LUKA BAKAR
Kelompok 3 :
Lena Santika
Fifi Alaita
Dila Riska
Cut Alya Raisna Suri
PENGERTIAN
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas,
bahan kimia, listrik dan radiasi. (Musliha, 2010).
Grade II
Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar) dan dermis
(kulitbagian dalam), terdapat vesikel (benjolan berupa cairan
atau nanah) dan oedem sub kutan (adanya penimbunan
dibawah kulit), luka merah dan basah mengkilap, sangat
nyeri, sembuh dalam 21-28 hari tergantung komplikasi infeksi.
Grade III
Kerusakan pada semua lapisan kulit, nyeri tidak ada, luka
merah keputih-putihan (seperti merah yang terdapat serat
putih dan merupakan jaringan mati) atau hitam keabu-abuan
(seperti luka yang kering dan gosong juga termasuk jaringan
mati), tampak kering, lapisan yang rusak tidak sembuh sendiri
(perlu skin graf).
Patofisiologi
Pada dasarnya luka bakar itu terjadi akibat
paparan suhu yang tinggi, akibatnya akan
merusak kulit dan pembuluh darah tepi
maupun pembuluh darah besar dan akibat
kerusakan pembuluh darah ini mengakibatkan
cairan plasma sel darah, protein dan albumin,
mengalami gangguan fisiologi. Akibatnya
terjadilah kehilangan cairan yang masif,
terganggunya cairan di dalam lumen
pembuluh darah. Suhu tinggi juga merusak
pembuluh darah yang mengakibatkan
sumbatan pembuluh darah sehingga
beberapa jam setelah terjadi reaksi tersebut
bisa mengakibatkan radang sistemik, maupun
kerusakan jaringan lainnya. Dari kilasan diatas
maka pada luka bakar juga dapat terjadi sok
hipovelemik (burn syok).
Klasifikasi Luka Bakar
C. Penanganan Luka
1. Pendinginan luka
2. Debridemen
3. Tindakan pembedahan
a. Split cangkok kulit
b. Flap
Pemeriksaan Penunjang
Menurut Doenges M.E (2000) pemeriksaan
penunjang yang diperlukan adalah :
1) Hitung darah lengkap
2) Leukosit akan meningkat sebagai respons inflamasi
3) Analisa Gas Darah (AGD) : Untuk kecurigaan cedera inhalasi
4) Elektrolit Serum.
5) Albumin serum meningkat akibat kehilangan protein pada edema
jaringan
6) Kreatinin meningkat menunjukkan perfusi jaringan
7) EKG : Tanda iskemik miokardia dapat terjadi pada luka bakar
8) Fotografi luka bakar : Memberikan catatan untuk penyembuhan luka
bakar selanjutnya.
Proses penyembuhan luka
Fase inflamasi
Fase terjadinya luka bakar 3-4 hari pasca luka bakar. Pada fase ini terjadi
perubahan vascular dan proliferase selular.)
Fase maturasi
Proses pematangan kolagen dan terjadi penurunan aktivitas seluler dan vaskuler.
Hasil ini berlangsung hingga 8 bulan sampai lebih dari satu tahun dan berakhir jika
sudah tidak ada tanda taanda inflamasi untuk akhir dari fase ini berupa jaringan
parut yang bewarna pucat, tipis, lemas tanpa rasa nyeri atau gatal.
PENKES Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar
1) Clothing: singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar. Bahan
pakaian yang menempel dan tak dapat dilepas maka dibiarkan untuk sampai
pada fase cleaning.
4) Chemoprophylaxis: Pemberian anti tetanus, dapat diberikan pada luka yang lebih dalam dari
superficial partial thickness. Pemberian krim silver sulvadiazin untuk penanganan infeksi dapat
diberikan kecuali pada luka bakar superfisial. Tidak boleh diberikan pada wajah, riwayat alerfi sulfa,
perempuan hamil, bayi baru lahir, ibu menyusui dengan bayi kurang dari 2 bulan.
5) Covering: penutupan luka bakar dengan kassa. Dilakukan sesuai dengan derajat luka bakar. Luka
bakar superfisial tidak perlu ditutup dengan kasa atau bahan lainnya. Pembalutan luka (yang
dilakukan setelah pendinginan) bertujuan untuk mengurangi pengeluaran panas yang terjadi akibat
hilangnya lapisan kulit akibat luka bakar. Jangan berikan mentega, minyak, oli atau larutan lainnya,
akan menghambat penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi.
6) Conforting: dapat dilakukan pemberian pengurang rasa nyeri. Dapat diberikan penghilang nyeri
berupa: a) Paracetamol dan codein (PO-per oral)-20-30mg/kg. b) Morphine (IV-intra vena) 0.1 mg/kg
diberikan dengan dosis
Thank You