Anda di halaman 1dari 47

FARMAKOLOGI

REFFERENSI
 Daftar Refferensi
1. FK UI, 1995. Farmakologi dan Terapi ed. 4,
Jakarta : Penerbit Gaya Baru
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
1979, Farmakope Indonesia, Edisi III,Jakarta
3. Harkness, Richard. 1989. Interaksi Obat.
Bandung : Penerbit ITB
4. Moh. Anief, Drs., 2003.Apa yang perlu
diketahui tentang Obat, Yogyakarta : Penerbit :
Gadjah Mada University Press
Dosis obat
DEFINISI DOSIS
Dosis (takaran) suatu obat
Adalah banyaknya suatu obat yang dapat
dipergunakan atau diberikan kepada seorang
penderita baik untuk dipakai sebagai obat dalam
maupun obat luar.

Ketentuan Umum Farmasi Indonesia (FI) edisi III


mencantumkan 2 dosis yakni :
1. Dosis Maksimal (maximum)
2. Dosis Lazim (Usual Doses)
DEFINISI DOSIS
 Dosis Maksimal (maximum)
Berlaku untuk pemakaian sekali dan sehari.
Penyerahan obat dengan dosis melebihi dosis
maksimum dapat dilakukan dengan membubuhi
tanda seru dan paraf dokter penulisan resep,
diberi garis dibawah nama obat tersebut atau
banyaknya obat hendaknya ditulis dengan huruf
lengkap.
 Dosis Lazim (Usual Doses)
Merupakan petunjuk yang tidak mengikat tetapi
digunakan sebagai pedoman umum (dosis yang
biasa / umum digunakan).
MACAM DOSIS
Ditinjau dari dosis (takaran) yang dipakai, maka
dapat dibagi sebagai berikut :

Dosis terapi/Dosis medicinalis


Adalah dosis (takaran) yang diberikan dalam
keadaan biasa dan dapat menyembuhkan si
sakit.
Dosis maksimum
Adalah dosis (takaran) yang terbesar yang
dapat diberikan kepada orang dewasa untuk
pemakaian sekali dan sehari tanpa
membahayakan.
MACAM DOSIS
Dosis toxica
Adalah dosis yang menyebabkan keracunan,
tidak membawa kematian.

L.D.50
Adalah dosis (takaran) yang menyebabkan
kematian pada 50% hewan percobaan.

L.D.100
Adalah dosis (takaran) yang menyebabkan
kematian pada 100% hewan perconaan.
MACAM DOSIS
Dosis inisiasi/Dosis awal
Adalah dosis ( takaran ) yang diberikan pada
awal suatu terapi sampai tercapai kadar kerja
yang diinginkan secaraterapeutik.

Dosis pemeliharaan
Adalah dosis ( takaran ) yang harus diberikan
selanjutnya setelah tercapaikejenuhan untuk
memelihara kerja sertakonsentrasi jaringanyang
sudah berusia lanjut , makapemberian dosis
lebih kecil dari dosis dewasa
MACAM DOSIS
Daftar dosis maksimal menurut FI digunakan
untuk orang dewasa berumur 20 - 60 tahun,
dengan berat badan 58 – 60 kg.

Untuk orang yang sudah berusia lanjut dan


pertumbuhan fisiknya sudah mulai menurun,
maka pemberian dosis lebih kecil dari pada
dosis dewasa.
Perbandingan Dosis
Perbandingan dosis orang usia lanjut terhadap
dosis dewasa

Umur Dosis
60-70 tahun 4/5 x dosis dewasa
70-80 tahun ¾ x dosis dewasa
80-90 tahun 2/3 x dosis dewasa
≥ 90 tahun ½ x dosis dewasa
MACAM DOSIS
Dosis untuk wanita hamil

Untuk wanita hamil yang peka terhadap obat-


obatan sebaiknya diberi dalam jumlah yang lebih
kecil, bahkan untuk beberapa obat yang dapat
mengakibatkan abortus dilarang, juga wanita
menyusui, karena obat dapat diserap oleh bayi
melalui ASI.

Untuk anak dibawah 20 tahun mempunyai


perhitungan khusus.
DOSIS ANAK DAN BAYI
Respon tubuh anak dan bayi terhadap obat tidak
dapat disamakan dengan orang dewasa.

Dalam memilih dan menetapkan dosis memang


tidak mudah karena harus diperhitungkan
beberapa faktor, antara lain umur, berat badan,
jenis kelamin, sifat penyakit, daya serap obat,
ekskresi obat.

Faktor lain kondisi pasien, kasus penyakit, jenis


obatnya juga faktor toleransi, habituasi, adiksi
dan sensitif.
DOSIS ANAK DAN BAYI
Aturan pokok untuk memperhitungkan dosis
untuk anak tidak ada.

karena itu beberapa tokoh mencoba untuk


membuat perhitungan berdasarkan:
1. umur,
2. Berat atau bobot badan dan
3. Luas permukaan (body surface ) .
DOSIS BERDASARKAN UMUR
Rumus YOUNG
Untuk anak 8 tahun ke bawah:
( n / (n + 12) ) x dosis maksimal dewasa,

Rumus DILLING :
( n / 20 ) x dosis maksimal dewasa
dimana n adalah umur dari anak 8 tahun keatas.

Rumus FRIED :
( n / 150 ) x dosis maksimal dewasa
dimana n adalah umur bayi dalam bulan
CONTOH PENENTUAN DOSIS
Diketahui dosis terapi untuk orang dewasa pada
obat phenobarbital adalah 15-30 mg/dosis, maka
dosis terapi untuk:

Untuk anak umur 4 tahun yaitu: 4/4+12 x (15-30)


mg/kali = 3,75 – 7,5 mg/kali (Rumus Young)

Untuk anak umur 8 tahun: 8/20 x (15-30) mg/kali


= 6 – 12 mg/kali (Rumus Dilling)

Untuk bayi umur 6 bulan: 6/150 x (15-30) mg/kali


= 0,6 – 1,2 mg/kali (Rumus Fried)
DOSIS BERDASARKAN BERAT BADAN

Rumus CLARK (Amerika) :

( Berat badan anak dalam kg / 150 x dosis


maksimal dewasa )

Rumus Thermich ( Jerman ) :

( Berat Badan Anak dalam kg / 70 x dosis


maksimal dewasa )
CONTOH PENENTUAN DOSIS
Diketahui dosis terapi untuk orang dewasa pada
obat phenobarbital adalah 15-30 mg/dosis,
berapakah dosis terapi untuk anak berumur 9
tahun dengan berat badan 21 kg?

( Berat badan anak dalam kg / 70 x dosis maksimal


dewasa )
maka dosis terapi untuk anak usia 9 tahun dengan
berat badan 21 kg yaitu:

21/70 x 15-30 mg =4,5 – 9 mg/kali


CONTOH PENENTUAN DOSIS
Ketika seorang dokter menuliskan resep
semisalnya paracetamol 250 mg 3x sehari, maka
apoteker akan menyiapkan obat tersebut sesuai
sediaan yang tersedia dengan perhitungan:

Ketika sediaan obat yang ada di apotek hanya


tablet paracetamol 500 mg, maka dosis
ditentukan dengan cara 250 mg/500 mg = 1/2
tablet paracetamol
CONTOH PENENTUAN DOSIS
Jika mendapat resep dengan obat yang isinya
“sanmol forte syr 120 mg, dan sediaan yang
tersedia yaitu 240 mg/5 ml, maka dapat dihitung
dosisnya sebagai berikut:

120mg / 240mg x 5 ml = 2,5 ml


CONTOH PENENTUAN DOSIS
Obat serbuk yang sudah tersedia dalam kemasan
umumnya jarang digunakan secara oral. Biasanya
obat ini membutuhkan pelarut agar obat tersebut
dapat masuk kedalam tubuh.

Ketika dokter menulis resep Ceftriaxone 300 mg


yang diberikan secara intra vena. Sedangkan
sediaan ceftriaxone injeksi yaitu 1000 mg.

Jika menggunakan pelarut 10 ml maka


menghitungnya adalah:
300/1000 mg x 10 = 3 ml.
Artinya Ceftriaxone 1000 mg dilarutkan dalam 10 ml
kemudian diambil 3 ml yang selanjutnya diberikan
secara IV.
Dosis Maksimum Gabungan
Bila dalam resep terdapat lebih dari satu macam
obat yang mempunyai kerja bersamaan/searah,
maka harus dibuat dosis maksimum gabungan.

Dosis maksimum gabungan dinyatakan tidak


lampau bila :
pemakaian 1 kali zat A + pemakaian 1 kali zat B,
hasilnya kurang dari 100 %, demikian pula
pemakaian 1 harinya.
Dosis Maksimum Gabungan
Contoh obat yang memiliki DM gabungan :

 Atropin Sulfas dengan Extractum Belladonnae,

 Pulvis Opii dengan Pulvis Doveri,

 Coffein dengan Aminophyllin,

 Arsen Trioxyda dengan Natrii Arsenas dan lain-


lain.
PEMBERIAN OBAT
Proses pengobatan untuk mencapai tujuan
kesembuhan mempunyai cara pemberian obat
yang beragam.

Pemilihan rute pemberian obat tentu didasakan


beberapa alasan yang berkaitan dengan tujuan
pengobatan tersebut.

Rute pemberian obat mana yang lebih cepat


memberikan kesembuhan, bagaimana jalur obat
masuk kedalam tubuh .
PEMBERIAN OBAT
Perawat bertanggung jawab terhadap keamanan
pasien dalam pemberian terapi, oleh karena itu
dalam memberikan obat.

Hal-hal yang harus diperhatikan Perawat:


 Right Medication
 Right Dose
 Right Time
 Right Route
 Right Patient
 Right Documentation
Right Medication
TEPAT / BENAR OBAT
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap
obat harus diperiksa nama generiknya, bila perlu
hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya
atau kandungan obat.

Untuk menghindari kesalahan, label obat harus dibaca


tiga kali :
 (1) pada saat melihat botol atau kemasan obat,
 (2) sebelum menuang/ mengisap obat dan
 (3) setelah menuang/mengisap obat.

Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai


dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.
Right Dose
TEPAT/BENAR DOSIS
Ada beberapa obat baik ampul maupun tablet
memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau
tabletnya.

Misalnya : 1 tablet Amplodipin dosisnya ada


yang 5 mg, ada juga 10 mg.

Implikasi dalam keperawatan adalah perawat


harus menghitung dosis dengan benar.
Right Time
TEPAT WAKTU
Tepat waktu adalah saat dimana obat yang diresepkan
harus diberikan.
Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam
sehari, seperti:

b.i.d (bis in die) : dua kali sehari


t.i.d (ter in die) : tiga kali sehari
q.i.d (quarter in die): empat kali sehari
q6h (quaque 6 hora) : setiap 6 jam),

Tujuannya adalah agar kadar obat dalam plasma dapat


dipertahankan.
Right Time
Jika obat mempunyai waktu paruh (t ½) yang
panjang, maka obat diberikan sekali sehari.

Obat-obat dengan waktu paruh pendek


diberikan beberapa kali sehari pada selang
waktu yang tertentu.

Beberapa obat diberikan sebelum makan dan


yang lainnya diberikan pada saat makan atau
bersama makanan (Kee and Hayes, 1996).
Right Time
Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk
memperoleh kadar yang diperlukan, harus
diberikan satu jam sebelum makan.
Pemberian antibiotik tidak boleh diberikan
bersama produk susu karena kandungan
kalsium dalam produk susu dapat membentuk
senyawa kompleks sebelum obat tersebut
diserap.
Obat yang diminum setelah makan bertujuan
untuk menghindari iritasi yang pada lambung
misalnya Asam mefenamat.
Right Route
TEPAT RUTE

Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang


berbeda.
Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik
ditentukan oleh: keadaan umum pasien,
kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi
dan fisik obat, serta tempat kerja yang
diinginkan.
Obat dapat diberikan melalui oral, sublingual,
parenteral, topikal, rektal, inhalasi dll.
Right Patient
Pasien yang benar dapat dipastikan dengan
memeriksa identitas Pasien dan meminta Pasien
menyebutkan namanya sendiri.

Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus


diperiksa (papan identitas di tempat tidur,
gelang identitas) atau ditanyakan langsung
kepada pasien atau keluarganya.

Jika pasien tidak sanggup berespon secara


verbal, respon non verbal dapat dipakai,
misalnya pasien mengangguk.
Right Patient
Jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri
akibat gangguan mental atau kesadaran, harus
dicari cara identifikasiyang lain seperti
menanyakan langsung kepada keluarganya.

Bayi harus selalu diidentifikasi dari gelang


identitasnya.

Jadi terkait dengan Pasien yang benar, memiliki


implikasi keperawatan diantaranya mencakup
memastikan Pasien dengan memeriksa gelang
identifikasi dan membedakan dua Pasien
dengan nama yang sama
Right Documentation
TEPAT DOKUMENTASI

Dokumentasi keperawatan merupakan media


komunikasi yang efektif antar profesi dalam
suatu tim pelayanan kesehatan pasien.
Dokumentasi keperawatan bertujuan untuk :
1. Perencanaan perawatan pasien sebagai
indikator kualitas pelayanan kesehatan,
2. Sumber data untuk penelitian bagi
pengembangan ilmu keperawatan,
3. Bahan bukti pertanggung jawaban dan
pertanggung-gugatan pelaksanaan asuhan.
Right Documentation
Pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan
penulisan dan pencatatan yang dilakukan oleh perawat
tentang informasi kesehatan pasien termasuk data
pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan
evaluasi keperawatan.

Dalam hal terapi, setelah obat itu diberikan, harus


didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh siapa
obat itu diberikan.

Bila pasien menolak meminum obatnya atau obat itu


tidak dapat diminum, harus dicatat alasannya dan
dilaporkan.
Rute pemberian obat
Rute pemberian obat terutama ditentukan oleh sifat
dan tujuan dari penggunaan obat sehingga dapat
memberikan efek terapi yang tepat.

Di samping faktor formulasi, cara pemberian obat


turut menentukan cepat atau lambatnya dan lengkap
atau tidaknya resorpsi obat oleh tubuh, keadaan
pasien dan sifat-sifat fisika-kimia obat.

Tergantung dari efek yang diinginkan, yaitu :


Efek Sistemis (di seluruh tubuh) atau
Efek Lokal (setempat),
Rute pemberian obat
Terdapat 2 rute pemberian obat yang utama:
Rute Enteral
digunakan untuk obat yang absorbsinya lebih
baik melalui saluran cerna

Rute Parenteral.
digunakan untuk obat yang absorbsinya buruk
melalui saluran cerna, dan untuk obat yang tidak
stabil dalam saluran cerna. Pemberian
parenteral juga digunakan untuk pengobatan
pasien yang tidak sadar dan dalam keadaan
yang memerlukan kerja obat yang cepat.
Rute enteral
Oral :
Memberikan suatu obat melalui mulut
Kebanyakan obat diabsorbsi dari saluran cerna dan
masuk ke hati sebelum disebarkan ke sirkulasi
umum. Beberapa obat diabsorbsi di lambung;
namun, duodenum sering merupakan jalan masuk
utama
Makanan dapat mempengaruhi absorbsi. obat yang
tidak tahan asam, menjadi rusak atau tidak
diabsorbsi. Oleh karena itu, dibuat sebagai salut
enterik yang dapat melindungi obat dari lingkungan
asam
Rute enteral
Sublingual:
Cara pemberian obat yang dilekakkan dibawah
lidah.
Tujuan pengobatan melalui rute ini yaitu efek
yang cepat dan pesat sebab obat langsung
masuk ke peredaran darah.
Sangat tidak diperbolehkan menggunakan obat
dengan cara ini tanpa perintah dari petugas
Farmasi.
Kerusakan pada jaringan mukosa mulut
merupakan bahaya dari menggunakan obat
bukan sublingual melalui rute ini.
Rute enteral
Rektal
Adalah pemberian obat melalui anus atau dubur.

Obat ini diberikan untuk pasien yang kesulitan


menelan atau pertimbangan lain sehingga tidak
dapat diberikan melalui oral, serta kurang tepat
juga apabila diberikan secara suntik.

Alasan lain karena efek lokal yang diinginkan


seperti pada pasien yang sulit buang air besar.
RUTE PARENTERAL
Rute Parenteral digunakan untuk obat yang
absorbsinya buruk dan yang tidak stabil pada
saluran cerna.

Pemberian parenteral juga digunakan untuk


pengobatan pasien yang tidak sadar dan dalam
keadaan yang memerlukan kerja obat yang
cepat.

Pemberian parenteral memberikan kontrol


paling baik terhadap dosis yang sesungguhnya
dimasukkan kedalam tubuh.
RUTE PARENTERAL
Intra Vena (IV) :
Cara pemberian obat melalui suntikan intravena
Dengan pemberian IV, menghindari saluran
cerna untuk menghindari metabolisme first
pass oleh hati.
Rute ini memberikan suatu efek yang cepat dan
kontrol yang baik sekali atas kadar obat dalam
sirkulasi.
Namun, obat-obat yang disuntukkan tidak dapat
diambil kembali seperti emesis atau pengikatan
dengan activated charcoal (arang).
Rute pemberian obat
Intra Muskular (IM) :
Obat-obat yang diberikan secara intramuskular
dapat berupa larutan atau suspensi atau dalam
vehikulum non aqua seperti etilenglikol.
Absorbsi obat dalam larutan cepat sedangkan
dalam vehikulum berlangsung lambat.
Setelah vehikulum berdifusi keluar dari otot,
obat tersebut mengendap pada tempat suntikan.
Kemudian obat melarut sedikit demi sedikit
untuk waktu yang lebih lama dengan efek
terapetik yang panjang.
RUTE PARENTERAL
Subkutan (SC)
Suntikan subkutan mengurangi resiko yang
berhubungan dengan suntikan intravaskular.
Pada sejumlah kecil kadang dikombinasikan dengan
suatu obat untuk membatasi area kerjanya.
Misalnya Epinefrin bekerja sebagai vasokonstriktor
lokal dan mengurangi pembuangan obat
Contoh lain pemberian obat subkutan meliputi
bahan-bahan padat seperti kapsul silastik yang
berisikan kontrasepsi diimplantasi unutk jangka
yang sangat panjang.
RUTE LAIN
Inhalasi
Cara pemberian obat berupa sediaan
berbentuk gas disemprotkan atau dihirup
kedalam mulut hingga masuk ke saluran
pernafasan.

Reaksi obat ini sangat cepat sehingga


banyak digunakan untuk proses operasi
RUTE LAIN
Intravaginal
Pemberian Intravaginal digunakan
dengan cara obat dimasukkan kedalam
vagina dan melarut didalamnya.

Obat ini bekerja secara lokal hanya di


area vagina untuk mengobati penyakit
yang berkaitan dengan kelamin.
RUTE LAIN
Topikal
Rute obat topikal yaitu cara pemberian
obat yang dioleskan pada kulit.

Sediaan ini dapat berupa salep, krim,


lotion, atau bedak tabur dengan
maksud pengobatan untuk area lokal.

Anda mungkin juga menyukai