LAPORAN PENDAHULUAN
LUKA BAKAR (COMBUTSIO)
OLEH :
ZUL FITRIANI
19. 04. 069
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) (Dr.Ns.Makkasau,M.Kes.,M.EDM)
A. Definisi
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas arus
listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan
yang lebih dalam. Luka bakar yang luas mempengaruhi metabolisme dan
fungsi setiap sel tubuh, semua system dapat terganggu, terutama system
kardiovaskuler (Rahayuningsih, 2012).
Luka bakar bisa merusak kulit yang berfungsi melindungi kita dari
kotoran dan infeksi. Jika banyak permukaan tubuh terbakar, hal ini bisa
mengancam jiwa karena terjadi kerusakan pembuluh darah, ketidak-
seimbaangan elektrolit dan suhu tubuh, gangguan pernapasan serta fungsi
saraf (Adibah dan Winasis, 2014).
Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh
dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api, bahan kimia, listrik,
maupun radiasi) atau zat-zat yang bersifat membakar baik berupa asam
kuat dan basa kuat (Safriani, 2016).
B. Etiologi
Luka bakar merupakan suatu jenis trauma yang memiliki morbiditas dan
mortalitas yang tinggi sehingga memerlukan perawatan yang khusus mulai fase
awal hingga fase lanjut. Etiologi terjadinya luka bakar adalah sebagai berikut :
1) Luka Bakar Termal
Luka bakar termal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau
kontak dengan api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya.
Penyebab paling sering yaitu luka bakar yang disebabkan karena
terpajan dengan suhu panas seperti terbakar api secara langsung
atau terkena permukaan logam yang panas (Fitriana, 2014).
2) Luka Bakar Kimia
Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya
jaringan kulit dengan asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia,
lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang terpapar menentukan
luasnya injuri karena zat kimia ini. Luka bakar kimia dapat terjadi
misalnya karena kontak dengan zat– zat pembersih yang sering
dipergunakan untuk keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia
yang digunakan dalam bidang industri, pertanian dan militer
(Rahayuningsih, 2012)
3) Luka Bakar Elektrik
Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas yang
digerakkan dari energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat
ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage
dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh
(Rahayuningsih, 2012). Luka bakar listrik ini biasanya lukanya
lebih serius dari apa yang terlihat di permukaan tubuh (Fitriana,
2014).
4) Luka Bakar Radiasi
Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber
radioaktif. Tipe injuri ini seringkali berhubungan dengan
penggunaan radiasi ion pada industri atau dari sumber radiasi
untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh
sinar matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan
salah satu tipe luka bakar radiasi (Rahayuningsih, 2012).
C. Patofisiologi
Luka bakar (combustio) pada tubuh dapat terjadi karena konduksi
panas langsung atau radiasi elektromagnetik. Setelah terjadi luka bakar
yang parah, dapat mengakibatkan gangguan hemodinamika, jantung,
paru, ginjal serta metabolik akan berkembang lebih cepat. Dalam
beberapa detik saja setelah terjadi jejas yang bersangkutan, isi curah
jantung akan menurun, mungkin sebagai akibat dari refleks yang
berlebihan serta pengembalian vena yang menurun. Kontaktibilitas
miokardium tidak mengalami gangguan. Segera setelah terjadi jejas,
permeabilitas seluruhh pembuluh darah meningkat, sebagai akibatnya
air, elektrolit, serta protein akan hilang dari ruang pembuluh darah
masuk ke dalam jarigan interstisial, baik dalam tempat yang luka
maupun yang tidak mengalami luka. Kehilangan ini terjadi secara
berlebihan dalam 12 jam pertama setelah terjadinya luka dan dapat
mencapai sepertiga dari volume darah. Selama 4 hari yang pertama
sebanyak 2 pool albumin dalam plasma dapat hilang, dengan demikian
kekurangan albumin serta beberapa macam protein plasma lainnya
merupakan masalah yang sering didapatkan.
Dalam jangka waktu beberapa menit setelah luka bakar besar,
pengaliran plasma dan laju filtrasi glomerulus mengalami penurunan,
sehingga timbul oliguria. Sekresi hormon antideuretika dan aldosteron
meningkat. Lebih lanjut lagi mengakibatkan penurunan pembentukan
kemih, penyerapan natrium oleh tubulus dirangsang, ekskresi kalium
diperbesar dan kemih dikonsentrasikan secara maksimal. Albumin
dalam plasma dapat hilang, dengan demikian kekurangan albumin serta
beberapa macam protein plasma lainnya merupakan masalah yang
sering didapatkan. Dalam jangka waktu beberapa menit setelah luka
bakar besar, pengaliran plasma dan laju filtrasi glomerulus mengalami
penurunan, sehingga timbul oliguria. Sekresi hormon antideuretika dan
aldosteron meningkat. Lebih lanjut lagi mengakibatkan penurunan
pembentukan kemih, penyerapan natrium oleh tubulus dirangsang,
ekskresi kalium diperbesar dan kemih dikonsentrasikan secara
maksimal.
E. Manifestasi Klinis
Menurut Wong and Whaley’s dalam (Rahayuningsih, 2012), Tanda dan
gejala pada luka bakar adalah :
1) Grade I :
J. Pencegahan
1. Usahakan berhati-hati saat menggunakan alat yang bisa menyebabkan
kebakaran seperti kompor, setrika dll
2. Gunakan pelindung tangan, jaga agar tangan tetap kering misalnya jika
bersentuhan dengan aliran listrik dll
3. Hindari merokok dalam rumah atau gedung
4. Siapkan alat pemadam api ringan (APAR)
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1) Data umum Pasien : meliputi nama, umur, jenis kelamin,
Pendidikan, agama, Pekerjaan, dan identitas penanggung jawab
2) Keluhan utama
3) Riwayat kesehatan : meliputi riwayat kesehatan dahulu, riwayat
kesehatan sekarang dan genogram
4) Aktivitas/istirahat
Tanda : Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak
pada area yang sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus.
5) Sirkulasi
Tanda : (Dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT):
hipotensi(syok); penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas
yangcedera; vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi,
kulit putih dan dingin (syok listrik); takikardia (syok/ansietas/nyeri);
disritmia (syok listrik); pembentukan oedema jaringan (semua luka
bakar)
6) Integritas ego
Gejala : Masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan,kecacatan.
Tanda : Ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal,
menarikdiri, marah.
7) Eliminasi
Tanda : Haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat;
warnamungkin hitam kemerahan bila terjadi mioglobin,
mengindikasikan kerusakan otot dalam; diuresis (setelah kebocoran
kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi); penurunan bising
usus/tak ada; khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari
20% sebagai stres penurunan motilitas/peristaltik gastrik.
8) Makanan/cairan
Tanda : Oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah.
9) Neurosensori
Gejala : Area batas; kesemutan.
Tanda : Perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks
tendon dalam (RTD) pada cedera ekstremitas; aktifitas kejang (syok
listrik); laserasi korneal; kerusakan retinal; penurunan ketajaman
penglihatan (syok listrik); ruptur membrane timpani (syok listrik);
paralisis (cedera listrik pada aliran saraf).
10) Nyeri/kenyamanan:
Gejala : Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara
eksteren sensitif untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan
perubahan suhu; luka bakar ketebalan sedang derajat kedua sangat
nyeri; sementara respon pada luka bakar ketebalan derajat kedua
tergantung pada keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak
nyeri.
11) Pernafasan
Gejala : Terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama
(kemungkinan cedera inhalasi).
Tanda : Serak; batuk mengii; partikel karbon dalam sputum;
ketidakmampuan menelan sekresi oral dan sianosis; indikasi cedera
inhalasi. Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka
bakar lingkar dada; jalan nafas atau stridor/mengii (obstruksi
sehubungan dengan laringospasme, oedema laringeal); bunyi nafas:
gemericik (oedema paru); stridor (oedema laringeal); sekret jalan
nafas dalam (ronkhi).
B. Diagnosa Keperawatan
Beberapa Diagnosa keperawatan luka bakar sebagai berikut:
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (luka bakar)
2. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
suplai darah keperifer (Anemia)
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan turgor kulit
4. Resiko infeksi
C. Intervensi Keperawatan
Rencana Keperawatan
Diagnosa
No Tujuan Dan Kriteria Intervensi
Keperawatan
Hasil (NOC) Keperawatan (NIC)
1 Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan 1400. Manajemen
cidera tindakan keperawatan Nyeri
selama 3x24 jam, maka Aktivitas
diharapkan pasien akan : Keperawatan:
a. Menunjukkan 1. Observasi reaksi
Tingkat Nyeri nonverbal dari
(2102), yang ketidaknyamanan.
dibuktikan oleh 2. Lakukan
indikator : 4 (ringan), pengkajian nyeri
dan 5 (tidak ada). secara
b. Memperlihatkan komprehensif
Pengendalian Nyeri termasuk lokasi,
(1605), yang karakterisitik,
dibuktikan oleh durasi, frekuensi,
indkator sebagai kualitas dan faktor
berikut : 4 (sering), presipitasi.
dan 5 (selalu). 3. Ajarkan teknik non
farmakologis :
Kriteria Hasil:
a. Melaporkan nyeri tekni relaksasi
berkurang dari skala napas dalam,
5 (sedang) menjadi distraksi, kompres
skala 2-1 (ringan). hangat.
b. Memperlihatkan 4. Berikan informasi
tehnik relaksasi mengenai nyeri
secara individual seperti penyebab
yang efektif nyeri, berapa lama
c. Mampu mengontrol nyeri dirasakan.
nyeri (tahu penyebab 2210. Pemberian
Analgesik
nyeri, mampu
Aktivitas
menggunakan teknik Keperawatan:
1. Cek adanya riwayat
nonfarmakologi
alergi obat
untuk mengurangi
2. Pilih rute
nyeri, mencari
pemberian
bantuan)
analgesic
d. Melaporkan bahwa
(Intravena,
nyeri berkurang
Intramuskular atau
dengan menggunakan
per Oral)
manajemen nyeri.
3. Kolaborasi
e. Tidak mengalami
pemberian obat
gangguan dalam
analgetik
frekuensi pernapasan,
denyut nadi, dan
tekanan darah.
Penyimpangan KDM
Panas, kimia radiasi, listrik
Luka bakar
Kerusakan jaringan
(epidermis,dermis)
Penguapan yang
berlebihan peningkatan
Resiko Ketidakefektifan
metabolisme
perfusi jaringan perifer
Dan katabolisme
Dehidrasi
Defisit Nutrisi
Hipovolemia
DAFTAR PUSTAKA
Adibah dan Rena Winasis, (2014). Pertolongan pertama Luka Bakar. Group 10, issue 0005.
Fitriana, R.N. (2014). Hubungan Self Efficacy Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Dalam Penanganan Pertama Luka Bakar Pada Anak Usia
Pra-Sekolah Di Desa Jombor Bendosari Sukoharjo. Artikel. Stikes Kusuma Husada Surakarta
Gurnida, DA., dan Melisa Lilisari. (2011). Dukungan Nutrisi Pada Penderita Luka Bakar. Bagian Ilmu Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Hardisman. (2014). Buku Gawat Darurat Medis Praktis. Yogyakarta : Gosyen Publishing.
PPNI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Defenisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Defenisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Defenisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Rahayuningsih, T., (2012). Penatalaksanaan Luka Bakar (Combutsio), Jurnal Profesi Volume 08/Februari-September 2012.
Wilkinson, judit M.2011. Buku saku diagnosis keperawatan : diagnosis NANDA,Intervensi NIC,Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC
Wallace. (2017). Metode Rule Of Nine Pada Pasien Dengan Luka Bakar. Fakultas Kedokteran Universitar Airlangga Surabaya.
Yovita, Safriani. (2016). Penanganan Luka Bakar. Bagian Keperawatan poltekkes Denpasar
SUMBER RSUP. Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR MR.3/BEDAH/R.I/B/2012
Lampiran 7
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG
Jl. Adyaksa No. 5 Telp. (0411) 444133-449574-5058660 Fax. (0411) 4662561-430614 Makassar 90231
e-mail: stikes pnk@yahoo.com. Website:http:/stikespanakkukang.ac.id.
FORMAT IGD
Aktivitas kolaboratif :
Kolaborasi pemberian medikasi
4. Evaluasi
a. Pengisian ulang kapiler <2 detik
b. Kulit dan ektremitas hangat dan dingin
c. Klien tidak pucat
d. Tidak terjadi anemia
D. Disability
1. Penilaian fungsi neurologis
Kesadaran composmentis dengan GCS 15 (E4V5M6)
2. Masalah Keperawatan : -
3. Intervensi Keperawatan : -
4. Evaluasi : -
E. Exposure
1. Penilaian Hipothermia/hiperthermia
Tidak ada peningkatan dan penurunan suhu,
dengan suhu : 37oC
2. Masalah Keperawatan : -
3. Intervensi / Implementasi : -
4. Evaluasi : -
PENILAIAN NYERI :
Nyeri : Tidak √ Ya, lokasi : Tangan dan Paha Intensitas (0-10) : 1-3 (NRS)
Jenis : √ Akut Kronis
Pasien mengeluh nyeri pada daerah luka bakar akibat sengatan listrik. Nyeri yang dialami pada daerah tangan dan
paha yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk, hilang timbul dengan durasi 1-3 menit, skala nyeri 3(ringan) dengan
menggunakan metode NRS.
Jenis nyeri : Akut
0 1 2 3 4 5 6 7
8 9 10
PENGKAJIAN SEKUNDER / SURVEY SEKUNDER
1. RIWAYAT KESEHATAN
a. S :Sign/symptoms (tanda dan gejala) :
Pada saat pengkajian pasien mengeluh nyeri pada daerah luka bakar, pasien nampak meringis
pada saat nyeri nya timbul. Nampak ada luka bakar pada paha dan tangan
b. A : Allergies (alergi) :
Pasien mengatakan tidak ada alergi obat dan makanan
c. M : Medications (pengobatan) :
Ceftriaxone 1 gr/12jam
Ketorolac 30 mg/8jam/intravena
Ranitidine 50 mg/12jam /intravena
Metronidazole 500gr/8jam /intravena
Paracetamol 1gr/8 jam/intravena (jika demam)
Keluarga pasien mengatakan setelah kejadian pasien pingsan dan langsung dibawa ke
RSUD
P : Provokatif (penyebab) :
Q : Quality (kualitas) :
Rasa terbakar
R : Radiation (paparan) :
T : Timing (waktu) :
Nyeri timbul sejak kesetrum dengan cepat dan nyerinya hilang timbul
3. TANDA-TANDA VITAL
Frekunsi Nadi : 98x/menit
b. Jantung
1) Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
2) Perkusi : Suara pekak, batas atas intekostal 3 kiri, batas kanan linea paasteral kanan, batas kiri linea mid clavicularis kiri,
batas bawah intercostals 6 kiri
3) Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni reguler, bising tidak ada.
4. Abdomen
a. Inspeksi : Tidak ada ascites, warna kulit sawo matang dan nampak ada bekas luka bakar.
b. Auskultasi : Peristalti usus 12 x/menit.
c. Palpasi : Tidak ada masaa dan nyeri tekan
d. Perkusi : Terdengar bunyi tympani
5. Pelvis
a. Inspeksi : Nampak ada luka grade III dengan luas 0,5%
b. Palpasi : Terdapat nyeri tekan
6. Perineum dan rectum
Inspeksi :-
7. Genitalia
a. Inspeksi : -
b. Palpasi :-
8. Ekstremitas
a. Status sirkulasi : Pengisian kapiler pada ektermitas atas dan bawah >2 detik.
b. Keadaan injury : Nampak ada luka bakar pada daerah
1) Tangan kanan : Luka bakar grade III dengan luas I %.
2) Tangan kiri : Luka bakar grade III dengan luas I %.
3) Paha kanan : Luka bakar grade III dengan luas 2 %.
4) Paha kiri : Luka bakar grade III dengan luas 1%.
9. Neurologis
Fungsi sensorik : Pasien dapat merasakan stimulus berupa sentuhan ringan pada anggota tubuh.
Fungsi Motorik : Pasien dapat mengangkat kedua kakinya dan tangannya tetapi tidak mampu menahan
dorongan. Kekuatan otot 3 3
3 3
5. HASIL LABORATORIUM
Kesan : Hipoalbuminemia
7. PENGOBATAN
Ceftriaxone 1 gr/12jam
Ketorolac 30 mg/8jam/intravena
Ranitidine 50 mg/12jam /intravena
Metronidazole 500gr/8jam /intravena
Paracetamol 1gr/8 jam/intravena (jika demam)
ANALISA DATA :
DS :
Pasien mengatakan ada luka pada kedua pergelangan Kerusakan Integritas
tangan dan kedua paha Kulit
DO :
Nampak luka bakar pada daerah :
a. Tangan kanan : Luka bakar grade III dengan
luas I %.
b. Tangan kiri : Luka bakar grade III dengan luas I
%.
c. Paha kanan : Luka bakar grade III dengan luas 2
%.
d.
e. Paha kiri : Luka bakar grade III dengan luas
1%
Faktor Resiko :
a. Luka masih merah/granulasi Risiko Infeksi
b. Pasien mengalami leukositosis (WBC: 26,72 10^3/uL)
c. Pasien mengalami hipoalbuminemia (Albumin : 2,3
g/dL)
d. Luka pada tangan kanan : Luka bakar grade III dengan
luas I %.
e. Luka pada tangan kiri : Luka bakar grade III dengan
luas I %.
f. Luka pada paha kanan : Luka bakar grade III dengan
luas 2 %.
g. Luka pada paha kiri : Luka bakar grade III dengan
luas 1,5%.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
2 Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2660. Manajemen sensasi perifer
perifer b/d penurunan suplai darah ke selama 3x24 jam, diharapkan : Aktivitas keperawatan:
perifer (anemia). c. Menujukkan Status sirkulasi (0401), 8. Kaji warna dan suhu kulit
Dibuktikan dengan ; yang dibuktikan oleh indikator 4-5 9. Lakukan penilaian komprehensif
a. Waktu pengisian kapiler >2 detik (devisiasi ringan dari kisaran normal – sirkulasi perifer seperti memriksa nadi
(memanjang) tidak ada devisiasi dari kisaran normal) perifer, edema, pengisian kapiler dan
b. Pasien mengalami anemia (RBC 2.56 d. Menunjukkan Perfusi jaringan : perifer warna kulit.
106/mm3, HGB 7.6 gr/dl) (0407), yang dibuktikan oleh indikator 4- 10. Kaji adanya kesemutan pada
5 (devisiasi ringan dari kisaran normal – ektermitas bawah
tidak ada devisiasi dari kisaran normal) 11. Pantau status hidrasi
Kriteria hasil : 12. Pantau hasil laboratorium
d. Pengisian ulang kapiler <2 detik 13. Ajarkan manfaat latihan fisik pada
e. Kulit pada ektremitas hangat dan dingin sirkulasi perifer
f. Tidak terjadi anemia
3 Kerusakan Integritas Kulit berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3520. Perawatan Luka
dengan gangguan turgor kulit. selama 3x24 jam, pasien diharapkan : Aktivitas Keperawatan:
Dibuktikan dengan : b. Menunjukkan Penyembuhan Luka : 10. Persiapkan lingkungan yang steril dan
DS : Primer (1102), yang dibuktikan dengan pertahankan maksimum aseptic
Pasien mengatakan ada luka pada indicator sebagai berikut: (4-5 = besar- selama proses tindakan perawatan
kedua pergelangan tangan, paha sangat besar) luka
DO : Kriteria Hasil: 11. Lepaskan balutan/ perban bagian luar
Nampak luka bakar pada daerah : f. Persentase kesembuhan area luka bakar dengan cara menggunting dan
a. Tangan kanan : Luka bakar meningkat membasahi dengan cairan saline atau
grade III dengan luas I %. g. Pertumbuhan jaringan granulasi air
b. Tangan kiri : Luka bakar grade III meningkat 12. Lakukan debridement luka, sesuai
dengan luas I %. h. Menunjukkan pemahaman dalam proses kebutuhan.
c. Paha kanan : Luka bakar grade III perbaikan kulit dan mencegah terjadinya 13. Aplikasikan agen topical pada luka,
dengan luas 2 %. cedera berulang sesuai kebutuhan
d. Paha kiri : Luka bakar grade III i. Warna dasar luka pink (epitelisasi) 14. Berikan balutan oklusif tanpa
dengan luas 1,5%. j. Tidak ada eritema disekitar luka melakukan tekanan
15. Jaga agar luka tetap lembab untuk
membantu proses penyembuhan luka.
16. Ajarkan keluarga untuk menjaga kulit
pasien agar tetap kering
17. Anjurkan keluarga untuk mobilisasi
setiap 2 jam
18. Monitor kulit dan daerah luka akan
adanya tanda kemerahan
4 Risiko infeksi, dibuktikan dengan faktor Setelah dilakuakan tindakan keperawatan 6541 : Kontrol infeksi
resiko : selama 3 x 24 jam tidak terjadi resiko : Aktivitas keperawatan :
a. Luka masih basah c. Status imunitas meningkat 5. Monitor adanya tanda dan gejala
b. Pasien mengalami leukositosis d. Pengendalian resiko; proses infeksius infeksi sistemik lokal
(WBC: 26,72 10^3/uL) Kriteria hasil : 6. Cuci tangan sebelum dan sesudah
c. Pasien mengalami d. Menunjukkan peningkatan albumin setiap kegiatan perawatan pasien
hipoalbuminemia (Albumin : 2,3 e. Jumlah sel darah putih dalam batas 7. Ajar pasien dan keluarga tentang
g/dL) normal (4-10 10^3/uL) tanda dan gejala infeksi
d. Luka pada tangan kanan : f. Tidak terjadi tanda-tanda infeksi 8. Pantau tanda-tanda infeksi (demam,
Luka bakar grade III dengan luas I udem, kemerahan)
%. Aktivitas kolaboratif :
e. Luka pada tangan kiri : Luka bakar 3. Kolabasi dengan ahli gizi untuk
grade III dengan luas I %. program diit
f. Luka pada paha kanan: Luka bakar 4. Kolaborasi pemberian antibiotic
grade III dengan luas 2 %.
g. Luka pada paha kiri : Luka bakar
grade III dengan luas 1,5%.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Resiko infeksi Selasa 11.35 1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah setiap S :-
6 Oktober 2020 kegiatan perawatan pasien O:
Hasil : Tangan dicuci dengan menggunakan a. Pasien tidak demam dengan suhu 37oC. Zul fitriani
handrub sebelum dan sesudah pemberian obat b. Luka masih basah
injeksi c. Pasien mengalami leukositosis (WBC:
2. Penatalaksanaa pemberian antibiotic 26,72 10^3/uL)
11.40
Hasil : Telah diberikan paracetamol 1 d. Terdapat luka pada paha kanan, paha
gr/intravena dan metronidazole 500 kiri, tangan kanan, tangan kiri
gr/intravena A : Setelah dilakukan asuhan keperawatan
3. Memonitor adanya tanda dan gejala infeksi selama 20 menit resiko infeksi belum
11.50
sistemik local teratasi
Hasil : Terdapat luka pada paha kanan, paha P:
kiri, tangan kanan, tangan kiri 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah setiap
4. Memantau hasil laboratorium dan tanda-tanda kegiatan perawatan pasien
12.05
infeksi 2. Ajar pasien dan keluarga tentang tanda
Hasil : Pasien mengalami leukositosis dan gejala infeksi
(WBC: 26,72 10^3/uL) 3. Pantau hasil laboratorium dan tanda-tanda
5. Penatalaksanaa pemberian antibiotic infeksi (demam, udem, kemerahan)
12.10 Hasil : Telah diberikan ceftriaxone 1 4. Batasi jumlah pegunjung
gr/intravena 5. Tatalaksana pemberian antibiotic