Anda di halaman 1dari 3

Nama : Tasya Yusti Hanan Permata

NIM : 180105097

Kelas : Farmasi 6A

TUGAS PERTEMUAN 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan kondisi yang dapat menyebabkan komplikasi kesehatan

yang parah dan meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke hingga kematian. Dengan

bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar. Penyakit hipertensi

terjadi dikarenakan karakteristik individu (usia, jenis kelamin, riwayat penyakit hipertensi)

Oleh karena itu perlu dilakukan upaya dalam memberikan kesesuaian peresepan obat

anti-hipertensi.

Wilayah Kabupaten/Kota Banyumas 2017 Kejadian hipertensi sebanyak 24.446

kasus pada perhitungan kasus penyakit tidak menular. Puskesmas 1 Kembaran termasuk

dalam data kejadian hipertensi tertinggi kedua yang dilaporkan oleh Dinkes Banyumas

yaitu sebesar 2287 kasus.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan

darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari suatu periode.

Menurut World Health Organizations (WHO) batasan normal tekanan darah adalah

120/80 mmHg, sedangkan seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan


darahnya >140/90 mmHg. Tekanan darah diantara normotensi dan hipertensi disebut

Borderline Hypertension (Garis Batas Hipertensi). Batasan WHO tersebut tidak

membedakan usia dan jenis kelamin (WHO, 2013).. Hipertensi juga merupakan penyakit

kronis yang membutuhkan terapi jangka panjang sehingga tujuan pengobatan hipertensi

adalah untuk mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas akibat tekanan darah tinggi

dengan menurunkan tekanan darah sesuai dengan target, sampai tidak mengganggu fungsi

ginjal, otak, jantung,maupun kualitas hidup (Tyashapsari dan Abdul, 2012).

Berdasarkan data WHO ada sekitar 972 juta orang atau 26,4% orang didunia yang

mengidap hipertensi, jumlah tersebut kemungkinan akan terus bertambah sebesar 29,2%

ditahun 2025. Penderita hipertensi di Negara berkembang ada sekitar 639 juta jiwa,

sedangkan di Negara maju jumlah penderita hipertensi lebih kecil yaitu 333 juta jiwa

(Anggara, 2013). Prevalensi hipertensi di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 63,8%, yang

didominasi oleh pralansia dan lanjut usia (Anonim, 2013). Tingginya angka kesakitan

akibat hipertensi mendorong berbagai upaya untuk meningkatkan mutu layanan kesehatan

bagi masyarakat termasuk fasilitas pelayanan kesehatan primer yaitu puskesmas. Salah

satu peningkatan mutu pelayanan yaitu dari segi ketepatan dalam peresepan obat untuk

pasien hipertensi meliputi tepat pemilihan obat dan dosis obat.

Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Banguntapan II, kejadian hipertensi

menjadi peringkat pertama dari sepuluh besar penyakit dengan jumlah kasus sebanyak

1484 di tahun 2016.Tahun 2017 hipertensi masih bertahan pada peringkat pertama dengan

jumlah kasus hipertensi sebanyak 1159 yang di dominasi oleh pralansia pada bulan

Agustus-Oktober. Pralansia adalah seseorang yang berusia 45 tahun hingga 59 tahun

(Notoatmodjo, 2011).
Pada penelitian kali ini, peneliti ingin mengetahui kesesuaian peresepan obat

antihipertensi dengan evidence based guideline JNC 8 di Puskesmas 1 Kembaran

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kesesuaian peresepan obat antihipertensi dengan evidence based guideline

JNC 8 di Puskesmas 1 Kembaran ?

2. Apakah kasus hipertensi di Puskesmas 1 Kembaran di dominasi oleh pralansia?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kesesuaian peresepan obat antihipertensi dengan evidence based guideline JNC 8

di Puskesmas 1 Kembaran

2. Mengetahui apakah kasus hiprertensi di Puskesmas 1 Kembaran di dominasi oleh pralansia

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai kesesuaian

peresepan obat antihipertensi dengan evidence based guideline JNC 8 di Puskesmas 1 Kembaran

sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai