Anda di halaman 1dari 28

•Hidrosefalus adalah salah satu dari kelainan

tersering yang menimpa lebih dari 10.000 bayi


setiap tahun, dan lebih dari 50% kasus
hidrosefalus adalah hidrosefalus congenital.
•Di Amerika Serikat insidens hidrosefalus
congenital adalah 1 dari 1000 kelahiran, di
Netherland 650 kasus pertahun, di Negara
berkembang sebanyak 3 kasus dari 100
kelahiran
•Di Indonesia,hidrosefalus mencapai kurang
lebih dua kasus per seribu kelahiran (Harsono,
2008)
•Hydrocephalus adalah akumulasi cairan
serebro spinal dalam ventrikel serebral, ruang
subarachnoid atau ruang subdural (Suriadi dan
Yuliani, 2001).
•Hydrochepalus yaitu timbul bila ruang cairan
serebro spinalis interna atau eksternal melebar (
Mumenthaler, 1995).
•Hydrocephalus merupakan keadaan patologis
otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan
cerebro spinalis tanpa atau pernah dengan
tekanan intrakranial yang meninggi sehingga
terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya
cairan serebro spinal (Ngatisyah, 1997).
Hydrocephalus pada anak atau bayi pada
dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Kongenital (sejak lahir)
b. Non Kongenital: pada kasus trauma kepala,
TBC
Berdasarkan letak obstruksi CSF hydrocephalus
pada bayi dan anak ini juga dalam 2 bagian,
terbagi yaitu;
a. Hydrocephalus Komunikan (kommunucating
hydrocephalus).
b. Hydrocephalus Non komunikan
(nonkommunican hydrocephalus).
1. Sebab-sebab Prenatal
Malformasi ( anomali perkembangan sporadis ), infeksi atau
kelainan vaskuler, hidrosefalus idiopatik (tidak diketahui
pasti)
2. Sebab-sebab Postnatal
a. Lesi masa : tumor di fosa posterior, tumor di daerah
mesencephalon, Kista arachnoid dan kista neuroepitalial
b. Perdarahan yang disebabkan oleh berbagai kejadian seperti
prematur, cedera kepala, ruptura malformasi vaskuler.
c. Meningitis
d. Gangguan aliran vena.
Biasanya terjadi akibat sumbatan antomis dan fungsional seperti
akhondroplasia dimana terjadi gangguan drainase vena pada basis
krani, trombosis jugularis.
Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat
pada bayi adalah:
1. Kelainan bawaan
a. Stenosis Aquaductus sylvi
Merupakan penyebab yang paling sering pada bayi/anak
(60-90%) Aquaductus dapat berubah saluran yang buntu
sama sekali atau abnormal ialah lebih sempit dari
biasanya. Umumnya gejala Hidrocefalus terlihat sejak
lahir/progresif dengan cepat pada bulan-bulan pertama
setelah lahir.
b. Spina bifida dan cranium bifida.
Biasanya berhubungan dengan sindrom Arnold-Chiari
akibat tertariknya medula spinalis dengan medula
oblongata dan cerebelum, letaknya lebih rendah dan
menutupi foramen magnum sehingga terjadi
ETIOLOGI HIDROSEFALUS
c. Sindrom Dandy-Walker
d. Kista Arachnoid
e. Anomali Pembuluh Darah
2. Infeksi
3. Perdarahan
4. Neoplasma: Tumor Ventrikel kiri, Tumorfosa
posterior, Pailoma pleksus khoroideus,
Leukemia, limfoma
5. Degeneratif:Histositosis incontentia pigmenti
dan penyakit krabbe.
6. Gangguan Vaskuler: Dilatasi sinus dural,
Thrombosis sinus venosus, Malformasi V. Galeni,
Ekstaksi A. Basilaris, Arterio venosusmalformasi
1. Kepala bisa berukuran normal dengan fontanela
anterior menonjol, lama kelamaan menjadi besar
dan mengeras
2. Puncak orbital tertekan kebawah dan mata terletak
agak kebawah dan keluar dengan
penonjolan putih mata yang tidak biasanya. Tampak
adanya dsitensi vena superfisialis dan kulit kepala
menjadi tipis serta rapuh.
3. Uji radiologis : terlihat tengkorak mengalami
penipisan dengan sutura yang terpisah –
pisah dan pelebaran vontanela.
TANDA DAN GEJALA HIDROSEFALUS
4. Ventirkulogram menunjukkan pembesaran
pada sistim ventrikel . CT scan dapat
menggambarkan sistim ventrikuler dengan
penebalan jaringan dan adnya massa pada
ruangan Occuptional.
5. Pada bayi terlihat lemah dan diam tanpa
aktivitas normal. Proses ini pada tipe
communicating dapat tertahan secara
spontan atau dapat terus dengan
menyebabkan atrofi optik, spasme
ekstremitas, konvulsi, malnutrisi dan
kematian, jika anak hidup maka akan terjadi
retardasi mental dan fisik.
1. Bayi :
• Kepala menjadi makin besar dan akan terlihat
pada umur 3 tahun
• Keterlambatan penutupan fontanela anterior,
sehingga fontanela menjadi tegang, keras,
sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.
• Tanda – tanda peningkatan tekanan
intracranial
• peningkatan tonus otot ekstrimitaS
• Dahi menonjol atau mengkilat dan pembuluh
– pembuluh darah terlihat jelas

Manifestasi Klinis
• Alis mata dan bulu mata ke atas, sehingga
sclera terlihat seolah – olah diatas iris
• Bayi tidak dapat melihat ke atas, ‘‘Sunset
Eyes”
• Strabismus, nystagmus, atropi optic
• Bayi sulit mengangkat dan menahan
kepalanya ke atas
 2. Anak yang telah menutup suturanya;
  Adanya tanda – tanda peningkatan
intarakranial
•Dikarenakan kondisi CSS yang tidak normal
hidrosefalus secara teoritis terjadi sebagai akibat
dari tiga mekanisme yaitu: Produksi likuor yang
berlebihan, peningkatan resistensi aliran likuor,
Peningkatan tekanan sinus venosa.
•Konsekuensi tiga mekanisme di atas adalah
peningkatan tekanan intrakranial(TIK) sebagai
upaya mempertahankan keseimbangan sekresi
dan absorbsi. Dilatasi ini terjadi sebagai akibat
dari : Kompresi sistem serebrovaskuler, i otak.
LANJUTAN PATOFISIOLOGI
• Redistribusi dari likuor serebrospinalis atau
cairan ekstraseluler, Perubahan mekanis dari
efek tekanan denyut likuor serebrospinalis,
Hilangnya jaringan otak. Pembesaran volume
tengkorak karena regangan abnormal sutura
kranial.
• Produksi likuor yang berlebihan disebabkan
tumor pleksus khoroid
• Peningkatan tekanan sinus vena mempunyai dua
konsekuensi, yaitu peningkatan tekanan vena
kortikal sehingga menyebabkan volume vaskuler
intrakranial bertambah dan peningkatan tekanan
intrakranial sampai batas yang dibutuhkan untuk
mempertahankan aliran likuor terhadap tekanan
sinus vena yang relatif tinggi.
1. Rontgen foto kepala
Dengan prosedur ini dapat diketahui
a. Hidrosefalus tipe kongenital/infantile, yaitu: ukuran kepala,
adanya pelebaran sutura, tanda-tanda peningkatan tekanan
intrakranial kronik berupa imopressio digitate dan erosi
prosessus klionidalis posterior.
b. Hidrosefalus tipe juvenile/adult oleh karena sutura telah
menutup maka dari foto rontgen kepala diharapkan adanya
gambaran kenaikan tekanan intrakranial.
2. Transimulasi
Syarat untuk transimulasi adalah fontanela masih terbuka,
pemeriksaan ini dilakukan dalam ruangan yang gelap setelah
pemeriksa beradaptasi selama 3 menit. Alat yang dipakai
lampu senter yang dilengkapi dengan rubber adaptor. Pada
hidrosefalus, lebar halo dari tepi sinar akan terlihat lebih lebar
LANJUTAN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

3. Lingkaran kepala
4. Ventrikulografi
Setelah kontras masuk langsung difoto, maka
akan terlihat kontras mengisi ruang ventrikel
yang melebar. Di rumah sakit yang telah
memiliki fasilitas CT Scan, prosedur ini telah
ditinggalkan.
5. Ultrasanografi
6. CT Scan Kepala
7. MRI ( Magnetic Resonance Image )
Untuk mengetahui kondisi patologis otak dan
medula spinalis dengan menggunakan teknik
scaning dengan kekuatan magnet untuk
membuat bayangan struktur tubuh.
1. Mengurangi produksi cairan
serebrospinal dengan merusak pleksus
koroidalis dengan tindakan reseksi atau
pembedahan, atau dengan obat
azetasolamid (diamox) yang menghambat
pembentukan cairan serebrospinal.
2. Menghubungkan ventrikel dengan
subarachnoid
3. Pengeluaran cairan serebrospinal ke dalam
organ)
Lanjutan Penatalaksanaan
 ekstrakranial, yakni:
 a. Drainase ventrikule-peritoneal
 b. Drainase Lombo-Peritoneal
 c. Drainase ventrikulo-Pleural
 d. Drainase ventrikule-Uretrostomi
 e. Drainase ke dalam anterium mastoid
 f. Mengalirkan cairan serebrospinal ke dalam
vena jugularis dan jantung melalui kateter yang
berventil (Holter Valve/katup) Holter.
4. Tindakan bedah pemasangan selang drainase
5. Pengobatan modern atau canggih dilakukan
dengan bahan shunt atau pintasan jenis
silicon yang awet, lentur, tidak mudah putus.
Ada 2 macam terapi pintas/ “ shunting “:
1. Eksternal
CSS dialirkan dari ventrikel ke dunia luar, dan
bersifat hanya sementara. Misalnya: pungsi
lumbal yang berulang-ulang untuk terapi
hidrosefalus tekanan normal.
Lanjutan Penatalaksanaan
2. Internal
CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota tubuh lain
 Ventrikulosisternal, CSS dialirkan ke sisterna magna (Thor-
Kjeldsen)
 Ventrikuloatrial, CSS dialirkan ke sinus sagitalis superior
 Ventrikulo-Bronkhial, CSS dialirkan ke Bronhus.
 Ventrikulo-Mediastinal, CSS dialirkan ke mediastinum
 Ventrikuloperitoneal, CSS dialirkan ke rongga peritoneum.
b. “Lumbo Peritoneal Shunt”
CSS dialirkan dari Resessus Spinalis Lumbalis ke rongga
peritoneum dengan operasi
terbuka atau dengan jarum Touhy secara perkutan.
a) Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan
dengan meningkatnya volume cairan serebrospinal,
meningkatnya tekanan intra karnial.
Tujuan : perfusi jaringan serebral adequat.
Intervensi :
Observasi TTV
Kaji data dasar neurologi
Hindari pemasangan infuse pada vena kepala jika
terjadi pembedahan.
Tentukan posisi anak :
- tempatkan pada posisi terlentang
- tinggikan kepala
- Hindari penggunaan obat – obat penenang
LANJUTAN
b) Resiko tinggi terjadinya kerusakn intregasi kulit sehubungan dengan
penekanan dan ketidakmampuan untuk menggerakan kepala.
Tujuan : klien akan menunjukan intregasi kulit yang baik
Intervensi :
 Berikan perawatan kulit
 Laporkan segera bila terjadi perubahan TTV ( tingkah laku ).
 Monitor daerah sekitar operasi terhadap adanya tanda – tanda
kemerahan atau pembengkakan

c) Kurangnya pengetahuan keluarga sehubungan dengan kurang


informasi dalam keadaan krisis.
Tujuan : keluarga klien akan menerima support dengan adekuat
Intervensi :
 Jelaskan tentang penyakit tindakan dan prosedur yang akan dilakukan.
 Berikan kesempatan pada orang tua atau anggota keluarga untuk
mengekspresikan perasaan.
 Berikan dorongan pada orang tua untuk membantu perawatan anak.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai