Anda di halaman 1dari 22

TUGAS PBL KASUS I

MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

DISUSUN OLEH :
NAMA: APFIA GERALDIND DEBORAFEBINAELL
NIM : 1900206

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2021
KASUS I:

Tn. W, laki- laki, 20 tahun,pelajar,berdomisili di Dusun Jati Mekar, Jati Datar Mataram,
Lampung Tengah, datang ke Rumah Sakit dr. H.Abdul Moeloek propinsi Lampung dengan
keluhan demam 5 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam dirasakan hilang timbul,
sepanjang hari dan tidak disertai dengan mengigil.Awalnya demam sering hilang timbul 2
tahun belakangan ini.Demam menghilang hanya dengan beristirahat tanpa diberi obat
penurun panas.Keringat pada malam hari disangkal. Pasien juga merasa jantung sering
berdebar debar tanpa disertai sesak. Jantung berdebar tidak dipengaruhi oleh aktifitas.Dua
tahun terakhir pasien juga mengalami gusi berdarah tanpa sebab yang jelas, tubuh sering
memar tanpa sebab dan memar sulit hilang.Perdarahan dari hidung ataupun mulut
disangkal.Pasien mengatakan tubuhnya sering terdapat bintik- bintik merah seperti orang
yang terkena demam berdarah, bintik merah menetap dalam jangka waktu yang lama Telah
dilakukan Bone Marrow Punction (BMP) satu tahun yang lalu dengan hasil LLA-L1 .
Pemeriksaan fisik ditemukan multiple limfadenopati.Hasil laboratorium, kesan: leukositosis
dengan tanda depresi sistem eritropoetik dan trombopoetik

Step 1 :

1. BMP ( Bone Marrow Punction) = Eliz  Salah satu metode untuk mendeteksi
penyakit kelainan pada darah (Carmen)
2. Multiple Limfadenopati = Yohana  kondisi getah bening yang mengalami
pembengkakan (kak Kadek)
3. Sistem Eritropoetik dan tromboetik = Carmen 
4. LLA-L1 = Galuh Rakas  Leukemia Limfoblastik Akut : Sel darah putih yang belum
matang (limfoblas) memperbanyak diri secara cepat dan agresif
5. Leukositosis = Lidya  Kelebihan sel darah putih (Meirachel)

Step 2

1. Salah satu contoh penyakit yang dapat dideteksi oleh BMP ( Maria D.F)
2. Apa saja jenis-jenis pemeriksaan darah ( Bob Haris)
3. Asuhan keperawatan seperti apa untuk menangani kasus tersebut ( Galuh Rakas)
4. Apa yang menyebabkan demam sering hilang timbul ( Kak Kadek)
5. Mengapa juga sering muncul bintik-bintik merah (Oa)
6. Apa yang menyebabkan pasien itu mengalami guzi berdarah (Yohana)
7. Apa yang menyebabkan kondisi getah bening mengalmi pembengkakan (Meirachel)
8. Apa yang menyebabkan tubuh sering memar dan terdapat bintik-bintik dan kenapa
sulit untuk hilang (William)
9. Tindakan keperawatan apa yang perlu dilakukan saat pasien mengalami demam
hilang timbul (kak Kadek)

Step 3

1. Penyakit Leukemia (Yohana)


2. Pemeriksaan HB (Hemoglobin) dan pemeriksaan HT (Lidya)
3. LO
4. Karena kurang cairan pada tubuh (Galuh Rakas)
5. Bintik-bintik terjadi karena pembekuan darah yang lemah, selain itu pembekuan darah
ini dibantu trombosit, sedangkan trombosit dihasilkan melalui sumsum tulang (Oa)
6. Sel-sel kanker masuk ke guzi dan mengalami peradangan sehingga membuat guzi
menjadi mudah berdarah (Eliz )
7. Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh, yang
membantu tubuh melawan virus atau bakteri yang dapat membahayakan kesehatan,
sedangkan pada pasien penderita penyakit leukemia, seldarah putih
memakan/melawan sel darah merah sehingga mengganggu proses keseimbangan
tubuh dan menyebabkan bengkaknya getah bening (Eliz )
8. Ketika pembuluh darah kecil pecah yang disebabkan oleh benturan atau factor lainnya
(Bob Haris)
9. Perawat harus sering mengecek demam hilang timbul, dan jika demam tinggi
diberikan obat penurun panas atau paracetamol (Oa)

Step 4

3. Asuhan keperawatan seperti apa untuk menangani kasus tersebut


Step 5

LLA

Leukimia Limfoblastik Akut

1. KONSEP MEDIS
a. Definisi
b. Anatomi Fisiologi
c. Etiologi
d. Epidemiologi
e. Klasifikasi
f. Patofisiologi
g. Manifestasi Klinis
h. Penatalaksanaan
i. Komplikasi
j. Pencegahan
k. Pemeriksaan penunjang
l. Prognosis
2. KONSEP KEPERAWATAN
a. Pengkajian
b. Diagnosis Keperawatan
c. NCP
3. SAP/Penyuluhan
4. Jurnal Terkait
5. Isu legal etik keperawatan
6. Perbedaan LLA dan AML
Step 6

1. KONSEP MEDIS
a. Definisi
Leukimia adalah penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang
yang ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih secara tidak teratur dan tidak
terkendali dengan manifestasi adanya sel-sel abnormal dalam darah tepi (Permono
dan Ugrasena, 2010).
Leukimia limfoblastik akut merupakan leukemia yang berasal dari sel induk
limfoid dimana terjadi proliferasi monoklonal dan ekspansi progresif dari
progenitor limfosit B dan T yang imatur dalam sumsum tulang dan beredar secara
sistemik.
b. Anatomi Fisiologi

Cairan yang terdapat di pembuluh darah, 1/3 dari berat badan, darah terdiri dari
komponen cair (plasma) dan padat.
Tempat produksi darah di tulang sumsum dan nodus limpa.
1) Plasma darah
Volume kira-kira 5% dari berat badan. Susunan plasma terdiri dari 91,0% air,
8,0% protein (albumin,globulin,protombin,dan fibrinogen),mineral 0,9%
(kalsium,fosfor,magnesium,besi dan lainnya) dan 0,1% diisi oleh sejumlah
bahan organic seperti glukosa,lemak,urea,asam urat,kreatinin,kolesterol dan
asaama amino. Juga berisi hormone-hormon,enzim dan antibody
(Pearce,2009)
2) Eritrosit (Sel Darah Merah)
Berbentuk bikonkaf yang memungkinkan gerakan O2 masuk dan keluar sel
secara cepat dengan jarak yang pendek antara membrane dengan bagian dalam
sel,berdiameter 7 mikron,warnanya merah kekuningan karena mengandung
hemoglobin. Hemoglobin Berfungsi untuk mengikat Oksigen, juga menyerap
CO2 dan ion hodrogen untuk dilepaskan di paru
Pembentukan sel darah merah (eritropoesis) pada orang dewasa terutama
terjadi di sum-sum tulang, Eritrosit hidup 120 hari setelah itu eritrosit akan
hancur. Penghancuran sel darah merah dapat terjadi karena proses penuaan
dan proses patologis (hemolisis). Normal Hb wanita 11.5mg% dan laki-laki
13.0mg%.
3) Leukosit (Sel Darah Putih)
Dibentuk di sum-sum tulang , tidak berwarna (bening), mempunyai macam-
macam intisel yang bergranula (Limfosit T dan B dan monosit), dan tidak
berglanura (eosinophil,basophil,dan neutrophil). Fungsi leukosit adalah
sebagai pertahanan tubuh. Jumlah sel darah putih: 4.000-10.000 /mm 3 . 5 jenis
sel darah putih : neutrofil, eusinofil, basofil, monosit,limfosit.
4) Trombosit
Berbentuk cakram bulat, oval, bikonveks, tidak berinti dan hidup sekita 10
hari. Jumlah trombosit 150-400x109 /l (150.000- 400.000/ml), 30-40%
Terkonsentrasi di limpa dan sisanya bersirkulasi dalam darah. Fungsi dari
trombosit berperan dalam pembentukan bekuan darah. Trombosit dalam
keadaan normal bersirkulasi ke seluruh tubuh melalui aliran darah, namun
dalam beberapa detik setelah kerusakan suatu pembuluh darah, trombosit akan
tertarik ke daerah tersebut.
c. Etiologi
Beberapa faktor risiko tersebut antara lain faktor lingkungan seperti radiasi ion,
radiasi non-ion, hidrokarbon, zat-zat kimia, alkohol, rokok maupun obat-obatan
(Belson dkk., 2007). Faktor lain yang diduga berperan adalah faktor genetik yaitu
riwayat keluarga, kelainan gen, dan translokasi kromosom. Leukemia juga
dipengaruhi Human T-cell Leukemia Virus-1 (HTLV-1), etnis, jenis kelamin,
usia, usia ibu saat melahirkan, serta karakteristik saat lahir seperti berat lahir dan
urutan lahir. Beberapa faktor lain yang juga memengaruhi terjadinya leukemia
yaitu medan magnet, pemakaian marijuana, dan diet.
d. Epidemiologi
Leukemia limfoblastik akut merupakan keganasan yang paling sering terjadi pada
anak yaitu 25-30% dari seluruh kanker pada anak dan merupakan 78% dari
seluruh leukemia pada anak. Penelitian yang dilakukan pada unit kanker di RS dr.
Sardjito Yogyakarta pada tahun 1998 sampai 2009 diperoleh data bahwa dari
seluruh pasien anak yang dirawat dengan keganasan, sebanyak 720 kasus atau
59% merupakan leukemia dan sebanyak 68,9% dari kasus leukemia tersebut
adalah LLA (Widjajanto, 2012). Pada tahun 2011 sampai 2015 didapatkan bahwa
LLA merupakan 87% dari seluruh kasus leukemia yang terdiagnosis di RSUP
Sanglah Denpasar (Tarigan dkk., 2016).
e. Klasifikasi
Klasifikasi Leukimia secara umum :
1) Leukimia Akut : Leukimia akut memiliki perjalanan klinis yang cepat, tanpa
pengobatan penderita akan meninggal rata-rata 4-6 bulan.
a) Leukimia Limfositik Akut (LLA)
LLA lebih sering ditemukan pada anak-anak (82%) daripada umur dewasa
(18%). Insiden LLA akan mencapai puncaknya pada umur 3-7 tahun.
Tanpa pengobatan sebagian anak-anak akan hidup 2-3 bulan setelah
terdiagnosis terutama diakibatkan oleh kegagalan dari sumsum tulang. 
b) Leukemia Mielositik Akut (LMA)
 LMA merupakan leukemia yang mengenai sel stem hematopoetik yang
akan berdiferensiasi ke semua sel mieloid. LMA merupakan leukemia
nonlimfositik yang paling sering terjadi. LMA atau Leukemia
Nonlimfositik Akut (LNLA) lebih sering ditemukan pada orang dewasa
(85%) dibandingkan anak-anak (15%).
2) Leukimia Kronik
a) Leukemia Limfositik Kronis (LLK)
LLK adalah suatu keganasan klonal limfosit B (jarang pada limfosit T). 
b) Leukemia Granulositik/Mielositik Kronik (LGK/LMK)
     LGK/LMK adalah gangguan mieloproliferatif yang ditandai dengan
produksi berlebihan sel mieloid (seri granulosit) yang relatif matang.
3) Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)
     FAB (French-American-British) dibuat klasifikasi LLA berdasarkan
morfologik untuk lebih memudahkan pemakaiannya dalam klinik, antara lain
sebagai berikut:

- L-1 terdiri dari sel-sel limfoblas kecil serupa dengan kromatin homogen,
nucleus umumnya tidak tampak dan sitoplasma sempit
- L-2 pada jenis ini sel limfoblas lebih besar tapi ukurannya bervariasi,
kromatin lebih besar dengan satu atau lebih anak int
- L-3 terdiri dari sel limfoblas besar, homogeny dengan kromatin berbecak,
banyak ditemukan anak inti serta sitoplasma yang basofilik dan
bervakuolisasi

f. Patofisiologi

Leukimia disebabkan oleh 2 faktor yaitu Faktor interal (genetic,imunologi) dan


faktor eksternal (HTLV-1, Karsinogenik Agent,obat-obatan,radiasi). Leukimia
dapat menyebabkan gangguan pembentukan leukocyt,leuko memfagosit eritrocit
dan trombosit,dan penekanan BM gangguan pembentukan darah.
Gangguan pembentukan leukocyt dapat menyebabkan leukositosis yang dapat
menyebabkan nyeri seluruh tubuh dan menyebabkan gangguan gerak dan
aktivitas, lalu juga menyebabkan leukopeni yang menyebabkan daya tahan turun
dan menyebabkan potensial infeksi,daya tahan tubuh menurun juga dapat
menyebabkan mual,muntah,diare,pendarahan hingga dapat diambil diagnose
resiko tinggi defisit cairan tubuh. Leuko memfagosit eritrocit dan trombosit dapat
menyebabkan potensial terjadi perdarahan tidak terkontrol. Penekanan BM
gangguan pembentukan darah dapat menyebabkan anemia dan dapat diambil
diagnose gangguan gerak dan aktivitas.
g. Manifetasi Klinis
1) Anemia : mudah lelah , letargi , pusing , sesak , nyeri dada
2) Anoreksia
3) Kehilangan berat badan
4) Demam
5) Banyak berkeringat pada malam hari (hipermetabolisme)
6) Infeksi mulut,saluran nafas,selulitis,atau sepsis. Penyebabnya adalah
graamnegatif usus.
7) Perdarahn kulit,gusi,otak,saluran cerna,hematuria,
8) Massa di mediastinum (T-ALL)
9) Leukemia SSP (Leukemia cerebral); nyeri kepala, tekanan intrakranial naik,
muntah,kelumpuhan saraf otak (VI dan VII), kelainan neurologik fokal, dan
perubahan statusmental.
h. Penatalaksanaan
1) Kemoterapi
Pengobatan ini bertujuan untuk mebunuh sel-sel leukemia. Pasien leukemia
bisa mendapatkan kemoterapi dengan berbagai cara :
a) Melalui mulut
b) Dengan suntikan langsung ke pembulu darah balik
c) Melalui kateter yang ditempatkan di dalam pembuluh darah   balik besar,
seringkali di dada bagian atas - perawat akan menyuntikkan obat ke dalam
kateter, untuk menghindari suntikan yang berulang kali. 
d) Dengan suntikan langsung ke cairan cerebrospinal – jika ahli patologi
menemukan sel-sel leukemia dalam cairan yang mengisi ruang di otak dan
sumsum tulang belakang, dokter bisa memerintahkan kemoterapi
intratekal.
2) Terapi Biologi
Ditujukan untuk meningkatkan daya tahan alami tubuh terhadap kanker.
Terapi ini diberikan melalui suntikan didalam pembulu darah balik. Terapi ini
memungkinkan sistem kekebalan tubuh untuk membunuh sel-sel leukemia
didalam darah dan sum-sum tuang belakang.
3) Terapi radiasi
Terapi Radiasi (juga disebut sebagai radioterapi) menggunakan sinar berenergi
tinggi untuk membunuh sel-sel leukemia. Beberapa pasien mendapatkan
radiasi yang diarahkan ke seluruh tubuh tetapi radiasi seluruh tubuh biasanya
diberikan sebelum transplantasi sumsum tulang.
4) Transfusi darah
Biasanya diberikan bila kadar Hb kurang dari 6 g%. 
5) Imunoterapi
Merupakan cara pengobatan yang terbaru. Setelah tercapai remisi dan jumlah
sel leukemia cukup rendah (105 - 106), imunoterapi mulai diberikan.
Pengobatan yang aspesifik dilakukan dengan pemberian imunisasi BCG atau
dengan Corynae bacterium dan dimaksudkan agar terbentuk antibodi yang
dapat memperkuat daya tahan tubuh.
6) Tahap induksi
Tujuan dari tahap pertama pengobatan adalah membunuh sebagian besar sel-sel
leukemia di dalam darah dan sumsum tulang. Terapi induksi kemoterapi biasanya
memerlukan perawatan di rumah sakit yang panjang karena obat menghancurkan
banyak sel darah normal dalam proses membunuh sel leukemia (American Cancer
Society, 2015).
7) Tahap Intensifikasi (konsolidasi)
Setelah mencapai remisi komplit, segera dilakukan terapi intensifikasi yang
bertujuan untuk profilaksis leukemia pada susunan saraf pusat. Hasil yang
diharapkan adalah tercapainya perpanjangan remisi dan meningkatkan
kesembuhan.
8) Tahap Profilaksis SSP
Profilaksis SSP diberikan untuk mencegah kekambuhan pada SSP.
9) Tahap rumatan
Pada tahap ini dimaksudkan untuk mempertahankan masa remisi. Tahap ini
biasanya memerlukan waktu 2-3 tahun. Dosis sitostatika secara individual dipantau
dengan melihat leukosit dan atau monitor konsentrasi obat selama terapi rumatan.
i. Komplikasi
1) Perdarahan
Angka trombosit yang rendah ditandai dengan :
a) Memar
b) Petekia (bitnik perdarahan kemerahan atau keabuan sebesar ujung jarum
dipermukaan kulit)
2) Infeksi
Akibat kekurangan granulosit matur dan normal.
3) Pembentukan batu ginjal dan kolik ginjal.
Akibat penghancuran sel besar-besaran saat kemoterapi meningkatkan kadar
asam urat sehingga perlu asupan cairan yang tinggi.
4) Anemia
5) Masalah gastrointestinal
a) Mual
b) Muntah
c) Anoreksia
d) Diare
e) Lesi mukosa mulut
j. Pencegahan
1) Melakukan olahraga secara teratur.
2) Menghentikan kebiasaan merokok.
3) Menggunakan alat pelindung diri, terutama jika Anda bekerja di lingkungan
yang rentan terpapar bahan kimia, seperti benzena.
4) Gaya hidup sehat
k. Pemeriksaan penunjang
1) Tes Darah
Dilakukan untuk mendeteksi perubahan jumlah sel darah putih serta adanya
kelainan pada jumlah sel darah putih.
2) Aspirasi Sumsum Tulang
Pemerikasaan ini dilakukan untuk melihat kondisi sel darah merah dan
perubahan jaringan sumsum tulang.
3) Pungsi Lumbal
Pemeriksaan yang prosesnya menggunakan sampel cairan pada otak dan saraf
tulang belakang. Kondisi ini digunakan untuk melihat penyebaran kondisi
leukimia pada bagian otak dan juga saraf tulang.
4) Tes Genetik
Untuk melihat mutase gen yang terjadi.
5) USG dan CT scan
Untuk memastikan penyebab pasti orang mengalami gejala penyakit LLA.
l. Prognosis
Anak yang menderita LLA dikategorikan menjadi kelompok risiko tinggi dan risiko
standar. Anak dengan risiko standar memiliki prognosis yang lebih baik dibanding anak
dengan risiko tinggi.
2. KONSEP KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1) Identitas Diri
Nama : Tn. W
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Dusun Jati Mekar, Jati Datar Mataram , Lampung Tengah
2) Kesehatan Pasien
a) Keluhan Utama : Keluhan demam 5 hari sebelum masuk rumah sakit.
Demam dirasakan hilang timbul, sepanjang hari dan tidak disertai dengan
mengigil. Pasien mengatakan tubuhnya sering terdapat bintik- bintik
merah seperti orang yang terkena demam berdarah, bintik merah menetap
dalam jangka waktu yang lama
b) Keluhan Tambahan : Pasien juga merasa jantung sering berdebar debar
tanpa disertai sesak. Jantung berdebar tidak dipengaruhi oleh aktifitas
c) Riwayat Penyakit Terdahulu : Demam sering hilang timbul 2 tahun
belakangan ini. Demam menghilang hanya dengan beristirahat tanpa diberi
obat penurun panas. Keringat pada malam hari disangkal. Dua tahun
terakhir pasien juga mengalami gusi berdarah tanpa sebab yang jelas,
tubuh sering memar tanpa sebab dan memar sulit hilang. Perdarahan dari
hidung ataupun mulut disangkal. Pasien mengatakan tubuhnya sering
terdapat bintik- bintik merah seperti orang yang terkena demam berdarah,
bintik merah menetap dalam jangka waktu yang lama. Telah dilakukan
Bone Marrow Punction (BMP) satu tahun yang lalu dengan hasil LLA-L1 .
Pemeriksaan fisik ditemukan multiple limfadenopati.Hasil laboratorium,
kesan: leukositosis dengan tanda depresi sistem eritropoetik dan
trombopoetik.
3) Pemeriksaan Diagnostik
a) Bone Marrow Punction (BMP) : Hasil LLA-L1
b) Laboratorium : Leukositosis
b. Diagnosis Keperawatan
1) Hipertermia b.d proses penyakit
2) Resiko perdarahan b.d gangguan koagulasi
3) Resiko infeksi b.d leukositosis
c. Nursing Care Plan
1) Hipertermia b.d proses penyakit

DIAGNOSIS TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL


KEPERAWATAN
& DATA
PENUNJANG
Tujuan dan kriteria Tindakan
Tgl 11 Maret 2021 Tgl 11 Maret 2021 Tgl 11 Maret 2021 pukul Tgl 11 Maret 2021 pukul
pukul 10.00 WIB pukul 10.05 WIB 10.10 WIB 10.15 WIB

Hipertermia Setelah dilakukan O :


berhubungan dengan Tindakan - Monitor suhu tubuh - Mengetahui perubahan
proses penyakit Keperawatan selama P : suhu tubuh
1x24 jam - Lakukan pendinginan - Dapat mengontrol suhu
DS : diharapkan : eksternal tubuh
- Demam 5 hari E:
- Demam hilang 1) Suhu tubuh - Anjurkan Tirah baring - Meminimalkan ketahanan
timbul membaik C: tubuh klien
- Kolaborasikan
- Mengganti cairan dan
pemberian cairan dan
elektrolit
elektrolit intravena
2) Resiko Perdarahan b.d gangguan koagulasi

DIAGNOSIS TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL


KEPERAWATAN
& DATA
PENUNJANG
Tujuan dan kriteria Tindakan
Tgl 11 Maret 2021 Tgl 11 Maret 2021 Tgl 11 Maret 2021 pukul Tgl 11 Maret 2021 pukul
pukul 10.00 WIB pukul 10.05 WIB 10.10 WIB 10.15 WIB

Resiko perdarahan Setelah dilakukan O:


berhubungan dengan tindakan - Monitor tanda dan gejala - Mengetahui tanda dan
gangguan koagulasi keperawatan selama perdarahan gejala perdarahan
1x24 jam P :
DS : diharapkan : - Batasi tindakan invasif - Mengurangi resiko edema
- Pasien mengatakan 1) Kelembapan ,bila perlu
mengalami gusi membrane E:
berdarah tanpa mukosa - Jelaskan tanda dan - Mengetahui tanda dan
sebab yang jelas meningkat gejala perdarahan gejala
- Pasien mengatakan 2) Kelembapan
tubuh sering kulit
memar tanpa sebab meningkat
dan memar sulit 3) Kognitif
hilang meningkat
- Pasien mengatakan
tubuhnya sering
terdapat bintik-
bintik merah
seperti orang yang
terkena demam
berdarah

3). Resiko Infeksi b.d Leukositosis

DIAGNOSIS TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL


KEPERAWATAN
& DATA
PENUNJANG
Tujuan dan kriteria Tindakan
Tgl 11 Maret 2021 Tgl 11 Maret 2021 Tgl 11 Maret 2021 pukul Tgl 11 Maret 2021 pukul
pukul 10.00 WIB pukul 10.05 WIB 10.10 WIB 10.15 WIB

Resiko Infeksi Setelah dilakukan O :


berhubungan dengan Tindakan - Monitor tanda dan gejala - Mengetahui tanda dan gejala
leukositosis keperawatan selama infeksi infeksi
DS : 1x24 jam P :
- Pasien mengatakan diharapkan : - Berikan perawatan -mengurangi terjadinya edema
tubuhnya sering 1) Kemerahan kulit
terdapat bintik- menurun E:
bintik merah 2) Kadar sel - Jelaskan tanda dan -mengetahui tanda dan gejala
seperti orang yang darah putih gejala infeksi
terkena demam membaik
berdarah
DO :
- Pemeriksaan fisik
ditemukan
multiple
limfadenopati.
- Hasil
laboratorium,
kesan: leukositosis
dengan tanda
depresi sistem
eritropoetik dan
trombopoetik.

3. SAP/Penyuluhan

SAP PENKES
(SATUAN ACARA PENYULUHAN)

TOPIK : Leukimia Limfoblastik Akut


SUB TOPIK : Edukasi Penyakit Leukimia Limfoblastik Akut
HARI/TANGGAL : 11 Maret 2021
WAKTU : 30 menit
TEMPAT : Desa Condong Catur
PENYULUH : Apfia Geraldind DeboraF

I. Tujuan
A. Tujuan Umum
Mampu memahami penyakit Leukimia Limfoblastik Akut
B. Tujuan Khusus
1. Klien mampu menjelaskan definisi Leukimia Limfoblastik Akut
2. Klien mampu menyebutkan faktor terjadinya Leukimia Limfoblasttik Akut
3. Klien mampu mennerapkan cara pencegahan Leukimia Limfoblastik Akut
II. Sasaran
Masyarakat
III. Media
Poster
IV. Metode
Ceramah dan demonstrasi
V. Strategi Pelaksanaan
Fase Kegiatan Waktu
Orientasi a. Memberikan salam 5 menit
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan penkes
Kerja a. Bertanya sejauh mana 15 menit
mengetahui tentang Leukimia
Limfoblastik Akut
b. Menjelaskan sesuai topik
c. Demonstrasi hal-hal yang
ingin dilakukan
Evaluasi a. Redemonstrasi tentang proses 10 menit
terjadinya Leukimia
Limfoblastik Akut
b. Tanyakan terkait dengan
tujuan khusus
c. Jelaskan kembali tentang
kesimpulan penkes

VI. Kriteria Evaluasi


a. Struktur
Menjelaskan terkait dengan edukasi Leukimia Limfoblastik akut
b. Proses
1. Klien antusias dlm mengikuti pendidikan kesehatan
2. 50 % klien dapat menjelaskan kembali definisi,fakto dan pencegahan Leukimia
Limfoblastik Akut
c. Hasil
1. Klien mampu menjelaskan kembali definisi Leukimia Limfoblastik Akut
2. Klien mampu menyebutkan kembali faktor yang menyebabkan Leukimia
Limfoblastik akut
3. Klien mampu menerapkan pencegahan Leukimia Limfoblastik Akut
4. Jurnal Terkait
Kejadian Anemia Pada Penderita Leukemia Limfoblastik Akut di RSUD
Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

Sri Ari Isnaini


Maria Tuntun

Abstrak
Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) dianggap sebagai proliferasi ganas
limfoblast. Sering terjadi pada anak- anak, laki-laki lebih banyak
dibandingkan perempuan. Puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15 tahun
LLA jarang terjadi. Leukemia tergolong akut bila proliferasi blast (sel darah
yang masih muda) dari sumsum tulang. Leukemia akut merupakan keganasan
primer sumsum tulang yang berakibat terdesaknya komponen darah normal
oleh komponen darah abnormal (blastosit). Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui kejadian anemia pada penderita leukemia limfoblastik akut dan
profil leukemia limfoblastik akut. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Data
dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data penderita yang
melakukan pemeriksaan sediaan apus darah tepi dari bulan Januari 2012
sampai Juni 2013 di RSUD Dr. Hi. Abdoel Moeloek Provinsi Lampung.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data penderita dengan
pemeriksaan sediaan apus darah tepi, dan didapatkan 34 sampel penderita
leukemia limfoblastik akut. Uji statistik yang digunakan uji chi square, dengan
nilai kemaknaan 95%. Analisis univariat menunjukkan jumlah penderita
leukemia limfoblastik akut dewasa sebanyak 58,8 % dan anak – anak
sebanyak 41,2 %. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan antara kejadian anemia pada penderita leukemia limfoblastik akut
(nilai p value = 0,03). Kata kunci: Leukemia limfoblastik akut, Anemia.

5. Isu Legal kode etik


Dalam kasus ini,peran perawat sebagai advokad harus bertanggung jawab membantu
klien dan keluarga dalam hal informed consent atas tindakan perawatan yang
dilakukan. Selain itu juga harus mempertahankan dan melindungi hak-hak klien
serta memastikan kebutuhan klien terpenuhi.
a. Otonomi
Prinsip bahwa individu mempunyai hak menentukan diri sendiri,
memperoleh kebebasan dan kemandirian. Perawat yang mengikuti
prinsip ini aka menghargai keluhan gejala subjektif ( misal, nyeri) dan
meminta persetujuan tindkan sebelum prosedur dilaksanakan.
b. Nonmaleficience
Prinsip menghindari tindakan yangmembahayakan. Bahaya dapat
berarti dengan sengaja,resiko atautidak sengaa membahayakan.
Perawat harus mengetahui tindakan keperawatan pada pasien infark
miokardium akut dan melaksanakannya dengan benar dengan tujuan
menyembuhkan pasien.
c. Beneficience
Prinsip bahwa seseorang harus melakukan kebaikan. Perawat
melakukan kebaikan dengan mengimplementasikan tindakan yang
menggantungkan/bermanfaat bagi klien. Dapat terjadi dilema bila klien
menolak tindakan tersebut atau ketika oetugaskesehatanberperan
sebgai peneliti,perawat harus melakukan tindakan keperawatan ketika
pasien merasakan nyeri dan memberikan obat anti nyeri kepada pasien.
d. Justice
Prinsip bahwa individu memiliki hak diperlakukan setara. Perawat
harus melakukan pasien sama dengan yang lain, maksud dari
pernyataan tersebut adalah tidak embeda-bedakan pasien berdasarkan
kelas karena semua pasien berhak mendapatka pelayanan kesehatan.
e. Fidelity
Perawat harus mempertanggungjawabkan semua tindakan asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien.
f. Veracity
Perawat harus memberi motivasi pada pasien agar pasien mempunyai
semangat untuk hidup karena pada penyakit ini pasien selalu berpikir
mendekati ajal.( Menurut Rudi,2013)
g. Advokasi
Advokasi, mengarah pada loyalitas dan suatu upaya pemenuhan
kebutuhan individu yang membutuhkan perawat untuk
mengedukasi pasien sehingga pasien mengetahui haknya dan mampu
mengakses berbagai kemudahan yang ditujukan untuknya. Dalam
advokasi terdapat suatu kontrak sosial antara profesi perawat
dan masyarakat. Advokasi sendiri juga didasarkan pada prinsip etik
lainnya seperti keadilan dan otonomi.Dalam pelayanan kesehatan
perawat membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai.
Advokasi juga dapat dilakukan oleh perawat dengan mendukung upaya
pasien menjaga otonominya dalam pengambilan keputusan jika pasien
dianggap masih mampu mengambil keputusan. Selain itu bentuk
advokasi yang dapat dilakukan perawat adalah dengan menyampaikan
dan mendiskusikan keinginan pasien dan keluargaya terkait dengan
proses keperawatan. (sofia rhosma dewi,2014)

6. Perbedaan LLA dan AML


a. Leukemia Mieloblastik Akut

Leukemia Mieloblastik Akut

Leukemia mieloblastik akut (LMA) adalah suatu penyakit yang

ditandai dengan transformasi neoplastik dan gangguan diferensiasi sel –

sel progenitor dari seri mieloid.8

Cara klasifikasi morfologik menurut FAB (France-AmericaBritish) seperti berikut


ini :

- M – 0 leukemia mielositik akut dengan diferensiasi minimal.

- M – 1 leukemia mielositik akut tanpa maturasi.

- M – 2 leukemia mielositik akut dengan maturasi.

- M – 3 leukemia promielositik hipergranuler.

- M – 4 leukemia mielomonositik akut.

- M – 5 leukemia monositik akut.

- M – 6 leukemia eritroblastik (eritroleukemia).

- M – 7 leukemia megakariositik akut.

b. Leukemia Limfoblastik Akut

Leukemia limfoblastik akut (LLA) adalah keganasan klonal dari sel – sel prekursor
limfoid. Lebih dari 80% kasus, sel-sel ganas berasal dari limfosit B, dan sisanya
merupakan leukemia sel T. Leukemia ini merupakan bentuk leukemia yang paling
banyak pada anak-anak.

FAB (French-American-British) dibuat klasifikasi LLA berdasarkan morfologik


untuk lebih memudahkan pemakaiannya dalam klinik, antara lain sebagai berikut:

- L-1 terdiri dari sel-sel limfoblas kecil serupa dengan kromatin homogen,
nucleus umumnya tidak tampak dan sitoplasma sempit
- L-2 pada jenis ini sel limfoblas lebih besar tapi ukurannya bervariasi,
kromatin lebih besar dengan satu atau lebih anak int
- L-3 terdiri dari sel limfoblas besar, homogeny dengan kromatin berbecak,
banyak ditemukan anak inti serta sitoplasma yang basofilik dan
bervakuolisasi
DAFTAR PUSTAKA

MARIA TUNTUN SIREGAR, SRI ARI ISNAINI. 2016. Kejadian Anemia Pada Penderita
Leukemia Limfoblastik Akut di RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
Jurnal Analisis Kesehatan. 5(1): 1-5.

Diana Laila Ramatillah, Sri Lucyanawati, Ajeng Anggraini Pangestu , Ade Kurniatu , Rahmi
Nurmala , Diah Anggi Asiska , Fanny Prabawati , Reza Wani , Fitri Yani , Ewaldo
Bonaventura dan Shifa Fauziah. 2019. Edukasi dan Deteksi Dini Penyakit Leukimia
Kepada Masyarakat di RPTRA Tunas Harapan Sunter Jakarta. JURNAL BERDIKARI
Volume 2 (2) : 1-4.

Clara Juniasari,Susan Fitriyana,Apen Afgani,Lelly Yuniarti dan Yani Triyani. 2020.


Klasifikasi Morfologi Leukemia Limfoblastik Akut Berhubungan dengan Kejadian
Relaps pada Pasien Anak. Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains (JIKS). 2(1):1–5.

https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/7dc543444516da74cd2c2dffdee1a265.pdf
(diakses 10 maret)

Materi Anatomi Fisiologi Hematologi

https://www.alomedika.com/penyakit/hematologi/leukemia/edukasi-dan-promosi-kesehatan
(diakses pada 11 maret 2021)

Anda mungkin juga menyukai