Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

ISOLASI SOSIAL

KELOMPOK 6
DANI WAHYUNI
AULIANA RIZKI PUTRI
CYNTIA NAFISA RAHMA
ANGGIA NAZIRAH
RISKA SAFRINA
NURKHOLIFAH
PENGERTIAN ISOS
Isolasi sosial menurut Townsend, dalam Kusumawati F dan Hartono
Y (2010) adalah suatu keadaan kesepian yang dirasakan seseorang
karena orang lain menyatakan negatif dan mengancam. Sedangkan
Menarik diri adalah usaha menghindari interaksi dengan orang lain.
Individu merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai
kesempatan untuk berbagi perasaan, pikiran, prestasi atau
kegagalanya (Depkes, 2006 dalam Dermawan D dan Rusdi, 2013).
RENTANG RESPON
Menurut Stuart (2007). Gangguan kepribadian biasanya dapat dikenali pada masa remaja atau lebih
awal dan berlanjut sepanjang masa dewasa. Gangguan tersebut merupakan pola respon maladaptive,
tidak fleksibel, dan menetap yang cukup berat menyababkan disfungsi prilaku atau distress yang nyata.

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Kesepian Manipulatif
Menyendiri Menarik diri Impulsif
Otonomi Ketergantugan Narasisme
Kebersamaan
Saling Isolasi Sosial
ketergantungan
ETIOLOGI

A. Faktor predisposisi B. Faktor Presipitasi


• Faktor tumbuh kembang • Faktor eksternal
• Faktor komunikasi dalam • Faktor internal
keluarga
• Faktor social budaya
• Faktor biologis
TANDA DAN GEJALA
•Gejala Subjektif
–Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
–Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain
–Klien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
–Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
–Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
–Klien merasa tidak berguna
–Klien merasa ditolak

•Gejala Objektif
–Klien banyak diam dan tidak mau bicara
–Banyak berdiam diri di kamar
–Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang terdekat
–Klien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal
–Kontak mata kurang
–Apatis (acuh terhadap lingkungan)
ASUHAN KEPERAWATAN
• Alasan masuk
Alasan klien masuk rumah sakit jiwa yaitu 2 minggu sebelumnya klien sering menyendiri, bicara
sendiri, bingung, sulit tidur, tidak mau makan, jarang sekali bergaul dengan lingkungan, karena
klien merasa malu dan juga merasa dirinya gagal hingga akhirnya klien memukul adik
kandungnya. Terkadang klien juga marah-marah dan berteriak jika dipaksa untuk makan dan
minum. Karena kondisi tersebut pada tanggal 5 Desember 2020 keluarga membawa klien ke
RSJD.BANDA ACEH.
ANALISA DATA

Data fokus Masalah Etiologi


Ds : Gangguan isolasi sosial: menarik Harga diri rendah
• Klien mengatakan malu dan diri
malas berinteraksi dengan
orang lain
• Klien merasa malu karena tidak
berhasil mencapai
keinginannya.
• Klien memilih memendam
masalahnya sendiri

Do :
• Klien tampak lemah dan tidak
bersemangat
• Kontak mata kurang
• Klien lebih sering menyendiri
dan jarang mengikuti kegiatan
dikampusnya
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan Implementasi Respon Hasil
Isolasi social : Menarik diri SP1: S:
a. Klien menjawab salam perawat
berhubungan dengan harga diri 1) Membina hubungan saling b. Klien mengatakan Namanya Ny C
rendah percaya. c. Klien mengatakan kabarnya baik
d. Klien mengatakan tidak mau bergaul
2) Membantu klien mengenal dengan orang lain karena malas dan malu
penyebab isolasi sosial e. Klien mengatakan keuntungan berinteraksi
dengan orang lain adalah banyak
3) Membantu klien mengenal teman banyak ilmu
keuntungan berhubangan f. Klien mengatakan kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain adalah tidak
dan kerugian tidak punya teman
berhubungan dengan orang g. Klien mengatakan mau berkenalan dengan
orang lain
lain
4) Mengajarkan klien cara O:
h. Klien menjawab salam perawat dan
berkenalan mengungkapkan alasan menarik diri
5) Memasukan ke jadwal i. Klien mengerti tentang manfaat
berinteraksi dan kerugian tidak
harian klien berinteraksi dengan orang lain
j. Kontak mata sedikit
k. Klien tidak mau memulai pembicaraan.
 
Implementasi Respon Hasil
A:
Klien mampu mempraktekan cara berkenalan
 
P:
Klien
a. Motivasi klien untuk belajar berkenalan dengan
perawat
b. Anjurkan klien untuk untuk memasukan ke
jadwal kegiatan harian
Perawat:
c. Evalusi SP1
d. Ajarkan klien untuk berinteraksi dengan perawat
lain(SP2)
Implementasi Respon Hasil
SP2 : S:
a. Klien mengatakan kabarnya baik
1) Mengevaluasi SP1 b. Klien mengatakan masih mengingat yang diajarkan
2) Mengajarkan klien berinteraksi secara perawat kemarin yaitu cara tentang berkenalan
bertahap (berkenal dengan orang pertama c. Klien mengatakan mau berkenalan dengan perawat
seorang perawat) O:
3) Memasukan ke jadwal harian klien d. Klien tampak lebih semangat
e. Kontak mata mulai ada
f. Klien sudah bisa tersenyum sedikit
g. Klien tampak lebih kooperatif dari sebelumnya
 
A:
h. Klien mampu mengulang cara berkenalan (SP1)
i. Klien mampu berkenalan dengan perawat lain(SP2)
 
P:
Klien:
j. Motivasi klien untuk berkenalan dan berinteraksi
dengan perawat lain
k. Anjurkan klien untuk memasukan jadwal harian
Perawat:
l. Evaluasi SP1 dan SP2
m. Ajarkan klien untuk berkenalan dengan orang lain
Implementasi Respon Hasil
SP3: S:
1) Mengevaluasi sp 1 dan 2 a. Klien mengatakan perasaannya lebih baik dari hari kemarin
b. Klien mengatakan masih mengingat SP1 yaitu cara
2) Melatih klien berinteraksi secara bertahap berkenalan dengan perawat yang lain
( berkenalan dengan seorang klien) c. Klien mengatakan mau berkenalan dengan klien yang lain
3) Memasukan ke jadwal harian klien O:
d. Klien lebih kooperatif dari sebelumnya
e. Kontak mata ada
f. Klien tidak bisa fokus dengan klien lain karena lebih
terbiasa dengan perawat
A:
g. Klien mampu mengulang SP1 yaitu cara berkenalan dan
SP2 yaitu berkenalan dengan perawat lain
h. Klien belum mampu melakukan SP3 yaitu berkenalan
dengan klien lain
P:
Klien
i. Motivasi klien untuk berkenalan dengan klien yang lain
j. Ajarkan klien untuk untuk memasukan ke jadwal harian
Perawat
Evaluasi SP1 dan SP2
Ulangi tindakan untuk SP3 karena belum
optimal

Anda mungkin juga menyukai