Anda di halaman 1dari 23

TUGAS PBL KASUS II

MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

DISUSUN OLEH :
NAMA: APFIA GERALDIND DEBORAFEBINAELL
NIM : 1900206

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2021
KASUS II

Paha kanan dan kiri pasien tersiram air mendidih saat masak kurang lebih 1 jam SMRS.
Pasien masih dapat merasakan nyeri pada paha kiri dan kanan. Pasien masih mampu berjalan.
Setelah tersiram air mendidih, pasien membersihkan luka bakar dengan menggunakan NaCl
0.9% yang diberikan oleh keluarga pasien. Luka bakar ditemukan seperti gambar di bawah
dari seluruh permukaan tubuh dan merupakan luka bakar derajat I – II oleh karena adanya
blister pada daerah yang terkena luka bakar dan terdapat beberapa bagian yang hanya
memiliki eritema. Pasien tidak memiliki keluhan mati rasa atau baal pada daerah yang
terkena luka bakar.

STEP I (Mencari kata-kata sulit)

1. Eritema (kak kadek)


Bercak merah pada kulit (rachel)
2. Blister (rachel)
Luka lepuh (carmen)
3. SMRS (maria)
sebelum masuk rumah sakit
4. NaCL (Bob)
Natrium Klorida (galuh)
5. Derajat I & II (Bob)
Tingkat kerusakan terhadap luka bakar (Bob)

STEP II (Membuat Pertanyaan)

1. Mengapa luka yang tersiram air mendidih dapat menyebabkan lepuh? (lyda)
2. Jelaskan tingkat derajat luka bakar? (OA)
3. Macam cairan yang digunakan untuk membersihkan luka bakar selain NaCl? (rachel)
4. Penanganan apa aja yang dilakukan saat mengalami luka bakar? ( maria)
5. Bagaimana cara perawatan pada luka bakar selain menggunakan NaCl? (galuh)
6. Apakah akibat yang dapat ditimbulkan dari luka bakar? (yohana)
7. Penanganan pertama saat terkena luka bakar? (bob)
8. Makanan yang dapat mempercepat penyembuhan luka bakar? (kak kadek)
9. Faktor apa saja yang dapat memperparah tingkat luka bakar? (Eliz)

STEP III (Menjawab Pertanyaan)

1. Sebab kulit merupakan bagian tubuh mempunyai limid derajat terhadap panas (kak
kadek)
2. 3 Derajat luka bakar berdasarkan tingkat keparahan (bob)
a. Derajat I : Mempengaruhi epidermis/lap kulit luar
b. Derajat II : Mempengaruhi lap dermis
c. Derajat III : Mempengaruhi epidermis, dermis atau lebih dalam lagi
3. Asam cuka atau asam asetat (kak kadek)
4. Menggunakan air mengalir selama 15 menit atau lebih (galuh)
5. Menggunakan obat-obatan seperti salep bacitradin dan salep lidah buaya (eliz)
6. Perubahan warna kulit dan kulit mengelupas (rachel)
7. Penanganan pertama, hilangkan sumber panas, dalam artian mejauh dari sumber
terjadinya luka bakar Lalu dicuci menggunakan air mengalir (Eliz & carmen)
8. Jeruk, daging/telur, sayur wortel, makanan laut, semisal kerang (maria)
9. Air,kelembapan,kebersihan saat merawat luka (OA & yohana)

STEP IV

1. Mahasiswa mampu memahami Pengertian & Klasifikasi Luka Bakar


2. Mahasiswa mampu memahami Anatomi fisisologi
3. Mahasiswa mampu memahami Penyebab
4. Mahasiswa mampu memahami Manifestasi Klinis
5. Mahasiswa mampu memahami Patofisiologi/Patway
6. Mahasiswa mampu memahamI Penatalaksanaan
7. Mahasiswa mampu memahami Pencegahan
8. Mahasiswa mampu memahami Komplikasi
9. Mahasiswa mampu memahami Anatomi fisisologi
10. Mahasiswa mampu memahami Prognosis
11. Mahasiswa mampu memahami Pemeriksaan
12. Mahasiswa mampu memahami Epidemiologi
13. Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan (Pengkajian-NCP)
14. Mahasiswa mampu membuat dan memahami SAP dan Legal Etik Keperawatan
15. Mahasiswa mampu memahami jurnal (intervensi)

STEP V

LUKA BAKAR

1. KONSEP MEDIS
a. Definisi
b. Anatomi Fisiologi
c. Etiologi
d. Epidemiologi
e. Klasifikasi
f. Patofisiologi
g. Manifestasi Klinis
h. Penatalaksanaan
i. Komplikasi
j. Pencegahan
k. Pemeriksaan penunjang
l. Prognosis
2. KONSEP KEPERAWATAN
a. Pengkajian
b. Diagnosis Keperawatan
c. NCP
3. SAP/Penyuluhan
4. Jurnal Terkait
5. Isu legal etik keperawatan
STEP VI

1. KONSEP MEDIS
a. Definisi
Luka bakar merupakan kerusakan kulit tubuh yang disebabkan oleh trauma panas
atau trauma dingin (frost bite). Penyebabnya adalah api, air panas, listrik, kimia,
radiasi dan trauma dingin (frost bite). Kerusakan ini dapat menyertakan jaringan
bawah kulit.
b. Anatomi Fisiologi

Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh, dan bersambung dengan selaput
lendir yang melapisi rongga-rongga dan lubang-lubang masuk. Mampu
memperbaiki sendiri (self-repairing) & mekanisme pertahanan tubuh pertama
(pembatas antara lingkungan luar tubuh dengan dalam tubuh). Merupakan organ
terbesar(16% dari berat badan), tertipis, & sangat penting.
1) Epidermis

Lapisan tanduk terletak paling luar. Terus menerus mengalami mitosis,


berganti dengan yang baru sekitar 30 hari. Mengandung reseptor sensorik
(sentuhan, suhu, getaran dan nyeri). Komponen utama epidermis adalah
keratin. Keratin mencegah hilangnya air tubuh dan melindungi epidermis dari
iritan atau mikroorganisme penyebab infeksi.
Lapisan yang membentuk epidermis :
a) Startum Korneum
Selnya tipis,datar,seperti sisik,selnya sudah mati,tidak mempunyai inti
sel,mengandung zat keratin.
b) Startum Lusidum
Selnya mempunyai batas tegas tetapi tidak ada intinya,selnya pipih,butir-
butir sel menjadi jernih sekali dan tembus sinar,terdapat hanya ditelapak
tangan dan telapak kaki.
c) Stratum granulosum
Selapis sel yang jelas tampak berisi inti dan juga granulosum, terdiri dari
sel-sel pipih seperti kumparan, sel-sel tersebut terdapat hanya 2-3 lapis
yang sejajar dengan permukaan kulit. Dalam sitoplasma terdapat butir-
butir yang disebut keratohialin (fase dalam pembentukan keratin oleh
karena banyaknya butir-butir stratum granulosum).
d) Stratum spinosum/akantosum
i. Lapisan yang paling tebal, dapat mencapai 0,2 mm terdiri dr 5-8
lapisan.
ii. Sel-selnya terdiri dari sel yg bentuknya poligonal (banyak sudut) dan
mempunyai tanduk (spina) spinosum
iii. Sel-selnya berduri  akantosum
iv. Spina/ tanduk hub antar sel yg lain disebut intercelular bridges/
jembatan interseluler
e) Stratum basale/germinativum
i. Bentuknya silindris dengan inti yang lonjong
ii. Terdapat melanin warna yg tersusun seperti pagar (palisade), yang
bawahnya terdapat membran basalis (batas terbawah dengan dermis)
iii. Membran basalis: bergelombang
iv. Pada waktu kerium menonjol pada epidermis tonjolan ini disebut
papila kori (papila kulit), dan apedermis menonjol ke arah korium.
v. Tonjolan ini disebut rete ridges atau rete pegg (prosesus
interpapilaris)
2) Dermis

Merupakan lapisan kedua dengan epidermis dibatasi dengan membrane basalis


dan dengan batas subcutis batas tidak jelas (lapisan lemak). Terdiri 2 lapis:
atas (stratum papilar (pars papilaris) ) dan bawah (stratum reticularis (pars
retikularis))
3) Subcutis

Kumpulan sel-sel lemak,terdapat serabut-serabut jaringan ikat dermis, sel-sel


lemak ini bentuknya bulat dengan intinya terdesak ke pinggir, Lapisan lemak
ini disebut penikulus adiposus.
Persyarafan Kulit

Ujung saraf motorikmenggerakkan sel-sel otot yang terdapat pada kulit.


Saraf sensorik menerima rangsangan yang terdapat dari luar atau kulitorik
Ujung-ujung saraf yang bebas untuk menerima rangsangan sakit atau nyeri
banyak terdapat di epidermis.
4) Vaskularisasi kulit
Arteri 
a) anyaman arteri kulit atas/luar (antara stratum papilaris & retikularis)
 arteriola @ papila kori; dan
b) anyaman arteri bawah/dalam (ant stratum corium & subcutis) 
bercabang ke organ asesori di corium
Anyaman arteri juga tdp pd subcutis  vena  anyaman ke bag
dalam, Sirkulasi darah dlm kulit vital  1/5 darah yg beredar.
Vaskuler pd kulit cepat konstriksi/dilatasi o/ rangsang panas, dingin,
tekanan sakit, nyeri dan emosi. Konstriksi & dilatasi terjadi scr refleks.

Sumber:
PPT Anatomi dan Fisiologi Sistem Integumen oleh Ignasia Yunita Sari,
S.Kep., Ns., M.Kep., Stikes Bethesda Yakkum Yogyakarta
c. Etiologi
1) Luka Bakar Termal Luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh karena
terpapar atau kontak dengan api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya.
2) Luka Bakar Kimia Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya
jaringan kulit dengan asam atau basa kuat. Luka bakar kimia dapat terjadi
misalnya karena kontak dengan zat – zat pembersih yang sering dipergunakan
untuk keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam
bidang industri, pertanian dan militer. Lebih dari 25.000 produk zat kimia
diketahui dapat menyebabkan luka bakar kimia.
3) Luka Bakar Elektrik Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas yang
digerakan dari energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh.
4) Luka Bakar Radiasi Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan
sumber radioaktif.
d. Epidemiologi
Menurut WHO, sekitar 90 persen luka bakar terjadi pada sosial ekonomi rendah di
negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah, daerah yang umumnya tidak
memiliki infrastruktur yang dibutuhkan untuk mengurangi insiden luka bakar.
Data yang diperoleh dari WHO menyebutkan bahwa wanita di wilayah Asia
Tenggara memiliki angka kejadian luka bakar yang tertinggi, 27% dari angka
keseluruhan secara global meninggal dunia dan hampir 70% diantaranya adalah
wanita.
Dari studi epidemiologi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) tahun
2011-2012 data pasien yang dirawat selama periode 2 tahun adalah 303 pasien.
Sebagian besar pasien dengan luka bakar berat 20-50% adalah 45, 87%. Rata-rata
pasien dirawat adalah 13,72 hari dengan angka kematian sebanyak 34% pada
tahun 2012 dan sebanyak 33% pada tahun 2011.
e. Klasifikasi
1) Derajat Luka Bakar
a) Derajat I
Pada luka bakar derajat 1 (superficial burn), kerusakan hanya terjadi
di permukaan kulit. Kulit akan tampak kemerahan, tidak ada bulla,
sedikit oedem dan nyeri, dan tidak akan menimbulkan jaringan parut
setelah sembuh.
b) Derajat II
Luka bakar derajat 2 (partial thickness burn) mengenai sebagian dari
ketebalan kulit yang melibatkan semua epidermis dan sebagian dermis.
Pada kulit akan ada bulla, sedikit oedem, dan nyeri berat.
c) Derajat III
Pada luka bakar derajat 3 (full thickness burn), kerusakan terjadi pada
semua lapisan kulit dan ada nekrosis. Lesi tampak putih dan kulit
kehilangan sensasi rasa, dan akan menimbulkan jaringan parut setelah
luka sembuh.
d) Derajat IV
Luka bakar derajat 4 disebut charring injury. Pada luka bakar ini kulit
tampak hitam seperti arang karena terbakarnya jaringan. Terjadi
kerusakan seluruh kulit dan jaringan subkutan begitu juga pada tulang
akan gosong.
2) Berat Luka Bakar
a) Ringan jika terdapat luka bakar derajat I seluas <15% atau derajat II
seluas <2%
b) Sedang adalah luka bakar derajat I seluas 10-15% atau derajat II seluas
5-10%
c) Berat 6 merupakan luka bakar derajat II seluas >20% atau derajat III
seluas >10% atau mengenai wajah, tangan-kaki, alat
kelamin/persendian sekitar ketiak atau akibat listrik tegangan tinggi
(>1000V) atau dengan komplikasi patah tulang/kerusakan jaringan
lunak/gangguan jalan nafas.
3) Perhitungan Luas Luka Bakar

Hukum Sembilan (rule of nine), yaitu membagi daerah tubuh dengan


persentase Sembilan (9%) per daerah tubuh. Secara singkat, penjelasan
Hukum Sembilan adalah sebagai berikut:

a) Kepala (Nilai Total = 9%), terdiri dari: bagian depan = 4,5% dan
bagian belakang = 4,5%
b) Tubuh (Nilai Total = 36%), terdiri dari: dada dan perut = 18% serta
punggung = 18%
c) Lengan (Nilai Total = 18%), terdiri dari: lengan atas depan-belakang =
9% dan lengan bawah depan-belakang = 9%
d) Kaki (Nilai Total =36%), terdiri dari: tungkai atas depan-belakang =
18% dan tungkai bawah depan-belakang =18%
e) Alat kelamin (Nilai Total =1%)
(Ester Grace Sendy, A.Md. Kep. ,2017)
f. Patofisiologi

Penyebab terjadinya luka bakar dapat disebabkan oleh thermal (panas),bahan


kimia,arus listrik dan radiasi. Setelah luka bakar didapat masalah psikologi yang
disebabkan oleh bekas luka bakar yang mengakibatkan perubahan fisik
(Gangguan citra tubuh) . Inflamasi juga akan didapat setelah terkena luka bakar
yang mengakibatkan gangguan fungsi ,imfositopenia,imunosupresi (resiko
infeksi),lalu kerusakan pada nosireseptor,transisi stimulus,yang mengakibatkan
nyeri (Nyeri). Didapat kerusakan kulit epidermis sampai dermis,denaturasi
protein,koagulasi dan dekstrusi jaringan (Kerusakan integritas kulit) dan juga
gangguan dalam pengaturan suhu (hipertermia).
g. Manifestasi Klinis
1) Grade I
Kerusakan pada epidermis, kulit kering kemerahan, nyeri sekali, sembuh
dalam 3-7 dan tidak ada jaringan parut.
2) Grade II
Kerusakan pada epidermis dan dermis, terdapat vesikel dan edema
subkutan, luka merah, basah dan mengkilat, sangat nyeri, sembuh dalam
28 hari tergantung komplikasi infeksi.
3) Grade III
Kerusakan pada semua lapisan kulit, tidak ada nyeri, luka merah
keputihputihan dan hitam keabu-abuan, tampak kering, lapisan yang rusak
tidak sembuh sendiri maka perlu Skin graff.
h. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pasien luka bakar sesuai dengan kondisi dan tempat pasien
dirawat melibatkan berbagai lingkungan perawatan dan disiplin ilmu antara lain
mencakup penanganan awal (ditempat kejadian), penanganan pertama di unit
gawat darurat, penanganan diruangan intensif dan bangsal. Tindakan yang
dilakukan antara lain terapi cairan, fisioterapi dan psikiatri pasien dengan luka
bakar memerlukan obat-obatan topikal karena eschar tidak dapat ditembus dengan
pemberian obat antibiotik sistemik. Pemberian obatobatan topikal anti mikrobial
bertujuan tidak untuk mensterilkan luka akan tetapi untuk menekan pertumbuhan
mikroorganisme dan mengurangi kolonisasi, dengan pemberian obat-obatan
topikal secara tepat dan efektif dapat mengurangi terjadinya infeksi luka dan
mencegah sepsis yang seringkali masih terjadi penyebab kematian pasien.
i. Komplikasi
1) Bekas luka.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh pertumbuhan jaringan parut yang
berlebihan akibat luka bakar.
2) Hipotermia.
Kondisi yang berbahaya ini terjadi ketika suhu tubuh menjadi sangat
rendah akibat luka bakar.
3) Gangguan bergerak.
Hal ini bisa terjadi ketika luka bakar membuat jaringan tubuh, seperti kulit
atau otot menjadi lebih pendek dan kencang.
4) Infeksi.
Infeksi kulit akibat luka bakar dapat berkembang menjadi infeksi dalam
aliran darah, hingga sepsis.
5) Gangguan pernapasan.
Kondisi ini dapat terjadi jika penderita menghirup udara atau asap saat
kebakaran.
6) Kehilangan banyak cairan tubuh.
Kondisi ini dapat menimbulkan kurangnya cairan dalam pembuluh darah
dan menurunkan tekanan darah.
j. Pencegahan
1) Jangan lupa mematikan kompor setelah memakainya.
2) Gunakan pelindung tangan saat memasak.
3) Hindari merokok di dalam rumah atau gedung.
4) Jangan lupa mematikan alat setrika ketika sudah selesai menggunakannya.
5) Siapkan alat pemadam api ringan (APAR) di rumah.
k. Pemeriksaan Penunjang
1) Hitung darah lengkap : Peningkatan Hematokrit menunjukkan
hemokonsentrasi sehubungan dengan perpindahan cairan. Menurutnya
Hematokrit dan sel darah merah terjadi sehubungan dengan kerusakan oleh
panas terhadap pembuluh darah.
2) Leukosit akan meningkat sebagai respon inflamasi
3) Analisa Gas Darah (AGD) : Untuk kecurigaan cidera inhalasi
4) Elektrolit Serum. Kalium meningkat sehubungan dengan cidera jaringan,
hipokalemia terjadi bila diuresis.
5) Albumin serum meningkat akibat kehilangan protein pada edema jaringan
6) Kreatinin meningkat menunjukkan perfusi jaringan
7) EKG : Tanda iskemik miokardial dapat terjadi pada luka bakar
8) Fotografi luka bakar : Memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar
selanjutnya
l. Prognosis
luka bakar ditentukan berdasarkan kedalaman luka bakar dan luas luka bakar,
dengan mortalitas terkait erat dengan komplikasi luka bakar seperti infeksi, sepsis,
dan kegagalan multi organ.
2. KONSEP KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1) Identitas diri
Nama : Tn. A
Umur : 25 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Yogyakarta
2) Kesehatan Pasien
a) Keluhan Utama :
Paha kanan dan kiri pasien tersiram air mendidih saat masak kurang
lebih 1 jam SMRS. Pasien masih dapat merasakan nyeri pada paha
kiri dan kanan.
b) Keluhan Tambahan : -
c) Riwayat Penyakit Terdahulu : -
b. Diganosis Keperawatan
1) Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisik
2) Gangguan Integritas Kulit b.d Faktor Mekanis
3) Resiko Infeksi d.d Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
c. Nursing Care Plan
1) Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisik

DIAGNOSIS TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL


KEPERAWATAN
& DATA
PENUNJANG
Tujuan dan kriteria Tindakan
Tgl 14 Maret 2021 Tgl 14 Maret 2021 pukul Tgl 14 Maret 2021 pukul Tgl 14 Maret 2021 p
pukul 10.00 WIB 10.05 WIB 10.10 WIB 10.15 10.15 WIB

Nyeri akut Setelah dilakukan O :


berhubungan dengan tindakan keperawatan - Identifikasi - Mengetahui
Agen Pencedera 1x24 jam diharapkan : lokasi,karakteristik,durasi, daerah nyeri
Fisik frekuensi,kualitas,intensita
s nyeri.
DO : 1. Keluhan nyeri
- Ada luka bakar menurun
derajat I-II 2. Meringis menurun - Identifikasi skala nyeri - Mengetahui
- Terdapat luka skala nyeri
bakar di paha
kanan dan kiri
- Pasien terlihat N:
merintih - Berikan teknik - Pemberian
kesakitan nonfarmakologi teknik non
- Pasien terlihat farmakologi

kesakitan dapat

DS : mengurangi

P : Tersiram air rasa nyeri

mendidih
Q : Pedih,panas E:
R : Paha kanan dan - Jelaskan strategi - Agar dapat
kiri meredakan nyeri mengatasi nyeri
S : Skala 6
T : Setelah tersiram C:
air mendidih, pasien - Kolaborasi
membersihkan luka pemberian - Mengurangi rasa
bakar dengan analgetik,jika perlu nyeri
menggunakan NaCl
0.9%
-
2) Gangguan Integritas kulit b.d Faktor Mekanis

DIAGNOSIS TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL


KEPERAWATAN
& DATA
PENUNJANG
Tujuan dan kriteria Tindakan
Tgl 14 Maret 2021 Tgl 14 Maret 2021 pukul Tgl 14 Maret 2021 pukul Tgl 14 Maret 2021 pukul
pukul 10.00 WIB 10.05 WIB 10.10 WIB 10.15 WIB

Gangguan Integritas Setelah dilakukan O :


Kulit berhubungan tindakan keperawatan - Identifikasi penyebab - Mengetahui
dengan Faktor 1x24 jam diharapkan : gangguan integritas adanya
mekanis 1. Kerusakan lapisan kulit gangguan
kulit menurun N: integritas kulit
DO : 2. Nyeri menurun - Ubah posisi tiap 2 jam - Mencegah
- Pasien 3. Kemerahan jika tirah baring terjadinya
terlihat nyeri menurun E: dikubitus
kesakitan - Anjurkan mandi dan - Mencegah
- Pasien menggunakan sabun terjadinya
mengalami secukupnya kelembaban
kemerahan berlebih pada
akibat luka area luka
bakar

3) Resiko Infeksi d.d Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer


DIAGNOSIS TINDAKAN KEPERAWATAN RASIONAL
KEPERAWATAN
& DATA
PENUNJANG
Tujuan dan kriteria Tindakan
Tgl 14 Maret 2021 Tgl 14 Maret 2021 Pukul Tgl 14 Maret 2021 pukul Tgl 14 Maret 2021 pukul
Pukul 10.00 WIB 10.05 WIB 10.10 WIB 10.15 WIB

Resiko Infeksi Setelah dilakukan O :


dibuktikan dengan tindakan keperawatan - Monitor tanda dan - Mengetahui tanda
Ketidakadekuatan selama 1x24 jam gejala infeksi lokal dan gejala
pertahanan tubuh diharapkan : dan sistemik pada infeksi
primer 1. Kemerahan N:
menurun - Berikan perawatan - Mencegah
DO : 2. Nyeri menurun kulit pada area terjadinya infeksi
- Ada luka bakar edema luka atau edema
derajat I-II E:
- Terdapat luka - Jelaskan tanda dan - Mengetahui tanda
bakar di paha gejala infeksi dan gejala
kanan dan kiri pada infeksi
- Pasien terlihat mengetahui
merintih tindakan yang
kesakitan dilakukan
- Pasien terlihat C: selanjutnya
kesakitan - Kolaborasikan - Mencegah
pemberian timbulnya
imunisasi,jika perlu penyakit dan
infeksi

3. SAP/Penyuluhan

SAP PENKES
(SATUAN ACARA PENYULUHAN)

TOPIK : Luka Bakar


SUB TOPIK : Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar
HARI/TANGGAL : 14 Maret 2021
WAKTU : 30 menit
TEMPAT : Desa Condong Catur
PENYULUH : Apfia Geraldind DeboraF

I. Tujuan
A. Tujuan Umum
Mampu memahami Luka Bakar
B. Tujuan Khusus
1. Klien mampu menjelaskan definisi Luka bakar
2. Klien mampu menyebutkan cara pertolongan pertama pada saat terkena luka
bakar
3. Klien mampu menerapkan cara pencegahan Luka bakar
II. Sasaran
Masyarakat
III. Media
Poster dan demonstrasi
IV. Metode
Ceramah dan demonstrasi
V. Strategi Pelaksanaan
Fase Kegiatan Waktu
Orientasi a. Memberikan salam 5 menit
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan penkes
Kerja a. Bertanya sejauh mana 15 menit
mengetahui luka bakar
b. Menjelaskan sesuai topik
c. Demonstrasi hal-hal yang
ingin dilakukan
Evaluasi a. Redemonstrasi tentang 10 menit
pertolongan pertama saat
terjadi luka bakar
b. Tanyakan terkait dengan
tujuan khusus
c. Jelaskan kembali tentang
kesimpulan penkes

VI. Kriteria Evaluasi


a. Struktur
Menjelaskan terkait dengan luka bakar dan pertolongan pertama saat terkena luka
bakar
b. Proses
1. Klien antusias dlm mengikuti pendidikan kesehatan
2. 50 % klien dapat menjelaskan kembali definisi dan menyebutkan pertolongan
pertama yang harus dilakukan saat terkena luka bakar
c. Hasil
1. Klien mampu menjelaskan kembali definisi luka bakar
2. Klien mampu menyebutkan cara pertolongan pertama pada saat terkena luka
bakar
3. Klien mampu menerapkan cara pencegahan Luka bakar

4. Jurnal Terkait

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI


LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN
LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR

Kadek Agustini Aryani RSUP Sanglah Denpasar Program Studi Fisioterapi,


Universitas Udayana, Denpasar

ABSTRAK
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan jaringan yang disebabkan
oleh kontak dengan sumber panas. Nyeri merupakan salah satu
manifestasi klinis pada luka bakar derajat II. Penelitian ini dilakukan di
Unit Luka Bakar RSUP Sanglah Denpasar. Penelitian ini merupakan
penelitian experimental, dengan desain randomized pre test and post test
control group design. Sampel yang didapat sebesar 24 orang yang terdiri
dari 12 orang kelompok kontrol dan 12 orang kelompok perlakuan.
Sampel dipilih dengan teknik randomized sampling. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah terapi latihan pasif dan teknik
relaksasi pernafasan. Variabel dependennya adalah perubahan intensitas
nyeri yang diukur dengan skala VAS. Data dianalisis dengan uji statistik
parametrik dengan uji t. Hasil yang didapatkan nilai t sebesar 34,51
dengan nilai rata-rata sebesar 50,33, p sebesar 0,00 (p<0,05)
menunjukkan H0 ditolak yang artinya teknik relaksasi pernafasan dan
terapi latihan pasif efektif menurunkan intensitas nyeri luka bakar derajat
II. Dari hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan pengaruh yang
bermakna dimana intervensi teknik relaksasi pernafasan pada terapi
latihan pasif lebih efektif menurunkan nyeri luka bakar derajat II karean
dari hasil penelitian didapat rata-rata selisih penurunan intensitas nyeri
sebesar 66,50 sedangkan pada intervensi terapi latihan pasif didapat rata-
rata selisih penurunan intensitas nyeri sebesar 50,33.
Kata kunci: teknik relaksasi pernafasan, terapi latihan pasif, intensitas
nyeri, luka bakar derajat II.
5. Legal Etik Keperawatan
a. Otonomi : Prinsip bahwa individu mempunyai hak menentukan diri sendiri,
memperoleh kebebasan dan kemandirian begitu juga dengan perawat yang
mengikuti prinsip ini.
Contoh : Perawat memberi tahu tentang perawatan luka bakar yang akan dijalani
pasien akan tetapi pasien tersebut juga bisa menentukan apakah dia mau atau
tidak untuk menjalani perawatan itu dan perawat tidak boleh memaksa jika
pasien menolak.
b. Nonmaleficience
Prinsip menghindari tindakan yang membahayakan pasien dan perawat. perawat
juga wajib memperhatikan setiap tindakan keperawatan yang akan diberikan.
Contoh : Perawat harus memperhatikan setiap tindakan yang harus dilakukan
pada perawatan luka bakar,harus memperhatikan kebersihan pada saat
membersihkan dan membantu mobilitas klien yang lemah akibat luka bakar be
ditubuh klien dengan memberikan pergerakan ringan agar tidak mencederai
pasien.
c. Beneficience
Prinsip bahwa seseorang harus melakukan kebaikan Perawat melakukan
kebaikan dengan mengimplementasikan tindakan yang bermanfaat bagi pasien
luka bakar jika pada suatu saat pasien menolak untuk diberikan
tindakan/pertolongan, perawat bisa melakukan negoisasi/membujuk pasien untuk
menyetujui tindakan keperawatan yang diberikan salah satu contohnya saat
pemberian obat anti nyeri pada pasien
d. Justice
Sebagai seorang perawat juga mampu bersikap adil tanpa membeda-bedakan
pasien berdasarkan kelas/ekonomi dan jenis penyakit yang dialami paasien.
Contoh : Ada beberapa luka bakar yang mungkin saat dilihat akan mengerikan
dan kita sebagai perawat tidak boleh membedakan dan malah menolak untuk
merawat pasien tersebut,karena semua pasien itu sama.
e. Fidelity
Perawat harus mempertanggungjawabkan semua tindakan asuhan keperawatan
yang diberikan kepada pasien.
Contoh : Setelah melakukan tindakan keperawatan membersihkan luka bakar
efek setelahnya adalah nyeri yang berlebih karena efek obat oles yang
diberikan,lalu perawat harus bertanggung jawab untuk mengatasi nyeri pasien
tersebut.
f. Veracity
Kewajiban untuk mengatakan kebenaran yang sebenarnya.
Contoh: Memberi tau dengan jujur kepada klien bahwa penyakit luka bakar
membutuhkan pengobatan secara rutin untuk dapat sembuh/pulih atau
mengatakan bahwa bekas luka bakar pada derajat tinggi akan sulit hilang
bekasnya.
g. Advokasi
Advokasi, mengarah pada loyalitas dan suatu upaya pemenuhan kebutuhan
individu yang membutuhkan perawat untuk mengedukasi pasien sehingga
pasien mengetahui haknya dan mampu mengakses berbagai kemudahan yang
ditujukan untuknya. Dalam advokasi terdapat suatu kontrak sosial antara profesi
perawat dan masyarakat. Advokasi sendiri juga didasarkan pada prinsip etik
lainnya seperti keadilan dan otonomi.Dalam pelayanan kesehatan perawat
membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai. Advokasi juga
dapat dilakukan oleh perawat dengan mendukung upaya pasien menjaga
otonominya dalam pengambilan keputusan jika pasien dianggap masih mampu
mengambil keputusan. Selain itu bentuk advokasi yang dapat dilakukan
perawat adalah dengan menyampaikan dan mendiskusikan keinginan pasien
dan keluargaya terkait dengan proses keperawatan. (sofia rhosma dewi,2014).
DAFTAR PUSTAKA

PPT Anatomi dan Fisiologi Sistem Integumen oleh Ignasia Yunita Sari, S.Kep., Ns., M.Kep.,
Stikes Bethesda Yakkum Yogyakarta

Tutik Rahayuningsih, S. Kep.,Ns. 2012. PENATALAKSANAAN LUKA BAKAR


(COMBUSTIO). Jurnal PROFESI. Vol(8).
http://ejournal.stikespku.ac.id/index.php/mpp/article/view/11/9

Yulia Ratna Sintia Dewi.2012. LUKA BAKAR: KONSEP UMUM DAN INVESTIGASI
BERBASIS KLINIS LUKA ANTEMORTEM DAN POSTMORTEM. Universitas
Udayana. Fakultas Kedokteran.Bali [ID].

Dewi,sofia rhosma,2014. buku ajar keperawatan gerontik. Yogyakarta: Deepublish

http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No__HK_01_07-MENKES-555-
2019_ttg_Pedoman_Nasional_Pelayanan_Kedokteran_Tata_Laksana_Luka_Bakar.pdf
(diakses 13 Maret 2021)

http://eprints.ums.ac.id/16704/2/BAB_I.pdf (diakses 13 Maret 2021)

https://rsgm.maranatha.edu/2017/04/19/mengenal-luka-bakar/ (diakses 14 maret 2021)

http://eprints.undip.ac.id/50798/3/RADHITYO_FEBRIANTO_2201012130157_BAB_II.pdf
(diakses 14 maret 2021)

http://eprints.umm.ac.id/41523/3/jiptummpp-gdl-wahyudwipu-50809-3-bab2.pdf (diakses 14
maret 2021)

https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1290761047-3-BAB%20II.pdf (diakses 14 maret


2021)

Anda mungkin juga menyukai