DISUSUN OLEH :
NAMA: APFIA GERALDIND DEBORAFEBINAELL
NIM : 1900206
Tn. W, laki- laki, 20 tahun,pelajar,berdomisili di Dusun Jati Mekar, Jati Datar Mataram,
Lampung Tengah, datang ke Rumah Sakit dr. H.Abdul Moeloek propinsi Lampung dengan
keluhan demam 5 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam dirasakan hilang timbul,
sepanjang hari dan tidak disertai dengan mengigil.Awalnya demam sering hilang timbul 2
tahun belakangan ini.Demam menghilang hanya dengan beristirahat tanpa diberi obat
penurun panas.Keringat pada malam hari disangkal. Pasien juga merasa jantung sering
berdebar debar tanpa disertai sesak. Jantung berdebar tidak dipengaruhi oleh aktifitas.Dua
tahun terakhir pasien juga mengalami gusi berdarah tanpa sebab yang jelas, tubuh sering
memar tanpa sebab dan memar sulit hilang.Perdarahan dari hidung ataupun mulut
disangkal.Pasien mengatakan tubuhnya sering terdapat bintik- bintik merah seperti orang
yang terkena demam berdarah, bintik merah menetap dalam jangka waktu yang lama Telah
dilakukan Bone Marrow Punction (BMP) satu tahun yang lalu dengan hasil LLA-L1 .
Pemeriksaan fisik ditemukan multiple limfadenopati.Hasil laboratorium, kesan: leukositosis
dengan tanda depresi sistem eritropoetik dan trombopoetik
Step 1 :
1. BMP ( Bone Marrow Punction) = Eliz Salah satu metode untuk mendeteksi
penyakit kelainan pada darah (Carmen)
2. Multiple Limfadenopati = Yohana kondisi getah bening yang mengalami
pembengkakan (kak Kadek)
3. Sistem Eritropoetik dan tromboetik = Carmen
4. LLA-L1 = Galuh Rakas Leukemia Limfoblastik Akut : Sel darah putih yang belum
matang (limfoblas) memperbanyak diri secara cepat dan agresif
5. Leukositosis = Lidya Kelebihan sel darah putih (Meirachel)
Step 2
1. Salah satu contoh penyakit yang dapat dideteksi oleh BMP ( Maria D.F)
2. Apa saja jenis-jenis pemeriksaan darah ( Bob Haris)
3. Asuhan keperawatan seperti apa untuk menangani kasus tersebut ( Galuh Rakas)
4. Apa yang menyebabkan demam sering hilang timbul ( Kak Kadek)
5. Mengapa juga sering muncul bintik-bintik merah (Oa)
6. Apa yang menyebabkan pasien itu mengalami guzi berdarah (Yohana)
7. Apa yang menyebabkan kondisi getah bening mengalmi pembengkakan (Meirachel)
8. Apa yang menyebabkan tubuh sering memar dan terdapat bintik-bintik dan kenapa
sulit untuk hilang (William)
9. Tindakan keperawatan apa yang perlu dilakukan saat pasien mengalami demam
hilang timbul (kak Kadek)
Step 3
Step 4
LLA
1. KONSEP MEDIS
a. Definisi
b. Anatomi Fisiologi
c. Etiologi
d. Epidemiologi
e. Klasifikasi
f. Patofisiologi
g. Manifestasi Klinis
h. Penatalaksanaan
i. Komplikasi
j. Pencegahan
k. Pemeriksaan penunjang
l. Prognosis
2. KONSEP KEPERAWATAN
a. Pengkajian
b. Diagnosis Keperawatan
c. NCP
3. SAP/Penyuluhan
4. Jurnal Terkait
5. Isu legal etik keperawatan
6. Perbedaan LLA dan AML
Step 6
1. KONSEP MEDIS
a. Definisi
Leukimia adalah penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang
yang ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih secara tidak teratur dan tidak
terkendali dengan manifestasi adanya sel-sel abnormal dalam darah tepi (Permono
dan Ugrasena, 2010).
Leukimia limfoblastik akut merupakan leukemia yang berasal dari sel induk
limfoid dimana terjadi proliferasi monoklonal dan ekspansi progresif dari
progenitor limfosit B dan T yang imatur dalam sumsum tulang dan beredar secara
sistemik.
b. Anatomi Fisiologi
Cairan yang terdapat di pembuluh darah, 1/3 dari berat badan, darah terdiri dari
komponen cair (plasma) dan padat.
Tempat produksi darah di tulang sumsum dan nodus limpa.
1) Plasma darah
Volume kira-kira 5% dari berat badan. Susunan plasma terdiri dari 91,0% air,
8,0% protein (albumin,globulin,protombin,dan fibrinogen),mineral 0,9%
(kalsium,fosfor,magnesium,besi dan lainnya) dan 0,1% diisi oleh sejumlah
bahan organic seperti glukosa,lemak,urea,asam urat,kreatinin,kolesterol dan
asaama amino. Juga berisi hormone-hormon,enzim dan antibody
(Pearce,2009)
2) Eritrosit (Sel Darah Merah)
Berbentuk bikonkaf yang memungkinkan gerakan O2 masuk dan keluar sel
secara cepat dengan jarak yang pendek antara membrane dengan bagian dalam
sel,berdiameter 7 mikron,warnanya merah kekuningan karena mengandung
hemoglobin. Hemoglobin Berfungsi untuk mengikat Oksigen, juga menyerap
CO2 dan ion hodrogen untuk dilepaskan di paru
Pembentukan sel darah merah (eritropoesis) pada orang dewasa terutama
terjadi di sum-sum tulang, Eritrosit hidup 120 hari setelah itu eritrosit akan
hancur. Penghancuran sel darah merah dapat terjadi karena proses penuaan
dan proses patologis (hemolisis). Normal Hb wanita 11.5mg% dan laki-laki
13.0mg%.
3) Leukosit (Sel Darah Putih)
Dibentuk di sum-sum tulang , tidak berwarna (bening), mempunyai macam-
macam intisel yang bergranula (Limfosit T dan B dan monosit), dan tidak
berglanura (eosinophil,basophil,dan neutrophil). Fungsi leukosit adalah
sebagai pertahanan tubuh. Jumlah sel darah putih: 4.000-10.000 /mm 3 . 5 jenis
sel darah putih : neutrofil, eusinofil, basofil, monosit,limfosit.
4) Trombosit
Berbentuk cakram bulat, oval, bikonveks, tidak berinti dan hidup sekita 10
hari. Jumlah trombosit 150-400x109 /l (150.000- 400.000/ml), 30-40%
Terkonsentrasi di limpa dan sisanya bersirkulasi dalam darah. Fungsi dari
trombosit berperan dalam pembentukan bekuan darah. Trombosit dalam
keadaan normal bersirkulasi ke seluruh tubuh melalui aliran darah, namun
dalam beberapa detik setelah kerusakan suatu pembuluh darah, trombosit akan
tertarik ke daerah tersebut.
c. Etiologi
Beberapa faktor risiko tersebut antara lain faktor lingkungan seperti radiasi ion,
radiasi non-ion, hidrokarbon, zat-zat kimia, alkohol, rokok maupun obat-obatan
(Belson dkk., 2007). Faktor lain yang diduga berperan adalah faktor genetik yaitu
riwayat keluarga, kelainan gen, dan translokasi kromosom. Leukemia juga
dipengaruhi Human T-cell Leukemia Virus-1 (HTLV-1), etnis, jenis kelamin,
usia, usia ibu saat melahirkan, serta karakteristik saat lahir seperti berat lahir dan
urutan lahir. Beberapa faktor lain yang juga memengaruhi terjadinya leukemia
yaitu medan magnet, pemakaian marijuana, dan diet.
d. Epidemiologi
Leukemia limfoblastik akut merupakan keganasan yang paling sering terjadi pada
anak yaitu 25-30% dari seluruh kanker pada anak dan merupakan 78% dari
seluruh leukemia pada anak. Penelitian yang dilakukan pada unit kanker di RS dr.
Sardjito Yogyakarta pada tahun 1998 sampai 2009 diperoleh data bahwa dari
seluruh pasien anak yang dirawat dengan keganasan, sebanyak 720 kasus atau
59% merupakan leukemia dan sebanyak 68,9% dari kasus leukemia tersebut
adalah LLA (Widjajanto, 2012). Pada tahun 2011 sampai 2015 didapatkan bahwa
LLA merupakan 87% dari seluruh kasus leukemia yang terdiagnosis di RSUP
Sanglah Denpasar (Tarigan dkk., 2016).
e. Klasifikasi
Klasifikasi Leukimia secara umum :
1) Leukimia Akut : Leukimia akut memiliki perjalanan klinis yang cepat, tanpa
pengobatan penderita akan meninggal rata-rata 4-6 bulan.
a) Leukimia Limfositik Akut (LLA)
LLA lebih sering ditemukan pada anak-anak (82%) daripada umur dewasa
(18%). Insiden LLA akan mencapai puncaknya pada umur 3-7 tahun.
Tanpa pengobatan sebagian anak-anak akan hidup 2-3 bulan setelah
terdiagnosis terutama diakibatkan oleh kegagalan dari sumsum tulang.
b) Leukemia Mielositik Akut (LMA)
LMA merupakan leukemia yang mengenai sel stem hematopoetik yang
akan berdiferensiasi ke semua sel mieloid. LMA merupakan leukemia
nonlimfositik yang paling sering terjadi. LMA atau Leukemia
Nonlimfositik Akut (LNLA) lebih sering ditemukan pada orang dewasa
(85%) dibandingkan anak-anak (15%).
2) Leukimia Kronik
a) Leukemia Limfositik Kronis (LLK)
LLK adalah suatu keganasan klonal limfosit B (jarang pada limfosit T).
b) Leukemia Granulositik/Mielositik Kronik (LGK/LMK)
LGK/LMK adalah gangguan mieloproliferatif yang ditandai dengan
produksi berlebihan sel mieloid (seri granulosit) yang relatif matang.
3) Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)
FAB (French-American-British) dibuat klasifikasi LLA berdasarkan
morfologik untuk lebih memudahkan pemakaiannya dalam klinik, antara lain
sebagai berikut:
- L-1 terdiri dari sel-sel limfoblas kecil serupa dengan kromatin homogen,
nucleus umumnya tidak tampak dan sitoplasma sempit
- L-2 pada jenis ini sel limfoblas lebih besar tapi ukurannya bervariasi,
kromatin lebih besar dengan satu atau lebih anak int
- L-3 terdiri dari sel limfoblas besar, homogeny dengan kromatin berbecak,
banyak ditemukan anak inti serta sitoplasma yang basofilik dan
bervakuolisasi
f. Patofisiologi
3. SAP/Penyuluhan
SAP PENKES
(SATUAN ACARA PENYULUHAN)
I. Tujuan
A. Tujuan Umum
Mampu memahami penyakit Leukimia Limfoblastik Akut
B. Tujuan Khusus
1. Klien mampu menjelaskan definisi Leukimia Limfoblastik Akut
2. Klien mampu menyebutkan faktor terjadinya Leukimia Limfoblasttik Akut
3. Klien mampu mennerapkan cara pencegahan Leukimia Limfoblastik Akut
II. Sasaran
Masyarakat
III. Media
Poster
IV. Metode
Ceramah dan demonstrasi
V. Strategi Pelaksanaan
Fase Kegiatan Waktu
Orientasi a. Memberikan salam 5 menit
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan penkes
Kerja a. Bertanya sejauh mana 15 menit
mengetahui tentang Leukimia
Limfoblastik Akut
b. Menjelaskan sesuai topik
c. Demonstrasi hal-hal yang
ingin dilakukan
Evaluasi a. Redemonstrasi tentang proses 10 menit
terjadinya Leukimia
Limfoblastik Akut
b. Tanyakan terkait dengan
tujuan khusus
c. Jelaskan kembali tentang
kesimpulan penkes
Abstrak
Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) dianggap sebagai proliferasi ganas
limfoblast. Sering terjadi pada anak- anak, laki-laki lebih banyak
dibandingkan perempuan. Puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15 tahun
LLA jarang terjadi. Leukemia tergolong akut bila proliferasi blast (sel darah
yang masih muda) dari sumsum tulang. Leukemia akut merupakan keganasan
primer sumsum tulang yang berakibat terdesaknya komponen darah normal
oleh komponen darah abnormal (blastosit). Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui kejadian anemia pada penderita leukemia limfoblastik akut dan
profil leukemia limfoblastik akut. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Data
dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data penderita yang
melakukan pemeriksaan sediaan apus darah tepi dari bulan Januari 2012
sampai Juni 2013 di RSUD Dr. Hi. Abdoel Moeloek Provinsi Lampung.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data penderita dengan
pemeriksaan sediaan apus darah tepi, dan didapatkan 34 sampel penderita
leukemia limfoblastik akut. Uji statistik yang digunakan uji chi square, dengan
nilai kemaknaan 95%. Analisis univariat menunjukkan jumlah penderita
leukemia limfoblastik akut dewasa sebanyak 58,8 % dan anak – anak
sebanyak 41,2 %. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan antara kejadian anemia pada penderita leukemia limfoblastik akut
(nilai p value = 0,03). Kata kunci: Leukemia limfoblastik akut, Anemia.
Leukemia limfoblastik akut (LLA) adalah keganasan klonal dari sel – sel prekursor
limfoid. Lebih dari 80% kasus, sel-sel ganas berasal dari limfosit B, dan sisanya
merupakan leukemia sel T. Leukemia ini merupakan bentuk leukemia yang paling
banyak pada anak-anak.
- L-1 terdiri dari sel-sel limfoblas kecil serupa dengan kromatin homogen,
nucleus umumnya tidak tampak dan sitoplasma sempit
- L-2 pada jenis ini sel limfoblas lebih besar tapi ukurannya bervariasi,
kromatin lebih besar dengan satu atau lebih anak int
- L-3 terdiri dari sel limfoblas besar, homogeny dengan kromatin berbecak,
banyak ditemukan anak inti serta sitoplasma yang basofilik dan
bervakuolisasi
DAFTAR PUSTAKA
MARIA TUNTUN SIREGAR, SRI ARI ISNAINI. 2016. Kejadian Anemia Pada Penderita
Leukemia Limfoblastik Akut di RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
Jurnal Analisis Kesehatan. 5(1): 1-5.
Diana Laila Ramatillah, Sri Lucyanawati, Ajeng Anggraini Pangestu , Ade Kurniatu , Rahmi
Nurmala , Diah Anggi Asiska , Fanny Prabawati , Reza Wani , Fitri Yani , Ewaldo
Bonaventura dan Shifa Fauziah. 2019. Edukasi dan Deteksi Dini Penyakit Leukimia
Kepada Masyarakat di RPTRA Tunas Harapan Sunter Jakarta. JURNAL BERDIKARI
Volume 2 (2) : 1-4.
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/7dc543444516da74cd2c2dffdee1a265.pdf
(diakses 10 maret)
https://www.alomedika.com/penyakit/hematologi/leukemia/edukasi-dan-promosi-kesehatan
(diakses pada 11 maret 2021)