MENGHITUNG DOSIS
Macam-macam Dosis :
1. Dosis Terapi
2. Dosis Minimum
3. Dosis Maksimum
4. Dosis Toksik
5. Dosis Letalis
DOSIS TERAPI
Adalah takaran obat yang diberikan dalam keadaan biasa dan
dapat menyembuhkan penderita.
Untuk mendapatkan ukuran dosis terapi yang dapat
memberikan efek terapi yang efektif, perlu dilakukan
pengukuran persentase efek terapi yang diharapkan pada
penderita atau pada hewan percobaan.
Misal : untuk mengukur dosis terapi obat tidur A, obat
tersebut diberikan kepada sejumlah hewan percobaan
dengan berbagai ukuran dosis, kemudian dihitung jumlah
hewan yang tertidur setengah jam setelah obat diberikan.
Dosis yang menyebabkan efek tidur pada 50% hewan
percobaan disebut ED50.
DOSIS MINIMUM
Adalah takaran obat terkecil yang diberikan yang masih
dapat menyembuhkan dan tidak menimbulkan resistensi
pada penderita.
Untuk mendapatkan ukuran dosis minimum yang dapat
memberikan efek terapi, perlu dilakukan pengukuran
persentase efek terapi seperti untuk mendapatkan ukuran
dosis terapi tersebut diatas.
Selanjutnya, dicatat ukuran dosis yang terkecil yang masih
dapat memberikan efek terapi yang diharapkan, namun tidak
menimbulkan resistensi pada penderita.
DOSIS MAKSIMUM
Adalah takaran obat terbesar yang diberikan yang masih
dapat menyembuhkan dan tidak menimbulkan keracunan
pada penderita.
Daftar dosis maksimum menurut FI ed.III digunakan untuk
orang dewasa yang berumur 20-60 tahun dengan bobot
badan 58-60 kg.
Ada beberapa ketentuan untuk dosis maksimum, yaitu :
1. Pemberian obat untuk anak-anak dibawah 20 tahun
membutuhkan perhitungan khusus karena respons tubuh
anak atau bayi terhadap obat tidak dapat disamakan
dengan orang dewasa.
2. Untuk orang lanjut usia yang keadaan fisiknya sudah mulai
menurun, dosis yang diberikan harus lebih kecil daripada
dosis maksimum, seperti aturan dibawah ini :
60 – 70 tahun : 4/5 dosis dewasa
70 – 80 tahun : ¾ dosis dewasa
80 – 90 tahun : 2/3 dosis dewasa
90 tahun keatas : ½ dosis dewasa
3. Untuk wanita hamil yang peka terhadap obat-obatan,
sebaiknya obat diberikan dalam jumlah yang lebih kecil.
Bahkan, beberapa obat yang dapat mengakibatkan abortus
dan kelainan janin dilarang penggunaannya. Wanita
menyusui juga tidak boleh menggunakan obat-obat
tersebut karena obat dapat diserap oleh bayinya melalui air
susu ibu (ASI).
DOSIS TOKSIK
Adalah takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat
menyebabkan keracunan pada penderita.
Untuk mendapatkan ukuran dosis toksik yang dapat
menimbulkan keracunan, perlu dilakukan pengukuran
persentase efek keracunan pada penderita atau hewan
percobaan. Dalam hal ini, yang diukur adalah gejala
keracunan pada penderita atau hewan percobaan setelah
diberi obat selama waktu tertentu.
Dosis yang dapat menyebabkan keracunan pada 50% hewan
percobaan disebut TD50. Dosis yang dapat menyebabkan
keracunan pada 10% hewan percobaan disebut TD10 dan
bisa juga ada TD1, TD20, TD99 dan TD100.
DOSIS LETALIS
Adalah takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat
menyebabkan kematian pada hewan percobaan.
Dosis yang dapat menyebabkan kematian pada 50% hewan
percobaan disebut LD50. Dosis yang dapat menyebabkan
kematian pada 10% hewan percobaan disebut LD10 dan bisa
juga ada LD1, LD20, LD99 dan LD100.
METODE PERHITUNGAN DOSIS
Metode umum dalam perhitungan dosis obat Rumus
Dasar, Rasio dan Proporsi.
Untuk obat yang membutuhkan penghitungan Individual
Berdasarkan Umur, Berat Badan (BB) dan Luas Permukaan
Tubuh (LPT).
Sebelum Perhitungan Dosis Obat Semua unit di konversi
kedalam sistem yang tunggal (dikonversi sesuai yang
tertera pada label obat).
KONVERSI
1 gram = 1000 mg
1 mg = 1000 µg (mcg)
1 liter = 1000 ml
1 ml = 1 cc
1 sdt = 5 ml
1 sdm = 15 ml
1 mg = 0,001 gram
1 µg (mcg) = 0,001 mg
1 ml = 0,001 liter
CONTOH :
1. 0,3 g = mg 8. 0,005 mg = µg
2. 0,001 g = mg 9. 100 µg = mg
3. 0,02 g = mg 10. 10 µg = mg
4. 4 mg = g 11. 0,5 L = ml
5. 120 mg = g 12. 100 ml = L
6. 75 mg = g 13. 10 ml = sdt
7. 0,4 mg = µg 14. 7,5 ml = sdm
15. 1 sdm = sdt
RUMUS DASAR
Mudah diingat dan lebih sering digunakan dalam
penghitungan dosis obat
D/H xV =A
Dimana :
D : Dosis yang diinginkan/diperintahkan dokter (pesanan)
H : Dosis obat pada label tempat obat (persediaan)
V : Bentuk obat yang tersedia
A : Jumlah hasil hitungan yang akan diberikan ke pasien
CONTOH :
1. - Pesanan : Ampisilin (polycillin) 0,5 g
- Persediaan : Polycillin 250 mg/kapsul
- Hitung berapa yang harus diberikan kepada pasien?
3. - Pesanan : Furosemid 30 mg
- Persediaan : Lasix (Furosemid) 10 mg/ml
- Hitung berapa yang harus diberikan kepada pasien?
4. - Pesanan : Heparin Natrium 1500 unit
- Persediaan : Heparin Sodium 5000 unit/ml
- Hitung berapa yang harus diberikan kepada pasien?
5. - Pesanan : Epinefrin 1 mg
- Persediaan : Epinefrin 1 : 1000
- Hitung berapa yang harus diberikan kepada pasien?
6. - Pesanan : Lidokain 30 mg
- Persediaan : Lidokain 2 %
- Hitung berapa yang harus diberikan kepada pasien?
7. - Pesanan : Digoxin 0,125 mg
- Persediaan : Digoxin 62,5 mcg/tablet
- Hitung berapa yang harus diberikan kepada pasien?
Contoh :
Perintah : Fluorouasil (5-FU), Dosis 12 mg/kg/hari, Dosis
maksimal 800 mg/hari. Berat badan pasien 60 kg. Hitung
dosis yang harus diberikan kepada pasien per hari ?
Perintah : Sefaklor, Dosis 20 mg/kg/hari dalam dosis
terbagi 3. Berat badan anak 14 kg. Persediaan obat
Sefaklor 125 mg/5 ml. Hitung dosis yang harus diberikan
kepada pasien untuk satu kali minum obat ?
PERHITUNGAN DOSIS PADA ANAK
Berdasarkan Umur (Formula Young)
Dosis anak = Umur (tahun) x Dosis dewasa
Umur (tahun) + 12
24