Anda di halaman 1dari 50

MENGHITUNG DOSIS MAKSIMUM

[ Tunjung Winarno ]
Universitas Harapan Bangsa
Dosis obat & manfaatnya
• Dosis obat  takaran (dosis) yg diberikan dgn jumlah ttt utk tujuan ttt
pula  misalnya utk pengobatan awal, pengobatan terus menerus,
diagnosis, dsb
• Dosis resmi yg harus dipedomani baik oleh siswa asisten apt, maupun
mahasiswa farmasi  dosis yg termuat dlm farmakope  farmakope
merupakan buku resmi sbg pedoman
• Farmakope yg pernah berlaku resmi di Indonesia yg memuat dosis lazim
dan dosis anak  Farmakope Belanda ed V, Farmakope Indonesia edisi I,
II, III, sedangkan Farmakope Indonesia ed IV sudah meniadakan daftar
dosis obat  menurut Ditjen POM  FI ed IV merupakan pedoman cara
pembuatan obat yg baik serta merupakan pedoman pemastian mutu
produk  jadi “hanya” untuk pabrik
• Seorang mahasiswa farmasi calon apoteker harus tetap mengetahui dan
mempelajari dosis obat  karena mahasiswa harus mampu merancang
pembuatan obat  dgn penentuan dosis obat dlm formula  scr benar
dan rasional
Continue…
• Macam-macam dosis:
1. Dosis toksis dosis obat sedemikian besarnya  dapat memberikan
gejala keracunan
2. Dosis lethal  dosis obat sedimikian besarnya  dpt menyebabkan
kematian binatang percobaan  biasa disebut LD50  dosis yg dpt
menyebabkan kematian 50% binatang percobaan
3. Dosis minimal  dosis terkecil dr obat yg msh dpt memberikan aksi
pengobatan
4. Dosis maksimum  dosis tertinggi dr obat yg dpt diberikan pd sekali
pemakaian dan tiap 24 jam tanpa memberikan gejala-gejala keracunan
5. Dosis terapi  dosis obat yg cukup memberikan daya penyembuhan
yg optimal
Pemahaman beberapa pengertian dosis di atas
bermanfaat dlm penentuan jumlah obat yg harus diterima
penderita utk memperoleh kesembuhan
Continue…
• Manfaat langsung bagi apoteker:
1. Bila memformulasi bentuk obat jadi  dapat menggunakan dosis
terapi  dlm penentuan jumlah (konsentrasi) obat dlm suatu formula
di industri farmasi
2. Di apotek, rumah sakit  dpt ikut mengontrol dosis yg ditulis
dokter dlm resep
• Yg sering dijumpai utk pengobatan pd manusia  dosis terapi dan
dosis maksimum
Continue…
• Dosis terapi dan dosis maksimum  tercantum dlm
Farmakope sebagai tabel yg dimuat dibagian
belakang (s.d Farmakope Indonesia ed. III)
• Daftar dosis maksimum  berlaku utk orang dewasa
 sehingga utk anak diperlukan cara perhitungan
• Dosis terapi yg dimuat dlm daftar bukan dosis
maksimum  umumnya mempunyai rentang
• Pemahaman tentang dosis dlm daftar tsb  sebagai
pedoman utk mengatur pemberian pd penderita
Continue…
• Penetapan dosis obat tergantung pada:
1. Hasil pengobatan yg dikehendaki
2. Kerentanan penderita
3. Lamanya pengobatan
• Selain itu ada beberapa faktor berikut:
1. Umur
Bayi atau anak  lebih peka terhadap obat dibanding
org dewasa  begitu jg orang tua yg berusia 80 tahun
2. Bobot badan
Penentuan dosis berpedoman pd bobot badan mgkn
paling tepat  karena penyebaran obat ke seluruh tubuh
sesuai dgn besar/bobot badan seseorang
Continue…
3. Jenis kelamin
Hal ini sangat individualis  tidak terlalu mengikat
4. Keadaan penderita
Adanya toleransi  dosis dinaikkan
Idiosinkrasi dan hipersensitifitas  penderita tdk tahan terhadap sesuatu
obat (ampisilin, sulfa, dll)
5. Waktu pemberian
Diusahakan utk cara pemberian yg tepat  hal ini erat hubungannya dgn
cara pemakaian obat (kapan dan bagaimana)
Continue…
6. Jumlah pemberian
Rute cara pemberian obat bermacam-macam  hal ini sangat
berkaitan erat dgn profesi kedokteran
7. Kecepatan ekskresi
Hal ini juga berkaitan erat dgn profesi kedokteran  apoteker
mgkn dpt mengingatkan kalau mengetahui ada kekhilafan dokter
ttg cara pakai obat
Continue…
8. Kombinasi obat
Banyak dokter yg sadar bahwa kombinasi berbagai obat pd
seorang penderita dpt menjadi tidak rasional  khusus yg
berkaitan dgn dosis obat  dpt saja terjadi potensiasi atau
sebaliknya
• Dengan demikian  mengetahui manfaatnya tentang dosis obat 
maka sejak dini calon apoteker harus mencamkan dlm hati dan
ingatan  bahwa salah dosis dpt berakibat fatal
Cara Perhitungan Dosis Maksimum (DM)
• Dosis terapi atau dosis lazim tak ada masalah  karena pd umumnya
rentang dosis yg ditetapkan  bukan maksimum
• Dosis maksimum org dewasa  dpt dicocokkan dgn daftar dosis
maksimum  asalkan utk sekali dan atau sehari tidak dilampaui 
dapat diterima  daftar dosis harap mengacu pd Farmakope
Indonesia ed III
• Bagaimana kalau pasien anak-anak?
Continue…
• Ada beberapa rumus utk menghitung dosis anak sbb:
a. Rumus Young
DM anak = n /(n+12) x DM dewasa
Rumus ini berlaku utk anak umur dibawah 8 tahun
n  umur dlm tahun
b. Rumus Cowling
DM anak = (n+1)/24 x DM dewasa
n  umur dlm tahun
Continue…
c. Rumus Dilling
DM anak = n/20 x DM dewasa
- umur anak di atas 8 tahun
- n  umur dlm tahun
d. Rumus Fried
DM anak: m/150 x DM dewasa
- m  umur anak/bayi dlm nol bulan – 2
tahun
e. Rumus Clark:
DM anak: W/68 x DM dewasa  (W dlm kg)
DM anak: W/150 x DM (dewasa)  (W dlm pon)
70 kg  154 pon
Contoh soal
1. Dosis maksimal paroksetin (paxil) utk dewasa adalah 20 mg/hari utk
penangangan gangguan obesif konfulsif. Berapa dosis obat ini utk anak berusia
11 tahun?
2. Dosis maksimal rofekoksib (Vioxx) untuk dewasa adalah 25 mg/hari. Berapa
dosis untuk anak berusia 6 tahun?
3. Dosis maksimal feksofenadin (Allegra) untuk dewasa adalah 60 mg dua kali
sehari, untuk dosis total 120 mg/hari. Berapa dosis untuk bayi berusia 5 bulan?
Contoh soal
1. Dosis lazim selekoksib (Celebrex) untuk dewasa adalah 100 mg dua kali sehari, untuk dosis
total 200 mg/hari. Berapa banyak selekoksib per dosis yang harus diterima oleh seorang anak
berbobot 52 pon?
2. Dosis hidroklorotiazid untuk dewasa adalah 50 mg per hari. Berapa dosis untuk anak berbobot
40 kg?
3. Dosis lazim suatu obat adalah 10 mg/kg. Berapa miligram yang harus diberikan pada seorang
pasien berbobot 125 pon? Berapa banyak tablet 500 mg yang harus diberikan?
4. Dosis lazim lorakarbef (Lorabid) pada anak-anak sampai usia 6 tahun adalah 15 mg/kg/hari
dalam dosis terbagi yang diberikan setiap 12 jam. Berapa regimen dosis untuk anak berusia 4
tahun dengan bobot 36 pon?
Pengaturan dosis berdasarkan luas permukaan tubuh (Body
Surface Area/BSA)
• Metode ini banyak digunakan pd 2 jenis kelompok pasien, yaitu;
1. Pasien kanker yang menerima kemoterapi
2. Pasien pedatrik pada semua usia kanak-kanak, kec bayi prematur
dan bayi normal yg fungsi hati & ginjalnya belum sempurna
• Metode ini paling akurat  karena mempertimbangkan tinggi dan
bobot pasien
Continue
• BSA pasien dpt dihitung dgn menggunakan rumus Du Bois dan Du Bois sbb:
S = W0,425 x H0,725 x 71,84
Ket:
S = luas permukaan tubuh dlm cm2
W = bobot dlm kg
H = tinggi dlm cm
 rumus tsb agak sulit digunakan  hrs dikonversi menjadi meter persegi

menggunakan nomogram yg didasarkan pada


rumus Du Bois dan Du Bois  lbh mudah &
efisien
Continue…
• Untuk nomogram menggunakan persamaan berikut:
BSA (m2) = tinggi (cm) x bobot (kg)
√ 3600
 menyederhanakan pers Du Bois dan Du Bois  biasanya digunakan dalam
praktik perhitungan BSA
• Pengaturan dosis dpt diperkirakan dgn menggunakan persamaan sbb:
BSA (m2) x Dos lazim dws= Dosis perkiraan
1,73 m2
Nomogram utk penentuan luas permukaan tubuh (BSA)
dr tinggi dan bobot badan
Contoh soal
• Nancy adalah seorang pasien wanita berusia 7 tahun
yang tingginya 40 inchi dan bobotnya 37 pon. Dokter
anak menulis resep omeprazol untuk Nancy dan
meminta apoteker untuk menghitung dosis yang
sesuai. Karena dosis dewasa untuk omeprazol
adalah 20 mg sehari, berapa seharusnya dosis untuk
Nancy? (Gunakan persamaan BSA)
Jawaban
• Tinggi = 40 inchi x 2,54 cm = 101,6 cm
1 inchi
• Bobot = 37 pon x 1 kg = 16,82 kg
2,2 pon
• BSA = 101,6 cm x 16,82 kg = √0,47 = 0,69 m2
√ 3600
• 0,69 m2 x 20 mg = 7,96 mg/hari
1,73 m2
Continue…
• Rumus-rumus tsb selain dpt dimanfaatkan utk menghitung DM resep
racikan di apotek, jg di rumah sakit atau puskesmas
Perhitungan DM Resep Racikan
• Obat yg mempunyai DM dlm resep:
1. Luminal (phenobarbital)300mg/600mg
2. Codein HCl 60 mg/300 mg
3. Coffein 500 mg/1,5 g
4. Efedrin HCl 50 mg/150 mg (oral)
40 mg/120 mg (sc)
5. Aminofilin 500 mg/1,5 g (oral/i.v/i.m)
6. Teofilin 500 mg/1 g (oral/rektal)
7. Erythromycin 500 mg/ 4 g (oral)
8. Doveri 1,5 g/ 5 g
10. Doxyxiclin HCl100 mg/ 600 mg (sbg doxyxiclin)
11. Asetosal 1g / 8 g
Contoh perhitungan
• R/ Carb magnesic 200 mg
Carb calcic 250 mg
Extra bellad 15 mg (DM 20/80 mg)
Luminal 30 mg (DM 300/600 mg)
Papaverin HCl 25 mg (DM 200/600 mg)
m.f.dtd. No. XX
S.t.d.d. pulv I
Pro: Ny. Yeni
Perhitungan (utk dewasa)
• Tiap bungkus:
a) Extr bellad 15 mg
1 x minum = 15 mg < 20 mg
Sehari: 3 x 15 mg = 45 mg < 80 mg
 tidak melewati DM
Dengan cara yg sama dpt dihitung DM luminal dan
Papaverin HCl
Dosis Kombinasi
• R/ Sulfas atropin 0,5 mg (DM: 1/5 mg)
Extra bellad 15 mg (DM: 20/80 mg)
Sacch lact q.s
m.f.pulv.dtd No. XII
S.b.d.d. pulv I
Pro: Any ( 6 tahun)
Perhitungan
• Atropin dan Belladon  sinergis/searah  karena berasal dari tanaman Atropa
Belladona
• Perhitungan dosis searah:
1 x  0,5/1 + 15/20 = 0,5 + 0,75 = 1,25
 utk dewasa saja sudah > 1
 kalau Any 6 tahun
DM Atropin = n /(n + 12) x DM dewasa
= 6/ (6+12) x 1/5
= 1/3 x 1mg /5 mg = 0,3/1,6 mg
DM Extr bell= 1/3 x 20/80 mg = 6,6/26,6 mg
Continue…
• Dosis searah (sinergis)
1 x pakai = 0,5/0,3 + 15/6,6 > 1 atau 100%
• Dosis obat harus diturunkan
Misalnya Atropin SO4  0,1 mg
Extra Bellad  2 mg
Dosis searah:
1 x pakai = (0,1/0,3 + 2/6,6) x 100%  66%
sehari = (2 x 0,1 + 2 x 2 ) x 100%  28,5%
1,6 26,6
• Jadi dosis searah < 100%
 tidak over dosis
Toksisitas Obat
• Sebagaimana diketahui  obat selain bermanfaat utk penyembuhan dan atau
pemulihan orang dari kesakitan  obat juga dapat berefek keracunan dlm
berbagai tingkatan
• Dosis toksis pd umumnya diatas dosis lazim dan atau dosis maksimal  namun
demikian pd kondisi tertentu (misalnya adanya hipersensitifitas)  orang dapat
saja keracunan walaupun diberikan pd dosis terapi/lazim dan dibawah DM
• Bagaimanapun kalau perhitungan DM melebihi ketentuan  dokter harus
diperingatkan
Latihan soal
• Hitung DM racikan berikut:
R/ Potio alba 100
Tripyron 2,5 tab
Luminal 1 (DM 300 mg/600 mg)
S 3 dd Cth II
Pro : Karina
Umur : 1 tahun 7 bulan
BB : 6 kg
Dr. Raharja
SIP. No. 228/k/94
Jl. Farmasi No. 8A
Telp. 891011 Purwokerto

Purwokerto, 4 Oktober 2021

R/ Sulfas Atropini 0,6mg MD 0,6mg / 1 g


Ext. Bellad. 10 mg MD 10mg/20mg
m.f.l.a cap dtd No. X
s 4dd cap 1

Pro : Tn. Darno

:
Dr. Raharja
SIP. No. 228/k/94
Jl. Farmasi No. 8A
Telp. 891011 Purwokerto

Purwokerto, 4 Oktober 2021

R/ Sulfasomidin 5 (MD 300mg/600mg)


Phenobarb. Sod. 1,6 300 mg/ 600 (MD sehari 40mg)
CTM 0,05 40 mg sehari
Pot. Nig. C.tuss 200
m.f.l.a.pot.
s.t.d.d. cp I

Pro : Rahmat (10 th)


Dr. Suryadi Dr. Suryadi
Cito!
SIP. No. 228/K/84 SIP. No. 228/K/84
Jl. Slamet Riyadi No. 8A Jl. Slamet Riyadi No. 8A
Telp. 1234567 Purwokerto Telp. 1234567 Purwokerto

Purwokerto, 4 Oktober 2021


Purwokerto, 4 Oktober 2021
R/ Belladone mg40 (DM:60/240mg)
SG tab ½ R/ GG tb I (1tab=100mg)
Papaverin HCl 0,04 (DM 200/600mg) Promethazin mg 25 (DM 50/150mg)
Vit B1 0,05 Luminal mg 50 (DM 300/600mg)
Carbo Adsb. 0,03 Lactosa q.s
m.f.l.a.pulv. No. XII m.f.l.a.pulv. dtd. No. XII
s.t.d.d. pulv I p.c. s.h.s. pulv. I
R/ Ambroxol syr fl I
Pro : Rahmat (14Th) s.t.d.d.cth. I pc
Iter 1x
Kranji 10/5 Purwokerto
Pro : An. Titi (10th)
Pasir Kidul ¾ Pwt
Dr. Raharja
SIP. No. 228/k/94
Jl. Farmasi No. 8A
Telp. 891011 Purwokerto

Purwokerto, 4 Oktober 2021

R/ Pot. Nig. C.tuss


Syr. Thymi aa 50
GG 0,500
Phenobarb 0,600
m.f.l.a.pot.
s.t.d.d. C I

Pro : Santi (15 th)


Dr. Raharja
SIP. No. 228/k/94
Jl. Farmasi No. 8A
Telp. 891011 Purwokerto

Purwokerto, 4 Oktober 2021

R/ Acid. Acetyl sal. 0,400 DM 2g/8g


Ephedrin 0,025 DM 50mg/150mg
Phenobarbital 0,015 DM 300mg/600mg
m.f.cap.dtd. No. XV
s.t.d.d.cap.1 p.c.

Pro : Anita(12 th)


Dr. Raharja
SIP. No. 228/k/94
Jl. Farmasi No. 8A
Telp. 891011 Purwokerto

Purwokerto, 4 Oktober 2021

R/ Kotrimoksazol 3,0
Luminal sod. 1,2 DM 300mg/600mg
Chlortrimeton 0,1 DM sehari 40mg
Syr. thymi
Pot. Nig. C. tuss. aa ad 150
m.f.pot
s.t.d.d.C.I

Pro : Antok (12 th)


Dr. Raharja Dr. Raharja
SIP. No. 228/k/94 SIP. No. 228/k/94
Jl. Farmasi No. 8A Jl. Farmasi No. 8A
Telp. 891011 Purwokerto Telp. 891011 Purwokerto

Purwokerto, 4 Oktober 2021 Purwokerto, 4 Oktober 2021

R/ Sulfasomidin 5 R/ Lc. Bactrim 2,4


Luminal 0,3 Luminal mg 100
Syr. Simp 30 Syr Thymi 20
Aqua ad 100 OBH ad 100

m.f.pot m.f.pot
s.t.d.d.cth II s.t.d.d.C I

Pro : Ny. Titiek Pro : Bp. Salim


Dr. Raharja Dr. Raharja
SIP. No. 228/k/94 SIP. No. 228/k/94
Jl. Farmasi No. 8A Jl. Farmasi No. 8A
Telp. 891011 Purwokerto Telp. 891011 Purwokerto

Purwokerto, 4 Oktober 2021 Purwokerto, 4 Oktober 2021

R/ OBH 100 R/ Phenobarb Sod 0,650


Luminal 0,100 CTM 0,50
m.f.l.a.pot OBH
s.t.d.d.cth I Syr Thymi aa ad 100
m.f.l.a. pot
Pro : Ny. Didiek s.t.d.d.cp I

Pro : Ny. Didiek


Dr. Raharja Dr. Raharja
SIP. No. 228/k/94 SIP. No. 228/k/94
Jl. Farmasi No. 8A Jl. Farmasi No. 8A
Telp. 891011 Purwokerto Telp. 891011 Purwokerto

Purwokerto, 4 Oktober 2021 Purwokerto, 4 Oktober 2021

R/ Kotrimoksazol No. VI R/ Pot. Nig. C. Tuss. 100


Syr Thymi adde
OBH aa 50 Bromhexin 0,160
m.f.l.a.pot Phenobarb 0,300
s.t.d.d.cth II m.f.l.a. pot
s.b.d.d.cth II
Pro : Ny. Didiek
Pro : Nuniek (12 th)
Dr. Raharja Dr. Raharja
SIP. No. 228/k/94 SIP. No. 228/k/94
Jl. Farmasi No. 8A Jl. Farmasi No. 8A
Telp. 891011 Purwokerto Telp. 891011 Purwokerto

Purwokerto, 4 Oktober 2021 Purwokerto, 4 Oktober 2021

R/ kofein 0,75 R/ KI 3
luminal 0,1 NaBr 2
Phenacetin 3 Codein HCl 0,1
Beladon extract 0,3 mf pil No XXX
mf pil No XXX s.t.d.d.pil I
s.q.d.d.pil I

Pro : Ny. Dasimah


Pro Dandy (15 th)
CONTOH

R/ Sulfas Atropini 0,6mg


Ext. Belladonae 10 mg
mf cap dtd No. X
s 4dd cap 1

DM SA : 0,6g / 1 g
DM Ext. Belladonae : 10mg/20mg
??
Dr. Suryadi
SIP. No. 228/K/84
Cito! Jl. Slamet Riyadi No. 8A
Telp. 1234567 Purwokerto

Purwokerto, 4 Oktober 2010

R/ Belladone tb 1 (DM:60/240mg)
SG tab ½
Papaverin HCl 0,04 (DM 200/600mg)
Vit B1 0,05
Carbo Adsb. 0,03
m.f.l.a.pulv. No. XII
s.t.d.d. pulv I p.c.

Pro : Rahmat (14Th)


Kranji 10/5 Purwokerto
Dr. Suryadi
SIP. No. 228/K/84
Jl. Slamet Riyadi No. 8A
Telp. 1234567 Purwokerto

Purwokerto, 4 Oktober 2010

R/ GG tb I (1tab=100mg)
Promethazin mg 25 (DM 50/150mg)
Luminal mg 50 (DM 300/600mg)
Lactosa q.s
m.f.l.a.pulv. dtd. No. XII
s.h.s. pulv. I

Pro : An. Titi (10th)


Pasir Kidul ¾ Pwt
Iter 2x
Dr. Suryadi
SIP. No. 228/k/84
Jl. Budi Kemulyan No. 8A
Telp. 1234567 Jakarta

Jakarta, 4 Oktober 2021

R/ Alludona D tab4/5
Tomit tab 2/3
m.f.l.a.cap dtd No. XII
s.b.d.d. cp I a.c 0,5jam
m. et v.

R/

Pro : Tn. Rasyid


Dr. Suryadi
SIP. No. 228/k/84
Jl. Budi Kemulyan No. 8A
Telp. 1234567 Jakarta

R/ Acid Salic. 1%
Sulfur Praecip. 1%
Liq. Calcii 3%
Cinolon N 15g
mds alas bedak
s b.d.d. m et v

Pro : Nn. Rani

:
Dr. Suryadi
SIP. No. 228/k/84
Jl. Budi
Iter Kemulyan
2x No. 8A
Telp. 1234567 Jakarta

Jakarta, 4 Oktober 2010

R/ Sanprima tab 3/4


HCl Codein mg4
Exabet tab 1/3
Pehadoxin tab 0,5
Equal q.s
m.f.l.a.pulv. Dtd. No. XV
s.t.d.d. cp I

Pro : Susan (10 th)


Dr. Suryadi
SIP. No. 228/k/84
Jl. Budi Kemulyan No. 8A
Telp. 1234567 Jakarta

R/ Benzocain 1,5
Acid salicyl 2
Vaselin ad 30
m.f.l.a ungt I
s bdd u.e

R/ Licocalk No.XX
s.b.d.d. tab I

Pro : Tn. Damar


The prescription is quite confusing, hardly to guess what
drugs are compounded in the prescription.
The prescription using un-properly Latin abbreviation
The maximal dose of INH is 10 mg/kg BW, therefore, the dosage of INH mentioned in the
prescription above has elevated the max.dose. In such prescription should be followed by
‘exclamation sign’ and ‘prescriber’s initial sign’
Amoxan consists of amoxicillin with the t1/2 = 2-4 hours, while cotrimoxazale (Sulpha) has the t1/2
= 10-12 hours. The prescriber has given the compounded drugs at the same frequency, therefore, the
prescription is not rational since there will be a therapeutic
incompatibility problem.

Anda mungkin juga menyukai