1
Ny. Meow, 24 tahun, datang dengan keluhan pucat sejak 1 bulan yang lalu. Disertai dengan lemas, pusing, mata
kuning, BAK kecoklatan. Pada pemeriksaan didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 80x/menit, RR 22x/menit, dan T
37oC, konjungtiva anemis, sclera ikterik, dan hepatosplenomegali. Dari pemeriksaan lab didapatkan Hb 10 gr/dL,
MCV 86, MCH 28, pemeriksaan penunjang dan diagnosis yang tepat untuk kasus ini adalah….
A. Coomb test (+) dan anemia megaloblastik
B. DAT (+) dan thalassemia
C. Coomb test (+) dan anemia defisiensi G-6PD
D. DAT (+) dan AIHA
E. Coomb test (+) dan Sferositosis
Soal No. 1
Ny. Meow, 24 tahun, datang dengan keluhan pucat sejak 1 bulan yang lalu. Disertai dengan lemas, pusing,
mata kuning, BAK kecoklatan. Pada pemeriksaan didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 80x/menit, RR 22x/menit,
dan T 37oC, konjungtiva anemis, sclera ikterik, dan hepatosplenomegali. Dari pemeriksaan lab didapatkan Hb
10 gr/dL, MCV 86, MCH 28, pemeriksaan penunjang dan diagnosis yang tepat untuk kasus ini adalah….
A. Coomb test (+) dan anemia megaloblastik tidak didapatkan icterus, coomb test (-)
B. DAT (+) dan thalassemia thalassemia, DAT/Coomb test (-)
C. Coomb test (+) dan anemia defisiensi G-6PD terjadi karena kurangnya enzim G6PD, ada gambaran Heinz
body, comb test (-)
D. DAT (+) dan AIHA
E. Coomb test (+) dan Sferositosis penyakit genetic yang sebbakan defek pada membrane SDM
AIHA (Autoimmune Hemolitik Anemia)
• Definisi:
Merupakan suatu kelainan dimana terdapat autoantibodi terhadap sel-sel eritrosit
sehingga eritrosit mudah lisis dan umur eritrosit memendek.
• Gejala dan tanda:
Lemas, mudah capek, sesak napas. Tanda klinis berupa konjungtiva pucat, sklera ikterik,
hepatosplenomegali, urine berwarna merah gelap.
• Pemeriksaan Penunjang :
• Laboratorium: Anemia normositik, peningkatan bilirubin indirek, retikulositosis,
peningkatan LDH, peningkatan serum haptoglobulin.
• Deteksi autoantibodi pada eritrosit: direct coomb’s test postif (DAT)
• Hapusan darah tepi: tampak fragmentasi dari eritrosit (sferosit,skistosit, helmet cell,
dan retikulosit).
Tipe Dingin
• Hindarkan dari udara dingin yang dapat
memicu hemolisis.
Sumber : slide medico.id hematologi
Soal No. 2
Tn. Zun, 24 tahun, datang ke poli dengan keluhan batuk lebih dari tiga bulan, disertai dahak dan kadang darah.
Pasien juga mengeluh demam dan nyeri telan, penurunan BB (+) > 10 kg selama sakit. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan pasien tampak sangat kurus, tulang terlihat jelas, leukoplakia pada lidah dan palatum, dan hasil
pemeriksaan swab langit-langit menunjukkan candida (+). Pasien adalah pecandu narkoba yang sering
menggunakan jarum suntik. Hasil pemeriksaan tes HIV didapatkan reaktif. Stadium HIV yang tepat untuk pasien
ini adalah…
A. HIV stadium 1
B. HIV stadium 2
C. HIV stadium 3
D. HIV stadium 4
E. HIV stadium 5
Soal No. 2
Tn. Zun, 24 tahun, datang ke poli dengan keluhan batuk lebih dari tiga bulan, disertai dahak dan kadang darah.
Pasien juga mengeluh demam dan nyeri telan, penurunan BB (+) > 10 kg selama sakit. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan pasien tampak sangat kurus, tulang terlihat jelas, leukoplakia pada lidah dan palatum, dan hasil
pemeriksaan swab langit-langit menunjukkan candida (+). Pasien adalah pecandu narkoba yang sering
menggunakan jarum suntik. Hasil pemeriksaan tes HIV didapatkan reaktif. Stadium HIV yang tepat untuk
pasien ini adalah…
A. HIV stadium 1 limfadenopati generalisata
B. HIV stadium 2 HSV dan angular cheilitis
C. HIV stadium 3 TB kronik, oral thrust, belum ada wasting syndrome
D. HIV stadium 4
E. HIV stadium 5 tidak ada
Stadium
Klinis HIV
Sumber : https://www.bhaktirahayu.com/artikel-kesehatan/waspada-hiv-aids-pengenalan-dan-pencegahan
Tatalaksana HIV
Soal No. 3
Jun, 26 tahun, datang ke poli RS dengan keluhan nyeri kepala belakang sejak 1 minggu yang lalu. Pada
pemeriksaan tanda vital didapatkan hasil dbn. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 21 mg/dL,
leukosit 5000x103/nl, trombosit 253.000 x103/nl. Pasien sering memakai anabolic steroid untuk penumbuh otot.
Diagnosis yang tepat untuk pasien ini adalah…
A. Polisitemia sekunder
B. Polisitemia tersier
C. Polisitemia vera
D. Tension type headache
E. Hemodilusi
Soal No. 3
Jun, 26 tahun, datang ke poli RS dengan keluhan nyeri kepala belakang sejak 1 minggu yang lalu. Pada
pemeriksaan tanda vital didapatkan hasil dbn. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 21 mg/dL,
leukosit 5000x103/nl, trombosit 253.000 x103/nl. Pasien sering memakai anabolic steroid untuk penumbuh
otot. Diagnosis yang tepat untuk pasien ini adalah…
A. Polisitemia sekunder
B. Polisitemia tersier tidak ada
C. Polisitemia vera peningkatan Hb, leu, tr sekaligus, pykt myeloproliferatif
D. Tension type headache stressor psikologis
E. Hemodilusi tidak tepat
Polisitemia Primer vs Sekunder
Sumber : https://www.healthline.com/health/secondary-polycythemia#causes
Penyebab Polisitemia Sekunder
• Sleep apnea
• Smoking or lung disease
• Obesity
• Hypoventilation
• COPD
• Diuretics
• Performance-enhancement drugs, seperti eritropoietin,
testosterone, dan anabolic steroid
Sumber : https://www.healthline.com/health/secondary-polycythemia#causes
Soal No. 4
Ny. Ikjun 78 tahun diantar ke IGD dalam kondisi tidak sadarkan diri. Riwayat 4 hari sebelumnya di rawat di RS,
pasien mengeluh demam, gemetaran, menggigil, dan merasa bingung. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan TD
80/40 mmHg, T 40oC, N 120x/menit, RR 30x/menit. Dari hasil lab didapatkan Hb 10g/dL, leukosit 30.000, Tr
50.000, Ht 38%. Pada pemeriksaan kultur darah didapatkan hasil positif terhadap bakteri gram negative. Factor
yang menyebabkan pathogenesis pada kasus tersebut adalah….
A. Interferon
B. IL-1
C. Platelet-derivied growth factor
D. Transforming growth factor
E. TNF
Soal No. 4
Ny. Ikjun 78 tahun diantar ke IGD dalam kondisi tidak sadarkan diri. Riwayat 4 hari sebelumnya di rawat di RS,
pasien mengeluh demam, gemetaran, menggigil, dan merasa bingung. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan TD
80/40 mmHg, T 40oC, N 120x/menit, RR 30x/menit. Dari hasil lab didapatkan Hb 10g/dL, leukosit 30.000, Tr
50.000, Ht 38%. Pada pemeriksaan kultur darah didapatkan hasil positif terhadap bakteri gram negative.
Factor yang menyebabkan pathogenesis pada kasus tersebut adalah….
A. Interferon tidak tepat
B. IL-1 efek inflamasi lebih sempit dari TNF
C. Platelet-derivied growth factor tidak tepat
D. Transforming growth factor tidak tepat
E. TNF
Sepsis
Sepsis
• Mediator inflamasi utama yang terlibat
Interleukin 1 dan TNF
• Efek inflamasi TNF lebih luas daripada
Interleukin 1
Sumber : https://cvi.asm.org/content/20/3/319
Pemeriksaan Sepsis
Laboratorium
• Cultures of blood and examination and
culture of sputum, urine, wound Imaging
drainage, stool, and CSF, depending on • Chest x-ray
the presenting signs and symptoms for • Other radiographic and radioisotope
each patient procedures according to suspected site of
• CBC with differential, coagulation primary infection
profile.
• Routine chemistries, LFTs. Pemeriksaan penunjang
• ABGs, lactic acid level; Procalcitonin • Kultur darah sebelum pemberian antibiotik
can be useful as a marker of bacterial
infection as a cause of the sepsis.
• Urinalysis.
Sumber : https://cvi.asm.org/content/20/3/319
Soal No. 5
Ny.Kove, 24 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan mudah lelah sejak 1 bulan terakhir disertai pusing dan
nafsu makan menurun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, RR 18x/menit, N 89x/menit, T
36,8oC, konjungtiva anemis. Pada pemeriksaan lab didapatkan Hb 10,5 mg/dL dan Fe serum 45 mcg/dl (normal
60-170 mcg/dL). Edukasi gizi yang dapat diberikan pada pasien ini adalah….
A. Pemberian Fe + asam fitat
B. Pemberian Fe + tannin
C. Pemberian Fe + asam askorbat
D. Pemberian Fe + asam oksalat
E. Pemberian Fe + kalsium
Soal No. 5
Ny.Kove, 24 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan mudah lelah sejak 1 bulan terakhir disertai pusing
dan nafsu makan menurun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, RR 18x/menit, N 89x/menit,
T 36,8oC, konjungtiva anemis. Pada pemeriksaan lab didapatkan Hb 10,5 mg/dL dan Fe serum 45 mcg/dl
(normal 60-170 mcg/dL). Edukasi gizi yang dapat diberikan pada pasien ini adalah….
A. Pemberian Fe + asam fitat menghambat penyerapan besi
B. Pemberian Fe + tannin menghambat penyerapan besi
C. Pemberian Fe + asam askorbat
D. Pemberian Fe + asam oksalat menghambat penyerapan besi
E. Pemberian Fe + kalsium menghambat penyerapan besi
ANEMIA DEFISIENSI BESI
Anemia defisiensi besi adalah salah satu golongan anemia hipoploriferatif yang disebabkan
karena kelainan metabolisme besi.
Pendekatan Diagnosis
• Anamnesis
Gejala klinis bervariasi tergantung beratnya dan lamanya anemia. Berupa lemah dan lelah, sakit
kepala, light-headedness, kesemutan, rambut rontok, restless leg, dan gejala angina pektoris pada
kasus berat. Gejala khas yaitu adanya glossitis, disfagia, pica, koilonychia, (spoon nail), disfagia, pica
jarang ditemukan.
• Pemeriksaan Fisik
Pasien tampak lemah dan pucat (anemis), disertai takikardia, adalah glossitis (lidah warna merah
permukaan licin), stomatitis, angular cheilits, koilonichya. Splenomegali mengindikasikan adanya
penyebab defisiensi besi lainya.
Dosis Terapi
Sumber : slide mediko.id hematologi Auer Rod Leukemia Cutis Hiperplasia Ginggiva
Acute Myeloid Leukemia
MANIFESTASI KLINIS PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Anemia • Apusan darah tepi ditemukan sel blas (sel
• Lesi infiltratif berwarna abu-abu myeloid imatur), ditemukan auer rod
pada kulit leukimia cutis • Darah lengkap pansitopenia
• Hipertrofi gingiva • Aspirat sumsum tulang definitive
• Gangguan perdarahan • Sel blas > 20% total sel
• Nyeri kepala maupun • Myeloperoxidase (+)
manifestasi neurologis lainya
akibat perdarahan/leukemic
meningitis.
Auer Rod
TROMBOSITOPENIA
• Perdarahan mukosa
• Peradarah dibawah kulit (memar)
Gambaran histologis anemia
aplastik pada bone marrow
LEUKOPENIA puncture (GOLD STANDARD)
• Rentan terhadap infeksi Gambaran hiposeluler, banyak
• Demam terisi lemak
• Tatalaksana
• Terapi definitif: transplantasi sumsum tulang
• Terapi konservatif: immunosupresif
Pencegahan :
Injeksi Vitamin KI 1 mg IM pada semua bayi baru lahir
DIAGNOSIS
• Riwayat perdarahan pada pria.
• Jumlah trombosit normal
• Bleeding time normal
• Clotting time memanjang
• PT : normal
• APTT : memanjang Hemarthrosis spontan
Sumber : slide mediko.id hematologi
Soal No. 16
Tn. Yoi, 26 tahun datang ke IGD dibawa oleh kelurganya dengan keluhan demam sejak seminggu yang lalu
dengan periode tidak panas diantaranya. Keluhan disertai mual muntah dan menggigil. Pasien baru pulang dari
Papua. Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somnolen, TD 100/80 mmHg, N 100x/menit, T39oC, RR
22x/menit, hepar teraba 3cm dibawah arcus costa. Pemeriksaan penunjang laboratorium didapatkan Hb 8g/dL,
Leukosit 5600/mm3, Trombosit 112.000/mm3, SGOT 102U/L, SGPT 154U/L, GDS 60mg/dl. Pada pemeriksaan
hapusan darah tepi ditemukan parasite berbentuk cressent, mauer dot (+). Terapi lini pertama pada pasien
tersebut adalah …
A. Klorokuin p.o
B. Doksisiklin p.o
C. Primakuin p.o
D. Artesunat intravena
E. Artemeter intravena
Soal No. 16
Tn. Yoi, 26 tahun datang ke IGD dibawa oleh kelurganya dengan keluhan demam sejak seminggu yang lalu
dengan periode tidak panas diantaranya. Keluhan disertai mual muntah dan menggigil. Pasien baru pulang
dari Papua. Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somnolen, TD 100/80 mmHg, N 100x/menit, T39oC, RR
22x/menit, hepar teraba 3cm dibawah arcus costa. Pemeriksaan penunjang laboratorium didapatkan Hb
8g/dL, Leukosit 5600/mm3, Trombosit 112.000/mm3, SGOT 102U/L, SGPT 154U/L, GDS 60mg/dl. Pada
pemeriksaan hapusan darah tepi ditemukan parasite berbentuk cressent, mauer dot (+). Terapi lini pertama
pada pasien tersebut adalah …
A. Klorokuin p.o tidak tepat
B. Doksisiklin p.o tidak tepat
C. Primakuin p.o tidak tepat
D. Artesunat intravena
E. Artemeter intravena tidak tepat
Malaria
Manifestasi Umum Demam periodic, anemia, splenomegali
Keluhan prodromal: lesu, malaise, sakit kepala, sakit punggung, merasa dingin
dipunggung, nyeri sendi, dan tulang, demam ringan, anoreksia, sakit perut, diare ringan.
Gejala Klasik Trias malaria
• Periode dingin (15-60menit): menggigil
• Periode panas: muka merah, nadi meningkat, suhu badan tetap tinggi beberapa jam
• Periode berkeringat: berkeringat banyak dan temperature turun, penderita merasa
sehat.
• Trias malaria lebih sering pada p.vivax, pada p.falciparum mengigil dapat berlangsung
berat.
• Periode tidak panas berlangsung:
• 12 jam pada P.falciparum/Malaria Tropika
• 36 jam pada P.vivax/M.Tertiana./M.Benigna dan oval
• 60 jam pada P.malariae/Malaria Quartana
Faktor Risiko • Riwayat berpergian ke daerah endemis
Sumber : Panduan Praktek Klinis Penatalaksanaan diBidang Ilmu Penyakit Dalam.2015
Malaria
Malaria Berat • Malaria cerebral: penurunan kesadaran/ coma yang tidak disebabkan penyakit
menurut WHO lain/ >30menit setelah kejang; derajat penurunan kesadaran berdasarkan GCS
• Acidemia/asidosis: pH darah <7,25 atau plasma bikarbonat <15mmol/L, kadar
lactate vena >5mmol/L, klinis pernapasan dalam/ respiratory distress
• Anemia berat normositik (Hb<5gr% atau hematocrit <15%) karena proses
hemolitik intravaskular
• Gagal ginjal akut (urine <400ml/24jam pada orang dewasa atau 12ml/kgBB pada
anak-anak setelah dilakukan rehidrasi, disertai kreatinin >3mg%.
• Edema paru (fototora)
• Ketidakmampuan untuk makan
• Hipoglikemia (Gula darah <40mg%)
• Gagal sirkulasi /syok: TD sistolik <70mmHg (anak 1-5 tahun <50mmHg) disertai
keringat dingin
• Perdarahan spontan
• Kejang berulang >2x/24jam
• Hiperlaktemia >5mmol/L
• Makroskopik hemoglobinuria
Malaria
Gold Standart Mikroskopis darah tepi, apusan tebal untuk menemukan parasite, apusan tipis untuk
Pemeriksaan menenukan plasmodium
Tatalaksana Malaria Malaria Falciparum (gametosit bentuk pisang/bulan sabit/cressent, mauer dot (+)) :
Tanpa Komplikasi ACT 1X/hari u/. 3 hari + primaquin 0,75 mg/kgBB pada hari pertama saja
Sumber : https://emedicine.medscape.com/article/332244-overview
Kriteria Diagnosis
Systemic Lupus
Erythematosus
Marker Antibodi
Tes Deskripsi
ANA Tes skrining; sensitivitas 95%; bukan suatu diagnosis jika
tanpa gejala klinis
Anti-dsDNA Spesifitas tinggi; sensitivitas hanya 70%; levelnya
bermacam-macam tergantung aktivitas penyakit
Anti-Sm Antibodi spesifik untuk SLE ; sensitivitas hanya 30-40%
Sumber : https://emedicine.medscape.com/article/332244-overview
Soal No. 18
Ny. Ped, 53 tahun datang ke poli RS dengan keluhan nyeri pinggang sejak 1 tahun yang lalu. Nyeri dirasakan
terus menerus sehingga pasien sering mengkonsumsi obat anti nyeri namun tidak membaik. Keluhan disertai
sering pusing dan badan lemas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD120/80 mmHg, N 98x/menit, T 37,5C, RR
22x/menit, konjungtiva anemis. Pemeriksaan neurologis didapatkan nyeri radikulopati setinggi C4-6.
Pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 8,2g/dL, leukosit 8000, trombosit 250.000, serum elektrolit : Ca
120mEq/L. Pemeriksaan x-ray lumbosacral didapatkan fraktur kompresi vertebra lumbalis dan lesi osteolitik
sirkumskripta. Diagnosis pada pasien tersebut adalah ….
A. Limfoma
B. Autoimmune disease
C. Leukemia
D. Multipel myeloma
E. Diskrasia sel plasma
Soal No. 18
Ny. Ped, 53 tahun datang ke poli RS dengan keluhan nyeri pinggang sejak 1 tahun yang lalu. Nyeri dirasakan
terus menerus sehingga pasien sering mengkonsumsi obat anti nyeri namun tidak membaik. Keluhan disertai
sering pusing dan badan lemas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD120/80 mmHg, N 98x/menit, T 37,5C, RR
22x/menit, konjungtiva anemis. Pemeriksaan neurologis didapatkan nyeri radikulopati setinggi C4-6.
Pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 8,2g/dL, leukosit 8000, trombosit 250.000, serum elektrolit : Ca
120mEq/L. Pemeriksaan x-ray lumbosacral didapatkan fraktur kompresi vertebra lumbalis dan lesi osteolitik
sirkumskripta. Diagnosis pada pasien tersebut adalah ….
A. Limfoma tidak tepat
B. Autoimmune disease tidak tepat
C. Leukemia tidak tepat
D. Multipel myeloma
E. Diskrasia sel plasma tidak tepat
Multiple Myeloma Clinical forms:
• multiple myeloma
• solitary plasmacytoma
Definition: • plasma cell leukemia
• B-cell malignancy characterized M protein:
by abnormal proliferation of • is seen in 99% of cases in serum and/or urine IgG >
plasma cells able to produce a 50%, IgA 20-25%, IgE i IgD 1-3% light chain 20%
monoclonal immunoglobulin • 1% of cases are nonsecretory
(M protein )
Incidence: • Recurrent bacterial infections are major cause of
• 3 - 9 cases per 100000 illness in patients with myeloma due to marked
population / year depression of normal immunoglobulin production.
• more frequent in elderly • Streptococcus pneumoniae and Haemophilus
• modest male predominance influenzae are the most common pathogens.
• Herpes zoster could be seen more commonly in
patients with myeloma complicated by renal failure.
Multiple Myeloma
Laboratory tests:
Clinical symptoms: • ESR > 100
• bone pains, pathologic • anaemia, thrombocytopenia
fractures • rouleaux in peripheral blood smears
• weakness and fatigue • Bone marrow aspiration (Gold Standart) marrow
plasmacytosis > 10 -15%
• hyperproteinemia
serious infection
• hypercalcemia
• renal failure • proteinuria
• bleeding diathesis • Azotemia
• X-foto : difusse osteoporosis
• Stadium lanjut : lesi osteolitik sirkumskripta dengan
batas tegas dan multiple terutama pada cranium, pelvis,
Sumber : CDC about myeloma
dan vertebra
Soal No. 19
Tn.Lio, 32 tahun datang ke IGD dengan keluhan perdarahan karena luka pada kaki kiri akibat digigit ular sejak 20
menit yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kaki eritema, TD 100/70 mmHg, N 92x/menit, RR22x/menit,
T37C, kulit tampak pucat, konjungtiva anemis (+/+). Pemeriksaan penujang didapatkan kadar Hb
9g/dl,Trombosit 25.000 sel/µL, fibrinogen 110.000, D-dimer meningkat. Diagnosis yang tepat untuk kondisi
pasien saat ini adalah …
A. Defisiensi vitamin K
B. Immune Thrombocytopenic Purpura
C. Anemia aplastic
D. Disseminated Intravascular Coagulation
E. Anemia hemolitik
Soal No. 19
Tn.Lio, 32 tahun datang ke IGD dengan keluhan perdarahan karena luka pada kaki kiri akibat digigit ular sejak
20 menit yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kaki eritema, TD 100/70 mmHg, N 92x/menit,
RR22x/menit, T37C, kulit tampak pucat, konjungtiva anemis (+/+). Pemeriksaan penujang didapatkan kadar Hb
9g/dl,Trombosit 25.000 sel/µL, fibrinogen 110.000, D-dimer meningkat. Diagnosis yang tepat untuk kondisi
pasien saat ini adalah …
A. Defisiensi vitamin K tidak tepat
B. Immune Thrombocytopenic Purpura riwayat infeksi (+), trombositopenia
C. Anemia aplastic pansitopenia
D. Disseminated Intravascular Coagulation
E. Anemia hemolitik anemis, icterus, splenomegali
Disseminated Intravascular Coagulation
Gejala Klinis
Perdarahan • Perdarahan kulit dan mukosa luas
• Perdarahan dari insisi operasi, jika kateter
Trombosis • Purpura fulminant
• Akrosianosis perifer
• Perubahan pregangrenous pada jari, genital, dan jantung
Manifestasi disfungsi • Perubahan penanda serum liver, ginjal, dan fungsi jantung
organ • Ikterus
• Gangguan irama jantung
• Perdarahan alveolar difuse
• Adult respiratory distress syndrome
• Abnormalitas SSP
• Ulserasi mukosa GIT
• Insufisiensi adrenal
• Petekie dan purpura fulminan
Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6, tahun 2014. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Disseminated Intravascular Coagulation
Faktor Risiko
• Trauma dan jejas jaringan
• Toksin (bisa ular)
• Keganasan
• Gg. Vaskular
• Komplikasi obstetrik
Screening
• Bleeding time (>>) , clotting time (>>), PT (>>),
APTT (>>), platelet count (<<), fibrinogen (<<)
Diagnosis
Diagnosis DIC :SKOR ≥5. • Fibrin degradation product (FDP) (>>), D-
Bila skor <5, tes sebaiknya diulangi dalam 1-2 hari dimer (>>), AT III (<<)
Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6, tahun 2014. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Soal No. 20
Nn. Hinata, 21 tahun datang ke IGD diantar keluarganya dengan penurunan kesadaran sejak 30 menit yang lalu.
Menurut ibunya pasien mengalami demam tinggi sejak 5 hari yang lalu. Belum diobati. Keluhan disertai nyeri
kepala, nyeri otot, gusi berdarah (+), mimisan(+), bintik merah dibadan sejak 2 hari yang lalu dan BAB hitam
disangkal. Pemeriksaan fisik didapatkan TD tidak terukur, RR 28x/menit, T 39C. Pemeriksaan penunjang
laboratorium didapatkan Hb 12g/dL, HCT 45%, dan Trombosit 42.000/mm3, X-foto thorax terdapat efusi pleura
minimal(+). Tindakan selanjutnya yang paling tepat untuk pasien tersebut adalah ….
A. Pemberian Paracetamol 3 x 500 –1000 mg
B. Rujuk
C. Pemberian cairan kristaloid 5-10 ml/Kgbb/jam dalam 1 jam
D. Pemberian cairan kristaloid 20 ml/Kgbb secepatnya dalam 20-30 menit
E. Pemberian cairan koloid 20 ml/kgBB
Soal No. 20
Nn. Hinata, 21 tahun datang ke IGD diantar keluarganya dengan penurunan kesadaran sejak 30 menit yang lalu.
Menurut ibunya pasien mengalami demam tinggi sejak 5 hari yang lalu. Belum diobati. Keluhan disertai nyeri
kepala, nyeri otot, gusi berdarah (+), mimisan(+), bintik merah dibadan sejak 2 hari yang lalu dan BAB hitam
disangkal. Pemeriksaan fisik didapatkan TD tidak terukur, RR 28x/menit, T 39C. Pemeriksaan penunjang
laboratorium didapatkan Hb 12g/dL, HCT 45%, dan Trombosit 42.000/mm3, X-foto thorax terdapat efusi
pleura minimal(+). Tindakan selanjutnya yang paling tepat untuk pasien tersebut adalah ….
A. Pemberian Paracetamol 3 x 500 –1000 mg kurang tepat
B. Rujuk harus distabilkan dulu
C. Pemberian cairan kristaloid 5-10 ml/Kgbb/jam dalam 1 jam kurang tepat
D. Pemberian cairan kristaloid 20 ml/Kgbb secepatnya dalam 20-30 menit
E. Pemberian cairan koloid 20 ml/kgBB kurang tepat
Infeksi Virus Dengue
• Etiologi : virus Flavivirus serotipe DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4
vektor : nyamuk Aedes aegypti
• Diagnosis :
• DEMAM : mendadak tinggi (39-40C), kontinu selama 2-7 hari
• Tanda2 perdarahan : uji Torniquet (+), ptekiae, purpura, ekimosis, epistaksis,
perdarahan gusi, dan hemathemesis/melena
• Hepatomegali
• Tanda2 syok : lemas, pucat, akral dingin, takikardi, CRT > 2 detik, selisih TD sistolik
dan diastolik < 20 mmHg
• Pemeriksaan penunjang :
• DL :
• Trombositopeni (≤100.000/mm3)
• DHF : Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit ≥ 20% dari nilai normal)
• NS 1 : hari 1-3
• IgM anti Dengue : hari ke 5 dst Sumber : Panduan Praktek Kllinis Bagi Dokter diFasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama, 2017.
Infeksi Virus Dengue
Sumber : Panduan Praktek Kllinis Bagi Dokter diFasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama, 2017.
Tatalaksana Virus Dengue
Sumber : Panduan Praktek Kllinis Bagi Dokter diFasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama, 2017.
Soal No. 21
Yojo 40 tahun datang dengan keluhan garis merah di lipatan ketiak. Seminggu sebelumnya terdapat bisul di
lengan atas bekas gigitan serangga yang digaruk. Dua hari kemudian, timbul garis merah di ketiak. Pada
pemeriksaan didapatkan nyeri (+), terdapat pembesaran KGB periaurikuler. Diagnosis yang tepat untuk kasus ini
adalah…..
A. Limfedema
B. Limfangitis
C. Selulitis
D. Tromboflebitis
E. Folikulitis
Soal No. 21
Yojo 40 tahun datang dengan keluhan garis merah di lipatan ketiak. Seminggu sebelumnya terdapat bisul di
lengan atas bekas gigitan serangga yang digaruk. Dua hari kemudian, timbul garis merah di ketiak. Pada
pemeriksaan didapatkan nyeri (+), terdapat pembesaran KGB periaurikuler. Diagnosis yang tepat untuk kasus
ini adalah…..
A. Limfedema Bengkak akibat cairan yang tidak terserap pembuluh limfe
B. Limfangitis
C. Selulitis Infeksi kulit dan jaringan di bawahnya
D. Tromboflebitis Sumbatan pada ven à inflamasi dan nyeri
E. Folikulitis Peradangan folikel rambut
Limfangitis
Definisi
• Inflamasi pd saluran limfatik yg terjadi akibat infeksi pd bagian distal dari saluran tersebut.
Etiologi
• Penyebab tersering beta-hemolytic streptococci (GABHS)
• Staphylococcus aureus, Pseudomonas species
• Streptococcus pneumoniae - A relatively uncommon cause of lymphangitis
• Pasteurella multocida - Associated with dog and cat bites; can cause cellulitis and
lymphangitis
• Gram-negative rods, gram-negative bacilli, and fungi - May cause cellulitis and resultant
lymphangitis in immunocompromised hosts
• Aeromonas hydrophila - Can contaminate wounds that occur in freshwater
• Wuchereria bancrofti - This filarial nematode is a major cause of acute lymphangitis
worldwide; signs and symptoms of lymphangitis caused by W bancrofti are
indistinguishable from those of bacterial lymphangitis
Sumber : https://emedicine.medscape.com/article/966003-overview
Limfangitis
Manifestasi Klinis
• Riwayat trauma pd kulit
• Demam, menggigil, malaise, turun nafsu makan, nyeri otot
Pemeriksaan Fisik
• erythematous and irregular linear streaks extend from the
primary infection site toward draining regional nodes.
These streaks may be tender and warm.
• The primary site may be an abscess, an infected wound, or
an area of cellulitis.
• Blistering of the affected skin may occur.
• Lymph nodes associated with the infected lymphatic
channels are often swollen and tender.
• Patients may be febrile and tachycardic. Sumber : https://emedicine.medscape.com/article/966003-overview
Limfangitis
Pemeriksaan
• Lab leukositosis
• Kultur
Tatalaksana
• Penicillin possibly sufficient, but 1 wk of dicloxacillin or cephalexin 500 mg PO qid
commonly used to ensure antistaphylococcal coverage; if CA-MRSA suspected, then use
oral Bactrim DS one PO bid or clindamycin 300mg PO q6H.
• Reserve vancomycin 1 g IV every 12 hr for patients requiring IV therapy.
• If allergic to penicillin:
• Clindamycin 300 mg PO qid for 7 days or
• Erythromycin 500 mg PO qid for 7 days.
• Levofloxacin 500 mg PO daily or moxifloxacin 400 mg PO daily for 7 days.
Sumber : https://emedicine.medscape.com/article/966003-overview
Soal No. 22
Nn. Iter 17 tahun datang ke UGD dengan keluhan gatal, bengkak pada bibir, dan bentol pada kulit setelah
makan udang dan kepiting 30 menit yang lalu. Pemeriksaan fisik dalam batas normal,hanya didapatkan edem
bibir dan urtikaria. Terapi utama yang tepat untuk pasien ini adalah ….
A. Hidrokortison IM 50 mg
B. Adrenalin IM 1:1.000 3 mL
C. Adrenalin IM 1:10.000 3 mL
D. Deksametason IV 5 mg
E. Deksametason IM 2 mg
Soal No. 22
Nn. Iter 17 tahun datang ke UGD dengan keluhan gatal, bengkak pada bibir, dan bentol pada kulit setelah
makan udang dan kepiting 30 menit yang lalu. Pemeriksaan fisik dalam batas normal,hanya didapatkan edem
bibir dan urtikaria. Terapi utama yang tepat untuk pasien ini adalah ….
A. Hidrokortison IM 50 mg tidak tepat
B. Adrenalin IM 1:1.000 3 mL tidak tepat
C. Adrenalin IM 1:10.000 3 mL
D. Deksametason IV 5 mg tidak tepat
E. Deksametason IM 2 mg tidak tepat
Klasifikasi
Reaksi
Anafilaksis
Sumber : https://www.semanticscholar.org/paper/Classification-of-anaphylaxis-and-utility-of-the-on-Vetander-Helander/08e7b27fda46f0e9559abd69693b780bd868b2e7/figure/4
Tatalaksana
Pada urtikaria akut generalisata :
• Adrenalin 1:1000 dosis 0,01 ml/kgBB 0,3 ml
• Adrenalin 1:10.000 dosis 0,1 ml/kgBB 3 ml
• Dilanjutkan dengan pemberian antihistamin penghambat H1
Soal No. 23
Bayi berusia 2 hari dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan tubuh menjadi kuning saat pulang kerumah. Pasien
lahir di bidan, kehamilan cukup bulan, berat lahir 3500 gram, gerak aktif dan menangis kuat. Pasien dibawa
pulang setelah dipantau 24 jam. Dari pemeriksaan fisik didapatkan klinis ikterik dari kepala hingga daerah perut
dan lipat paha. Bayi tampak menyusu kuat. Golongan darah bayi adalah B+ sedangkan golongan darah ibu
adalah O+. BAB dempul dan BAK seperti teh disangkal. Penyebab keluhan di atas adalah….
A. Breastfeeding jaundice
B. Breastmilk jaundice
C. Atresia bilier
D. Inkompatibilitas ABO
E. Defisiensi enzim G6PD
Soal No. 23
Bayi berusia 2 hari dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan tubuh menjadi kuning saat pulang kerumah. Pasien
lahir di bidan, kehamilan cukup bulan, berat lahir 3500 gram, gerak aktif dan menangis kuat. Pasien dibawa
pulang setelah dipantau 24 jam. Dari pemeriksaan fisik didapatkan klinis ikterik dari kepala hingga daerah
perut dan lipat paha. Bayi tampak menyusu kuat. Golongan darah bayi adalah B+ sedangkan golongan darah
ibu adalah O+. BAB dempul dan BAK seperti teh disangkal. Penyebab keluhan di atas adalah….
A. Breastfeeding jaundice volume ASI masih sedikit, icterus fisiologis
B. Breastmilk jaundice diagnosis terakhir
C. Atresia bilier Ada BAB dempul dan urin gelap
D. Inkompatibilitas ABO
E. Defisiensi enzim G6PD icterus, anemia, urin gelap
Ikterus Neonatorum
Ikterus Fisiologis Etiologi
• Terjadi pada bayi aterm (5-6 g/dL) • Produksi ↑ (hemolisis): hematoma, ABO/Rh
• Onset ikterus setelah 24 jam pertama inkompatibilitas,G6PD def, sferositosis,
• Puncak ikterus pada hari ke 3-5 polisitemia
• Ikterus membaik dalam 1 minggu • ↓ sekresi bil: prematur, hipotiroid, bayi ibu
DM, def enzim konjugasi
Ikterus Patologis • ↑ sirkulasi enterohepatik: ↓asupan enteral
• Dapat terjadi pada semua bayi (breastfeeding jaundice), stenosis pilorus,
• Onset ikterus <24 jam atresia usus,MH
• Puncak ikterus lebih lambat • Gangguan obstruktif: kolestasis, atresia bilier,
• Ikterus membaik dalam 2 minggu kista koledokus
• Mekanisme campuran: sepsis
Sumber : https://www.medscape.com/answers/178841-68012/what-causes-aborh-incompatibility-leading-to-neonatal-jaundice
Inkompatibilitas ABO
Antibodi pada serum ibu bereaksi
dengan antigen pada permukaan
eritrosit bayi hemolisis
• Rhesus
• ABO
Sumber : https://www.medscape.com/answers/178841-68012/what-causes-aborh-incompatibility-leading-to-neonatal-jaundice
Soal No. 24
Pria, 32 tahun datang dengan keluhan terlihat kuning di seluruh tubuh sejak 5 hari yang lalu. Demam sejak 8
hari yang lalu. Pegal pada seluruh badan terutama betis, disertai mual,muntah. Riwayat kebanjiran 2 minggu
yang lalu. Pada pemeriksaan didapatkan sclera ikterik, nyeri tekan epigastrium, hepatomegali, terdapat nyeri
tekan pada m. gastrocnemius, konjungtiva suffusion (+). Pada pemeriksaan lab didapatkan leukositosis,
peningkatan enzim transaminase, disertai dengan hematuria mikroskopik. Tatalaksana yang tepat adalah …
A. Rawat jalan, doksisiklin 2x100 mg PO
B. Rawat inap, doksisiklin 2x100 mg PO
C. Rawat jalan, penisilin prokain injeksi 1,5 juta unit/24 jam
D. Rawat inap, penisilin prokain 1,5 juta U/8 jam
E. Rawat inap, tidak perlu antibiotik, paracetamol
Soal No. 24
Pria, 32 tahun datang dengan keluhan terlihat kuning di seluruh tubuh sejak 5 hari yang lalu. Demam sejak 8
hari yang lalu. Pegal pada seluruh badan terutama betis, disertai mual,muntah. Riwayat kebanjiran 2 minggu
yang lalu. Pada pemeriksaan didapatkan sclera ikterik, nyeri tekan epigastrium, hepatomegali, terdapat nyeri
tekan pada m. gastrocnemius, konjungtiva suffusion (+). Pada pemeriksaan lab didapatkan leukositosis,
peningkatan enzim transaminase, disertai dengan hematuria mikroskopik. Tatalaksana yang tepat adalah …
A. Rawat jalan, doksisiklin 2x100 mg PO tidak tepat
B. Rawat inap, doksisiklin 2x100 mg PO tidak tepat
C. Rawat jalan, penisilin prokain injeksi 1,5 juta unit/24 jam tidak tepat
D. Rawat inap, penisilin prokain 1,5 juta U/8 jam
E. Rawat inap, tidak perlu antibiotik, paracetamol tidak tepat
Leptospirosis
• Penyebab: Leptospira interogans
• Keluhan:
Demam disertai menggigil, sakit kepala, anoreksia, myalgia
yang hebat pada betis (m.gastrocnemius), paha dan pinggang
disertai nyeri tekan. Mual, muntah, diare dan nyeri abdomen,
fotofobia, penurunan kesadaran.
• Penularan:
kontak dengan air, atau tanah, lumpur yang telah
terkontaminasi oleh urine binatang yang terinfeksi leptospira.
• Pemeriksaan fisik ditemukan :
febris, icterus, nyeri tekan pada otot gastrocnemius, ruam
kulit, limfadenopati, hepatomegaly dan splenomegaly, edema,
bradikardi relative, konjungtiva suffusion, gangguan
perdarahan berupa petekie, purpura, epistaksis dan
perdarahan gusi. Kaku kuduk sebagai tanda meningitis.
Sumber : Buku Ajar PAPDI
Sumber : Buku Ajar PAPDI
Tatalaksana Leptospirosis
Soal No. 25
June, 25 tahun datang dengan keluhan bengkak pada kaki dan skrotum, disertai BAK dengan warna seperti susu.
Pengambilan spesimen darah tepi untuk pemeriksaan sediaan apus darah tebal pada pasien ini sebaiknya
dilakukan pada saat…..
A. Malam jam 20.00-22.00
B. Malam jam 22.00-02.00
C. Pagi jam 08.00-10.00
D. Pagi jam 10.00-12.00
E. Pagi jam 12.00-14.00
Soal No. 25
June, 25 tahun datang dengan keluhan bengkak pada kaki dan skrotum, disertai BAK dengan warna seperti
susu. Pengambilan spesimen darah tepi untuk pemeriksaan sediaan apus darah tebal pada pasien ini
sebaiknya dilakukan pada saat…..
A. Malam jam 20.00-22.00 tidak tepat
B. Malam jam 22.00-02.00
C. Pagi jam 08.00-10.00 tidak tepat
D. Pagi jam 10.00-12.00 tidak tepat
E. Pagi jam 12.00-14.00 tidak tepat
Filariasis Limfatik
Gejala dan tanda
• Demam
• Limfadenopati inguinal/ aksila
• Nyeri testis dan/atau inguinal
• Eksfoliasi kulit
• Pembengkakan tungkai, genital
• Kiluria (BAK susu)
Sumber : https://www.slideserve.com/tyrone/platelet-aggregation-inhibitors
Soal No. 27
Perempuan, 40 tahun mengalami penurunan kesadaran setelah 10 menit sebelumnya disuntik antibiotik
melalui akses intravena. Mekanisme yang mendasari keadaan pasien tersebut adalah….
A. Reaksi hipersensitivitas tipe 1
B. Reaksi hipersensitivitas tipe 2
C. Reaksi hipersensitivitas tipe 3
D. Reaksi hipersensitivitas tipe 4
E. Reaksi hipersensitivitas tipe 5
Sumber :
https://www.memoran
gapp.com/flashcards/3
1201/Hypersensitivity+
Reactions/
Reaksi hipersensitivitas tipe I (IgE)
Terjadi sistemik di seluruh tubuh
• Sistem saluran napas: hiperaktivitas
bronkus, edema laring
• Sistem kardiovaskuler: perubahan
vaskuler, vasodilatasi sistemik
• Sistem saluran cerna:mual,muntah,
diare
• Mata: angioedema, konjungtivitis Treatment “ACH”
• Kulit : urtikaria, angioedema
Adrenaline
Chlorphenamine
Sumber : https://emedicine.medscape.com/article/135065-overview Hydrocortisone
Soal No.28
Tn. BZ, 41 tahun, datang ke IGD demam sejak 3 minggu terakhir, bersifat naik
turun, naik terutama pada sore/malam hari. Pasien hanya meminum obat dari
warung dan tidak pernah ke dokter. Pasien juga mengeluhkan perubahan pola
defekasi. Setelah 3 jam berada di IGD, pasien tiba-tiba mengeluh nyeri kepala
hebat dan mengalami penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan didapatkan GCS
10, serta didapatkan brudzinski sign (+). Komplikasi apakah yang terjadi pada
pasien?
A. Abses otak
B. Meningitis tifosa
C. Ensefalitis tifosa
D. Syok sepsis
E. Meningioma
Soal No.28
Tn. BZ, 41 tahun, datang ke IGD demam sejak 3 minggu terakhir, bersifat naik
turun, naik terutama pada sore/malam hari. Pasien hanya meminum obat dari
warung dan tidak pernah ke dokter. Pasien juga mengeluhkan perubahan pola
defekasi. Setelah 3 jam berada di IGD, pasien tiba-tiba mengeluh nyeri kepala
hebat dan mengalami penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan didapatkan GCS
10, serta didapatkan brudzinski sign (+). Komplikasi apakah yang terjadi pada
pasien?
A. Abses otak -> tidak ada tanda abses otak
B. Meningitis tifosa
C. Ensefalitis tifosa -> brudzinski sign (+) memastikan infeksi meninges
D. Syok sepsis -> tanda sepsis tidak jelas
E. Meningioma -> tidak ada hubungannya dengan tifoid
Demam Tifoid (Typhoid Fever/Enteric Fever)
• Etiologi: Salmonella typhii
• Khas: pola demam remitten:
• Demam dengan fluktuasi suhu tubuh > 1 derajat celsius
• Suhu tubuh turun namun tidak mencapai normal
• Demam biasanya tidak begitu tinggi id pagi hari dan tinggi pada
sore/malam hari
• Penunjang:
• Gold standard: Kultur cairan empedu
• Minggu 1 -> kultur darah
• Minggu 2 -> kultur feses
• Minggu 3 -> kultur urin
• Widal test -> mendeteksi antigen O (badan sel) dan H (flagella).
Positif bila:
• Titer O ≥1/320
• Kenaikan titer ≥4x dari pemeriksaan pertama
• Tubex test -> positif bila ≥4
Sumber : Lorna Fewtrell, Drinking-Water Nitrate, Methemoglobinemia, and Global Burden ot Disease: A Discussion. Environ Health Perspect. Oct 2004; 112(14): 1371–1374.
Soal No. 32
By. Mowa usia 2 minggu dibawa orangtuanya ke klinik dengan keluhan demam dan kejang. Lahir di bidan secara
normal pada usia kehamilan 37 minggu dengan BBL 1800 gram. Pada pemeriksaan tampak mikrosefali dan pada
pemeriksaan funduskopi tampak korioretinitis. Pada pemeriksaan CT scan diperoleh adanya kalsifikasi
intraserebral difus pada anak. Penyebab kondisi yang dialami anak adalah …
A. Rubella infection
B. Rubeolla infection
C. Toxoplasma infection
D. Herpes infection
E. Zika infection
Soal No. 32
By. Mowa usia 2 minggu dibawa orangtuanya ke klinik dengan keluhan demam dan kejang. Lahir di bidan secara
normal pada usia kehamilan 37 minggu dengan BBL 1800 gram. Pada pemeriksaan tampak mikrosefali dan
pada pemeriksaan funduskopi tampak korioretinitis. Pada pemeriksaan CT scan diperoleh adanya kalsifikasi
intraserebral difus pada anak. Penyebab kondisi yang dialami anak adalah …
A. Rubella infection manifestasi mata, PJB, radioluscent bone disease, tuli snhl
B. Rubeolla infection
C. Toxoplasma infection
D. Herpes infection vesikel mukokutan, trombositopenia, transamin hati meningkat, konjungtivitis
E. Zika infection mikrosefal, kalsifikasi intracranial, spastisitas, abnormal oculi, tuli snhl, arthrogryposis
Congenital Toxoplasmosis
Infeksi T.gondii melalui
vertical transmission
Manifestasi Klinis :
• First trimester – often result
death
• Second trimester – classic
triad
• Third trimester – often
asymptomatic at birth
Toksoplasmosis
Komplikasi pada Janin
C- Cerebral Calsification
C- Cephaly (micro), Cephalus
(hydro)
C- Chorioretinitis
C- Convulsions
Soal No. 33
An. Zuki, 4 tahun dibawa ibunya ke poli dengan keluhan perdarahan pada gusi sejak 3 bulan yang lalu. Pasien
tampak pucat dan lemas. Pada pemeriksaan didapatkan TTV dalam batas normal, konjungtiva anemis dan
pembesaran gusi (+). Hasil lab menunjukkan Hb 4 gr/dl, HCT 17%, leukosit 75000/uL, trombosit 16000/uL. Hasil
analisis sumsum tulang menunjukkan peningkatan sel limfoblast. Diagnosa yang tepat untuk An. Zuki adalah….
A. Leukemia myeloblastik akut
B. Leukemia limfoblastik kronik
C. Leukemia myeloblastik kronik
D. Leukemia limfoblastik akut
E. Myelodisplasia
Soal No. 33
An. Zuki, 4 tahun dibawa ibunya ke poli dengan keluhan perdarahan pada gusi sejak 3 bulan yang lalu. Pasien
tampak pucat dan lemas. Pada pemeriksaan didapatkan TTV dalam batas normal, konjungtiva anemis dan
pembesaran gusi (+). Hasil lab menunjukkan Hb 4 gr/dl, HCT 17%, leukosit 75000/uL, trombosit 16000/uL.
Hasil analisis sumsum tulang menunjukkan peningkatan sel limfoblast. Diagnosa yang tepat untuk An. Zuki
adalah….
A. Leukemia myeloblastik akut dijelaskan di pembahasan
B. Leukemia limfoblastik kronik dijelaskan di pembahasan
C. Leukemia myeloblastik kronik dijelaskan di pembahasan
D. Leukemia limfoblastik akut
E. Myelodisplasia fungsi sumsum tulang terganggu utk hasilkan sel darah matur
KEGANASAN HEMATOLOGI
LEUKIMIA
• Merupakan keganasan yang ditandai dengan ploriferasi sel hematopoietik primordial
• Terdapat 4 jenis besar : Akut myeloid leukimia, acute lymphopblastic leukemia, kronik
myeloid leukemia dan kronik limfositik leukemia.
AML ALL CML CLL
Ciri Khas Auer rod Limfosit B Kromosom Smudge cell
monoklonal philadelphia
Usia Dewasa Anak-anak Tidak khas Tidak khas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Darah rutin Leukositosis
• Apuran darah tepi ditemukan sel limfoblas tanpa auer rod
• Aspirasi sumsum tulang diagnostik definitive
• Sel normal digantikan dengan limfoblas
• Myeloperoxidase (-) Sumber : ppt mediko.id hematologi
Aku LaLu BiLAS (limfoblas) tubuhku
Sumber : https://emedicine.medscape.com/article/965367-overview
Laboratory Finding :
Kawasaki Disease
• Complete blood counts : anemia
normositik normokromik
• Liver function test : AST, ALT, albumin
(transaminase meningkat)
• CSF : mononuclear pleocytosis tanpa
hypoglycorrhachia (penurunan glukosa
CSF) atau elevasi CSF protein
• Serum lipid profile : peningkatan TGA dan
LDL, dan penurunan HDL
• CRP dan ESR
• Urinalisis : steril pyuria
• ECG
Sumber : https://emedicine.medscape.com/article/965367-overview
Soal No. 36
Ny. Kobe 55 tahun datang ke poli RS dengan keluhan bengkak pada kaki kiri sejak 3 minggu yang lalu. Pasien
sudah berobat ke puskesmas namun tidak ada perbaikan. Riwayat pengobatan limfoma. Pemeriksaan TTV dbn.
Pemeriksaan fisik tampak kaki kiri membesar, stemmer sign (+). Diagnosis yang tepat untuk kasus tersebut
adalah….
A. Limfedema
B. Limfangitis
C. Insufisiensi vena dalam
D. Insufisiensi vena kronik
E. Buerger disease
Soal No. 36
Ny. Kobe 55 tahun datang ke poli RS dengan keluhan bengkak pada kaki kiri sejak 3 minggu yang lalu. Pasien
sudah berobat ke puskesmas namun tidak ada perbaikan. Riwayat pengobatan limfoma. Pemeriksaan TTV dbn.
Pemeriksaan fisik tampak kaki kiri membesar, stemmer sign (+). Diagnosis yang tepat untuk kasus tersebut
adalah….
A. Limfedema
B. Limfangitis peradangan pada saluran limfa yang bermanifestasi berupa alur kemerahan pada kulit
C. Insufisiensi vena dalam ditandai dengan bengkak, merah unilateral pada tungkai
D. Insufisiensi vena kronik merupakan penyakit yang diakibatkan gg. Pada vena, manifestasi dermatitis
stasis
E. Buerger disease ditandai dengan nekrosis pada ujung ekstremitas
Limfedema Secondary Lymphedema
• Occurs secondary to a disruption or obstruction
Primary Lymphedema of the lymphatic system caused by:
• Occurs when the lymphatic system 1. Filariasis (#1 cause worldwide).
does not maturate properly during 2. Lymph node surgery/radiation due to
fetal development. cancer (#1 cause in the United States).
• Can be familial, genetic, or 3. Other: chronic venous insufficiency (CVI)
hereditary. deep vein thrombosis (DVT), infection,
• Lymphedema congenital: surgery/trauma, lipedema, and obesity
symptoms present at birth.
• Lymphedema praecox: symptoms
onset before the age of 35
(commonly during puberty).
• Lymphedema tardum: symptoms
onset at the age of 35 or after.
Sumber : https://emedicine.medscape.com/article/1087313-overview
Limfedema
Clinical Manifestation Stemmer Sign
Kulit pada MTP 2 tidak dapat dicubit atau ditarik
Sumber : https://emedicine.medscape.com/article/1087313-overview
Tatalaksana Limfedema
• Complete decongestive therapy (CDT) is backed by longstanding research and experience as
the primary treatment of choice for lymphedema in both children and adults
• CDT involves a two-phase treatment program:
Phase 1—Reduce tissue congestion of affected body part with daily treatments:
• Manual lymph drainage.
• Skin care.
• Compression wrapping of limb.
• Decongestive exercises
Phase 2—Maintain decongestion with Home Maintenance Program:
• Daily use of elastic and inelastic compression.
• Compression is graduated; most of the compression is distal with decreasing
compression in the stocking proximally.
Sumber : https://emedicine.medscape.com/article/1087313-overview
Soal No. 37
Tn. Ped, 30 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan benjolan pada leher. Pada pemeriksaan TTV dalam
batas normal. Pada PF terdapat benjolan di mediastinum, radiologi didapatkan timoma. Tempat tersering
terjadinya kelainan tersebut adalah….
A. Mediastinum posterior
B. Mediastinum superior
C. Mediastinum anterior
D. Mediastinum superior dan anterior
E. Mediastinum inferior dan posterior
Soal No. 37
Tn. Ped, 30 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan benjolan pada leher. Pada pemeriksaan TTV dalam
batas normal. Pada PF terdapat benjolan di mediastinum, radiologi didapatkan timoma. Tempat tersering
terjadinya kelainan tersebut adalah….
A. Mediastinum posterior tidak tepat
B. Mediastinum superior tidak tepat
C. Mediastinum anterior
D. Mediastinum superior dan anterior tidak tepat
E. Mediastinum inferior dan posterior tidak tepat
Thymoma
• Thymoma originates within the epithelial cells of the thymus, a lymphoid
organ located in the anterior mediastinum.
• Etiology
• The etiology of thymomas has not been elucidated;
• these lesions have been associated with various systemic syndromes. (e.g.
MG)
• Clinical Manifestation
Present with cough, chest pain, superior vena cava (SVC) syndrome,
dysphagia, and hoarseness if the recurrent laryngeal nerve is involved. One
third of cases are found incidentally on radiographic examinations during a
workup for myasthenia gravis (MG).
Sumber : https://emedicine.medscape.com/article/193809-overview
Thymoma Examination
• The diagnosis of a thymoma usually is clinically based on radiologic findings. Laboratory
studies generally are not indicated.
• Plain Radiograph :
• Posteroanterior (PA) and lateral chest radiographs can detect most thymomas.
• On the PA view, the lesion typically appears as a smooth mass in the upper half of the
chest, overlying the superior portion of the cardiac shadow near the junction of the
heart and great vessels.
Sumber : https://emedicine.medscape.com/article/193809-overview
Soal No. 38
Tn.Dive, 34 tahun datang dengan keluhan sesak dan demam sejak 2 hari yang lalu. Pasien diketahui HIV (+).
pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hitung CD4 210/mm3, sejak 1 bulan lalu mendapat pengobatan
ARV. Pasien diketahui TB paru BTA positif, mendapat pengobatan TB sejak 2 minggu lalu. Dari rontgen thoraks
didapatkan gambaran perluasan lesi. Diagnosis yang mungkin pada pasien ini adalah …
A. Hepatitis fulminant
B. Hepatitis imbas obat
C. Gejala putus obat
D. Sindroma inflamatoris rekonstitusi imun
E. Infeksi sekunder di paru
Soal No. 38
Tn.Dive, 34 tahun datang dengan keluhan sesak dan demam sejak 2 hari yang lalu. Pasien diketahui HIV (+).
pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hitung CD4 210/mm3, sejak 1 bulan lalu mendapat pengobatan
ARV. Pasien diketahui TB paru BTA positif, mendapat pengobatan TB sejak 2 minggu lalu. Dari rontgen thoraks
didapatkan gambaran perluasan lesi. Diagnosis yang mungkin pada pasien ini adalah …
A. Hepatitis fulminant kerusakan hepar yang terjadi dengan cepat
B. Hepatitis imbas obat ditandai dengan kuning, peningkatan enzim hepar
C. Gejala putus obat tidak ada istilah gejala putus obat di Tx HIV
D. Sindroma inflamatoris rekonstitusi imun
E. Infeksi sekunder di paru bisa namun kecil kemungkinan karena sedang Tx ARV
Immune Reconstitution Inflamatory Syndrome (IRIS)
• Is inflammatory disorders associated
with paradoxical worsening of
preexisting infectious process
following the initiation of highly active
antiretroviral therapy (HAART) in HIV
patient.
• Interrelates factor :
• The extent of CD4+ Tcell immune
suppression prior to the initiation
of highly active antiretroviral
therapy (HAART)
• The degree of viral suppression
and immune recovery following
the initiation of HAART
Immune Reconstitution Inflamatory Syndrome (IRIS)
• Diagnostic Criteria of IRIS
• AIDS with low pretreatment CD4 count
• Possitive virologic and immunological response to ART
• Absence evidence of drug-resistant infection, bacterial superinfection, drug allergy or
other adverse drug reactions
• Presence of clinical manifestation consistent with an inflammatory condiction
• Temporal association between HAART initiation and the onset of clinical feature of illness
Soal No. 39
Tn. Cul,26 tahun, datang ke poli RS dengan Keluhan utama bentol-bentol diwajah dan tangan yang bertambah
banyak namun tidak nyeri dan tidak gatal. Bentol tersebut bertambah besar dan berisi nanah. Dua hari
sebelumnya pasien mengalami demam yang menetap hingga sekarang. Riwayat pergi ke Suriname 2 minggu
yang lalu, dan sempat menemukan lalat dibajunya. Pada pemeriksaan fisik diketahui TD 110/70 mmHg, N
97x/menit, RR 20x/menit, T 38oC. Diagnosis yang mungkin untuk kasus ini adalah …
A. Toksoplasmosis
B. Leishmaniasis
C. Leptospirosis
D. Rubella
E. Filariasis
Soal No. 39
Tn. Cul,26 tahun, datang ke poli RS dengan Keluhan utama bentol-bentol diwajah dan tangan yang bertambah
banyak namun tidak nyeri dan tidak gatal. Bentol tersebut bertambah besar dan berisi nanah. Dua hari
sebelumnya pasien mengalami demam yang menetap hingga sekarang. Riwayat pergi ke Suriname 2 minggu
yang lalu, dan sempat menemukan lalat dibajunya. Pada pemeriksaan fisik diketahui TD 110/70 mmHg, N
97x/menit, RR 20x/menit, T 38oC. Diagnosis yang mungkin untuk kasus ini adalah …
A. Toksoplasmosis infeksi virus biasanya asimptomatis, kecuali pada org dg imundefisiensi
B. Leishmaniasis
C. Leptospirosis vector adalah tikus, ada nyeri gastroknemius
D. Rubella biasanya pada anak
E. Filariasis masalah pada kelenjar limfe, timbul pembengkakan
Leishmaniasis
• Adalah suatu penyakit yang
diakibatkan oleh infestasi kronis
protozoa intraselular dari genus
Leishmania.
• Pada manusia, terdapat tiga bentuk
leishmaniasis yaitu leishmaniasis
kutaneus, leishmaniasis
mukokutaneus dan leishmaniasis
viseral
Sumber : https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/b981988a42c960b1d50c4cf08d61ca28.pdf
Leishmaniasis
• Kriteria diagnostic untuk Leishmaniasis kutaneus
adalah bila ditemukan satu atau lebih dari sembilan
kriteria dibawah ini:
• Riwayat bepergian ke daerah endemis pada beberapa
minggu atau bulan terakhir
• Riwayat gigitan lalat pasir pada beberapa minggu atau
bulan terakhir
• Riwayat aktifitas resiko tinggi seperti tidur di alam
terbuka, hutan.
• Ulkus keunguan diatas nodul kronis yang tidak kunjung
sembuh dalam 4-6 minggu atau lebih
Sumber : https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/b981988a42c960b1d50c4cf08d61ca28.pdf
Leishmaniasis
• Ditemukannya amastigot pada pengecatan Giemsa
dari bahan lesi kulit pada pemeriksaan mikroskop
langsung.
• Ditemukannya amastigot intraseluler didaerah dermis
pada pengecatan HE dari potongan jaringan.
• Ditemukannya granuloma leishmania didaerah dermis
pada pengecatan HE dari potongan jaringan.
• Pertumbuhan promastigot pada kultur dengan media
Nicolle-Novy-MacNeal(NNN) dari bahan spesimen lesi.
• Ditemukannya DNA leishmanial dengan pemeriksaan
PCR
Sumber : https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/b981988a42c960b1d50c4cf08d61ca28.pdf
Soal No. 40
Tn. Sukji, 40 seorang petani, datang ke IGD dengan keluhan nyeri otot. Disertai mual, dan muntah. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/80 mmHg, N 92x/menit, RR 20x/menit, T 38,7oC, serta ditemukan adanya
pembesaran kelenjar getah bening di daerah inguinal. Dari hasil pemeriksaan hapusan darah tepi ditemukan
adanya Yersinia pestis. Diagnosis yang tepat untuk kasus ini adalah ….
A. Leishmaniasis
B. Leptospirosis
C. Plague
D. Filariasis
E. Toxoplasmosis
Soal No. 40
Tn. Sukji, 40 seorang petani, datang ke IGD dengan keluhan nyeri otot. Disertai mual, dan muntah. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/80 mmHg, N 92x/menit, RR 20x/menit, T 38,7oC, serta ditemukan adanya
pembesaran kelenjar getah bening di daerah inguinal. Dari hasil pemeriksaan hapusan darah tepi ditemukan
adanya Yersinia pestis. Diagnosis yang tepat untuk kasus ini adalah ….
A. Leishmaniasis vektornya adalah lalat
B. Leptospirosis manifestasi nyeri gastrocnemius, ikterus
C. Plague
D. Filariasis penyumbatan KGB sehingga terjadi pembengkakan
E. Toxoplasmosis asimptomatik kecuali pada orang dengan immunodefisiensi
Plague
• Plague adalah penyakit zoonosis sistemik yg
disebabkan oleh Yersinia pestis. Mengenai tikus
kecil di daerah pedesaan di Africa, Asia, dan
Amerika. Ditularkan ke manusia melalui vektor
arthropoda (flea).
• Genus Yersinia merupakan bakteri gram negatif dari
family Enterobacteriaceae.
Sumber : https://emedicine.medscape.com/article/235627-overview
Manifestasi Plague
1. Bubonic plague: demam, malaise, myalgia, dizziness, dan limfadenitis yg terasa nyeri
terutama yg berada disekitar gigitan flea.
2. Primary Septicemic plague: infeksi septikemia (hipotensi, syok) tanpa didahului oleh
limfadenopaty
3. Pneumonic plague: terjadi akibat inhalasi bakteri infeksius dalam droplets yg dikeluarkan
oleh org lain atau binatang dengan pneumonia plague primer atau sekunder. Demam, nyeri
kepala, myalgia, kelemahan, nausea, muntah, pusing. Batuk, sesak, nyeri dada, dan
hemoptisis.
4. Meningitis
5. faringitis Sumber : https://emedicine.medscape.com/article/235627-overview
Soal No.41
Tn. CS, 57 tahun, datang dibawa keluarganya dengan penurunan kesadaran sejak
6 jam yang lalu. Keluhan disertai dengan demam tinggi, sesak, dan batuk sejak 1
minggu yang lalu. Keluarga mengatakan sudah berobat ke pengobatan alternatif.
Pada PF, didapatkan GCS 9, TD 70/50 mmHg, HR 52x/menit teraba lemah, RR
30x/menit, suhu 39,1OC, akral dingin, kulit pucat, CRT 4 detik. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan leukosit 21.000/mm3. Tatalaksana yang tepat adalah
A. Pemberian antipiretik
B. Pemberian kortikosteroid
C. Pemberian antibiotik setelah kultur
D. Pemberian vasopressor
E. Resusitasi cairan segera
Soal No.41
Tn. CS, 57 tahun, datang dibawa keluarganya dengan penurunan kesadaran sejak
6 jam yang lalu. Keluhan disertai dengan demam tinggi, sesak, dan batuk sejak 1
minggu yang lalu. Keluarga mengatakan sudah berobat ke pengobatan alternatif.
Pada PF, didapatkan GCS 9, TD 70/50 mmHg, HR 52x/menit teraba lemah, RR
30x/menit, suhu 39,1OC, akral dingin, kulit pucat, CRT 4 detik. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan leukosit 21.000/mm3. Tatalaksana yang tepat adalah
A. Pemberian antipiretik -> suportif; bukan utama
B. Pemberian kortikosteroid -> bukan pilihan
C. Pemberian antibiotik setelah kultur -> harusnya berikan tanpa menunggu
hasil kultur
D. Pemberian vasopressor
E. Resusitasi cairan segera -> untuk syok hipovolemik, bukan untuk syok sepsis
Sepsis
• Disfungsi organ yang • Quick SOFA score (qSOFA) adalah
penilaian bedside untuk
mengancam nyawa yang mempermudah diagnosis
disebabkan karena • Terdiri atas 3 kategori:
vasodilatasi sistemik sebagai • RR ≥22x/menit
respon terhadap infeksi • Penurunan kesadaran
• TD sistolik ≤100 mmHg
• Perjalanan penyakit:
bakteremia -> sepsis -> syok
sepsis -> multiple organ
dysfunction syndrome
(MODS)
• Dapat dinilai melalui skor
SOFA -> peningkatan skor ≥2
Source : Fitzpatrick 8 ed
Soal No.44
An. YG, 15 tahun, datang dibawa orang tuanya dengan keluhan utama demam
sejak 2 hari yang lalu. Beberapa jam yang lalu anak juga mengalami mimisan
disertai dengan pegal-pegal, nyeri kepala hebat, disertai rasa berat pada kedua
mata. Pada PF, didapatkan TD 110/70 mmHg, HR 102x/menit, RR 20x/menit,
Suhu 38,8OC. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 13 g/dL, Hematokrit
40%, Trombosit 112000/mm3. Pemeriksaan apakah yang sebaiknya dilakukan
pada pasien?
A. Tes widal
B. Tes tubex
C. IgM antidengue
D. IgG antidengue
E. Antigen NS1
Soal No.44
An. YG, 15 tahun, datang dibawa orang tuanya dengan keluhan utama demam
sejak 2 hari yang lalu. Beberapa jam yang lalu anak juga mengalami mimisan
disertai dengan pegal-pegal, nyeri kepala hebat, disertai rasa berat pada kedua
mata. Pada PF, didapatkan TD 110/70 mmHg, HR 102x/menit, RR 20x/menit,
Suhu 38,8OC. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 13 g/dL, Hematokrit
40%, Trombosit 112000/mm3. Pemeriksaan apakah yang sebaiknya dilakukan
pada pasien?
A. Tes widal -> untuk demam tifoid
B. Tes tubex -> untuk demam tifoid
C. IgM antidengue -> untuk onset demam ≥3 hari
D. IgG antidengue -> untuk onset demam ≥3 hari (lebih spesifik jika >6 hari)
E. Antigen NS1
Infeksi Virus Dengue
• Etiologi: Dengue virus
• Memiliki 4 serotipe, yakni DEN-I, DEN-II, DEN-III, dan DEN-IV
• Demam berdarah dengue bersifat secondary heterologue infection,
artinya terjadi setelah infeksi sekunder dengan serotipe yang berbeda
• Manifestasi infeksi virus dengue beragam: demam dengue, dengue
hemorhagic fever grade I-IV, Dengue shock syndrome (DHF grade III-
IV)
• Pemeriksaan serologi dengue:
• NS1 antigen : pada onset demam hari 1-2
• IgM antidengue: onset demam hari ≥ 3
• IgG antidengue: onset demam hari ≥ 3 (lebih spesifik pada >6 hari)
Ny Ani datang ke praktik dokter umum untuk melakukan pemerikaan atas kondisinya. Pasien
mengaku sering mengalami pandangan kabur dan kadang telinganya berdenging. Pasien juga
sering merasa gatal di seluruh badan. Pada PF didapatkan tanda vital normal, visus ODS 6/30 tidak
dapat di koreksi dengan pinhole, muka pasien terlihat kemerahan dan ada splenomegali. Pada
pemeriksaan penunjang di temukan Hb 21 g/dl, Ht 60 %, Leukosit 13.000 sel/mm3 dan trombosit
465.000 sel/mm3 . PenyebabHb>16,5
terjadinya
| Ht >kondisi
49 yang dialami di atas adalah…
a. Kurangnya produksi eritropoietin an. Pada CKD
b. Mutase BCR ABL Leukemia CML
c. Kondisi hipoksia kronis Polisitemia sekunder
d. Mutasi Janus Kinase 2
e. Desfisiensi B12 dan as folat anemia megaloblastik Dx : Polisitemia vera
Hb > 16,5 g/dL atau Ht>49% pada pria
II. POLISITEMIA Hb > 16,0 g/dL atau Ht>48% pada wanita SKDI
POLISITEMIA VERA SKDI
Polisitemia adalah suatu penyakit kelainan pada sistem mieloploriferatif dimana terjadi
klon abnormal pada hemopoetik sel induk. Mutasi JAK 2
3 KRITERIA MAYOR
ATAU 2 KRITERIA MAYOR YANG PERTAMA + 2 KRITERIA MINOR
SKDI
Mnemonic
Pada PV tujuan prosedur
phlebotomy tersebut ialah SKDI
mempertahankan hematokrit <42%
pada perempuan, dan <47% pada
pria untuk mencegah timbulnya
hiperviskositas dan penurunan
kecepatan aliran
Soal No.47
Seorang wanita hamil berusia 30 tahun datang dengan keadaan kesadaran menurun
sejak 1 hari sebelum tiba di RSUD Jayapura, Irian Jaya. Sebelumnya pasien hanya
mengeluh nyeri kepala dan panas ringan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS 9, TD:
110/70 mmHg, N: 102x/menit, RR: 26x/menit, S: 38,4oC, pemeriksaan fisis thorax
normal. Pemeriksaan abdomen didapatkan lien teraba sesuai skala Schuffner III. Hasil
lab: Hb: 12,3 gr%, WBC: 7600/mm3, Plt: 110.000/mm3, apusan darah tebal : P.
falciparum gamet (+) serta kepadatan parasit 70.000 parasit/μl. Manakah pernyataan
berikut ini yang tepat sesuai dengan diagnosis pada kasus di atas?
A. Terjadi hiperparasitemia pada penderita tersebut
B. Suatu daerah dikatakan mesoendemik malaria apabila spleen rate >50%
C. Untuk menegakkan diagnosis pada kasus di atas perlu pemeriksaan punksi lumbal
D. Tatalaksana pilihan pertama pada kasus di atas adalah injeksi Artemether IM
E. Adanya gamet P. falciparum pada apusan darah tebal memastikan diagnosis
malaria
Soal No.47
Seorang wanita hamil berusia 30 tahun datang dengan keadaan kesadaran menurun sejak 1
hari sebelum tiba di RSUD Jayapura, Irian Jaya. Sebelumnya pasien hanya mengeluh nyeri
kepala dan panas ringan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS 9, TD: 110/70 mmHg, N:
102x/menit, RR: 26x/menit, S: 38,4oC, pemeriksaan fisis thorax normal. Pemeriksaan
abdomen didapatkan lien teraba sesuai skala Schuffner III. Hasil lab: Hb: 12,3 gr%, WBC:
7600/mm3, Plt: 110.000/mm3, apusan darah tebal : P. falciparum gamet (+) serta kepadatan
parasit 70.000 parasit/μl. Manakah pernyataan berikut ini yang tepat sesuai dengan diagnosis
pada kasus di atas?
A. Terjadi hiperparasitemia pada penderita tersebut -> tidak, karena kepadatan parasit
masih <100.000/ μl
B. Suatu daerah dikatakan mesoendemik malaria apabila spleen rate >50% -> seharusnya
10-50%
C. Untuk menegakkan diagnosis pada kasus di atas perlu pemeriksaan punksi lumbal ->
tidak perlu, cukup dengan bukti parasit pada apusan darah tebal
D. Tatalaksana pilihan pertama pada kasus di atas adalah injeksi Artemether IM ->
seharusnya Artesunat injeksi (IV/IM)
E. Adanya gamet P. falciparum pada apusan darah tebal memastikan diagnosis malaria
Gold Standard Pemeriksaan Malaria
Ny. Annisa 25 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan baru terkena gigitan ular pada 1/3
lengan bawahnya pada 2 hari yang lalu dan pasien mengaku merasa lemas dan nyeri pada
lengan bawahnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/80 mmHg, Nadi 100x/menit,
RR 25 x/menit, T 36o C. Status lokalis pada 1/3 lengan bawah terdapat bula dan edema di
Trombositopenia
sekitar tempat digigitnya ular. Pemeriksaan laboratorium Hb 8,6, leukosit 10.000, trombosit
76.000, D-dimer 3000. Diagnosis pada pasen
Hiperkoaguabilitas (+) adalah
a. ITP hanya trombositopenia saja, etiologi : autoimun
b. DIC Akut
c. HSP palpable purpura
d. DIC kronik lab biasanya sudah normal, hanya D-dimer meningkat
e. Sepsis gangguan kesadaran, RR meningkat, TD turun
SKDI
DIC (Disseminated Intravascular Coagulation)
Proses sistemik yang ditandai dengan aktivasi berlebihan
proses koagulasi dan fibrinolisis dalam pembuluh darah
Patogenesis
1. Paparan prokoagulan (didapat dari LPS bakteri, kanker,
trauma, dll)
2. Aktivasi kaskade koagulasi
3. Fibrinolisis → menghasilkan fibrin degradation
products
4. End-organ damage → akibat hipoperfusi/perdarahan
Disseminated Intravascular Coagulation SKDI
Screening
• Bleeding time (>>) , clotting
time (>>), PT (>>), APTT (>>),
platelet count (<<),
fibrinogen (<<)
Diagnosis
• Fibrin degradation product
(FDP) (>>), D-dimer (>>), AT
III (<<)
Tn M, 50 tahun datang ke dokter dengan keluhan demam dan tidak enak badan yang
dirasakan sejak 1 bulan terakhir. Pasien diketahui sedang sakit lambung dan dalam
pengobatan rutin esomeprazole. Dari hasil pemeriksaan laboratorium di dapatkan Hb 12
g/dl, leukosit 1300, trombosit 160.000. Tidak di temukan neutrophil pada pemeriksaan
hitungLeukopenia
jenis. Apakah diagnosis yang paling tepat …. Seri granulosit
Etiologi– Obat-obatan
• Kemoterapi
• PPI (tersering omeperazole beserta s-isomernya (esomeprazole), dan
pantoprazole)
• Klozapin
• Thionamid (Methimazole, PTU)
• Sulfasalazin
• Fenitoin
SKDI
Manifestasi Klinis
– Demam mendadak
– Ulkus orofaring
– Letargi
Tatalaksana
• Menghentikan obat yang dicurigai
• Antibiotik broad spectrum → bila terjadi infeksi, lakukan kultur sebelum memulai
antibiotik
• G-CSF → untuk memacu pertumbuhan granulosit
SOAL NO.50
Seorang wanita 35 tahun datang dengan keluhan batuk dan nyeri dada sejak 2 minggu yang
lalu. Selain itu pasien memiliki keluhan gatal seluruh badan. Pasien memiliki riwayat suka
mengkonsumsi udang mentah. Pada pemeriksaan lab didapatkan gambaran eosinophilia.
Setelah dilakukan pemeriksaan mikroskopik sputum, ditemukan telur. Organisme penyebab
kelaianan pasien ini adalah…
a. Strongyloides stercolaris
b. Wuchereria bancrofti
c. Paragonismus westermani
d. Clonorchis sinensis
e. Opistorchis felineus
SOAL NO.50 SKDI
Seorang wanita 35 tahun datang dengan keluhan batuk dan nyeri dada sejak 2 minggu yang lalu.
Selain itu pasien memiliki keluhan gatal seluruh badan. Pasien memiliki riwayat suka mengkonsumsi
udang mentah. Pada pemeriksaan lab didapatkan gambaran eosinophilia. Setelah dilakukan
pemeriksaan mikroskopik sputum, ditemukan telur. Organisme penyebab kelaianan pasien ini
adalah…
a. Strongyloides stercolaris dapat menyebabkan sindrom Loeffler, pada px mikroskopik
ditemukan larva rhabditiform
b. Wuchereria bancrofti dapat menyebabkan Tropical Pulmonary Eosinophilia, tidak ditemukan
parasit pada sputum
c. Paragonismus westermani
d. Clonorchis sinensis tidak menyebabkan kelainan paru
e. Opistorchis felineus tidak menyebabkan kelainan paru
SKDI
PARASITOLOGI
SKDI
Paragonimiasis
• Trematoda jaringan paru
• Gejala GI : Demam, malaise,
diare, gatal
• Gejala paru : sesak nafas, nyeri
dada (diperparah dengan nafas
dalam atau batuk)
• Terapi : praziquantel
SKDI
Clonorchis Sinensis (Chinese Fluke)
Menyerang hepar dan vesica felea, sering menyebabkan
icterus, cholecystitis, dapat menyebabkan HCC dan
Cholangiocarcinoma.
Fasciolopsis buskii
Menyebabkan abdominal pain, chronic diarhhea, anemia,
ascites, toxemia.
Fasciola Hepatica
Demam, hepatalgia, hepatomegaly, weight loss,
hepatomegali.