DiSusun oleh :
Aryanti 0432950119008
TAHUN 2021
A. Definisi
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber
panas pada tubuh, panas dapat dipindahkan oleh hantaran/radiasi electromagnet (Brunner &
Suddarth, 2002).
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik bahan kimia
dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Kusumaningrum,
2008)
Luka bakar bisa berasal dari berbagai sumber, dari api, matahari, uap, listrik, bahan
kimia, dan cairan atau benda panas. Luka bakar bisa saja hanya berupa luka ringan yang bisa
diobati sendiri atau kondisi berat yang mengancam nyawa yang membutuhkan perawatan
medis yang intensif (PRECISE, 2011).
Jadi Luka bakar atau combustio adalah luka yang disebabkan oleh berbagai sumber
yaitu dari api, matahari, uap, listrik, bahan kimia, dan cairan atau benda panas yang
mengenai kulitmukosa dan jaringan yang lebih dalam.
B. Patofisiologi
Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh.
Panas tersebut mungkin di pindah melalui kondisi atau radiasi elektromagnetik. Luka
bakar diklasifikasikan sebagai luka bakar thermal, radiasi atau luka bakar kimiawi kulit
dengan luka bakar akan mengalami kerusakan pada epidermis, dermis maupun jaringan
SC tergantung factor penyebab dan lamanya kulit kontak dengan sumber panas /
penyebabnya. Dalamnya luka bakar akan mempengaruhi kerusakan gangguan intergritas
kulit dan kematian sel – sel.
Luka bakar mengakibatkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah sehingga
air, natrium, klorida dan protein tubuh akan keluar dari dalam sel dan menyababkan
terjadinya edema yang dapat berlanjut pada keadaan hypovolemia dan
hemokonsentrasi.Kehilangan cairan tubuh pasien luka bakar dapat disebabkan beberapa
factor:
1. Peningkatan mineral okortikoid
a. Retensi air, Na dan Cl
b. Ekskresi kalium
2. Peningkatan permeabilitas pembuluh darah
Keluarnya elektrolit dan protein dari pembuluh darah.
3. Perbedaan tekanan osmotic intra sel dan ekstra sel
Kehilangan volume cairan akan mempengaruhi nilai normal cairan dan elektrolit tubuh
yang selanjutnya akan terlihat pada hasil pemeriksaan laboratorium. Luka bakar akan
mengakibatkan tidak hanya kerusaka kulit, tetapi juga mempengarihi seluruh system
tubuh sehingga menunjukan perubahan reaksi fisiologis sebagai respon kompensasi
terhadap luka bakar. Pada pasien luka bakar yang luas (mayor), tubuh tak mampu lagi
untuk mengkompensasi sehingga timbul berbagai macam komplikasi.
Berbagai faktor dapat menjadi penyebab luka bakar. Beratnya luka bakar juga di
pengaruhi oleh cara dan lamanya kontak dengan sumber panas (misalnya) suhu benda yang
membakar, jenis pakaian yang terbakar, sumber panas api, air panas, minyak panas, listrik,
zat kimia, radiasi, kondisi ruangan saat terjadi kebakaran, ruangan yang tertutup.Faktor yang
menjadi penyebab beratnya luka bakar antara lain :
1. Keluasan luka bakar
2. Kedalaman luka bakar
3. Umur
4. Agen penyebab
5. Fraktur atau luka – luka yang menyertai
6. Penyakit yang dialami terdahulu seperti DM, jantung, ginjal dll
7. Obesitas
8. Adanya trauma inhalasi
Untuk menentukan luas luka bakar dapat digunakan salah satu metode
yang ada, yaitu metode “rule of nine” atau metode “Lund dan Browder”
Lokasi/area luka
Luka bakar yang mengenai tempat-tempat tertentu memerlukan perhatian
khusus, oleh karena akibatnya yang dapat menimbulkan berbagai masalah.
Seperti, jika luka bakar mengenai derah wajah, leher dan dada dapat
mengganggu jalan nafas dan ekspansi dada yang diantaranya disebabkan
karena edema pada laring . Sedangkan jika mengenai ekstremitas maka
dapat menyebabkan penurunan sirkulasi ke daerah ekstremitas karena
terbentuknya edema dan jaringan scar. Oleh karena itu pengkajian
terhadap jalan nafas (airway) dan pernafasan (breathing) serta sirkulasi
(circulation) sangat diperlukan. Luka bakar yang mengenai mata dapat
menyebabkan terjadinya laserasi kornea, kerusakan retina dan menurunnya
tajam penglihatan.
E. Diagnosis
1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik
2. Kerusakan integritas kulit b.d luka bakar terbuka
3. Gangguan citra tubuh b.d perubahan pada penampilan tubuh (trauma)
F. Intervensi
Diagnose Kreteria hasil Intervensi
1. Nyeri akut b.d agen Manajemen nyeri
Setelah dilakukan tindakan
cedera fisik Keperawatan 1 x24 jam Observasi :
diharapkan nyeri menurun
-Identifikasi identifikasi
KH : lokasi, karakteristik, durasi,
Tingkat nyeri menurun
frekuensi,
Penyembuhan luka kualitas,intensitas nyeri
membaik -Identifikasi skala nyeri
Terapeutik :
Tingkat cidera menurun
-Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Edukasi:
-Jelaskan penyebab dan
periode dan pemicu nyeri
Kolaborasi
–Kolaborasi pemberian
analgetik
2. Kerusakan integritas kulit Setelah diberikan asuhan 1. Kaji, catat ukuran,
b.d luka bakar terbuka keperawatan selama 1x24 warna, kedalaman luka,
jam diharapkan kerusakan perhatikan jaringan
integritas kulit minimal nekrotik
Kriteria hasil: 2. Berikan perawatan luka
bakar yg tepat dan
a. menunjukkan
tindakan kontrol infeksi
pnyembuhan luka
3. Tinggikan area graft bila
tepat waktunya
mungkin
menunjukkan regenerasi
4. Pertahankan balutan
jaringan
diatas area graft baru
5. Kolaborasi:
siapkan prosedur bedah /
balutan biologis
3. Gangguan citra tubuh b.d Setelah diberikan asuhan 1. Episode traumatik
perubahan pada keperawatan selama 1x24 mengakibatkan
penampilan tubuh jam diharapkan dapat perubahan tiba-tiba dan
(trauma) menerima keadaan diri memerlukan dukungan
Kriteria hasil: 2. Penerimaan perasaan
membantu perbaikan
1. mentakan penerimaan
3. Meningkatkan
situasi diri
kepercayaan antara
2. bicara dg
perawat dg pasien
keluargatentang
4. Kata-kata penguatan dpt
perubahan yg terjadi
mendukung terjadinya
3. membuat tujuan untuk
perilaku koping positif
masa depan
Mempertahankan garis
komunikasi dan
memberikan dukungan
kepada pasien
G. Evaluasi
Dx 1
Menunjukan masih terasa nyeri
Tampak meringis kesakita
Dx 2
Dx 3
H. Referensi
PPNI DPP SDKI Pokja Tim, 2018. Standar Diagnosia Keperawatan Indonesia Edisi 1 : Jakarta: DPP
PPNI
PPNI DPP SIKI Pokja Tim, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 : Jakarta: DPP
PPNI
PPNI DPP SLKI Pokja Tim, 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 : Jakarta: DPP
PPNI
Doengoes, M.E., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.
Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Vol 3. Jakarta: EGC
Moenadjat Y. 2003. Luka bakar. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2003.