(COMBUSTIO)
A. PENGKAJIAN
1. Data biografi
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan oleh klien luka bakar (Combustio) adalah
nyeri, sesak nafas. Nyeri dapat disebabakna kerena iritasi terhadap saraf.
Dalam melakukan pengkajian nyeri harus diperhatikan paliatif, severe,
time, quality (p,q,r,s,t). sesak nafas yang timbul beberapa jam / hari setelah
klien mengalami luka bakardan disebabkan karena pelebaran pembuluh
darah sehingga timbul penyumbatan saluran nafas bagian atas, bila edema
paru berakibat sampai pada penurunan ekspansi paru.
3. Riwayat penyakit sekarang
Gambaran keadaan klien mulai tarjadinya luka bakar, penyabeb lamanya
kontak, pertolongan pertama yang dilakuakn serta keluhan klien selama
menjalan perawatan ketika dilakukan pengkajian. Apabila dirawat
meliputi beberapa fase : fase emergency (±48 jam pertama terjadi
perubahan pola bak), fase akut (48 jam pertama beberapa hari / bulan ),
fase rehabilitatif (menjelang klien pulang)
4. Riwayat penyakit masa lalu
Merupakan riwayat penyakit yang mungkin pernah diderita oleh klien
sebelum mengalami luka bakar. Resiko kematian akan meningkat jika
klien mempunyai riwaya penyakit kardiovaskuler, paru, DM, neurologis,
atau penyalagunaan obat dan alkohol
5. Riwayat penyakit keluarga
Merupakan gambaran keadaan kesehatan keluarga dan penyakit yang
berhubungan dengan kesehatan klien, meliputi : jumlah anggota keluarga,
kebiasaan keluarga mencari pertolongan, tanggapan keluarga mengenai
masalah kesehatan, serta kemungkinan penyakit turunan
6. Riwayat psiko sosial
Pada klien dengan luka bakar sering muncul masalah konsep diri body
image yang disebabkan karena fungsi kulit sebagai kosmetik mengalami
gangguan perubahan. Selain itu juga luka bakar juga membutuhkan
perawatan yang laam sehingga mengganggu klien dalam melakukan
aktifitas. Hal ini menumbuhkan stress, rasa cemas, dan takut.
a. Bernafas
Pada klien yang terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama
(kemungkinan cedera inhalasi). Yang dikaji adalah serak; batuk
mengii; partikel karbon dalam sputum; ketidakmampuan menelan
sekresi oral dan sianosis; indikasi cedera inhalasi. Pengembangan
torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada; jalan
nafas atau stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan
laringospasme, oedema laringeal); bunyi nafas: gemericik (oedema
paru); stridor (oedema laringeal); sekret jalan nafas dalam (ronkhi).
b. Makan dan Minum
Meliputi kebiasaan klien sehari-hari dirumah dan di RS dan apabila
terjadi perubahan pola menimbulkan masalah bagi klien. Pada
pemenuhan kebutuhan nutrisi kemungkinan didapatkan anoreksia,
mual, dan muntah.
c. Eliminasi:
haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna mungkin
hitam kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan
otot dalam; diuresis (setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan
ke dalam sirkulasi); penurunan bising usus/tak ada; khususnya pada
luka bakar kutaneus lebih besar dari 20% sebagai stres penurunan
motilitas/peristaltik gastrik.
3) Lokasi/area luka
Luka bakar yang mengenai tempat-tempat tertentu memerlukan
perhatian khusus, oleh karena akibatnya yang dapat menimbulkan
berbagai masalah. Seperti, jika luka bakar mengenai derah wajah,
leher dan dada dapat mengganggu jalan nafas dan ekspansi dada
yang diantaranya disebabkan karena edema pada laring .
Sedangkan jika mengenai ekstremitas maka dapat menyebabkan
penurunan sirkulasi ke daerah ekstremitas karena terbentuknya
edema dan jaringan scar. Oleh karena itu pengkajian terhadap
jalan nafas (airway) dan pernafasan (breathing) serta sirkulasi
(circulation) sangat diperlukan. Luka bakar yang mengenai mata
dapat menyebabkan terjadinya laserasi kornea, kerusakan retina
dan menurunnya tajam penglihatan.
Ekstrimitas atas
18% 18% 18 %
(kanan dan kiri)
Ektrimitas bawah
27% 31% 30%
(kanan dan kiri)
Genetalia 1% 1% 1%
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui
rute abnormal luka.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan hilangnya barier kulit dan
terganggunya respons imun.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka bakar terbuka.
4. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan saraf yang terbuka, kesembuhan
luka dan penanganan luka bakar.
5. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan deformitas dinding dada,
keletihan otot-otot pernafasan, hiperventilasi.
C. Rencana Intervensi
Rencana Keperawatan
NO Diagnosa
Keperawatan Tujuan Dan Intervensi Rasional
Criteria Hasil
1 Resiko bersihan Bersihan jalan 1. Kaji refleks 1. Dugaan cedera
jalan nafas tidak nafas tetap gsngguan atau inhalasi,
efektif efektif. menelan, perhatian 2. Takipnea,
pengaliran air liur, penggunaan otot
berhubungan Kriteria Hasil :
ketidak mampuan bantu, sianosis dan
dengan Bunyi nafas menelan, serak perubahan sputum
obstruksi vasikuler, RR batuk menggi menunjukkan
trakheobronkhia dalam balam 2. Awasi frekuensi, terjadinya distress
l; oedema batas normal, irama kedalaman pernafasaan/ edema
mukosa; bebas pernafasan; paru dan kebutuhan
kompressi jalan dispuoe/cyanosis perhatikan adanya intervensi medic.
pucat /sianasis dan 3. Obstruksi jalan
nafas
sputum mengandung nafas/ distress
karbon atau merah pernafasan dapat
muda. terjadi sangat cepat
3. Auskultasi paru, atau lambat contoh
perhattikan stridor, sampai 48 jam
mengi, gemericik, setelah terbakar.
penurunan bunyi 4. Dugaan adanya
nafas, batuk rejan. hipoksemiaatau
4. Perhatikan adanya karbon monoksida.
pucat warna buah 5. Meningkatkan
ceri merah pada ekspansi paru
kulit yang cidra. optimal/ fungsi
5. Tinggikan kepala pernafasan.
tempat tidur. 6. Bila kepala/ leher
6. Hindari penggunaan terbakar, bantal
bantal dibawah dapat menghambat
kepala sesuai pernafasan
indikasi dorong menyebabkan
batuk/ latihan nafas nekrosis pada
dalam dan kartilago telinga
perubahan posisi yang terbakar dan
sering. meningkatkan
7. Hisapan ( bila perlu konstriktur leher.
) pada perawatan 7. Meningkatkan
ekstrem sterill. ekspansi paru,
8. Tingkatkan memobilisasi dan
istirahatan suara drainase sekret.
tetapi kaji 8. Membantu
kemampuan untuk mempertahankan
bicara dan/ atau jalan nafas bersih,
menelan sekret tetapi harus
secara periodik. dilakukan
9. Selidiki perubahan kewaspadaan karena
perilaku/ mental edema moukosa dan
contoh: gelisah, inflamasi.
agitas, kacau mental. 9. Meskipun sering
10. Awasi 24 jam berhubungan
keseimbangan dengan nyeri,
cairan, perhatikan perubahan
periasi/perubahan. kesadaran dapat
11. Lakukan program menunjukan
kaloborasi meliputi : terjadinya/
berikan pelembab memburuknya
O2 melalui cara hipoksia
yang tepat, contoh : 10. Perpindahan cairan
masker wajah atau kelebihan
12. Awasi gambaran penggantian cairan
seri GDA meningkatkan
13. Kaji ulang seri resiko edema paru.
rontgen berikan/ Catatan: cedera
bantuan fisioterafi inhalasi
dAda/spirometri meningkatkan
intensif. kebutuhan cairan
14. Siapkan/bantuan sebayak 35% atau
intubasi atau lebih karena edema
trakeostomi sesuai 11. O2 memperbaiki
indikasi. hipoksemia/
asidosis pelembaban
penurunan
pengeringan saluran
pernafasan dan
menurunkan
viskositas sputum.
12. Data dasar penting
untuk mengkaji
lanjut setatus
pernafasan dan
pedoman untuk
pengobatan paO2
kurang dari 50,
PaCO2 lebih besar
dari 50 dan
penurunan pH
menunjukkan
inhalasi asap dan
terjadinya
pneumonia/SDPD,
perubahan
menunjukkan
atelektasis / edema
paru tak dapat
terjadi selama 2-3
hari setelah
terbakar.
13. Fisioterafi dada
mengalirkan area
dependen paru,
sementara
spirometri intensif
dilakukan untuk
memperbaiki
ekspansi paru,
sehingga
meningkatkan
fungsi pernafasan
dan menurunya
atelektasis.
14. Intubasi / dukungan
mekanikal
dibutuhkan bila
jalan nafas edema
atau luka bakar
mempengaruhi
fungsi
paru/oksegenasi.
2 Resiko tinggi Pasien dapat 1. Awasi tanda 1. Memberikan
kekurangan mendemostrasika vita,CVP pedoman untuk
volume cairan n status cairan perhatikan penggantian
kapiler dan cairandan menkaji
berhubungan dan biokimia
kekuatan nadi respon
dengan membaik. Criteria perifer. kardiovaskuler
kehilangan evaluasi : tak ada 2. Awasi 2. Penggantian cairan
cairan melalui menifestasi pengeluaran ditirasi untuk
rute abnormal. dehidrasi, urine dan berat meyakinkan rata-
Peningkatan elektrolit serum jenisnya, rata pengeluaran
kebutuhan: dalam bats observasi warna urine 30-50cc/jam
urine dan pada orang dewasa.
status normal, haluaran
hemates sesuai Urine berwarna
hypermetabolik, urine da atas 30 indikasi. merah pada
ketidak cukupan ml/jam. 3. Resolusi oedema kerusakan otot
pemasukan perkirakan massif karena danya
kehilangan drinase luka dan darah dan keluarnya
perdarahan. kehilangan yang mioglobin.
tampak 3. Peningkatan
4. Timbang berat permeabilitas
badan setiap hari kapiler, perbindahan
ukur lingkar protein, proses
ekstremitas yang inflamasi dan
terbakar setiap kehilangan cairan
hari sesuai melalui evaporasi
indikasi mempengaruhi
5. Selidiki volume sirkulasi
perubahan dan pengeluaran
mental urine.
6. Observasi 4. Penggantian cairan
distensi tergantung pada
abdomen, berat badan pertama
hematomesis, dan perubahan
faces hitam. selajutnya
7. Hemates Memperkirakann
drainase NG dan luasnya oedema/
feses secara perpindahan cairan
periodic. yang mempengaruhi
8. Lakukan volume sirkulasi
program: dan pengeluaran
pasang/ urine.
pertahankan 5. Penyimpangan pada
kateter urine tingkat kesadaran
pasang/ dapat
pertahankan mengidentifikasikan
ukuran kateter ketidak adequatnya
IV. volume sirkulasi/
9. Berikan penurunan perfisi
penggantian serebral
cairan IV yang 6. Steres ( curling )
dihitung, ulcus terjadi pada
elektrolit, setengan dari
plasma, albumin. semaau pasien yang
10. Awasi hasil luka bakar berat (
pemeriksaan dapat terjadi pada
laboratorium ( awal minggu
hb, elektrolit, pertama ).
nartium ). 7. Observasi ketat
11. Berikan obat fungsi ginjal dan
sesuai indikasi : mencegah statis
Diuretika atau refleks urine.
contohny Memungkinkan
a manitor infuse cairan cepat.
( osmitor 8. Resultasi cairan
) menggantikan
Kalium kehilangan cairan /
Antasida elekterolit dan
Pantau membantu
TTV setiap mencegah
jam selama komlikasi.
periode 9. Mengidentifikasi
dalurat, setiap kehilangan darah /
2 jam selama kerusakan SDM dan
priode akut, kebutuhan
dan setiap 4 penggantian cairan
jam selama dan elekterolit.
periode 10. Meningkat
rahabilitasi. kan pengeluaran
Warna urine urine dan
Masukaan dan membersihkan
haluaran setiap tubulus dari debris/
jam selama mencegah nekrosis
periode penggantian lanjut
dalurat, setiap karena kehilangan
4 jam selama urine dalam jamlah
priode akut, besar
setiap 8 jam 11. Menurunka
selama periode n keasaman gastric
rehabilitas. sedangkan inhibilor
Hasil-hasil histamin penurunan
JDL dan produksi asam
laporan hidroklorida untuk
elekterolit menurunkan
Berat badan produksi asam
setiap hari hidroklorida untuk
CVP ( tekanan menurunkan iritasi
vena seteril ) gaster.
setiap jam bial Mengidentifikasi
diperlukaan penyimpangan dari
Status umum hasil yang
setiap 8 jam. diharapkan.
Pada Penerimaan Periode darurat ( awal
rumah sakit, lepaskan 48 jam pasca luka
semua pakian dan bakar ) adalah
perhiasan dari area periode kritis yang
luka bakar. ditandai oleh
12. Mulei terapi IV hipovolemia yang
yang ditentukan mencetuskan
dengan jarum
individu pada
lubar besar (
18G ), lebih perfusi ginjal dan
disukai melalui jaringan tak
kulit yang telah adekuat.
terluka bakar. Inspeksi adekuat dari
13. Bila pasien luka bakar.
mengalami luka 12. Penggantia
bakar luas dan n cairan cepat
menunjukkan penting untuk
gejala-gejala mencegah gagal
syok ginjal.
hipovolemik, 13. Kehilangan
bantu dokter cairan bermakna
dengan terjadi melalui yang
pemasangan terbakar dengan
kateter vena luka bakar luas.
senteral untuk Pengukuran tekanan
pemantoan CVP. vena sentral
14. Beritahu dokter memberikan data
bila : haluaran tentang status
urine < 30 Volume cairan
mml/jam, haus, intravaskur.
takkikardia, 14. Temuan-
CVP < 6 temuan ini
mmhg,bikarbona mennandakan
t serum di bawah hipovolemia dan
rentang normal perlunya
gelisah, TD peningkatan cair.
dibawah rentang Pada ika bakar luas,
normal, urine perpindahan cairan
gelap atau encer dari ruang
gelap. intravaskuler ke
15. Konsultasi ruang interstitial
dokter bila menimbulkan
manifestasi hipovolemi.
kelebihan cairan 15. Pasien
terjadi rentan pada
16. Tes guaiak kelebihan beban
muntahan warna volume
kopi atau feses intraveskuler selama
ter hitam. periode pemulihan
Laporkan bila perpindahan
temuan-temuan cairan dari
positif. kompartemen
17. Berikan antasida interstitial pada
yang diresepkan kompartemen
atau antagonis intraveskuler.
reseptor histamil 16. Temuan-
seperti simetidin. temuan guaiak
positif ennandakan
adanya perdarahan
GI.
Perdarahan GI
mencegah
perdarahan GI.
17. Luka bakar
luas mencetuskan
pasien pada ulkus
stress yang
disebabkan
peningkatan sekresi
hormone-hormon
adrenal dan asam
HCI oleh lambung.
3 Resiko Pasien dapat 1. Pantau laporan 1. Mengidentifikasi
kerusakan mendemostrasika GDA dan kadar kemajuan dan
pertukaran gas n oksigenasi karbon monoksida penyimpangan dari
berhubungan adekuat. serum. hasil yang
dengan cedera Kriteria 2. Berikan suplemen diharapkan.
inhalasi asap Evaluasi: oksigen pada Inhalasi asap dapat
atau sindrom RR 12-24x/mnt, tingkat yang merusak alveoli,
kompartemen warna kullit ditetukan. mempengaruhi
torakal sekunder normal, GDA 3. Pasang atau bantu pertukaran gas pada
terhadap luka dalam rentang dengan selang membrane kapiler
bakar normal, bunyi endotrakeal dan alveoli.
sirkumfisial dari nafas bersih, taka tempatkan pasien 2. Suplemen oksigen
dada atau leher da kesulitan pada ventilator meningkatkan
bernafas. mekanis sesuai jumlah oksigen
pesanan bila terjadi yang tersedia untuk
insufisiensi jaringan.
pernafasan(dibukti 3. Ventilasi mekanik
kan dengan diperlukan secara
hipoksia,hiperkapn mandiri.
ia, rales takipnea 4. Pernafasan dalam
dan perubahan mengembangkan
sensorium). alveoli, menurunkan
4. Anjurkan resiko atelectasis.
pernafasan dalam 5. Memudahkan
dengan ventilasi dengan
penggunaan menurunkan
spirometri insentif tekanan abdomen
setiap 2 jam terhadap diafragma.
selama tirah 6. Luka bakar sekitar
baring. torakal dapat
5. Pertahankan posisi membatasi ekspansi
semi fowler, bila dada. Mengupas
hipotensi taka da. kulit (eskarotomi)
6. Untuk luka bakar memungkinkan
sekitar torakal, ekspansi dada.
beritahu dokter
bila terjadi dipsnea
disertai dengan
takipnea. Siapkan
pasien untuk
pembedahan
ekskarotomi sesuai
pesanan.
4 Resiko tinggi Pasien bebas dari 1. Pantau:
infeksi infeksi. Penampilan luka
berhubungan Kriteria bakar (area luka
dengan Evaluasi : bakar, sisi donor
pertahanan Tidak ada dan status balutan
primer tidak demam, di atas sisi tandur
adekuat: pembentukan kulit dilakukan)
kerusakan jaringan granulasi setiap 8 jam.
perlindungan baik Suhu setiap 4 jam.
kulit: jaringan Jumlah makanan
traumatik. yang dikonsumsi
Pertahanan setiap kali makan.
sekunder tidak 2. Bersihkan area
adekuat: luka bakar setiap
penurunan Hb, hari dan lepaskan
penekanan jaringan
respons nekrotik(debridem
inflamasi. en) sesuai pesanan.
3. Berikan mandi
kolam sesuai
pesanan,
implementasikan
perawatan yang
ditentukan untuk
sisi donor, yang
dapat ditutup
dengan balutan
Vaseline atau op
site.
4. Lepaskan krim
lama dari luka
sebelum pemberian
krim baru.
Gunakan sarung
tangan steril dan
berikan krim
antibiotika topical
yang diresepkan
pada area luka
bakar dengan
ujung jari. Berikan
krim secara
menyeluruh di atas
luka.
5. Beritahu dokter
bila demam
drainase purulent
atau bau busuk dari
area luka bakar,
sisi donor atau
balutan sisi tandur.
6. Dapatkan kultur
luka dan berikan
antibiotic IV sesuai
ketentuan.
7. Tempatkan pasien
pada ruangan
khusus dan
lakukan
kewaspadaan
untuk luka bakar
luas yang
mengenai area luas
tubuh. Gunakan
linen tempat tidur
steril, handuk dan
skort untuk pasien.
Gunakan skort
steril, sarung
tangan dan
penutup kepala
dengan masker bila
memberikan
perawatan pada
pasien. Tempatkan
radio atau televise
pada ruangan
pasien untuk
menghilangkan
kebosanan.
8. Bila riwayat
imunisasi tak
adekuat, berikan
globulin imun
tetanus
manusia(hyper-tet)
sesuai pesanan.
9. Mulai rujukan
pada ahli diet,
berikan protein
tinggi, diet tinggi
kalori. Berikan
suplemen nutrisi
seperti ensure atau
sustacal dengan
atau antara makan
bila masukan
makanan kurang
dari 50%.
Anjurkan NPT
atau makanan
enteral bila pasien
tak dapat makan
per oral.
5 Nyeri Pasien dapat Berikan analgetik
berhubungan mendemosntrasik narkotik yan
dengan an hilang dari diresepkan dan
kerusakan katidaknyamanan. sedikitmya 30 menit
kulit/jaringan; Kriteria evaluasi : sebelum prosedur
pembentukan Menyangkal perawatan luka.
edema. nyeri, melaporkan Evaluasi
Manipulasi perasaan nyaman, keefektifannya.
jaringan cidera ekspresi wajah Anjurkan analgesic
contoh dan postur tubuh IV bila luka bakar
debridemen rileks. luas.
luka. Pertahankan pintu
kamar tertutup,
tingkatkan suhu
ruangan dan berikan
selimut ekstra untuk
memberikan
kehangatan.
Berikan ayunan diatas
tempat tidur bila
diperlukan.
Bantu dengan
pengubahan posisi
setiap 2 jam bila
diperlukan.
Dapatkan bantuan
tambahan sesuai
kebtuhan,hususnya
bila pasien tak
dapat membantu
membalik badan
sendiri
6 Resiko tinggi Pasien Untuk luka bakar yang Mengidentifikasi
kerusakan menunjukkan mengitari ekstermitas indikasi-indikasi
perfusi jaringan, sirkulasi tetap atau luka bakar listrik, kemajuan atau
perubahan/disfu adekuat. pantau status penyimpangan dari
ngsi Kriteria neurovaskuler dari hasil yang diharapkan.
neurovaskuler Evaluasi: ekstermitas setiap 2 Meningkatkan aliran
perifer Warna kulit jam. balik vena dan
berhubungan normal, Pertahankan menurunkan
dengan menyangkal ekstermitas bengkak pembengkakan.
penurunan/inter bebas kesemutan, ditinggikan. Temuan-temuan ini
upsi aliran nadi perifer dapat Beritahu dokter menandakan kerusakan
diarah diraba. dengan segera bila sirkulasi distal. Dokter
arterial/vena, terjadi nadi berkurang, dapat mengkaji tekanan
contoh luka pengisian kapiler jaringan untuk
bakar seputar buruk, atau penurunan menentukan kebutuhan
ekstermitas sensasi. Siapkan untuk terhadap intervensi
dengan edema. pembedahan bedah. Eskarotomi
eskarotomi sesuai (mengikis pada eskar)
pesanan. atau fasiotomi mungkin
diperlukan untuk
memperbaiki sirkulasi
adekuat.
7 Kerusakan Menunjukkan Kaji/catat ukuran, Memberikan informasi
integritas kulit regenerasi warna, kedalaman dasar tentang
berhubungan jaringan luka, perhatiakan kebutuhan penanaman
dengan Kriteria Hasil: jaringan nekrotik dan kulit dan kemungkinan
kerusakan Mencapai kondisi sekitar luka. petunjuk tentang
permukaan kulit penyembuhan Lakukan perawatan sirkulasi pada area
sekunder tepat waktu pada luka bakar yang tepat graft.
destruksi lapisan area luka bakar. dan tindakan control Menyiapkan jaringan
kulit infeksi. untuk penanaman dan
Pertahankan menurunkan resiko
penutupan luka sesuai infeksi/kegagalan kulit.
indikasi. Kain nilon/membrane
Tinggikan area graft silicon mengandung
bila mungkin/tepat. kolagen porcine
Pertahankan posisi peptida yang melekat
yang diinginkan dan pada permukaan luka
imobilisasi area bila sampai lepasnya atau
diindikasikan. mengelupas secara
Pertahankan balutan spontan kulit
diatas area graft baru repitelisasi.
dan/atau sisi donor Menurunkan
sesuai indikasi. pembengkakan/membat
Cuci sisi dengan asi resiko pemisahan
sabun ringan, cuci dan graft.
minyaki dengan krim, Gerakan jaringan
beberapa waktu dalam dibawah graft dapat
sehari, setelah mengubah posisi yang
baluatan dilepas dan mempengaruhi
penyembuhan selesai. penyembuhan optimal.
Lakukan program Area mungkin ditutupi
kolaborasi: oleh bahan dengan
-siapkan/bantu permukaan tembus
prosedur pandang tak reaktif.
bedah/balutan Kulit graft baru dan sisi
biologis. donor yang sembuh
memerlukan perawatan
khusus untuk
mempertahankan
kelenturan.
Graft kulit
diambil dari kulit orang
itu sendiri /orang lain
untuk penutupan
sementara pada luka
bakar luas sampai kulit
orang itu siap ditanam.
D. Implementasi