HIV/AIDS
DI PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN
OLEH:
ANAK AGUNG ISTRI SUKMA DEWI
(13C10971)
Waktu
Tempat Pelaksanaan
Sasaran
Topik Kegiatan
: HIV/AIDS
Sub Topik
A. LATAR BELAKANG
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut Salvicion dan
Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di
hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam
perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan.
Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) pertama kali dikenal
pada tahun 1981 di Amerika Serikat dan disebabkan oleh human
immunodeficiency virus (HIV-1). AIDS adalah suatu kumpulan gejala penyakit
kerusakan system kekebalan tubuh; bukan penyakit bawaan tetapi diddapat dari
hasil penularan. penyakit ini merupakan persoalan kesehatan masyarakat yang
sangat penting di beberapa negara dan bahkan mempunyai implikasi yang bersifat
internasional dengan angka moralitas yang peresentasenya di atas 80 pada
penderita 3 tahun setelah timbulnya manifestasi klinik AIDS. Pada tahun 1985
Cherman dan Barre-Sinoussi melaporkan bahwa penderita AIDS di seluruh dunia
mencapai angka lebih dari 12.000 orang dengan perincian, lebih dari 10.000
kasus di Amerika Serikat, 400 kasus di Francis dan sisanya di negara Eropa
lainnya, Amerika Latin dan Afrika. Pada pertengahan tahun 1988, sebanyak lebih
dari 60.000 kasus yang ditegakkan diagnosisnya sebagai AIDS di Amerika
Serikat telah dilaporkan pada Communicable Disease Centre (CDC) dan lebih
dari setengahnya meninggal. Kasus-kasus AIDS baru terus-menerus di monitor
untuk ditetapkan secara pasti diagnosisnya. Ramalan baru-baru ini dari United
States Public Health Service menyatakan, bahwa pada akhir tahun 1991,
banyaknya kasus AIDS secara keseluruhan di Amerika Serikat doperkirakan akan
meningkat paling sedikit menjadi 270.000 dengan 179.000 kematian. Juga telah
diperkirakan, bahwa 74.000 kasus baru dapat di diagnosis dan 54.000 kematian
yang berhubungan dengan AIDS dapat terjadi selama tahun 1991 saja. Sebagai
perbandingan dapat dikemukakan, kematian pasukan Amerika selama masa
perang di Vietnam berjumlah 47.000 korban.
Selain itu, berdasarkan data Departemen kesehatan (Depkes) pada
periode Juli-September 2006 secara kumulatif tercatat pengidap HIV positif di
tanah air telah mencapai 4.617 orang dan AIDS 6.987 orang. Menderita
HIV/AIDS di Indonesia dianggap aib, sehingga dapat menyebabkan tekanan
psikologis terutama pada penderitanya maupun pada keluarga dan lingkungan
disekeliling penderita.
Secara fisiologis HIV menyerang sisitem kekebalan tubuh penderitanya.
Jika ditambah dengan stress psikososial-spiritual yang berkepanjangan pada
pasien terinfeksi HIV, maka akan mempercepat terjadinya AIDS, bahkan
meningkatkan angka kematian. Menurut Ross (1997), jika stress mencapai tahap
kelelahan (exhausted stage), maka dapat menimbulkan kegagalan fungsi system
imun yang memperparah keadaan pasien serta mempercepat terjadinya AIDS.
Modulasi respon imun penderita HIV/AIDS akan menurun secara signifikan,
seperti aktivitas APC (makrofag); Thl (CD4); IFN ; IL-2; Imunoglobulin A, G, E
dan anti-HIV. Penurunan tersebut akan berdampak terhadap penurunan jumlah
CD4 hingga mencapai 180 sel/ l per tahun.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapakan peserta
dapat mengerti dan memahami mengenai cara mencegah HIV/AIDS.
2. Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan peserta dapat:
1) Menjelaskan pengertian HIV/AIDS
2) Menjelaskan penyebab HIV/AIDS
3) Mampu menyebutkan gejala HIV/AIDS
4) Menjelaskan bagaimana penularan HIV/AIDS
5) Menjelaskan cara pencegahan HIV/AIDS
C. PESERTA PENYULUHAN
Masyarakat yang berkunjung di Puskesmas IV Densel.
D. PENYELENGGARA PENYULUHAN
Penyelenggara penyuluhan HIV/AISD adalah mahasiswa Keperawatan semester
VII di STIKES BALI.
E. METODE PELAKSANAAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. STRATEGI PELAKSANAAN
Tahap
Waktu
Kegiatan
Pelaksana
Pembukaan
2 menit
Mengucapkan salam
Moderator
Melakukan
perkenalan
Mengadakan
kontrak
waktu
Kerja
15 menit
Menyampaikan
materi Penyaji
mengenai HIV/AIDS
Penutup
10 menit
Tanya jawab
3 menit
Menyimpulkan
Moderator
seluruh Moderator
jalannya
ceramah.
Mengakhiri kontrak
Melakukan
kegiatan
Total
30 menit
Salam penutup
evaluasi
SETTING TEMPAT
Keterangan gambar:
1. Penyuluh
2. Peserta
3. Fasilitator
4. Moderator
5. Observer
H. PENGORGANISASIAN
Penyaji
I. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Rencana kegiatan dipersiapkan 1 hari sebelum kegiatan dan informasi
kepengurusan 1 hari sebelum kegiatan.
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan berlangsung tepat waktu
b. 100% Peserta mengikuti kegiatan sampai selesai
c. 50% Peserta aktif bertanya selama kegiatan
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta 75% sasaran dapat menyebutkan kembali tentang Keluarga Sehat
J. LAMPIRAN-LAMPIRAN
Materi
Leaflet / flyers
Lampiran Materi
MATERI PENYULUHAN KELUARGA SEHAT
Pengertian HIV/AIDS
HIV (Human ImmunoDevesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh
manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia.
AIDS (Acguired ImmunoDeviensi Syndromer) adalah kumpulan gejala menurunnya
gejala kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit dari luar.
Faftor penyebab HIV/AIDS
Secara umum penyebab penyakit AIDS hanya dibagi dalam 4 kategori umum,
yaitu :
1. Penggunaan Jarum Suntik yang tidak Steril
Penggunaan jarum suntik yang tidak steril sangat mampu mendorong seseorang
terkena penyakit AIDS, para pengguna Narkoba yang terkadang saling bertukar
jarum suntik sangat rentan tertular penyakit ini, karena penularan HIV AIDS
sangat besar presentasenya terjadi karena cairan pada tubuh penderita yang
terkena HIV AIDS berpindah ke tubuh normal (sehat).
2. Seks Bebas serta seks yang kurang sehat dan aman
Berhubungan intim yang tidak sehat dan tidak menggunakan pengaman adalah
peringkat pertama terbesar penyebab menularnya virus HIV AIDS, transmisi
atau penularan HIV (Human Immunodeficiency Virus) dalam hubungan
seksual peluang terjadinya sangat besar, karena pada saat terjadi kontak antara
sekresi pada cairan vagina pada alat kelamin.Hubungan seksual kurang aman
dan tanpa dilengkapi pelindung (Kondom) akan lebih sangat berisiko
dibandingkan hubungan seksual yang tanpa dilengkapi pelindung (Kondom)
dan risiko hubungan seks anal lebih besar dibanding hubungan seks biasa dan
oral seks, meskipun tidak berarti bahwa kedua jenis seks tersebut tidak
beresiko.
3. Penyakit Menurun
Seseorang ibu yang terkena AIDS akan dapat menurunkan penyakitnya pada
janin yang dikandungnya, transmisi atau penularan HIV melalui rahim pada
masa parinatal terjadi pada saat minggu terakhir pada kehamilan dan pada saat
kehamilan, tingkat penularan virus ini pada saat kehamilan dan persalinan yaitu
sebesar 25%. Penyakit ini tergolong penyakit yang dapat dirutunkan oleh sang
ibu terhadap anaknya, menyusui juga dapat meningkatkan resiku penulaan HIV
AIDS sebesar 4%.
4. Tranfusi darah yang tidak steril
Cairan didalam tubuh penderita AIDS sangat rentan menular sehingga
dibutuhkan pemeriksaan yang teliti dalam hal transfusi darah pemilihan dan
penyeleksian donor merupakan tahap awal untuk mencegah penularan penyakit
AIDS, Resiko penularan HIV AIDS di sangat kecil presentasenya di negaranegara maju, hal ini disebabkan karena dinegara maju keamanan dalam tranfusi
darah lebih terjamin karena proses seleksi yang lebih ketat.
Manifestasi klinis HIV/AIDS
Tanda-tanda gejala-gejala secara klinis pada seseorang penderita AIDS adalah
diidentifikasi sulit karena symptomasi yang ditujukan pada umumnya adalah bermula
dari gejala-gejala umum yang lazim didapati pada berbagai penderita penyakit lain.
Menurut namun secara umum dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Rasa lelah dan lesu
2. Berat badan menurun secara drastis
3. Demam yang sering dan berkeringat diwaktu malam
4. Mencret dan kurang nafsu makan
5. Bercak-bercak putih di lidah dan di dalam mulut
6. Pembengkakan leher dan lipatan paha
7. Radang paru-paru
8. Kanker kulit
Pencegahan HIV/AIDS
Cara pencegahan penularan penyakit ini tidaklah sulit, hindari kontaminasi dengan
cairan tubuh penderita yang mengalami infeksi HIV. dIlihat dari cara penularan
penyakit ini maka hindarilah:
1. Hubungan seksual dengan pasangan yang menderita penyakit HIV/AIDS
2. Hindari Penggunaan jarum suntik / narkoba dan alat lain yang tercemar oleh
virus HIV
3. Pastikan ranfusi darah yang diperoleh tidak terinfeksi virus HIV.
4. Bila seorang wanita hamil yang mengidap HIV, periksakan diri ke dokter dan
mintalah nasihat bagaimana caranya agar bayi yang kelak dilahirkan tidak
terkena infeksi HIV. (di AS 75 % bayi lahir dari ibu yang mengidap virus
HIV,dapat hidu
Cara pencegahan HIV/AIDS
1. Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan
dengan satu orang pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang lain.
2. Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan
seksual.
3. Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus,
hendaknya jangan hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS pada
janinnya.
4. Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.
5. Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus
dijamin sterilisasinya.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.
3.