Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN

TUMOR OTAK
Kelompok : 9
 DANI WAHYUNI

 ENNI SAPUTRI

 NURUL NABILA

 ANDIKA SAPUTRA
Latar belakang

 Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang ditimbulkan karena ada

desakan ruang baik jinak maupun ganas yang tumbuh diotak, meningen dan
tengkorak (Sylvia.A. 1995:1030). Tumor otak dapat disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu herediter, sisa sisa sel embrional, radiasi, virus,
substansi-substansi karsinogenik. Tumor otak menyebabkan gangguan
neurologis progresif. Gangguan neurologis ini disebabkan oleh adanya
gangguan fokal oleh tumor dan peningkatan tekanan intracranial. Gangguan
fokal terjadi bila terdapat penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi atau
invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron.
Anatomi Fisiologi
Otak

Otak terletak dalam rongga kranium (tengkorak)


berkembang dari sebuah tabung yang mulanya
memperhatikan tiga gejala pembesaran otak awal.
a. Otak depan menjadi hemisfer serebri, korpus striatum, thalamus,
serta hipotalamus.
b. Otak tengah, tegmentum, krus serebrium, korpus kuadrigeminus.

c. Otak belakang, menjadi pons varoli, medulla oblongata, dan


serebelum.
Serebrum

Pada otak besar ditemukan beberapa lobus yaitu:


1. Lobus frontalis, adalah bagian dari serebrum yang terletak di
depan sulkus sentralis.
2. Lobus parietalis, terdapat di depan sulkus sentralis dan
dibelakang oleh korako-oksipitalis.
3. Lobus temporalis, terdapat dibawah lateral dari fisura
serebralis dan di depan lobus oksipitalis.
4. Oksipitalis yang mengisi bagian belakang dari serebrum.
Serebelum
Serebelum (otak kecil) terletak pada bagian bawah dan belakang
tengkorak dipisahkan dengan serebrum oleh fisura transversalis
dibelakangi oleh pons varoli dan di atas medula oblongata. Organ ini
banyak menerima serabut aferen sensoris, merupakan pusat koordinasi
dan integrasi.
Bentuknya oval, bagian yang mengecil pada sentral disebut vermis dan
bagian yang melebar pada lateral disebut hemisfer. Serebelum
berhubungan dengan batang otak melalui pendunkulus serebri inferior
(korpus retiformi) permukaan luar serebelum berlipat-lipat menyerupai
serebelum tetapi lipatannya lebih kecil dan lebih teratur. Permukaan
serebelum ini mengandung zat kelabu.
Korteks serebelum dibentuk oleh subtansia grisea, terdiri dari tiga lapisan
yaitu granular luar, lapisan purkinye, lapisan granular dalam. Serabut saraf
yang masuk dan yang keluar dari serebrum harus melewati serebelum.
Definisi Tumor Otak

Tumor Otak adalah tumbuhnya sel abnormal pada


otak. Banyak jenis tumor yang berbeda-beda.
Beberapa tumor otak bukan merupakan kanker (jinak)
dan beberapa tumor otak lainnya adalah kanker
(ganas). Tumor otak dapat berasal dari otak (tumor
otak primer) atau kanker yang berasal dari bagian
tubuh lain dan merambat ke otak (tumor otak
sekunder / metastatik).
Etiologi Tumor Otak

Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui


secara pasti. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau,
yaitu :
Herediter
Sisa sisa sel embrional
Radiasi
Virus
Trauma kepala
Patofisiologi Tumor Otak
Pemeriksaan Penunjang Tumor Otak
CT Scan dan MRI
Memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur investigasi
awal ketika penderita menunjukkan gejala yang progresif atau tanda-tanda
penyakit otak yang difus atau fokal, atau salah satu tanda spesifik dari
sindrom atau gejala-gejala tumor. Kadang sulit membedakan tumor dari
abses ataupun proses lainnya.
Foto Polos Dada
Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastasis
yang akan memberikan gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak.
Pemeriksaan cairan serebrospinal
Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor.
Tetapi pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien dengan
massa di otak yang besar. Umumnya diagnosis histologik ditegakkan
melalui pemeriksaan patologi anatomi, sebagai cara yang tepat untuk
membedakan tumor dengan proses-proses infeksi (abses cerebri).
Menurut Muttaqin (2008) ada beberapa pemeriksaan diagnostik yang
digunakan dalam mengindikasi penyakit tumor otak, diantaranya adalah
sebagai berikut:
 Computed Tomography Scan (CT-Scan)
Computed Tomography (CT) Scan merupakan suatu teknik diagnostik
dengan menggunakan sinar sempit dari sinar-X untuk memindai kepala
dalam lapisan yang berurutan.Bayangan yang dihasilkan memberi
gambaran potongan melintang dari otak, dengan membandingkan
perbedaan jaringan padat pada tulang kepala, korteks, struktur subkortikal,
dan ventrikel. Bayangan ditunjukkan pada osiloskop atau monitor TV dan
difoto.
 Positron Emmision Tomography (PET)
Positron Emmision Tomography (PET) adalah teknik pencitraan nuklir
berdasarkan komputer yang dapat menghasilkan bayangan fungsi organ
secara aktual. Klien menghirup gas radioaktif atau diinjeksikan dengan zat
radioaktif yang memberikan partikel bermuatan positif. Bila positron ini
berkombinasi dengan elektron-elektron bermuatan negatif (normalnya
didapat dalam sel-sel tubuh), resultan sinar gamma dapat dideteksi oleh alat
pemindai.
PET digunakan untuk mendiagnosa kelainan metabolisme pada otak
dan mampu mendiagnosa penyakit Alzheimer serta penyebab lain dari
demensia.Hasil yang didapatkan seperti pada (Gambar 2-6).

Gambar :Positron Emmision Tomography (PET)(Pearce, 2009)


 Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pemindaian MRI dapat mendemonstrasikan otak dengan menggunakan
fasilitas multiplanar pada bidang aksial, koronal dan sagital dengan
gambaran yang sangat baik pada fosa posterior, karena tidak ada artefak
tulang. MRI merupakan pemeriksaan yang sangat sensitif dalam
mendeteksi tumor seperti adenoma hipofisis dan neuroma akustik.MRI
menunjukkan gejala yang progresif atau tanda-tanda penyakit otak yang
difus atau fokal, atau salah satu tanda spesifik dari sindrom atau gejala-
gejala tumor. Kadang sulit membedakan tumor dari abses ataupun proses
lainnya. Pada keadaan tumor otak ini akan nampak warna yang kontras
dengan warna organ normal dan terjadi penebalan jaringan otak.
 Elektroensefalografi
Elektroensefalografi (EEG) merekam aktifitas umum eletrik di otak, dengan
meletakkan elektroda-elektroda pada daerah kulit kepala atau dengan
menempatkan mikroelektroda dalam jaringan otak. Pemeriksaan ini
memberikan kajian fisiologis aktifitas serebri. EEG bertindak sebagai
indikator kematian otak. Tumor, abses, jaringan parut, bekuan darah, dan
infeksi dapat menyebabkan aktifitas listrik berbeda dari pola normal irama
dan kecepatan.Pemeriksaan ini pada tumor otak berfungsi untuk
mengevaluasi lobus temporal pada saat kejang.
Tindakan pencegahan Primer, Sekunder dan Tersier
 Pencegahan primer
Terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor,meliputi :promosi kesehatan dan
mempertahankankesehatan. Pencegahan primer mengutamakan padapenguatan
Hlexible lines of defense dengan caramencega stress dan mengurangi faktor-faktor
resiko.Intervensi dilakukan jika resiko atau masalah sudah diidentiHikasi tapi
sebelum reaksi terjadi. Strateginyamencakup : immunisasi, pendidikan
kesehatan,olahraga dan perubahan gaya hidup.
 Pencegahan tingkat sekunder
Meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari stressor.
Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of
esistance,mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga
melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai gejala.
Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan sistem secara optimal dan
memelihara energi. Jika pencegahan sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak
terjadi maka struktur dasar tidak dapat mendukung sistem dan intervensi-
intervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian.
Pencegahan tersier
Dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategistrategi
pencegahan sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada
perbaikan kembali ke arah stabilitas sistem klien secara
optimal.Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat resistansi
terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali atau
regresi, sehingga dapat mempertahankan energi.Pencegahan tersier
cenderung untuk kembali pada pencegahan primer.

Pendidikan Kesehatan Tumor Otak


Pendidikan kesehatan kepada pasien yaitu untuk
menjelaskan tentang tumor otak dan segala penyebabnya.
Peran dan Fungsi Perawat
perawat memiliki peran penting dalam kesehatan di rumah. Yakni; advocate,
care giver, case manager, dan educator. Advocate berupa explore dan support
kebutuhan serta pilihan cara perawat, diskusi tentang hak pasien, perawatan
lanjutan, dan konsultasi dengan professional lain mengenai perawatan. Dengan
adanya explore, dapat ditentukan pasien dirawat dengan kesesuaian financial.
Untuk care giver berupa membantu ADL (aktivitas yang biasanya dilakukan
sepanjang hari normal) dan mengkaji kebutuhan pasien serta kemungkinan masalah
kesehatan. Adapun dalam case manager, perawat harus berkoordinasi seluruh
anggota tim pemberi pelayanan dalam rencana pengobatan pasien. Dan, sebagai
penanggung jawab perawatan, perawat menerima laporan perubahan kondisi.
Sebagai educator, perawat harus bisa memberikan pengetahuan kepada pasien
dan keluarga mengenai perawatan, pencegahan masalah untuk meningkatkan
perbaikan kondisi pasien. tidak semua keluarga bisa memahami kondisi pasien saat
homecare. Banyak yang menganggap kondisi pasien sudah pulih. Karena itu, perlu
edukasi tentang perawatan terhadap keluarga pasien.
”Banyak yang menganggap pasien post-operasi bisa segera pulih, padahal
belum tentu. Maka dari itu, edukasi sangat penting,”.
Terima kasih 

Anda mungkin juga menyukai