Anda di halaman 1dari 18

Tindakan Diagnostik Pada Tumor

Paru

dr. Molina Khairunnisya Simatupang


Kanker : penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang abnormal
(pertumbahan sel cepat dan tidak terkontrol) akibat ketidak seimbangan antara
onkogen dan protoonkogen.

Kanker paru : keganasan yang berasal dari epitel bronkus

Tujuan pemeriksaan diagnosis untuk menentukan jenis histopatologi, lokasi


tumor serta staging yang selanjutnya diperlukan untuk menentukan
pengobatan
Tindakan Non Invasive

1. Sitologi sputum

Tindakan diagnostik yang paling mudah dan murah. Hanya dilakukan


pada massa sentral.

Cara pengiriman sampel :


 bahan sitologi segera di hapus dalam gelas objek dan difiksasi dengan
alkohol 96% tidak boleh lebih dari 20 menit.
 bahan cairan difiksasi dengan alkohol 50% perbandingan 1:1
 bahan jaringan segar dimasukkan dalam formalin 10% hingga
seluruhnya terbenam
2. Tumor Marker

• Protein yang biasanya muncul di bagian gaster pada fetus.


Carcinoembryonic • CEA ditemukan pada pasien tumor kolorektal, kanker patufara,
pakreas, gaster dan hati.
Antigen (CEA) • Nilai normal < 5ng/mL, meningkat pada 5% perokok

• Nilai normal < 8,6 µg/L.


• Sering meningkat pada SCLC dan jarang pada NSCLC
Neuron specific Enolase • Daoat digunakan untuk memantau perkembangan penyakit
(NSE) SCLC

• Nilai normal < 3,3 ng/mL


• Meningkat pada beberapa penyakit akut dan kronik dan
juga pada effusi pleura dan penyakit hati
Cytokeratin-19 fragments • Meningkat pada NSCLC dan berhubungan dengan stadium
penyakit
(CYFRA 21-1) • Untuk menilai keganasan epiteleal, mesotelioma,
lymphoma dan sarcoma
3. Aspirasi Jarum Halus / Fine
Needle Aspiration (FNAB)

Dapat dilakukan bila terdapat pembesaram KBG atau teraba masa yang
dapat terlihat superfisial. Teknik yang sederhana dengan resiko paling
rendah. Spesimen yang diperoleh adalah bahan pemeriksaan sitologi
Tindakan Invasive

Bronkoskopi

Diagnostik Terapeutik
Kontra indikasi

Absolut Relatif

• Pasien kurang kooperatif • Hiperkabnia


• Keterampilan operator kurang • Bulla emfisema berat
• Fasilitas kurang memadai • Asma berat
• Angina yang tidak stabil • Koagulopati yang serius
• Aritmia yang tidak terkontrol • Obstruksi trakea
• Hipoksia yang tidak respon • High positive end expiratory
dengan pemberian oksigen pressure
• Broncho Alveolar Lavage (BAL)

Tujuannya untuk mengambil spesimen yang berada pada ujung saluran


napas (alveolus) yang terkadang sudah mengendap.

20-50 ml cairan saline atau


ringer dimasukkan kebagian
ujung scope bronkoskop dan
kemudian di sedot. Tindakan
dilakukan berulang sampai di
dapat sampel 100-300 ml
dengan tujuan mendapat
material yang cukup dari
alveolus  dilakukan
pemeriksaan sitologi dan
mikroskopis
• Bilasan Bronkus

Sekret bronkus diambil dengan menggunakan kateter atau suction yang ada pada
bronkoskop. Dialirkan cairan salin atau ringer 3-5 ml kedalam bronkus
kemudian disedot kembali dan dapat diulang beberapa kali  dilakukan
pemeriksaan sitologi cairan bronkus
• Sikatan bronkus

Teknik pengambilan spesimen menggunakan sikat dengan tujuan


mendapatkan sampel yang dapat diperiksakan secara histologis untuk
menegakkan diagnosa
• Transbronchial Needle Aspiration (TBNA)

Merupakan tindakan invasif yang


minimal yang ditujukan untuk
menegakkan diagnosa dan stage
bronchogenic carsinoma dengan
cara mengambil sampel kelenjar
lymph pada mediastinum, lesi
periferal, submukosal dan
endobronkial.
• Transbronchial Lung Biopsi

Jika lesi cukup kecil dan lokasi agak perifer serta adanya sarana fluoroskopi
maka biopsi paru lewat bronkos dapat dilakukan
Lesi Perifer
Transthorasic Needle
Aspiration (TTNA)

• Lesi perifer dan ukuran > 2 cm


 TTNA dengan bantuan
fluoroskopi atau USG
• Lesi < 2 cm dan terletak sentral
 TTNA dengan tuntunan CT
scan
• Spesimen yang diperoleh 
bahan pemeriksaan sitologi
• Kekurangan dari tekhnik ini
adalah jarak tumor harus < 8
cm
Biopsi Transtorakal (TTLB)

 TTLB dilakukan dengan alat


core biopsi dengan tuntunan
CT Scan.

 Spesimen yang diperoleh


adalah bahan pemeriksaan
histopatologi.
Biopsi Pleura

Adalah prosedur minimal invasif


yang dilakukan untuk mendapatkan
jaringan pleura dengan
menggunakan jarum biopsi pleura.
dilakukan jika jumlah cairan cukup
untuk mencegah komplikasi.
Dilakukan bersamaan dengan
tindakan pungsi pleura
Pleuroskopi
Pleuroskopi atau torakoskopi medis adalah
prosedur invasif minimal untuk melihat
rongga pleura. Pleuroskopi bermanfaat
untuk diagnostik dan terapeutik
(pleurodesis).
Indikasi pleuroskopi adalah
untuk mendiagnosis etiologi
efusi pleura yang belum
diketahui penyebabnya,
menentukan stadium kanker
paru dan untuk melakukan
prosedur pleurodesis.
Kontraindikasi dilakukannya
pleuroskopi adalah adanya
koagulopati, kondisi
hemodinamik yang tidak stabil
dan rongga pleura yang sempit.
Video Assisted Thoracoscopic
Surgery (VATS)

Bedah torakoskopik dilakukan


dengan cara memberikan 2 atau
3 sayatan di bagian dada. Lewat
salah satu sayatan, dokter bedah
akan memasukkan kamera
berukuran kecil untuk melihat
bagian dalam dada. Sementara
itu, sayatan lainnya digunakan
untuk mengangkat tumor yang
Massa tumor di paru,
bersarang di paru-paru 
pleura viseral, pleura
parietal dan mediastinum
dapat dilihat dan di biopsi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai