Anda di halaman 1dari 26

KONSEP ASUHAN

KEPERAWATAN
LEUKIMIA PADA ANAK
Anggota Kelompok

01 Arista Choiriatul Nikmah


02 Arsy Anastasya Regita

03 Ayu Dwi Indriyani


04 Brastha Dhiva Tonny P
Pengertian Dari Leukimia

Leukemia adalah kanker darah akibat tubuh terlalu banyak memproduksi sel
darah putih abnormal. Leukemia dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-
anak. Sel darah putih merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang
diproduksi di dalam sumsum tulang. Ketika fungsi sumsum tulang
terganggu, maka sel darah putih yang dihasilkan akan mengalami perubahan
dan tidak lagi menjalani perannya secara efektif.
patofisiologi
Patofisiologi leukemia berupa abnormalitas genetik disertai paparan zat karsinogenik yang menyebabkan
kerusakan DNA pada sel-sel hematopoetik, sehingga terjadi proliferasi tidak terkontrol dan penurunan apoptosis sel.
Pertumbuhan sel-sel abnormal melebihi jumlah seharusnya namun tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
Walaupun bukan suatu tumor, sel – sel leukemia memperlihatkan sifat neoplastik yang sama seperti sel – sel
kanker yang solid. Oleh karena itu, keadaan patologi dan menifestasi klinisnya disebabkan oleh infiltrasi dan
penggantian setiap jaringan tubuh dengan sel – sel leukemia nonfungsional. Organ – organ yang terdiri banyak
pembuluh darah, seperti limpa dan hati, merupakan organ yang terkena paling berat (Wong, 2009).
Sel – sel leukemia berinfiltrasi kedalam sum – sum tulang,menggantikan unsur – unsur sel yang normal,
sehingga mengakibatkan timbulnya anemia dan menghasilkan sel darah merah dalam jumlah yang tidak mencukupi
bagi tubuh (Betz & Sowden , 2009). Invasi sel – sel leukemia kedalam sum – sum tulang secara perlahan akan
melemahkan tulang dan cenderung mengakibatkan fraktur. Karena sel – sel leukemia menginvasi periosteum,
peningkatan tekanan menyebabkan nyeri yang hebat (Wong, 2009).
Pathway
Manifestasi Klinis
1. Akut Limfoblastik Leukemia (ALL)
Gambaran klinis ALL cukup bervariasi, dan gejalanya dapat tampak
tersembunyi atau akut. Manifestasi klinisnya antara lain pucat, mudah
memar, letargi, anoreksia, malaise, nyeri tulang, nyeri perut dan perdarahan.
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan hal – hal sebagai berikut : demam,
keletihan, anoreksia, pucat, petekie dan ekimosis pada kulit atau membran
mukosa, perdarahan retina, pembesaran dan fibrosis organ – organ system
retikuloendotelial seperti hati, limpa, dan limfonodus, berat badan turun,
2. Akut Mieloid Leukemia (AML) atau Akut NonLymphoid Leukemia (ANLL)
Leukemia mieloblastik akut merupakan suatu kelompok penyakit yang heterogen
yang memberikan prognosis buruk. Gejala dan tanda AML yang muncul meliputi
pucat, demam, nyeri tulang, dan perdarahan kulit serta mukosa. Meskipun ALL dan
AML tidak dapat dibedakan berdasarkan temuan klinis sekarang, beberapa subtipe
dari AML memiliki manifestasi yang berbeda. Leukemia promielositik akut sering kali
berhubungan dengan koagulasi intravaskuler diseminata (DIC) dan perdarahan yang
serius, sedangkan leukemia monoblastik atau mielomonoblastik akut dapat
memperlihatkan hipertrofi gusi dan nodul kulit. Koagulasi intravaskuler diseminata
3. Chronic Mielogenosa Leukemia (CML)
CML terutama terjadi pada orang dewasa yang berusia antara 25 dan
60 tahun, insiden puncaknya terletak pada usia antara 30 dan 50
tahun. Walaupun demikian, penyakit ini dapat terjadi pada anak,
neonatus, dan orang yang sangat tua. Gejala klinik CML tergantung
pada fase yang kita jumpai pada penyakit tersebut, yaitu :
Fase kronik, terdiri atas :
1. Gejala – gejala yang berhubungan dengan hipermetabolisme, misalnya
penutrunan berat badan, badan kelelahan, anoreksia, atau keringat malam.
2. Splenomegali hampir selalu ada dan sering kali bersifat masif. Pada beberapa
pasien, pembesaran limpa disertai dengan rasa tidak nyaman, nyeri, atau gangguan
pencernaan.
3. Gambaran anemia meliputi pucat, dispnea, dan takikardi.
4. Memar, epistaksis, menorhagia, atau perdarahan di tempat – tempat lain akibat
fungsi trombosit yang abnormal.
5. Gout atau gangguan ginjal yang disebabkan oleh hiperurikemia akibat
Fase transformasi akut, terdiri atas :
1. Perubahan terjadi pelan – pelan dengan prodomal selama 6 bulan,
disebut sebagai fase akselerasi. Timbul keluhan baru yaitu demam,
lelah, nyeri tulang (sternum) yang semakin progresif. Respon terhadap
kemoterapi menurun, leukositosis meningkat dan trombosit menurun
dan akhirnya menjadi gambaran leukemia akut.
2. Pada sekitar sepertiga penderita, perubahan terjadi secara
mendadak, tanpa didahului masa prodomal, keadaan ini disebut kritis
bastik(blast crisis). Tanpa pengobatan adekuat penderita sering
Chronic Limfoblastik Leukemia (CLL/LLK)
Pada awal diagnosis, kebanyakan pasien LLK tidak menimbulkan gejala.
Pada pasien dengan gejala, paling sering ditemukan limfadenopati
generalisata, penurunan berat badan dan kelelahan. Gejala lain meliputi
hilangnya nafsu makan dan penurunan kemampuan latihan atau olahraga.
Demam, keringat malam dan infeksi jarang terjadi pada awalnya, tetapi
semakin mencolok sejalan dengan perjalanan penyakitnya, dan juga
limfadenopati massifdapat menimbulkan obstruksi lumen termasuk icterus
obstruktif, disfagia uropati obstuktif, edema ekstremitas bawah. Infeksi
bakteri dan jamur sering ditemukan pada stadium lanjut karena defisiensi
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Identitas pasien
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir,
umur, tempat lahir, asal suku bangsa, nama orang tua, pekerjaan
orang tua, penghasilan orang tua.
 Keluhan utama
1) Riwayat Kesehatan sekarang
Biasanya orang tua anak mengeluhkan anak demam, nafas sesak, anak tampak
bernafas cepat, terdapat petekie pada tubuh anak, anak tampak letih. Anak
meneguluh nyeri pada ekstremitas, berkeringat pada malam hari, penurunan
selera makan, sakit kepala dan perasaan tidak enak badan.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan dahulu juga mencakup riwayat kesehatan keluarga yaitu
keluarga juga mengalami leukemia.
3) Riwayat kehamilan dan kelahiran
Riwayat kesehatan ibu saat hamil adanya pemaparan sinarX saat hamil muda,
riwayat keluarga dengan Sindrom down karena kelainan kromosom salah satu
penyebab terjadinya leukemia.
4) Riwayat pertumbuhan
Biasanya anak cenderung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena
keletihan, nyeri pada ekstremitas, anak mudah terserang infeksi.
5) Riwayat psikososial dan perkembangan
Kelainan juga dapat membuat anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan
dan perkembangan, hal ini disebabkan karena aktivitas bermain anak dibatasi.
 Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Kesadaran composmentis sampai koma, Tekanan darah hipotensi, Nadi
takikardi, Suhu tubuh tinggi, Pernapasan takipnea sesak napas
2) Kepala-leher
Pada umumnya tidak ada kelainan pada kepala, kadang ditemukan
pembesaran Kelenjer getah bening.
3) Mata
Biasanya pada pasien dengan leukemia konjungtiva anemis, perdarahan
retina.
4) Hidung
Biasanya pada hidung terjadi epistaksis.
5) Mulut
Biasanya pada wajah klien leukemiasering terjadi perdarahan pada gusi
 Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan darah
Didapatkan Hb dan eritrosit menurun, leukosit rendah, trombosit rendah.
2) Pemeriksaan sumsum tulang
Hasil pemeriksaan hampir selalu penuh dengan blastosit abnormal dan sistem
hemopoitik normal terdesak. Aspirasi sumsum tulang (BMP) didapatkan
hiperseluler terutama banyak terdapat sel muda.
3) Lumbal punksi
Untuk mengetahui apakah sistem saraf pusat terinfiltrasi
4) Biopsi limpa

Memperlihatkan proliferasi el leukemia dan sel yang berasal dari jaringan


limpa akan terdesak seperti limfosit normal, RES, granulosit.
1. Kemungkinan diagnosa keperawatan yang akan muncul
a. Risiko infeksi berhubungan dengan imunosupresi
b. Risiko perdarahan berhubungan dengan koagulasi inheren
c. Nyeri kronis berhubungan dengan pasca trauma karena gangguan
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubugan dengan
kurang asupan makanan
e. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang proses penyakit

f. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur


tulang
g. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imunodefisiensi
h. Hipertermi berhubungan dengan sepsis
i. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan program pengobatan
j. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan

aktif. (NANDA, 2015).


Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan merupakan serangkaian tindakan untuk


mencapai tujuan pelaksanaan asuhan keperawatan
Implementasi keperawatan

Implementasi adalah tindakan–tindakan yang dilakukan oleh


individu atau pejabat–pejabat, kelompok–kelompok
pemerintah atau swasta yang diarahkan pada terciptanya
tujuan–tujuan yang telah digariskan dalam keputusan
kebijakan
Evaluasi keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah mengkaji respon pasien setelah


dilakukan intervensi keperawatan dan mengkaji ulang asuhan
keperawatan yang telah diberikan (Deswani, 2009).
Soal kasus!
Seorang ibu membawa anaknya ke rumah sakit dengan keluhan An.D
tidak nafsu makan. Setelah dilakukan anamnesa ditemukan leukosit:
3.870/mm (5.000 – 17.000/mm), suhu
36,3ºC, RR: 20 kali permenit, HR:90
kali per menit.Dari data tersebut diagnosa keperawatan utama yang
didapatkan adalah?
a. Pola nafas tidak efektif
b. Nyeri akut
c. Gangguan jaringan perfusi serebral
d. Resiko infeksi
e. Nyeri kronik

JAWAB : D
ibu mengatakan nafsu makan anaknya berkurang, setelah selesai
kemoterapi ibu mengatakan anak muntah dan sariawan pada bibir dan
mulut anak. Sedangkan data objektif anak tidak menghabiskan porsi
makannya. Berat badan anak sebelum sakit 20 kg, berat badan anak
sekarang 19 kg. Dari data tersebut diagnosa keperawatan utama yang
didapatkan adalah?
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
b. Gangguan tumbuh kembang
c. Gangguan jaringan perfusi serebral
d. Nyeri kronik
e. Resiko infeksi
JAWAB : A

Anda mungkin juga menyukai