Anda di halaman 1dari 62

CEDERA KEPALA

DAN OTAK
DR. ISNANIAH, Sp. S
BAGIAN SARAF FKIK UNTAD
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Memahami mekanisme dan pstofisiologi cedera kepala


2. memahami jenis-jenis perdarahan akibat cedera kepala
3. mengetahui pemeriksaan kasus cedera kepala
4. memahami penatalaksanaan awal cedera kepala
5. mengetahui prosedur rujukan ke spesialis untuk penanganan
lanjut
PENDAHULUAN
• Sering terjadi pada dewasa muda
• Paling sering disebabkan oleh kecelakaan kendaraan
bermotor
• Sering terjadi pada jenis olahraga tertentu
• Biasanya disertai cedera lainnya
ANATOMI
Normal brain protected by:
KLASIFIKASI
Berdasarkan mekanisme

• Tertutup
akibat benturan, terjatuh, tidak ada luka yang jelas dari luar
yang menjadi penyebab
• Penetrans
luka masuk seperti luka tembak dan luka tusuk
Berdasarkan GCS
• Cedera kepala ringan ( GCS 13-15 )
tidak ada penurunan kesadaran, tidak ada cedera
anatomi
• Cedera kepala sedang ( GCS 9-12 )
terdapat penurunan kesadaran ringan
• Cedera kepala berat ( GCS 1-8 )
Penurunan kesadaran berat
Berdasarkan morfologi

1. Fraktur tengkorak
a. kalvaria ( stellata atau depressed)
b. basilar
2. Lesi intra kranial
a. fokal ( epidural, subdural, intraserebral )
b. difus ( konkusi ringan, konkusi klasik, cedera
aksonal difus )
BERDASARKAN
PATOFISIOLOGI
1. Komosio serebri :
tidak ada jaringan otak yang rusak tp hanya kehilangan
fungsi otak sesaat (pingsan < 10 mnt) atau amnesia
pasca cedera kepala.
2. Kontusio serebri :
kerusakan jar. Otak + pingsan > 10 mnt atau terdapat
lesi neurologik yg jelas.
3. Laserasi serebri :
kerusakan otak yg luas + robekan duramater + fraktur
tl. Tengkorak terbuka
PATOFISIOLOGI
NORMAL
• Konsumsi oksigen 20% dari total O2
• Menerima 15% Cardiac Output
• CPP versus CBF
• CPP=MAP-ICP
• MAP=(SBP-DBP/3) + DBP
• ICP=IVM
• Autoregulasi
• 50-150 mm Hg
Brain Injury

Primary Secondary

3.Ischemia systemic
2.Intracranial hypertension 1.Delayed cell death hypoxia,hypercarbia and
and mass lesion hypotension
CEDERA PRIMER

• Akibat langsung dari suatu ruda paksa, dapat disebabkan benturan


langsung kepala dengan suatu benda keras maupun oleh proses akselerasi-
deselerasi gerakan kepala.
• Cedera primer akibat adanya benturan pada tulang tengkorak dan daerah
sekitarnya disebut lesi coup dan yang berlawanan disebut contrecoup.
• Akselerasi-deselerasi terjadi karena kepala bergerak dan berhenti secara mendadak
dan kasar saat terjadi trauma.
Cedera Otak Primer

@SITE
Focal
Contra-
Primary coup

Diffuse DAI
CEDERA SEKUNDER

• Cedera sekunder merupakan cedera yang terjadi akibat


berbagai proses patologis
• timbul sebagai tahap lanjutan dari kerusakan otak primer,
berupa perdarahan, edema otak, kerusakan neuron
berkelanjutan, iskemia, peningkatan tekanan intrakranial
dan perubahan neurokimiawi
GAMBARAN KLINIS
• Scalp Injuries
• Skull Fractures
• Depressed Skull Fractures
• Basilar Skull Fractures
• Vascular Injuries
• Penetrating Head Injury
• Intracranial Hemorrhage
• Epidural Hematoma
• Subdural Hematoma
• Subarachnoid Hemorrhage
• Intracerebral Hemorrhage
EPIDURAL HEMATOM
• Pengumpulan darah diantara tengkorak dg duramater.
Biasanya berasal dari arteri yg pecah oleh karena ada
fraktur atau robekan langsung.
• Gejala (trias klasik) :
1. Lusid interval
2. Hemiparesis/plegia.
3. Pupil anisokor.

 Diagnosis akurat dg CT scan kepala : perdarahan


bikonveks atau lentikuler di daerah epidural.
SUBDURAL HEMATOM

• Perdrhan yg mengumpul diantara korteks serebri dan


duramater  regangan dan robekan vena-vena drainase yg
tdpt di rongga subdural ant. permukaan otak dg sinus
duramater.
• Gejala klinik biasanya tdk terlalu hebat kecuali bila terdapat
efek massa.
• Berdsrkan kronologis SDH dibagi mjd :
1. SDH akut : 1- 3 hr pasca trauma.
2. SDH subakut : 4-21 hr pasca trauma.
3. SDH kronis : > 21 hari.
 gamb. CT scan kepala tdp lesi hiperdens bbtk bulan sabit yg srg
tjd pada daerah yg berseberangan dg trauma (Counter Coup)
Hematom Intraserebral

• Terkumpulnya darah secara fokal yg diakibatkan oleh regangan


atau rotasional thd pemb. drh intraparenkim otak/ cedera
penetrans.
• Gamb. khas  lesi pdrh di antara neuron otak yg relatif normal.
Tepi bisa tegas/ tidak tergantung apakah ada oedem otak/tidak.
• Perdrhan intraserebral bs timbul bbrp hr kmd ssdh trauma 
monitor dg pem. Tanda vital, pem. Neurologis, bila perlu CT
scan ulang.
Subarachnoid Hematom

• Perdrhan fokal di daerah subarahnoid. CT scan terdpt lesi


hiperdens yg mengikuti arah girus-girus serebri daerah yg
berdekatan dg hematom.
• Gejala klinik = kontusio serebri.
• Penatalaksanaan : perawatan dg medikamentosa dan tidak
dilakukan operasi.
Cerebral Contusion

Most common Focal brain


Injury
Sites  Impact site/ under
skull #
Anteroinferior frontal
Anterior Temporal
Occipital Regions

Petechial hemorrahges 
coalesce  Intracerebral
Hematomas later on.
EDEMA SEREBRI
• Tertimbunnya cairan yg berlebihan baik pd ruang inti atau
ekstra sel otak. (berbeda dg pembengkaan otak krn tumor,
abses)
• Penyebab scr umum krn meningkatnya kdr air di jaringan
0tak disbbkan oleh meningkatnya permeabilitas pemb. drh
otak/ kerusakan sawar darah otak.
• Pembagian edema serebri :
1. Edema vasogenik : permeabilitas pemb. Drh ↑.
2. Edema sitotoksik : disbbkan krn jaringan saraf
mengalami hipoksia.
FRAKTUR IMPRESI

Ada 2 macam fraktur impresi :


1. Impresi fraktur tertutup : akibat pukulan benda
keras yg mengakibatkan tulang kepala melesak
kedlm dg membrkan tekanan/tdk thdp parenkim
otak tanpa mengakibatkan robeknya kulit kepala
dan hub. dg dunia luar.
2. Impresi fraktur terbuka : impresi tulang kepala +
robekan kulit kepala dan tjd hub. dg dunia luar, bila
impresi hebat dpt tjd robekan pada duramater.
FRAKTUR BASIS KRANII
Basilar Skull fractures can cause leakage of CSF
from meninges
DIFFUSE AXONAL INJURY

• Disrupsi akson pd substansia alba dan ntg otak


• Cedera terjadi segera dan irreversibel
• Biasanya tampak setelah KLL atau shaken baby syndrome
• Biasanya persistent vegetative state
• CT biasanya normal
• MRI -- kelainan multipel , difus
PENATALAKSANAAN
• Penegakan diagnosis :
anamnesis, pemeriksaan fisik neurologis, pemeriksaan
penunjang ( Ro dan CT scan)
• Obat-obatan
• Operatif
• Observasi (sangat penting)
Primary Trauma Survey
Stabilize Cx spine, ABC Cx injury present in 6 – 8%
(avoid hypoxia & hypotension) Patients with head injury

Initial 4 point assessment

Alert
Responding to voice
Responding to pain
Assess level of consciousness Unresponsive
&
Pupil examination
Primary survey and resuscitation
A – Airway, C-spine protection
B – Maintain adequate oxygenation (hypoxia
causes vasodilatation and raised ICP)
C – Ensure adequate BP (ischaemia results in
secondary brain injury)
D – GCS, pupils
Secondary Trauma Survey

• Setelah pasien relatif stabil


• Cari cedera organ lain
• Pemeriksaan neurologik lengkap
• Beratnya cedera dengan skor GCS
• Secondary Survey
• Anamnesa :
• kejadian, lucid interval, mabuk, penyakit lain
• Pemeriksaan fisik
• Inspeksi visual dan palpasi kepala : tanda-tanda trauma, jejas, hematom,
vulnus pada kepala atau regio maksilofasial
• Inspeksi tanda fraktur basis kranii
• Racoon’s eyes : periorbital ecchymoses
• Battle’s sign : postauricular ecchymoses
• CSF rhinorrhea/otorrhea
• Hemotympanum atau laserasi kanalis auditorius eksternus
Pemeriksaan Neurologi

1. Derajat kesadaran
2. Pupil
3. Pergerakan bola mata
4. Fundus
5. Pergerakan ekstremitas
6. Respon nyeri
7. Deep Tendon Reflexes
8. Plantar Responses
9. Brainstem Reflexes
Level Of Consciousness
Eye Opening Best Verbal Best Motor

• Glasgow
Spontaneous 4 Coma Oriented
Scale 5 Obeys Command 6

To Voice 3 Confused 4 Localizes 5

To Pain 2 Inappropriate 3 Withdraws 4

None 1 Incomprehensible 2 Flexion 3

None 1 Extension 2

None 1
Tatalaksana Cedera Kepala Ringan
• Observasi untuk penegakan diagnosa
• Rawat bila :
1. Amnesia post trauma > 1 jam
2. penurunan keasadarn > 15 menit
3. penurunan tingkat kesadaran
4. nyeri kepala sedang sampai berat
5. intoksikasi alkohol atau obat
6. Fraktur tengkorak
7. Kebocoran css
8. Cedera penyerta yang jelas
9. Tidak ada orang serumah yang bisa bertanggung jawab
10. CT scan abnormal
Tatalaksana Cedera Kepala Ringan
(lanjutan)

• Dipulangkan bila :
1. pasien tidak memiliki kriteria rawat
2. beritahukan untuk kembali bila timbul masalah dan jelaskan
tentang “lembar peringatan”
3. rencanakan untuk kontrol dalam 1 minggu
Tatalaksana Cedera Kepala Sedang
• Pasien datang dengan penurunan kesadaran
• Harus dirawat
• Setelah dirawat :
1. Pemeriksaan neurologis setiap setengah jam
2. CT scan ulang pada hari ke-3 atau lebih awal bila ada perburukan
neurologis
3. Pengamatan TIK dan pengukuran lain seperti untuk cedera kepala
berat akan memperburuk pasien
4. Kontrol setelah pulang biasanya pada 2 minggu, 3 bulan, 6 bulan dan
bila perlu 1 tahun setelah cedera
Tatalaksana Cedera Kepala Berat

• Pasien datang dengan kesadaran sangat menurun


• Dirawat di ruang intensif
• Kemungkinan operasi tergantung keadaan umum
INDIKASI OPERASI

• Indikasi untuk tindakan operatif pada kasus cedera


kepala ditentukan oleh kondisi klinis pasien, temuan
neuroradiologi dan patofisiologi dari lesi
INDIKASI OPERASI
1. Volume masa hematom mencapai > 40 ml di daerah supratentorial
atau >20 cc di daerah infratentorial
2. Kondisi pasien yang semula sadar semakin memburuk secara klinis,
serta gejala dan tanda fokal neurologis semakin berat
3. Gejala sakit kepala, mual, dan muntah yang semakin hebat
4. Pendorongan garis tengah > 3 mm
5. Kenaikan tekanan intrakranial >25 mmHg.
6. Penambahan ukuran hematom pada pemeriksaan ulang CT scan
7. Gejala akan terjadi herniasi otak
8. Kompresi / obliterasi sisterna basalis
TATA CARA MERUJUK
• Dokter harus menghubungi pusat rujukan dan menerima konfirmasi
• Persiapan modus transportasi, termasuk kebutuhan medis selama
transportasi
• Informasi pasien harus disediakan :
• Perkiraan BB dan usia
• Mekanisme cedera/kondisi medis
• Tingkat keadaran dan status saluran napas
• Sejarah, termasuk obat2an
• Tanda-tanda vital paling akhir
• Jangan menunda transportsi sementara menunggu hasil lab atau radiologi
OPERATIF
• tergantung K.U pasien.
• Pd trauma tertutup :
1. Fraktur impresi.
2. EDH.
3. SDH akut
4. ICH

• Pd trauma terbuka :
1. Perlukaan kranioserebral, fraktur multipel, dura yg robek, + laserasi
otak.
2. Liquorhoe (keluar cairan otak)
3. Pneumocephali (terisi udara).
4. Corpus alienum (benda asing).
5. Luka tembak pada kepala
Hallmark of severe
traumatic Brain Injury
Differential Movement
of Adjacent regions of
DAI
Brain during acceleration
and Deceleration.
DAI is major cause of
prolonged COMA after
TBI, probably due to
disruption of Ascending
Reticular connections to
Cortex.
Angular forces >
Oblique/ Sagital Forces
Classifications of Head Trauma

Mechanism

• Blunt High velocity (MVA) vs low velocity (fall, assault)

• Penetrating Gunshot wounds, other penetrating injuries

Morphology

• Intracranial lesions

o Primary brain injuries Immediate result of trauma

o Secondary brain injuries Develop later as a result of complications

• Skull fractures

o Vault Linear vs stellate, depressed/non-depressed, open/closed

o Basilar With/without CSF leak

Severity

• Minor GCS 13-15

• Moderate GCS 9-12

• Severe GCS 3-8

Anda mungkin juga menyukai