Perdarahan Intrakranial
Perdarahan intrakranial adalah perdarahan (patologis) yang terjadi di dalam kranium,
hematoma lebih dari 1 cm dan volumenya lebih dari 25 ml , EDH akan menunjukkan
gejala-gejala klinis. Pada kasus-kasus yang fatal, volume perdarahan paling tidak 100
ml. EDH terjadi 2% dari seluruh cedera kepala dan lebih dari 15% dari cedera kepala
yang fatal. Bekuan darah paling banyak ditemukan di daerah temporoparietal (73%)
dimana arteri menigea media dan vena-vena mengalami kerusakan (putus) biasanya
sebagai akibat fraktur tulang temporal
Gambar .1
Gambar 2
2.3 Perdarahan Subarachnoid
Perdarahan subaraknoid adalah perdarahan antara rongga otak dan lapisan otak
yaitu yang dikenal sebagai ruang subaraknoid.
2.4 Perdarahan Intraventicular
Perdarahan intraventrikular merupakan penumpukan darah pada ventrikel otak.
Perdarahan intraventrikular selalu timbul apabila terjadi perdarahan intraserebral.
Sering tidak mungkin menentukan sumber perdarahan, tetapi perdarahan mungkin
disebabkan robekan pada vena-vena kecil pada dinding ventrikel, robekan pada corpus
callosum, septum pellucidum dan fornix atau robekan pada plexus choroideus. Telah
diperkirakan bahwa dilatasi yang tiba-tiba pada sistem ventrikel pada saat impact
mengakibatkan deformasi dan ruptur pada pembuluh-pembuluh vena subependymal.
2.5 Perdarahan Intracerebral
intracerebral hemorrhage
diameter 2 cm atau lebih, tidak berhubungan dengan permukaan otak. Patogenesis dari
ICH disebabkan oleh deformasi atau ruptur dari intrinsic blood vessels (single atau
multipel) pada saat terjadi trauma. Traumatik ICH sering multipel dan berhubungan
dengan SDH (28%), dengan EDH (10%) dan dapat timbul pada daerah yang tampaknya
normal pada CT-Scan yang dibuat sesudah terjadi cedera.
2. Spontaneous Intracerebral Hemorrhage
SICH terjadi pada 10% dari seluruh kasus stroke dan didefinisikan sebagai serangan
nyeri kepala, penurunan kesadaran dan atau defisit neurologik fokal yang terjadi mendadak,
yang tidak disebabkan oleh trauma ataupun konversi hemoragik dari stroke iskemik
sebelumnya, yang ditandai dengan adanya perdarahan di parenkim otak pada pemeriksaan
neuroradiologi ataupun otopsi.
Benes dan kawan-kawan menjelaskan ada dua jenis SICH :
1.
Adanya perdarahan masif yang merusak jaringan otak disekitarnya, masuk dan
menyumbat sistim ventrikel dan menyebabkan peningkatan fatal tekanan intrakranial. Pasien
yang termasuk jenis ini mempunyai prognosa buruk apakah dilakukan operasi atau diberi
pengobatan medikamentosa
2. Jenis kedua ialah dimana perdarahan berlangsung secara bertahap, sehingga hematoma
berkembang secara perlahan. Tindakan operasi mengeluarkan hematoma lebih berhasil pada
kelompok ini Perdarahan awal di parenkim otak , akan berhenti karena adanya tahanan
jaringan otak .
Penyebab terjadinya perdarahan intraserebral :
Jalur ekstrinsik dimulai pada tempat terjadinya luka dengan melepaskan tissue factor.
TF merupakan suatu lipoprotein yang terdapat pada permukaan sel, adanya kontak dengan
plasma akan memulai terjadinya proses koagulasi. TF akan berikatan dengan faktor VIIa akan
mempercepat aktifasi faktor X menjadi faktor Xa sama seperti proses pada jalur intrensik.
Aktifasi faktor VII terjadi melalui kerja dari trombin dan faktor Xa. Faktor VIIa dan TF
ternyata juga mampu mengaktifkan faktor IX, sehingga membentu hubungan antara jalur
ekstrinsik dan intrinsik.
Selanjutnya faktor Xa akan mengaktifkan protrombin (faktor II) menjadi trombin
(faktor IIa). Trombin akan mengubah fibrinogen menjadi fibrin monomer dengan bantuan
kompleks protrombinase yang terdiri dari fosfolipid sel trombosit, ion Ca, faktor V dan Xa.
Faktor V merupakan kofaktor dalam pembentukan kompleks protrombinase. Seperti faktor
VIII, faktor V teraktifasi menjadi faktor Va dipicu oleh adanya trombin. Selain itu trombin
juga mengubah faktor XIII menjadi faktor XIIIa yang akan membantu pembentukan Crosslinked fibrin polymer yang lebih kuat.
Gambar 3
4. Perkembangan Hemostasis Selama Masa Anak
Sistem koagulasi pada neonatus masih imatur sehingga pada saat lahir kadar protein
koagulasi lebih rendah. Kadar dari sistem prokoagulasi seperti protein prekalikrein, HMWK,
faktor V, XI dan XII serta faktor koagulasi yang tergantung vitamin K (II, VII, IX, X) pada
bayi cukup bulan lebih rendah 15-20% dibandingkan dewasa dan lebih rendah lagi pada bayi
kurang bulan. Kadar inhibitor koagulasi seperti antitrombin, protein C dan S juga lebih
rendah 50% dari normal. Sedangkan kadar faktor VIII, faktor von Willebrand dan fibrinogen
setara dengan dewasa.
Kadar protein prokoagulasi ini secara bertahap akan meningkat dan dapat mencapai
kadar yang sama dengan dewasa pada usia 6 bulan. Kadar faktor koagulasi yang vitamin K
pada bayi baru lahir rendah mungkin disebabkan oleh kurangnya vitamin K.
Selain itu kadar inhibitor koagulasi juga meningkat dalam 3 6 bulan pertama
kehidupan kecuali protein C yang masih rendah sampai usia belasan tahun. Meskipun kadar
beberapa protein koagulasi lebih rendah, pemeriksaan prothrombin time (PT) dan activated
partial thromboplastin time (aPTT) tidak jauh berbeda dibandingkan dengan anak dewasa.
Namun didapatkan pemanjangan pemeriksaan bleeding time terutama pada usia < 10 tahun,
sehingga interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium harus dilakukan secara hati-hati. Secara
umum gangguan pembekuan darah masa anak disebabkan oleh beberapa keadaan seperti :
Kekurangan faktor pembekuan darah yang tergantung vitamin K
Penyakit hati
Percepatan penghancuran faktor koagulasi
o Disseminated Intrvascular Coagulation
o Fibrinolisis
Inhibitor terhadap faktor koagulasi
o Inhibitor spesifik
o Antibodi antifosfolipid
o Lain-lain : antitrombin, paraproteinemia
Lain-lain :
o Setelah transfusi masif
o Setelah mendapatkan sirkulasi ekstrakoporal
o Penyakit jantung bawaan, amiloidosis, sindroma nefrotik