Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Irawati
2. Murwani Suryaning Sapartinah
3. Nike Kristanti
4. Zahrocha Fathmanda Refarin
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat Nya sehingga
makalah dan askep dengan ini dapat tersusun hingga selesai.
Kami mengucapkan terima kasih yang tiada tara kepada seluruh teman yang
telah membantu kami dalam meyelesaikan makalah dan askep ini, baik secara langsung
maupun tidak. Terlebih terhadap Dosen pembimbing kami yang dengan penuh sabar
membimbing kami dalam mengerjakan makalah dan askep dengan masalah “Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Luka Bakar”.Atas kepeduliannya serta bimbingannya kami
mengucapkan banyak kata terima kasih kiranya makalah dan askep ini dapat menjadi
sumber pembelajaran kita semua dalam menambah ilmu pengetahuan.
Bila dalam penyampaian makalah ini ditemukan hal-hal yang tidak berkenan
bagi pembaca dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf yang setulusnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi &
melindungi permukaan tubuh (Depkes Ri, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, 2002).
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luar yang membatasinya dengan dunia luar.
Organ yang sangat essensial, vital, serta cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga
sangat kompleks, elastic, dan sangat sensitive, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks,
ras, dan lokasi tubuh. Luas kulit kira-kira 1,5-2 m2, berat kulit kira-kira 4kg. pada orang
dewasa 7% dari berat badan, tebal 1,5-4 mm, berbeda pada setiap bagian dari tubuh.
Setiap 1 cm2 kulit mengandung 70 cm pembuluh darah, 55 cm saraf, 100 kelenjar
keringat, 15 kelenjar, 230 reseptor sensori, dan ½ juta sel mati dan sel baru.
Kulit mempunyai susunan serabut saraf yang teranyam secara halus & berguna untuk
merasakan sentuhan/sebagai alat peraba. Kulit merupakan organ hidup yang mempunyai
keadaan yang sangat bervariasi. Bagian kulit yang sangat tipis terdapat disekitar mata &
yang paling tebal terdapat ditelapak kaki & telapak tangan. Masing-masing mempunyai
cirri khas (dermatoglipic pattern) yang berbeda-beda pada setiap orang yaitu berupa garis
lengkung & berkelok-kelok. Hal ini berguna untuk mengidentifikasi seseorang. Kulit
dapat dibedakan menjadi 3 lapisan yaitu kulit ari (epidermis), kulit jangat (dermis=kutis),
dan hipodermis (sub kutis).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui dan mengenal tentang system integument pada manusia.
2. Tujuan Khusus
a. Mengerti tentang konsep dasar system integument
b. Dapat menyebutkan dan menjelaskan anatomi integument
c. Menjelaskan fisiologi integument
d. Menjelaskan mekanisme terjadinya nyeri
e. Dapat mengenal derajat luka bakar dan perhitungan cairan berdasarkan derajatnya
f. Mengenal alat – alat keperawatan luka bersih dan kotor
g. Mengenal jenis – jenis balutan luka
h. Dapat mengerti dan mengetahui askep terkait kasus integument
i. Askep Luka Bakar
BAB II
TINJAUAN KASUS
3. Manifestasi Klinis
a. Cedera Inhalasi
Cedera inhalasi biasanya timbul dalam waktu 24 jam -48 jam pertama
pasca luka bakar. Jika luka bakar disebabkan oleh nyala api atau korban terbakar
pada tempat yang terkurung atau kedua-duanya, maka perlu diperhatikan tanda-
tanda sebagai berikut :
1) Keracunan Karbon Monoksida
Karakteristik tanda fisik tidak ada dan warna kulit merah bertanda
chery hamper tidak pernah terlihat pada pasien luka bakar. Manifestasi
susunan syaraf pusat dari sakit kepala sampai koma hingga kematian.
2) Distress Pernafasan
Penurunan oksigenasi arterial akibat rendahnya peruse jaringan dan
syok. Penyebab distress adalah edema laring atau spasme dan akumulasi
lendir. Adapun tanda-tanda distress pernafasan yaitu serak, ngiler, dan
ketidakmampuan mengenai sekresi.
3) Cidera pulmonal
Inhalasi produk-produk terbakar tidak sempurna mengakibatkan
pneumonis kimiawi. Pohon pulmonal menjadi tariritasi dan edematosa
pada 24 jam pertama. Edema pulmonal terjadi sampai 7 hari setelah
cidera. Pasien irasional atau tidak sadar tergantung tingkat hipoksia.
Tanda- tanda cedera puimonal adalah pernafasan cepat dan sulit, krakles,
stridor, dan batuk pendek.
b. Hematologi
Hematocrit meningkat sekunder kebocoran kapiler dan kehilangan volume
plasma dan sirkulasi. Menurunnya sel darah putih dan trombosit serta
meningkatnya leukosit.
c. Elektrolit
Menurunya kalium dan meningkatnya natrium, klorida, serta BUN.
d. Ginjal
Terjadi peningkatan produksi urin dan mioglobinuria
e. Sepsis
Sepsis terjadi jika pasien memiliki luka bakar luas, hal itu disebabkan oleh
bakteri yang masuk melalui luka dan masuk ke aliran darah.
f. Burn Shock : syok hipovolemik
Respon pulmoner : hipoksia
g. Metabolik
Terjadinya hipermetabolik serta kehilangan berat badan.
4. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Doenges M.E (2000) pemeriksaan penunjang yang
diperlukan adalah :
1. Hitung darah lengkap: Perhatikan Hematokrit menunjukkan hemokonsentrasi
sehubungan dengan perpindahan cairan. Menurutnya hematokrit dan sel darah
merah menjadi sehubungan dengan kerusakan oleh panas terhadap pembuluh
darah.
2. Analisa Gas Darah ( AGD ) : untuk kecurigaan cidera inhalasi
3. Elektrolit Serum. Kalium meningkat sehubungan dengan cidera jaringan,
hypokalemia terjadi bila diuresis.
4. Albumin serum meningkat akibat kehilangan protein pada edema jaringan.
5. Kreatinin meningkat menunjukan kerusakan perfusi jaringan.
6. EKG : tanda iskemik miokardia dapat terjadi pada luka bakar
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Umumnya penderita datang dengan keadaan kotor mengeluh panas sakit dan
gelisah sampai menimbulkan penurunan tingkat kesadaran bila luka bakar
mencapai derajat cukup berat
b. TTV
Tekanan darah menurun nadi cepat, suhu dingin, pernafasan lemah sehingga
tanda tidak adekuatnya pengembalian darah pada 48 jam pertama
c. Pemeriksaan kepala dan leher
1) Kepala dan rambut
Catat bentuk kepala, penyebaran rambut, perubahan warna rambut
setalah terkena luka bakar, adanya lesi akibat luka bakar, grade dan luas luka
bakar
2) Mata
Catat kesimetrisan dan kelengkapan, edema, kelopak mata, lesi adanya
benda asing yang menyebabkan gangguan penglihatan serta bulu mata yang
rontok kena air panas, bahan kimia akibat luka bakar
3) Hidung
Catat adanya perdarahan, mukosa kering, sekret, sumbatan dan bulu
hidung yang rontok.
4) Mulut
Sianosis karena kurangnya supplay darah ke otak, bibir kering karena
intake cairan kurang
5) Telinga
Catat bentuk, gangguan pendengaran karena benda asing, perdarahan dan
serumen
6) Leher
Catat posisi trakea, denyut nadi karotis mengalami peningkatan sebagai
kompensasi untuk mengataasi kekurangan cairan
d. Pemeriksaan thorak / dada
Inspeksi bentuk thorak, irama parnafasan, ireguler, ekspansi dada tidak
maksimal, vokal fremitus kurang bergetar karena cairan yang masuk ke paru,
auskultasi suara ucapan egoponi, suara nafas tambahan ronchi
e. Abdomen
Inspeksi bentuk perut membuncit karena kembung, palpasi adanya nyeri pada
area epigastrium yang mengidentifikasi adanya gastritis.
f. Urogenital
Kaji kebersihan karena jika ada darah kotor / terdapat lesi merupakan
tempat pertumbuhan kuman yang paling nyaman, sehingga potensi sebagai
sumber infeksi dan indikasi untuk pemasangan kateter.
g. Muskuloskletal
Catat adanya atropi, amati kesimetrisan otot, bila terdapat luka baru pada
muskuloskleletal, kekuatan oto menurun karen nyeri
h. Pemeriksaan neurologi
Tingkat kesadaran secara kuantifikasi dinilai dengan GCS. Nilai bisa menurun
bila supplay darah ke otak kurang (syok hipovolemik) dan nyeri yang hebat
(syok neurogenik)
i. Pemeriksaan kulit
Merupakan pemeriksaan pada darah yang mengalami luka bakar (luas dan
kedalaman luka). Prinsip pengukuran prosentase luas uka bakar menurut kaidah
9 (rule of nine lund and Browder) sebagai berikut
KESIMPULAN
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.
Luka bakar dapat tejadi pada setiap orang dengan berbagai faktor penyebab
seperti :panas, sengatan listrik, zat kimia, maupun radiasi. Penderita luka bakar memerluakn
penanganan yang serius secara holistik/ menyeluruh dari berbagai aspek dan disiplin ilmu.
Pada penderita luka bakar yang luas dan dalam memerluakn perawatan luka bakar yang lama
dan mahal serta mempunyai efek resiko kematian yang tinggi.
Dampak luka bakar bagi penderita dapat menimbulkan berbagai masalah fisik, psikis
dan sosial bagi pasien dan juga keluarganya.Perawat sebagai tim yang paling banyal
berhubungan dengan asien dituntut untuk terus meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya sehingga mampu merawat pasien luka bakar secara komprehensif dan
optimal.
Prinsip-prinsip penanganan pasien luka bakar selama perawatan dirumah sakit yaitu :