Anda di halaman 1dari 20

Jawaban Pertanyaan

Kelompok 9
Servin Putri Milavia 14303241007
Ela Nuritawati 14303241022
Dari Kelompok 1

 Apakah dosis obat dapat berubah jika meminum obat pada waktu yang tidak disarankan dokter?
Jawab:
 Dosis obat tidak akan berubah selama dosis setiap kali minum, yang berubah adalah
konsentrasi obat yang ada dalam tubuh akan lebih banyak ketika dalam mengkonsumsi obat
lebih sering dilakukan dari waktu yang ditentukan.
Dari Kelompok 2

 Apa perbedaan dosis permulaan, dosis awal, dan dosis pemeliharaan?


Jawab:
 Dosis permulaan (Initial dose) merupakan dosis obat untuk memulai terapi sehingga dapat
mencapai konsentrasi terapeutik dalam tubuh yang menghasilkan efek klinis.
 Dosis pemeliharaan (maintenance dose) adalah dosis obat yang diperlukan untuk memelihara
mempertahankan efek klinis atau konsentrasi terapeutik obat yang sesuai dengan dosis
regimen.
Dari Kelompok 3

 Apa yang disebut overdosis?


Jawab:
 Menurut KBBI, overdosis diartikan sebagai ukuran (obat dan sebagainya) yang berlebihan.
 Overdosis adalah keadaan dimana seseorang mengalami ketidaksadaran akibat menggunakan
obat terlalu banyak, Ketika batas toleransi tubuh dalam mengatasi zat tersebut terlewati
(melebihi toleransi badan) maka hal ini dapat terjadi.
Dari Kelompok 4

 Apabila kelebihan obat bisa menimbulkan gejala berbagai penyakit, maka bagaimana dengan
kekurangan obat (kekurangan dosis)?
Jawab:
 Dosis yang terlalu kecil akan menghasilkan respon yang lebih kecil dari yang diinginkan, jangka
waktu terapi akan lebih pendek, dan seorang pasien yang kekurangan obat akan mengalami
Adverse Drug Reaction (ADR)
Dari Kelompok 5

 Adakah patokan tertentu untuk dosis maksimal yang dapat dikonsumsi oleh pasien?
Jawab:
 Dosis maksimum adalah dosis maksimum dewasa (20-60 tahun) untuk pemakaian melalui mulut,
injeksi sub kutan dan rektal. Untuk orang lanjut usia karena keadaan fisik sudah mulai menurun,
pemberian dosis obat harus lebih kecil dari dosis maksimum.
 Jadi patokan untuk dosis maksimum yang dapat diberikan oleh seorang pasien adalah dilihat
dari usianya.
Lanjutan…

 Apabila kita sakit lalu sudah minum obat, dimana obat tersebut harus diminum setiap 8 jam,
pada rentang jam tersebut ternyata kita sakit lagi, apakah kita boleh minum obatnya lagi?
Jawab:
 Sebaiknya tetap mengikuti jadwa pemakaian obat, karena jika hal tersebut tetap dilakukan akan
mempengaruhi konsentrasi obat dalam darah. Selain itu, akan menyebabkan efek obat
terhadapa penyembuhan akan menjadi tumpang tindih.
Dari Kelompok 6
 Bagaimana cara menolong seseorang yang mengalami overdosis? Apakah hanya dibiarkan atau diberi
suatu obat?
Jawab:
 Ketika seseorang mengalami overdosis obat, maka perhatikanlah obat apa yang membuat overdosis.
Ada beberapa jenis obat yang memiliki penangkal. Sehingga seseorang dapat terhindar dari efek
merugikan obat yang dikonsumsi sebelumnya. Untuk mengetahui obat penangkal yang membantu
untuk terhindar dari overdosis obat maka perlu mengkonsultasikan nya kepada dokter, supaya dokter
memberikan obat penangkal dari konsumsi obat sebelumnya yang membuat seseorang overdosis
obat. Jangan sekali-sekali mencari obat penangkal dari overdosis obat yang anda konsumsi sendiri.
 Pada tahap ini penanganan dari tenaga kesehatan harus segera diberikan.Segera setelah seseorang
mengonsumsi paracetamol secara berlebih, baik sengaja atau karena kecelakaan, penanganan untuk
membuang zat ini harus diberikan. Penanganan yang menjadi tahap awal gejala keracunan tersebut
ialah menghilangkan sisa-sisa paracetamol dari pencernaan. Jika mengalami fungsi pencernaan yang
serius lambung bisa dibilas dengan melalui tenaga medis. Disarankan tidak menggunakan antidotum
untuk penanganann lebih lanjut. Akan tetapi pada dasarnya pencegahan lebih baik daripada
mengobati.
Dari Kelompok 7

 Dosis yang dipakai antar obat itu berbeda, coba jelaskan perbedaan dosis obat bius yang
menyebabkan tidur dengan obat tidur itu sendiri!
Jawab:
 Perbedaan dosis obat bius dengan obat tidur tentu sangat jauh berbeda. Jika dilihat cara
penggunaannya saja sudah berbeda, untuk menentukan dosis obat bius diperlukan dokter
spesialis anestesi, sedangkan untuk mengkonsumsi obat tidur biasa tidak memerlukan dokter
khusus.
Dari Kelompok 8
 Bagaimana faktor pemberian obat secara transdermal? Contohnya apa?
Jawab:
 Sistem penghantaran obat secara transdermal merupakan salah satu inovasi dalam sistem penghantaran obat
modern untuk mengatasi problem bioavailabilitas (= ketersediaan hayati) adalah jumlah obat dalam persen
terhadap dosis yang mencapai sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh/aktif obat tersebut jika diberikan melalui jalur
lain seperti oral. Obat yang diberikan secara transdermal masuk ke tubuh melalui permukaan kulit yang kontak
langsung baik secara transeluler maupun secara intraseluler.
 Transdermal adalah salah satu cara administrasi obat dengan bentuk sediaan farmasi/obat berupa krim, gel atau
patch (koyo) yang digunakan pada permukaan kulit, namun mampu menghantarkan obat masuk ke dalam tubuh
melalui kulit (trans = lewat; dermal = kulit). Umumnya penggunaan transdermal adalah pada obat-obatan hormon,
misalnya estrogen. Yang paling umum ditemui mungkin koyo untuk menghilangkan kecanduan rokok, atau
menghilangkan nafsu makan (berfungsi sebagai pelangsing). Bentuk transdermal menjadi pilihan terutama
untuk obat-obat yang apabila diberikan secara oral bisa memberi efek samping yang tidak diinginkan.
Misalnya efek penggumpalan darah akibat estrogen oral, atau iritasi lambung pada obat-obat
antiinflamasi non steroid dan aspirin/asetosal.
 Contoh obat yang diberikan secara transdermal adalah nitrogliserin (digunakan untuk pengobatan angina). Pada
umumnya patch nitrogliserin transdermal ditempelkan di dada atau punggung. Yang harus diperhatikan adalah
patch ini harus ditempatkan pada kulit yang bersih, kering, dan sedikit ditumbuhi rambut agar patch dapat
menempel dengan baik.
Dari Kelompok 10
 Jelaskan apa saja pertimbangan pengaturan obat untuk pasien geriatrik dan pediatrik!
Jawab:
 Pertimbangan pemberian obat untuk pasien geriatrik yaitu:
Farmakokinetika dan farmakodinamika pada pasien geriatri akan berbeda dari pasien muda karena
beberapa hal, yakni terutama akibat perubahan komposisi tubuh, perubahan faal hati terkait
metabolisme obat, perubahan faal ginjal terkait ekskresi obat serta kondisi multipatologi. Selain itu,
perubahan status mental dan faal kognitif juga turut berperan dalam pencapaian hasil pengobatan.
Aspek psikososial juga akan mempengaruhi penerimaan pasien dalam terapi medikamentosa.
 Pertimbangan pemberian obat untuk pasien pediatrik yaitu:
Kesulitan-kesulitan, terutama bila ini menyangkut pengobatan anak prematur, anak baru lahir, dan
juga yang masih bayi. Alasannya ialah karena organ-organ pada penderita ini masih belum berfungsi
secara sempurna, antara lain hepar, ginjal dan susunan saraf pusat. Distribusi cairan tubuh berbeda
pada anak kecil dengan orang dewasa, oleh karena cairan tubuh pada anak secara persentase berat
badan juga lebih besar. Oleh karena fungsi hepar anak yang baru belum sempurna sebagaimana
semestinya, maka konjugasi dengan asam glukuronat hampir tidak terjadi.
Lanjutan…
 Cara-cara menghitung dosis obat untuk pasien pediatrik:
1. Didasarkan perbandingan dengan dosis obat untuk orang dewasa (tidak dapat diperlukan bagi
semua obat)
a.Menurut perbandingan umur (dibandingkan dengan umur orang dewasa 20-24 tahun) seringkali
kurang tepat
b.Menurut perbandingan berat badan (dibandingkan dengan berat badan orang dewasa 70kg)
c.Menurut perbandingan Luas Permukaan Tubuh (LPT) (dibandingkan dengan LPT dewasa 1,73 m2)
2. Didasarkan atas ukuran fisik anak secara individual Dasar ini dipergunakan bagi banyak jenis obat.
Perhitungan dosis secara individual ini lebih baik daripada perhitungan/perbandingan dengan dosis
dewasa. Ada dua cara untuk menghitung dosis individual untuk anak, yaitu: a. Sesuai dengan berat
badan anak dalam Kg. b. Sesuai dengan LPT anak dalam m2 (LPT anak dapat diperhitungkan dari
tinggi dan berat badan anak menurut rumus Du Bois & Du Bois atau dapat dilihat pada Nomogram
Du Bois & Du Bois (lihat Nomogram) c. memakai rumus R.O.Mosteller LPT anak/m2 = T = Tinggi/cm
BB = berat badan/kg Hasil yang didapat dari perhitungan Mosteller dan perhitungan Du Bois & Du
Bois hampir sama (P=< 0,02)
Dari Kelompok 11

 Bagaimana cara perhitungan dosis obat?


 Jawab:
 Perhitungan Dosis Obat
1. Perhitungan Berdasar Umur Penderita

Contoh kasus:
Seorang anak bernama Puri, dengan usia 5 tahun dibawa ke bidan karena batuk berdahak dan
pilek sejak 3 hari yg lalu. Setelah menjalani pemeriksaan, Puri diberi resep oleh dokter
berupa:
Amoxicillin 500 mg
GG 50 mg
DMP 50 mg
Demacolin 1 tab (500dimg)g)
Rumus Young(anak bawah 8 Rumus Fried (bayi) Rumus Dilling (anak diatas 8
tahun) tahun)
n (tahun) n (bulan) n (tahun)
Dosis = n x dosis dewasa Dosis = x dosis dewasa Dosis = x dosis dewasa
tahun +12 150 20

Dosis untuk sekali minum obat: Dosis untuk sekali minum obat: Dosis untuk sekali minum obat:
Amoxilin : 147 mg Amoxilin : 26,6 mg Amoxilin : 350 mg
GG : 14,70 mg GG : 2,66 mg GG : 35 mg
DPM : 14,70 mg DPM : 2,66 mg DPM : 35 mg
Demacolin : 147,0 mg Demacolin : 26,6 mg Demacolin : 350 mg
 Perhitungan Dosis Obat
1. Perhitungan Berdasar Umur Penderita

Contoh kasus:
An. Maya 11 tahun 3 bulan, dibawa ke bidan karena batuk berdahak dan pilek sejak 3 hari yg lalu.
Resep: Amoxicillin 50 mg
GG 50mg
DMP 50mg
Demacolin 1 tab (500 mg)
Rumus Cowling Rumus Basiedo
n tahun +1 n (tahun)
Dosis = x dosis dewasa Dosis = x dosis dewasa
24 30
(n adalah umur dalam satuan tahun yang (n adalah usia anak dalam tahun)
digenapkan ke atas. Misalnya, umur penderita
1 tahun 1 bulan, maka n dihitung 2 tahun).
Dosis untuk sekali minum obat: Dosis untuk sekali minum obat:
Amoxilin : 250 mg Amoxilin : 183,3 mg
GG : 25 mg GG : 18,3 mg
DPM : 250 mg DPM : 18,3 mg
Demacolin : 250mg Demacolin : 183,3 mg
 Kekurangan Perhitungan Dosis Obat Berdasar
Umur

Perhitungan dosis dengan berdasar faktor umur ini tidak akurat


karena tidak mempertimbangkan beragamnya bobot dan ukuran
anak-anak dalam satu kelompok usia
 Perhitungan Dosis Obat
2. Perhitungan Berdasar Berat Badan
Penderita

Contoh kasus:
Seorang anak bernama Karina usia 1 tahun dengan batuk pilek berat badan 9kg (19,845 pon) dibawa ke
bidan karena batuk berdahak dan pilek sejak 3 hari yg lalu. Setelah menjalani pemeriksaan, Puri diberi
resep oleh dokter berupa:
Amoxicillin 250 mg
GG 50 mg
DMP 50 mg
Demacolin 1 tab (500 mg)
Rumus Clark (Amerika) Rumus Themich Fier (Jerman) Rumus Black (Belanda)
bobot badan anak (pon) bobot badan anak (kg) bobot badan anak (kg)
Dosis = x dosis Dosis = x dosis Dosis = x dosis
150 70 62
dewasa dewasa dewasa
Dosis untuk sekali minum obat: Dosis untuk sekali minum obat: Dosis untuk sekali minum obat:
Amoxilin : 33,075 mg Amoxilin : 30 mg Amoxilin : 36,3 mg
GG : 6,615 mg GG : 6,43 mg GG : 7,25 mg
DPM : 6,615 mg DPM : 6,43 mg DPM : 7,25 mg
Demacolin : 66,15 mg Demacolin : 64,3 mg Demacolin : 72,58 mg
 Perhitungan Dosis Obat
3. Perhitungan Dosis Berdasarkan Luas Permukaan
Tubuh

Dari kumpulan kuliah farmakologi UI tahun Rumus Catzel


1968
luas permukaan badan anak luas permukaan tubuh anak
Dosis = x dosis dewasa Dosis = x 100 x dosis
1,75 luas permukaan tubuh dewasa
dewasa
Dari Kelompok 12

 Bagaimana cara penanganan kelebihan dosis?


Jawab:
 Hal pertama yang perlu dilakukan ketika mengalami overdosis yaitu menghentikan penggunaan
obat, kemudian mengkonsumsi obat penangkal, memuntahkan obat penyebab overdosis,
menggunakan arang aktif sebagai penetralisir obat, mengkonsumsi susu, dan
mengkonsumsiobat dengan tepat waktu.
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai