Anda di halaman 1dari 16

MODUL 12

12.1 Latar Belakang


Luka bakar adalah kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti air, api, bahan kimia, listrik, dan radiasi. Luka bakar akan
mengakibatkan tidak hanya kerusakan kulit, tetapi juga amat memengaruhi
seluruh sistem tubuh (Nina, 2008).
Di Indonesia, luka bakar masih merupakan problem yang berat. Perawatan
dan rehabilitasinya masih sukar dan memerlukan ketekunan, biaya mahal, tenaga
terlatih dan terampil. Oleh karena itu, penanganan luka bakar lebih tepat dikelola
oleh suatu tim trauma yang terdiri dari spesialis bedah (bedah anak, bedah plastik,
bedah thoraks, bedah umum), intensifis, spesialis penyakit dalam, ahli gizi,
rehabilitasi medik, psikiatri, dan psikologi (David, S. 2008).
Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan
benda-benda yang menghasilkan panas (api secara langsung maupun tidak
langsung, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia, air, dll)
atau zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat) (Wim de Jong, 2005).
Kecepatan dari penyembuhan luka dapat dipengaruhi dari zat-zat yang
terdapat dalam obat yang diberikan, jika obat tersebut mempunyai kemampuan
untuk meningkatkan penyembuhan dengan cara merangsang lebih cepat
pertumbuhan sel-sel baru pada kulit (Prasetyo et al., 2010). Salah satu upaya
terapi luka bakar adalah dengan pemberian bahan yang efektif mencegah
inflamasi sekunder (Rahim et al., 2011)
A. Rumusan masalah
Berdasarkan hal tersebut maka menjadi masalah adalah obat apa saja yang
digunakan untuk luka bakar dan swamedikasi yang diberikan pada pasien?
B. Tujuan Makalah
Tujuan Makalah ini adalah untuk mengetahui :
a) Defenisi Luka Bakar, etiologi dan patofisiologinya
b) Jenis obat yang digunakan untuk mengobati Luka bakar
c) Swamedikasi yang diberikan kepada pasien untuk mengobati Luka bakar

12.2 PEMBAHASAN
a) Defenisi
Luka bakar adalah kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti air, api, bahan kimia, listrik, dan radiasi. Luka bakar akan
mengakibatkan tidak hanya kerusakan kulit, tetapi juga amat memengaruhi
seluruh sistem tubuh (Nina, 2008).

1
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik
dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan
mortalitas tinggi (Wim de Jong. 2005).

b) Etiologi
Luka bakar dapat disebabkan oleh banyak hal yang terjadi akibat sentuhan
permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas api secara
langsung maupun tidak langsung, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik,
maupun bahan kimia, air, dll) atau zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat,
basa kuat) (Wim de Jong. 2005).
Bahan kimia yang dapat menyebabkan luka bakar adalah Asam kuat atau basa
kuat acids atau bases. Luka bakar akibat bahan kimia umumnya disebabkan
karena sifat kimiawi bahan tersebut yang tajam dan dapat membakar kulit, seperti
[sodium hidroksida], silver nitrate, dan bahan kimia berbahaya lainnya (seperti
asam sulfur ataupun asam nitrat). Asam hidroflorik dapat menyebabkan kerusakan
tulang, namun jenis kerusakan yang terjadi sulit dibuktikan.
Kulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai peranan
dalam homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh.
Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 –
3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai
0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis
terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan
atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung,
bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda,
lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm
sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium
yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat (David, S. 2008).
Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh
kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi.
Meningkatnya permeabilitas menyebabkan oedem dan menimbulkan bula yang
banyak elektrolit. Hal itu menyebabkan berkurangnya volume cairan
intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan

2
akibat penguapan yang berlebihan, masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada
luka bakar derajat dua dan pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat
tiga. Bila luas luka bakar kurang dari 20%, biasanya mekanisme kompensasi
tubuh masih bisa mengatasinya, tetapi bila lebih dari 20% akan terjadi syok
hipovolemik dengan gejala yang khas, seperti gelisah, pucat, dingin, berkeringat,
nadi kecil, dan cepat, tekanan darah menurun, dan produksi urin berkurrang.
Pembengkakkan terjadi pelan-pelan, maksimal terjadi setelah delapan jam (James
M Becker 118-129)

c) Derajat dan luas luka bakar (Wim de Jong. 2005) :


1. Luka bakar grade I
 Disebut juga luka bakar superficial
 Mengenai lapisan luar epidermis, tetapi tidak sampai mengenai daerah dermis
sering disebut sebagai epidermal burn
 Kulit tampak kemerahan, sedikit oedem, dan terasa nyeri.
 Pada hari ke empat akan terjadi deskuamasi epitel (peeling).
2. Luka bakar grade II
a. Superficial partial thickness :
 Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan atas dari dermis
 Kulit tampak kemerahan, oedem dan rasa nyeri lebih berat dari pada luka bakar
grade I
 Ditandai dengan bula yang muncul beberapa jam setelah terkena luka
 Bila bula disingkirkan akan terlihat luka bewarna merah muda yang basah
 Luka sangat sensitive dan akan menjadi lebih pucat bila terkena tekanan
 Akan sembuh dengan sendirinya dalam 3 minggu ( bila tidak terkena infeksi)
tapi warna kulit tidak akan sama seperti sebelumnya.
b. Deep partial thickness
 Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan dalam dari dermis

3
 disertai juga dengan bula
 permukaan luka berbecak merah muda dan putih karena variasi dari
vaskularisasi pembuluh darah( bagian yang putih punya hanya sedikit
pembuluh darah dan yang merah muda mempunyai beberapa aliran darah
 luka akan sembuh dalam 3-9 minggu.

3. Luka bakar grade III


 Menyebabkan kerusakan jaringan yang permanen
 Rasa sakit kadang tidak terlalu terasa karena ujung-ujung saraf dan pembuluh
 darah sudah hancur.
 Luka bakar meliputi kulit, lemak subkutis sampai mengenai otot dan tulang
1. Luka Bakar grade IV
 Berwarna hitam
d) Klasifikasi
Luka bakar ringan
Jika memungkinkan, luka bakar ringan harus segera dicelupkan ke dalam air
dingin. Luka bakar kimia sebaiknya dicuci dengan air sebanyak dan selama
mungkin. Di tempat praktek dokter atau di ruang emergensi, luka bakar
dibersihkan secara hati-hati dengan sabun dan air untuk membuang semua kotoran
yang melekat. Jika kotoran sukar dibersihkan, daerah yang terluka diberi obat bius
dan digosok dengan sikat. Lepuhan yang telah pecah biasanya dibuang. Jika
daerah yang terluka telah benar-benar bersih, maka dioleskan krim antibiotik
(misalnya perak sulfadiazin).
Untuk melindungi luka dari kotoran dan luka lebih lanjut, biasanya dipasang
verban. Sangat penting untuk menjaga kebersihan di daerah yang terluka, karena
jika lapisan kulit paling atas (epidermis) mengalami kerusakan maka bisa terjadi
infeksi yang dengan mudah akan menyebar. Jika diperlukan, untuk mencegah
infeksi bisa diberikan antibiotik.
Untuk mengurangi pembengkakan, lengan atau tungkai yang mengalami luka
bakar biasanya diletakkan/digantung dalam posisi yang lebih tinggi dari jantung.
Pembidaian harus dilakukan pada persendian yang mengalami luka bakar derajat
II atau III, karena pergerakan bisa memperburuk keadaan persendian. Mungkin
perlu diberikan obat pereda nyeri selama beberapa hari. Pemberian booster tetanus
disesuaikan dengan status imunisasi penderita.
Luka bakar berat
Luka bakar yang lebih berat dan membahayakan nyawa penderitanya harus
segera ditangani, sebaiknya dirawat di rumah sakit. Kepada korban kebakaran
biasanya diberikan oksigen melalui sungkup muka (masker) untuk membantu

4
menghadapi efek dari karbon monoksida (gas beracun yang sering terbentuk di
lokasi kebakaran).
Di ruang emergensi, dilakukan pemeriksaan terhadap fungsi pernafasan, luka
lainnya di tubuh serta dilakukan pengobatan untuk menggantikan cairan yang
hilang dan untuk mencegah infeksi. Untuk mengobati luka bakar yang berat
kadang digunakan terapi oksigen hiperbarik, dimana penderita ditempatkan dalam
ruangan khusus yang mengandung oksigen bertekanan tinggi.
Jika terjadi cedera pada saluran udara dan paru-paru akibat kebakaran, untuk
membantu fungsi pernafasan bisa dipasang sebuah selang yang dimasukkan ke
dalam tenggorokan. Selang tersebut perlu dipasang jika cedera menimpa wajah
atau jika pembengkakan pada tenggorokan menyebabkan terganggunya fungsi
pernafasan. Jika tidak terjadi gangguan pada sistem pernafasan maka yang perlu
dilakukan hanya memberikan oksigen tambahan melalui sungkup muka. Setelah
daerah yang terluka dibersihkan, lalu dioleskan krim atau salep antibiotik dan
dibungkus dengan verban steril. Verban biasanya diganti sebanyak 2-3 kali/hari.
Luka bakar yang luas sangat rentan terhadap infeksi berat karena itu biasanya
diberikan antibiotik melalui infus. Mungkin perlu diberikan booster tetanus.
Luka bakar luas bisa menyebabkan hilangnya cairan tubuh, karena itu untuk
menggantikannya diberikan cairan melalui infus. Luka bakar dalam bisa
menyebabkan mioglonulinuria, yaitu suatu keadaan dimana protein mioglobulin
dilepaskan dari otot yang rusak dan menyebabkan kerusakan ginjal. Jika tidak
segera diberikan cairan yang memadai, bisa terjadi kegagalan ginjal.
Kulit yang terbakar akan membentuk permukaan yang keras dan tebal yang
disebut eskar, yang bisa menyebabkan terhalangnya aliran darah ke daerah
tersebut. Untuk mengurangi ketegangan pada jaringan yang sehat dibawahnya,
biasanya dilakukan eskarotomi (pemotongan eskar).
Jika luasnya tidak lebih dari uang logam 50 sen dan terjaga kebersihannya,
luka bakar yang dalam pun bisa pulih dengan sendirinya. Tetapi jika lapisan kulit
dibawahnya mengalami kerusakan yang luas, biasanya perlu dilakukan
pencangkokkan kulit (skin graft). Bagian kulit yang sehat bisa berasal dari tubuh
penderita sendiri (autograft), dari donor hidup maupun dari kulit orang yang
sudah meninggal (allograft), atau dari mahluk lain selain manusia (xenograft,
biasanya babi karena kulitnya paling mirip dengan kulit manusia.
Autograft sifatnya permanen, tetapi skin graft dari donor (baik manusia maupun

5
hewan) sifatnya sementara, yaitu hanya melindungi daerah yang terbakar pada
saat tubuh melakukan penyembuhan sendiri dan 10-14 hari kemudian akan ditolak
oleh tubuh.
Biasanya perlu dilakukan terapi fisik dan terapi okupasional untuk
meminimalkan jumlah jaringan parut dan untuk mempertahankan sebanyak
mungkin fungsi dari daerah yang terbakar. Secepat mungkin dipasang bidai untuk
menjaga agar persendian tetap bisa digerakkan sehingga otot dan kulit tidak
menjadi kaku dan memendek. Bidai dipasang sampai terjadi pemulihan yang luas.
Sebelum dilakukan skin graft, persendian yang terkena dilatih terlebih dahulu
sehingga kemampuan geraknya meningkat. Setelah graft ditempelkan, biasanya
dilakukan pembidaian selama 5-10 hari untuk memastikan bahwa graft telah
terpasang sebagaimana mestinya. Penderita harus mengkonsumsi sejumlah kalori
dan gizi yang cukup yang diperlukan untuk proses pemulihan. Jika usus tidak
berfungsi akibat cedera atau pembedahan berulang, zat gizi biasa diberikan
melalui infus. Diperlukan waktu yang lama untuk pemulihan luka bakar yang
berat, kadang sampai bertahun-tahun, karena itu penderita bisa mengalami depresi
berat sehingga dukungan moril sangat diperlukan dari orang-orang di
sekelilingnya.
e) Terapi
 Non farmakologi
Yang boleh diberikan kepada penderita :
1. Cairan susu
Susu merupakan cairan yang paling bagus untuk mengompress luka bakar
kecil. Rendam daerah luka dengan susu selama 15 menit atau lebih. Bila anda
kesulitan merendam, anda bisa menggunakan handuk yang telah dibasahi
susu untuk menutup daerah yang terbakar. Lemak yang terdapat dalam susu
akan menyejukan daerah yang terbakar dan mempercepat penyembuhan.
2. Lidah buaya akan mempercepat proses penyembuhan. Dua atau tiga hari
setelah terluka, anda dapat membubuhi daerah luka dengan cairan dari daun
lidah buaya. Kesejukan dari cairan itu akan membantu meredakan nyeri.
Gunakan empat sampai 5 kali sehari tanpa ditutup dengan perban.
3. Kentang juga bisa dipakai untuk pertolongan luka bakar. Irislah kentang
lalu tutup daerah yang terbakar menggunakan irisan tersebut. Zat tepung pada
kentang akan menetralisir luka bakar, rasa nyeri dan mencegah pembentukan
jaringan parut.

6
4. Madu yang digunakan untuk menutup luka akan menyejukan luka,
meredakan nyeri dan mempercepat penyembuhan. Madu juga akan mencegah
infeksi kuman serta melindungi daerah luka.
5. Minyak lavender akan meredakan rasa nyeri dan mempercepat penyembuhan
serta mencegah jaringan parut. Pertama tama, bersihkan daerah luka dengan
air dan sabun. Campur minyak lavender dengan minyak zaitun dengan
perbandingan 1 : 3. Selanjutnya tutuplah daerah luka dengan campuran tadi.

Hal yang harus diperhatikan :


1. Jangan mengoleskan odol, kecap, mentega pada daerah yang terkena luka
bakar. Bahan” ini hanya akan menyebabkan infeksi pada luka bakar dan
bahkan memperlama proses penyembuhannya.
2. Menutup luka bakar dengan menggunakan putih telur akan mencegah luka
bakar menjadi kering.
3. Jangan memecah bula/lepuhan. Memecah bula hanya akan membuat infeksi
pada luka bakar. Jika bula terlanjur pecah, bersihkan dan sementara tutup
dengan kasa steril.
4. Jangan menekuk daerah yang terkena luka bakar, terutama pada daerah”
persendian karena akan menyebabkan kontraktur/pemendekan yang akan
menyusahkan proses penyembuhannya.
5. Cepat berikan penanganan medis kepada penderita jika mengalami luka bakar
berat atau luas. Kemungkinan penderita memerlukan oksigen jika mengalami
udem/pembengkakan laring, atau perlu cairan infus karena luasnya luka bakar
sehingga penguapan yang terjadi juga masif atau perlu diberikan antibiotik
masif atau injeksi anti tetanus.

 Terapi Farmakologi
(Kee, Joyce L. 1996)

7
OBAT KEKUATAN PEMAKAIAN DAN
OBAT PERTIMBANGAN

Perak Krim 1% , Mencegah dan mengobati


Sulfadiazin dioleskan 1-2 infeksi pada luka bakar
(Silvadene) kali / hari derajat ke II dan ke III. 10 %
dari obat ini diabsorbsi.
Pemakaian yang banyak
atau pengolesan secara
berlebihan dapat
menyebabkan timbulnya
Kristal sulfa (kristaluria)
Perak Nitrat Larutan 0,5 % Untuk luka bakar derajat ke
II dan ke III. Pembalut
direndam dalam larutan
perak nitrat 0,5 % dan
pembalut diangkat sebelum
menjadi kering. Efektif
melawan beberapa
organisme gram negatif.
Dapat menimbulkan
ketidakseimbangan elektrolit
(Hipokalemia) jika dipakai
berlebihan.
Mafenid Asetat Krim 8,5 % Untuk luka bakar derajat ke
(Sulfamylon) II dan ke III.
Nitrofurazone Krim, salep, Untuk luka bakar derajat ke
(Furacin) larutan, 0,2 % II dan ke III dapat
menimbulkan
fotosensistifitas, oleh karena

8
itu hindari sinar matahari
dapat menyebabkan
dermatis kontak

f) Pelindung Sinar Matahari


Sunscreen merupakan sejenis krim atau lotion yang digunakan untuk
melindungi kulit dari paparan sinar matahari (UV-A dan UV-B). Sediaan tabir
surya (sunscreen) adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud
membaurkan atau menyerap secara emisi gelombang ultraviolet dan inframerah,
sehingga dapat mencegah terjadinya gangguan kulit karena cahaya mahatari.

Komponen Sinar Matahari


Sinar matahari terdiri dari 3 komponen, yaitu sinar UVA, UVB, dan UVC.
1. Sinar UVA (panjang gelombang antara 315 – 400 nm) mampu lebih dalam
menembus kulit dan memiliki jangka waktu yang lebih lama untuk
menimbulkan kerusakan pada kulit, seperti kerutan, dan gejala-gejala
penuaan dini. Sinar UVA ini akan membuat kulit menjadi hitam (tanning).
2. Sinar UVB (panjang gelombang 290 – 320 nm) hanya 0.2 % dari sinar
matahari total. Paparan sekitar 15 menit/hari dari sinar UVB ini sebenarnya
sangat penting untuk memicu pembentukan vitamin D3 (salah satu komponen
Vitamin D) dari provitaminnya.
3. Sinar UVC (panjang gelombang 270 - 290 nm) sebenarnya amat berbahaya
dan sangat merusak kulit, tetapi sinar ini ditahan oleh lapisan ozon.
Kebocoran lapisan ozon (O3) menyebabkan beberapa (sebagian kecil) sinar
ini masuk ke bumi. Tak heran mengapa akhir-akhir ini sinar matahari terasa
begitu menyengat dan membakar kulit.
American Cancer Society menyatakan bahwa pemaparan UV dalam jangka
waktu yang lama dapat menyebabkan perubahan pada kulit yang meliputi :
a. Penuaan
b. Kerutan
c. Kehilangan elastisitas kulit
d. Noda gelap (lentigos, kadang disebut “age spots” atau “liver spots” )
e. Keratosis aktinik

Jenis-Jenis Sunscreen

9
Beberapa jenis sunscreen yang tersedia adalah:
1. Penghambatan fisik (physical bloker), antara lain TiO2, ZnO, kaolin, CaCO3,
MgO, dan
2. Penyerap kimia (chemical absorber) meliputi anti UV A misalnya turunan
benzophenon antara lain oksibenson, dibenzoilmetan, serta anti UV B yaitu
turunan salisilat, turunan para amoni benzoic acid (PABA) misalnya oktil
dimetil PABA, turunan sinamat (sinoksat, etil heksil parametoksisinamat) dan
lain-lain.
Untuk mengoptimalkan kemampuan dari tabir surya sering dilakukan
kombinasi antar tabir surya fisik dan tabir surya kimia, bahkan ada yang
menggunakan beberapa macam tabir surya dalam satu sediaan kosmetika.

Mekanisme Kerja Sunscreen


Tabir surya (sunscreen atau sunblock) atau UV filter, memiliki 2 mekanisme
utama yaitu :
1. Mengabsorbsi energi sinar UV. Mengubahnya menjadi bentuk energi panas.
Umumnya senyawa UV filter organic termasuk dalam kelompok ini.
2. Menghamburkan dan memantulkan energi sinar UV. Umumnya senyawa UV
filter anorganik termasuk dalam kelompok ini. Misalnya titanium dioxida,
Zinci oxida, dll
Sangat banyak tabir surya mengandung bahan-bahan yang bekerja dengan
kedua mekanisme ini yang dikenal dengan istilah UV protection. Sekarang
ini UV protection digunakan bersama dengan produk yang digunakan sehari-
hari, seperti krim pelembab dan produk perawatan rambut, produk aftershave,
lipstik atau produk make-up. UV protection dapat diklasifikasikan menjadi 2
kelompok berdasarkan asalnya. Anorganik UV protection, atau yang juga
disebut UV protection fisik, terutama bekerja dengan memantulkan dan
menghamburkan radiasi UV, organik UV protection, yang juga disebut UV
protection kimia atau sunblock, bekerja dengan mengabsorbsi radiasi.

Efektifitas Tabir Surya


Parameter yang berbeda digunakan untuk mengevaluasi efikasi produk tabir
surya dan memberikan kepada pemakai yang berhubungan dengan informasi pada

10
label produk. Parameter yang biasa digunakan disebut sebagai Sun Protection
Factor (SPF) produk tabir surya, dengan hubungan terhadap peningkatan dosis
UV pada kulit yang dilindungi dapat dengan tanpa menunjukkan eritema, sebagai
perbandingan pada kulit yang tidak terlindungi.
Faktor proteksi sinar (Sun Protecting Factor/SPF) yaitu menunjukkan tingkat
lamanya tabir surya bisa melindungi kulit dari radiasi sinar matahari (UV) atau
berapa lama anda bisa berada dibawah sinar matahari tanpa membuat kulit
terbakar (sun burn). Semakin tinggi nilai SPF, semakin besar perlindungan yang
akan didapat. Nilai SPF ini berkisar antara 0 sampai 100. Sediaan tabir surya
dikatakan dapat memberikan perlindungan apabila memiliki nilai SPF 2 – 8.
Tingkat kemampuan tabir surya sebagai berikut :
1. Minimal, bila SPF antara 2-4, contoh salisilat, antranilat.
2. Sedang, bila SPF antara 4-6, contoh sinamat, bensofenon.
3. Ekstra, bila SPF antara 6-8, contoh derivate PABA.
4. Maksimal, bila SPF antara 8-15, contoh PABA.
5.Ultra, bila SPF lebih dari 15, contoh kombinasi PABA, non-PABA dan fisik.
Jika suatu body lotion mengandung SPF 15 berarti krim tersebut akan
meneruskan sinar matahari seperlima belas saja. Krim dengan SPF 60 hanya
meneruskan seperenam puluh sinar matahari ke kulit. Oleh karena itu, makin
besar nilai SPF maka makin efektif fungsinya sebagai tabir surya. Krim tabir
surya dapat dioleskan di seluruh bagian tubuh yang terbuka, terutama wajah,
tetapi jangan sampai terkena bagian mata. Krim inipun dapat digunakan setiap
hari sebagai alas bedak.
Faktor protektif terhadap sinar (SPF) menunjukkan kelipatan peningkatan
toleransi terhadap kontak dengan sinar matahari dengan penggunaan produk ini
tanpa menimbulkan eritema. Dengan perkataan lain, SPF 8 akan mengizinkan
orang yang biasa menderita eritema setelah berkontak 20 menit untuk bertahan
160 menit terhadap sinar matahari.

E. Bentuk – Bentuk Sediaan


Tabir surya dapat dibuat dalam berbagai bentuk sediaan, misalnya bentuk
larutan air atau alkohol, emulsi, krim, dan semi padat, yang merupakan sediaan

11
lipid non-air, gel, dan aerosol. Syarat-syarat bagi preparat kosmetik tabir surya
yaitu :
1. Enak dan mudah dipakai.
2. Jumlah yang menempel mencukupi kebutuhan.
3. Bahan aktif dan bahan dasar mudah bercampur.
4. Bahan dasar harus dapat mempertahankan kelembutan dan keembaban kulit.
5. Tidak toksik, tidak mengiritasi, dan tidak menyebabkan sensitisasi.
Bentuk-bentuk preparat susnscreen dapat berupa :
1. Preparat anhydrous
Minyak-minyak cair suntan menduduki tempat yang paling penting.
Keuntungan yang spesifik dari sediaan berminyak adalah sifat tahan terhadap air
yang timbul saat berkeringat pada saat berjemur atau berenang. Efek lubrikan
(perlindungan mekanik) juga dipertimbangkan sebagai hal yang sangat menolong.
Minyak nabati digunakan sebagai tabir surya karena mamiliki kemampuan
menyerap dalam range UV kritikal. Hal ini ditunjukkan oleh minyak wijen yang
paling luas penggunannya. Minyak nabati merupakan pelarut yang lebih baik
dibandingkan minyak mineral untuk mebanyakan bahan-bahan tabir surya yang
larut minyak.
2. Emulsi (m/a, a/m)
Berbagai jenis emulsi, non lemak m/a, semi lemak , lemak m/a, telah
digunakan sebagai tabir surya dengan kandungan lemak yang tinggi menyerupai
minyak dan non lemak serupa dengan sediaan berair. Keuntungan dari produk
emulsi adalah penampilan dan konsistensi yang menyenangkan saat
penggunaannya.
3. Preparat tanpa lemak
Dibandingkan dengan minyak suntan, sediaan ini memiliki keuntungan yaitu
tidak berlemak dan lengket serta nyaman dalam penggunannya. Kelompok ini
dibagi atas komposisi alcohol tinggi atau rendah. Kerugian utama dari sediaan
berair dan rendah alcohol adalah kelarutannya dalam air yaitu kehilangan aktivitas
pada kondisi berkeringat atau dalam air. Tabir surya yang baik:
a. Mempunyai nilai SPF 15 atau 15+
b. Punya nomor register/terdaftar CL,CD.
c. Pilih produk tabir surya yang tanpa wewangian.

12
d. Ada tanggal kadaluarsa, bila disimpan secara benar 2 tahun.
e. Bentuk padat terpisah dari bagian cair rusak

F. Contoh Sunscreen
1. Parasol 33
a. Komposisi:Octyl methoxycinnamate, Oxybenzone, Microtitanium dioxide,
Methyl benzilidene camphor, Butyl methoxy dibenzoil methane, Cetil
alcohol, Tocopherol acetate, Red ion oxide, Cl No. 77492, Sodium lauryl
sulphate, Propyl paraben, Methyl paraben, Aloe vera, Purified water.
b. Kegunaan: Krim pelindung terhadap sinar matahari yang mengandung Aloe
Vera dan Vitamin E, bekerja melindungi kulit akibat pengaruh buruk sinar
matahari sekaligus menjaga kelembaban kulit sehingga tetap lembut, halus.dan
tidak kering. Dapat dipakai sebagai alas make up yang baik.
c. Cara Pemakaian: Sebelum bepergian keluar kena sinar matahari, oleskan krim
tipis-tipis pada bagian kulit yang akan dilindungi. Pastikanlah bahwa seluruh
kulit tersebut telah tertutupi dan bila mana perlu ulangi pemakaian untuk
memastikan suatu perlindungan yang cukup. Hilangkan krim pada waktu
malam hari dengan memakai krim/susu pembersih atau dengan sabun dan air
dan pakailah kembali waktu pagi hari.
d. Perhatian: 1. Individu-individu yang diketahui peka terhadap salah satu
komponen krim ini hendaknya tidak memakai sediaan ini. 2. Hindari kontak
dengan mata atau mulut.3. Pemakaian dihentikan bilamana timbul iritasi atau
kemerah- merahan pada kulit.
e. Kemasan: Pemakaian dihentikan bilamana timbul iritasi atau kemerah-
merahan pada kulit.
2. Solare
 Kandungan : Oktil metoksisinamat 7,5%, benzopfenon-3 3%, pemutih.
 Indikasi: Tabir surya yang mengandung pelembab dan pemutih, berfungsi
melindungi kulit dari reaksi terbakar sinar matahari, proses penuaan dini, flek
hitam dan kanker kulit, membantu memutihkan wajah.
 Perhatian:Hindari kontak dengan mata, bila timbul kemerahan pada kulit,
hentikan pemakaian.

13
 Dosis:Oleskan merata pada kulit 30 menit sebelum terkena sinar matahari.
 Kemasan:Botol plastik 100ml.

3. Intersun
 Komposisi: Per mililiter lotion Vit E, aloe vera, ethylhexyl
methoxycinnamate, benzophenone-3.
 Indikasi: Tabir surya & pelembab.
 Kemasa: Lotion SPF 30 x 100 ml.
 Dosis: Gunakan pada area kulit yang perlu dilindungi dari sinar matahari
30 menit sebelum pemaparan terhadap sinar matahari.
 Pabrik: Interbat.
4. Rossolare Lation
 Komposisi: Oktil Metoksisinnamat / octyl methoxycinnamate 7,5 %,
Benzofenon-3 3 %.
 Indikasi: Tabir surya, pelembab
 Kemasan: Lotion 100 mL.
 Dosis: Gunakan 30 menit sebelum terpapar sinar matahari.
 Pabrik: Yupharin.

12.3 Kesimpulan

14
Luka bakar merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan
jaringan yang diakibatkan sumber panas ataupun suhu dingin yang tinggi, sumber
listrik, bahan kimiawi, cahaya dan radiasi.
Swamedikasi hanya dapat diberikan untuk luka bakar ringan dan preventif
pada luka bakar berat yang akan dirujuk ke rumah sakit Swamedikasi pada luka
bakar ringan dapat diberikan sulfadiazin dan bioplacenton sebagai pencegah
penyebara infeksi.
12.4 SARAN
Perlu adanya pemecahan masalah klinis dalam pemecahan kasus dalam
memberikan terapi obat dengan swamedikasi.
Disarankan untuk merawat kulit, bisa menggunakan/ memakai payung, topi
lebar, baju lengan panjang, celana panjang, serta pemakaian bahan-bahan kimia
yang melindungi kulit dengan jalan memantulkan sinar yang mengenai kulit,
misalnya Titan dioksida, Zinc oksida, kaolin, kalsium karbonat, magnesium
karbonat, talkum, silisium dioksida dan bahan-bahan lainnya sejenis yang sering
dimasukkan dalam dasar bedak (foundation) atau bedak.

DAFTAR PUSTAKA

15
David, S. 2008. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka. Dalam :
Surabaya Plastic Surgery. http://surabayaplasticsurgery.blogspot.com

James M Becker. Essentials of Surgery. Edisi 1. Saunders Elsevier.


Philadelphia.118-129

Kee, Joyce L. 1996. Farmakologi Pendekatan proses Keperawatan, Jakarta : ECG

Nina, R. 2008. Efek Penyembuhan Luka Bakar Dalam Sediaan Gel


Ekstrak Etanol 70% Daun Lidah Buaya (Aloe Vera L.) pada Kulit
Punggung Kelinci New Zealand. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Nurul K. 2013. http://nurulkhatimahp.blogspot.com/2013/05/makalah-


sunscreen.html

Wim de Jong. 2005. Bab 3 : Luka, Luka Bakar : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.
EGC. Jakarta. p 66-88

16

Anda mungkin juga menyukai