1. Anisa 2. Dian R 3. Frili 4. Farah 5. Nina 6. Peri eka 7. Siti harojah 8. Siti nurul f Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja, dan dapat terjadi di mana saja baik di rumah, tempat kerja bahkan di jalan atau di tempat-tempat lain. Penyebab luka bakarpun bermacam-macam tipe berupa api, cairan panas, uap panas bahkan bahan kimia, aliran listrik dan lain-lain. Luka bakar yang terjadi, akan menimbulkan kondisi kerusakan kulit. Cidera luka bakar terutama pada luka bakar yang dalam dan luas masih merupakan penyebab utama kematian dan disfungsi berat jangka panjang. Sistem Triage 1. Spot check 25% UGD menggunakan sistem ini, perawat mengkaji dan mengklasifikasikan pasien dalam waktu 2-3 menit. Sistem ini memungkinkan identifikasi segera. Komprehensif Merupakan triase dasar yang standart di gunakan. Dan di dukung oleh ENA (Emergenci Nurse Association) meliputi : A (Airway) B (Breathing) C (Circulation) D (Dissability of Neurity) E ( Ekspose) F (Full-set of Vital sign) Triase Expanded Sistem ini dapat di tambahkan ke sistem komprohensif dan two- tier mencakup protokol penanganan: a. Pertolongan pertama (bidai, kompres, rawat luka) b. Pemeriksaan diagnostic c. Pemberian obat d. Tes lab (Darah, KGD, Urinalisis, dll) Definisi Luka bakar adalah luka yang di sebakan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti api,air panas,listrik,bahan kimia dan radiasi; juga oleh sebab kontak dengan suhu rendah,luka bakar ini bisa menyebabkan kematian ,atau akibat lain yang berkaitan dengan problem fungsi maupun estetika. (Kapita Selekta kedokteran edisi 3 jilid 2) Etiologi Terdapat empat jenis cedera luka bakar yaitu termal, kimia, listrik, dan radiasi. 1. Luka bakar suhu tinggi (Thermal Burn) : gas, cairan, bahan padat Luka bakar thermal burn biasanya disebabkan oleh air panas (scald) ,jilatan api ketubuh (flash), kobaran api di tubuh (flam), dan akibat terpapar atau kontak dengan objek-objek panas lainnya (logam panas, dan lain- lain) 2. Luka bakar bahan kimia (Chemical Burn) Luka bakar kimia biasanya disebabkan oleh asam kuat atau alkali yang biasa digunakan dalam bidang industri militer ataupu bahan pembersih yang sering digunakan untuk keperluan rumah tangga. 3. Luka bakar sengatan listrik (Electrical Burn) Listrik menyebabkan kerusakan yang dibedakan karena arus, api, dan ledakan. Aliran listrik menjalar disepanjang bagian tubuh yang memiliki resistensi paling rendah. Kerusakan terutama pada pembuluh darah, khusunya tunika intima, sehingga menyebabkan gangguan sirkulasi ke distal. Sering kali kerusakan berada jauh dari lokasi kontak, baik kontak dengan sumber arus maupun grown 4. Luka bakar radiasi (Radiasi Injury) Luka bakar radiasi disebabkan karena terpapar dengan sumber radio aktif. Tipe injury ini sering disebabkan oleh penggunaan radio aktif untuk keperluan terapeutik dalam dunia kedokteran dan industri. Akibat terpapar sinar matahari yang terlalu lama juga dapat menyebabkan luka bakar radiasi Patopisologi Luka bakar juga dapat menyebabkan kematian yang disebabkan oleh kegagalan organ multi sistem. Awal mula terjadi kegagalan organ multi sistem yaitu terjadinya kerusakan kulit yang mengakibatkan peningkatan pembuluh darah kapiler, peningkatan ekstrafasasi cairan (H2O, elektrolit dan protein), sehingga mengakibatkan tekanan onkotik dan tekanan cairan intraseluler menurun, apabila hal ini terjadi terus menerus dapat mengakibatkan hipopolemik dan hemokonsentrasi yang mengakibatkan terjadinya gangguan perfusi jaringan. Apabila sudah terjadi gangguan perkusi jaringan maka akan mengakibatkan gangguan sirkulasi makro yang menyuplai sirkulasi organ- organ penting seperti : otak, kardiovaskuler, hepar, traktus gastrointestinal dan neurologi yang dapat mengakibatkan kegagalan organ multi sistem. Manifestasi Klinis Untuk mengetahui gambaran klinik tentang luka bakar (Combustio) maka perlu mempelajari : a. Luas Luka Bakar Luas luka bakar dapat ditentukan dengan cara “Role of nine“ yaitu dengan tubuh dianggap 9 % yang terjadi antara: 1) Kepala dan leher : 9 % 2) Dada dan perut : 18 % 3) Punggung hingga pantat : 18 % 4) Anggota gerak atas masing-masing : 9 % 5) Anggota gerak bawah masing-masing : 18 % 6) Perineum : 9 % b. Derajat Luka Bakar Untuk derajat luka bakar dibagi menjadi 4, yaitu : 1) Grade I a) Jaringan yang rusak hanya epidermis. b) Klinis ada nyeri, warna kemerahan, kulit kering. c) Tes jarum ada hiperalgesia. d) Lama sembuh + 7 hari. e) Hasil kulit menjadi normal. 2). Grade II a) Grade II a Jaringan yang rusak sebagian dermis, folikel, rambut, dan kelenjar keringat utuh, Rasa nyeri warna merah pada lesi. Adanya cairan pada bula. Waktu sembuh + 7 - 14 hari.
3). Grade III
a) Jaringan yang rusak seluruh epidermis dan dermis.
b) Kulit kering, kaku, terlihat gosong. c) Terasa nyeri karena ujung saraf rusak. d) Waktu sembuh lebih dari 21 hari.
4. Grade IV
Luka bakar yang mengenai otot bahkan tulang.
Klasifikasi Berdasarkan kedalaman luka : a. Luka bakar derajat I Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis superfisial, kulit kering hiperemik, berupa eritema, tidak dijumpai pula nyeri karena ujung –ujung syaraf sensorik teriritasi, penyembuhannya terjadi secara spontan dalam waktu 5 -10 hari b. Luka bakar derajat II Kerusakan terjadi pada seluruh lapisan epidermis dan sebagai lapisan dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi. Dijumpai pula, pembentukan scar, dan nyeri karena ujung –ujung syaraf sensorik teriritasi. Dasar luka berwarna merah atau pucat. Sering terletak lebih tinggi diatas kulit normal Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan laboratorium darah yang meliputi : a. Hb, Ht, trombosit b. Protein total (albumin dan globulin) c. Ureum dan kreatinin d. Elektrolit e. Gula darah f. Analisa gas darah (jika perlu lakukan tiap 12 jam atau minimal tiap hari) g. Karboksihaemoglobin h. Tes fungsi hati / LFT Penatalaksanaan Penatalaksanaan a. Keperawatan 1) Penanganan awal ditempat kejadian Tindakan yang dilakukan terhadap luka bakar : a) Jauhkan korban dari sumber panas, jika penyebabnya api, jangan biarkan korban berlari, anjurkan korban untuk berguling–guling atau bungkus tubuh korban dengan kain basah dan pindahkan segera korban ke ruangan yang cukup berventilasi jika kejadian luka bakar berada diruangan tertutup. b) Buka pakaian dan perhiasan yang dikenakan korban c) Kaji kelancaran jalan nafas korban, beri bantuan pernafasan korban dan oksigen bila diperlukan d). Beri pendinginan dengan merendam korban dalam air bersih yang bersuhu 200C selama 15–20 menit segera setelah terjadinya luka bakar e). Jika penyebab luka bakar adalah zat kimia, siram korban dengan air sebanyak–banyaknya untuk menghilangkan zat kimia dari tubuhny f). Kaji kesadaran, keadaan umum, luas dan kedalaman luka bakar serta cedera lain yang menyertai luka bakar g). Segera bawa korban ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut 1) Penanganan luka bakar di unit gawat darurat Tindakan yang harus dilakukan terhadap pasien pada 24 jam pertama yaitu : a) Penilaian keadaan umum pasien. Perhatikan A : Airway (jalan nafas), B : Breathing (pernafasan), C : Circulation (sirkulasi) b) Penilaian luas dan kedalaman luka bakar c) Kaji adanya kesulitan menelan atau bicara dan edema saluran pernafasan d) Kaji adanya faktor–faktor lain yang memperberat luka bakar seperti adanya fraktur, riwayat penyakit sebelumnya (seperti diabetes, hipertensi, gagal ginjal, dll) e). Pasang infus (IV line), jika luka bakar >20% derajat II / III biasanya dipasang CVP (kolaborasi dengan dokter) f). Pasang kateter urin g). Pasang NGT jika diperlukan h). Beri terapi oksigen sesuai kebutuhan i). Berikan suntikan ATS / toxoi Perawatan luka : Cuci luka dengan cairan savlon 1% (savlon : NaCl = 1 : 100) Biarkan lepuh utuh (jangan dipecah kecuali terdapat pada sendi yang mengganggu pergerakan Selimuti pasien dengan selimut steril k). Pemberian obat–obatan (kolaborasi dokter) Antasida H2 antagonis Roborantia (vitamin C dan A) Analgetik Antibiotik i). Mobilisasi secara dini m). Pengaturan posisi Rehabilitasi a. Terapi psikiater Mengingat pasien dengan luka bakar mengalami masalah psikis maka perawat perlu bekerja sama dengan psikiatri untuk membantu pasien mengatasi masalah psikisnya, namun bukan berarti menggantikan peran perawat dalam memberikan support dan empati, sehingga diharapkan pasien dapat dapat menerima keadaan dirinya dan dapat kembali kemasyarakat tanpa perasaan terisolasi. b. Terapi fisioterapis Pasien luka bakar mengalami trauma bukan hanya secara fisik namun secara psikis juga. Pasien juga mengalami nyeri yang hebat sehingga pasien tidak berani untuk menggerakkan anggota tubuhnya terutama ynag mengalami luka bakar. Hal ini akan mengakibatkan berbagai komplikasi terhadap pasien diantaranya yaitu terjadi kontraktur dan defisit fungsi tubuh. c. Terapi nutrisi Ahli gizi diharapkan dapat membantu pasien dalam pemenuhan nutrisi yang tidak hanya memenuhi kecukupan jumlah kalori, protein, lemak, dan lain-lain tapi terutama juga dalam hal pemenuhan makanan dan cara penyajian yang menarik karena hal ini akan sangat mempengaruhi nafsu makan pasien. Dengan pemberian nutrisi yang kuat serta menu yang variatif, diharapkan pasien dapat mengalami proses penyembuhan luka secara optimal. b. Medis Tindakan yang dilakukan dalam pelaksanaan pasien luka bakar antara lain terapi cairan dan terapi obat – obatan topical. 1) Pemberian cairan intravena Tiga macam cairan diperlukan dalam kalkuasi kebutuhan pasien : a) Koloid termasuk plasma dan plasma expander seperti dextran b) Elektolit seperti NaCl, larutan ringer, larutan Hartman atau larutan tirode c) Larutan non elektrolit seperti glukosa 5% Sebelum infus diberikan, luas dan dalamnya luka bakar harus ditentukan secara teliti. Kemudian jumlah cairan infus yang akan diberikan dihitung. Proses penyembuhan Berdasarkan klasifikasi lama penyembuhan bisa dibedakan menjadi dua yaitu: akut dan kronis. Luka dikatakan akut jika penyembuhan yang terjadi dalam jangka waktu 2–3 minggu. Sedangkan luka kronis adalah segala jenis luka yang tidak tanda-tanda untuk sembuh dalam jangka lebih dari 4– 6 minggu. Tubuh secara normal akan merespon terhadap luka melalui proses peradangan yang dikarakteristikan dengan lima tanda utama yaitu bengkak, kemerahan, panas, nyeri dan kerusakan fungi. Proses penyembuhannya mencakup beberapa fase a. Fase Inflamatori b. Fase Proliferatif c. Fase Maturasi 1. Komplikasi Setelah sembuh dari luka, masalah berikutnya adalah jaringan parut yang dapat berkembang menjadi cacat berat. Kontraktur kulit dapat mengganggu fungsi dan menyebabkan kekakuan sendi atau menimbulkan cacat estetik yang buruk sekali sehingga diperlukan juga ahli ilmu jiwa untuk mengembalikan kepercayaan diri. Permasalahan-permasalahan yang ditakuti pada luka bakar: a. Infeksi dan sepsis b. Oliguria dan anuria c. Oedem paru d. ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome) e. Anemia f. Kontraktur g. Kematian Thanks!