Semester/Kelas: 5/B
Disusun Oleh : Kelompok 4 Hijau
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
202
A. DEFINISI
Leukemia merupakan penyakit dimana tubuh memproduksi sel darah putih yang berle
bihan, sel – sel imatur ini tidak sengaja menyerang dan menghacurkan sel darah norm
al atau jaringan vaskuler (Apriany, 2016).
B. Etiologi
1. Faktor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen
(T cell leukemia lymphoma virus/HTLV).
2. Tingkat radiasi yang sangat tinggi
3. Obat – obatan imunosupresif, obat – obat karsinogenik sepertidiethylstilbestrol.
Schwab dan Weiss pada tahun 1935 menyimpulkan bahwa pemeriksaan CSS dapat m
endiagnosis leukemia meningeal meskipun gejala klinis penyakit SSP belum tampak.
Saat ini, pemeriksaan sitologi CSS merupakan prosedur rutin dan wajib dilakukan dal
am tatalaksana LLA pada anak (Mastrangelo et al., 2012). Dengan semakin banyakny
a sel leukemik yang menginvasi, arachnoid menjadi padat oleh sel-sel yang
selanjutnya akan menjangkau deep portion, sampai ke bagian terjauh yaitu arteriole pr
ekapiler dan venula postkapiler. Proses ini merupakan tahapan lanjut leukemia menin
geal, dimana infiltrasi sel leukemik telah terjadi secara ekstraneural, terpisah dari pare
nkim oleh membran pial-glial. Pada keadaan ini, usaha pemberian obat tidak larut lem
ak melalui BBB menuju jaringan otak kemungkinan besar tidak efektif sebab pada Se
bagian besar kasus, sel-sel leukemik lebih banyak berada di meninges daripada di jari
ngan neural itu sendiri (Mastrangelo et al., 2012). Tahap akhir leukemia SSP terjadi a
pabila massa sel yang besar telah mendestruksi membran pial-glial sehingga akhirnya
menginfiltrasi parenkim otak. Dari penelitian post mortem, gambaran seperti ini hany
a
terjadi pada kurang dari 15% anak dengan leukemia yang meninggal pada saat relaps
(Mastrangelo et al., 2012). Adilistya, T. (2017).
E. Manifestasi Klinis
1. Akut Limfoblastik Leukemia (ALL)
a. Pucat
b. Mudah memar
c. Letargi
d. Anoreksia
e. Malaise
f. Nyeri tulang
g. Nyeri perut dan perdarahan. (Betz & Sowden 2009).
2. Akut Mieloid Leukemia (AML) atau Akut NonLymphoid Leukemia (ANLL)
Gejala dan tanda AML yang muncul meliputi:
a. Pucat
b. Demam
c. nyeri tulang
d. perdarahan kulit serta mukosa.(Apriany, 2016).
Kemoterapi merupakan salah satu terapi yang memperlihatkan efektifitas yang tinggi
pada kanker.Mekanisme kerja obatkemoterapi yang sangat kuat untuk membunuh sel
kanker juga bepengaruh pada sel-sel sehat terutama sel yang pembelahannya bersifat
cepat seperti sel folikel rambut, sum-sum tulang belakang, kulit, dan mukosa. Sehingg
a obat kemoterapi akan menimbulkan beberapa efek samping pada anak diantaranya a
dalah terjadinya oral mukositis, yang dapat menyebakan anak mengalami kurang nafs
u makan. Bila gangguan ini tidak ditangani lebih lanjut maka akan terjadi resiko tingg
i pemenuhan nutrisi pada anak yang nantinya akan menjadi penurunan kualitas hidup
anak penderita kanker.
DAFTAR PUSTAKA
Adilistya T., 2017, Patofisiologi dan Diagnosis infiltrasi leukemia limfoblastik Akut ke
sistem saraf pusat. Jurnal Kedokteran Yarsi 25 (2):115-126(2017)
Rofinda Z., D., 2012, Kelainan hemostatis pada leukemia, Jurnal Kesehatan Andalas
Crolina, D., Purwanti, N. H., & Sulastru, T. (2020). PENGARUH CRYOTHERAP
DAN ORALCARE STANDAR YANG DIGUNAKAN RS
TERHADAP DERAJAT ORAL MUCOSITISPADA ANAK
LEUKIMIA. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 9(2), 66_71
Leukemia Di, Ruangan Kronis, and Irna Kebidanan, “ ASUHAN KEPERAWATAN
PADA AN.K DAN AN.G DENGAN LEUKIMIA DI RUANGAN
KRONIS IRNA KEBIDANAN DAN ANAK RSUD DR. M.
DJAMIL PADANG,” 2017.