Disusun oleh :
DYAH AYU SUDARMAWAN
22010115130200
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2015
Pengaruh Pasta Gigi terhadap Luka Bakar
Disusun oleh: Dyah Ayu Sudarmawan
PENDAHULUAN
Noda hitam bekas luka bakar agak sulit disamarkan. "Sebab kulit melepuh
sehingga sebagian struktur kulit yang terdiri atas epidermis, dermis, kelenjar
keringat, serta kelenjar rambut, hilang karena terangkat," ujar dr. Gloria Novelita,
SpKK, Spesialis Kulit dan Kelamin Beyoutiful Aesthetic Clinic, Jakarta.
Semua struktur kulit itu penting, lagi pula ada sel yang bisa membantu
untuk penyembuhan luka. Kalau semua lepas, penyembuhan kulit jadi sulit.
Proses memudarnya noda hitam itu bisa menahun. Pada prinsipnya, noda hitam
bekas luka bakar bisa diobati sama halnya seperti mengobati noda hitam bekas
jerawat.[2]
Penanganan dalam penyembuhan luka bakar antara lain mencegah infeksi
dan memberi kesempatan sisa-sisa sel epitel untuk berpoliferasi dan menutup
permukaan luka.[1]
Saat seseorang terkena luka bakar, tidak sedikit orang yang langsung
mengolesi luka bakar tersebut dengan pasta gigi. Padahal masyarakat awam
belum tentu tahu pengaruh pemberian pasta gigi pada luka bakar. Dengan adanya
hal tersebut penulis merasa tertarik, untuk menulis sebuah artikel yang berjudul
“Pengaruh Pasta Gigi terhadap Luka Bakar”.
PEMBAHASAN
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik
dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan
mortalitas tinggi. Biaya yang dibutuhkan untuk penanganannya pun tinggi. Luka
bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-
benda yang menghasilkan panas (api secara langsung maupun tidak langsung,
pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia, air, dll) atau zat-
zat yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat).[1]
Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan.
Pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel
darah yang ada di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia.
Meningkatnya permeabilitas menyebabkan oedem dan menimbulkan bula yang
banyak elektrolit. Hal itu menyebabkan berkurangnya volume cairan
intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan
akibat penguapan yang berlebihan, masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada
luka bakar derajat dua dan pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat
tiga. Bila luas luka bakar kurang dari 20%, biasanya mekanisme kompensasi
tubuh masih bisa mengatasinya, tetapi bila lebih dari 20% akan terjadi syok
hipovolemik dengan gejala yang khas, seperti gelisah, pucat, dingin, berkeringat,
nadi kecil, dan cepat, tekanan darah menurun, dan produksi urin berkurang.
Pembengkakkan terjadi pelan-pelan, maksimal terjadi setelah delapan jam.
Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi di wajah, dapat
terjadi kerusakan mukosa jalan napas karena gas, asap, atau uap panas yang
terhisap. Oedem laring yang ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan
napas dengan gejala sesak napas, takipnea, stridor, suara serak dan dahak bewarna
gelap akibat jelaga. Dapat juga keracunan gas CO dan gas beracun lainnya.
Karbon monoksida akan mengikat hemoglobin dengan kuat sehingga hemoglobin
tak mampu lagi mengikat oksigen. Tanda keracunan ringan adalah lemas,
bingung, pusing, mual dan muntah. Pada keracunan yang berat terjadi koma. Bisa
lebih dari 60% hemoglobin terikat CO, penderita dapat meninggal. Setelah 12 –
24 jam, permeabilitas kapiler mulai membaik dan mobilisasi serta penyerapan
kembali cairan edema ke pembuluh darah. Ini di tandai dengan meningkatnya
diuresis.[5]
Berwarna hitam.[5]
Konsumsi pasta gigi atau penyikatan gigi dengan pasta gigi telah banyak
dipergunakan di berbagai negara. Pasta gigi antara lain mengandung bahan
antimikroba seperti triklosan dan klorheksidin sebagai bahan aktif yang dapat
menghambat secara langsung pada pembentukan plak. Seiring dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, berbagai produsen pasta gigi membuat inovasi
untuk menambahkan zat lain yang bermanfaat bagi kesehatan gigi. Penambahan
zat lain pada pasta gigi harus aman dan efektif, serta pemakaiannya telah disetujui
oleh American Dental Association. Salah satu yang umum ditambahkan pada
pasta gigi adalah herbal. Penambahan herbal pada pasta gigi diharapkan dapat
menghambat pertumbuhan plak. Hal tersebut berkaitan dengan kemampuan
beberapa jenis herbal yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba. Selain itu,
karena herbal berasal dari tumbuh-tumbuhan, maka bahan tersebut aman dan
alami. Di pasaran kini banyak beredar pasta gigi dengan kandungan bahan herbal
salah satunya adalah pasta gigi yang mengandung ekstrak daun sirih. Kandungan
minyak atsiri daun sirih mempunyai daya antibakteri karena adanya fenol dan
turunannya yang dapat mengubah sifat protein sel bakteri. Bahkan sebuah
penelitian lain menyebutkan bahwa pasta gigi herbal mengandung ekstrak daun
sirih dan lidah buaya efektif dalam menghambat koloni Staphylococcus aureus
lebih baik dari pasta gigi non herbal. [9]
Prinsip absorpsi obat atau zat melalui kulit adalah difusi yaitu proses
dimana suatu substansi bergerak dari daerah suatu sistem ke daerah lain dan
terjadi penurunan kadar gradien diikuti bergeraknya molekul (Anief, 1997).
Jumlah obat yang berpindah melalui lapisan kulit tergantung pada karakteristik
obat, kelarutannya dalam air dan koefisien partisi minyak atau airnya, minyak
dan air merupakan bahan yang baik untuk difusi melalui stratum corneum seperti
juga melalui epidermis dan lapisan lapisan kulit (Ansel, 1989).
Absorbsi perkutan adalah absorbsi bahan dari luar kulit masuk ke dalam
kulit dan aliran darah (Ansel, 1985). Prinsip absorbsi obat melalui kulit adalah
difusi pasif. Difusi pasif adalah proses dimana substansi dari daerah suatu sistem
(konsentrasi tinggi) ke daerah lain (konsentrasi rendah) dan terjadi penurunan
kadar gradien diikuti bergeraknya molekul (Anief, 1997).[10]
Dari segi fisiologi faktor yang mempengaruhi kecepatan atau besarnya absorpsi
perkutan adalah luas daerah permukaan dan banyaknya pemakaian.
KESIMPULAN
Pasta gigi memang mengandung beberapa zat yang efektif untuk
membunuh bakteri dan menghambat pertumbuhan mikroba. Namun, hasil
penelitian yang telah dilaksanakan, pasta gigi dan substansi-substansi yang telah
penulis paparkan diawal, dapat memicu bahaya keparahan yang luar biasa.
Keparahan tersebut seperti, timbul ruam kemerahan, bekas noda hitam, infeksi,
memicu pertumbukan jamur dan bakteri, mempercepat tumbuhnya mikroba, dan
lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
1. Syamsuhidayat, W.d.J., Buku Ajar Ilmu Bedah. 2005, Jakarta: EGC Press.
2. Tribunnews, Mengoles Pasta Gigi Pada Luka Bakar Memicu Bakteri, in
Tribunnews. 2015.
3. Perdanakusuma, D.S., “Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka”.
2007.
4. Kusumaningsih, R.W., Pengaruh Pasta Gigi dengan Kandungan Buah
Stroberi (Fragaria chiloensis L.) terhadap Pembentukan Plak Gigi. 2011,
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
5. Yovita, S., Penanganan Luka Bakar.
6. Muhibuddin, Pemanfaatan Getah Yodium (Jatropha Multifida L) sebagai
Obat Luka Bakar. 2015.
7. dr.Adibah, Pertolongan Pertama Luka Bakar, d.R. Winasis, Editor. 2014,
Yakes-Telkom.
8. Quirynen, M.V.d.V., S. Vandekerchove, B. Dadamio, J, Oral Malodor.
“Carranza’s Clinical Periodontology”, ed. M.G.T. Newman, H. &
Klokkevold, P. R. & Carranza, F. A. 2012, Philadelphia: WB Saunder
Company.
9. Mutmainnah, M., “Pengaruh pasta gigi yang mengandung ekstrak daun
sirih dalam mengurangi plak dan gingivitis pada gingivitis marginalis
kronis”, in Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin. 2013:
Makassar.
10. Kartono, M., Pertolongan Pertama. 2005, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
11. Martin, A., Phycical Pharmacy. Philadelphia: Lea & Febiger. 1993. .