12.2 PEMBAHASAN
a) Defenisi
Luka bakar adalah kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti air, api, bahan kimia, listrik, dan radiasi. Luka bakar akan
mengakibatkan tidak hanya kerusakan kulit, tetapi juga amat memengaruhi
seluruh sistem tubuh (Nina, 2008).
1
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik
dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan
mortalitas tinggi (Wim de Jong. 2005).
b) Etiologi
Luka bakar dapat disebabkan oleh banyak hal yang terjadi akibat sentuhan
permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas api secara
langsung maupun tidak langsung, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik,
maupun bahan kimia, air, dll) atau zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat,
basa kuat) (Wim de Jong. 2005).
Bahan kimia yang dapat menyebabkan luka bakar adalah Asam kuat atau basa
kuat acids atau bases. Luka bakar akibat bahan kimia umumnya disebabkan
karena sifat kimiawi bahan tersebut yang tajam dan dapat membakar kulit, seperti
[sodium hidroksida], silver nitrate, dan bahan kimia berbahaya lainnya (seperti
asam sulfur ataupun asam nitrat). Asam hidroflorik dapat menyebabkan kerusakan
tulang, namun jenis kerusakan yang terjadi sulit dibuktikan.
Kulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai peranan
dalam homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh.
Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 –
3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai
0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis
terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan
atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung,
bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda,
lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm
sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium
yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat (David, S. 2008).
Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh
kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi.
Meningkatnya permeabilitas menyebabkan oedem dan menimbulkan bula yang
banyak elektrolit. Hal itu menyebabkan berkurangnya volume cairan
intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan
2
akibat penguapan yang berlebihan, masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada
luka bakar derajat dua dan pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat
tiga. Bila luas luka bakar kurang dari 20%, biasanya mekanisme kompensasi
tubuh masih bisa mengatasinya, tetapi bila lebih dari 20% akan terjadi syok
hipovolemik dengan gejala yang khas, seperti gelisah, pucat, dingin, berkeringat,
nadi kecil, dan cepat, tekanan darah menurun, dan produksi urin berkurrang.
Pembengkakkan terjadi pelan-pelan, maksimal terjadi setelah delapan jam (James
M Becker 118-129)
3
disertai juga dengan bula
permukaan luka berbecak merah muda dan putih karena variasi dari
vaskularisasi pembuluh darah( bagian yang putih punya hanya sedikit
pembuluh darah dan yang merah muda mempunyai beberapa aliran darah
luka akan sembuh dalam 3-9 minggu.
4
menghadapi efek dari karbon monoksida (gas beracun yang sering terbentuk di
lokasi kebakaran).
Di ruang emergensi, dilakukan pemeriksaan terhadap fungsi pernafasan, luka
lainnya di tubuh serta dilakukan pengobatan untuk menggantikan cairan yang
hilang dan untuk mencegah infeksi. Untuk mengobati luka bakar yang berat
kadang digunakan terapi oksigen hiperbarik, dimana penderita ditempatkan dalam
ruangan khusus yang mengandung oksigen bertekanan tinggi.
Jika terjadi cedera pada saluran udara dan paru-paru akibat kebakaran, untuk
membantu fungsi pernafasan bisa dipasang sebuah selang yang dimasukkan ke
dalam tenggorokan. Selang tersebut perlu dipasang jika cedera menimpa wajah
atau jika pembengkakan pada tenggorokan menyebabkan terganggunya fungsi
pernafasan. Jika tidak terjadi gangguan pada sistem pernafasan maka yang perlu
dilakukan hanya memberikan oksigen tambahan melalui sungkup muka. Setelah
daerah yang terluka dibersihkan, lalu dioleskan krim atau salep antibiotik dan
dibungkus dengan verban steril. Verban biasanya diganti sebanyak 2-3 kali/hari.
Luka bakar yang luas sangat rentan terhadap infeksi berat karena itu biasanya
diberikan antibiotik melalui infus. Mungkin perlu diberikan booster tetanus.
Luka bakar luas bisa menyebabkan hilangnya cairan tubuh, karena itu untuk
menggantikannya diberikan cairan melalui infus. Luka bakar dalam bisa
menyebabkan mioglonulinuria, yaitu suatu keadaan dimana protein mioglobulin
dilepaskan dari otot yang rusak dan menyebabkan kerusakan ginjal. Jika tidak
segera diberikan cairan yang memadai, bisa terjadi kegagalan ginjal.
Kulit yang terbakar akan membentuk permukaan yang keras dan tebal yang
disebut eskar, yang bisa menyebabkan terhalangnya aliran darah ke daerah
tersebut. Untuk mengurangi ketegangan pada jaringan yang sehat dibawahnya,
biasanya dilakukan eskarotomi (pemotongan eskar).
Jika luasnya tidak lebih dari uang logam 50 sen dan terjaga kebersihannya,
luka bakar yang dalam pun bisa pulih dengan sendirinya. Tetapi jika lapisan kulit
dibawahnya mengalami kerusakan yang luas, biasanya perlu dilakukan
pencangkokkan kulit (skin graft). Bagian kulit yang sehat bisa berasal dari tubuh
penderita sendiri (autograft), dari donor hidup maupun dari kulit orang yang
sudah meninggal (allograft), atau dari mahluk lain selain manusia (xenograft,
biasanya babi karena kulitnya paling mirip dengan kulit manusia.
Autograft sifatnya permanen, tetapi skin graft dari donor (baik manusia maupun
5
hewan) sifatnya sementara, yaitu hanya melindungi daerah yang terbakar pada
saat tubuh melakukan penyembuhan sendiri dan 10-14 hari kemudian akan ditolak
oleh tubuh.
Biasanya perlu dilakukan terapi fisik dan terapi okupasional untuk
meminimalkan jumlah jaringan parut dan untuk mempertahankan sebanyak
mungkin fungsi dari daerah yang terbakar. Secepat mungkin dipasang bidai untuk
menjaga agar persendian tetap bisa digerakkan sehingga otot dan kulit tidak
menjadi kaku dan memendek. Bidai dipasang sampai terjadi pemulihan yang luas.
Sebelum dilakukan skin graft, persendian yang terkena dilatih terlebih dahulu
sehingga kemampuan geraknya meningkat. Setelah graft ditempelkan, biasanya
dilakukan pembidaian selama 5-10 hari untuk memastikan bahwa graft telah
terpasang sebagaimana mestinya. Penderita harus mengkonsumsi sejumlah kalori
dan gizi yang cukup yang diperlukan untuk proses pemulihan. Jika usus tidak
berfungsi akibat cedera atau pembedahan berulang, zat gizi biasa diberikan
melalui infus. Diperlukan waktu yang lama untuk pemulihan luka bakar yang
berat, kadang sampai bertahun-tahun, karena itu penderita bisa mengalami depresi
berat sehingga dukungan moril sangat diperlukan dari orang-orang di
sekelilingnya.
e) Terapi
Non farmakologi
Yang boleh diberikan kepada penderita :
1. Cairan susu
Susu merupakan cairan yang paling bagus untuk mengompress luka bakar
kecil. Rendam daerah luka dengan susu selama 15 menit atau lebih. Bila anda
kesulitan merendam, anda bisa menggunakan handuk yang telah dibasahi
susu untuk menutup daerah yang terbakar. Lemak yang terdapat dalam susu
akan menyejukan daerah yang terbakar dan mempercepat penyembuhan.
2. Lidah buaya akan mempercepat proses penyembuhan. Dua atau tiga hari
setelah terluka, anda dapat membubuhi daerah luka dengan cairan dari daun
lidah buaya. Kesejukan dari cairan itu akan membantu meredakan nyeri.
Gunakan empat sampai 5 kali sehari tanpa ditutup dengan perban.
3. Kentang juga bisa dipakai untuk pertolongan luka bakar. Irislah kentang
lalu tutup daerah yang terbakar menggunakan irisan tersebut. Zat tepung pada
kentang akan menetralisir luka bakar, rasa nyeri dan mencegah pembentukan
jaringan parut.
6
4. Madu yang digunakan untuk menutup luka akan menyejukan luka,
meredakan nyeri dan mempercepat penyembuhan. Madu juga akan mencegah
infeksi kuman serta melindungi daerah luka.
5. Minyak lavender akan meredakan rasa nyeri dan mempercepat penyembuhan
serta mencegah jaringan parut. Pertama tama, bersihkan daerah luka dengan
air dan sabun. Campur minyak lavender dengan minyak zaitun dengan
perbandingan 1 : 3. Selanjutnya tutuplah daerah luka dengan campuran tadi.
Terapi Farmakologi
(Kee, Joyce L. 1996)
7
OBAT KEKUATAN PEMAKAIAN DAN
OBAT PERTIMBANGAN
8
itu hindari sinar matahari
dapat menyebabkan
dermatis kontak
Jenis-Jenis Sunscreen
9
Beberapa jenis sunscreen yang tersedia adalah:
1. Penghambatan fisik (physical bloker), antara lain TiO2, ZnO, kaolin, CaCO3,
MgO, dan
2. Penyerap kimia (chemical absorber) meliputi anti UV A misalnya turunan
benzophenon antara lain oksibenson, dibenzoilmetan, serta anti UV B yaitu
turunan salisilat, turunan para amoni benzoic acid (PABA) misalnya oktil
dimetil PABA, turunan sinamat (sinoksat, etil heksil parametoksisinamat) dan
lain-lain.
Untuk mengoptimalkan kemampuan dari tabir surya sering dilakukan
kombinasi antar tabir surya fisik dan tabir surya kimia, bahkan ada yang
menggunakan beberapa macam tabir surya dalam satu sediaan kosmetika.
10
label produk. Parameter yang biasa digunakan disebut sebagai Sun Protection
Factor (SPF) produk tabir surya, dengan hubungan terhadap peningkatan dosis
UV pada kulit yang dilindungi dapat dengan tanpa menunjukkan eritema, sebagai
perbandingan pada kulit yang tidak terlindungi.
Faktor proteksi sinar (Sun Protecting Factor/SPF) yaitu menunjukkan tingkat
lamanya tabir surya bisa melindungi kulit dari radiasi sinar matahari (UV) atau
berapa lama anda bisa berada dibawah sinar matahari tanpa membuat kulit
terbakar (sun burn). Semakin tinggi nilai SPF, semakin besar perlindungan yang
akan didapat. Nilai SPF ini berkisar antara 0 sampai 100. Sediaan tabir surya
dikatakan dapat memberikan perlindungan apabila memiliki nilai SPF 2 – 8.
Tingkat kemampuan tabir surya sebagai berikut :
1. Minimal, bila SPF antara 2-4, contoh salisilat, antranilat.
2. Sedang, bila SPF antara 4-6, contoh sinamat, bensofenon.
3. Ekstra, bila SPF antara 6-8, contoh derivate PABA.
4. Maksimal, bila SPF antara 8-15, contoh PABA.
5.Ultra, bila SPF lebih dari 15, contoh kombinasi PABA, non-PABA dan fisik.
Jika suatu body lotion mengandung SPF 15 berarti krim tersebut akan
meneruskan sinar matahari seperlima belas saja. Krim dengan SPF 60 hanya
meneruskan seperenam puluh sinar matahari ke kulit. Oleh karena itu, makin
besar nilai SPF maka makin efektif fungsinya sebagai tabir surya. Krim tabir
surya dapat dioleskan di seluruh bagian tubuh yang terbuka, terutama wajah,
tetapi jangan sampai terkena bagian mata. Krim inipun dapat digunakan setiap
hari sebagai alas bedak.
Faktor protektif terhadap sinar (SPF) menunjukkan kelipatan peningkatan
toleransi terhadap kontak dengan sinar matahari dengan penggunaan produk ini
tanpa menimbulkan eritema. Dengan perkataan lain, SPF 8 akan mengizinkan
orang yang biasa menderita eritema setelah berkontak 20 menit untuk bertahan
160 menit terhadap sinar matahari.
11
lipid non-air, gel, dan aerosol. Syarat-syarat bagi preparat kosmetik tabir surya
yaitu :
1. Enak dan mudah dipakai.
2. Jumlah yang menempel mencukupi kebutuhan.
3. Bahan aktif dan bahan dasar mudah bercampur.
4. Bahan dasar harus dapat mempertahankan kelembutan dan keembaban kulit.
5. Tidak toksik, tidak mengiritasi, dan tidak menyebabkan sensitisasi.
Bentuk-bentuk preparat susnscreen dapat berupa :
1. Preparat anhydrous
Minyak-minyak cair suntan menduduki tempat yang paling penting.
Keuntungan yang spesifik dari sediaan berminyak adalah sifat tahan terhadap air
yang timbul saat berkeringat pada saat berjemur atau berenang. Efek lubrikan
(perlindungan mekanik) juga dipertimbangkan sebagai hal yang sangat menolong.
Minyak nabati digunakan sebagai tabir surya karena mamiliki kemampuan
menyerap dalam range UV kritikal. Hal ini ditunjukkan oleh minyak wijen yang
paling luas penggunannya. Minyak nabati merupakan pelarut yang lebih baik
dibandingkan minyak mineral untuk mebanyakan bahan-bahan tabir surya yang
larut minyak.
2. Emulsi (m/a, a/m)
Berbagai jenis emulsi, non lemak m/a, semi lemak , lemak m/a, telah
digunakan sebagai tabir surya dengan kandungan lemak yang tinggi menyerupai
minyak dan non lemak serupa dengan sediaan berair. Keuntungan dari produk
emulsi adalah penampilan dan konsistensi yang menyenangkan saat
penggunaannya.
3. Preparat tanpa lemak
Dibandingkan dengan minyak suntan, sediaan ini memiliki keuntungan yaitu
tidak berlemak dan lengket serta nyaman dalam penggunannya. Kelompok ini
dibagi atas komposisi alcohol tinggi atau rendah. Kerugian utama dari sediaan
berair dan rendah alcohol adalah kelarutannya dalam air yaitu kehilangan aktivitas
pada kondisi berkeringat atau dalam air. Tabir surya yang baik:
a. Mempunyai nilai SPF 15 atau 15+
b. Punya nomor register/terdaftar CL,CD.
c. Pilih produk tabir surya yang tanpa wewangian.
12
d. Ada tanggal kadaluarsa, bila disimpan secara benar 2 tahun.
e. Bentuk padat terpisah dari bagian cair rusak
F. Contoh Sunscreen
1. Parasol 33
a. Komposisi:Octyl methoxycinnamate, Oxybenzone, Microtitanium dioxide,
Methyl benzilidene camphor, Butyl methoxy dibenzoil methane, Cetil
alcohol, Tocopherol acetate, Red ion oxide, Cl No. 77492, Sodium lauryl
sulphate, Propyl paraben, Methyl paraben, Aloe vera, Purified water.
b. Kegunaan: Krim pelindung terhadap sinar matahari yang mengandung Aloe
Vera dan Vitamin E, bekerja melindungi kulit akibat pengaruh buruk sinar
matahari sekaligus menjaga kelembaban kulit sehingga tetap lembut, halus.dan
tidak kering. Dapat dipakai sebagai alas make up yang baik.
c. Cara Pemakaian: Sebelum bepergian keluar kena sinar matahari, oleskan krim
tipis-tipis pada bagian kulit yang akan dilindungi. Pastikanlah bahwa seluruh
kulit tersebut telah tertutupi dan bila mana perlu ulangi pemakaian untuk
memastikan suatu perlindungan yang cukup. Hilangkan krim pada waktu
malam hari dengan memakai krim/susu pembersih atau dengan sabun dan air
dan pakailah kembali waktu pagi hari.
d. Perhatian: 1. Individu-individu yang diketahui peka terhadap salah satu
komponen krim ini hendaknya tidak memakai sediaan ini. 2. Hindari kontak
dengan mata atau mulut.3. Pemakaian dihentikan bilamana timbul iritasi atau
kemerah- merahan pada kulit.
e. Kemasan: Pemakaian dihentikan bilamana timbul iritasi atau kemerah-
merahan pada kulit.
2. Solare
Kandungan : Oktil metoksisinamat 7,5%, benzopfenon-3 3%, pemutih.
Indikasi: Tabir surya yang mengandung pelembab dan pemutih, berfungsi
melindungi kulit dari reaksi terbakar sinar matahari, proses penuaan dini, flek
hitam dan kanker kulit, membantu memutihkan wajah.
Perhatian:Hindari kontak dengan mata, bila timbul kemerahan pada kulit,
hentikan pemakaian.
13
Dosis:Oleskan merata pada kulit 30 menit sebelum terkena sinar matahari.
Kemasan:Botol plastik 100ml.
3. Intersun
Komposisi: Per mililiter lotion Vit E, aloe vera, ethylhexyl
methoxycinnamate, benzophenone-3.
Indikasi: Tabir surya & pelembab.
Kemasa: Lotion SPF 30 x 100 ml.
Dosis: Gunakan pada area kulit yang perlu dilindungi dari sinar matahari
30 menit sebelum pemaparan terhadap sinar matahari.
Pabrik: Interbat.
4. Rossolare Lation
Komposisi: Oktil Metoksisinnamat / octyl methoxycinnamate 7,5 %,
Benzofenon-3 3 %.
Indikasi: Tabir surya, pelembab
Kemasan: Lotion 100 mL.
Dosis: Gunakan 30 menit sebelum terpapar sinar matahari.
Pabrik: Yupharin.
12.3 Kesimpulan
14
Luka bakar merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan
jaringan yang diakibatkan sumber panas ataupun suhu dingin yang tinggi, sumber
listrik, bahan kimiawi, cahaya dan radiasi.
Swamedikasi hanya dapat diberikan untuk luka bakar ringan dan preventif
pada luka bakar berat yang akan dirujuk ke rumah sakit Swamedikasi pada luka
bakar ringan dapat diberikan sulfadiazin dan bioplacenton sebagai pencegah
penyebara infeksi.
12.4 SARAN
Perlu adanya pemecahan masalah klinis dalam pemecahan kasus dalam
memberikan terapi obat dengan swamedikasi.
Disarankan untuk merawat kulit, bisa menggunakan/ memakai payung, topi
lebar, baju lengan panjang, celana panjang, serta pemakaian bahan-bahan kimia
yang melindungi kulit dengan jalan memantulkan sinar yang mengenai kulit,
misalnya Titan dioksida, Zinc oksida, kaolin, kalsium karbonat, magnesium
karbonat, talkum, silisium dioksida dan bahan-bahan lainnya sejenis yang sering
dimasukkan dalam dasar bedak (foundation) atau bedak.
DAFTAR PUSTAKA
15
David, S. 2008. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka. Dalam :
Surabaya Plastic Surgery. http://surabayaplasticsurgery.blogspot.com
Wim de Jong. 2005. Bab 3 : Luka, Luka Bakar : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.
EGC. Jakarta. p 66-88
16