Anda di halaman 1dari 37

TERAPI MEDIKAMENTOSA

UNTUK CEDERA OTAK


Stevanus Darsono. S.ked
2008.04.00034
Pembimbing : dr.Ananda Haris. Sp.BS
PENDAHULUAN

• Cedera kepala salah satu penyebab kematian utama dikalangan usia produktif .
• Mobilitas yang tinggi di kalangan usia produktif adalah penyebabnya.
• Sedangkan kesadaran untuk menjaga keselamatan di jalan masih rendah
• Penanganan pertama yang belum benar dan rujukan yang terlambat. Dengan
kemajuan di bidang kedokteran penegakan diagnosis dan prognosis dapat di
temukan melalui pemeriksaan klinis, GCS, CT SCAN, MRI kepala. Juga dapat
dilakukan pemeriksaan darah rutin. Termasuk didalamnya pemeriksaan kadar gula
darah dan pemeriksaan hematokrit.
TRAUMA KAPITIS

• Definisi Trauma Kapitis


• Trauma mekanik terhadap kepala baik langsung
maupun tidak langsung yang menyebabkan
gangguan fungsi neurologi yaitu gangguan fisik,
kognitif, fungsi psikososial baik temporer maupun
permanen
ANATOMI
KLASIFIKASI

• Cedera kepala diklasifikasikan dalam berbagai aspek.


• Secara praktis dikenal 3 deskripsi klasifikasi, yaitu berdasarkan;
1. mekanisme,
2. beratnya cedera,
3. dan morfologi.
• 1. Mekanisme Cedera Kepala
Cedera otak dibagi atas cedera tumpul dan cedera
tembus.
Cedera tumpul biasanya berkaitan dengan
kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh, atau
pukulan benda tumpul.
Cedera tembus disebabkan oleh luka tembak
ataupun tusukan.
• 2. Beratnya Cedera Kepala
• Glasgow Coma Scale (GCS) digunakan secara umum dalam deskripsi beratnya penderita
cedera otak.
• Nilai GCS ≤8 koma atau cedera otak berat.
• Berdasarkan nilai GCS 9-13 dikategorikan sebagai cedera otak sedang,
• dan penderita dengan nilai GCS 14-15 dikategorikan sebagai cedera otak ringan.
• 3. Morfologi

• a. Fraktur Kranium
• Fraktur kranium dapat terjadi pada atap atau dasar tengkorak, dapat berbentuk garis/linear
atau bintang/stelata, dan dapat pula terbuka ataupun tertutup. Fraktur dasar tengkorak
biasanya memerlukan pemeriksaan CT scan dengan teknik “bone window” untuk
memperjelas garis frakturnya. Adanya tanda-tanda klinis fraktur dasar tengkorak
menjadikan petunjuk kecurigaan untuk melakukan pemeriksaan lebih rinci.
• Fraktur kranium terbuka dapat mengakibatkan adanya hubungan antara laserasi kulit
kepala dengan permukaan otak karena robeknya selaput dura. Adanya fraktur tengkorak
tidak dapat diremehkan, karena menunjukkan bahwa benturan yang terjadi cukup berat.
LESI INTRA KRANIAL

• 1. Cedera otak difus


• 2. Perdarahan Epidural
• 3. Perdarahan Subdural
• 4. Kontusio dan perdarahan intraserebral
PEMERIKSAAN AWAL PADA TRAUMA KAPITIS

1. Pemeriksaan kesadaran
• GCS 3 - 8 : cedera kepala berat
• GCS 9 – 12 : cedera kepala sedang
• GCS 13 - 15 : cedera otak ringan
• 2. Pemeriksaan Pupil
• 3. Pemeriksaan Neurologis
• 4. Pemeriksaan Scalp dan Tengkorak
• Pupil harus diperiksa untuk mengetahui ukuran
dan reaksi terhadap cahaya. Perbedaan diameter
antara dua pupil yang lebih besar dari 1 mm
adalah abnormal. Pupil yang terfiksir untuk
dilatasi menunjukkan adanya penekanan
terhadap saraf okulomotor ipsilateral. Respon
yang terganggu terhadap cahaya bisa merupakan
akibat dari cedera kepala.
3. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

• Pemeriksaan neurologis dilaksanakan terhadap


saraf kranial dan saraf perifer. Tonus, kekuatan,
koordinasi, sensasi dan refleks harus diperiksa
dan semua hasilnya harus dicatat
4. PEMERIKSAAN SCALP DAN TENGKORAK

• Scalp harus diperiksa untuk laserasi, pembengkakan,


dan memar.
• Kedalaman leaserasi dan ditemukannya benda asing
harus dicatat.
• Pemeriksaan tengkorak dilakukan untuk menemukan
fraktur yang bisa diduga dengan nyeri,
pembengkakan, dan memar.
PENATALAKSANAAN
CEDERA OTAK
TERAPI MEDIKAMENTOSA

Cairan Intravena
• Cairan intravena harus diberikan sesuai dengan kebutuhan untuk resusitasi dan mempertahankan
normovolemia. Diajurkan untuk resusitasi
• Hiperventilasi

• Perlakuan hiperventilasi akan menurunkan paCo2 yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh


darah otak. Hiperventilasi seharusnya dilakukan secara selektif dan hanya dalam batas waktu
tertentu dan umumnya PaCo2 dipertahankan pada 35 mmHg.
• Antikonvulsan

• Fenitoin berguna dalam menurunkan angka insidensi kejang. Dosis awal 1 gram secara intravena
dan pemberian tidak lebih cepat dari 50 mg per menit. Dosis pemeliharaan biasanya 100 mg / 8
jam.
• Management tekanan intrakranial (TIK) meninggi2
• Peninggian tekanan intrakranial terjadi akibat edema serebri dan/atau hematoma
intrakranial. Bila ada fasilitas, sebaiknya dipasang monitor TIK.
• TIK normal adalah 0-15 mm Hg. Di atas 20 mmHg sudah harus diturunkan dengan cara:
• Posisi tidur: Bagian kepala ditinggikan 20-30 derajat dengan kepala dan dada padasatu bidang.
• Terapi diuretik:
• Diuretik osmotik (manitol 20%) dengandosis 0,5-1 g/kgBB, diberikan dalam 30menit. Untuk mencegah
rebound, pemberian diulang setelah 6 jam dengandosis 0,25-0,5/kgBB dalam 30 menit. Pemantauan:
osmolalitas tidak melebihi 310 mOsm.
• Loop diuretic (furosemid). Pemberiannya bersama manitol, karena mempunyai efek sinergis dan
memperpanjang efek osmotik serum manitol. Dosis:40 mg/hari IV. dengan cairan Ringer Laktat atau
garam fisiologis.
MANNITOL
• Maninitol merupakan 6- karbon alkohol, yang tergolong sebagai obat diuretik osmotik.
Diuretik adalah obat yang menambah kecepatan pembentukan urin dengan
pengeluaran natrium dan diuresis.
• Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah
keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstraselkembali
menjadi normal.Secara umum diuretik dapat dibagi
2 golongan besar yaitu: (1) diuretik osmotik;(2) penghambat mekanisme transport elek
trolit di dalam tubuli ginjal.
FARMAKODINAMIK

• Adanya manitol dalam sirkulasi akan meningkatkan tekanan osmotik sehigga jumlah
elektrolit dan air yang dieksresi bertambah besar.
Tempat kerja utama manitol adalah(1) tubuli proksimal menghambat
reabsorpsi natrium dan air; (2) ansa henle, yaitu dengan penghambatan reabsorpsi
natrium dan air oleh karena hipertonisitas daerah medula menurun; (3) duktus
koligentes, yaitu dengan penghambatan reabsorpi natrium dan
air akibat adanya papillary wash out , kecepatan aliran filtrat yang tinggi.
FARMAKOKINETIK

• Manitol merupakan diuretik osmotik yang spesifik karena tidak diabsorpsi


dalamtraktus gastrointestinal dan harus diberikan per intravena dalam jumlah besar,
karenaitu manitol tidak praktis untuk pengobatan udem kronis.Manitol sangat sedikit
dimetabolisme oleh tubuh, lebih kurang 7% dimetabolismedi hati dan hanya 7%
diabsorpsi. Sebagian besar manitol (>90%) dikeluarkan oleh ginjaldalam bentuk
utuh pada urin.
INDIKASI

• Manitol digunakan untuk menurunkan tekanan intracranial yang tinggikarena edema


cerebri, meningkatkan dieresis pada pencegahan dan / ataupengobatan oliguria ya
ng disebabkan oleh gagal ginjal, meniurunkan tekananintaokular, meningkatkan eks
kresi iuriner senyawa toksik, sebagai larutan irigasigenitouriner pada operasi prostat
atau operasi transurethral.
KONTRAINDIKASI

• Pada penderita payah jantung pemberian manitol berbahaya, karena volume darah
yang beredar meningkat sehingga memperberat kerja jantung.
Pemberian manitol juga dikontraindikasikan pada penyakit ginjal dengan anuri
a,kongesti atau udem paru yang berat, dehidrasi hebat, dan perdarahan intra
kranial,kecuali bila akan dilakukan kraniotomi, serta pada pasien yang hipersensitivi
tasterhadap manitol.
SEDIAAN
• Manitol tersedia dalam berbagai kemasan dan konsentrasi, yaitu: Manitol 10%
dalam kemasan plabottle 250 ml (25gr) dan 500 ml (50 gr). Manitol 20% dalam
kemasan plabottle 250 ml (50 gr) dan 500 ml (100 gr).
DOSIS SERTA CARA PEMBERIAN

• Sebelum digunakan manitol dihangatkan terlebih dahulu untuk melarutkan kristal-kristalnya


• Untuk suntikan intravena digunakan larutan 5 – 25% dengan volume antara 50 – 1000 ml.
• Dosis untuk menimbulkan diuresis ialah 50-200 gr yang
diberikan dalam cairan infus selama 24 jam dengan kecepatan infus sedemikian,sehingga diperoleh
diuresis sebanyak 30 – 50 ml/jam. Untuk penderita dengan oligouria hebat diberikan dosis percobaan
yaitu 200ml/kg BB yang diberikan melalui infus selama 3 – 5 menit. Bila dengan 1 – 2 kali dosis percobaan
diuresis masih kurang dari 30 ml/jam dalam 2 – 3 jam, maka status pasien harus dievaluasi kembali
sebelum pengobatan dilanjutkan.Untuk pencegahan gagal ginjal akut pada tindakan operasi atau untuk
mengatasi oligouria, dosis total manitol untuk orang dewasa ialah 50 – 100gr.
Untuk menurunkan tekanan intrakranial yang meninggi, menurunkan tekananintraokuler pada seorang ak
ut glaukoma kongestif, atau sebelum operasi mata, digunakan manitol 1,5 – 2 gr/kg BB sebagai larutan 15 –
20%, yang diberikan melalui infus selama 30 – 60 menit
EFEK SAMPING
• Infus manitol harus segera dihentikan jika terdapat tanda-tanda gangguan
fungsiginjal yang progresiv, payah jantung, atau kongesti paru. Keracunan akut dapatmen
yertai pada pemberian intravena manitol jika aliran ginjal tidak adekuat.
• Manitol adalah larutan hiperosmolar, larutan ini tidak boleh dicampur denganproduk lain.
• Larutan hiperosmotik manitol harus diberikan dengan pelan-pelan secarainjeksi
intravena dan tidak boleh dicampur dengan darah dalam peralatan transfusi.
• Hiperkalemia juga dapat timbul, dimana kadar potasium meningkat dalam darah.Pasien
harus segera diobservasi untuk tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit dancairan ini
dengan pemeriksaan elektrolit darah.Reaksi anafilaksis atau alergi bisa terjadi yang
menyebabkan kardiak output dantekanan arterial gagal drastis. Destruksi eritrosit yang
ireversibel juga dapat terjadi padapemberian manitol
TERAPI PEMBEDAHAN
• Terapi operatif terutama diindikasikan untuk kasus :

• 1. Cedera kranioserebral tertutup

• a. Fraktur impresi (depressed fracture)

• b. Perdarahan epidural (hematoma epidural/EDH) dengan volume perdarahanlebih dari 30mL/44mL dan/ataupergeseran
garis tengah lebih dari3 mm serta ada perburukan kondisipasien

• c. Perdarahan subdural (hematoma subdural/SDH) dengan pendorongan garistengah lebih dari 3 mm atau
kompresi/obliterasi sisterna basalis

• d Perdarahan intraserebral besar yang menyebabkanprogresivitas kelainan neurologikatau herniasi

• 2. Pada cedera kranioserebral terbuka

• a. Perlukaan kranioserebral dengan ditemukannyaluka kulit, fraktur multipel, durayang robek disertai laserasi otak

• b. Liquorrhea yang tidak berhenti lebih dari14 hari

• c. Pneumoencephali

• d. Corpus alienum

• e. Luka tembak
Proteksi serebral (neuroproteksi)

• Adanya tenggang waktu antara terjadinyacedera otak primer dengan timbulnya


kerusakan sekunder memberikan kesempatan untuk pemberian neuroprotektor.
Manfaat obat-obat tersebut sampai saat ini masih terus diteliti. Obat-obat tersebut
antara lain golongan antagonis kalsium (misalnya, nimodipine)
• yang terutama diberikan pada perdarahan subaraknoid (SAH) dan sitikolin untuk
memperbaiki memori.

Anda mungkin juga menyukai