83,3 % (boleh diracik dan diserahkan karna tidak lebih dari 100%)

Untuk Lebih lengkap maka saya tambahkan rumus dibawah ini :


Rumus menghitung dosis untuk anak-anak :
1. Berdasarkan umur
a. Rumus young (untuk anak <8 tahun)

n : umur dalam tahun

b. Rumus dilling (untuk anak lebih Besar atau sama dengan 8 tahun)

n : umur dalam tahun

c. Rumus Fried (untuk bayi)

n : umur dalam bulan

Contoh Perhitungan Dosis obat Untuk Anak (contoh 1)

Contoh soal sediaan Sirup :


R/ Efedrin HCl 0,2 (DM sekali: 0,05 , DM sehari 0,15 )
Syrupus simpleks 10 mL
m.f.pot 100 mL
S. 2 d.d Cth
Pro: Rico (18 kilogram)

Analisa resep : dari resep dikatahui untuk membuat sirup sebanyak 100 mL berisi 0,2
Efedrin HCl, aturan pakai 2 kali satu sendok teh.

Jawab:
Ingat Rumus menggunakan berat badan

Rumus Thermich

n ; dalam kilogram
a. Perhitungan DM sekali pakai :
DM = (18/70)x 0,05 gram = gram untuk sekali pakai

Sekali minum obat 1 sendok = 5 mL,


jumlah efedrin HCL dalam tiap sendok = (5 mL/100mL) x 0,2 gram = 0,01 gram

Sedangkan untuk Persentase DM sekali pakai :

=(0,01 gram/0,0114 gram)x 100% = 87,7%

b. Perhitungan DM sehari

= (18/70) x 0,15 gram = 0,0386 gram DM efedrin HCL dalam sehari

Sedangkan untuk Persentase DM searah sehari :

=((2x0,01 gram)/0,0386 gram) x 100% = 51,81%


Konversi Dosis Untuk Lansia

Lanjut usia (lansia) pasti mengalami perubahan fisiologis dan biologis seperti penurunan fungsi
organ tubuh dan penurunan kecepatan metabolisme, serta berkurangnya hormon maunpun
perubahan keadaan enzim-enzim didalam tubuh, sehingga perlu penyesuaian dosis untuk lansia
yang dikonversi dari dosis dewasa, konversi dosis sebagai berikut:

Umur (tahun) ---> Dosis


60-70 4/5 dosis dewasa
70-80 3/4 dosis dewasa
80-90 2/3 dosis dewasa
>90 1/2 dosis dewasa

Contohnya :
misal Dosis dewasa parasetamol 500 mg untuk sekali pakai,
berapa dosis untuk lansian berumur 67 tahun.
maka jawabnya : 4/5 x 500 mg = 400 mg untuk sekali pakai lansia umur 67 tahun (kisaran 60-70
tahun)

Penyesuaian dosis ini sangat diperlukan agar pengobatan efektif, efisien dan tidak menimbulkan
efek negatif yang membahayakan pasien lanjut usia.
Perhitungan Dosis Searah / Sinergis

Apabila dalam satu resep terdapat dua atau lebih obat yang memiliki efek yang sama atau
memiliki mekanisme kerja yang sama, maka perlu dilakukan perhitungan dosis searah karna obat
memiliki efek sinergis, dikhawatirkan terjadi over dosis ataupun efek berbahaya lainnya,
contohnya :

 atropin sulfat dg tinctura belladonnae


 kodein HCl dg dionin dg morphin HCl
 efedrin HCl dg efetonin HCl
 kafein dg Teofilin dg theobromin

Perhitungan Persentase Dosis Maksimum


Suatu resep boleh langsung diracing bila persentase dosisnya kurang atau sama dengan 100%
dari dosis
maksimumnya, baik DM sekali pakai maupun DM sehari. Persentasenya dihitung dengan rumus
:

Persentase DM searah sekali :

Persentase DM searah sehari :

PERHATIAN !!!

 Bila hasil persentase DM lebih dari 100% maka dilaporkan pada dokter untuk merubah
takaran dosis obat
 tetapi bila dokter tetap menghendaki takaran obat yg lebih dr 100% tersebut maka dokter
harus membubuhkan tanda seru pada resep, bila tidak ada tanda seru maka resep jangan
diracik
 bila hasil hitungan lebih dari 200%, jika dokter tidak ingin merubah dosis maka wajib
membubuhkan tanda tangan sehingga bila terjadi kondisi tertentu maka dokter harus
bertanggung jawab, jika tidak mau menandatangani, maka resep jangan diracik.
Perhitungan Dosis Untuk Anak (contoh 2)

Contoh soal sediaan Serbuk :


R/ Atropin sulfat 0,5 mg (DM sekali: 1 mg, DM sehari 3 mg)
Sacchar.lact. qs
m.f.pulv. d.t.d. no.X.
S. t.d.d. Pulv. I
Pro: Rifki (12th)

Analisa resep : dari resep diketahui untuk membuat 10 bungkus serbuk sediaan,
mengandung 0,5 mg atropin sulfat setiap bungkus, aturan pakai 3 kali sehari satu bungkus.

Jawab :

a. DM sekali pakai untuk anak 12 tahun

DM sekali pakai = (12/20) x 1 mg = 0,6 mg DM atropin sulfat sekali pakai

sedangkan untuk Persentase DM sekali :

= (0,5/0,6 mg) x 100% = 83,3% (boleh diracik dan diserahkan karna tidak lebih dari
100%)

b. DM untuk sehari untuk anak 12 tahun


DM sehari = (12/20) x 3 mg = 1,8 mg DM dosis atropin untuk sehari .

Sedangkan untuk Persentase DM searah sehari :

= (3x0,5)/1,8 x 100% = 83,3 % (boleh diracik dan diserahkan karna tidak lebih dari 100%)

Untuk Lebih lengkap maka saya tambahkan rumus dibawah ini :


Rumus menghitung dosis untuk anak-anak :
1. Berdasarkan umur
a. Rumus young (untuk anak <8 tahun)

n : umur dalam tahun

b. Rumus dilling (untuk anak lebih Besar atau sama dengan 8 tahun)

n : umur dalam tahun

c. Rumus Fried (untuk bayi)

n : umur dalam bulan

Perlukah Perhitungan Dosis Untuk Obat Luar?

Pada Umumnya prhitungan dosis maksimum (DM) itu untuk sediaan oral, parenteral, maupun
rektal, sedangkan untuk sediaan topikal biasanya tidak dihitung DM nya terutama sediaan topikal
yang bekerja lokal dan tidak masuk kedalam aliran darah sistemik maka tidak perlu dihitung DM
nya, tetapi ada yang perlu dihitung seperti :

 Naftol, guaikol, dan kreosot --> untuk kulit


 Sublimat --> untuk mata
 iodoform --> untuk kompres
 dll

Dosis topikal harus dihitung apabila memiliki potensi besar masuk kedalam aliran darah
sistemik.

Anda mungkin juga menyukai