Anda di halaman 1dari 44

 

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN
LEUKEMIA

OLEH
KELOMPOK 6
 

Laporan Pendahuluan
 

A. Pengertian
Penyakit neoplastik yang ditandai dengan
diferensiasi dan proliferasi sel induk
hematopoietik yang secara maligna melakukan
transformasi, yang menyebabkan penekanan
dan penggantian unsur sum-sum yang normal
(Greer dkk, 1999).
 

Klasifikasi Leukemia
 Acute Myelogenous Leukemia (AML)

 Chronic Myelogenous Leukemia (CML) / LGK (Leukemia

Granolosit Kronik)

 Acute Lymphocytic Leukemia (ALL)

 Chronic Lymphocytic Leukemia (CLL)


 

ETIOLOGI, PATOFISIOLOGI,
DAN WOC 
 

Manifestasi Klinis
 

a. CML (Cronic Myeloblastik Leukimia)/LGK (Leukemia Granolosit Kronik)

Pemeriksaan fisik :

 Perdarahan retina
 Rasa lelah (bisa disebabkan karena anemia)

 Pembesaran kelenjar getah bening Penurunan BB 

 Rasa penuh di perut kadang-kadang sakit dan mudah berdarah 

 Spenomegali (pada 90% kasus)


 Hepatomegali
 Nyeri tekan pada tulang dada

 Kadang-kadang ada purpura, panas, dan priapismus.


 

Pemeriksaan Lab :

 Leukositosis > 50.000/mm3 dengan spektrum luas

 Trombositomia

 Kromosom Philadelphia

 Kadar fosfatase alkali leukosit rendah atau sama sekali tidak


ada (digunakan untuk membedakan CML dari kelainan
myeloproliferatif lainnya)

 Kenaikkan kadar vitamin B12 dalam darah.

 Pada pemeriksaan sum-sum tulang ada hiperselular dengan


peningkatan jumlah megakariosit dan aktivitas
granulopoesis.

 Sel-sel blas promielosit terdapat <10% dari seluruh tubuh  


 

b. AML (Acute Myeloblastik Leukimia)/ LMA (Leukimia Myeloblastik Acute)

Pemeriksaan fisik :

 Rasa lelah

 Pucat

 Petekie

 Anemia

 Nafsu makan hilang

 Perdarahan dan mudah memar

 Nyeri tulang

 Diaphoresis

 Infeksi

 Pembesaran kelenjar getah bening

 Limpadenopati

 Hepatomegali
 

c. CLL (Cronic Limfositik Leukimia)

Pemeriksaan fisik :

 Limfadenopati 

 Splenomegali

 Hepatomegali

 Infiltrasi alat tubuh (paru, pleura, tulang dan kulit)

 Anemia hemolitik

 Penderita mudah terserang infeksi

Pemeriksaan Lab :

 Trombositopenia

 Hipogamaglobulinemia

 Gamopati monoklonal

 Limfositosis >50.000 mm3,

 Pada sum-sum tulang didapatkan infiltrasi merata oleh limfosit kecil, yaitu lebih dari 40% total sel
yang berinti. Sel leukemia penderita LLK secara morfologis tidak dapat dibedakan dari limfosit
normal.
 

d. ALL (Acute Limfositik Leukimia)

Pemeriksaan fisik :

 Pucat

 Kelelahan 

 Penurunan berat badan

 Nafas pendek

 Mudah memar, ekimoses (perdarahan dalam kulit) dan perdarahan retina

 Petekie

 Nyeri tulang

 Limfadenopati

 Infeksi sendi

 Splenomegali 

 Hepatomegali
 

Pemeriksaan Lab :
 Ditemukan sel muda limfoblast
 Leukositosis (60%)
 Jumlah leukosit netrofil seringkali rendah,
demikian pula kadar hemoglobin dan trombosit.
 Jika terkena SSP tandanya nyeri kepala,
muntah, kejang, dan ganguan penglihatan
 

Penatalaksanaan
 

a. AML (Acute Myeologenous Leukemia)

 Kemoterapi (terapi utama dan pada beberapa kasus dapat


menghasilkan perbaikan yang berlangsung sampai setahun
atau lebih). Obat : Daunorobicin Hydrochloride
(cerubidine), Cytarabine (cytosar-U), dan Mercaptopurine
(Purinethol).

 Asuhan pendukung terdiri atas pemberian produk darah


dan penanganan infeksi dengan segera.

 Transplantasi sum-sum tulang (apabila dapat diperoleh


 jaringan yang cocok dari kerabat dekat).
 

  b. ALL (Acute Lympositic Leukemia)

 Kemoterapi kombinasi Vincristine, Prednisone,


Daunorobicin, dan Asparaginase untuk terapi awal
dan dilanjutkan dengan kombinasi Mercaptopurine,
Methotrexate, Vincristine, dan Prednisone untuk
pemeliharaan.
 Radiasi untuk daerah kraniospinal
 Injeksi obat kemoterapi dapat membantu mencegah
kekambuhan pada sistem saraf pusat.
 

c. CLL (Chronic Lympositic Leukemia)

Apabila ringan (tidak memerlukan penanganan)

Kemoterapi dengan Kortikosteroid dan


Chlorambucil (leukeran) sering digunakan apabila
gejalanya berat. Banyak pasien yang tidak 
berespon terhadap terapi ini, mencapai perbaikan
dengan pemberian Fludarabine Monofosfat, 2-
chorodeoxyadenosien (2-CDA) pentostatin.
 

d. CML (Chronic Myeologenous Leukemia)

 Kemoterapi dengan Busulfan (myleran), Hidroxyurea,


dan Chlorambucil (leukeran) sendiri atau dengan
kortikosteroid.

 Transplantasi sum-sum tulang pada pasien yang


berusia di bawah 50 tahun dengan donor HLA (Human
Leucocyte Antigen) yang sesuai.

 Interferon alfa (alternatif pilihan penanganan) namun


sangat mahal dan mempunyai efek samping yang tidak
menyenangkan

 Fludarabine (fludar) efektif bagi pasien yang


penyakitnya tidak berespon terhadap penanganan yang
telah dilakukan atau terus memberat setelah
penanganan.
 

Komplikasi
 Perdarahan
 Infeksi
 Pembentukan batu ginjal
 Masalah gastrointestinal
 

ASKEP
 

1. Pengkajian

Identitas :

Umur : LMK paling sering terdapat pada orang dewasa usia


pertengahan. AML sering ditemukan pada umur dewasa
(85%) daripada anak (15 %) . CLL sering ditemukan pada
usia diatas 60 tahun, jarang ditemukan pada usia < 40
tahun. ALL sering ditemukan pada anak-anak (82%)
daripada umur dewasa (18%).

Jenis kelamin : CLL, ALL, AML ditemukan 2 kali lebih sering pada
laki- laki daripada perempuan sedangkan CML ditemukan
pada semua jenis kelamin.
 

Pengkajian…. 
Identitas :

Alamat : Lingkungan tempat tinggal yang sering terpapar


sinar radioaktif (di dekat tempat reaktor nuklir),
paparan bahan kimia (lingkungan dekat dengan
pabrik bahan kimia)

Pekerjaan : Pada petani akibat paparan jangka panjang


terhadap herbisida, pestisida dan bahan kimia
pertanian lainnya. Pekerja pabrik terutama pabrik
bahan kimia atau di unit pengujian nuklir. Pekerja di
salon yang terpapar bahan kimia dari pewarna
rambut dalam jangka waktu lama (Rauscher GH et al
2004)
 

Keluhan utama
Pasien penderita leukemia biasa mengeluhkan lemah,
sakit kepala, dan nyeri pada tulang

Riwayat penyakit sekarang

Biasanya pasien masuk rumah sakit untuk persiapan


kemoterapi atau muncul gejala-gejala seperti
perdarahan, hepatomegali.

Riwayat penyakit dahulu

Pengobatan kanker sebelumnya. Jika pasien pernah


menjalani kemoterapi sebelumnya akibat kanker yang
diderita kemungkinan akan memicu terjadinya leukemia
akibat rusak sel-sel darah putih.
 

Riwayat penyakit keluarga

Adanya anggota keluarga yang pernah mengalami


penyakit leukemia, adanya gangguan hematologis.

Riwayat psikososial dan spiritual

Umumnya pasien merasa takut, cemas dengan


penyakit yang dideritanya sehingga pasien menjadi
pendiam dan malas berkomunikasi dengan orang
disekitarnya. Terkadang pasien merasa Tuhan tidak
adil dengannya akibat penyakit yang diderita
(hubungan spiritualnya kurang baik)
 

Pola pemenuhan kebutuhan dasar

 Nutrisi : Pasien mengalami penurunan nafsu makan


sehingga berat badan menurun, sering muntah
 Higyene perseorangan : Pasien masih bisa
melakukan hygiene sendiri tetapi karena merasa sakit
pasien menjadi malas. Oleh karena itu, di rumah sakit
pasien dibantu oleh perawat.
 Eliminasi : Pasien sering diare, haluaran urinenya
berkurang, kadang adanya darah pada urine akibat
perdarahan. Jika ada perdarahan di lambung maka
fesesnya berwarna hitam.
 Aktivitas dan tidur : Saat beraktivitas pasien sering
merasa cepat lelah. Pasien menjadi gelisah dan
kurang tidur.
 

Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : Takikardi, bradipneu,


suhu terkadang meningkat, demam,
menggigil
Kepala dan rambut : Biasanya kulit kepala
terkelupas dan merah, rambut banyak
yang rontok akibat kemoterapi.
Leher : adanya pembesaran kelenjar limfe
Mata : Konjungtiva pucat biasanya pada
leukemia dengan tanda gejala anemia,
perdarahan retina, ganguan penglihatan
Hidung : Ada epitaksis
 

Mulut dan tenggorokan : Sering sariawan, mukosa


bibir kering/pucat, ada perdarahan pada gusi
Thoraks : pasien penderita CLL ditemukan efusi
pleura, suara nafas ronkhi, frekuensi nafas
meningkat, dispneu
Abdomen : adanya hepatomegali, pembesaran
kelenjar limpa, nyeri ulu hati (jika ada perdarahan)
Ekstremitas : Adanya nyeri pada tulang dan sendi
Integumen : Akral dingin, pucat, ada petekie,
ekimosis, purpura, hematoma
Neurologi : Pusing, sakit kepala, gelisah, kesadaran
turun,
Anus : Ada perdarahan.
 

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan darah lengkap : Hemoglobin (< 10


gr/100 ml), Retikulosit rendah, Trombosit sangat
rendah (< 50.000/mm), Leukosit bisa menurun
(ALL dan CLL) dan bisa meningkat (CML) dan
hematokrit.
Foto dada dan biopsi nodus limfe
Penilaian PCV (packed cell volume ): adalah
pemeriksaan hematokrit untuk melihat
presentase sel-sel darah dalam darah
seluruhnya.
 

Diagnosa Keperawatan
2.1 Resiko Infeksi berhubungan dengan leukemia.
2.2 Resiko perdarahan berhubungan dengan
trombositopenia.

2.3  Gangguan ketidaknyamanan berhubungan dengan


nyeri pada tulang ditandai dengan nadi meningkat,
frekuensi pernafasan meningkat, pasien meringis
kesakitan memegang daerah nyeri, keringat dingin.
2.4 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan
 jumlah eritrosit yang ditandai dengan pasien mengeluh
lemah saat beraktivitas, dispnea, nadi meningkat,
frekuensi pernapasan meningkat
2.5 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan efek kemoterapi yang ditandai dengan mual-
muntah, anoreksia, stomatitis 
 

Perencanaan
DP 1
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam pasien tidak mengalami
infeksi dengan kriteria hasil:

Kulit tidak kemerahan

Suhu (36-37oC)

Nadi (60-100x/menit).
 

Intervensi: 
Jelaskan kepada pasien penyebab Infeksi.
R/: Infeksi disebabkan karena penurunan jumlah
leukosit.
Batasi pengunjung
R/: Untuk mengurangi terjadinya resiko infeksi
silang
Anjurkan kepada pengunjung dan keluarga untuk
mencuci tangan sebelum menemui pasien
R/: Untuk meminimalkan penularan
mikroorganisme sebagai pencentus infeksi
 

Tingkatkan hyegiene personal pasien

R/: untuk mengurangi kejadian penularan


mikroorganisme

Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian


makanan tinggi protein dan cairan

R/: Asupan nutrisi protein yang adekuat dapat


meningkatkan daya tahan tubuh

Observasi TTV (suhu dan nadi)

R/: untuk mengetahui perkembangan pasien.


 

DP 2

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan ….x 24 jam tidak


terjadi perdarahan pada pasien dengan kriteria hasil :

Tidak terjadi perdarahan

Tidak ada ekimosis

Nadi 60 -100 x/menit

Tekanan darah Sistol 110 – 130 mmHg, Diastole 60 – 90


mmHg

Ht : 40 – 54% (laki - laki), 37 – 47% (perempuan)

Trombosit normal (150.000 – 450.000/mm3)

Hb : 11 (perempuan), 13 (laki -laki)


 

Intervensi : 

Jelaskan penyebab perdarahan

R/: Perdarahan terjadi akibat trombositopenia yang menyebabkan terjadi penurunan


pembekuan darah.

Anjurkan pasien untuk melaporkan kepada perawat bila ada perdarahan (ekimosis,
gusi, tinja dan urin)

R/:Pemantauan terhadap perdarahan perlu dilakukan untuk mencegahperdarahan


yang berlebihan dan cepat untuk mengatasinya

Anjurkan pasien untuk menggunakan sikat gigi yang berbulu halus

R/: Untuk mencegah terjadi perdarahan pada gusi dan gigi

Kolaborasi dengan petugas laboratorium dalam pemeriksaan trombosit, hematokrit


dan Hb

R/: Trombosit, Hb, dan hematokrit sebagai indikator terjadinya perdarahan yang
berlebihan
 

Observasi kulit, hidung, gusi, muntahan, urin,


feses dan tempat tusukkan IV dari perdarahan

R/: Pasien dengan leukemia sering mengalami


perdarahan yang tak terduga pada tempat  – 
tempat seperti kulit, hidung, gusi, urin, feses dan
tempat tusukkan IV serta muntahan.

Observasi TTV

R/: Untuk pemantuan perkembangan kesehatan


pasien
 

DP 3

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan ...x24 jam gangguan ketidaknyamanan


pada pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil:

Pasien mengungkapkan nyerinya berkurang

Nadi (60-100x/menit)

RR (12-20x/menit).
 

Intervensi: 

Jelaskan kepada pasien penyebab dari nyeri.

R/: Nyeri disebabkan karena rangsangan sel saraf akibat pertumbuhan


sel-sel abnormal pada persendian.

Anjurkan keluarga memberikan dukungan kepada pasien.

R/: Dukungan keluarga sangat membantu mengurangi stress akibat nyeri.

Ajarkan pasien teknik relaksasi.

R/: Untuk mengalihkan perhatian dari nyeri dengan cara menarik nafas dalam.

Observasi TTV (nadi dan respirasi rate).

R/: Untuk mengetahui perkembangan pasien.

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik.

R/: Pemberian analgesic nntuk mengurangi nyeri.


 

DP 4
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
….x 24 jam pasien dapat beraktivitas secara
bartahap dengan kriteria hasil :

Pasien tidak mengeluh lemah

Pasien tidak mengalami sesak napas

Nadi normal (60  – 100 x/menit)

RR normal (12 – 20 x/menit)


 

Intervensi :

Jelaskan kepada pasien penyebab intoleransi aktivitas

R/: Intoleransi aktivitas terjadi akibat penurunan


metabolisme (menghasilkan energi). Penurunan
metabolisme ini disebabkan oleh penurunan eritrosit dan
hemoglobin yang berfungsi mengikat oksigen.

Anjurkan pasien untuk mengurangi aktivitas yang berat,


melakukan aktivitas yang lambat atau dalam jangka waktu
yang lebih singkat dengan diselingi istirahat lebih banyak

R /: Pengurangan aktivitas dapat mengurangi kebutuhan


energy
 

Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian asupan nutrisi


yang adekuat khususnya makanan yang mengandung zat
besi dan asam folat

R/: Pasien yang kekurangan eritrosit sangat memerlukan


asupan nutrisi yang mengandung zat besi dan asam folat
untuk pembentukan eritrosit

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian oksigen

R/: Pemberian tambahan oksigen dapat mencukupi


kebutuhan metabolisme tubuh

Observasi TTV dan keluhan pasien

R/: Untuk memantau perkembangan kesehatan pasien


 

DP 5
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan ...x24jam
kebutuhan nutrisi pada pasien terpenuhi dengan kriteria
hasil :

Pasien mengungkapkan mual berkurang.

Nafsu makan pasien bertambah.

Tidak ada stomatitis.


 

Intervensi: 

Jelaskan pada pasien penyebab mual-muntah.

R/: Mual-muntah disebabkan karena efek obat kemoterapi.

Berikan makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering.

R/: Untuk mencegah mual sehingga nafsu makan meningkat.

Lakukan oral hygiene.

R/: Kebersihan mulut menambah nafsu makan.

Kolaborasikan kepada ahli gizi makanan yang sesuai bagi


pasien.

R/: Membantu menetapkan diet yang memenuhi asupan kalori


dan nutrisi yang optimal.
 

Evaluasi 
Hasil yang ingin dicapai adalah :

Pasien tidak mengalami infeksi dengan kriteria hasil: kulit tidak


kemerahan, suhu (36-37oC), nadi (60-100x/menit).

Tidak terjadi perdarahan pada pasien dengan kriteria hasil : tidak


terjadi perdarahan, tidak ada ekimosis, nadi 60 -100 x/menit,
tekanan darah (Sistol 110 – 130 mmHg :Diastole 60 – 90 mmHG),
Ht : 40 – 54% (laki - laki), 37 – 47% (perempuan), trombosit normal
(150.000 – 450.000/mm3), Hb : 11 (perempuan), 13 (laki -laki)

Gangguan ketidaknyamanan pada pasien dapat teratasi dengan


kriteria hasil: pasien mengungkapkan nyerinya berkurang, nadi
(60-100x/menit), RR (12-20x/menit).
 

Pasien dapat beraktivitas secara bartahap dengan


kriteria hasil : pasien tidak mengeluh lemah, pasien
tidak mengalami sesak napas, nadi normal (60  – 
100 x/menit), RR normal (12  – 20 x/menit)

Kebutuhan nutrisi pada pasien terpenuhi dengan


kriteria hasil : pasien mengungkapkan mual
berkurang, nafsu makan pasien bertambah, tidak
ada stomatitis.
 

 ARIGATO…………… 
Geovani Febriano
(200902037)
I Gusti Agung Ayu Sri Puspa Wahyuni (200902041)
Maria Agustini Klara Deku (200902049)
Maria Sri Natalia M. Wea (200902057)
Marsiana Lisetia Dewi (200902062)
Peligia Yurince Indel (200902065)
Rosalia Reso
(200902068)

Anda mungkin juga menyukai