Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

ACUTE CORONARY SYNDROME (ACS)

A Pengertian
Acute Coronary Syndrome (ACS) adalah Kejadian kegawatan
pada pembuluh darah coroner (Andra, 2006).
Acute Coronary Syndrome (ACS) adalah suatu fase akut dari
Angina Pectoris Tidak Stabil/ APTS yang disertai Infark Miocard
Akut/ IMA gelombang Q (IMA-Q) dengan non ST elevasi
(NSTEMI) atau tanpa gelombang Q (IMA-TQ) dengan ST elevasi
(STEMI) yang terjadi karena adanya trombosis akibat dari ruptur
plak aterosklerosis yang tak stabil. (Wasid, 2007).
Acute Coronary Syndrome (ACS) adalah suatu kondisi yang
menggambarkan kondisi klinik akut sebagai akibat dari adanya
penurunan suplai darah ke otot jantung secara tiba tiba. Istilah
ACS digunakan karena dianggap lebih menggambarkan progres
dari infark miokard. ACS meliputi unstable angina, STEMI (ST
Elevasi Myocard Infarct) dan NSTEMI (Non-ST Elevasi Myocard
Infarct) (Overbaugh, 2009).

B Etiologi

1
Penyebab gagal jantung dapat diklasifikasikan dalam enam
kategori utama yaitu : (Cowie MR, Dar O, 2008).
1. Kegagalan yang berhubungan dengan abnormalitas miokard,
dapat disebabkan oleh hilangnya miosit (infark miokard),
kontraksi yang tidak terkoordinasi (left bundle branch block),
berkurangnya kontraktilitas (kardiomiopati).

2. Kegagalan yang berhubungan dengan overload (hipertensi).

3. Kegagalan yang berhubungan dengan abnormalitas katup.

4. Kegagalan yang disebabkan abnormalitas ritme jantung


(takikardi).

5. Kegagalan yang disebabkan abnormalitas perikard atau efusi


perikard (tamponade).

6. Kelainan kongenital jantung.


Wasid (2007) menambahkan mulai terjadinya Sindrom Koroner Akut
(SKA) dipengaruhi oleh beberapa keadaan, yakni:
1. Aktivitas/latihan fisik yang berlebihan (tak terkondisikan)

2. Stress emosi, terkejut

3. Udara dingin, keadaan-keadaan tersebut ada hubungannya


dengan peningkatan aktivitas simpatis sehingga tekanan darah
meningkat, frekuensi debar jantung meningkat, dan
kontraktilitas jantung meningkat.

C. Klasifikasi Acute Coronary Syndrome

Wasid (2007) mengatakan berat/ ringannya ACS menurut


Braunwald (1993) adalah:

1 Kelas I: Serangan baru, yaitu kurang dari 2 bulan progresif,


berat, dengan nyeri pada waktu istirahat, atau aktivitas sangat
ringan, terjadi >2 kali per hari.

2
2 Kelas II: Sub-akut, yakni sakit dada antara 48 jam sampai
dengan 1 bulan pada waktu istirahat.
3 Kelas III: Akut, yakni kurang dari 48 jam.

Secara Klinis:
1 Kelas A: Sekunder, dicetuskan oleh hal-hal di luar koroner,
seperti anemia, infeksi, demam, hipotensi, takiaritmi,
tirotoksikosis, dan hipoksia karena gagal napas.
2 Kelas B: Primer.
3 Kelas C: Setelah infark (dalam 2 minggu IMA). Belum pernah
diobati. Dengan anti angina (penghambat beta adrenergik,
nitrat, dan antagonis kalsium ) Antiangina dan nitrogliserin
intravena.

C Patofisiologi
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di
intima arteri besar. Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak
akan menggangu absorbsi nutrient oleh sel-sel endotel yang
menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan menyumbat
aliran darah karena timbunan menonjol ke lumen pembuluh darah.
Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik
dan menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi sempit dan
aliran darah terhambat. Pada lumen yang menyempit dan
berdinding kasar, akan cebderung terjadi pembentukan bekuan
darah, hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya koagulasi
intravaskuler, diikuti oleh penyakit tromboemboli, yang merupakan
penyakit aterosklerosis.
Mekanisme pembentukan lesi aterosklerosis adalah
pembentukan thrombus pada permukaan plak, konsolidasi
thrombus akibat efek fibrin, perdarahan ke dalam plak, dan
penimbunan lipid terus menerus. Bila fibrosa pembungkus plak
pecah, maka debris lipid akan terhanyut dalam aliran darah dan
menyumbat arteri koroner dan kapiler di sebelah distal plak yang
pecah. Hal ini di dukung dengan struktur arteri koroner yang
rentan terhadap ateroskerosis, dimana arteri koroner tersebut

3
berpilin dan berkelok-kelok saat memasuki jantung, menimbulkan
kondisi yang rentan untuk terbentuknya ateroma.
ACS dapat dilihat dari dua aspek, yaitu Iskemik dan Infark.
Iskemia adalah suatu keadaan kekurangan oksigen yang bersifat
sementara dan reversibel. Penurunan suplai oksigen akan
meningkatkan mekanisme metabolisme anaerobik. Iskemia yang
lama dapat menyebabkan kematian otot atau nekrosis. Keadaan
nekrosis yang berlanjut dapat menyebabkan kematian otot jantung
(infark miokard). Ventrikel kiri merupakan ruang jantung yang
paling rentan mengalami iskemia dan infark, hal ini disebabkan
kebutuhan oksigen ventrikel kiri lebih besar untuk berkontraksi.
Metabolisme anaerobik sangat tidak efektif selain energi yang
dihasilkan tidak cukup besar juga meningkatkan pembentukan
asam laktat yang dapat menurunkan PH sel (asidosis). Iskemia
secara khas ditandai perubahan EKG: T inversi, dan depresi
segmen ST. Gabungan efek hipoksia, menurunnya suplai energi,
serta asidosis dapat dengan cepat mengganggu fungsi ventrikel
kiri. Kekuatan kontraksi pada daerah yang terserang mengalami
gangguan, serabut ototnya memendek, serta daya kecepatannya
menurun. Perubahan kontraksi ini dapat menyebakan penurunan
curah jantung. Iskemia dapat menyebabkan nyeri sebagai akibat
penimbunan asam laktat yang berlebihan.
Angina pektoris merupakan nyeri dada yang menyertai
iskemia miokardium. Angina pektoris dapat dibagi: angina pektoris
stabil (stable angina), angina pektoris tidak stabil (unstable
angina), angina variant (angina prinzmetal). Angina Pektoris Stabil:
Nyeri dada yang tergolong angina stabil adalah nyeri yang timbul
saat melakukan aktifitas. Rasa nyeri tidak lebih dari 15 menit dan
hilang dengan istirahat. Angina Pektoris Tidak Stabil (UAP): Pada
UAP nyeri dada timbul pada saat istirahat, nyeri berlangsung lebih
dari 15 menit dan terjadi peningkatan rasa nyeri. Angina Varian:
Merupakan angina tidak stabil yang disebabkan oleh spasme arteri
koroner.
Iskemia yang berlangsung lebih dari 30 menit dapat
menyebabkan kerusakan sel yang ireversibel dan kematian otot

4
(nekrosis). Bagian miokardium yang mengalami nekrosis atau
infark akan berhenti berkontraksi secara permanen (yang sering
disebut infark).
D Patway ACS

5
E Manifestasi Klinis

6
1. Rasa tertekan, teremas, terbakar yang tidak nyaman, nyeri atau
rasa penuh yang sangat terasa dan menetap di bagian tengah
dada dan berlangsung selama beberapa menit (biasanya lebih
dari 15 menit).
2. Nyeri yang memancar sampai ke bahu, leher, lengan, atau
rahang, atau nyeri di punggung diantara tulang belikat.

3.
Pening atau

pusing
4. Berkeringat
5. Mual
6.
Sesak
napas
7. Keresa
han atau firasat terhadap malapetaka yang akan datang

F Pemeriksaan Diagnostik
1 EKG (Electrocardiogram)
Pada EKG 12 lead, jaringan iskemik tetapi masih berfungsi
akan menghasilkan perubahan gelombang T, menyebabkan
inervasi saat aliran listrik diarahkan menjauh dari jaringan
iskemik, lebih serius lagi, jaringan iskemik akan mengubah
segmen ST menyebabkan depresi ST.
Pada infark, miokard yang mati tidak mengkonduksi listrik dan
gagal untuk repolarisasi secara normal, mengakibatkan elevasi
segmen ST. Saat nekrosis terbentuk, dengan penyembuhan
cincin iskemik disekitar area nekrotik, gelombang Q terbentuk.
Area nekrotik adalah jaringan parut yang tak aktif secara
elektrikal, tetapi zona nekrotik akan menggambarkan

7
perubahan gelombang T saat iskemik terjadi lagi. Pada awal
infark miokard, elevasi ST disertai dengan gelombang T tinggi.
Selama berjam-jam atau berhari-hari berikutnya, gelombang T
membaik. Sesuai dengan umur infark miokard, gelombang Q
menetap dan segmen ST kembali normal.
Gambaran spesifik pada rekaman EKG daerah infark Perubahan

EKG :

2. Tes Darah
a) Selama serangan, sel-sel otot jantung mati dan pecah
sehingga protein-protein tertentu keluar masuk aliran
darah.
b) Kreatinin Pospokinase (CPK) termasuk dalam hal ini CPK-MB
terdetekai setelah 6-8 jam, mencapai puncak setelah 24
jam dan kembali menjadi normal setelah 24 jam berikutnya.

8
c) LDH (Laktat Dehidrogenisasi) terjadi pada tahap lanjut
infark miokard yaitu setelah 24 jam kemudian mencapai
puncak dalam 3-6 hari. Masih dapat dideteksi sampai
dengan 2 minggu.
d) Iso enzim LDH lebih spesifik dibandingkan CPK-MB akan
tetapi penggunaan klinisnya masih kalah akurat dengan
nilai Troponin, terutama Troponin T.
e) Seperti yang kita ketahui bahwa ternyata isoenzim CPK-MB
maupun LDH selain ditemukan pada otot jantung juga bisa
ditemukan pada otot skeletal.
f) Troponin T & I protein merupakan tanda paling spesifik
cedera otot jantung, terutama Troponin T (TnT)
g) Tn T sudah terdeteksi 3-4 jam pasca kerusakan miokard dan
masih tetap tinggi dalam serum selama 1-3 minggu.
h) Pengukuran serial enzim jantung diukur setiap selama tiga
hari pertama; peningkatan bermakna jika nilainya 2 kali
batas tertinggi nilai normal.
3. Coronary Angiography
Coronary angiography merupakan pemeriksaan khusus
dengan sinar X pada jantung dan pembuluh darah. Sering
dilakukan selama serangan untuk menemukan letak sumbatan
pada arteri koroner.
Kateter dimasukkan melalui arteri pada lengan atau paha
menuju jantung. Prosedur ini dinamakan kateterisasi jantung,
yang merupakan bagian dari angiografi koroner
Zat kontras yang terlihat melalui sinar X diinjeksikan
melalui ujung kateter pada aliran darah. Zat kontras itu
pemeriksa dapat mempelajari aliran darah yang melewati
pembuluh darah dan jantung. Jika ditemukan sumbatan,
tindakan lain yang dinamakan angioplasty, dapat dilakukan
untuk memulihkan aliran darah pada arteri tersebut. Kadang-
kadang akan ditempatkan stent (pipa kecil yang berpori) dalam
arteri untuk menjaga arteri tetap terbuka.
Pemeriksaan Laboratorium terdiri dari Pemeriksaan Darah
dan Pemeriksaan Enzim Serum terutama CKMB dan troponin-T

9
G Penatalaksanaan
Tindakan pencegahan penyakit jantung
Menurunkan atau mengurangi faktor resiko yang dapat diubah ;
olahraga,merokok, dan pembatasan makanan berlemak. Individu
mengalami stres, dan terutama yang memiliki riwayat penyakit
jantung dalam keluarga, harus diajarkan menurunkan resiko dan
mencari pertolongan medis segera jika terjadi tanda-tanda lain.
Untuk pasien ACS, panduan terapi menggunakan pertolongan
akronim ABCDE :
a. Untuk terapi antiplatelet, antikoagulan, penghangat enzim
pengubah angiotensin, dan penyakit reseptor angiotensin.
b. Untuk penyakit beta dan pengendalian TD (blood pressure).
c. Untuk terapi kolesterol (cholesterol dan menghentikan rokok)
cigarette smoking cessation.
d. Untuk penatalaksanaan diabetes dan diet.
e. Untuk exercise atau olahraga.

Bagi penderita angina tidak stabil dan NSTEMI,


penanganannya juga meliputi :
a. Perintang beta-andrenergik untuk mengurangi beban jantung
yang berlebihan dan kebutuhan oksigen.
b. Hiparin dan inhibitor glikoprotein IIb/IIIa untuk meminimalkan
agregasi keping darah dan bahaya oklusi koroner pada pasien
berisiko-tinggi (pasien yang menggunakan kateterisasi dan
troponin positif),
c. Nitrogliserin I.V. untuk mendilasi arteri koroner dan
meringankan nyeri di dada.
d. Bedah angioplasti koroner transluminal perkutaneus atau graf
bypass arteri koroner untuk lesi obstruktif.
e. Antilipemik untuk menurunkan kenaikan tingkat kolesterol
seum atau trigliserida.
Bagi penderita STEMI, penanganannya meliputi intervensi
awal seperti di atas dan juga:
a. Terapi trombolitik (kecuali bila ada kontraindikasi) dlam waktu
12 jam setelah serangan gejala untuk mengembalikan
kepatenan dan meminimalkan nekrosis.

10
b. Heparin I.V. untuk meningkatkan kepatenan di arteri koroner
yang diserang.
c. Inhibitor glikoprotein IIb/IIIa untuk meminimalkan agregasi
keping darah.
d. Inhibitor enzim pengkonversi-angiotensin (angiotensin -
converting enzyme ACE) untuk menurunkan afterload dan
preload dan mencegah pembentukan kembali (dimulai 6 jam
setelah adanya admisi atau jika kondisi pasien stabil)
e. PTCA, penempatan stent, atau bedah CABG untuk membuka
arteri yang mengalami rintangan atau menyempit.

H Komplikasi
1 Dapat terjadi tromboembolus akibat kontraktilitas miokard
berkurang.
2 Dapat terjadi gagal jantung kongestif apabila jantung tidak
dapat memompa keluar semua darah yang diterimanya.
3 Distrimia adalah komplikasi tersering pada infark.
4 Distrimia adalah syok kardiogenik apabila curah jantung sangat
berkurang dalam waktu lama.
5 Dapat terjadi ruptur miokardium selama atau segera setelah
suatu infark besar.
6 Dapat terjadi perikarditis, peradangan selaput jantung
(biasanya berapa hari setelah infark).
7 Setelah IM sembuh, terbentuk jaringan parut yang
menggantikan sel-sel miokardium yang mati.

I Asuhan Keperawatan Klien dengan Acute Coronary


Syndrome
Pengkajian:
1 Identitas klien (umumnya jenis kelamin laki-laki dan usia > 50
tahun)
2 Keluhan (nyeri dada, Klien mengeluh nyeri ketika beristirahat ,
terasa panas, di dada retro sternal menyebar ke lengan kiri dan
punggung kiri, skala nyeri 8 (skala 1-10), nyeri berlangsung
10 menit)

11
3 Riwayat penyakit sekarang (Klien mengeluh nyeri ketika
beristirahat , terasa panas, di dada retro sternal menyebar ke
lengan kiri dan punggung kiri, skala nyeri 8 (skala 1-10), nyeri
berlangsung 10 menit)
4 Riwayat penyakit sebelumnya (DM, hipertensi, kebiasaan
merokok, pekerjaan, stress), dan Riwayat penyakit keluarga
(jantung, DM, hipertensi, ginjal).

Pemeriksaan Penunjang:
1 Perubahan EKG (berupa gambaran STEMI/ NSTEMI dengan atau
tanpa gelombang Q patologik)
2 Enzim jantung (meningkat paling sedikit 1,5 kali nilai batas atas
normal, terutama CKMB dan troponin-T /I, dimana troponin lebih
spesifik untuk nekrosis miokard. Nilai normal troponin ialah
0,1--0,2 ng/dl, dan dianggap positif bila > 0,2 ng/dl).

Pemeriksaan Fisik
1 B1: dispneu (+), diberikan O2 tambahan
2 B2: suara jantung murmur (+), chest pain (+), crt 2 dtk, akral
dingin
3 B3: pupil isokor, reflek cahaya (+), reflek fisiologis (+)
4 B4: oliguri
5 B5: penurunan nafsu makan, mual (-), muntah (-)
6 B6: tidak ada masalah

Diagnosa Keperawatan :
Diagnosis Keperawatan yang mungkin muncul berdasarkan
pathway adalah:
1 Nyeri Akut
2 Penurunan Curah Jantung
3 Ketidakefektifan pola nafas
4 Intoleransi Aktivitas
5 Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
6 Ansietas
7 Kelebihan Volume cairan

Intervensi Keperawatan :

No Diagnosa NOC NIC


Keperawatan
1 Nyeri akut Kontrol nyeri (1605) Manajemen nyeri
(00132) Definisi : Tindakan (1400)
Domain 12 pribadi untuk Definisi : pengurangan
(kenyamanan) mengontrol nyeri atau reduksi nyeri
Kelas 1 sampai pada tingkat

12
(kenyamanan fisik) Indikator skala: kenyamanan yang
1 tidak pernah dapat diterima oleh
Definisi : menunjukkan pasien
Pengalaman Sensori2 jarang menunjukkan
dan emosional yang3 kadang-kadang Aktivitas :
tidak menyenangkan menunjukkan Lakukan pengkajian
yang muncul akibat4 sering menunjukkan nyeri secara
kerusakan jaringan5 secara konsisten komprehensif
aktual atau menunjukkan termasuk lokasi,
potensial atau yang karakteristik,
digambarkan Mengenal faktor- onset/durasi,
sebagai kerusakan faktor penyebab frekuensi, kualitas,
(Internasional (1, 2,3,4,5) intensitas dan faktor
Association for the Mengenal onset nyeri pencetus
Study of Pain) ): (1,2,3,4,5) monitor respon
serangan (awitan) Tindakan pertolongan ketidaknyamanan
yang tiba-tiba atau non farmakologi secara verbal dan
lambat dari (1,2,3,4,5) non verbal.
intensitas ringan Menggunakan Pastikan pasien
hingga berat analgetik yang menerima
dengan akhir yang direkomendasikan perawatan analgetik
dapat diantisipasi (1,2,3,4,5) dengan tepat.
atau diprediksi. Melaporkan gejala- Gunakan strategi
gejala nyeri kepada komunikasi yang
Batasan tim kesehatan efektif untuk
karakteristik: (1,2,3,4,5) mengetahui respon
Bukti nyeri Nyeri terkontrol penerimaan pasien
dengan (1,2,3,4,5) terhadap nyeri.
menggunakan Evaluasi keefektifan
standar daftar penggunaan kontrol
periksa nyeri Tingkat nyeri (2102) nyeri
untuk pasien Definisi : keparahan Monitoring
yang tidak dapat nyeri yang diamati atau perubahan nyeri
mengungkapkann dilaporkan baik aktual maupun
ya (mis., potensial.
Neonatal Infant Indikator skala : Sediakan lingkungan
Pain Scale, Pain 1 Berat yang nyaman.
Assesment 2 Cukup berat Kurangi faktor-faktor
Checklist for 3 Sedang yang dapat
Senior with 4 Ringan menambah
Limited Ability to 5 Tidak ada ungkapan nyeri.
Communicate) Ajarkan penggunaan
Diaforesis Melaporkan nyeri tehnik relaksasi
Dilatasi pupil (1,2,3,4,5) sebelum atau
Ekspresi Frekuensi nyeri sesudah nyeri
wajah nyeri (mis., (1,2,3,4,5) berlangsung .
mata kurang Lamanya episode Kolaborasi dengan
bercahaya, nyeri (1,2,3,4,5) tim kesehatan lain
tampak kacau, Ekspresi nyeri; wajah untuk memilih
gerakan mata (1,2,3,4,5) tindakan selain obat
berpendar atau Perubahan respirasi untuk meringankan

13
tetap pada satu rate (1,2,3,4,5) nyeri.
fokus, meringis) Perubahan tekanan Tingkatkan istirahat
Fokus darah (1,2,3,4,5) yang adekuat untuk
menyempit (mis., Kehilangan nafsu meringankan nyeri.
persepsi waktu, makan (1,2,3,4,5)
proses berpikir, Manajemen
interaksi dengan pengobatan (2380)
orang dan Definisi : Fasilitasi
lingkungan) penggunaan yang
Fokus pada aman dan efektif resep
diri sendiri dan obat bebas
Keluhan
tentang intensitas Aktivitas :
menggunakan Tentukan obat yang
standar skala dibutuhkan pasien
nyeri (mis., skala dan cara mengelola
Wong Baker sesuai dengan
Faces, skala anjuran/ dosis.
analog visual, Monitor efek
skala penilaian teraupetik dari
numerik) pengobatan.
Keluhan Monitor tanda dan
tentang gejala serta efek
karakteristik nyeri samping dari obat.
dengan Monitor interaksi
menggunakan obat.
standar Ajarkan pada pasien
instrumen nyeri keluarga cara
(mis., McGill Pain mengatasi efek
Questionnaire, samping
Brief Pain pengobatan.
Inventory) Pengelolaan
Laporan analgetik
tentang perilaku Periksa perintah
nyeri/perubahan medis tentang obat,
aktivitas (mis., dosis & frekuensi
anggota keluarga, obat analgetik.
pemberi asuhan) Periksa riwayat
Mengekspresi alergi pasien.
kan perilaku Pilih obat
(mis., gelisah, berdasarkan tipe
merengek, dan beratnya nyeri.
menangis, Pilih cara pemberian
waspada) IV atau IM untuk
Perilaku pengobatan, jika
distraksi mungkin.
Perubahan Monitor vital sign
pada parameter sebelum dan
fisiologis (mis., sesudah pemberian
tekanan darah, analgetik.
frekuensi jantung, Kelola jadwal

14
frekuensi pemberian analgetik
pernapasan, yang sesuai.
saturasi oksigen, Evaluasi efektifitas
dan end tidal dosis analgetik,
karbondioksida[C observasi tanda dan
O2]) gejala efek samping,
Perubahan misal depresi
posisi untuk pernafasan, mual &
menghindari muntah, mulut
nyeri kering, & konstipasi.
Perubahan Kolaborasi dgn
selera makan dokter untuk obat,
Putus asa dosis & cara
Sikap pemberian yg
melindungi area diindikasikan.
nyeri Tentukan lokasi
Sikap tubuh nyeri, karakteristik,
melindungi kualitas, dan
keparahan sebelum
Faktor yang pengobatan.
berhubungan: Berikan obat
Agen cedera dengan prinsip 5
benar
biologi (mis:
infeksi, ischemic,
Pemberian
neoplasma)
Analgesik (2210)
Agen cedera
Definisi : Menggunakan
kimia (mis: luka agen farmakologik
bakar, capsaicin, untuk menghilangkan
methylen atau mengurangi nyeri
chloride, mustard
agen) Aktivitas :
Agen cedera Tentukan lokasi,
fisik ( mis: abses, karakteristik,
amputasi, luka kualitas, dan derajat
bakar, terpotong, nyeri sebelum
mengangkat pemberian obat
berat prosedur Cek instruksi
operasi, trauma, dokter tentang jenis
olahraga obat, dosis, dan
berlebihan) frekuensi
Cek riwayat
alergi
Pilih analgesik
yang diperlukan
atau kombinasi dari
analgesik ketika
pemberian lebih dari
satu
Tentukan pilihan
analgesik

15
tergantung tipe dan
beratnya nyeri
Tentukan
analgesik pilihan,
rute pemberian, dan
dosis optimal
Pilih rute
pemberian secara
IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
Monitor vital
sign sebelum dan
sesudah pemberian
analgesik pertama
kali
Berikan
analgesik tepat
waktu terutama
saat nyeri hebat
Evaluasi
efektivitas
analgesik, tanda
dan gejala (efek
samping

2 Penurunan curah Keefektifan pompa Perawatan Jantung


jantung (00029) jantung (0400): (4040)
Domain 4 : Definisi : Pemompaan Definisi: pembatasan
Aktivitas / Istirahat volume darah yang komplikasi akibat
Kelas 4 : Respon adekuat dari ventrikel ketidakseimbangan
kardiovaskuler/ kiri untuk mensupport antara suplai oksigen
pulmonal tekanan perfusi sistemik miokard dan
permintaan untuk
Definisi: Indikator skala: pasien dengan gejala
ketidakadekuatan 1 Sangat tinggi dari gangguan fungsi
darah yang dipompa Normal jantung
oleh jantung untuk 2 Tinggi dari normal
memenuhi 3 Sedang dari normal Evaluasi adanya
kebutuhan 4 Sedikit dari normal nyeri dada
metabolik tubuh 5 Normal ( intensitas,lokasi,
durasi)
Batasan Tekanan darah Catat adanya
karakteristik sistolik (1,2,3,4,5) disritmia jantung
Perubahan Tekanan darah Catat adanya
frekuensi/irama diastolik (1,2,3,4,5) tanda dan gejala
jantung Urine output penurunan cardiac
Bradikardia (1,2,3,4,5) putput
Palpitasi Balance intake Monitor status
jantung dan output 24 jam kardiovaskuler
Perubahan (1,2,3,4,5) Monitor status

16
Elektrokardiogra Nyeri dada pernafasan yang
m (EKG) (mis., (1,2,3,4,5) menandakan gagal
aritmia, Berkeringat jantung
abnormalitas (1,2,3,4,5) Monitor
konduksi,iskemia) Oedema perifer abdomen sebagai
Takikardia (1,2,3,4,5) indicator penurunan
Perubahan Preload perfusi
Distensi vena Circulation Status Monitor balance
jugular (0401): cairan
Edema Definisi : Tidak ada Monitor adanya
Keletihan sumbatan, darah perubahan tekanan
Murmur mengalir searah sesuai darah
jantung tekanan yang besar Monitor respon
Peningkatan pada sirkuit sistemik pasien terhadap
berat badan dan paru efek pengobatan
Peningkatan antiaritmia
Indikator skala: Atur periode
CVP
1 Sangat tinggi dari latihan dan istirahat
Peningkatan
Normal untuk menghindari
PAWP 2 Tinggi dari normal kelelahan
Penurunan 3 Sedang dari normal
pulmonary artery Monitor toleransi
4 Sedikit dari normal aktivitas pasien
wedge pressure 5 Normal
(PAWP) Monitor adanya
Penurunan dyspneu, fatigue,
Tekanan nadi tekipneu dan
tekanan vena (1,2,3,4,5)
sentral (central ortopneu
CVP (1,2,3,4,5) Anjurkan untuk
venous pressure)
PaO2 (1,2,3,4,5) menurunkan stress
Perubahan Afterload
PaCO2 (1,2,3,4,5)
Dispnea
Saturasi oksigen Monitoring tanda
Kulit lembab
(1,2,3,4,5) vital (6680)
Oliguria
Cappilary refill Definisi: pengumpulan
Pengisian data dan analisis
(1,2,3,4,5)
kapiler cardiovaskular,
memanjang pernapasan dan suhu
Peningkatan tubuh untuk
PVR menentukan dan
Peningkatan mencegah komplikasi.
SVR
Penurunan Monitor TD, nadi,
nadi perifer suhu, dan RR
Penurunan Catat adanya
resistensi fluktuasi tekanan
vaskular paru darah
(pulmonary Monitor VS saat
vaskular pasien berbaring,
resistance : PVR) duduk, atau berdiri
Penurunan Auskultasi TD pada
resistensi kedua lengan dan
vaskular sistemik bandingkan
(Systemic

17
vascular Monitor TD, nadi,
resistance; SVR) RR, sebelum,
Perubahan selama, dan setelah
tekanan darah aktivitas
Perubahan Monitor kualitas dari
warna kulit (mis., nadi
pucat, abu-abu, Monitor adanya
sianosis) pulsus paradoksus
Perubahan Monitor adanya
kontraktilitas pulsus alterans
Batuk Monitor jumlah dan
Bunyi napas irama jantung
tambahan Monitor bunyi
Bunyi S3 jantung
Bunyi S4 Monitor frekuensi
Dispnea dan irama
paroksismal pernapasan
nokturnal Monitor suara paru
Ortopnea Monitor pola
Penurunan pernapasan
fraksi ejeksi abnormal
Penurunan Monitor suhu,
indeks jantung warna, dan
Penurunan kelembaban kulit
left ventricular Monitor sianosis
stroke work index perifer
(LVSWI) Monitor adanya
Penurunan cushing triad
stroke volume (tekanan nadi yang
index (SVI) melebar, bradikardi,
Perilaku/Emosi peningkatan sistolik)
Ansietas Identifikasi
Gelisah penyebab dari
perubahan vital sign
Faktor yang
Berhubungan
Perubahan
afterload
Perubahan
frekuensi jantung
Perubahan
irama jantung
Perubahan
kontraktilitas
Perubahan
preload
Perubahan
volume sekuncup

18
3 Ketidakefektifan Status pernafasan Monitor pernafasan
Pola Napas (0415) (3350)
(00032) Definisi : proses keluar Definisi : sekumpulan
Domain 4 : masuknya udara ke data dan analisis
Aktivitas / istirahat paru-paru serta keadaan pasien untuk
Kelas 4 : Respon pertukaran memastikan kepatenan
kardiovaskular / karbondioksida dan jalan nafas dan
Pulmonal oksigen di alveoli kecukupan pertukaran
gas.
Definisi : Inspirasi Indikator :
dan / atau ekspirasi 1 Deviasi berat dari Aktivitas :
yang tidak memberi kisaran normal Monitor
ventilasi adekuat 2 Deviasi cukup berat kecepatan, irama,
dari kisaran normal kedalaman dan
Batasan 3 Deviasi sedang dari kesulitan bernafas
Karakteristik: kisaran normal Catat
Bradipnea 4 Deviasi ringan dari pergerakan dada,
Dispnea kisaran normal kesimetrisan,
Fase ekspirasi 5 Tidak ada deviasi dari penggunaan otot-
memanjang kisaran normal otot bantu nafas
Ortopnea dan retraksi pda
Frekuensi pernafasan otot supraklavikula
Penggunaan
otot bantu (1,2,3,4,5) dan intercosta
pernapasan Irama pernafasan Monitor suara
Penggunaan (1,2,3,4,5) nafas tambahan
posis tiga titik Kedalaman inspirasi Monitor pola
Peningkatan (1,2,3,4,5) nafas
diameter anterior- Suara auskultasi Monitor saturasi
posterior nafas (1,2,3,4,5) oksigen pada pasien
Penurunan Kepatenan jalan yang tersedasi
kapasitas vital nafas (1,2,3,4,5) sesuai dengan
protokol yang ada
Penurunan
tekanan ekspirasi Indikator : Pasang sensor
1 Sangat berat pemantauan
Penurunan
oksigen non invasif
tekanan inspirasi 2 Berat
3 Cukup (pulse oximetri)
Penurunan
Palpasi
ventilasi semenit 4 Ringan
5 Tidak ada kesimetrisan
Pernapasan
Penggunaan otot ekspansi paru
bibir
bantu nafas Perkusi thorak
Pernapasan
(1,2,3,4,5) anterior dan
cuping hidung posterior
Retraksi dinding dada
Perubahan Auskultasi suara
ekskursi dada (1,2,3,4,5)
nafas, catat area
Pola napas Pernafasan bibir
dimana terjadi
abdormal (mis, dengan mulut
penurunan atau
irama, frekuensi, mengerucut
tidak adanya
kedalaman) (1,2,3,4,5)
ventilasi dan
Takipnea Sianosis (1,2,3,4,5) keberadaan suara
Dispnea saat istirahat nafas tambahan
Faktor yang Kaji perlunya

19
berhubungan: (1,2,3,4,5) penyedotan pada
Ansietas Dispnea dengan jalan nafas dengan
Cedera aktivitas ringan auskultasi suara
medula spinalis (1,2,3,4,5) nafas ronkhi di paru
Deformitas Perasaan kurang Monitor nilai
dinding dada istirahat (1,2,3,4,5) fungsi paru,
Deformitas Mengantuk terutama kapasitas
tulang vital baru, volume
(1,2,3,4,5)
inspirasi
Disfungsi Diaforesis (1,2,3,4,5)
maksimal,volume
neuromuskular Gangguan kesadaran ekspirasi maksimal
Gangguan (1,2,3,4,5) selama 1 detik
muskuloskeletal Akumulasi sputum (FEV1), dan
Gangguan (1,2,3,4,5) FEV1/FVC sesuai
neurologis (mis, Atelektasis dengan data yang
elektroensefalogr (1,2,3,4,5) tersedia
am (EEG) positif, Catat perubahan
Suara nafas
trauma kepala, pada saturasi O2,
gangguan kejang) tambahan (1,2,3,4,5)
Gangguan ekspirasi volume tidal akhir
Hiperventilasi CO2 dan perubahan
Imaturitas (1,2,3,4,5)
nilai analisa gas
neurologis Mendesah (1,2,3,4,5)
darah dengan tepat
Keletihan Respirasi agonal
Monitor
Keletihan otot (1,2,3,4,5)
kemampuan batuk
pernapasan Mendengkur efektif pasien
Nyeri (1,2,3,4,5) Monitor sekresi
Obesitas Jari tabuh (1,2,3,4,5) pernafasan pasien
Posisi tubuh Pernafasan cuping Monitor keluhan
yang hidung (1,2,3,4,5) sesak nafas pasien
menghambat Demam (1,2,3,4,5) termasuk kegiatan
ekspansi paru Batuk (1,2,3,4,5) yang meningkatkan
Sindrom atau memperburuk
hipoventilasi sesak nafas
Monitor hasil
foto thorax
Berikan bantuan
resusitasi jika
diperlukan
4 Intoleran Aktivitas Toleransi terhadap Managemen energy
(00092) aktivitas (0005) (0180)
Domain 4: Definisi :
Aktivitas/Istirahat Respon fisiologis Definisi : pengaturan
Kelas 4 : Respon terhadap pergerakan energi yang digunakan
kardiovaskular / yang memerlukan untuk menangani atau
Pulmonal energi dalam aktivitas mencegah kelelahan
sehari-hari dan mengoptimalkan
Definisi : fungsi
Ketidakcukupan Indikator skala :
energi secara 1 Sangat terganggu Aktivitas :
fisiologis maupun 2 Banyak terganggu Observasi adanya
psikologis untuk 3 Cukup terganggu pembatasan klien

20
mempertahankan 4 Sedikit terganggu dalam melakukan
atau menyelesaikan 5 Tidak terganggu aktivitas
aktifitas kehidupan Dorong anak untuk
sehari hari yang Frekuensi nadi ketika mengungkapkan
harus atau yang beraktifitas 1,2,3,4,5 perasaan terhadap
ingin dilakukan Frekuensi pernapasan keterbatasan
ketika beraktivitas Kaji adanya factor
Batasan 1,2,3,4,5 yang menyebabkan
Karakteristik Tekanan darah ketika kelelahan
Dispnea beraktifitas 1,2,3,4,5 Monitor nutrisi dan
setelah Warna kulit 1,2,3,4,5 sumber energi
beraktifitas tangadekuat
Kecepatan berjalan
Keletihan 1,2,3,4,5 Monitor pasien akan
Ketidaknyama Kemudahan dalam adanya kelelahan
nan setelah melakukan aktivitas fisik dan emosi
beraktivitas hidup harian secara berlebihan
Perubahan 1,2,3,4,5 Monitor respon
elektrokardiogra kardivaskuler
m (EKG) (mis., terhadap aktivitas
aritmia, Monitor pola tidur
abnormalitas dan lamanya
konduksi, tidur/istirahat
iskemia) pasien
Respons
frekuensi jantung Terapi Aktivitas
abnormal (4310)
terhadap aktivitas Definisi : peresepan
Respon terkait dengan
tekanan darah menggunakan bantuan
abnormal aktivitas fisik, kognisi,
terhadap aktivitas sosial dan spiritual
untuk meningkatkan
Faktor yang frekuensi dan durasi
Berhubungan dari aktivitas kelompok
Gaya hidup
kurang gerak Aktivitas
Imobilitas Kolaborasikan
Ketidakseimb dengan Tenaga
angan antara Rehabilitasi Medik
suplai dan dalammerencanaka
kebutuhan n progran terapi
oksigen yang tepat.
Tirah baring Bantu klien untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang
mampu dilakukan
Bantu untuk
memilih aktivitas
konsisten
yangsesuai dengan
kemampuan fisik,

21
psikologi dan social
Bantu untuk
mengidentifikasi
dan mendapatkan
sumber yang
diperlukan untuk
aktivitas yang
diinginkan
Bantu untuk
mendpatkan alat
bantuan aktivitas
seperti kursi roda,
krek
Bantu untu
mengidentifikasi
aktivitas yang
disukai
Bantu klien untuk
membuat jadwal
latihan diwaktu
luang
Bantu
pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
Sediakan
penguatan positif
bagi yang aktif
beraktivitas
Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
Monitor respon fisik,
emosi, sosial dan
spiritual

5 Ketidakseimbanga Status nutrisi (1004) Manajemen nutrisi


n Nutrisi Kurang Definisi : sejauh mana (1100)
dari Kebutuhan nutrisi dicerna dan Definisi : menyediakan
Tubuh (00002) diserap untuk dan meningkatkan
Domain 2 (nutrisi) memenuhi kebutuhan intake nutrisi yang
Kelas 1 (makan) metabolik. seimbang

Definisi : Intake Indikator : Aktivitas :


nutrisi tidak cukup 1 Sangat menyimpang Tentukan status
untuk keperluan dari rentang normal gizi pasien dan
metabolisme tubuh. 2 Banyak menyimpang kemampuan pasien
Batasan dari rentang normal untuk memenuhi

22
karakteristik : 3 Cukup menyimpang kebutuhan gizi
Berat badan dari rentang normal Identifikasi
20 % atau lebih di 4 Sedikit menyimpang adanya alergi atau
bawah rentang dari rentang normal intoleransi makanan
berat badan ideal 5 Tidak menyimpang yang dimiliki pasien
Bising usus dari rentang normal Atur diet yang
hiperaktif diperlukan
Cepat Asupan gizi Ciptakan
kenyang setelah (1,2,3,4,5) lingkungan yang
makan Asupan makanan optimal pada saat
Diare (1,2,3,4,5) mengkonsumsi
Asupan cairan makan
Gangguan
(1,2,3,4,5) Bantu pasien
sensasi rasa
Energi (1,2,3,4,5) terkait dengan
Kehilangan
Rasio berat badan / perawatan mulut
rambut tinggi badan
berlebihan sebelum makan
(1,2,3,4,5) Beri obat-obatan
Kelemahan Hidrasi (1,2,3,4,5)
otot pengunyah sebelum makan
Kelemahan (misal penghilang
otot untuk rasa sakit,
menelan antiemetik) jika
diperlukan
Kerapuhan
kapiler Anjurkan pasien
untuk duduk pada
Kesalahan
posisi tegak di
informasi
kursi, jika
Kesalahan
memungkinkan
persepsi
Pastikan
Ketidakmamp
makanan yang
uan memakan disajikan dengan
makanan cara yang menarik
Kram Manajemen muntah
abdomen (1570)
Kurang Definisi : pencegahan
informasi dan penanggulangan
Kurang minat muntah
pada makanan Aktivitas :
Membran Kaji emesis
mukosa pucat terkait dengan
Nyeri warna, konsistensi
abdomen akan adanya darah,
Penurunan waktu dan sejauh
berat badan mana kekuatan
dengan asupan emesis
makanan adekuat Ukur atau
Sariawan perkirakan volume
rongga mulut emesis
Tonus otot Dapatkan
menurun riwayat lengkap
mengenai
perawatan

23
Faktor-faktor yang sebelumnya
berhubungan : Dapatkan
Faktor biologis riwayat makanan
Faktor yang disukai
ekonomi Pastikan obat
Gangguan antiemetik yang
psikososial efektif diberikan
Ketidakmamp untuk mencegah
uan makan muntah bila
Ketidakmamp memungkinkan
uan mencerna Posisikan untuk
makanan mencegah aspirasi
Ketidakmamp Pertahankan
uan jalan nafas lewat
mengabsorbsi mulut
nutrient Monitor
Kurang krseimbangan
asupan makanan cairan dan elektrolit
Ajarkan
penggunaan teknik
nonfarmakologik
untuk mengelola
muntah ( misal :
biofeedback,
hipnosis, relaksasi,
imajinasi
terbimbing, terapi
musik, distraksi,
akupresur)
Monitor efek
manajemen muntah
secara keseluruhan
6 Ansietas (00146) Kontrol diri terhadap Penurunan
Domain 9 (koping / kecemasan (1402) Kecemasan (5820)
toleransi stress), Definisi : tindakan Definisi :
Kelas 2 (respon pribadi untuk meminimalkan
koping) menghilangkan atau temuan, ketakutan,
mengurangi rasa firasat, atau
Definisi: perasaan ketakutan, ketegangan, kegelisahan berkaitan
tidak nyaman atau atau kegelisahan dari dengan sumber tak
kekhawatiran yang sumber yang tidak dikenal untuk
samar di sertai dapat diidentifikasikan mengantisipasi bahaya
respon automom
(sumber sering kali Indikator Skala: Gunakan
tidak spesifik atau 1 Tidak pernah pendekatan yang
tidak diketahui oleh ditunjukkan menenangkan
individu); perasaan 2 Jarang ditunjukkan Nyatakan
takut yang 3 Kadang ditunjukkan dengan jelas
disebabkan oleh 4 Sering ditunjukkan harapan terhadap
antisipasi terhadap 5 Selalu ditunjukkan pelaku pasien
bahaya. Hal ini Jelaskan semua

24
merupakan isyarat Monitor intensitas prosedur dan apa
kewaspadaan yang kecemasan yang dirasakan
memperingatkan (1,2,3,4,5) selama prosedur
individu akan Penurunan stimuli Temani pasien
adanya bahaya dan lingkungan saat untuk memberikan
memampukan cemas (1,2,3,4,5) keamanan dan
individu untuk Berusaha mengurangi takut
bertindak menginformasikan Berikan
menghadapi penurunan cemas informasi faktual
ancaman. (1,2,3,4,5) mengenai
Menggunakan coping diagnosis, tindakan
Faktor yang prognosis
strategis yang efektif
berhubungan: Libatkan
(1,2,3,4,5)
Konflik tentang keluarga untuk
Kontrol respon
tujuan hidup mendampingi klien
kecemasan
Paparan toxin (1,2,3,4,5) Instruksikan
Perubahan besar pada pasien untuk
(mis:status menggunakan
ekonomi, tehnik relaksasi
lingkungan, status Dengarkan
kesehatan, fungsi dengan penuh
peran, status perhatian
peran) Identifikasi
Ancaman terhadap tingkat kecemasan
status saat ini Bantu pasien
mengenal situasi
yang menimbulkan
kecemasan
Dorong pasien
untuk
mengungkapkan
perasaan,
ketakutan, persepsi
Kelola
pemberian obat anti
cemas

7 Kelebihan Volume Keseimbangan Manajemen cairan


Cairan (00026) elektrolit dan asam (4120)
Domain 2: Nutrisi basa (0600) Definisi : promosi
Kelas 5 : Hidrasi Definisi : keseimbangan keseimbangan cairan
elektrolit dan non dan pencegahan
Definisi : elektrolit pada ruang komplikasi yang terjadi
Peningkatan retensi intraseluler dan dari tingkat cairan
cairan isotonik ekstraseluler tubuh yang abnormal
Batasan Indikator skala : Aktivitas :
Karakteristik
1 Deviasi berat dari Timbang
Ada bunyi
kisaran normal popok/pembalut jika
jantung S3
2 Deviasi yang cukup diperlukan
Anasarka

25
Ansietas berat dari kisaran Pertahankan catatan
Asupan normal intake dan output
melebihi haluaran 3 Deviasi sedang dari yang akurat
Azotemia kisaran normal Pasang urin kateter
Bunyi napas 4 Deviasi ringan dari jika diperlukan
tambahan kisaran normal Monitor hasil lab
Dispnea 5 Tidak ada deviasi dari yang sesuai dengan
Dispnea kisaran normal retensi cairan (BUN ,
Noktural Hmt , osmolalitas
paroksismal Denyut jantung apikal urin )
Distensi vena (1,2,3,4,5) Monitor status
jugularis Irama jantung apikal hemodinamik
Edema (1,2,3,4,5) termasuk CVP, MAP,
Efusi pleura Frekuensi pernapasan PAP, dan PCWP
Gangguan (1,2,3,4,5) Monitor vital sign
pola napas Irama pernapasan Monitor indikasi
Ganguan (1,2,3,4,5) retensi / kelebihan
tekanan darah Serum sodium cairan (cracles,
Gelisah (1,2,3,4,5) CVP , edema,
Hepatomegali Serum kalsium distensi vena leher,
Ketidakseimb (1,2,3,4,5) asites)
angan elektrolit Serum klorida Kaji lokasi dan luas
Kongesti (1,2,3,4,5) edema
pulmonal Serum glukosa darah Monitor masukan
Oliguria (1,2,3,4,5) makanan / cairan
Ortopnea Serum hematokrit dan hitung intake
Penambahan (1,2,3,4,5) kalori harian
berat badan Monitor status
dalam waktu Keseimbangan cairan nutrisi
yang sangat (0601) Berikan diuretik
singkat Definisi : keseimbangan sesuai instruksi
Peningkatan cairan di dalam ruang Batasi masukan
tekanan vena intraseluler dan cairan pada
sentral ekstraseluler tubuh. keadaan
Penurunan
hiponatrermi dilusi
hematokrit Indikator skala: dengan serum Na <
Penurunan 1 Sangat terganggu 130 mEq/l
hemoglobin 2 Banyak Terganggu Kolaborasi dokter
Perubahan 3 Cukup terganggu
berat jenis urine jika tanda cairan
4 Agak terganggu berlebih muncul
Perubahan 5 Tidak terganggu memburuk
status mentl
Perubahan Tekanan
tekanan arteri darah (1,2,3,4,5) Fluid Monitoring
pulmonal
Denyut (4130)
Refleks
nadi radial (1,2,3,4,5) Definisi :
hepatojugular
Keseimban mengumpulkan dan
positif
gan intake dan output menganalisis data

26
Faktor yang dalam 24 jam pasien untuk mengatur
Berhubungan (1,2,3,4,5) keseimbangan cairan
Ganggun Turgor kulit
mekanisme (1,2,3,4,5) Aktivitas :
regulasi Kelembaba Tentukan riwayat
Kelebihan n membran mukosa jumlah dan tipe
asupan cairan (1,2,3,4,5) intake cairan dan
Kelebihan Serum eliminasi
asupan natrium elektrolit (1,2,3,4,5) Tentukan
Hematokrit kemungkinan
(1,2,3,4,5) faktor resiko dari
Berat jenis ketidak
urin (1,2,3,4,5) seimbangan cairan
(Hipertermia,
Indikator skala : terapi diuretik,
1 Berat kelainan renal,
2 Cukup berat gagal jantung,
3 Sedang diaporesis,
4 Ringan disfungsi hati, dll )
5 Tidak ada Monitor berat
badan
Asites Monitor serum
(1,2,3,4,5) dan elektrolit urine
Distensi Monitor serum
vena leher (1,2,3,4,5) dan osmilalitas
Edema urine
perifer (1,2,3,4,5) Monitor BP, HR,
Bola mata dan RR
cekung dan lembek Monitor tekanan
(1,2,3,4,5) darah orthostatik
Kehausan dan perubahan
(1,2,3,4,5) irama jantung
Keram otot Monitor
(1,2,3,4,5) parameter
hemodinamik
infasif
Catat secara
akutar intake dan
output
Monitor adanya
distensi leher,
rinchi, eodem
perifer dan
penambahan BB
Monitor tanda
dan gejala dari
odema

27
DAFTAR PUSTAKA
Konservatif.http://www.majalahfarmacia.com/rubrik/one_news.asp?
IDNews=197. Diakses di Surabaya, tanggal 30 September
2010

Beasley Bulecheck, Gloria M., Butcher, Howard K., Dochterman, J.


McCloskey. 2012. Nursing Interventions Classification (NIC). Fifth
Edition. Iowa: Mosby Elsavier

Bulecheck, Gloria M., Butcher, Howard K., Dochterman, J. McCloskey.


2012. Nursing Outcomes Classification (NIC). Fifth Edition. Iowa:
Mosby Elsavier

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,


Volume 2 Edisi 8. Jakarta : EGC

Corwin J. Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

Davey, Patrick. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga

Dharma Surya. 2010. Sistematika Interpretasi Ekg: Pedoman Praktis.


Jakarta: EGC.

Davey, Patrick. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga.

Dharma Surya. 2010. Sistematika Interpretasi Ekg: Pedoman Praktis.


Jakarta: EGC.

Ester, M. 2002. Keperawatan Medical Bedah. Jakarta: EGC

Juni,W.U. 2010. Keperawatan Kardio Vaskuler. Jakarta: Salemba Medika.

Joewono . 2007. Ilmu Penyakit Jantung. Surabay :. Eirlangga

Krisanty Paula, S.Kep, Ns, dkw (2009). Asuhan Keperawatan Gawat


Darurat. Jakarta : TIM

Mayo Clinic. (2014, July 29).Diseases and COndition: Heart Disease.


Retrieved September 3, 2014, from www.mayoclinic.org:
http://www.mayoclinic.org/diseasesconditions/heart disease/basic
s/definition/con-20034056

28
Overbaugh, K. J. (2009). Acute Coronary Syndrome. American Journal of
Nursing , 42-52.

Pelayanan Jantung Terpadu RSCM. (2007). Clinical Pathway PCI. Jakarta,


DKI Jakarta, Jakarta Pusat.
Turkish Society of Cardiology. 2007, February. Nursing Care Guidelines
in Percutaneous Coronary and Valvular Intervention. Turkeey.

Wasid 2007). Tinjauan Pustaka Konsep Baru Penanganan


Sindrom Koroner Akut.
http://nursingbrainriza.blogspot.com/2007/05/tinjauan-pustaka-
konsep-baru penanganan.html. Diaskes di Surabaya, tanggal 30
September: Jam 19.10 WIB

Wong, E., Wu, E., WW, C., & CM, Y. 2006. A Review of the Management
of Patients after Percutaneous Coronary Intervention.
International Journal of Clinical Practice , 582-589.

World Heart Federation. 2010. Cardiovascular Health: Global Facts and


Map. Retrieved september 3, 2014, from World Heart Federation:
http://www.world-heart-federation.org/cardiovascular-
health/global-facts-map

Wasid 2007. Tinjauan Pustaka Konsep Baru Penanganan Sindrom


Koroner Akut.
http://nursingbrainriza.blogspot.com/2007/05/tinjauan-pustaka-
konsep-baru penanganan.html. Diaskes di Surabaya, tanggal 30
September: Jam 19.10 WIB

29

Anda mungkin juga menyukai