Anda di halaman 1dari 11

ASKEP JIWA KORBAN

PEMERKOSAAN
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2
AULIANA RIZKI PUTRI
DANI WAHYUNI
LITA LESTARI
CYNTIA NAFISA RAHMA
CUT ALYA RAISNA SURI
RIKA AYUNI
RIKA RAHMATILAH
PENGERTIAN
Penyiksaan seksual (sexual abuse) terhadap anak disebut Pedofilian atau penyuka
anak-anak secara seksual. Seorang Pedofilia adalah orang yangmelakukan
aktivitas seksual dengan korban anak usia 13 tahun ke bawah.Penyakit ini ada
dalam kategori Sadomasokisme : adalah suatu kecenderungan terhadap aktivitas
seksual yang meliputi pengikatan atau menimbulkan rasa sakit atau penghinaan
(Pramono, 2009).
Kekerasan seksual (sexual abuse), dapat didefinisikan sebagai perilaku seksual
secara fisik maupun non fisik oleh orang yang lebih tua atau memiliki kekuasaan
terhadap korban, bertujuan untuk memuaskan hasrat seksual pelakunya. Korban
mungkin saja belum atau tidak memahami perlakuan yang dilakukan terhadap
dirinya, mereka hanya merasa tidak nyaman, sakit, takut, merasa bersalah, dan
perasaan lain yang tidak menyenangkan (FKUI, 2006).
ETIOLOGI
Faktor-fakor yang menyebabkan terjadinya tindakan kekerasan seksual yang
dialami oleh subyek adalah sebagai berikut:
• Faktor kelalaian orang tua.
• Kelalaian orang tua yang tidak memperhatikan tumbuh kembang dan pergaulan
anak yang membuat subyek menjadi korban kekerasan seksual.
• Faktor rendahnya moralitas dan mentalitas pelaku.
• Moralita dan mentalitas yang tidak dapat bertumbuh dengan baik, membuat
pelaku tidak dapat mengontrol nafsu atau perilakunya.
• Faktor ekomoni.
• Faktor ekonomi membuat pelaku dengan mudah memuluskan rencananya
dengan memberikan imingiming kepada korban yang menjadi target dari
pelaku.
Menurut Townsend (1998) factor yang predisposisi (yang berperan dalam pola penganiayaan anak (seksuak
abuse) antara lain:

A. Teori biologis
• Pengaruh neurofisiologis.
• Pengaruh biokimia
• Pengaruh genetika.
• Kelainan otak.

B. Teori psikologis
• Psikoanalitik
• Pembelajaran

C. Teori sosiokultural (pengaruh sosial)


Freewebs (2006) kekerasan seksual (sexual abuse) pada anak sering
muncul dalam berbagai kondisi dan lingkup sosial.
• Kekerasan seksual dalam keluarga (Intrafamilial abuse)
• Kekerasan seksual di luar keluarga (Extrafamilial abuse)
• Ritualistic abuse
• Institutional abuse
• Kekerasan seksual oleh orang yang tidak dikenal (Street or stranger
abuse)
KLASIFIKASI
Pemerkosaan

Kekerasan seksual terhadap anak

Kekerasan seksual terhadap pasangan

Kekerasan fisik

Kekerasan emosional/verbal

Ketergantungan finansial

Isolasi sosial
PATHWAY
MANIFESTASI KLINIS
Dampak psikologis yang dialami oleh subyek dapat digolongkan menjadi tiga bagian,
yaitu gangguan perilaku, gangguan kognisi, gangguan emosional.
• Gangguan Perilaku, ditandai dengan malas untuk melakukan aktifitas sehari-hari.
• Gangguan Kognisi, ditandai dengan sulit untuk berkonsentrasi, tidak fokusk etika
sedang belajar, sering melamun dan termenung sendiri.
• Gangguan Emosional, ditandai dengan adanya gangguan mood dansuasana hati
serta menyalahkan diri sendiri.
Menurut Suda (2006) ada beberapa model program counseling yang
dapat diberikan kepada anak yang mengalami sexual abuse, yaitu :
• The dynamics of sexual abuse.
• Protective behaviors counseling
• Survivor/self-esteem counseling
• Cognitif terapy
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil yang diharapkan dari prmberian asuhan keperawatan pada anak dengan penganiayaan seksual
(sexual abuse) antara lain :
• Anak tidak mengalami ansietas panik lagi
• Anak mendemonstrasikan derajat percaya kepada perawat primer
• Anak menerima perhatian dengan segera terhadap cedera fisiknya
• Anak memulai perilaku yang konsisten terhadap respons berduka
• Anak mendapatkan perhatian segera untuk cedera fisiknya jika ada
• Anak menyatakan secara verbal jaminan keamanannya dengan segera
• Anak mendiskusikan situasi kehidupannya dengan perawat primer
• Anak mampu menyatakan secara verbal pilihan – pilihan yang tersedia untuk dirinya yang dari hal ini
ia menerima bantuan
• Anak mendemosntrasikan rasa percaya kepada perawat utama melalui mendiskusikan perlakuan
penganiayaan melalui penggunaan terapi bermain.
• Anak mendemonstrasikan suatu penurunan perilaku agresif.

Anda mungkin juga menyukai