Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SISTIM INFORMASI SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI DALAM PRAKTEK


KEPERAWATAN
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS
DOSEN PENGAMPU: MAZAKABBAL FUAD.S,PD

DISUSUN OLEH :
USWATUN HASANAH

PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN(STIKES)YAHYA BIMA
TAHUN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan
hidahyah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah dapat selesai sesuai dengan
yang diharapkan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW dan semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnah-Nya Amin. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Dalam Keperibadian Keperawatan “Sistem
Informasi Sebagai Alat Komunikasi dalam Praktik Keperawatan”. Tujuan dari penyusunan
makalah ini ialah sebagai informasi serta untuk menambah wawasan bagi penulis maupun
pembaca. Dalam penyusunan makalah ini tentunya hambatan selalu mengiringi namun atas
bantuan, dorongan dan bimbingan dari orang tua, dosen pembimbing dan teman-teman
sehingga makalah ini terselesaikan. Makalah ini masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Terimakasih.

                         Bima 11 April


2022

                                                                 

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL….…………………………………………………………….i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….  ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………  iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang………………………………………………………………….…1

2. Rumusan masalah……………………………………………………...……….…1

3. Tujuan……………………………………………………………………….. ….  2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Informasi, Komunikasi dan Informatika Keperawatan……..3


B. Penerapan SIstem Informasi dalam Praktik Keperawatan…….………………..4
C. Pemanfaat Teknologi Kesehatan Dalam Aplikasi Keperawatan…………….....6
D. Sistem Informasi dalam Keperawatan …………………………………………6
E. Teknologi Asuhan Keperawatan ……………………………………………….7
F. Fungsi Sistem Informasi Keperawatan ………………………………………...7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………..15

3.2 Saran………………………………………………………………….. ……….15

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tenaga keperawatan merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan,


karena memiliki proporsi yang paling besar dan melakukan asuhan secara
komperhensif kepada pasien selama 24 jam, karenanya seorang perawat harus dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai dengan standar asuhan
keperawatan, mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi. Salah satu yang penting
dilaksanakan adalah pendokumentasian asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan
pada pasien.
Keperawatan melingkupi pelayanan secara otonom dan kolaboratif bagi
individu dari segala usia, keluarga, kelompok, dan komunitas, sakit ataupun sehat
dalam segala latar, yang mencakup promosi kesehatan, pencegahan penyakit, dan
perawatan orang sakit, cacat, atau akan meninggal. Kunci lain peran keperawatan:
Pendampingan, promosi lingkungan yang aman, penelitian, partisipasi dalam
pembentukan kebijakan kesehatan, manajemen klien dan sistem kesehatan, serta
pendidikan (International Council of Nurses). 
Perawat selalu ikut serta mengkontribusikan pengetahuan dan keterampilan
khususnya bagi pelayanan klien. Hadir secara kontinu mendampingi klien dengan
lingkup tanggung jawab profesional yang mencakup segala aspek kesehatan, penyakit,
dan pengobatan klien. Menilai respons klien terhadap penyakit, risiko kesehatan,
perkembangan sepanjang hidup, dan pengobatan. Mengidentifikasi cara-cara untuk
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah kesehatan, mempromosikan kesehatan,
memfasilitasi penyembuhan, mengurangi penderitaan, atau menemukan kedamaian
dan martabat pada saat meninggal.

2. Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian dari Sistem Informasi, Komunikai dan Informatika


Keperawatan!

4
2. Bagaimana penerapan system informasi dalam praktik keperawatan?

3. Bagaimanakah Pemanfaatan teknologi Kesehatan dalam aplikasi keperawatan?

4. Seperti apakah Sistem informasi dalam keperawatan?

5. Bagaimanakah peran Teknologi proses asuhan keperawatan?

6. Bagaimanakah Fungsi system informasi dalam praktek komunikasi keperawatan?

3. Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan Sistem Informasi, Komunikai dan Informatika Keperawatan

2. Menggambarkan penerapan system informasi dalam praktik keperawatan

3. Menegetahui pemanfaatan teknologi Kesehatan dalam aplikasi keperawatan

4. Menjelaskan Sistem informasi dalam keperawatan

5. Menjelaskan Teknologi proses asuhan keperawatan

6. Menggambarkan Fungsi system informasi dalam praktek komunikasi


keperawatan

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Informasi, Komunikasi, dan atau Informatika Keperawatan


1. Sistem Informasi

Sistem Informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas


orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen.
Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk
kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam
pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan
organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di mana
orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis.

Alter berpendapat untuk sistem informasi sebagai tipe khusus dari sistem kerja.
Sistem kerja adalah suatu sistem di mana manusia dan/atau mesin melakukan
pekerjaan dengan menggunakan sumber daya untuk memproduksi produk tertentu
dan/atau jasa bagi pelanggan. Sistem informasi adalah suatu sistem kerja yang
kegiatannya ditujukan untuk pengolahan (menangkap, transmisi, menyimpan,
mengambil, memanipulasi dan menampilkan) informasi.

Dengan demikian, sistem informasi antar-berhubungan dengan sistem data di


satu sisi dan sistem aktivitas di sisi lain. Sistem informasi adalah suatu
bentuk komunikasi sistem di mana data yang mewakili dan diproses sebagai bentuk
dari memori sosial. Sistem informasi juga dapat dianggap sebagai bahasa semi formal
yang mendukung manusia dalam pengambilan keputusan dan tindakan.

Sistem informasi adalah gabungan yang terorganisasi dari manusia, perangkat


lunak, perangkat keras, jaringan komunikasi dan sumber data dalam mengumpulkan,
mengubah, dan menyebarkan informasi dalam organisasi.

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang


mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat
manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar
tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

6
2. Komunikasi

Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau


informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan
lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi
wajah, intonasi, titik putus tidak hanya memerlukan transmisi data, tetapi bahwa
tergantung pada ketrampilan-ketrampilan tertentu untuk membuat sukses pertukaran
informasi (Handoko Hani, 1986:272).

Dalam proses komunikasi melibatkan suatu lingkungan internal dan eksternal


dimanapun komunikasi itu terjadi. Lingkungan internal meliputi : nilai- nilai,
kepercayaan, temperamen, dan tingkay strees pengirim pesan maupun penerima
pesan. Sedangkan factor eksternal meliputi : keadaan cuaca, suhu, factor kekuasaan
dan waktu. Kedua belah pihak (pengirim dan penerima pesan) harus peka terhadap
factor internal dan eksternal, seperti persepsi dari komunikasi yang ditentukan oleh
lingkungan eksternal yang ada.

3. Informatika Keperawatan
Informatika keperawatan adalah penggunaan teknologi informasi sehubungan
dengan tiap fungsi yang ada dalam bidang keperawatan dan dilakukan oleh perawat
dalam pelaksanaan tugas mereka. Hal ini mencakup perawatan klien, administrasi,
pendidikan,dan penelitian (Hannah, 1985). Informatika keperawatan adalah kombinasi
ilmu komputer, ilmu informasi, dan ilmu keperawatan yang dirancang untuk
membantu manajemen dan pemrosesan data, informasi, dan pengetahuan keperawatan
untuk menunjang praktek keperawatan dan penyampaian layanan keperawatan.
Menurut Goossen (1996) Informatika keperawatan: adalah upaya ilmiah
multidisiplin untuk analisis, formalisasi, dan pemodelan cara perawat mengumpulkan
dan mengelola data, memproses data menjadi informasi dan pengetahuan, membuat
keputusan berbasispengetahuan dan inferensi bagi perawatan klien, serta menggunakan
pengetahuan empirik dan berdasarkan pengalaman ini untuk memperluas wawasan dan
meningkatkan kualitas praktek profesional mereka.
B. Penerapan Sistem Informasi dalam Praktek Keperawatan

Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari ilmu komputer, informasi


dan keperawatan yang disusun untuk mempermudah manajemen, proses pengambilan

7
keputusan, dan pelaksanaan asuhan keperawatan. Salah satu penggunaan sistem informasi
keperawatan di kembangkan pada tahun 1960-1970 -an adalah dengan pendokumentasian
keperawatan terkomputerisasi. Pendokumentasian terkomputerisasi memfasilitasi
pembakuan klasifikasi asuhan keperawatan sehingga menghilangkan ambiguitas dalam
pendokumentasian keperawatan. 
Sedangkan menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995) sistem informasi keperawatan
berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi dan
pengetahuan tentang standar dokumentasi, komunikasi, mendukung proses pengambilan
keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan
kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk
memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu
organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan
dan dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat,
relevan untuk suatu organisasi.
Komputer telah dikenal berpuluh -- puluh tahun lalu, tetapi rumah sakit lambat
dalam menangkap revolusi komputer. Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari
komputer, usaha pertama dalam menggunakan komputer oleh perawat terjadi pada akhir
tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, penggunaannya mencakup automatisasi catatan
perawat untuk menjelaskan status dan perawatan pasien dan penyimpanan hasil sensus dan
gambaran staf keperawatan untuk analisa kecenderungan masa depan staf. 
Hal tersebut diatas memerlukan kominment pengambil kebijakan pimpinan RS
sehingga perkembangan system pendokumentasian berbasis computer di rumah sakit dapat
dilaksankan sehingga data yang dapat diakses setiap saat baik data keperawatan ataupun
data penunjang lain terkait data yang akan digunakan terhadap pelaporan dan
pengembanagan pelayanan kesehatan di Rumah sakit dapat dengan segera / real time
digunakan tanpa harus membuka tumpukan berkas di ruang Medikal Rekord RS
Dokumentasi perawatan merupakan bagian penting dari dokumentasi klinis.
Namun, dokumentasi proses keperawatan sering kurang berkualitas. Untuk meningkatkan
dokumentasi asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat maka perlu diterapkan
sistem infomasi keperawatan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Ada harapan
tinggi bahwa komputer dapat mendukung dalam dokumentasi keperawatan akan membantu
meningkatkan kualitas dokumentasi. Namun dengan diterapkannya komputerisasi di rumah
sakit juga perlu diimbangi oleh kemampuan perawat dalam mengoperasionalkan komputer.
Untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam penggunaan komputer maka perawat
8
telah menyoroti kebutuhan untuk pelatihan dalam penggunaan teknologi informasi, dan
penilaian kritis penting untuk profesional perawat. (Docker, et all.,2003).

Dokumentasi keperawatan yang ada sekarang ini adalah dokumentasi keperawtan


yang berbasis kertas. Namun pada kenyataannya sering ditemukan bahwa proses tersebut
tidak terintegrasi ke dalam dokumentasi keperawatan.Sering kita menemukan
dokumentasi yang kurang lengkap, alasannya antara lain perlu waktu yang banyak,
kualitas catatan berbasis kertas masih rendah dan pemanfaatan dokumentasi masih
terbatas dari proses keperawatan. Masalah-masalah ini menyebabkan upaya untuk
mendukung proses keperawatan dengan sistem berbasis komputer untuk mengurangi
beban perawat dalam dokumentasi.Penerapan sistem informasi keperawatan dalam
dokumentasi asuhan keperawatan bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas
dokumentasi asuhan keperawatan.

Dokumentasi yang berbasis komputer selain meningkatkan kualitas juga


memungkinkan penggunaan kembali data keperawatan untuk manajemen keperawatan
dan penelitian keperawatan. Hal ini seperti yang terdapat dalam hasil penelitian dari
Mueller, et all.2006 yang menyatakan bahwa kualitas dokumentasi keperawatan semakin
meningkat dengan diterapkannya Quality of Nursing Diagnoses, Interventions, and
Outcomes (Q- DIO).Penelitian ini mendukung penggunaan Q-DIO dalam mengevaluasi
dokumentasi keperawatan diagnosis, intervensi, dan hasil asuhan keperawatan.
Berdasarkan hal tersebut maka untuk meningkatkan kualitas dokumentasi, perawat
membutuhkan dukungan melalui pendidikan agar mengetahui langkah-langkah untuk
menghubungkan diagnosa dengan intervensi, spesifik ke etiologi diidentifikasi,dan untuk
mengidentifikasi hasil asuhan keperawatan.

C. Pemanfaatan Teknologi Kesehatan Dalam Aplikasi Keperawatan

Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan


pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik
yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari
telehealth dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non medis
seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring
Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh perawat untuk
meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel elektromagnetik
(wire, radio, optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal video komunikasi. Dapat juga

9
didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh menggunakan transmisi elektrik atau optic
antara manusia dan atau computer
Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan
informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan
teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua
negara dan memakai peralatan video conference. Telenursing bagian
integral dari telemedicine atau telehealth.

Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu :

1. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat
mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat
darurat, rumah sakit dan nursing home).

2. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan
pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
3. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di
rumah sakit
4. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan
monitoring yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing
dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan
meningkatkan pemanfaatan teknologi
5. berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan
akses untuk perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber.

Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam bidang


pendidikan keperawatan (model distance learning) dan perkembangan riset
keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenursing dapat juga digunakan
dikampus dengan video conerence, pembelajaran on line dan Multimedia Distance
Learning.

D. Sistem Informasi Dalam Keperawatan

Pada pengkajian keperawatan, penerapan Standar Nursing Language (SNL)


berbasis TI (Teknologi Informasi) yang ada dalam sistem. Pada pengkajian data, perawat
tinggal memilih data yang tersedia. Setelah data dipilih secara lengkap, komputer akan
secara automatis menganalisa data yang telah dipilih perawat, dan memunculkan masalah

10
sesuai data yang dipilih. Komputer akan membantu melakukan analisis data yang
dimasukan oleh perawat saat melakukan pengkajian kepada pasien. Dengan menggunakan
sistem “pakar” maka perawat sedikit terkurangi bebannya dalam melakukan analisis data
untuk dijadikan diagnosa keperawatan. Masalah yang munculpun menjadi semakin riil
dan akurat, karena masalah yang dimunculkan oleh komputer merupakan analisa baku.

Diagnosa Keperawatan dihasilkan dari analisa yang dilakukan oleh komputer,


berdasarkan data-data yang dimasukan saat pengkajian perawatan. Komputer akan secara
automatis menganalisa data yang ada dan memunculkan masalah keperawatan. Perawat
tinggal memilih etiologi yang ada disesuaikan dengan kondisi pasien. Sehingga di sinilah,
peran perawat tidak bisa digantikan oleh komputer, karena judgment terakhir tetap di
tangan perawat. Apakah masalah yang dimunculkan oleh komputer diterima atau tidak
oleh perawat.
E. Teknologi Proses Asuhan Keperawatan

Keterampilan perawat juga merupakan factor penting yang tidak bisa diabaikan,
mengingat standar yang dipakai adalah standar internasional. Bahasa label dalam NIC
adalah sesuatu yang baru, belum popular disamping membutuhkan pemahaman yang
cukup mendalam.
Pendokumentasian keperawatan sudah saatnya untuk dikembangkan dengan
berbasis komputer, walaupun perawat umumnya masih menggunakan
pendokumentasian tertulis. Padahal pendokumentasian tertulis ini sering membebani
perawat karena perawat harus menuliskan dokumentasi pada form yang telah tersedia
dan membutuhkan waktu banyak untuk mengisinya. Permasalahan lain yang sering
muncul adalah biaya pencetakan form mahal sehingga sering form pendokumentasian
tidak tersedia. Pendokumentasian secara tertulis dan manual juga mempunyai kelemahan
yaitu sering hilang. Selain itu pendokumentasian secara tertulis juga memerlukan tempat
penyimpanan dan akan menyulitkan untuk pencarian kembali jika sewaktu-waktu
pendokumentasian tersebut diperlukan.
Oleh karena itu pendokumentasian keperawatan yang menggunakan Sistem
Informasi Manajemen Keperawatan perlu diterapkan, dimana fasilitas yang dibuat
menjadi lebih lengkap, karena memuat berbagai aspek pendokumentasian yaitu standart
operating procedure (SOP), discharge planning, jadwal dinas perawat, penghitungan
angka kredit perawat, daftar diagnosa keperawatan terbanyak, daftar NIC terbanyak,
laporan implementasi, laporan statistik, resume perawatan, daftar SAK, presentasi kasus

11
on line, mengetahui jasa perawat, monitoring tindakan perawat & monitoring aktifitas
perawat laporan shift dan monitoring pasien oleh PN atau kepala ruang saat sedang
rapat.
F. Fungsi Sistem Informasi Keperawatan
Konseptual model dalam sistem informasi keperawatan berdasarkan 4 fungsi utama
dalam praktik keperawatan klinik dan administratif:
a. Proses perawatan pasien
Proses perawatan pasien adalah apa yang telah dilakukan oleh perawat kepada
pasien yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, jadwal perawatan dan pengobatan,
catatan keperawatan, pola makan, prospektif, beban kerja , administrasi pasien.
b. Proses managemen bangsal
Aktivitas yang berhubungan dengan fungsi bangsal untuk secara efektif
menggunakan menggunakan sumber dalam merencanakan objek secara spesifik.
Mentransformasikan informasi pada manajemen yang berorientasi informasi dalam
pengambilan keputusan: jaminan kualitas, sudut pandang aktivitas di bangsal
keperawatan, jadwal dinas karyawan, manajemen perseorangan, perencanaan
keperawatan, manajemen inventarisasi dan penyediaan sarana dan prasarana,
manajemen finansial, kontroling terhadap infeksi.
c. Proses Komunikasi
Seluruh aktivitas dikonsentrasikan pada komunikasi pada pasien dan subjek
lain yang memiliki hubungan dengan subjek pengobatan, perjanjian dan penjadwalan,
review data, transformasi data, dan segala bentuk pesan.
d. Proses Pendidikan dan Penelitian
Pendokumentasian fungsi dan prosedural.
G. Aplikasi Sistem Informasi Dalam Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Dokumentasi perawatan merupakan bagian penting dari dokumentasi klinis.


Namun, dokumentasi proses keperawatan sering kurang berkualitas. Untuk
meningkatkan dokumentasi asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat maka
perlu diterapkan sistem infomasi keperawatan dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan. Ada harapan tinggi bahwa komputer dapat mendukung dalam
dokumentasi keperawatan akan membantu meningkatkan kualitas dokumentasi.
Namun dengan diterapkannya komputerisasi di rumah sakit juga perlu diimbangi oleh
kemampuan perawat dalam mengoperasionalkan komputer. Untuk meningkatkan
12
kemampuan perawat dalam penggunaan komputer maka perawat telah menyoroti
kebutuhan untuk pelatihan dalam penggunaan teknologi informasi, dan penilaian kritis
penting untuk profesional perawat. (Docker, et all.,2003)
Dokumentasi keperawatan yang ada sekarang ini adalah dokumentasi
keperawatan yang berbasis kertas. Namun pada kenyataannya sering ditemukan bahwa
proses tersebut tidak terintegrasi ke dalam dokumentasi keperawatan.Sering kita
menemukan dokumentasi yang kurang lengkap, alasannya antara lain perlu waktu
yang banyak, kualitas catatan berbasis kertas masih rendah dan pemanfaatan
dokumentasi masih terbatas dari proses keperawatan. Masalah-masalah ini
menyebabkan upaya untuk mendukung proses keperawatan dengan sistem berbasis
komputer untuk mengurangi beban perawat dalam dokumentasi.
Penerapan sistem informasi keperawatan dalam dokumentasi asuhan
keperawatan bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas dokumentasi asuhan
keperawatan. Dokumentasi yang berbasis komputer selain meningkatkan kualitas juga
memungkinkan penggunaan kembali data keperawatan untuk manajemen keperawatan
dan penelitian keperawatan. Hal ini seperti yang terdapat dalam hasil penelitian dari
Mueller, et all.2006 yang menyatakan bahwa kualitas dokumentasi keperawatan
semakin meningkat dengan diterapkannya Quality of Nursing Diagnoses,
Interventions, and Outcomes (Q-DIO).Penelitian ini mendukung penggunaan Q-DIO
dalam mengevaluasi dokumentasi keperawatan diagnosis, intervensi, dan hasil asuhan
keperawatan. Berdasarkan hal tersebut maka untuk meningkatkan kualitas
dokumentasi, perawat membutuhkan dukungan melalui pendidikan agar mengetahui
langkah-langkah untuk menghubungkan diagnosa dengan intervensi, spesifik ke
etiologi diidentifikasi,dan untuk mengidentifikasi hasil asuhan keperawatan. Adanya
peningkatan dokumentasi tersebut membuktikan bahwa dengan diterapkannya Q-DIO
dapat berguna sebagai alat audit dokumentasi keperawatan dan harus dikembangkan
sebagai fitur terintegrasi secara elektronik. (Mueller, et all.2006).

Program yang dikembangkan dalam penyusunan system dokumentasi keperawatan


berbasis computer adalah sebagai berikut :
a. Standar Asuhan Keperawatan
Standar Asuhan Keperawatan menggunakan standar Internasional dengan
mengacu pada Diagnosa Keperawatan yang dikeluarkan oleh North American
Nursing Diagnosis Association, standar outcome keperawatan mengacu pada
13
Nursing Outcome Clasification dan standar intervensi keperawatan mengacu pada
Nursing Intervention Clasification (NIC) yang dikeluarkan oleh Iowa Outcomes
Project.
b. Daftar NIC terbanyak
Daftar NIC terbanyak adalah rekapan tindakan keperawatan terbanyak
berdasarkan pada masing-masing diagnosa keperawatan yang ada di
masiangmasing unit ataupun tingkat RS.
c. Daftar Standar Asuhan Keperawatan
Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang ideal adalah berdasarkan
evidence based nursing, yang merupakan hasil penelitian dari penerapan standar
asuhan keperawatan yang ada. Namun karena dokumen yang tidak lengkap, SAK
banyak diadopsi hanya dari omputere yang tersedia. Dengan terdapatnya data ini
nantinya evidence base nursing dapat ditampilkan sehingga Standart Asuhan
Keperawatan akan direvisi lagi sesuai dengan hasil kajian dan kenyataan yang ada
di pelayanan keperaaatan berdasarkan pada rekapitulasi SAK berdasarkan rekapan
dari sistem yang telah dibuat.
d. Standart Operating Procedure (SOP)
Standart Operating Procedure (SOP) adalah uraian standar tindakan
perawatan yang terdapat dalam standar asuhan keperawatan. SOP merupakan
aktifitas detail dari NIC. SOP tindakan keperawatan yang baru direvisi berjumlah
110 jenis SOP yang terbagi dalam 11 kategori, dimana ketika tindakan ini
dilakukan akan link dengan pemakaian bahan dan alat kesehatan yang ada
sehingga floor stok barang / alat medis dan keperawatan akan berkurang secara
otomatis.
e. Jadwal dinas perawat
Jadwal dinas perawat dibuat secara otomatis oleh program omputer,
dengan memperhatikan pembagian SDM keperawatan dari jenjang klinik
keperawatan / Perawat Klinik 1,2,3 serta perencanaan cuti yang telah disusun
sebelumnya, sehingga penanggung jawab ruang tinggal melakukan print.
f. Penghitungan angka kredit perawat.
Penghitungan angka kredit sebagai dasar kenaikan golongan yang selama
ini dikerjakan oleh tenaga keperawatan akan lebih mudah difasilitisi dengan SIM
keperawatan ini, dimana tinggal melihat rekap kegiatan yang telah dilakukan
selama ini di ruang perawatan. Rekapan kegiatan aktifitas perawat sehari-hari
14
yang merupakan dasar penghitungan kredit point ini secara otomatis akan dapat
diakses secara harian, mingguan atau bulanan.
g. Daftar diagnosa keperawatan terbanyak.
Rekapitulasi daftar diagnose terbanyak ini dapat diakses berdasarkan
masingmasing ruangan, dan juga dapat diakses dari seuruh ruangan. Hal Ini dapat
dilakukan ketika daftar diagnose yang telah dilakukan dimasing-masing ruangan.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan teknologi dan informasi seakan telah membuat standar baru


yang harus di penuhi. Hal tersebut membuat keperawatan di Indonesia menjadi
tertantang untuk terus mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang
berbasis teknologi informasi.
Teknologi dalam kesehatan mempunyai peran yang sangat penting,terutama
dalam memberikan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Seiring
dengan perkembangan teknologi dan informasi seakan telah membuat standar baru
yang harus di penuhi. Hal tersebut membuat keperawatan di Indonesia menjadi
tertantang untuk terus mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang
berbasis teknologi informasi. Namun demikian, tidak dipungkiri bahwa masih banyak
kendala dalam penerapan teknologi informasi untuk manajemen kesehatan di rumah
sakit. Jika masih dalam taraf pengembangan sistem informasi transaksi (misalnya
data administratif, keuangan dan demografis) problem sosiokltural tidak terlalu
kentara. Namun demikian, jika sudah sampai aspek klinis, tantangan akan semakin
besar.
Dalam penggunaan TI terutama computer dapat berpengaru negative jga bagi
kesehatan pnggunanya apabila dalam penggunaannya tidak baik. Yaitu dari Posisi
duduk, jarak pandang monitor dengan mata, intensitas cahaya monitor, sirkulasi
udara ruangan, keamanan kabel jaringan, dan cara menggunakan computer. Apabila
hal ini tidak diperhatikan dapat mngakibatkan gangguan kesehatan.

B. SARAN
Pemerintah atau lembaga kesehatan hendaknya segera meningkatkan standar
dan mutu sistem kesehtan di Indonesia, terutama yang berhubungan dengan teknologi
karena bila di bandingkan dengan negara lain ini masih sangat tertinggal.Untuk
membenahi hal tersebut maka harus di butuhkan solusi cerdas.

16
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/samsung/Downloads/KAJIAN%20ILMIAH%20KOMPLIT%20(2).pdf
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214113240039.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi
https://www.kompasiana.com/mohsanditrisakti/5c0df4cac112fe44e41cf8d5/sistem-
informasi-teknologi-keperawatan

17

Anda mungkin juga menyukai